OBAT YANG MEMILIKI EFEK ADVERSE DRUG REACTION ( ADR )
DAN INTERAKSI OBAT DENGAN MAKANAN, OBAT DENGAN OBAT
Disusun oleh : ERINE FEBRIAN (1101027)
Dosen Pembimbing : Septi Muharni ,M.Farm, Apt
PROGRAM STUDI S-I FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU YAYASAN UNIVERSITAS RIAU 2013
ADVERSE DRUG REACTION ( ADR )
Beberapa definisi telah dikemukakan untuk adverse drug reaction. WHO 1972, ADR adalah setiap efek yang tidak diinginkan dari obat yang timbul pada pemberian obat dengan dosis yang digunakan untuk profilaksis, diagnosis dan terapi. FDA, 1995. ADR didefinisikan sebagai efek yang tidak diinginkan yang berhubungan dengan penggunaan obat yang timbul sebagai bagan dari aksi farmakologis dari obat yang kejadiannya mungkin tidak dapat diperkirakan Laurence, 1998. ADR adalah efek yang membahayakan atau tidak mengenakkan yang disebabkan oleh dosis obat yang digunakan sebagai terapi (atau profilaksis atau diagnosis) yang mengharuskan untuk mengurangi dosis atau menyetop pemberian dan meramalkan adanya bahaya pada pemberian selanjutnya. Edward dan Aronson, 2000, ADR adalah reaksi yang berbahaya atau tidak mengenakkan akibat penggunaan produk medis yang memperkirakan adanya bahaya pada pemberian berikutnya sehingga mengharuskan pencegahan, terapi spesifik, pengaturan dosis atau penghentian obat.
BEBERAPA OBAT YANG MEMILIKI EFEK ADR Obat NSAID ( piroksikam, natrium diklofenak, asam mefenamat, ibuprofen dan aspirin ) Penggunaan NSAID dapat meningkatkan insiden terjadinya perdarahan dan perforasi pada saluran pencernaan bagian atas. Faktor risiko terjadinya perdarahan saluran cerna pada penggunaan NSAID adalah usia lanjut, riwayat tukak lambung dan perdarahan saluran cerna, serta penggunaan bersama kortikosteroid. Oleh karena itu NSAID harus digunakan dengan hati-hati pada pasien usia lanjut terutama yang mempunyai faktor risiko lain. Penyesuaian dosis mungkin diperlukan pada pasien usia lanjut dan dianjurkan menggunakan dosis terendah yang masih efektif bagi pasien. Dalam suatu meta analisis didapatkan bahwa piroksikam mempunyai risiko relatif tertinggi dari terjadinya komplikasi saluran pencernaan. Ibuprofen dosis rendah mempunyai risiko relatif yang rendah tetapi risiko ini meningkat pada penggunaan dosis besar. NSAID lain yang mempunyai risiko besar bagi terjadinya perdarahan saluran pencernaan adalah azapropazon dan ketoprofen. Obat Hipoglikemia oral Obat hipoglikemi oral yang menyebabkan ADR pada adalah glibenklamid, dan kombinasi glibenklamid dengan metformin. Glibenklamid merupakan obat hipoglikemi oral golongan sulfonylurea yang mempunyai waktu kerja yang panjang. Efek samping yang lazim ditemukan pada penggunaan obat golongan sulfonilurea adalah terjadinya hipoglikemi. Pada penelitian yang mengkaji 57 laporan kasus hipoglikemi akibat penggunaan glibenklamid tercatat bahwa 20% kejadian hipoglikemi terjadi pada satu bulan pertama penggunaannya. Terdapat 24 pasien mengalami hipoglikemi hingga 72 jam. Kejadian yang fatal tidak hanya didapatkan pada pasien yang menggunakan dosis tinggi (median 10 mg/hari) tetapi juga pada dosis kecil (2,5-5 mg/hari). Faktor independen yang merupakan risiko terjadinya hipoglikemi yang serius adalah riwayat strok sebelumnya dan adanya gangguan jantung pada pasien. Faktor lain yang mempunyai kontribusi terhadap kejadian hipoglikemi adalah penurunan fungsi ginjal, asupan pasien yang kurang, diare, konsumsi alkohol dan adanya interaksi dengan obat lain. (Merry Christianie dkk, 2008). Mengingat waktu kerjanya yang panjang maka penggunaan glibenklamid pada usia lanjut sebaiknya dihindari. Penggunaan sulfonilurea