Anda di halaman 1dari 32

TUGAS SOFTSKILL

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DISUSUN OLEH :
MAYA
18412451
DOSEN PEMBIMBING :
INA HELIANY, SH.,MM

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


TEKNIK ELEKTRO
2013/2014

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha
Kuasa yang telah memberi berkat, anugerah dan karunianya, sehingga penulis
dapat

menyelesaikan

makalah

yang

diberi

judul

PENGANTAR

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ini tepat pada waktunya.


Penulis menyadari dengan kerendahan hati bahwa Makalah ini masih
sangat jauh dari sempurna, baik dari segi isi, susunan maupun bahasa. Adapun
makalah ini dibuat untuk memenuhi sebagian tugas softskill.
Akhir kata, tak ada manusia yang sempurna di dunia ini dan sadar masih
banyak kekurangan dan ketidak sempurnaan dalam makalah ini. Penulis sangat
berterima kasih atas kritik dan saran yang kelak disampaikan para pembaca
untuk perbaikan dari makalah ini agar lebih bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Bekasi, 31 Maret 2014

Maya

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah .........................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan ...........................................2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................3
2.1. Arti Pendidikan kewarganegaraan .............................................................3
2.2. Konsep Kewarganegaraan ,........................4
BAB III. PEMBAHASAN ...............................................8
3.1. Pengantar Pendidikan Kewarganegaraan ...........................................8
3.1.1. Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan ..........8
3.1.2. Landasan Hukum ...9
3.1.3. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan .10
3.1.4. Pengertian dan Pemahaman tentang Bangsa dan Negara 10
3.1.5. Hak dan Kewajiban Sebagai Warga Negara Indonesia ...14
3.2. Pemahaman Tentang Demokrasi .....................................................15
3.2.1. Konsep Demokrasi ...............................................15
3.2.2. Bentuk Demokrasi dalam Sistem Pemerintahan Negara .....................18
3.3. Pemahaman Tentang HAM.22
3.3.1. Pengertian HAM ..22
3.3.2. Ruang lingkup Hak Asasi Manusia (HAM) .22
3.3.3. Contoh-contoh pelanggaran HAM ...24
3.3.4. Perkembangan pemikiran HAM ..25
BAB IV. PENUTUP....................................................28
4.1. Kesimpulan ..............................................................................28
4.2. Saran ....................................................................29
4.3. Daftar Pustaka ..........................................................................30

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai kelompok Matakuliah
Pengembangan Kepribadian (MPK) di perguruan tinggi berfungsi sebagai
orientasi mahasiswa dalam memantapkan wawasan dan semangat kebangsaan,
cinta tanah air, demokrasi, kesadaran hukum, penghargaan atas keragamaan dan
partisipasinya membangun bangsa berdasar Pancasila. Sesuai dengan fungsinya,
Pendidikan Kewarganegaraan menyelenggarakan pendidikan kebangsaan,
demokrasi, hukum, multikultural dan kewarganegaraan bagi mahasiswa guna
mendukung terwujudnya warga negara yang sadar akan hak dan kewajiban, serta
cerdas, terampil dan berkarakter sehingga dapat diandalkan untuk membangun
bangsa dan negara berdasar Pancasila dan UUD 1945 sesuai dengan bidang
keilmuan dan profesinya. Pada hakekatnya pendidikan adalah upaya sadar dari
suatu masyarakat dan pemerintah suatu negara untuk menjamin kelangsungan
hidup dan kehidupan generasi penerusnya.Selaku warga masyarakat,warga
bangsa dan negara,secara berguna dan bermakna serta mampu mengantisipasi
hari depan mereka yang selalu berubah dan selalu terkait dengan konteks
dinamika budaya,bangsa,negara dan hubungan international,maka pendidikan
tinggi tidak dapat mengabaikan realita kehidupan yang mengglobal yang
digambarkan sebagai perubahan kehidupan yang penuh dengan paradoksal dan
ketidak keterdugaan.
Dalam kehidupan kampus di seluruh perguruan tinggi indonesia,harus
dikembangkan menjadi lingkungan ilmiah yang dinamik,berwawasan budaya
bangsa,bermoral keagamaan dan berkepribadian indonesia.Untuk pembekalan
kepada para mahasiswa di indonesia berkenaan dengan pemupukan nilainilai,sikap dan kepribadian.

Keberadaan Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dalam tatanan


Kurikulum Pendidikan Tinggi dan SISDIKNAS untuk mengganti mata kuliah
Kewiraan pada masa era Orde Baru yang sering dianggap berbau militeristik.
Untuk itu agar anggapan itu diluruskan, maka perlu adanya reorientasi dan
restrukturisasi materi kurikulum mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
untuk Pendidikan Tinggi yang sesuai dengan tuntutan dinamika reformasi.

1.2

Rumusan Masalah

1. Apa sajakah yang melatar belakangi untuk mempelajari Pendidikan


Kewarganegaraan?
2. Apakah pengertian Bangsa dan Negara dan apa sajakah Hak dan kewajiban
Warga Negara itu?
3. Apa yang dimaksud dengan Demokrasi?
4. Bagaimana Bentuk Demokrasi dalam system pemerintahan Negara?
5. Sejak kapan HAM itu diperoleh?
6. Bagaimanakah Perkembangan HAM di dunia?

1.3

Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan makalah tentang Pendidikan kewarganegaraan

ini diharapkan :
1. Agar mahasiswa dapat mempelajari dan memahami mengenai latar belakang
dan tujuan pendidikan kewarganegaraan.

