Anda di halaman 1dari 26

GANGGUAN KEPRIBADIAN

Kita semua memiliki gaya berperilaku dan cara tertentu dalam berhubungan dengan orang lain,
beberapa dari kita adalah tipe teratur, yang lain ceroboh. Beberapa dari kita memilih
mengerjakan tugas sendiri, yang lain lebih sosial. Beberapa dari kita tipe pengikut, yang lain
memimpin. Beberapa dari kita terlihat kebal menerima penolakan dari orang lain, sementara
yang lain menghindari inisiatif sosial karena takut dikecewakan. Saat pola perilaku menjadi
begitu tidak fleksibel atau maladaptive sehingga dapat menyebabkan distress personal yang
signifikan atau mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan, maka pola perilaku tersebut dapat
didiagnosis sebagai gangguan kepribadian.
Gangguan kepribadian adalah kelompok gangguan yang sangat heterogen. Gangguan tersebut
diberi kode pada aksis ii dalam dsm dan dianggap sebagai pola perilaku dan pengalaman internal
yang bertahan lama, pervasif, dan tidak fleksibel yang menyimpang dari ekspektasi budaya orang
yang bersangkutan dan dapat menggangu dalam fungsi sosial dan pekerjaan. Beberapa
diantaranya dapat menyebabkan distress emosional. Individu dikatakan mengalami gangguan
kepribadian apabila ciri kepribadiannya menampakkan pola perilaku maladaptif dan telah
berlangsung dalam jangka waktu yang lama. ola tersebut muncul pada setiap situasi serta
menggangu fungsi kehidupannya sehari!hari.
G"#GG$"# K%&IB"'I"# 'IG()(#GK"# *%#+"'I ,IG" K%)(*(K '")"*
'S*!I-!,&, ."I,$/
0. K%)(*(K " 1(''2%33%#,&I3 3)$S,%&4
Gangguan kepribadian yang ditandai perilaku aneh dan eksentrik, terdiri dari gangguan
kepribadian paranoid, schi5oid, dan schi5otypal. Individu dalam kelompok ini sering memiliki
kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain, atau mereka menunjukkan sedikit atau tidak
adanya minat dalam mengembangkan hubungan sosial.
%tiologi kelompok "
Berbagai studi tentang keluarga memberikan beberapa bukti bahwa gangguan kepribadian
kelompok a berhubungan dengan ski5ofrenia. ada gangguan ski5otipal, pasien mengalami
kelemahan kognitif dan kurangnya fungsi neuropsikologis yang sama dengan terjadinya
ski5ofrenia. Selain itu, pasien dengan gangguan kepribadian ski5otipal memiliki rongga otak
yang lebih besar dan lebih sedikit bagian abu!abu di lobus temporalis.
6. K%)(*(K B 1'&"*",I32%&&",I3 3)$S,%&4
Kelompok gangguan ini mencakup terdiri dari gangguan kepribadian antisosial, borderline,
histrionic, dan narcissistic. Individu dalam kelompok ini menampilkan perilaku yang dramatik
atau berlebih!lebihan, tidak dapat diramalkan, self centered, emosional dan eratik 1tidak menentu
atau aneh4. (rang!orang dalam kelompok ini memiliki ksulitan dalam membntuk dan membina
hubungan.
7. K%)(*(K 3 1"#8I($S29%"&9$) 3)$S,%&4
Kelompok gangguan ini terdiri dari gangguan kepribadian avoidant, dependent, dan obsessive!
compulsive. *eskipun ciri danri masing!masing gangguan ini berbeda, namun gangguan ini
sama!sama memiliki komponen berupa rasa cemas dan ketakutan.
%tiologi kelompok 3
,idak banyak data yang menjelaskan penyebab dari gangguan kepribadian kelompok
an:oius2fearful. Salah satu penyebab yang memungkinkan adalah hubungan antara orang tua dan
anak. Sebagai contoh, gangguan kepribadian dependen disebabkan oleh pola asuh yang
overprotektif dan authoritarian, sehingga menghambat berkembangnya self!efficacy.
'i samping itu, gangguan kepribadian dependen juga dapat disebabkan oleh masalah attachment.
ada masa kanak!kanak, anak mengembangkan attachment terhadap orang dewasa dan
menggunakan orang dewasa tersebut sebagai dasar yang aman untuk mengeksplorasi dan
mengejar tujuan lain. erpisahan dari orang dewasa dapat menimbulkan kemarahan dan distress.
Seiring dengan proses perkembangan, anak tersebut kemudian menjadi tidak terlalu dependen
pada figur attachment. ada attachment yang tidak normal, perilaku yang dapat dilihat pada
individu yang mengalami gangguan kepribadian dependen merefleksikan kegagalan dalam
proses perkembangan yang biasanya, yang muncul dari gangguan pada hubungan awal antara
orang tua dan anak yang disebabkan oleh kematian, pengabaian, penolakan, atau pengasuhan
yang overprotektif.
Individu yang mengalami gangguan ini menggunakan berbagai cara untuk menjaga hubungan
dengan orang tua atau orang lain, misalnya dengan selalu menuruti mereka.
Sedangkan gangguan kepribadian avoidant kemungkinan merefleksikan pengaruh lingkungan, di
mana anak diajarkan untuk takut pada orang dan situasi yang pada umumnya dianggap tidak
berbahaya. *isalnya ayah atau ibu memiliki ketakutan yang sama, yang kemudian diturunkan
pada anak melalui modeling. Kenyataan bahwa gangguan ini terjadi di keluarga, dapat
mengindikasikan adanya peran faktor genetik.
9reud berpendapat bahwa obsessive!compulsive personality traits disebabkan oleh fiksasi pada
tahap awal dari perkembangan psikoseksual. Sedangkan teori psikodinamik kontemporer
menjelaskan bahwa gangguan kepribadian obsesif!kompulsif disebabkan oleh ketakutan akan
hilangnya kontrol yang diatasi dengan overkompensasi. Sebagai contoh, seorang pria workaholic
yang kompulsif kemungkinan takut bahwa hidupnya akan hancur jika ia bersantai!santai dan
bersenang!senang.
KELOMPOK A (ODD/ECCENTRIC CLUSTER)
0. "&"#(I' %&S(#")I,. 'IS(&'%& 1G"#GG$"# K%&IB"'I"# "&"#(I'4
Individu yang mengalami gangguan kepribadian paranoid biasanya ditandai dengan adanya
kecurigaan dan ketidakpercayaan yang kuat terhadap orang lain. *ereka juga diliputi keraguan
yang tidak beralasan terhadap kesetiaan orang lain atau bahwa orang lain tersebut dapat
dipercaya.
(rang!orang yang mengalami gangguan ini merasa dirinya diperlakukan secara salah dan
dieksploitasi oleh orang lain sehingga berperilaku selalu waspada terhadap orang lain.
