Anda di halaman 1dari 20

Nisa Nur Asyah

Nurhomsyah
Pujyah
Pendahuluan
Jika kita mau melihat sejarah perekonomian
Indonesia, kita harus melihat seperti apa dan
bagaimana ekonomi Indonesia pada masa lampau.
Industri belum menjadi sesuatu yang penting, karena
berbagai keterbatasan dan kekurangan. Perekonomian
hanya terfokus pada pertanian, baru sejak pemerintah
Orde Baru bergulir, industri mulai digolongkan menski
mendatangkan tenaga ahli dari luar.
Kota-kota di Indonesia waktu itu mulai
berkembang dang kegiatan-kegiatan perdagangan mulai
pesat. Ketika permintaan bahan-bahan pokok di psaran
melonjak pada dekade 70-an, mau tidak mau hal itu
mendorong bangsa Indonesia untuk terjun dalam
bidang industri. Pemerintah merasa dengan
perindustrian, distribusi barang semakin cepat. Selain
itu, produksi barang meningkat.

Berbeda dengan industrialisasi di Eropa, mereka
tidak maju dan berkembang jauh lebih lama dari kita.
Sejak revolusi industri di Inggris, mereka berkembang
pesat. Banyak perubahan di Eropa, baik dari segi politik,
ekonomi, sosial dan budaya. Ilmu pengetahuan dan
teknologi mengalami banyak kemajuan. Bahkan negara-
negara di Eropa pun telah mengembangkan industri,
dengan kata lain jangkauan mereka lebih luas.
Untuk saat ini, pengembangan industri di
Indonesia cukup baik. Telah ada kerja sama yang
terorganisir dengan baik dengan pihak luar. Mereka
(pihak asing) banyak menanamkan modalnya di
Indonesia. Investasi asing itu membantu kelanjutan
ekonomi dan perdagangan serta industrinya. Baik indutri
di bidang manufaktur ataupun industri-industri lain,
seperti industri pariwisata, industri
pertambangan/penggalian, dan lain-lain.

Menurut klasifikasi Jean Fourastie, sebuah ekonomi terdiri
dari 3 bagian. Bagian pertama terdiri dari produksi komoditas
(pertanian, peternakan, ekploitasi sumber daya mineral). Bagian
kedua proses produksi barang untuk dijual dan bagian ketiga
sebagai industri layanan. Proses Industrialisasi didasarkan pada
perluasan bagian kedua yang kegiatan ekonominya didominasi
oleh kegiatan bagian pertama.
Revolusi Industri pertama terjadi pada pertengahan abad ke 18
sampai awal abad ke 19 di daerah Eropa Barat, Amerika Utara,
dimulai pertama kali di Inggris. Revolusi Industri kedua terjadi
pada pertengahan abad ke 19 setelah penemuan mesin uap, listrik,
mesin pembakaran dalam (tenaga fosil) dan pembangunan kanal
kanal, rel kereta api sampai ke tiang listrik.

Industrialisasi adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi yang
merubah sistem pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat industri.
Industrialisasi juga bisa diartikan sebagai suatu keadaan dimana masyarakat
berfokus pada ekonomi yang meliputi pekerjaan yang semakin beragam
(spesialisasi), gaji, dan penghasilan yang semakin tinggi. Industrialisasi adalah
bagian dari proses modernisasi dimana perubahan sosial dan perkembangan
ekonomi erat hubungannya dengan inovasi teknologi.
Dalam Industrialisasi ada perubahan filosofi manusia dimana manusia
merubah pandangan lingkungan sosialnya menjadi lebih kepada rasionalitas
(tindakan didasarkan atas pertimbangan, efisiensi, dan perhitungan, tidak lagi
mengacu kepada moral, emosi, kebiasaan atau tradisi). Menurut para peniliti
ada faktor yang menjadi acuan modernisasi industri dan pengembangan
perusahaan. Mulai dari lingkungan politik dan hukum yang menguntungkan
untuk dunia industri dan perdagangan, bisa juga dengan sumber daya alam
yang beragam dan melimpah, dan juga sumber daya manusia yang cenderung
rendah biaya, memiliki kemampuan dan bisa beradaptasi dengan pekerjaannya.
Negara pertama yang melakukan industrialisasi adalah Inggris ketika
terjadirevolusi industri di abad ke 18. Pada akhir abad ke 20, Negara di Asia
Timur telah menjadi bagian dunia yang paling banyak melakukan industrialisasi.
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan
mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi
barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya, termasuk kegiatan
rancang bangun dan perekayasaan industri. Dengan demikian, industri
merupakan bagian dari proses produksi. Bahan-bahan industri diambil
secara langsung maupun tidak langsung, kemudian diolah, sehingga
menghasilkan barang yang bernilai lebih bagi masyarakat. Kegiatan
proses produksi dalam industri itu disebut dengan perindustrian.
Sebagai negara agraris, peranan industri dalam perekonomian
Indonesia dengan sejarah perkembangannya tidaklah begitu amat
berarti. Di zaman dahulu, kalaupun beberapa penduduk menggunakan
industri kerajinan sebagai salah satu mata pencaharian. Peranannya
hanya sekedar untuk tambahan penghasilan atau pekerjaan sambilan.
Biasanya malah lebih berupa kerajinan yang bertendensi artistik
daripada kewiraswastaan; atau lebih berupa aspek kerja budaya
daripada komersial.