2. Agar mahasiswa dapat menjelaskan apa itu pengertian dari bangsa dan
Negara, sekaligus hak dan kewajiban warga Negara.
3. Agar mahasiswa dapat memahami tentang Demokrasi dan HAM.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Arti Pendidikan Kewarganegaraan


Dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang SISDIKNAS, Pasal 39 ayat (2)

dinyatakan bahwa : disetiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat
Pendidikan Pancasila, Pendidikan Kewarganegaraan dan Pendidikan Agama.
Adapun materi pokok Pendidikan Kewarganegaraan adalah tentang
hubungan antara warganegara dengan negara serta Pendidikan Pendahulun
Bela Negara (PPBN:vide Ps26 dan Ps 30 UUD 45) bagi semua warganegara
yang berdasar undang-undang. Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan No. 056/U//1994 tentang Pedoman Penyusunan Kurilulum


Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa. Dalam Keputusan
DIRJEN DIKTI No. 267/DIKTI/2000 yang menyatakan , bahwa Mata
Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan merupakan Kelompok Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian (MKPK). Yang dimaksudkan Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian, yakni mata kuliah yang diharapkan mampu
memberi bekal untuk mengembangkan kepribadian/karakter mahasiswa dalam
bidang moralitas/etika, agama, humaniora, nasionalisme, patriotisme maupun
heroisme, baik dalam ranah kehidupan pribadi, sosial, berbangsa dan bernegara
(nasional) maupun tata kehidupan internasional. Dalam mata kuliah ini lebih
menekankan pada aplikasinya/prakteknya. Misal: prilaku jujur, bela negara
bukan hanya sebagai life service dan sekedar wacana saja, yang lebih penting
menyatu dalam prilaku sehari-hari.
2.1.1

Konsep Kewarganegaraan
Warganegara dan kewarganegaraan merupakan dua hal yang berkaitan.

John J Cogan dan Ray Derricott membuat definisi kedua hal tersebut secara
berkesinambungan bahwa: Warganegara adalah anggota syah dari suatu
masyarakat, sedang kewarganegaraan adalah seperangkat karakteristik
dari seorang warganegara. Dalam definisi lain dikatakan, bahwa
Kewarganegaraan merupakan keanggotaan dalam komunitas politik (yang dalam
sejarah perkembangannya di awali pada Negara kota polis, namun sekarang
telah berkembang pada keanggotaan suatu negara). Kewarganegaaan membawa
implikasi pada kepemilikan hak untuk berpartisipasi dalam politik. Orang yang
telah menjadi dan memiliki keanggotaan penuh disebut Citizen.
Berdasarkan pendapat Roger M Smith, kewarganegaraan dipahami:
1) Sebagai hak yaitu hak politik untuk berpartisipasi dalam proses pemerintahan.
2) Sebagai status hukum yang secara syah diakui sebagai anggota dari
komunitas politik negara yang berdaulat.

3) Keanggotaan dari sustu komunitas, kewarganegaraan menunjuk pada


asosiasi/keterikatan orang tidak hanya pada negara, tetapi juga komunitas lain
(keluarga, klub, universitas dan komunitas politik yang lebih luas lagi).
4) Seperangkat tindakan, artinya kewarganegaraan tidak hanya
mengimplikasikan adanya keanggotaan, tetapi juga ketentuan-ketentuan dan
prilaku warganegara. Kewarganegaraan menunjuk pada seperangkat tindakan.

Handbook: Making Sense of Citizenship, menyatakan bahwa konsep


kewarganegaraan memiliki arti sebagai berikut:
Kewarganegaran mencakup: Keanggotaan yang dengannya terdapat
hak dan kewajiban terhadap komuniti, Tindakan dalam kehidupan dan
Kewarganegaraan mencakup pula aktivitas membantu manusia menjadi
warganegara yang aktif, terbuka dan bertanggung jawab. Menurut Bryan S
Turner, kewarganegaraan merupakan seperangkat praktik atau tindakan yang
mencakup yudisial, politik, ekonomi dan budaya yang dapat menentukan
seseorang sebagai anggota masyarakat yang kompeten, sebagai
konsekuensinya membentuk aliran sumber daya kepada orang-orang dan
kelompok-kelompok sosial.

BAB III
PEMBAHASAN
Dalam pembuatan makalah pendidikan kewarganegaraan ini. Berikut ini
merupakan materi yang bersangkutan dengan pembelajaran pendidikan
kewarganegararan.

3.1 Pengantar Pendidikan kewarganegaraan


Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
dinyatakan bahwa di setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat
terdiri dari Pendidikan Bahasa, Pendidikan Agama, dan Pendidikan
Kewarganegaraan. Kep. Mendikbud No. 056/U/1994 tentang Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar
Mahasiswa menetapkan bahwa Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, dan
Pendidikan Kewarganegaraan termasuk dalam Mata Kuliah Umum (MKU) dan
wajib diberikan dalam kurikulum setiap program studi.
Dengan penyempurnaan kurikulum tahun 2000, menurut Kep. Dirjen
dikti No. 267/Dikti/2000 materi Pendidikan Kewiraan disamping membahas
tentang PPBN juga dimembahas tentang hubungan antara warga negara dengan
negara. Sebutan Pendidikan Kewiraan diganti dengan Pendidikan
Kewarganegaraan. Materi pokok Pendidikan Kewarganegaraan adalah tentang
hubungan warga negara dengan negara, dan Pendidikan Pendahuluan Bela
Negara (PPBN).
3.1.1

Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan


Perjalanan panjang sejarah bangsa indonesia yang dimulai sejak era

sebelum dan selama penjajahan, kemudian di lanjutkan dengan era perebutan


dan mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan
yang menimbulkan kondisi dan tutunan yang berbeda sesuai dengan jamannya.
Semangat perjuang bangsa yang telah ditujukan pada kemerdekaan 17
Agustus 1945 tersebut ditunjukan dengan keimanan serta ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan keikhlasan untuk berkoban. Landasan perjuangan
tersebut merupakan nilai-nilai perjuangan Bangsa Indonesia.Nilai-nilai
perjuangan itu kini telah mengalami pasang surut sesuai dengan dinamika
kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Semangat perjuangan bangsa
telah mengalami penurunan pada titik yang kritis. Hal ini disebabkan antara lain
oleh pengaruh globalisasi.

Globalisasi ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi, khususnya di bidang informasi, komunikasi, dan transportasi. Hingga
membuat dunia menjadi transparan seolah-olah menjadi sebuah kampong tanpa
mengenal batas Negara. Warga negara Indonesia perlu memiliki wawasan dan
kesadaran bernegara,sikap dan perilaku, cinta tanah air serta mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa dalam rangka bela negara demi utuh dan
tegaknya NKRI. Dalam era globalisasi dan masa yang akan datang kita
memerlukan perjuangan non fisik, perjuangan non fisik ini dan mahasiswa
sebagai calon cendikiawan yaitu melalui Pendidikan Kewarganegaraan.

3.1.2

Landasan Hukum

Landasan hukum Pendidikan Kewarganegaraan:


a) UUD 1945
a. Pembukaan UUD 1945, alinea kedua dan keempat (cita-cita, tujuan dan
aspirasi Bangsa Indonesia tentang kemerdekaanya).
b. Pasal 27 (1), kesamaan kedudukan Warganegara di dalam hukum dan
pemerintahan.
c. Pasal 27 (3), hak dan kewajiban Warganegara dalam upaya bela negara.
d. Pasal 30 (1), hak dan kewajiban Warganegara dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.
e. Pasal 31 (1), hak Warganegara mendapatkan pendidikan.
b) UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
c) Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang RambuRambu Pelaksanaan Kelompok Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi.

