Anda di halaman 1dari 11

PENDAFTARAN TANAH DALAM

MENUNJANG PERENCANAAN FISIK


Nama Anggota :
Agung Prastyo Nugroho (11/313609/TK/37970)
Bayu Murti Wijayanto (11/319018/TK/38156)
Muhammad Aulia Adhyawan (11/318958/TK/38108)
Raymond Simamora (11/314243/TK/38058)
Adib Muhammad Shodiq (11/319033/TK/38170)
Wahyu Hidayat (11/318177/TK/38102)
Fauzi Antoni (11/318981/TK/38128)
Ardyanto Dito Prayogo (11/312971/TK/37735)
SENGKETA LAHAN PLTA DENGAN MASYARAKAT
PEMILIK LAHAN DI ACEH TENGAH
LATAR BELAKANG
TUJUAN
KESIMPULAN
KASUS
PEMBAHASAN
SARAN

Latar Belakang
Pendaftaran/Pengadaan tanah mempunyai peran
penting dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia
Lembaga pendaftaran tanah sebagai lembaga
pelayanan masyarakat dalam penunjang Hak atas Tanah.
Hak atas tanah dibukukan dalam buku tanah dan
diterbitkan sertipikat sebagai tanda bukti pemilikan
tanahnya. Dalam konstitusi RI (UUD RI 1945) tepatnya
Pasal 33 Ayat (3) disebutkan bahwa :
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat

Tujuan
- Mengetahaui faktor yang menyebabkan terhambatnya
proses pembangunan infrastruktur di
lahan proyek PLTA Aceh Tengah terkait pendaftaran
tanah.
- Mengetahui peran lembaga terkait dalam menyelesaikan
permasalahan tersebut.
- Mengetahui solusi agar proses pembangunan
infrastruktur di Indonesia dapat berjalan lancar.


Pembahasan
Pengembangan infrastruktur dalam suatu
negara adalah suatu keharusan yang wajib
dilakukan karena kemajuan suatu negara
tergantung dari perkembangan infrastrukturnya,
semakin baik perkembangan infrastruktur dalam
negara tersebut maka negara tersebut dapat
dikatakan sebagai negara maju.



Hal ini dapat terjadi dikarenakan beberapa
faktor yang menghambat proses pembangunan
infrastruktur di Indonesia antara lain kurangnya
sosialisasi pemerintah terkait pembangunan
infrastruktur, penyalahgunaan dana pembangunan
dan terkait pembebasan lahan.
Kasus
Pada pembangunan PLTA di Aceh Tengah
terkendala oleh proses pembebasan lahan yang
diberitakan adanya pihak-pihak yang melakukan
pembebasan liar di kecamatan silih nara Kabupaten Aceh
tengah.
Hal ini di buktikan dengan adanya dugaan atas
munculnya nama nama lain sebagai pemilik tanah
dan munculnya surat baru disaat menjelang
pencairan dana pelepasan hak dari pihak PLTA ,dengan
luas area bervariasi ,dan proses pengukuran lahan yang di
lakukan tanpa melibatkan panitia bidang pengukuran yang
resmi dari BPN Kabupaten Aceh Tengah.



Dalam pembangunan infrastruktur di lahan PLTA
Aceh tengah mengalami beberapa kendala. Kendala-
kendala yang terjadi di Aceh Tengah tersebut diantaranya
dikarenakan adanya dugaan surat-surat yang dipalsukan
menjelang pemberian dana ganti rugi kepada warga
masyarakat yang lahannya digunakan oleh pihak PLTA.


Kesimpulan
Pembangunan infrastruktur secara umum di Indonesia
masih terhambat dengan sering terbentur pada masalah
sengketa lahan yang kurang jelas kepemilikan dan
batas-batasnya.
Pendaftaran tanah menunjang pembangunan fisik di
Indonesia.

Saran
Sebaiknya Pemerintah Indonesia dan
Lembaga - lembaga terkait lebih memberikan
perhatian khusus dalam pemberian kepastian
hukum agar dalam pembangunan infrastuktur di
Indonesia tidak terjadi kerancuan yang disebabkan
oleh sengketa lahan yang kepemilikannya tidak
jelas.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai