Anda di halaman 1dari 7

FISIKA KESEHATAN HERU SANTOSO WAHITO NUGROHO

Bagian ke-1: Bioakustika Page 1


BIOAKUSTIKA
(Bahan Kuliah Fisika Kesehatan Bagi Mahasiswa Diploma III Kebidanan)

Oleh: Heru Santoso Wahito Nugroho, S.Kep, Ns, M.M.Kes
(site: www.medikes.webs.com email: heruswn@gmail.com
phone: 081335251726)

Referensi:

Anonymous, The Physics of Hearing, http://www.antonine-education.co.uk/Physics_A2/Options/
Module_6/Topic_3/Topic_3.htm, 2009, diakses: 08 anuari 2009.

Ingebretsen Richard J, The Physics of Human Body, Companion Manual, Physics 3110,
www.physics3110.org, 2002, diakses: 08 Januari 2009.

Gabriel JF, Fisika Kedokteran, EGC, Jakarta, 1996.

Young HD, Freedman RA, Sandin TR, Ford AL, Fisika Universitas Jilid I, Penerjemah: Juliastuti E,
Edisi X, EGC, Jakarta, 2001.

Junaedi A., Kumpulan Kuliah Fisika Kedokteran, FKUGM, Yogyakarta, 2000

Tortora G.J., Principles of Human Anatomy, Edisi IV, Harper and Row Publisher, New York, 1986.

Pendahuluan

Akustik membahas segala hal yang berhubungan dengan bunyi, sedangkan bioakustik membahas
bunyi yang berhubungan dengan makhluk hidup, terutama manusia. Tentu saja proses pendengaran
merupakan bahasan utama dari fisika bioakustik.

Hubungan antara frekuensi, kecepatan dan panjang gelombang bunyi

Bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar, namun tidak semua getaran bisa terdengar oleh telinga
manusia. Berdasarkan frekuensinya, getaran digolongkan menjadi 3, yaitu:



Gambar 1 Kemampuan penangkapan frekuensi suara oleh pendengaran manusia dan beberapa hewan

1. Infrasonik (frekuensi <20 Hz). Frekuensi ini tidak dapat ditangkap oleh indera pendengar manusia,
misalnya getaran gempa, tanah longsor dan sebagainya.
2. Sonik (frekuensi 20 Hz sampai dengan 20.000 Hz). Frekuensi ini dapat ditangkap oleh indera
pendengar manusia, misalnya suara pembicaraan, suara lonceng dan sebagainya.
3. Ultrasonik (frekuensi >20.000 Hz). Frekuensi ini tidak dapat ditangkap oleh indera pendengar
manusia, misalnya getaran yang dihasilkan oleh magnet listrik, getaran kristal piezo elektrik yang
digunakan beberapa instrumen kedokteran (USG, diatermi dll).

FISIKA KESEHATAN HERU SANTOSO WAHITO NUGROHO
Bagian ke-1: Bioakustika Page 2
Suara yang kita dengar memiliki karakter yang berbeda-beda meskipun memiliki frekuensi sama
sekalipun. Hal ini dipengaruhi oleh perubahan tekanan udara dalam gelombang bunyi. Karakter suara
yang berbeda-beda ini lazim disebut warna suara atau timbre.


Gambar 2 Warna suara dari berbagai sumber bunyi. Perhatikan setiap gelombang bunyi memiliki
frekuensi yang sama, namun memiliki warna suara yang berbeda

Hubungan antara frekuensi getaran, kecepatan perambatan bunyi dan panjang gelombang bunyi
diformulasikan sebagai berikut:

V = .f

Keterangan :
V = kecepatan perambatan bunyi dalam meter per sekon (m/s)
= panjang gelombang dalam meter (m)
f = frekuensi dalam Hertz (Hz)

Contoh:
Jika suara di udara memiliki kecepatan perambatan 340 m/s, dan frekuensinya 20 Hz, berapakah
panjang gelombang bunyi tersebut?
Diketahui: v = 340 m/s, f = 20 Hz.
Ditanyakan: .
Jawab:
. = v/fj
= 340 m/s : 20 Hz
= 17 m



Gambar 3 Ilustrasi hubungan antara panjang gelombang bunyi (17 m), frekuensi (20 Hz) dan
kecepatan (340 m/s)


Kecepatan bunyi di udara adalah 340 m/s. Jika sesuatu memiliki kecepatan melampaui kecepatan
suara di udara ini, disebut sebagai supersonik. Contohnya adalah pesawat supersonik dengan
kecepatan 2000 kilometer perjam.

Coba hitunglah kecepatan pesawat supersonik tersebut dalam satuan m/s! Jawaban dikirimkan
melalui e-mail dalam waktu maksimal 1 minggu !