3.1.3 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

10

Berdasarkan Kep. Dirjen Dikti No. 267/Dikti/2000, tujuan Pendidikan


Kewarganegaraan mencakup:
a. Tujuan Umum
Untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada mahasiswa
mengenai hubungan antara warga negara dengan negara serta PPBN agar
menjadi warga negara yang diandalkan oleh bangsa dan negara.
b.

Tujuan Khusus

1. Agar mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban


secara santun, jujur, dan demokratis serta ikhlas sebagawai WNI terdidik dan
bertanggung jawab.
2. Agar mahasiswa menguasai dan memahami berbagai masalah dasar dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta dapat
mengatasinya dengan pemikiran kritis dan bertanggung jawab yang
berlandaskan Pancasila, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional
3. Agar mahasiswa memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai
kejuangan, cinta tanah air, serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa.

3.1.4 Pengertian dan Pemahaman tentang Bangsa dan Negara


a. Pengertian Bangsa

Menurut Ernest Renan, seorang guru besar Universitas Sorbone bangsa


adalah suatu kesatuan solidaritas, kesatuan yang terdiri dari orang-orang yang
saling merasa setia kawan dengan satu sama lain. Menurut Rawink, bangsa
adalah dengan wilayah tersebut. Dengan batas teritori tertentu dan terletak dalam
geografis tertentu.
Pengertian Bangsa menurut para ahli:

11

1. Menurut Otto Bauer bangsa adalah kelompok manusia yang mempunyai


kesamaan karakteristik (nasib). Ki Bagoes Hadikoesoemo atau Tuan
Munandar lebih menekankan pengertian bangsa pada persatuan antara orang
dan tempat. Menurut Jalobsen dan Libman, bangsa adalah suatu kesatuan
budaya (cultural unity) dan kesatuan (Politic unity).
2. Menurut Hans Kohn, pengertian bangsa adalah buah hasil tenaga hidup
manusia dalam sejarah.
3. Menurut F. Ratzel, bangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu. Hasrat itu
timbul karena adanya rasa kesatuan antara manusia dan tempat tinggal
(geolitik) penting pengikat, yaitu: psikologi (sekelompok manusia yang
memiliki kesadaran bersama untuk membentuk satu kesatuan masyarakat
adanya kehendak untuk hidup bersama), kebudayaan (merasa menjadi satu
bagian dari suatu kebudayaan bersama), teritorial (batas wilayah atau tanah
air), sejarah dan masa depan (merasa memiliki sejarah dan perjuangan masa
depan yang sama), dan politik (memiliki hak untuk menjalankan
pemerintahan sendiri).
4. Rudolf Kjellen membuat suatu analogi/membandingkan bangsa dengan suatu
organisme biotis dan menyamakan jiwa bangsa dengan nafsu hidup dari
organisme termaksud Menurut Ernest Renan, bangsa terbentuk karena adanya
keinginan untuk hidup bersama (Sejarah & cita-cita).
5. Menurut Guibernau, bangsa adalah negara kebangsaan memiliki unsur-unsur.
Suatu bangsa mempunyai dorongan kehendak untuk hidup, mempertahankan
dirinya dan kehendak untuk berkuasa.
6. Benedict Anderson mengatakan bahwa bangsa lebih mengacu kepada
pemahaman atas suatu masyarakat yang mempunyai akar sejarah yang sama
dimana praxis pengalaman atas penjajahan begitu kental dirasakan oleh
masyarakat terjajah dan semakin lama akan semakin mengkristalkan
pengalaman atas rasa solidaritas kebersamaan yang tinggi diantara mereka.
b. Pengertian Negara

12

Keberadaan negara, seperti organisasi secara umum, adalah untuk


memudahkan anggotanya (rakyat) mencapai tujuan bersama atau cita-citanya.
Keinginan bersama ini dirumuskan dalam suatu dokumen yang disebut sebagai
Konstitusi, termasuk didalamnya nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh rakyat
sebagai anggota negara. Sebagai dokumen yang mencantumkan cita-cita
bersama, maksud didirikannya negara Konstitusi merupakan dokumen hukum
tertinggi pada suatu negara. Karenanya dia juga mengatur bagaimana negara
dikelola. Konstitusi di Indonesia disebut sebagai Undang-Undang Dasar.
Bentuk paling kongkrit pertemuan negara dengan rakyat adalah
pelayanan publik, yakni pelayanan yang diberikan negara pada rakyat. Terutama
sesungguhnya adalah bagaimana negara memberi pelayanan kepada rakyat
secara keseluruhan, fungsi pelayanan paling dasar adalah pemberian rasa aman.
Negara menjalankan fungsi pelayanan keamanan bagi seluruh rakyat bila semua
rakyat merasa bahwa tidak ada ancaman dalam kehidupannya. Berbagai
keputusan harus dilakukan untuk mengikat seluruh warga negara, atau hukum,
baik yang merupakan penjabaran atas hal-hal yang tidak jelas dalam Konstitusi
maupun untuk menyesuaikan terhadap perkembangan zaman atau keinginan
masyarakat, semua kebijakan ini tercantum dalam suatu Undang-Undang.
Pengambilan keputusan dalam proses pembentukan Undang-Undang haruslah
dilakukan secara demokratis, yakni menghormati hak tiap orang untuk terlibat
dalam pembuatan keputusan yang akan mengikat mereka itu. Seperti juga dalam
organisasi biasa, akan ada orang yang mengurusi kepentingan rakyat banyak.
Dalam suatu negara modern, orang-orang yang mengurusi kehidupan rakyat
banyak ini dipilih secara demokratis pula.
Pengertian Negara menurut para Ahli:
1. Prof. Farid S. Negara adalah Suatu wilayah merdeka yang mendapat
pengakuan negara lain serta memiliki kedaulatan.
2. Georg Jellinek Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok
manusia yang telah berkediaman di wilayah tertentu.

