Oleh: Jayanta Permana Hargi, S. Kep (072311101008)
1. Kasus Masa puerpenium (nifas)
2. Proses Terjadinya Masalah a. Pengertian Masa puerpenium (nifas) adalah masa setelah 2 jam post partum dan berakhir kira-kira 6-8 minggu. Akan tetapi seluruh alat genetal baru pulih kembali seperti sebelumnya ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. b. Masa nifas/ peurpenium dibagi dalam 3 periode : 1. Puerpenium dini : kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. 2. Puerpenium intermedial : kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu. 3. Remote puerpenium : waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi . Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan. c. Involusi alat-alat kandungan 1. Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil. 2. Luka jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam 6-7 hari 3. Lochea : cairan sekret yang berasal dari vagina dalam masa nifas a. Lochea rubra : berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel- sel desidua, verniks kasensa, lanuga, dan mekonium,selama 2 hari pasca persalinan. b. Lochea sanguinolenta : berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari ke 3-7 pasca persalinan. c. Lochea serosa : warna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-9 pasca persalinan d. Lochea alba : cairan putih setelah 2 minggu e. Lochea purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk f. Locheastasis : lochea tidak lancer keluarnya 4. Serviks Setelah persalinan, bentuk serviks agak menganga seperti corong berwarna merah kehitaman, konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari. 5. Payudara a. Keluar kolostrum b. Hiperpigmentasi areola mamae c. Buah dada agak bengkak dan membesar 6. Perineum Bila dilakukan episiotomy akan terjadi nyeri pada luka diperineum, menyebabkan ibu takut BAB dan perih saat kencing d. Perawatan Nifas 1. Mobilisasi Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring-miring ke kanan dan kiri untuk mencegah terjadinya thrombosis dan tromboemboli. Pada hari ke-1 diperboleh duduk dan jalan-jalan dan hari ke-2 sudah diperbolehkan pulang. 2. Diet Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori, sebaiknya makan-makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan. 3. Miksi Hendaknya kencing dilakukan sendiri akan secepatnya. Bila kandung kemih penuh dan sulit tenang, sebaiknya dilakukan kateterisasi. 4. Defekasi Buang air besar, harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila sulit buang air besar dan terjadi obstipasi dapat diberikan laksatif peroral atau per rektal 5. Perawatan payudara a. Dimulai sejak wanita hamil supaya paling susu lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayi b. Dianjurkan sekali supaya ibu menyusukan bayinya karena sangat baik untuk kesehatan bayinya.
6. Laktasi Disamping ASI merupakan makanan utama bayi, menyusui bayi sangat baik untuk menggambarkan rasa kasih sayang antara ibu dan anak. 7. Dianjurkan untuk mengambilan cuti hamil 8. Pemeriksaan pasca persalinan a. Pemeriksaan umum : TD, nadi, keluhan, dll b. Keadaan umum : suhu, selera makan, dll c. Payudara : ASI, putting susu d. Dinding perut : perineum, kandung kemih, rectum e. Sekret yang keluar misalnya lochea, flour albus 9. Nasehat untuk ibu post natal a. Sebaiknya bayi disusui b. Bawakan bayi untuk imunisasi c. Lakukanlah KB
3. Pohon Masalah, Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji a. Pohon masalah
Masa Nifas Pengeluaran darah dan jaringan nekrotik (Lochea) Risiko kekurangan cairan Robekan Perinium Adanya port entry kuman Risiko Infeksi Rusak jaringan Penurunan lahan energi Kelemahan pada ibu Defisit perawatan diri Ansietas Nyeri Perubahan status kesehatan b. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji 1) Keluhan Utama 2) Sakit perut, perdarahan, nyeri pada luka jahitan 3) Riwayat Kehamilan 4) Umur kehamilan serta riwayat penyakit menyetai 5) Riwayat Persalinan a. Tempat persalinan b. Normal atau terdapat komplikasi c. Keadaan bayi d. Keadaan ibu 6) Riwayat Nifas yang Lalu a. Pengeluaran ASI lancar/tidak b. BB bayi c. Riwayat ber KB/tidak 7) Pemeriksaan Fisik a. Keadaan umum pasien b. Abdomen c. Saluran cerna d. Alat kemih e. Lochea f. Vagina g. Perinium dan rectum h. Ekstremitas i. Kemampuan perawatan diri 8) Pemeriksaan psikososial a. Respon dan persepsi keluarga b. Status psikologis ayah, respon keluarga terhadap bayi
