ANALISIS PERJANJIAN INTERNASIONAL YANG DIRESERVASI OLEH INDONESIA
KONVENSI INTERNASIONAL PERNGHAPUSAN SEGALA BENTUK DISKRIMINASI
RASIAL
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Perjanjian Internasional
Pengajar: Yasniar Rahmawati, SH., MH.
Oleh: Anjani Anandito Asri 125010100111007
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS HUKUM 2013
Konvensi Internasional Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial Badan Pengawas : Committee on the Elimination of Racial Discrimination (CERD) Diratifikasi : 25-Jul-1999 Instrumen nasional : UU No. 29 Tahun 1999 Reservasi : Reservasi Pasal 22
Pasal 22 Sengketa antara dua atau lebih Negara Pihak yang berkenaan dengan penafsiran atau penerapan. Konvensi ini, yang tidak terselesaikan melalui negosiasi atau prosedur yang secara tegas ditentukan dalam Konvensi ini, atas permintaan pihak yangbersengketa bisa diajukan ke depan Mahkamah Internasional untuk mendapat keputusan, kecuali pihak- pihak yang berselisih menyetujui suatu cara lain untuk menyelesaikannya.
YANG DIRATIFIKASI OLEH INDONESIA MENJADI : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 29 TAHUN 1999 (29/1999) TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL CONVENTION ON THE ELIMINATION OF ALL FORMS OF RACIAL DISCRIMINATION 1965 (KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENGHAPUSAN SEGALA BENTUK DISKRIMINASI RASIAL 1965) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.
Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 adalah negara hukum yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta menjamin semua warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum, sehingga segala bentuk diskriminasi rasial harus dicegah, dan dilarang; b. bahwa bangsa Indonesia sebagai bagian masyarakat internasional menghormati, menghargai, dan menjunjung tinggi prinsip dan tujuan Piagam Perserikatan Bangsa- Bangsa serta Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia; c. bahwa Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam sidangnya pada tanggal 21 Desember 1965 telah menerima secara baik International Convention on the Elimination of All Forms of Racial discrimanation (Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk diskriminasi Rasial) dengan Resolusi 2106A (XX); d. bahwa Konvensi tersebut pada huruf c mengatur penghapusan segala bentuk pembedaan, pengucilan, pembatasan atau preferensi yang didasarkan pada ras, warna kulit, keturunan, asal-usul kebangsaan atau etnis yang mempunyai tujuan atau akibat meniadakan atau menghalangi pengakuan, perolehan atau pelaksanaan pada suatu dasar yang sama tentang hak asasi manusia dan kebebasan mendasar di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, atau bidang kehidupan umum lainnya; e. bahwa Konvensi tersebut pada dasarnya tidak bertentangan dengan Pancasila, Undang- Undang Dasar 1945 dan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia serta selaras dengan keinginan bangsa Indonesia untuk secara terus menerus menegakkan dan memajukan pelaksanaan hak asasi manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, c, d dan e perlu membentuk Undang-undang tentang Pengesahan Internasional Convention of the Elimination of All Forms of Racial Discrimination 1965 (Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial 1965);
Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 11, Pasal 20 ayat (1), dan Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945; 2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia; *11181 Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
ANALISIS : Diskriminasi rasial adalah pembedaan, pelarangan, pembatasan atau pengutamaan apa pun yang didasarkan pada ras, warna kulit, asal usul keturunan, bangsa atau etnis yang mempunyai tujuan atau akibat meniadakan atau menghalangi pengakuan, perolehan atau pelaksanaan pada suatu tumpuan yang sama akan hak-hak asasi manusia dan kebebasan- kebebasan dasar di setiap bidang politik, ekonomi, sosial, budaya atau bidang kehidupan umum yang lain. Para Negara Peserta mengutuk diskriminasi rasial dan berusaha mengejar, dengan semua sarana yang tepat dan tanpa penundaan, suatu kebijakan menghapuskan diskriminasi rasial dalam semua bentuknya dan meningkatkan pengertian di antara semua ras, dan untuk tujuan ini : a) masing-masing Negara Peserta berusaha untuk sama sekali tidak terlibat dalam tindakan atau praktik diskriminasi rasial terhadap orang, kelompok orang, atau lembaga dan untuk menjamin bahwa semua penguasa Negara dan lembaga Negara, nasional dan lokal, harus bertindak sesuai dengan kewajiban ini; b) masing-masing Negara Peserta berusaha tidak mensponsori, mempertahankan atau mendukung diskriminasi rasial oleh orang atau organisasi mana pun; c) masing-masing Negara Peserta akan mengambil tindakan-tindakan yang efektif untuk meninjau kembali kebijakan pemerintah, nasional dan lokal, dan untuk mengamandemenkan, menunda atau membatalkan undang-undang dan pengaturan-pengaturan apa pun yang mempunyai akibat menciptakan atau mengabadikan diskriminasi rasial, di mana pun dia berada; d) masing-masing Negara Peserta akan melarang dan mengakhiri, dengan semua sarana yang tepat, termasuk perundang-undangan sebagaimana yang dibutuhkan oleh keadaan, diskriminasi rasial oleh orang-orang, kelompok atau organisasi apa pun; e) masing-masing Negara Peserta berusaha untuk mendorong, apabila tepat, organisasi pemersatu multirasial dan pergerakan-pergerakan dan sarana-sarana lain yang menghapus hambatan-hambatan di antara ras dan tidak mendorong apa pun yang cenderung memperkuat pembagian ras.
Menurut Pasal 22 Konvensi memperbolehkan Negara Pihak untuk mengajukan pensyaratan terhadap kewenangan Mahkamah Internasional (International Court of Justice) untuk menyelesaikan sengketa. Pensyaratan (Reservation) terhadap Pasal 22 diajukan berdasarkan prinsip untuk tidak menerima kewajiban mengajukan persengketaan kepada Mahkamah Internasional, kecuali dengan kesepakatan Negara Pihak yang bersengketa. Apabila terjadi perbedaan penafsiran terhadap terjemahannya dalam bahasa Indonesia maka yang berlaku adalah naskah asli Konvensi dan Pensyaratan terhadap Pasal 22 dalam bahasa Inggris.