13

3. Georg Wilhelm Friedrich Hegel Negara merupakan organisasi kesusilaan


yang muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan
universal.
4. Roelof Krannenburg Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena
kehendak dari suatu golongan atau bangsanya sendiri.
5. Roger H. Soltau Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau
mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat.
6. Prof. R. Djokosoetono Negara adalah suatu organisasi manusia atau
kumpulan manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.
7. Prof. Mr. Soenarko Negara ialah organisasi manyarakat yang mempunyai
daerah tertentu, dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai
sebuah kedaulatan.
8. Aristoteles Negara adalah perpaduan beberapa keluarga mencakupi beberapa
desa, hingga pada akhirnya dapat berdiri sendiri sepenuhnya, dengan tujuan
kesenangan dan kehormatan bersama.
Teori terbentukya Negara
Teori Hukum Alam (Plato dan Aristoteles).
Kondisi Alam Berkembang Manusia Tumbuh Negara.
a.

Teori Ketuhanan.

Segala sesuatu adalah ciptaan Tuhan, termasuk adanya Negara.


b. Teori Perjanjian (Thomas Hobbes).
Manusia menghadapi kondisi alam dan timbullah kekerasan, manusia akan
musnah bila ia tidak mengubah cara-caranya. Manusia pun bersatu

14

(membentuk negara) untuk mengatasi tantangan dan menggunakan persatuan


dalam gerak tunggal untuk kebutuhan bersama.
Di dalam prakteknya, terbentuknya Negara dapat pula disebabkan karena:
Pendudukan (Occupatie)
Hal ini terjadi ketika suatu wilayah yang tidak bertuan dan belum
dikuasai,kemudian diduduki dan dikuasai.Misalnya, Liberia yang diduduki
budak-budak Negro yang dimerdekakan tahun 1847.
Peleburan (Fusi)
Hal ini terjadi ketika negara-negara kecil yang mendiami suatu wilayah
mengadakan perjanjian untuk saling melebur atau bersatu menjadi Negara yang
baru. Misalnya terbentuknya Federasi Jerman tahun 1871.
Penyerahan (Cessie)
Hal ini terjadi Ketika suatu Wilayah diserahkan kepada negara lain
berdasarkan suatu perjanjian tertentu. Misalnya, Wilayah Sleeswijk pada Perang
Dunia I diserahkan oleh Austria kepada Prusia,(Jerman).
Penaikan (Accesie)
Hal ini terjadi ketika suatu wilayah terbentuk akibat penaikan
LumpurSungai atau dari dasar Laut (Delta). Kemudian di wilayah tersebut
dihuni oleh sekelompok orang sehingga terbentuklah Negara. Misalnya wilayah
negara Mesir yang terbentuk dari Delta Sungai Nil.
Pengumuman (Proklamasi)
Hal ini terjadi karena suatu daerah yang pernah menjadi daerah jajahan
ditinggalkan begitu saja. Sehingga penduduk daerah tersebut bisa
mengumumkan kemerdekaannya. Contohnya, Indonesia yang pernah di

15

tinggalkan Jepang karena pada saat itu jepang dibom oleh Amerika di daerah
Hiroshima dan Nagasaki.
3.1.5

Hak dan Kewajiban Sebagai Warga Negara Indonesia


Berikut ini adalah beberapa contoh hak dan kewajiban kita sebagai rakyat

Indonesia. Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama satu
sama lain tanpa terkecuali. Persamaaan antara manusia selalu dijunjung tinggi
untuk menghindari berbagai kecemburuan sosial yang dapat memicu berbagai
permasalahan di kemudian hari.
Contoh Hak Warga Negara Indonesia:
a. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hokum.
b. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.
c. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di
dalam pemerintahan.
d.

Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan


agama dan kepercayaan masing-masing yang dipercayai.

e.

Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran


Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan
Indonesia atau nkri dari serangan musuh.

f. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat,


berkumpul mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undangundang yang berlaku.
Contoh Kewajiban Warga Negara Indonesia:
a. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam
membela, mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan
musuh.

16

b. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah
ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda).
c. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara,
hukum dan pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaikbaiknya.
d. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala
hukum yang berlaku di wilayah negara Indonesia.
e. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun
bangsa agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.

3.2

PEMAHAMAN TENTANG DEMOKRASI

3.2.1

Konsep Demokrasi

Secara etimologi demokrasi terdiri dari dua kata yang berasal dari
bahasaYunani yaitu Demokratia, Demos artinya rakyat atau penduduk suatu
tempat dan Kratia atau cratos adalah kekuasaan atau kedaulatan, dengan
demikian maka demokrasi dapat diartikan kekuasaan atau kedaulatan rakyat.
yang mengakui hak segenap anggota masyarakat untuk mempengaruhi
keputusan politik baik secara langsung maupun tidak langsung.
Demokrasi adalah sebuah pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan
untuk rakyat. Demokrasi, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
diartikan sebagai sebuah sistem pemerintahan yang seluruh rakyatnya ikut serta
memerintah dengan perantaraan wakilnya atau bisa disebut juga pemerintahan
rakyat. Lalu, KBBI juga mengartikan demokrasi sebagai gagasan atau
pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta
perlakuan yang sama bagi semua warga negara.

17

Demokrasi diperkenalkan pertama kali oleh Aristoteles sebagai suatu


bentuk pemerintahan, yaitu pemerintahan yang menggariskan bahwa kekuasaan
berada di tangan orang banyak yang disebut dengan istilah rakyat.
Menurut H. Harris Soche (Yogyakarta : Hanindita, 1985)
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan rakyat, karena itu kekusaan
pemerintahan itu melekat pada diri rakyat atau diri orang banyak dan merupakan
hak bagi rakyat atau orang banyak untuk mengatur, mempertahankan dan
melindungi dirinya dari paksaan dan pemerkosaan orang lain atau badan yang
diserahi untuk memerintah.
Menurut International Commission of Jurist
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan di mana hak untuk membuat
keputusan-keputusan politik diselenggarakan oleh warga Negara melalui wakilwakil yang dipilih oleh mereka dan yang bertanggungjawab kepada mereka
melalui suatu proses pemilihan yang bebas.
Menurut Abdul Ghani Ar Rahhal
Mendefinisikan demokrasi sebagai kekuasaan rakyat oleh rakyat. Rakyat
adalah sumber kekuasaan.
Menurut Hans Kelsen
Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat. Yang
melaksanakan kekuasaan Negara ialah wakil-wakil rakyat yang terpilih. Dimana
rakyat telah yakin, bahwa segala kehendak dan kepentingannya akan
diperhatikan di dalam melaksanakan kekuasaan Negara.
Menurut Affan Gaffar Demokrasi dimaknai dalam dua bentuk, yaitu :
1. Makna normatif (demokrasi normatif) adalah demokrasi yang secara ideal
ingin diwujudkan oleh Negara.