*ereka sering kali kasar dan mudah marah terhadap apa yang mereka anggap sebagai
penghinaan. Individu semacam ini enggan mempercayai orang lain dan cenderung menyalahkan
mereka serta menyimpan dendam meskipun bila ia sendiri juga salah. *ereka sangat
pencemburu dan tanpa alasan dapat mempertanyakan kesetiaan pasangannya.
Individu dengan gangguan ini tidak mampu terlibat secara emosional dan menjaga jarak dengan
orang lain, mereka tidak hangat. Gangguan kepribadian paranoid paling banyak terjadi pada
kaum laki!laki dibandingkan dengan perempuan. Gangguan ini banyak dialami bersamaan
dengan gangguan kepribadian schi5otipal, borderline, dan avoidant.
revalensi pada gangguan ini adalah berkisar 6 persen dari populasi pada umumnya.
Gangguan paranoid memiliki perbedaan diagnosis dengan ski5ofrenia, karena pada gangguan
paranoid tidak muncul simtom halusinasi dan delusi. erbedaannya dengan gangguan borderline
adalah gangguan paranoid lebih sulit untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Sedangkan
perbedaannya dengan gangguan antisosial adalah paranoid tidak memiliki sejarah antisosial.
erbedaannya dengan schi5oid adalah gangguan ini tidak memiliki ide!ide paranoid atau tidak
memiliki kecurigaan.
erspektif sikososial *engenai aranoid 'isorder
a4 sikodinamik
9reud percaya pada hasil penelitiannya, bahwa proyeksi adalah pusat mekanisme dari pikiran
paranoid. 'elusi pada paranoid dijelaskan sebagai pengembangan dari konsekuensi atas
penolakan libido terhadap obyek homoseksual, diikuti dengan regresi ke tahap narsistik pada
libidinal development. 'efense mekanisme kedua yang berkembang dalam lingkaran setan yang
mereka ciptakan adalah isolasi, yaitu menjaga jarak secara psikologis maupun geografis. Selain
itu inidividu ini juga menggunakan rasionalisasi dan displacement.
andangan psokodinamik perkembangan kontemporer menyatakan kepribadian paranoid adalah
akibat dari perlakuan abuse pada usia dini. Sementara orang normal belajar trust pada awal
perkembangan, paranoid malah belajar mistrust. ;ipotesis freud telah digeneralisasi, yaitu
paranoid tidak mempengaruhi keinginan homoseksual yang disembunyikan, melainkan
merindukan kehangatan dari orang tua dengan jenis kelamin yang sama, penyiksa 1abuser4
mereka, seringnya adalah ayah.
"khtar 1millon, <=64 menjelaskan aspek over dan cover dari kepribadian paranoid. 'alam area
self consep, pada aspek over paranoid terlihat arogan, selalu merasa benar, dan mudah marah.
ada aspek cover, mereka merasa takut, inferior, dipenuhi dengan keraguan dan rasa bersalah.
'alam relasi interpersonal, secara over mereka terlihat tidak dapat dipercaya, tidak memiliki
humor, suka menuduh, dan dingin. Secara cover, mereka sangat sensitive, na>f, takut akan
kekuasaan dan otoritas, dan pendendam. ada area adaptasi sosial, mereka rajin, bersemangat
dan sukses saat bekerja dengan cara mereka sendiri. Secara cover, mereka sering memiliki
masalah interpersonal, membawa masalah pribadi ke tempat kerja, dan kurang mampu bekerja
sama dalam team. ada area percintaan dan seksualitas, mereka terlihat tidak romantic, menolak
humor seksual dan bergosip. Secara cover, mereka meregukan kemampuan seksual mereka, dan
mungkin memiliki kecenderungan sadomasochistic.
b4 Behavioral
ada awal kehidupan, mereka melihat model pada fugur otoritas, kemudian mereka menjadi
independen dan mengikuti aturan dengan teliti. Sebagai dampak dari kekakuan konformitas
mereka terhadap lingkungan, maka mereka menjadi kurang spontan dan inisiatif, sehingga tidak
dapat membentuk relasi mendalam dan terbuka, dan merasa ragu!ragu serta ketakutan terhadap
hal!hal yang tidak merka ketahui. Selain itu, kemungkinan saat kecil mengalami penyiksaan atau
penghinaan oleh pengasuhnya, menjadi korban kebencian dari orang lain, atau pengasuh menjadi
model paranoid 1missal, sering mengatakan ?Kau tidak boleh mempercayai orang lain4.
c4 3ognitive
Secara kognitif, orang paranoid memiliki kesamaan dengan kepribadian konpulsive. *asalah
kognitif utama pada orang paranoid bukanlah persepsinya melainkan interpretasi. 'asar stimulus
yang masuk sama dengan orang normal, namun informasi diproses dengan ketegasan dalam
pengidentifikasian plot, pembatasan ide, dan kritis. 3ara berpikir orang paranoid berbeda dengan
orang normal, mereka memiliki criteria tersendiri untuk mencapai suatu goal.
d4 Interpersonal
Berdasarkan pernyataan sullivan, terdapat dua syarat untuk perkembangan paranoid yang miring.
ertama adalah rasa tidak aman yang intens terkait pada inferioroti. Kedua adalah menyalahkan
orang lain. 'engan bereaksi seakan semua orang adalah musuh, orang paranoid menemukan
posisi aman dan autonomi mereka, dan melindungi diri mereka dengan melawan pengaruh dari
luar. $ntuk menciptakan dunia yang aman bagi mereka, orang paranoid menciptakan karakter
interpersonal untuk menyerang, perlindungan keamann, dan membangun hubungan formal
dengan orang lain tapi tetap menghindari attachement dan ketergantungan. aranoid ingin
percaya orang lain namun sangat takut terluka oleh penghianatan.
6. S3;I@(I' %&S(#")I,. 'IS(&'%& 1G"#GG$"# K%&IB"'I"# SKI@(I'4
Individu yang mengalami gangguan ini tidak menginginkan atau menikmati hubungan sosial dan
biasanya tidak memiliki teman akrab. *ereka tampak tumpul, datar, dan menyendiri serta tidak
memiliki perasaan yang hangat dan tulus terhadap orang lain. *ereka jarang memiliki emosi
kuat, tidak tertarik pada hubungan seks, serta bersikap masa bodoh terhadap pujian, kritik, dan
perasaan orang lain. Individu yang mengalami gangguan ini adalah seorang penyendiri dan
menyukai kegiatan yang dilakukan sendirian.