yang mempunyai waktu kerja yang lebih pendek seperti gliklazid, glikuidon, dan glipizid lebih dianjurkan untuk pasien yang berusia lanjut. Dalam beberapa penelitian disebutkan bahwa insiden terjadinya hipoglikemi pada penggunaan glibenklamid lebih besar daripada glipizid yang waktu kerjanya lebih singkat. Metformin Metformin merupakan obat hipoglikemi oral golongan biguanid. Tidak seperti obat hipoglikemi golongan sulfonilurea, metformin jarang menyebabkan hipoglikemi pada pasien yang menggunakannya kecuali bila pasien menggunakan kombinasi dengan obat lain. Metformin merupakan obat pilihan pertama untuk pasien diabetes mellitus dengan kelebihan berat badan (overweight), tetapi merupakan kontraindikasi untuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan gagal jantung. Metformin dapat menyebabkan asidosis laktat pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal Semua kejadian penurunan kesadaran karena hipoglikemi dalam penelitian ini berkaitan dengan asupan pasien yang kurang. Pasien dan keluarganya tidak mengetahui tanda-tanda hipoglikemi yang merupakan efek samping utama dari obat hipoglikemi oral golongan sulfonilurea, sehingga pada saat pasien mengalami penurunan kadar gula darah, pasien tetap mengkonsumsi obat hipoglikemi oral tersebut. Jadi pemberian informasi yang benar oleh tenaga kesehatan tentang penggunaan obat hipoglikemi oral sangat penting agar ADR dapat dihindari. Pada pasien usia lanjut sebaiknya dosis diberikan bertahap dari dosis terendah dan dapat disesuaikan tiap 1 sampai 3 minggu. Dosis awal glibenklamid yang direkomendasikan untuk pasien usia lanjut adalah 1,25- 2,5 mg/hari dan dosis awal metformin adalah 500 mg/hari. Metformin dapat diterima baik oleh pasien dengan hanya sedikit gangguan gastrointestinal yang biasanya bersifat sementara. Hal ini umumnya dapat dihindari apabila metformin diberikan bersama makanan atau dengan mengurangi dosis secara temporer. Biasanya efek samping telah lenyap pada saat diabetes dapat dikontrol. Bila tampak gejala-gejala intoleransi, penggunaan Metformin tidak perlu langsung dihentikan, biasanya efek samping demikian tersebut akan hilang pada penggunaan selanjutnya. Dapat menyebabkan asidosis laktat tetapi kematian akibat insiden ini lebih rendah 10 - 15 kali dari fenformin dan lebih rendah dari kasus hipoglikemia yang disebabkan oleh glibenklamid/sulfonilurea. Kasus asidosis laktat dapat dibati dengan natrium bikorbonat. Kasus individual dengan metformin adalah anemia megaloblastik, pneumonitis, vaskulitis. Buscopan tablet (Hyoscine-N-butylbromide) ADR : Pada kasus yang jarang pernah dilaporkan terjadinya reaksi hipersensitif, khususnya reaksi pada kulit, dan pada kasus yang sangat jarang pernah dilaporkan terjadinya sesak napas. Ibuprofen 400 mg ADR : Juga pernah dilaporkan terjadi ruam pada kulit, bronchospasme (penyempitan bronkus), trombositopenia (penurunan sel pembeku darah). Captopril Neutropenia/agranulositosis terjadi kira-kira 0,4 % penderita. Efek samping ini terutama terjadi pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal. Neutropenia ini muncul dalam 1 - 3 bulan pengobatan, pengobatan agar dihentkan sebelum penderita terkena penyakit infeksi. Pada penderita dengan resiko tinggi harus dilakukan hitung leukosit sebelum pengobatan, setiap 2 minggu selama 3 bulan pertama pengobatan dan secara periodik. Pada penderita yang mengalami tanda- tanda infeksi akut (demam, faringitis) pemberian kaptopril harus segera dihentikan karena merupakan petunjuk adanya neutropenia. Hipotensi dapat terjadi 1 - 1,5 jam setelah dosis pertama dan beberapa dosis berikutnya, tapi