18

2. Makna empirik (demokrasi empirik) adalah demokrasi dalam perwujudannya


pada dunia politik.
Macam-macam Demokrasi

Berdasarkan titik Perhatian

1. Demokrasi Formal: menghilangkan kesenjangan


2. Demokrasi Material: Menciptakan persamaan sosial
3. Demokrasi Campuran: menciptakan kesejahteraan rakyat dengan
menempatkan persamaan hak setiap orang.

Berdasarkan Faham Ideologi

1. Demokrasi Liberal: menekankan pada kebebasan dengan mengabaikan


kepentingan umum, kekuasaan pemerintah terbatas dibatasi oleh undangundang.
2. Demokrasi Proletar: tidak mengenal kelas sosial, kekuasaan dipandang
sebagai alat yang sah.
3. Demokrasi Pancasila: dijiwai dan didasari paham pancasila, ciri khas
bersumber pada tata nilai sosial budaya bangsa.

Berdasarkan Penyaluran kehendak Rakyat

1. Demokrasi langsung: setiap warga ikut serta secara langsung dalam


mengambil keputusan.
2. Demokrasi tidak langsung: suara rakyat disalurkan melalui wakil rakyat.
3. Demokrasi perwakilan dengan sitem refrendum: rakyat memilih para
wakilnya untuk duduk di parlemen tetapi parlemen di kontrol oleh
pengaruh rakyat dengan sitem referendum.

19

Konsep demokrasi dipandang sebagai pola hidup berkelompok dalam


organisasi negara yang sesuai dengan kehendak orang-orang yang hidup dalam
kelompok tersebut (demos). Sementara itu, kehendak dan keinginan orang-orang
yang ada dalam kelompok sangat ditentukan oleh pandangan hidupnya
(weltanschaung), falsafah hidupnya (filosofiche gronslag) dan ideologi bangsa
yang bersangkutan.
Konsep demokrasi atau pemerintahan rakyat yang diterapkan di Indonesia itu
didasarkan pada tiga hal berikut:
Nilai-nilai falsafah pancasila atau pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat
berdasarkan sila-sila pancasila.
Transformasi nilai-nilai pancasila pada bentuk dan sistem pemerintahan.
Merupakan konsekuensi dan komitmen terhadap nilai-nilai pancasila dan UUD
1945.
BENTUK DEMOKRASI DI INDONESIA
Demokrasi Pancasila dapat diartikan secara luas maupun sempit, sebagai
berikut:
a. Secara luas demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila baik sebagai pedoman penyelenggaraan maupun
sebagai cita-cita.
b. Secara sempit demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang
dilaksanakan menurut hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
Demokrasi Pancasila dalam arti luas adalah kedaulatan atau kekuasaan tertinggi
ada pada rakyat yang dalam penyelenggaraannya dijiwai oleh nilai-nilai
Pancasila. Nilai-nilai Pancasila yaitu nilai Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan dan nilai keadilan sangat mendukung demokrasi. Nilai-nilai
Pancasila menentang sistem otoriter atau kediktatoran.
Demokrasi Pancasila dilaksanakan dengan bertumpu pada:

20

a.

Demokrasi yang berdasarkan pada Ketuhanan Yang Maha Esa; Para

pemeran politik dan pemimpin negara dan semua warga negara dalam
menerapkan demokrasi tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama. Ia dituntut
agar mempertanggung jawabkan segala tindakannya kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
b.

Demokrasi yang Menjunjung Hak Asasi manusia; Demokrasi

mengharuskan adanya penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia


dalam bentuk jaminan dan perlindungan hak-hak asasi manusia demi
terwujudnya keadilan dalam masyarakat.
c.

Demokrasi yang mengutamakan Kedaulatan Rakyat; Rakyat adalah

pemegang kedaulatan tertinggi dalam Negara demokrasi. Pelaksanaan


kedaulatan melalui sistem perwakilan. Untuk mengisi lembaga perwakilan
perlu dilaksanakan pemilu secara periodik.
d.

Demokrasi yang didukung kecerdasan Warga Negara; Warga Negara yang

cerdas dan terdidik secara politik merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan
demokrasi. Oleh karena itu, pendidikan kewarganegaraan atau pendidikan
politik amat penting dalam negara demokrasi untuk membekali warga negara
kesadaran hak dan kewajibannya.
e.

Demokrasi yang menetapkan pembagian kekuasaan ; Suatu negara yang

demokratis harus ada pembagian kekuasaan. Hal ini untuk menghindari


terjadinya pemusatan kekuasaan kepada satu orang. Dan memberikan
kesempatan kepada lembaga lain untuk melakukan pengawasan dan meminta
pertanggungjawaban jalannya pemerintahan.
f. Demokrasi yang menerapkan konsep Negara Hukum ;Hukum melandasi
pelaksanaan demokrasi. Untuk mengembangkan kebebasan yang demokratis
tidak bisa dengan meninggalkan hukum. Tanpa hukum kebebasan akan
mengarah perbuatan yang anarkis. Pada akhirnya perbuatan itu meninggalkan
nilai-nilai demokrasi. Untuk mewujudkan demokrasi yang berdasarkan hukum
tidak dapat lepas dari perlidungan konstitusinal, badan peradilan yang bebas,
kebebasan berpendapat, berserikat, dan kesadaran kewarganegaraan.

21

g.

Demokrasi yang menjamin otonomi daerah ; Pelaksanaan demokrasi harus

tetap menjamin tegaknya persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan dilaksanakan


otonomi daerah yang semakin nyata dan bertanggung jawab mengindakasikan
paham demokrasi juga semakin berkembang. Sebagai wujud prinsip demokrasi
kekuasaan negara tidak dipusatkan pemerintah pusat saja namun sebagian
diserahkan kepada daerah menjadi urusan rumah tangga daerah itu sendiri.
h.