Individu dengan gangguan kepribadian ski5oid menampilkan perilaku menarik diri, mereka
merasa tidak nyaman bila berinteraksi dengan orang lain, cenderung introvert. *ereka terlihat
sebagai individu yang eksentrik, terkucil, dingin, dan penyendiri. 'alam kesehariannya, individu
lebih menyenangi kegiatan yang tidak melibatkan orang lain dan berhasil pada bidang!bidang
yang tidak melibatkan orang lain. revalensi gangguan ski5oid diperkirakan A,= persen dari
populasi. erbandingan antara laki!laki dan perempuan diperkirakan 6 / 0 untuk laki!laki.
erspektif sikososial *engenai Schi5oid ersonality 'isorder
a4 sikodinamik
"hli!ahli teori psikoanalisa berpendapat bahwa schi5oid dibangun melalui hubungan ibu dan
anak yang terganggu, dimana anak tidak pernah belajar untuk member atau menerima kasih
sayang 1Blueler, 0B<6C Klien, 0B=64. "nak ini menunjukkan bahwa hubungan dan emosi!emosi
sebagai hal yang berbahaya dan selanjutnya mereka berdua tetap jauh dari orang lain dan juga
perasaan!perasaan mereka sendiri.
b4 Behavioral
Saat kecil, kemungkinan besar orang schi5oid tidak diakui dan dicintai oleh orang tua atau
lingkungannya, cenderung diabaikan, mengalami pembedaan sikap 1missal, dengan kakaknya4,
dan sering mengalami cemoohan dari sekitarnya.
c4 3ognitive
ara ahli kognitif menggambarkan gaya berpikir dari orang schi5oid sebagai orang yang tidak
memperbaiki diri 1improverished4 dan tidak responsive terhadap tanda!tanda yang menunjukkan
emosi 1Beck D 9reeman, 0BBE4. 'aripada memiliki perangkat keyakinan khusus yang
mengarahkannya pada salah tafsir atas situasi dengan cara yang spesifik, orang schi5oid lebih
tampak sebagai orang yang memiliki minat terhadap kehidupan di sekliling mereka, namun dapat
mengakui secara intelektual bahwa orang lain mengalami situasi yang berbed dengan mereka.
;asilnya mereka cenderung lemah dan tidak ekspresif, sehingga keterampilan sosialnya rendah.
d4 ;umanistic
(rang dengan schi5oid sering memandang diri mereka seperti boneka, android 1robot4, atau
budak. ;al ini karena mereka tidak memiliki tujuan hidup dan self concept yang rendah.
e4 Interpersonal
(rang dengan tipe schi5oid adalah penyendiri, kurang teman dan menghindar dari lingkungan.
;al itu karena mereka tidak nyaman dan tidak tertarik membangun hubungan sosial.
7. S3;I@(,.") %&S(#")I,. 'IS(&'%& 1G"#GG$"# K%&IB"'I"#
SKI@(,I")4
Individu dengan gangguan kepribadian ski5otipal biasanya memiliki kepercayaan yang aneh.
*ereka memiliki pemikiran yang ajaib2aneh 1magical4, ide!ide yang ganjil, ilusi, dan derealisasi
yang mereka tampilkan dalam kehidupan sehari!hari. Individu dengan gangguan ini memiliki
masalah dalam berpikir dan berkomunikasi. 'alam pembicaraan, mereka dapat menggunakan
kata!kata dengan cara yang tidak umum dan tidak jelas sehingga hanya diri mereka saja yang
mengerti artinya.
'ari perilaku dan penampilan, mereka juga tampak eksentrik. Sebagai contoh, mereka berbicara
kapada diri sendiri dan memakai pakaian yang kotor serta kusut. 3iri yang umum terjadi adalah
ideas of reference 1keyakinan bahwa berbagai kejadian memiliki makna khusus dan tidak biasa
bagi orang yang bersangkutan4, kecurigaan, dan pikiran paranoid. *ereka pun memiliki
kemampuan yang rendah dalam berinteraksi dengan orang lain dan kadang kala bertingkah laku
aneh sehingga akhirnya mereka sering kali terkucil dan tidak memiliki banyak teman.
revelensi gangguan ini diperkirakan kurang dari 0 persen. Gangguan kepribadian ski5otipal
lebih banyak muncul pada keluarga yang memiliki penderita ski5ofrenia. Gangguan kepribadian
ski5otipal adalah titik awal dari ski5ofrenia. Falaupun sama!sama muncul simtom halusinasi,
namun perbedaan gangguan ini dengan gangguan ski5ofrenia adalah halusinasi pada ski5otipal
biasanya berlangsung dalam waktu singkat.
(rang dengan gangguan ski5otipal menunjukkan masalah dalam kemampuan untuk menahan
atensi dalam tugas!tugas kognitif, sebagaimana penrunan atensi yang sama terlihat pada orang
schi5ophrenia. *ereka juga menunjukkan level yang rendah dari oksidasi monomine, yang akan
meningkatkan jumlah dopamine dalam otak sehingga mencapai level tertinggi asam
homovanilik, yaitu metabolism utama dari dopamine.
erspektif sikososial *engenai Schi5otypal ersonality 'isorder
a4 sikodinamik
,eori psikoanalisa mengenai schi5otypal tidak banyak ditemukan. Barangkali teori!teori
psikologi tidak memberikan perhatian yang besar pada jenis gangguan ini karena sangat dekat
kaitannya dengan scy5ophrenia, yang menampilkan akar!akar biologis yang kuat karena
schi5otipal tidak ditambahkan ke dalam kategori diagnostic pada 'S* relative hingga sekarang.
b4 Behavioral
(rang dengan gangguan ini, kemungkinan besar dengan pola asuh keluarga yang psychotic
1punya masalah kejiwaan4 atau ada sejarah salah satu anggota keluarga memiliki gangguan
ski5otipal. Saat anak!anak, orang!orang dengan gangguan ski5otipal adalah pasif , secara sosial
tidak terlibat, dan terlalu sensitive terhadap kritik. Karakteristik dari orang lainnya adalah dimana
secara umum mereka tampak ganjil dalam berpikir.
c4 3ognitive
(rang dengan tipe schi5otypal memiliki cara pikir yang berbeda dengan orang lain, distorsi
persepsi, seringnya irasional. Ia memiliki kepercayaan terhadap hal!hal yang aneh, percaya
bahwa dirinya memiliki kemampuan magis 1telepathy, si:th sense, paranormal4.
d4 Interpersonal
*enghindari hubungan dengan banyak orang, memiliki kewaspadaan yang tinggi, senang
memberi kitik dan curiga terhadap orang!orang di sekitarnya.
KELOMPOK B (DRAMATIC/ERRATIC CLUSTER)
0. B(&'%&)I#% %&S(#")I,. 'IS(&'%& 1G"#GG$"# K%&IB"'I"# "*B"#G4
'isebut dengan kepribadian ambang 1borderline4 karena berada di perbatasan antara gangguan
neurotik dan ski5ofrenia. 3iri!ciri utama gangguan ini adalah impulsivitas dan ketidakstabilan
dalam hubungan dengan orang lain dan memiliki mood yang selalu berubah!ubah. 3ontohnya,
sikap dan perasaan terhadap orang lain dapat berubah!ubah secara signifikan dan aneh dalam
kurun waktu yang singkat. Individu yang mengalami gangguan borderline memiliki karakter
argumentatif, mudah tersinggung, sarkastik, cepat menyerang, dan secara keseluruhan sangat
sulit untuk hidup bersama mereka.
erilaku mereka yang tidak dapat diprediksi dan impulsif, boros, aktivitas seksual yang tidak
pandang bulu, penyalahgunaan 5at, dan makan berlebihan, berpotensi merusak diri sendiri.