biasanya tidak menimbulkan gejala atau hanya menimbulkan rasa pusing yang ringan. Tetapi bila mengalami kehilangan cairan, misalnya akibat pemberian diuretik, diet rendah garam, dialisis, muntah, diare, dehidrasi maka hipotensi tersebut menjadi lebih berat. Maka pengobatan dengan kaptopril perlu dilakukan pengawasan medik yang ketat, terutama pada penderita gagal jantung yang umumnya mempunyai tensi yang nomal atau rendah. Hipotensi berat dapat diatasi dengan infus garam faal atau dengan menurunkan dosis kaptopril atau diuretiknya. Sering terjadi ruam dan pruritus, kadang-kadang terjadi demam dan eosinofilia. Efek tersebut biasanya ringan dan menghilang beberapa hari setelah dosis diturunkan. Teriadi perubahan rasa (taste alteration), yang biasanya terjadi dalam 3 bulan pertama dan menghilang meskipun obat diteruskan. Retensi kalium ringan sering terjadi, terutama pada penderita gangguan ginjal, sehingga perlu diuretik yang meretensi kalium seperti amilorida dan pemberiannya harus dilakukan dengan hati-hati.
INTERAKSI OBAT DENGAN MAKANAN Makanan beralkali Metenamin ( Hiprex, Mandelamine, Urex ) Efek metenamin dapat berkurang. Metenamin digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih ( kandung kemih dan ginjal ).Akibatnya : infeksi mungkin tidak terobati dengan baik. hindari makanan beralkali seperti : amandel, susu mentega, kastanye, sari buah jeruk, kelapa, susu, buah-buahan, (kecuali berry, prem,, buah prem yang diinginkan), susu, sayuran(kecuali jagung). Makanan beralkali Kinidin (Cardioquin, Duraquin, Quinaglute Dura Tabs, Quinidex Extentabs, Quinora) Efek kinidin dapat meningkat. Kinidin digunakan untuk menormalkan kembali denyut jantung yang tak beraturan. Akibatnya : mungkin terjadi efek samping yang merugikan karena terlalu banyak kinidin disertai gejala jantung berdebar atau denyut jantung yang tidak teratur , pusing, sakit kepala, telinga berdenging, dan gangguan penglihatan. hindari makanan seperti : amandel, susu mentega, kastanye, sari buah jeruk, kelapa, buah- buahan (kecuali jagung ). Makanan berkarbohidrat Asetaminofen Efek Asetaminofen dapat berkurang . Asetaminofen adalah obat penghilang nyeri dan demam yang mansyur. Akibatnya nyeri dan demam mungkin tidak hilang sebagaimana mestinya . sumber karbohidrat: roti, biscuit, korma , jeli. Nama Paten Asetaminofen : Anacin -3, Bromo Seltzen, Datril, Excedrin PM , Febrinol, Liquiprin, Percogesic, Phenaphen, Tapar, Tempra, Tylenol, Valadol. Makanan berlemak Griseofulfin (Fulvicin P/G , Fulvicin U/F, Griseofulfin V, Grisactin, Gric PEG ) Efek Griseofulfin dapat meningkat. Griseofulfin diberikan secara oral untuk mengobati infeksi jamur pada rambut, kulit, kuku tangan, dan kuku kaki. interaksi yang terjadi adalah interaksi yang menguntungkan dan griseofulvin sebaiknya ditelan pada saat makan makanan berlemak seperti : alpukat, daging sapi, mentega , kue, slada ayam, kentang goreng, ayam goreng. Garam Litium (Eskalith, Lithane, Lithonate, Lithobid, Lithonate S, Lithotabs). Makanan berkadar garam rendah meningkatkan efek litium, sedangkan yang berkadar garam tinggi menurunkan efek litium, Litium digunakan untuk menanggulangi beberapa gangguan jiwa yang berat. Akibatnya : garam a) Makanan yang mengandung terlalu sedikit garam dapat menimbulkan keracunan Litium dengan gejala pusing, mulut kering, lemah, bingung, tak bertenaga, kehilangan selera makan, mual, nyeri perut, dan bicara tidak jelas. b) Jika makanan yang mengandung terlalu banyak garam, kondisi yang diobati mungkin tidak terkendali dengan baik. Natrium Klorida (garam dapur) terdapat didalam bermacam- macam makanan.