Demokrasi yang berkeadilan social; Pelaksanaan demokrasi diarahkan

untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Demokrasi


bukan hanya politik saja melainkan juga demokrasi sosial dan ekonomi.
Demokrasi sosial artinya demokrasi yang ditemukan dalam hubungan antar
warga masyarakat dan atau warga negara. Juga harus dilandasi oleh
penghormatan terhadap kemerdekaan, persamaan dan solidaritas antar
manusia.
i.Demokrasi dengan kesejahteraan rakyat; Demokrasi juga mencakup dalam
bidang ekonomi. Demokrasi ekonomi adalah sistem pengelolaan perekonomian
Negara berdasarkan prinsip ekonomi. Perekonomian harus dijaga dari
persaingan bebas tanpa batas melalui peraturan perundang-undangan. Negara
juga mengambil peran yang cukup dalam usaha mewujudkan kesejahteraan
rakyat.
j.Demokrasi dengan pengadilan yang merdeka; Sistem pengadilan yang
merdeka member peluang seluas-luasnya kepada semua pihak yang
berkepentingan untuk mencari dan menemukan hukum yang seadil-adilnya.
Pengadilan yang merdeka dan otonom tidak boleh dipengaruhi oleh siapapun,
namun hakim wajib mempertimbangkan keadilan yang berkembang di
masyarakat.
Demokrasi Pancasila dalam arti sempit adalah berdasar pada sila keempat
Pancasila yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan. Dengan demikian, demokrasi Pancasila dalam arti
sempit adalah masalah pengambilan keputusan yaitu pengambilan keputusan

22

yang dipimpin oleh hitmat kebijaksanaan. Wujud dari pengambilan keputusan


yang dipimpin oleh hidmat kebijaksanaan adalah dengan musyawarah mufakat.
Konsep dan Bentuk demokrasi lain :
1. DEMOKRASI LIBERAL
Demokrasi Liberal adalah suatu demokrasi yang menempatkan kedudukan
badan legislatif lebih tinggi dari pada badan eksekutif. Kepala pemerintahan
dipimpin oleh seorang Perdana Menteri. Perdana menteri dan menteri-menteri
dalam kabinet diangkat dan diberhentikan oleh parlemen.
Ciri-ciri demokrasi liberal :
1) Kontrol terhadap negara,
2) Kekuasaan eksekutif dibatasi secara konstitusional, oleh peraturan
perundangan,
3) Kelompok minoritas boleh memperjuangkan dirinya.
2. DEMOKRASI KOMUNIS
Demokrasi Komunis adalah demokrasi yang sangat membatasi agama pada
rakyatnya. Demokrasi komunis melarang:
Adanya kepercayaan kepada Tuhan YME,
Membenci kelompok intelektual dan cendekiawan,
Mengagung-agungkan kelompok pekerja, buruh dan petani.

3.3

PEMAHAMAN TENTANG HAK ASASI MANUSIA

23

A.

Pengertian HAM

3. Hak-hak dasar melekat sejak lahir. Hak-hak tersebut dimiliki seseorang


karena ia manusia. Hak-hak tersebut berlaku bagi setiap anggota umat manusia
tanpa memperhatikan faktor-faktor pemisah seperti ras, agama, warna kulit,
kasta kepercayaan, jenis kelamin atau kebangsaan.
4. Hak Asasi Manusia (HAM) menurut pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor
39 tahun 1999 adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai mahkluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
Anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
negara, hukum, dan pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.
5. Menurut pendapat Jan Materson (dari komisi HAM PBB), dalam Teaching
Human Right, United Nations sebagaimana dikutip Baharudin Lopa
menegaskan bahwa HAM adalah hak-hak yang melekat pada setiap diri
manusia, yang tanpanya manusia mustahil manusia hidup sebagai manusia.
6. John Locke menyatakan bahwa HAM adalah hak-hak yang diberikan
langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. (Mansyur
Effendi, 1994).
B.

Ruang lingkup Hak Asasi Manusia (HAM)


Hak Asasi Manusia yang diuraikan diatas mempunyai ruang lingkup

yang luas dan mencakup berbagai aspek kehidupan. Hal itu di ungkapkan
sebagai berikut
a. Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat dan hak miliknya
b. Setiap orang berhak atas pengakuan di depan hukum sebagai manusia pribadi
dimana saja ia berada.
c. Setiap orang berhak atas rasa aman dan tentram serta perlindungan terhadap
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.
d. Setiap orang tidak boleh diganngu yang merupakan hak yang berkaitan
dengan kehidupan pribadi didalam tempat kediamannya.

24

e. Setiap oarng berhak atas kemerdekaan dan rahasia dalam hubungan


komunikasi melalui sarana elektronik tidak boleh di ganggu, kecuali atas
komunikasi melalui sarana elektronik tidak boleh diganggu, kecuali atas perintah
hakim atau kekuasaan lain yang sah sesuai dengan Undang-Undang.
f. Setiapa orang berhak untuk bebas dari penyiksaan, penghukuman, atau
perlakuan yang kejam, tidak manusiawi, penghilangan paksa dan penghilangan
nyawa.
g. Setiap orang tidak boleh ditangkap, ditekan, disiksa, dikucilkan, diasingkan,
atau dibuang secara sewenang-wenang.
h. Setiap orang berhak hidup dalam tatanan masyarakat dan kenegaraan yang
damai, aman dan tentram, yang menghormati, melindungi dan melaksanankan
sepenuhnya hak asasi manusia dan kewajiban dasar mausia sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang.
C. No one can take away your human right (pembatasan dan pernyataan
bahwa tidak bisa mengambil Hak Asasi yang lain).
Kewajiban negara terhadap warganya pada dasarnta memberikan
kesejahteraan hidup dan keamanan lahir batin sesuai demokrasi yang di anutnya
serta turut serta melindungi hak asasinya sebagai manusia secara individual
(HAM) berdasarkan ketentuan internasional yang dibatasi oleh ketentuan agama,
etika moral dan budaya yang berlaku dinegara Indonesia serta sistem kenegaraan
yang digunakan.
HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorang pun mempunyai hak untuk
membatasi, atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM
walaupun sebuah negara membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar
HAM. (Mansyur Fakih, 2003).
Sebagai manusia dan sebagai mahkluk yang paling mulia didunia yang
dibekali akal, akhlak, dan tentunya mempunya Hak sejak lahir. Seperti halnya
pengertian HAM itu sendiri, bahwa Hak itu sudah melekat pada setiap individu
tanpa terkecuali. Tapi kenapa sampai sekarang masih banyak diantara kita
saudara-saudara kita yang Hak nya diambil atau dirampas. Banyak yang
merampas hak orang lain, kenapa kita tidak menyadari itu? Berjuta rakyat
bersimbah luka, mereka yang dirampas haknya, banyak rumah-rumah yang

25

digusur, anak yang tak bisa sekolah, kelaparan. Dan masih sangat banyak.
Maka dari itu mengapa pernyataan bahwa setiap manusia tidak boleh mengambil
Hak dari orang lain. Sekecil apapun itu, karena dasarnya kita telah memiliki Hak
sendiri-sendiri yang sudah ada pada diri kita sejak lahir dan bahkan Hak itu
dibawa hingga akhir hayat.
Pentingnya kita memahami apa itu HAM, bagaimana HAM itu, apa saja
HAM itu, sudahkah kita memahami semua itu?
Karena minimnya pengetahuan, kurang tegasnya hukum, kurang tegasnya
pemimpin, sehingga masih banyak sekali terjadi pelanggaran HAM disekitar
kita.
D.