*ereka tidak tahan berada dalam kesendirian, memiliki rasa takut diabaikan, dan menuntut
perhatian. *udah mengalami perasaan depresi dan perasaan hampa yang kronis, mereka sering
kali mencoba bunuh diri.
Gangguan kepribadian borderline bermula pada masa remaja atau dewasa awal, dengan
prevelensi sekitar 0 persen, dan lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan pada laki!
laki.
%tilogi gangguan kepribadian borderline
enyebab terjadinya gangguan kepribadian borderline antara lain dapat dijelaskan oleh kedua
pandangan berikut/
9aktor biologis
9aktor!faktor biologis antara lain disebabkan oleh faktor genetis. Gangguan kepribadian
borderline dialami oleh lebih dari satu anggota dalam satu keluarga. Beberapa data menunjukkan
adanya kelemahan fungsi lobus frontalis, yang sering diduga berperan dalam perilaku impulsif.
Individu dengan gangguan borderline mengalami peningkatan aktivasi amigdala, suatu struktur
dalam otak yang dianggap sangat penting dalam pengaturan emosi.
)inehanGs diathesis!stress theory
*enurut teori ini, gangguan kepribadian borderline berkembang ketika individu dengan diatesis
biologis 1kemungkinan genetis4 di mana ia mengalami kesulitan untuk mengontrol emosi,
dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang salah 1invalidating4. 'alam teori ini, diatesis
biologis disebut sebagai emotional dysregulation. Sedangkan invalidating e:perience adalah
pengalaman di mana keinginan dan perasaan individu diabaikan dan tidak dihormatiC usaha
individu untuk mengkomunikasikan perasaannya tidak dipedulikan atau bahkan diberi hukuman.
Salah satu contoh ekstremnya adalah kekerasan pada anak, baik secara seksual maupun
nonseksual. 'engan kata lain, emotional dysregulation saling berinteraksi dengan invalidate
e:perience anak yang sedang berkembang. ;al itulah yang kemudian memicu perkembangan
kepribadian borderline.
erspektif sikososial *engenai Borderline ersonality 'isorder
a4 sikodinamik
Individu dengan gangguan kepribadian borderline sering kali mengembangkan mekanisme
defense yang disebut splitting, yaitu mendikotomikan objek menjadi semuanya baik atau
semuanya buruk dan tidak dapat mengintegrasikan aspek positif dan negatif orang lain atau diri
menjadi suatu keutuhan. ;al itu menimbulkan kesulitan yang ekstrem dalam meregulasi emosi
karena individu borderline melihat dunia, termasuk dirinya sendiri, dalam dikotomi hitam!putih.
Bagaimanapun juga, defense ini melindungi ego yang lemah dari kecemasan yang tidak dapat
ditoleransi.
,eori ini merupakan teori dari psikoanalisa yang memfokuskan diri pada bagaimana cara anak
mengintroyeksikan nilai!nilai dan gambaran yang berhubungan dengan orang!orang yang
dianggap penting dalam hidupnya, misalnya orang tua. 'engan kata lain, fokus dari teori ini
adalah cara anak mengidentifikasikan diri dengan orang lain di mana ia memiliki emotional
attachment yang kuat dengan orang tersebut. (rang!orang yang diintroyeksikan tersebut menjadi
bagian dari ego si anak pada masa dewasa, tetapi dapat menimbulkan konflik dengan harapan,
tujuan, dan ideal!idealnya.
,eori ini beranggapan bahwa individu bereaksi terhadap dunia melalui perspektif dari orang!
orang penting dalam hidupnya pada masa lalu, terutama orang tua atau caregiver. ,erkadang
perspektif tersebut berlawanan harapan dan minat dari individu yang bersangkutan. (tto
kernberg, salah seorang tokoh dalam teori ini menyatakan bahwa pengalaman yang tidak
menyenangkan pada masa kanak!kanak, misalnya mempunyai orang tua yang memberikan cinta
dan perhatian secara tidak konsisten 1menghargai prestasi anak, tetapi tidak dapat memberikan
dukungan emosional dan kehangatan4, dapat menyebabkan anak mengembangkan insecure egos
1bentuk umum dari gangguan kepribadian borderline4.
Beberapa hasil penelitian juga mendukung teori ini. Individu yang mengalami gangguan
kepribadian borderline menyatakan kurangnya kasih sayang dari ibu. *ereka memandang
keluarga mereka tidak ekspresif secara emosional, tidak memiliki kedekatan emosional, dan
sering terjadi konflik dalam keluarga. Selain itu, mereka biasanya juga mengalami kekerasan
seksual dan fisik serta sering mengalami perpisahan dengan orang tua pada masa kanak!kanak.
Bagaimanapun juga, hasil!hasil penelitian tersebut masih belum dapat menyatakan secara jelas
apakah pengalaman!pengalaman itu memang hanya dialami oleh mereka dengan gangguan
kepribadian borderline saja. 'engan demikian dapat disimpulkan bahwa individu yang
mengalami gangguan kepribadian borderline mempunyai pengalaman masa kecil yang tidak
menyenangkan. #amun belum jelas apakah pengalaman tersebut bersifat spesifik bagi gangguan
ini.
b4 Behavioral
(rang dengan gangguan borderline biasanya dibesarkan oleh pola asuh maladaptive,
ditinggalkan pengasuh, dan memiliki trauma abuse saat kecil. ;al ini membuat mereka saat
dewasa menjadi haus akan perhatian dan kasih sayang, sangat sensitive,
c4 3ognitive
ada beberapa kasus, ditemukan pula cara berpikir orang paranoid, yaitu penuh kecurigaan
terhadap orang lain.
d4 ;umanistic
(rang dengan gangguan borderline cenderung tidak yakin tentang identitas pribadi mereka 1nilai,
tujuan, karir, dan bahkan orientasi seksual4. Ketidakstebilan dalam self!image atau identitas
pribadi membuat mereka dipenuhi perasaan kekosongan dan kebosanan yang terus!menerus.
e4 Interpersonal
(rang dengan tipe borderline ide ketakutan akan ditinggalkan menjadikan mereka pribadi yang
melekat dan menuntut dalam hubungan sosial mereka, namun kelekatan mereka sering kali
malah menjauhkan orang!orang di sekitarnya. ,anda!tanda penolakan membuat mereka menjadi
sangat marah, yang membuat mereka menjadi lebih jauh lagi. "kibatnya, perasaan mereka
terhadap lingkingan menjadi berubah!ubah. *ereka cendreung mamandang orang lain sebagai
semua!tentangnya!baik dan semua!tentangnya!buruk, karena berubah!ubah dengan cepat dan
ekstrem.