Dalam Revolusi Hijau menyebabkan upaya
untuk melakukan modernisasi yang berdampak pada
perkembangan industrialisasi yang ditandai dengan
adanya pemikiran ekonomi rasional. Pemikiran
tersebut akan mengarah pada kapitalisme.
Dengan industrialisasi juga merupakan proses
budaya dimana dibagun masyarakat dari suatu pola
hidup atau berbudaya agraris tradisional menuju
masyarakat berpola hidup dan berbudaya masyarakat
industri. Perkembangan industri tidak lepas dari
proses perjalanan panjang penemuan di bidang
teknologi yang mendorong berbagai perubahan dalam
masyarakat.

1. Meningkatkan perkembangan jaringan informasi,
komunikasi, transportasi untuk memperlancar
arus komunikasi antarwilayah di Nusantara.
2. Mengembangkan industri pertanian
3. Mengembangkan industri non pertanian terutama
minyak dan gas bumi yang mengalami kemajuan
pesat.
4. Perkembangan industri perkapalan dengan
dibangun galangan kapal di Surabaya yang
dikelola olrh PT.PAL Indonesia.
5. Pembangunan Industri Pesawat Terbang
Nusantara(IPTN) yang kemudian berubah
menjadi PT. Dirgantara Indonesia.
6. Pembangunan kawasan industri di daerah Jakarta,
Cilacap, Surabaya, Medan, dan Batam.
7. Sejak tahun 1985 pemerintah mengeluarkan
kebijakan deregulasi di bidang industri dan
investasi.
Faktor-faktor pembangkit industri
di Indonesia, antara lain:
Struktur organisasi
Dilakukan inovasi dalam jaringan institusi pemerintah dan swasta yang
melakukan impor. Sebagai pihak yang membawa,mengubah,
mengembangkan dan menyebarluaskan teknologi.

2. Ideologi
Perlu sikap dalam menentukan pilihan untuk mengembangkan suatu
teknologi apakah menganut tecno-nasionalism,techno-globalism, atau
techno-hybrids.

3. Kepemimpinan
Pemimpin dan elit politik Indonesia harus tegas dan cermat dalam
mengambil keputusan. Hal ini dimaksudkan untuk mengembalikan
kepercayaan pasar dalam negeri maupun luar negeri.

Faktor-faktor yang menjadi penghambat
industri di indonesia meliputi
1. Keterbatasan teknologi
Kurangnya perluasan dan penelitian dalam bidang teknologi
menghambat efektifitas dan kemampuan produksi.
2. Kualitas sumber daya manusia
Terbatasnya tenaga profesional di Indonesia menjadi penghambat untuk
mendapatkan dan mengoperasikan alat alat dengan teknologi terbaru.
3. Keterbatasan dana pemerintah
Terbatasnya dana pengembangan teknologi oleh pemerintah untuk
mengembangkan infrastruktur dalam bidang riset dan teknologi
Tujuan Industrialisasi di Indonesia
Tercapainya efisiensi
dan efektivitas kerja.
2. Banyaknya tenaga kerja
terserap ke dalam sektor-
sektor industri.
3. Terjadinya perubahan pola-
pola perilaku yang lama menuju
pola-pola perilaku yang baru
yang bercirikan masyarakat
industri modern diantaranya
rasionalisasi.
4.Meningkatnya pendapatan
per kapita masyarakat di
berbagai daerah khususnya di
kawasan industri.
5. Menigkatnya kebutuhan
masyarakat yang memanfaatkan
hasil-hasil industri baik pangan,
sandang, maupun alat-alat untuk
mendukung pertanian dan
sebagainya.
3. Kondisi dan struktur awal ekonomi
dalam negeri/meningkatnya
kebutuhan masyarakat.
1. Kemampuan
Teknologi
dan inovasi.
2. Laju pertumbuhan
pendapatan Nasional
per kapita meningkat.


Positif
Dampak positif industrialisasi
adalah tercapainya efisiensi
dan efektifitas kerja
Negatif
Dampak negatif dari
industrialisasi adalah
Munculnya kesenjangan
sosial dan ekonomi
yang ditandai oleh
kemiskinan serta
Munculnya patologi
sosial (penyakit sosial)
seperti kenakalan
remaja dan kriminalitas.
Dampak pencemaran industrialisasi dapat
diklasifikasikan dalam bermacam-macam bentuk
menurut pola pengelompokannya.
mengelompokkan pecemaran atas dasar
1. Bahan pencemar yang menghasilkan bentuk
pencemaran biologis, kimiawi, fisik, dan budaya.
2. Pengelompokan menurut medium lingkungan
menghasilkan bentuk pencemaran udara, air, tanah,
makanan, dan sosial.
3. Pengelompokan menurut sifat sumber menghasilkan
pencemaran dalam bentuk primer dan sekunder.

Anda mungkin juga menyukai