Contoh-contoh pelanggaran HAM


Pelanggaran HAM sering terjadi disekeliling kita entah disadari atau

tidak, contoh saja pembunuhan, kekerasan terhadap perempuan dan masih


banyak lagi hal ini bukanlah satu hal yang asing dikalangan kita. Selain itu
masih banyak juga pelanggaran HAM yang terjadi disekitar kita yang sudah
sangat melampaui batas.
Berikut ini akan di tampilkan beberapa contoh pelanggaran HAM di
Indonesia selama orde baru sepanjang tahun 1990-1998, seperti yang dikutip
dari http//:www.sekitarkita.com, adalah sebagai berikut:
1991:
Pembantaian dipemakaman santa cruz, Dili terjadi oleh ABRI terhadap pemuda.
Pemuda timor yang mengikuti prosesi pemakaman rekannya 200 orang
meninggal.
1992: Keluar Kepres tentang Monopoli perdagangan oleh perusahaan tommy
Suharto.
Penagkapan Xanana Gusmao.
1993:
Pembunuhan terhadap seorang aktifis buruh perempuan, Marsinah. Tanggal 8
Mei 1993.
1996:

26

Kerusuhan anti kristen di Tasikmalaya. Peristiwa ini dikenal dengan


kerusuhan Tasimalaya. (26 Desember 1996).
Kasus tanah Balongan.
Sengketa antara penduduk setempat dengan pabrik pabrik kertas Mucura
Enim mengenai pencemaran lingkungan.
Sengketa tanah Manis Mata.
Kasus Waduk Nipoh di Madura, dimana korban jatuh karena ditembak aparat.
Ketika memprotes penggusuran tanah mereka.
Kerusuhan Situbondo, puluhan Gereja dibakar.
Kerusuhan Sambas Sangvaledo. (30 Desember 1996).
1997:
Kasus tanah Kemayoran.
Kasus pembantaian mereka yang diduga pelaku dukun santet di Ja-Tim.
1998:
Kerusuhan Mei dibeberapa kota meletus. Aparat keamanan bersikap pasif dan
membiarkan. Ribuan jiwa meniggal, puluhan perempuan diperkosa dam harta
benda hilang. Tanggal 13-15 Mei 1998).
Pembunuhan terhadap beberapa mahasiswa Trisakti di Jakarta, dua hari
sebelum kerusuhan Mei.pembunuhan terhadap beberapa mahasiswa dalam
demonstrasi menentang sidang istimewa 1998. Peristiwa ini terjadi pada 13-14
November 1998 dan dikenal denagn Tragedi Semanggi, dan lain-lain.
Contoh-contoh ini hanyalah sebagian kecil dari pelanggaran HAM yang terjadi
disekeliling kita masih banyak contoh-contoh yang tidak dapat semuanya ditulis
disini. Hanya bagaimana cara kita menyikapi hal tersebut.
E. Perkembangan pemikiran HAM
Dibagi dalam 4 generasi, yaitu :
Generasi pertama berpendapat bahwa pemikiran HAM hanya berpusat
pada bidang hukum dan politik. Fokus pemikiran HAM generasi pertama pada
bidang hukum dan politik disebabkan oleh dampak dan situasi perang dunia II,
totaliterisme dan adanya keinginan Negara-negara yang baru merdeka untuk
menciptakan sesuatu tertib hukum yang baru.

27

Generasi kedua pemikiran HAM tidak saja menuntut hak yuridis


melainkan juga hak-hak sosial, ekonomi, politik dan budaya. Jadi pemikiran
HAM generasi kedua menunjukan perluasan pengertian konsep dan cakupan hak
asasi manusia. Pada masa generasi kedua, hak yuridis kurang mendapat
penekanan sehingga terjadi ketidakseimbangan dengan hak sosial-budaya, hak
ekonomi dan hak politik.
Generasi ketiga sebagai reaksi pemikiran HAM generasi kedua. Generasi
ketiga menjanjikan adanya kesatuan antara hak ekonomi, sosial, budaya, politik
dan hukum dalam suatu keranjang yang disebut dengan hak-hak melaksanakan
pembangunan. Dalam pelaksanaannya hasil pemikiran HAM generasi ketiga
juga mengalami ketidakseimbangan dimana terjadi penekanan terhadap hak
ekonomi dalam arti pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama, sedangkan
hak lainnya terabaikan sehingga menimbulkan banyak korban, karena banyak
hak-hak rakyat lainnya yang dilanggar.
Generasi keempat yang mengkritik peranan negara yang sangat dominant
dalam proses pembangunan yang terfokus pada pembangunan ekonomi dan
menimbulkan dampak negative seperti diabaikannya aspek kesejahteraan rakyat.
Selain itu program pembangunan yang dijalankan tidak berdasarkan kebutuhan
rakyat secara keseluruhan melainkan memenuhi kebutuhan sekelompok elit.
Pemikiran HAM generasi keempat dipelopori oleh Negara-negara di kawasan
Asia yang pada tahun 1983 melahirkan deklarasi hak asasi manusia yang
disebut Declaration of the basic Duties of Asia People and Government.
Perkembangan pemikiran HAM dunia bermula dari:
1.

Magna Charta
Pada umumnya para pakar di Eropa berpendapat bahwa lahirnya HAM di

kawasan Eropa dimulai dengan lahirnya magna Charta yang antara lain memuat
pandangan bahwa raja yang tadinya memiliki kekuasaan absolute (raja yang
menciptakan hukum, tetapi ia sendiri tidak terikat dengan hukum yang
dibuatnya), menjadi dibatasi kekuasaannya dan mulai dapat diminta pertanggung
jawabannya dimuka hukum(Mansyur Effendi,1994).
1.