6. ;IS,&I(#I3 %&S(#")I,. 'IS(&'%& 1G"#GG$"# K%&IB"'I"# ;IS,&I(#IK4
Gangguan kepribadian histrionik sebelumnya dikenal disebut kepribadian histerikal, ditegakkan
bagi orang!orang yang selalu dramatis dan mencari perhatian. *ereka sering kali menggunakan
ciri!ciri penampilan fisik yang dapat menarik perhatian orang kepada dirinya, misalnya pakaian
yang mencolok, tata rias, atau warna rambut. *ereka berpusat pada diri sendiri, terlalu
mempedulikan daya tarik fisik mereka, dan merasa tidak nyaman bila tidak menjadi pusat
perhatian. *ereka dapat sangat provokatif dan tidak senonoh secara seksual tanpa mempedulikan
kepantasan serta mudah dipengaruhi orang lain.
'iagnosis ini memiliki prevelensi sekitar 6 persen dan lebih banyak terjadi pada perempuan
dibandingkan laki!laki. Gangguan kepribadian histrionik lebih banyak terjadi pada mereka yang
mengalami perpisahan atau perceraian, dan hal ini diasosiasikan dengan depresi dan kesehatan
fisik yang buruk. Gangguan ini sering muncul bersamaan dengan gangguan kepribadian
borderline.
%tiologi gangguan kepribadian histrionik
Gangguan ini dijelaskan berdasarkan pendekatan psikoanalisa. erilaku emosional dan
ketidaksenonohan secara seksual didorong oleh ketidaksenonohan orang tua, terutama ayah
terhadap anak perempuannya. Kebutuhan untuk menjadi pusat perhatian dipandang sebagai cara
untuk mempertahankan diri dari perasaan yang sebenarnya yaitu self!esteem yang rendah.
erspektif sikososial *engenai ;istrionic ersonality 'isorder
a4 sikodinamik
ara ahli psikodinamika melihat gangguan ini sebagai hasil dari kebutuhan!kebutuhan akan
ketergantungan yang sangat mendalam dan merupakan represi!represi dri emosi, hambatan dari
resolusi setiap tahap oral atau oedipal. encarian atensi berasal dari kebutuhan untuk
mendapatkan persetujuan dari orang lain. Kedangkalan berpikir dan kedangkalan keterlibatan
emosi dengan orang lain mnggambarkan orang!orang histerionik yang merepresi kebutuhn!
kebutuhab dan perasann!perasannnya sendiri.
b4 Behavioral
(rang denga tipe histerionik biasanya berasal dari kelurga yang memanjakan dan membiarkan
sifat manjanya hingga dewasa 1being daddyGs Hpretty little girlH4. ;al ini manjadi suatu
pembiasaan sehingga terbentuk karakter yang menetap mengenai sifat manja dan selalu ingin
menjadi pusat perhatian. Selain itu, biasanya, dalam keluarga tabu untuk mendidik atau
mengenalkan. masalah se:. Selain itu, ada pndapat lain yaitu ketika masa kanak mengalami
hubungan dengan orang tua yang tidak harmonis sehingga kehilangan rasa cinta. )alu untuk
mempertahankan ketakutan akan kehilangan yang sangat, dia bereaksi secara dramatis.
c4 3ognitive
ara ahli kognitif berpendapat bahwa asumsi dasar yang mengarahkan orang!orang bertingkah
laku histerionik adalah ?aku tidak cukup dan tidak mampu menangani hidup dengan caraku
sendiriI. *eskipun asumsi ini dipakai untuk orang!orang dengan gangguan lain, secara kgusus
yang mengalami depresi dan orang!orang histerionik merespon asumsi ini secara lebih berbeda
dibandingkan dengan gangguan lain. Secara khusus, orang histerionik bekerja untuk mendapat
perhatian dan dukungan dari orang lain.
d4 ;umanistic
(rang dengan tipe ini memiliki self!esteem yang rendah, dan sedang berjuang untuk member
kesan pada orang lain dengan tujuan meningkatkan self!worth mereka.
e4 Interpersonal
(rang dengan tipe histerionik dapat berbuat apa saja agar mendapat perhatian dari sekelilingnya.
Falaupun begitu, ia tidak dapat menjalin relasi mendalam dengan lingkungannya. Kadang
mereka memperlihatkan perlaku merayu secara se:ual 1dengan lawan jenis, bahkan pada ayah
sendiri4, berkompetisi dan terlalu menuntut pada relasi dengan jenis kelamin yang sama.
7. #"&3ISSIS,I3 %&S(#")I,. 'IS(&'%& 1G"#GG$"# K%&IB"'I"#
#"&SIS,IK4
Individu dengan gangguan kepribadian narsistik memiliki pandangan berlebihan mengenai
keunikan dan kemampuan mereka. *ereka merasa bahwa dirinya spesial dan berharap
mendapatkan perlakuan yang khusus pula. (leh sebab itu, mereka sulit menerima kritik dari
orang lain. ;ubungan interpersonal mereka terhambat karena kurangnya empati, perasaan iri,
dan arogansi, dan memanfaatkan2menghendaki orang lain melakukan sesuatu yang istimewa
untuk mereka tanpa perlu dibalas. Individu pada gangguan ini sangat sensitif terhadap kritik dan
takut akan kegagalan. ,erkadang mereka mencari sosok lain yang dapat mengidealkan karena
mereka kecewa terhadap diri sendiri, tetapi mereka biasanya tidak mengi5inkan siapa pun untuk
benar!benar berhubungan dekat dengan mereka.
;ubungan personal mereka sedikit dan dangkalC ketika orang lain menjatuhkan harapan mereka
yang tidak realistis, mereka akan marah dan menolak. revelensi gangguan ini kurang dari 0
persen.
%tiologi gangguan kepribadian narsistik
enyebab gangguan kepribadian narsistik dapat dipandang dari segi psikoanalisa. (rang yang
mengalami gangguan ini dari luar tampak memiliki perasaan yang luar biasa akan pentingnya
dirinya. #amun dipandang dari psikoanalisa, karakteristik tersbut merupakan topeng bagi self!
esteem yang rapuh.
*enurut hein5 kohut, self muncul pada awal kehidupan sebagai struktur bipolar dengan
immature grandiosity pada satu sisi dan overidealisasi yang bersifat dependen di sisi lain.