FISIKA KESEHATAN HERU SANTOSO WAHITO NUGROHO
Bagian ke-1: Bioakustika Page 3
Efek Dopler

Frekuensi bunyi bisa berubah-ubah akibat perubahan jarak antara sumber bunyi dengan pendengar.
Perubahan frekuensi tersebut dipelajari dalam Efek Dopler. Ada beberapa kemungkinan yang
menyebabkan terjadinya perubahan jarak antara sumber bunyi dan pendengar yaitu sumber bunyi
bergerak mendekati atau menjauhi pendengar, pendengar bergerak mendekati atau menjauhi sumber
bunyi atau sumber bunyi dan pendengar bergerak saling mendekati atau saling menjauhi.
1. Sumber bunyi bergerak

Pendengar 1 Pendengar 2


Gambar 4 Sumber bunyi bergerak mendekati pendengar 1 dan menjauhi pendengar 2

Formula frekuensi sekarang adalah:
Untuk sumber bunyi mendekati pendengar: f = f
o .
v/(v-c)
Untuk sumber bunyi menjauhi pendengar: f = f
o .
v/(v+c)
Keterangan:
f = frekuensi sekarang
f
o
= frekuensi bunyi mula-mula
v = kecepatan perambatan bunyi di udara (340 m/s)
c = kecepatan gerakan sumber bunyi atau pendengar

2. Sumber bunyi bergerak
Pendengar 1 Pendengar 2


Gambar 5 Pendengar 1 dan pendengar 2 bergerak mendekati dan menjauhi sumber bunyi

Formula frekuensi sekarang adalah:
Untuk pendengar mendekati sumber bunyi: f = f
o .
(v+c)/v
Untuk pendengar menjauhi sumber bunyi: f = f
o .
(v-c)/v
Keterangan:
f = frekuensi sekarang
f
o
= frekuensi bunyi mula-mula
v = kecepatan perambatan bunyi di udara (340 m/s)
c = kecepatan gerakan sumber bunyi atau pendengar

Contoh:
Sebuah kendaraan ambulans mengeluarkan bunyi sirine dengan frekuensi 1000 Hz dengan kecepatan
72 km/jam mendekati pendengar 1 dan meninggalkan pendengar 2. Hitunglah frekuensi bunyi
sekarang yang didengar oleh pendengar 1 dan pendengar 2!
Diketahui:
f = 72 km/jam = (72 x 1000)/3600 m/s = 20 m/s
v = 340 m/s
f
o
= 1000 Hz
Ditanyakan: f untuk pendengar 1 (f
1
) dan f untuk pendengar 2 (f
2
)
Jawab:
f
1
= f
o .
v/(v-c)
= 1000 . 340/(340-20)
= 1062,5 Hz

f
2
= f
o .
v/(v-c)
= 1000 . 340/(340+20)
= 944 Hz
FISIKA KESEHATAN HERU SANTOSO WAHITO NUGROHO
Bagian ke-1: Bioakustika Page 4
Sama dengan soal di atas, hitunglah frekuensi sekarang, jika ambulans berhenti dan pendengar 1
mendekati ambulans dengan kecepatan 3 km/jam sementara pendengar 2 menjauhi ambulans
dengan frekuensi 2 km/jam!
Jawaban dikirimkan melalui e-mail dalam waktu maksimal 1 minggu !

Telinga dan proses pendengaran

Telinga adalah organ yang berperan menerima getaran suara. Getaran merupakan suatu gerakan
sehingga tergolong sebagai energi mekanik. Setelah energi mekanik ini diterima dan diolah di dalam
telinga, selanjutnya akan diubah menjadi energi listrik setelah diterima oleh reseptor saraf sensorik di
organon korti telinga dalam. (Lihat kuliah biolistrik pada sel saraf yang diawali perjalanannya pada
reseptor neuron sensorik).




Gambar 6 Struktur telinga sebagai organ pendengaran
(Sumber: Tortora G.J., Principles of Human Anatomy, Edisi IV, Harper and Row Publisher, New
York, 1986)

Adapun proses pengolahan getaran suara oleh telinga adalah sebagai berikut:

1. Pada telinga luar
- Aurikel (daun telinga) mengumpulkan gelombang suara untuk diteruskan ke liang telinga.
Bandingkan bentuk corong daun telinga dengan stetoskop serta bandingkan pula fungsinya.
- Meatus akustikus eksternus (liang telinga luar) yang areanya lebih sempit akan meningkatkan
intensitas suara dan diteruskan menuju telinga tengah. Bandingkan pula bentuk dan struktur
liang telinga dengan stetoskop tadi.
- Membrana timpani (gendang telinga) sebagai pembatas telinga luar dan telinga tengah
digetarkan dan menguatkan suara. Luas membrana timpani kira-kira 51 mm
2
.