The American declaration

28

Perkembangan HAM selanjutnya ditandai dengan munculnya The


American Declaration of Independence yang lahir dari paham Rousseau dan
Montesquuieu. Mulailah dipertegas bahwa manusia adalah merdeka sejak di
dalam perut ibunya, sehingga tidaklah logis bila sesudah lahir ia harus
dibelenggu.
1.

The French declaration


Selanjutnya, pada tahun 1789 lahirlah The French Declaration (Deklarasi

Perancis), dimana ketentuan tentang hak lebih dirinci lagi sebagaimana dimuat
dalam The Rule of Law yang antara lain berbunyi tidak boleh ada penangkapan
tanpa alasan yang sah. Dalam kaitan itu berlaku prinsip presumption of innocent,
artinya orang-orang yang ditangkap, kemudian ditahan dan dituduh, berhak
dinyatakan tidak bersalah, sampai ada keputusan pengadilan yang berkekuatan
hukum tetap yang menyatakan ia bersalah.
1.

The four freedom


Ada empat hak kebebasan berbicara dan menyatakan pendapat, hak

kebebasan memeluk agama dan beribadah sesuai dengan ajaran agama yang
diperlukannya, hak kebebasan dari kemiskinan dalam Pengertian setiap bangsa
berusaha mencapai tingkat kehidupan yang damai dan sejahtera bagi
penduduknya, hak kebebasan dari ketakutan, yang meliputi usaha, pengurangan
persenjataan, sehingga tidak satupun bangsa berada dalam posisi berkeinginan
untuk melakukan serangan terhadap Negara lain ( Mansyur Effendi,1994).
Perkembangan pemikiran HAM di Indonesia:
Pemikiran HAM periode sebelum kemerdekaan yang paling menonjol
pada Indische Partij adalah hak untuk mendapatkan kemerdekaan serta
mendapatkan perlakukan yang sama hak kemerdekaan.
Sejak kemerdekaan tahun 1945 sampai sekarang di Indonesia telah
berlaku 3 UUD dalam 4 periode, yaitu:
Periode 18 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949, berlaku UUD 1945.
Periode 27 Desember 1949 sampai 17 Agustus 1950, berlaku konstitusi
Republik Indonesia Serikat.
Periode 17 Agustus sampai 5 Juli 1959, berlaku UUD 1950.
Periode 5 Juli 1959 sampai sekarang, berlaku Kembali UUD 1945.

29

BAB IV
PENUTUP
4.1

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penulisan diatas, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:
Setelah menelaah pemahaman dari tujuan Pendidikan Kewarganegaraan,
maka dapat saya simpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan berorientasi
pada penanaman konsep Kenegaraan dan juga bersifat implementatif dalam
kehidupan sehari hari. Adapun harapan yang ingin dicapai setelah pengajaran
Pendidikan Kewarganegaraan ini, maka akan didapatkan generasi yang menjaga
keutuhan dan persatuan bangsa.
Bangsa adalah orang-orang yang memiliki kesamaan asal keturunan, adat,
bahasa dan sejarah serta berpemerintahan sendiri. Dengan demikian, Bangsa
Indonesia adalah sekelompok manusia yang mempunyai kepentingan yang sama
dan menyatakan dirinya sebagai satu bangsa serta berproses dari dalam satu
wilayah: Nusantara / Indonesia.
Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan
wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta tanah air dan
bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta ketahanan nasional
dalam diri para calon-calon penerus bangsa yang sedang dan mengkaji dan akan
menguasai imu pengetahuaan dan teknologi serta seni.
Pendidikan Kewaranegaraan sangat penting dipelajari karena mencakup
mengenai ketatanegaraan dan kehidupan bernegara. Dengan mempelajari
pendidikan kewarganegaraan kita dapat mengetahui latar belakang pendidikan
kewarganegaraan serta tujuan pendidikan kewarganegaraan, kita dapat
mengetahui pengertian bangsa dan negara, kita dapat mengetahui hak dan
kewajiban warga negara.

30

HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan
kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi
satu hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas
HAM orang lain.
HAM setiap individu dibatasi oleh HAM orang lain. Dalam Islam, Islam
sudah lebih dulu memperhatikan HAM. Ajaran Islam tentang Islam dapat
dijumpai dalam sumber utama ajaran Islam itu yaitu Al-Quran dan Hadits yang
merupakan sumber ajaran normatif, juga terdapat dalam praktik kehidupan umat
Islam.
Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundangundangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh
seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili
dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses
pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam
Undang-Undang pengadilan HAM.

4.2

Saran
Berdasarkan pembuatan makalah pengantar pendidikan kewarganegaraan

ini, Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan


memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa
menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan
pelanggaran HAM. Dan Jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan dinjakinjak oleh orang lain. Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu
menyelaraskan dan mengimbangi antara HAM kita dengan HAM orang lain.

31

4.3

Daftar Pustaka

- http://frillyfayraitaru.wordpress.com/2013/03/18/konsep-dan-bentukdemokrasi-dalam-sistem-pemerintahan-negara/
- abaslessy.wordpress.com/.../bab-i-pengantar-pendidik...

- http://busmaniar29.wordpress.com/page/6/
- http://www.gudangmateri.com/2011/05/tujuan-pendidikankewarganegaraan.html
- catatansugengs.wordpress.com/.../materi-pendidikan-k...
- http://www.masbied.com/2011/08/03/pengertian-bangsa-menurut-para-ahli/
- id.wikipedia.org/wiki/Negara

- http://syadiashare.com/hak-dan-kewajiban-warga-negara.html
- http://maureenlicious.wordpress.com/tag/landasan-hukum-pendidikankewarganegaraan/0
- http://abdiar.wordpress.com/2010/05/05/pengertian-tujuan-sejarahpendidikan-kewarganegaraan/

- http://id.shvoong.com/social-sciences/political-science/2268905-konsepdemokrasi/#ixzz1pOMF8bXo
- Djarot, Eros & Haas, Robert. 1998. Hak-Hak Asasi Manusia dan Manusia
(Human rightsand The Media). Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
- Drs. S. Sumarsono. Dkk. 2000. Pendidikan kewarganegaraan.
- Wahidin. 2008. Makalah PKn Tentang Hak Asasi Manusia(HAM).

32

Anda mungkin juga menyukai