Kegagalan mengembangkan self!esteem yang sehat terjadi bila orang tua tidak merespons
dengan baik kompetensi yang ditunjukkan oleh anak!anaknya. 'engan demikian, anak tidak
bernilai bagi harga diri mereka sendiri, tetapi bernilai sebagai alat untuk meningkatkan self!
esteem orang tua.
erspektif sikososial *engenai #arcissistic ersonality 'isorder
a4 sikodinamik
Sigmund 9reud memandang narcisme sebagai fase yang dilalui semua anak sebelum
menyalurkan cinta mereka kepada diri mereka sendiri dan orang!orang yang berarti 1significant
person4. "nak!anak dapat terfiksasi pada fase narsistik ini, bagaimanapun, jika mereka
mengalami bahwa orang!orang yang mengasuhnya tidak dapat dipercaya dan memutuskan
bahwa mereka hanya dapat bersandar pada diri sendiri, atau jika mereka memiliki orang tua yang
selalu menuruti mereka dan menanamkan pada mereka suatu perasaan bangga atas kemampuan
dan harga diri mereka.
b4 Behavioral
'ari sudut pandang sosial learning, *illon menemukan bahwa asal dari gaya narsistik adalah
evaluasi berlebihan yang tidak realistic mengenai nilai anak!anak oleh orang tua. "nak tidak
mampu menggapai 1live up4 pada evaluasi!evaluasi orang tuanya mengenai dirinya, tetapi dia
secara berkelanjutan bertindak seolah!olah dia merupakan orang yang superior. 'emikian pula,
Beck dan 9reeman berpendapat bahwa beberapa orang narsistik membangun asumsi mengenai
keberhargaan!diri 1self worth4 mereka yang tidak realistic dalam hal!hal yang positif sebagai
hasil dari penurutan dan evaluasi yang berlebihan dari significant person saat anak!anak. (rang!
orang narsistik lainnya mengembangkan keyakinan bahwa mereka merupakan unik dan luar
biasa dalam bereaksi untuk menjadi satu!satuny orang yang berbeda dari orang lain secara etnis,
rasial, dan status ekonomi, atau sebagai upaya bertahan menghadapi penolakan oleh significant
person dalam kehidupan mereka.
c4 3ognitive
(rang narsistik cenderung terobsesi dan terpaku pada fantasi akan keberhasilan dan kekuasan,
cinta yang ideal, atau pengakuan akan kecerdsan dan kecantikan. Seperti orang kepribadian
hiterionik, mengejar karir dimana mereka dapat menjadi pusat perhatian dan mendapat
pemujaan, seperti modeling, acting dan politik. "mbisi yang serakah membuat mereka
mendedikasikan diri untuk bekerja tanpa lelah. *ereka terdorong untuk berhasil namun bukan
untuk mandapatkan uang, melainkan untuk mendapat pemujaan yang menyertai kesuksesan.
d4 ;umanistic
Secara aktual orang dengan tipe ini memiliki self!esteem yang rendah.
e4 Interpersonal
(rang dengan gangguan ini tidak dapat menjalin relasi secara mendalam karena adanya tuntutan
yang dipaksakan pada orang lain, kurang memiliki rasa empati, sering mengagung!agungkan
diri, dan mengeksploitasi orang lain sampai mereka puas..
<. "#,IS(3I") %&S(#")I,. 'IS(&'%& "#' S.3;(",;. 1G"#GG$"#
K%&IB"'I"# "#,IS(SI") '"# SIK(",I4
(rang dewasa yang mengalami gangguan antisosial menunjukkan perilaku tidak bertanggung
jawab dan antisosial dengan bekerja secara tidak konsisten, melanggar hukum, mudah
tersinggung, agresif secara fisik, tidak mau membayar hutang, sembrono, ceroboh, dan
sebagainya. *ereka impulsif dan tidak mampu membuat rencana ke depan. *ereka sedikit atau
bahkan tidak merasa menyesal atas berbagai tindakan buruk yang mereka lakukan. Gangguan ini
lebih banyak terjadi pada laki!laki dibandingkan perempuan dan lebih banyak terjadi di kalangan
anak muda daripada dewasa yang lebih tua. Gangguan ini lebih umum terjadi pada orang dengan
status sosioekonomi rendah.
Sementara itu, salah satu karakteristik psychopathy adalah kemiskinan emosi, baik positif
maupun negatif. (rang!orang psychopathy tidak memiliki rasa malu, bahkan perasaan mereka
yang tampak positif terhadap orang lain hanyalah sebuah kepura!puraan. enampilan psikopat
menawan dan memanipulasi orang lain untuk memperoleh keuntungan pribadi. Kadar
kecemasan yang rendah membuat psikopat tidak mungkin belajar dari kesalahannya. Kurangnya
emosi positif mendorong mereka berperilaku secara tidak bertanggung jawab dan berperilaku
kejam terhadap orang lain.
%tiologi gangguan kepribadian antisosial dan psychopathy
enyebab gangguan ini berkaitan dengan peran keluarga. Kurangnya afeksi dan penolakan berat
orang tua merupakan penyebab utama perilaku psychopathy. Selain itu, juga disebabkan oleh
tidak konsistennya orang tua dalam mendisiplinkan anak dan dalam mengajarkan tanggung
jawab terhadap orang lain. (rang tua yang sering melakukan kekerasan fisik terhadap anaknya
dapat menyebabkan gangguan ini. Gangguan ini juga dapat disebabkan oleh kehilangan orang
tua. 'i samping itu, ayah dari penderita psikopat kemungkinan memiliki perilaku antisosial.
9aktor lingkungan di sekitar individu yang buruk juga dapat menyebabkan gangguan ini.
erspektif sikososial *engenai sichopathy
a4 sikodinamik
,erjadi karena dorongan!dorongan bawah sadar terhadap pemuasan id ditambah dengan
rendahnya kontrolnya ego sehingga id lebih dominan dan akhirnya dia melakukan segala cara
untuk memuaskan id nya seperti membunuh, dan menyakiti orang lain, atau menipu. 'isamping
itu, orang yang menderita gangguan tersebut mempunyai super ego yang tumpul sehingga ia
tidak merasa bersalah atas apa yang telah di lakukannya meskipun perilakunya sudah merugikan
banyak orang.
b4 Behavioral
,eori behavioristik memandang bahwa gangguan kepribadian psikopat di sebabkan oleh proses
belajar yang salah selama rentang kehidupanya. Ia tidak memahami perilaku mana yang benar
dan perilaku mana yang salah. "nak yang tidak pernah mendapatkan reward atas hasil baik yang
ia lakukan justru ia selalu mendapatkan perilaku dan pengalaman yang tidak menyenangkan saat
melakukan perbuatan yang baik maupun yang buruk. *aka anak tersebut belajar bahwa, tidak
ada yang namanya benar. ,etapi, apapun yang ia lakukan akan sama saja dampaknya
c4 3ognitive
sikopat terjadi karena mengalami distorsi kognitif. Ia berfikir bahwa ia dapat mendapatkan apa
saja yang ia mau dengan melakukan apa saja yang ia inginkan untuk membawanya kepada
sesuatu yang ia inginkan tersebut meskipun perilakunya membawa pengaruh atau efek buruk
bagi orang lain.
d4 ;umanistic
'alam teori humanistik, gangguan tersebut di sebabkan oleh terhambatnya dan tidak tercapainya
proses menuju aktualisasi diri yang sehat. Seseorang yang menderita gangguan tidak terpenuhi
kebutuhan!kebutuhannya. Baik kebutuhan akan rasa aman dan kebutuhan akan rasa cinta dan
dicintai.
e4 Interpersonal
Seseorang yang psikopat biasanya cuek pada norma!norma sosial, tak peduli pada aturan, dan
pemberontak. Kepribadiannya yang sulit ditebak, bisa terlihat dari ketidakstabilannya dalam
hubungan interpersonal, citra diri, serta selalu bertindak menuruti kata hati. ,anpa peduli
perbuatannya itu salah atau benar, mengganggu orang atau tidak. (rang seperti ini cenderung
impulsif 1melakukan sesuatu tanpa pikir panjang4, dan berpikiran negatif serta memiliki sifat
pendendam.