4. Diagnosa Keperawatan a. Nyeri akut berhubungan dengan rusaknya jaringan pada perineum b. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan akibat robekan perineum c. Risiko infeksi berhubungan dengan adanya port entry kuman pada perineum d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik ibu e. Anseitas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
5. Rencana Tindakan Keperawatan No Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan 1. Nyeri akut berhubungan dengan rusaknya jaringan pada perineum 1. Kontrol Nyeri 1. Pasien mampu melakukan control nyeri dengan tindakan non- analgesik 2. Pasien mampu untuk mengkontrol nyeri 1. Kaji karakteristik nyeri dari precipitating, quality, region, severity, dan time (PQRST) 2. Observasi respon non- verbal pasien 3. Kaji keyakinan pasien terhadaprasa nyeri yang dirasakan 4. Ciptakan suasana lingkungan yang tenang 5. Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam 2 Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan akibat robekan perineum
Hidrasi 1. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal 2. Tidak ada tanda dehirasi, elastisitas tugor baik
1. Monitor status hidrasi 2. Monitor TTV 3. Monitor masukan makanan dan cairan dan hitung intake kalori harian 4. Monitor status nutrisi 5. Kolaborasi pemberian cairan infuse 6. Kolaborasi pemebrian transfusi darah 3 Risiko infeksi berhubungan dengan adanya port entry kuman pada perineum Control infeksi 1. Pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi 2. Mendeskripsikan proses penularan penyakit, factor yang mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya, 3. Menunjukkan 1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain 2. Pertahankan teknik isolasi 3. Batasi pengunjung bila perlu 4. Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi 4. Jumlah leukosit dalam batas normal 5. Menunjukkan perilaku hidup sehat berkunjung meninggalkan pasien 5. Gunakan sabun antiseptik untuk cuci tangan 6. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan kperawatan 7. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung 8. Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat 9. Tingktkan intake nutrisi 10. Berikan terapi antibiotik bila perlu 4 Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik ibu Pemenuhan kebutuhan sehari-hari 1. Pasien terbebas dari bau badan 2. Menyatakan kenyamanan terhadap kemampuan untuk melakukan ADLs 3. Dapat melakukan ADLS dengan bantuan 1. Monitor kemempuan pasien untuk perawatan diri yang mandiri. 2. Monitor kebutuhan pasien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan. 3. Sediakan bantuan sampai pasien mampu secara utuh untuk melakukan self- care. 4. Dorong pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki. 5. Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan ketika pasien tidak mampu melakukannya. 6. Ajarkan pasien/ keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya jika pasien tidak mampu untuk melakukannya. 7. Berikan aktivitas rutin sehari- hari sesuai kemampuan. 8. Pertimbangkan usia pasien jika mendorong pelaksanaan aktivitas sehari-hari. 5 Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan Mengkontrol cemas 1. Pasien mampu mampu mengidentifikasi gejala cemas 2. TTV dalam batas normal 1. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur 2. Identifikasi tingkat kecemasan 3. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan 4. Identifikasi persepsi pasien terhadap strees 5. Temani pasien dalam memenuhi rasa aman dan nyaman. 6. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaannya 7. Gunakan pendekatan yang menyenangkan
Daftar Pustaka
Bobak, L. J. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta: EGC Dochterman, Joaene. 2008. Nursing Interventions Classification. United Stated: Mosby Manjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius. Mooerhad, Sue. 2008. Nursing Outcome Classification. United Stated: Westline Industrical Drive Nurarif dan Kusuna. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA. Yogyakarta: Media Action Potter, Patricia A. Dan Anne Griffin Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta : EGC.