Susu dan produk susu Antibiotik Tetrasiklin Efek tetrasiklin dapat berkurang, Tetrasiklin adalah antibiotic yang digunakan untuk melawan infeksi. Akibatnya : infeksi yang diobati mungkin tidak terkendali dengan baik. Untuk mencegah interaksi, gunakan tetrasiklin satu jam sebelum atau dua jam sesudah minum susu atau produk susu. Kekecualian : doksisiklin (Doxychel, Vibramycin, Vibratab) dan monosiklin (minocin).
Makanan yang kaya vitamin K - Antikoagulan (Athrombin K, Coufarin, Coumadin, dikumarol, Hedulin, Miradon, Panwarfin ) Efek Antikoagulan dapat berkurang. Antikoagulan digunakan untuk mengencerkan darah dan mencegah pembekuan darah. Akibatnya : darah mungkin tetap membeku meski penderita sedang berobat dengan antikoagulan. untuk mengurangi interaksi ini, jangan makan makanan yang mengandung vitamin K: Hti sayuran berdaun, (asparagus, brokoli, kol, kembang kol, kankung, slada, kapri, bayam, lobak cina hijau,, sledri air). Makanan yang mengandung vitamin B6 ( Piridoksin) Levodopa ( Dopar, Larodopa, Sinemet ). Efek Levodopa dapat berkurang. Levodopa digunakan untuk mengendalikan tremor karena penyakit Parkison. Akibatnya : Kondisi mungkin tidak terkendali sebagai mana mestinya. Hindari atau kurangi makanan yang kaya vitamin B6 : Alpukat, daging babi , daging roti, ragi bir, beras dan produknya, ginjal sapi, hati sapi, susu skim kering, kacang merah, miju miju, susu bubuk campur ragi, molase, bubur gandum, ubi jalar, ikan bandeng ( segar), kedelai, biji kapri, ikan tuna, kenari, gandum. Catatan : sebagian besar sediaan vitamin mengandung vitamin B6. Kayu Manis ( Licorice ) obat jantung digitalis ( Crystodigin, Digifortis, Lanoxin, Purodigin). Efek digitalis dapat meningkat . Digitalis digunakanpada layu jantung dan untuk menormalkan kembali denyut jantung yang tak beraturan. Akibatnya : Mungkin terjadi efek samping merugikan karena terlalu banyak efek digitalis, disertai dengan gejala mual, gangguan penglihatan, sakit kepala, tak bertenaga, kehilangan selera makan, dan denyut jantung tidak beraturan. Jangan makan kayu manis alam kayu manis buatan boleh saja. Makanan Berkofein Obat asma ( golongan teofilin) Efek obat asma dapat meningkat. Obat asma melebarkan jalan udara dan memudahkan pernafasan penderita asma. Akibatnya : mungkin terjadi efek samping yang merugikan karena terlalu banyak teofilin disertai gejala mual, pusing, sakit kepala, mudah tersinggung, tremor, insomnia, denyut jantung tidak teratur, dan mungkin terjadi serangan. sumber Kofein : kopi, the, kola dan minuman ringan, coklat, beberapa pil pelangsing yang dijual bebas, sediaan untuk flu/ batuk, nyeri, dan sakit yang mengaggu akibat haid- baca komposisi pada etiket sediaan . Sate Sapi atau hamburger obat asma ( turunan teofilin) Efek obat asma dapat berkurang. Obat asma membuka jalan udara diparu-paru dan memperoleh pernafasan penderita asma. Akibatnya : Asma mungkin tidak terkendali dengan baik. Makanan berprotein tinggi ( daging ,produk susu ) Levadopa ( Dopar, Larodopa, Sinemet) Efek levodopa dapat berkurang. Levodopa dapat digunakan untuk mengendalikan tremor pada penderita penyakit Parkison. Akibatnya: kondisi yang diobati mungkin tidak terkendali dengan baik. Hindari atau makanlah sedikit mugkin makanan yang berprotein tinggi. Sayuran yang berdaun hijau Tiroid( Armour Thyroid, Cytomel, Euthiroid, Levothroid, Proloid, Synythroid, Tyhrar, Thyrolar ) Efek tiroid mungkin dilawan. tiroid digunakan untuk memperbaiki hipotiroidisme ( kalenjer tiroid tidak berfungsi sempurna) dan gondok ( pembesaran kalenjer tiroid ). Akibatnya : gangguan tiroid mungkin tidak terobati dengan baik. hindari atau kurangi makan sayuran berdaun hijau seperti : asparagus, brokoli, bunga kol, kankung, dajun slada, bucis , bayam, lobak cina, seledri.