FISIKA KESEHATAN HERU SANTOSO WAHITO NUGROHO
Bagian ke-1: Bioakustika Page 5
2. Pada telinga tengah
Tulang-tulang pendengaran (malleus, inkus dan stapes) menguatkan suara dengan mekanisme
gaya ungkit dan melanjutkannya menuju pembatas telinga dalam yaitu foramen ovale. Efek dari
gaya ungkit tulang pendengaran terhadap getaran suara adalah 1,3 kali. Cermati bahwa tulang-
tulang pendengaran berawal dari membrana timpani seluas 51 mm
2
dan berakhir pada foramen
ovale dengan luas kira-kira 3 mm
2
. Dengan demikian getaran suara yang masuk ke dalam telinga
mengalami amplifikasi sebesar:
51/3 x 1,3 = 22 kali


Gambar 7 Perambatan gelombang suara pada telinga tengah
(Digambar ulang berdasarkan: Anonymous, The Physics of Hearing, http://www.antonine-
education.co.uk/Physics_A2/Options/ Module_6/Topic_3/Topic_3.htm, 2009)

3. Pada telinga dalam
Telinga dalam terdiri atas kokhlea (rumah siput) dan duktus semisirkularis (saluran setengah
lingkaran). Di dalam kokhlea terdapat 3 saluran. Pertama dan kedua, skala vestibuli dan skala
timpani yang berisi cairan perilimfe, yang akan bergetar meneruskan getaran dari foramen ovale.
Selanjutnya getaran ini akan menggetarkan cairan endolimfe dan organ korti di skala ketiga (skala
media). Organ korti merupakan sel-sel rambut sebagai reseptor pendengaran. Dengan kata lain
energi mekanik berupa getaran tadi merangsang reseptor saraf sensorik pendengaran (Nervus
VIII) dan diteruskan sebagai energi listrik menuju otak untuk ditafsirkan.


Gambar 7 Perjalanan gelombang bunyi di dalam telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam
(Sumber: Tortora G.J, Principles of Human Anatomy, Edisi IV, Harper and Row Publisher, New
York, 1986)
FISIKA KESEHATAN HERU SANTOSO WAHITO NUGROHO
Bagian ke-1: Bioakustika Page 6

Respon frekuensi telinga

Telah dijelaskan pada bagian depan bahwa frekuensi suara yang terdengar oleh telinga manusia
adalah 20 sampai dengan 20.000 Hz. Pada usia muda batas atas masih 20.000 Hz, di usia
pertengahan berkurang menjadi 15.000 Hz dan pada usia lanjut menjadi 10.000 Hz. Telinga manusia
memiliki sensitifitas tertinggi pada frekuensi 3.000 Hz yang menimbulkan rasa tidak nyaman, misalnya
suara jeritan atau alarm. Penyebab dari kondisi tersebut adalah kokhlea adalah tabung dengan
panjang 2,5 cm yang tertutup di salah satu ujung.


Gambar 8 Respon frekuensi telinga
(Sumber : Anonymous, The Physics of Hearing, http://www.antonine-ducation.co.uk/Physics_A2/
Options/Module_6/Topic_3/Topic_3.htm, 2009)

Respon frekuensi telinga dikategorikan sebagai berikut:
- Pada frekuensi rendah telinga sangat tidak sensitif. Frekuensi 20 Hz membutuhkan intensitas
suara kira-kira 1 W/m
2
.
- Pada frekuensi ambang atas pendengaran, frekuensi 100 Hz membutuhkan intensitas suara
kira-kira 10
-10
W/m
2
.
- Pada frekuensi ambang bawah pendengaran, frekuensi 3000 Hz sangat menusuk.

Skala kebisingan

Kebisingan diukur dengan skala desibel (dB). Berikut ini merupakan daftar nilai kebisingan dalam
berbagai situasi dan dampak yang dapat timbul.

Level (dBA) Noise Effect
0 Ambang pendengaran
20 Denyut nadi
30 Detak jam
40 Percakapan tenang
50 Jalanan sepi
70 Hoover in a room
90 Jalanan 7 m
Pemaparan lama menimbulkan
kerusakan pendengaran
100 Kebisingan pabrik
120 Suara diskotik Batas ketidaknyamanan
140 Pesawat udara 25 m Batas nyeri
160 Rifle close to ear Merobek membrana timpani

FISIKA KESEHATAN HERU SANTOSO WAHITO NUGROHO
Bagian ke-1: Bioakustika Page 7
Kehilangan pendengaran

Kehilangan pendengaran dapat teradi akibat:
- Kerusakan mekanis akibat cedera kepala
- Penyakit (penyakit yang menghambat gerakan tulang-tulang pendengaran dapat diatasi dengan
operasi atau menggunakan alat bantu pendengaran. Penyakit yang merusak saraf menuju kokhlea
sulit diatasi)
- Terpapar pada kegaduhan secara berlebihan (Tinitus dapat terjadi setelah terpapar kegaduhan
konser rock, atau saat distress ketika tak bias tidur).
- Proses penuaan (proses penuaan menimbulkan penurunan sensitifitas terhadap suara)


Gambar 9 Perbandingan penurunan pendengaran pada usia 40 tahun antara orang normal dengan
orang yang terpapar kegaduhan
(Sumber: Anonymous, The Physics of Hearing, http://www.antonine-ducation.co.uk/Physics_A2/
Options/Module_6/Topic_3/Topic_3.htm, 2009)


Gambar 10 Perbandingan penurunan pendengaran antara orang berusia 60 tahun dengan 40 tahun
(Sumber: Anonymous, The Physics of Hearing, http://www.antonine-ducation.co.uk/Physics_A2/
Options/Module_6/Topic_3/Topic_3.htm, 2009)

Anda mungkin juga menyukai