KELOMPOK C (ANXIOUS/FEARFUL CLUSTER)
bJ0. "-(I'"#, %&S(#")I,. 'IS(&'%& 1G"#GG$"# K%&IB"'I"#
*%#G;I#'"&4
Individu dengan gangguan ini adalah individu yang memiliki ketakutan yang besar akan
kemungkinan adanya kritik, penolakan atau ketidaksetujuan, sehingga merasa enggan untuk
menjalin hubungan, kecuali ia yakin bahwa ia akan diterima.
Individu tersebut bahkan terkadang menghindari pekerjaan yang banyak memerlukan kontak
interpersonal. 'alam situasi sosial, ia sangat mengendalikan diri 1kaku4 karena sangat amat takut
mengatakan sesuatu yang bodoh atau dipermalukan atau tanda!tanda lain dari kecemasan. Ia
merasa yakin bahwa dirinya tidak kompeten dan inferior, serta tidak berani mengambil risiko
atau mencoba hal!hal baru.
Berdasarkan dsm!iv!tr, kriteria dari avoidant personality disorder adalah sebagai berikut/
K enghindaran terhadap kontak interpersonal karena takut kritik dan penolakan
K Ketidakmampuan untuk terlibat dengan orang lain kecuali ia merasa yakin akan disukai atau
diterima.
K Kekakuan dalam hubungan yang intim karena takut dipermalukan atau dicemooh.
K erhatian yang berlebihan terhadap kritik atau penolakan.
K erasaan tidak mampu.
K erasaan inferior.
K Keengganan yang ekstrem untuk mencoba hal!hal baru karena takut dipermalukan.
revalensi dari gangguan ini sekitar = persen dan sering muncul bersamaan dengan gangguan
kepribadian dependen dan borderline. "voidant personality disorder juga sering bercampur
dengan diagnosis a:is i depresi dan generali5ed social phobia. Gangguan ini memiliki gejala
yang serupa dengan generali5ed social phobia, tetapi gangguan ini sebenarnya merupakan jenis
generali5ed social phobia yang lebih kronik.
Baik avoidant personality disorder atau social phobia berhubungan dengan gejala yang muncul di
jepang, yang disebut dengan taijin kyoufu. ItaijinI berarti interpersonal dan IkyoufuI berarti
takut. Seperti pada avoidant personality disorder dan social phobia, individu yang mengalami
taijin kyoufu sangat sensitif dan menghindari kontak interpersonal. #amun, hal yang ditakuti
berbeda dengan hal!hal yang umumnya ditakuti pada diagnosis dsm. Individu dengan taijin
kyoufu cenderung cemas atau malu tentang bagaimana ia mempengaruhi atau tampak di depan
orang lain, misalnya takut bahwa mereka tampak jelek atau bau.
erspektif sikososial *engenai "voidant ersonality 'isorder
a4 sikodinamik
*ereka memiliki perasaan rendah diri 1inferiority comple:4, tidak percaya diri, takut untuk
berbicara di depan publik atau meminta sesuatu dari orang lain. *ereka seringkali
mensalahartikan komentar dari orang lain sebagai menghina atau mempermalukan dirinya. (leh
karena itu, individu dengan gangguan kepribadian menghindar biasanya tidak memiliki teman
dekat. Secara umum dapat dikatakan bahwa sifat yang dominan pada individu ini adalah malu!
malu. revalensi gangguan kepribadian menghindar adalah 0!0E L dari populasi pada
umumnya.gangguan kepribadian ini dapat dikatakan sebagai gangguan yang umumnya dimiliki
oleh individu. Bayi!bayi yang diklasifikasikan sebagai memiliki tempramen yang pemalu
memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk memiliki gangguan ini daripada bayi!bayi yang
aktif bergerak 1berdasarkan activity!approach scales4.
b4 Behavioral
*ereka mudah sekali keliru dalam mengartikan komentar orang lain, seringkali komentar dari
orang lain dianggap sebagai suatu penghinaan atau ejekan. ada umumnya sifat dari orang
dengan gangguan kepribadian menghindar adalah seorang yang pemalu. *enurut teori kognitif!
behavioral, pasien sangat sensitif terhadap penolakan karena adanya pengalaman masa kanak!
kanak, misalnya / karena mendapat kritik yang pedas dari orang tua, yang membuat mereka
mencap diri mereka tidak mampu 1inadeMuate4.
c4 3ognitive
ada kepribadian avoidant, kandungan kognisi menjalin hubungan timbal balik patologis dengan
struktur kognisi 1misalnya perangkat penyusunan informasi4, dimana hubungan ini yang
bertanggungjawab atas terjadinya gangguan. Sifat terlalu curiga adalah pusat dari seluruh
gangguan. "voidant secara konstan memeriksa lingkungan mencari potensi ancaman. *ereka
sensitif terhadap segala perasaan dan niatan orang lain terhadap mereka. .ang dihasilkan adalah
sistem pemrosesan informasi yang dikuasai oleh terlalu banyak stimulus yang menghambat
mereka memahami sesuatu yang biasa atau keadaan sekitar. "kibatnya, penilaian terhadap
potensi bahaya menjadi sangat tinggi, bahkan kejadian yang sebenarnya tidak mengandung
bahaya!pun ditandai sebagai ancaman. Karena terlalu banyak potensi ancaman yang masuk maka
tidak ada satu informasi!pun yang diolah secara mendalam.