Makanan yang berserat banyak Digogsin ( Lanoksin ) Efek digogsin dapat berkurang. Digogsin digunakan untuk mengobati layu jantung dan untuk menormalkan kembali denyut jantung yang tak beraturan. Akibatnya : kondisi yang diobati mungkin tidak terkendali dengan dengan baik. Gunakan digogsin satu jam sebelum atau dua jam sesudah menyantap makanan yang berserat bnayak seperti : sari buah pren, serealia beras, makanan dari gandum , biji bijian, sayuran mentah, sayuran berdaun yang sudah dimasak, dan buah buahan.
Makanan yang mengandung zat Tyramine ( seperti bir, anggur, alpukat, beberapa jenis keju, dan berbagai daging olahan ) kelompok obat antidepresi Memperlambat kerja enzim yang memetabolisme obat penghambat MAO ( kelompok obat antidepresi ) dan dapat menyebabkan efek yang berbahaya, termasuk tekanan darah tinggi yang serius. Beberapa jenis makanan dapat mencegah obat tertentu untuk diserap ke dalam darah setelah ditelan, dan yang lain sebaliknya dapat meningkatkan penyerapan obat.
Obat Diuretik Obat golongan ini bekerja dengan cara mengeluarkan air dan elektrolit (natrium, kalium dan klorida) dari dalam tubuh. Beberapa contoh obat golongan ini adalah, Furosemid, Triamteren, Hidroklorothiazid. Interkasi dengan Makanan: diuretik dapat menyebabkan kehilangan kalium, kalsium dan magnesium. Tetapi sebaliknya, triamteren akan menghambat pengeluaran kalium dari tubuh hingga dapat mengakibatkan terjadinya hiperkalemia yang ditandai dengan denyut jantung cepat dan tidak beraturan (palpistasi jantung). Oleh karena itu saat mendapat Triamteren, hindari makanan yang mengandung banyak kalium seperti pisang, jeruk, sayuran berwarna hijau atau garam pengganti yang mengandung kalium. Obat Beta Bloker Obat golongan ini bekerja dengan cara menurunkan nerve impulse ke jantung dan pembuluh darah sehingga menurunkan detak jantung dan beban jantung. Contoh obat golongan ini adalah, atenolol, metoprolol, propranolol, nadolol. Interaksi dengan Alkohol : hindari minum alkohol jika sedang minum propranolol karena kombinasi keduanya akan menyebabkan penurunan tekanan darah yang sangat tajam. Obat penghambat enzim pengubah angiotensin (Penghambat ACE) Obat golongan ini akan melebarkan pembuluh darah dengan cara mencegah pembentukan angiotensin II yang bersifat vasokonstriktor. Contoh obat obat golongan ini adalah Kaptopril, enalapril, lisinopril, kuinapril. Interaksi dengan Makanan: dapat menurunkan penyerapan kaptopril sehingga obat ini diminum 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan. Obat golongan ini juga dapat menyebabkan peningkatan kadar kalium dalam tubuh yang dapat membahayakan kesehatan. Informasikan kepada dokter jika anda sedang meminum suplemen diuretik atau diuretik lain yang dapat meningkatkan kadar kalium dalam tubuh. Oleh karena itu hindari makanan yang mengandung banyak kalium seperti pisang, jeruk dan sayuran berwarna hijau., Obat anti infeksi Obat golongan ini digunakan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan bakteri atau jamur. Golongan penisilin. Contoh obat golongan ini adalah amoksilin, ampisilin, kloksasilin. Interaksi