134 263 1 SM
134 263 1 SM
Dimana :
Wf = kapasitas bahan bakar
Ho = heat output boiler
HHV = High Heating Value (nilai panas
pembakaran tinggi) = 10951,245 Btu/lb
= efesiensi
Pada reaksi pembakaran tiap satu lb bahan
bakar kayu adalah :
- pembakaran karbon (C)
- pembakaran hydrogen (H)
- pembakaran unsur sulfur (S)
Sehingga dari reaksi tersebut maka O2 yang
diambil dari udara untuk pembakaran bisa
dihitung.
Kapasitas udara pembakaran dihitung
dengan rumus :
WA = Wa . Wf
Dimana :
WA = kapasitas udara pembakaran (lb/jam)
Wa = kebutuhan udara teoritis
Wf = kapasitas bahan bakar (lb/jam)
Energi panas dilepaskan diruang bakar (Qp)
diperoleh dari pendekatan berikut :
Qp = S x s
Dimana :
S = kapasitas ketel uap
s = perbedaan enthalpy uap dan enthalpy
air pengisian ketel uap
Volume ruang bakar (V) :
V = B x LHV/qb
Dimana :
B = laju konsumsi bahan bakar
LHV = low heating value (nilai panas
pembakaran rendah) (KJ/kg)
Qb = beban pemanasan ruang pembakaran
(KJ/hm3)
Luas bidang pemanas (F) :
F = Q / k {( T api / 100)4 ( T pipa / 100)4}
Dimana :
K = koofisien perpindahan panas
T api = temperature api (K)
T pipa = temperature pipa (K)
Dari perhitungan rumusan di atas maka
diperoleh spesifikasi utama ketel uap.
Sirkulasi dan bidang pemanas.
Sirkulasi air atau uap adalah pergerakan air,
uap maupun campuran air dan uap melalui
pipa api / dinding drum luar lorong api yang
dipanaskan (bidang pemanas) untuk
menyerap panas dari pipa/dinding pemanas
pada suatu tingkat tertentu sehingga dapat
mencegah temperature pipa yang berlebihan
atau perbedaan temperature yang dapat
menyebabkan tegangan/stress pipa logam
ataupun mencegah korosi.
Sirkulasi yang baik merupakan hal yang
sangat penting dalam pengoperasian segala
jenis ketel uap. Ketel uap tidak dapat
beroperasi dengan baik bila sirkulasinya
kurang lancer. Sirkulasi air dan uap ini dapat
berlangsung secara alamiah dan secara
buatan yaitu dengan menggunakan pompa.
Bidang pemanas adalah suatu bidang yang
menyerap/menerima panas dari hasil
pembakaran burner sebagai alat pemindah
panas kepada fluida air. Alat pemindah
panas dapat berupa pipa air dan pipa api.
Perpindahan panas pada bidang pemanas
dengan 3 cara yaitu secara konduksi
(hantaran), konveksi (aliran) dan radiasi
(pancaran).
Air pengisian ketel.
Air pengisian ketel dipompakan dari luar
masuk ke dalam ketel dengan menggunakan
pompa air pengisian ketel (boiler feed pump)
dari tekanan > 2 bar hingga mencapai
tekanan kerja P bar di dalam ketel.
Sebaiknya air yang digunakana adalah air
bersih dan sudah mengalami pelunakan
dengan tingkat keasaman ph netral. Sumber
air yang bisa digunakan adalah adalah air
sumur, air sungai, air hujan dan lain-lain.
Peralatan assesori.
Alat-alat assesori terdiri dari alat ukur
tekanan (manometer), pengatur permukaan
air (gelas penduga), kran pengisi, kran
pembuang, kran pengaman, peluit
pengaman, dan lain-lain. Peralatan assesori
ini sangat diperlukan dalam operasional
ketel uap agar kerja ketel yang diinginkan
dapat tercapai dalam operasional yang aman.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil perhitungan rumusan diatas, maka
diperoleh spesifikasi unit boiler yang
dirancang sebagai berikut :
- Tipe boiler : pipa api
- Kapasitas uap : 0,3 ton/jam
- Temperature dan tekanan uap operasi :
120 C; 1,5 2,0 barg
- Dimensi ukuran badan ketel :
Diamtere dalam : 1192 mm
Diameter luar : 1294 mm
Panjang ketel : 2956 mm
Bahan dinding ketel: carbon steal SA-299
Bahan isolasi : asbes
Air pengisian : manual
Diameter dalam lorong api : 914 mm
Diameter luar lorong api : 944 mm
Diameter pipa api : 53 mm
Gambar konstruksi pandangan depan :
Keterangan :
1. Drum ketel
2. Lorong api
3. Pipa api
KESIMPULAN
1. Unit boiler cukup efisien dengan
capaian efesiensi thermal 75 -85 %
2. Konstruksi sederhana sehingga
mudah perawatannya.
3. Unit boiler cukup baik untuk dapat
menggantikan peralatan proses pada
industry pengolahan pangan,
manisan / asinan buah, pengolahan
tahu tempe, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Asme, 1983, Boiler and pressure Vessel Code.
Babcock and Wilcox, 1960, Steam Its Generation and Use, New York.
Djoko Setyarjo,M.J, 1987, Ketel Uap, Edisi Pertama, PT.Pradnya Paramita, Jakarta.
Filipo Harahap, 1983, Thermodinamika Teknik, Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Holman,J.P., 1946, Heat Transfer, First, Edition, Mc.Graw Hill Book Company Inc, New York.
Siregar,H.P, 2005, Rancang Bangun Ketel Uap/Boiler Menggunakan Burner Minyak Tanah
untuk Industri Kecil Menengah, Prosiding Seminar Nasional Rekayasa Teknologi Industri
dan Informasi STTNAS Yogyakarta.
1
3
2
Siregar,H.P, 2001, Pengembangan Ketel Uap untuk Industri Kecil, Prosiding Seminar Nasional
Peran Teknologi Informasi dalam pengembangan Usaha Kecil Menengah, Forum
Komunikasi Teknologi Tepat Guna Jawa Timur, Surabaya.
Surbakti,B.M, 1985, Pesawat Tenaga Uap I, Mutiara Solo, Solo.
Syamsir A.Muin, 1988, Pesawat-Pesawat Konversi Energi I (Ketel Uap), CV.Rajawali, Jakarta.
Tambunan, ESM, 1984, Ketel Uap, Karya Agung, Jakarta.