dengan Makanan : penyerapan ampisilin dan kloksasilin akan dipengaruhi oleh makanan. Oleh karena itu dianjurkan untuk diminum saat perut kosong. Sedangkan penyerapan amoksilin tidak dipengaruhi oleh makanan. Golongan kinolon. Contoh obat golongan ini adalah siproflokasin, levofloksasin, ofloksasin, trovafloksasin. Interaksi dengan Makanan: minum obat dalam keadaan perut kosong 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan karena penyerapan terbaik pada perut kosong. Jika perutnya mengalami gangguan, boleh diminum bersama makanan. Hindari makanan yang mengandung kalsium seperti susu, yogurt, vitamin atau mineral yang mengandung zat besi dan antasida karena akan menurunkan kadar obat dalam tubuh secara bermakna. Kafein: jika diminum bersama kafein, kadar kafein akan meningkat yang dapat menyebabkan terjadinya rasa gelisah dan excitability ( rasa gembira yang berlebihan) Golongan cefalosporin. Contoh obat golongan ini adalah sefaklor, sefadroksil, sefiksime, sefrozil, sefaleksin, sefnidir. Interaksi dengan makanan : minum obat dalam keadaan perut kosong 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan karena penyerapan obat dapat dipengaruhi oleh makanan. Contohnya sefnidir. Jika perutnya mengalami gangguan, boleh diminum bersama makanan. Golongan makrolida. Beberapa contoh obat golongan ini adalah Azitromisin, klaritromisin, eritromisin. Interaksi dengan Makanan : minum obat dalam keadaan perut kosong 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan, karena makanan dapat mengganggu penyerapan Eritromisin. Jika perutnya mengalami gangguan, boleh diminum bersama makanan. INTERAKSI OBAT DENGAN OBAT Doksisiklin Barbiturat Efek dosisiklin dapat berkurang.Akibatnya, keadaan jerawat tidak akan berubah kecuali kalau dosis dosisiklin ditambah. Barbituran biasanya digunakan sebagai sedative atau pil tidur. Dosisiklin ( Doxy- Tabs, Doxychel, Vibramycin, Vibratab ) Kelompok tetrasiklin Pil KB Efek pil Kb dapat berkurang . Akibatnya resiko kehamilan meningkat kecuali jika selama pengobatan dengan antibiotic digunakan cara pencegahan kehamilan yang lain. pendarahan merupakan simpton yang menunjukkan kemungkinan adanya reaksi. nama paten pil Kb: Brevicon,Demulen, LoestrinOvcon, Ovulen Antihistamin pil tidur akibatnya : mengantuk, pusing, hilangnya koordinasi otot dan kewaspadaan mental sehingga berbahaya bagi si pengguna. untuk mengemudikan kendaraan atau melakukan pekerjaan lain yang membutuhkan kewaspadaan sempurna . pada yang berat terjadi kegagalan pendarahan darah dan fungsi pernafasan , menyebabkan koma dan kematian. pil tidur digunakan pada insomnia. kedua jenis pil tidur adalah barbituran dan non barbiturate. nama paten pil tidur : Pil tidur barbiturate : Fenobarbiturat, Amytal, Butisol, Buticap,Luminal, Nembutal, Seconal dll Tetrasiklin ( semua) - Pencahar ( hanya yang mengandung magnesium : magnesium sitrat, garam Epson, susu magnesia) Efek tetrasiklin dapat berkurang : Akibatnya infeksi mungkin tidak dapat disembuhkan dengan pengobatan tetrasiklin. Untuk mencegah interaksi ini, penggunaan masing masing obat supaya diselangi waktu 2 jam.