;ipotesis yang menyatakan bahwa setiap sumber stimulasi itu berbahaya berlanjut sebagai akibat
dari ketidakpastian, membiarkan sebuah ancaman tanpa diperiksa akan sangat berisiko. ;asilnya,
kecemasan meningkat, kepekaan terhadap tanda!tanda bahaya juga meningkat dan kedalaman
pemrosesan informasi makin menderita. "kibatnya, seluruh proses kognitif menjadi sangat
terbebani karena menganggap segala sesuatu sebagai ancaman. (leh sebab itu seorang avoidant
harus menarik diri demi mendapatkan rasa aman.
d4 ;umanistic
andangan diri/ melihat diri sebagai individu yang tidak mampu dan tidak kompeten dalam
bidang akademis dan situasi bekerja. andangan tentang orang lain/ melihat orang lain yang
mengkritik, tidak tertarik, dan penuntut. Kepercayaan/ intinya adalah ?saya tidak baik...tidak
berharga...tidak dicintai. Saya tidak bisa menerima perasaan yang tidak menyenangkan.I
,ingkatan kepercayaan yang lebih tinggi adalah ?jika orang mendekati saya, mereka akan
menemukan ?keaslian diri sayaI dan akan menolak saya!hal ini tidak bisa diterima.I ,ingkat
selanjutnya, adalah kepercayaan mengenai instruksi diri 1self!instructional4 seperti/ ?lebih baik
tidak mengambil resiko,I ?sebaiknya saya menghindari situasi yang tidak menyenangkanI, ?jika
saya merasa atau berpikir sesuatu yang tidak menyenangkan, saya seharusnya mencoba keluar
dengan mengacaukan diri.I
e4 Interpersonal
erasaan utamanya adalah disphoria, kombinasi kecemasan dengan sedih, dihubungkan dengan
kurangnya perolehan kesenangan yang relasi terdekat dan keyakinan diri dalam penyelesaian
tugas. enerimaan yang rendah terhadap disphoria menghambat mereka dalam mengatasi
perasaan malu dan membantu mereka untuk lebih efektif. Karena mereka menghayati dan
mengawasi perasaan terus menerus, mereka sensitif untuk perasaan sedih dan cemas. Ironisnya,
disamping kewaspadaan yang sangat terhadap perasaan tidak nyaman, mereka malu untuk
mengidentifikasi pikiran yang tidak menyenangkan itu!kecenderungan yang sesuatu dengan
strategi utama yang disebut ?cognitive avoidanceI. Falaupun mendapatkan masalah, mereka
tetap tidak mau terlibat hubungan dengan resiko kegagalan atau penolakan.
2. DEPENDENT PERSONALITY DISORDER (GANGGUAN KEPRIBADIAN
DEPENDEN)
3iri utama dari gangguan kepribadian dependen adalah kurangnya rasa percaya diri dan otonomi.
Individu dengan gangguan kepribadian ini memandang dirinya lemah dan orang lain lebih kuat.
Ia juga memiliki kebutuhan yang kuat untuk diperhatikan atau dijaga oleh orang lain yang sering
kali menyebabkan munculnya perasaan tidak nyaman ketika sendirian. Ia mengesampingkan
kebutuhannya sendiri untuk meyakinkan bahwa ia tidak merusak hubungan yang telah terjalin
dengan orang lain. Ketika hubungan dekat berakhir, individu yang mengalami gangguan ini
segera berusaha menjalin hubungan lain untuk menggantikan hubungan yang telah berakhir
tersebut.
Kriteria dalam dsm pada umumnya mendeskripsikan individu yang mengalami gangguan
kepribadian dependen sebagai orang yang sangat pasif, misalnya memiliki kesulitan dalam
memulai sesuatu atau mengerjakan sesuatu sendiri, tidak mampu menolak, dan meminta orang
lain mengambil keputusan untuk dirinya. Bagaimanapun juga, penelitian mengindikasikan
bahwa sifat!sifat pasif tersebut tidak mencegah individu melakukan hal!hal penting untuk
menjaga hubungan dekat, misalnya menjadi sangat penurut dan pasif, tetapi dapat juga
mengambil langkah aktif untuk menjaga hubungan.
Berdasarkan dsm!iv!tr, kriteria gangguan kepribadian dependen yaitu sebagai berikut/
K Kesulitan dalam mengambil keputusan tanpa nasihat dan dukungan yang berlebihan dari orang
lain.
K Kebutuhan terhadap orang lain untuk memikul tanggung jawab dalam hidupnya.
K Kesulitan dalam mengatakan atau melakukan penolakan terhadap orang lain karena takut
kehilangan dukungan dari orang lain.
K Kesulitan dalam melakukan atau mengerjakan sesuatu sendiri karena kurang percaya diri.
K *elakukan hal!hal yang tidak menyenangkan baginya sebagai cara untuk memperoleh
penerimaan dan dukungan dari orang lain.
K erasaan tidak berdaya ketika sendiri karena kurang percaya pada kemampuan diri dalam
menyelesaikan sesuatu tanpa bantuan orang lain.
K Segera mencari hubungan baru ketika hubungan yang sedang terjalin telah berakhir.
K Sangat ketakutan untuk mengurus atau menjaga diri sendiri.
revalensi dari gangguan ini adalah sekitar 0,= persen, lebih banyak ditemukan di india dan
jepang. ;al itu kemungkinan dikarenakan lingkungan di kedua negara tersebut yang memicu
perilaku dependen. Gangguan kepribadian ini muncul lebih banyak pada wanita daripada pria,
kemungkinan karena perbedaan pengalaman sosialisasi pada masa kanak!kanak antara wanita
dan pria. Gangguan kepribadian dependen sering kali muncul bersamaan dengan gangguan
kepribadian borderline, ski5oid, histrionik, ski5otipal, dan avoidant, sama seperti diagnosis a:is i
gangguan bipolar, depresi, gangguan kecemasan, dan bulimia.
erspektif sikososial *engenai 'ependent ersonality 'isorder
a4 sikodinamik
*enurut teori psikodinamika, gangguan ini timbul karena adanya regresi atau fiksasi pada masa
oral perkembangan psikoseksual. ;al itu karena orang tua yang sangat melindungi atau orang tua
yang mengikuti apa yang dibutuhkan penderita di masa kecil, atau menuntut perilaku dependen
dari penderita sebagai imbalan dari pengasuhan.
b4 Behavioral
*illon dkk mengemukakan bahwa saat anak!anak, penderita gangguan ini sangat baik tetapi
penuh ketakutan. *ereka memiliki orang tua yang hangat tetapi sangat melindungi
1overprotective4. *ereka tidak belajar menangani rasa takutnya dan menjadi asertif, melainkan
menjadi makin taergantung pada orang lain. +ika anak!anak seperti ini memiliki saudara yang
agresif atau dengan teman!temannya mengalami suatu yang menyababkan mereka merasa tidak
menarik dan tidak adekuat, perasaan ragu meningkat, dan perilaku dependen akan diperkuat oleh
orang tua yang sangat melindungi. endekatan kognitif!behavioral mengemukakan bahwa
penyebabnya adalah karena kurang asertif dan kecemasan dalam membuat keputusan.
c4 3ognitive
Individu dependen biasanya menggambarkan dirinya lemah, rentan, tidak mampu, tidak cakap,
atau tidak kompeten. Ketika ketidakmampuan mereka menjadi terlalu jelas terlihat, rasa cemas
dan panik mungkin muncul. $ntuk menjaga agar kerentanan mereka terkontrol, banyak individu
dependen lebih suka untuk tidak melihat diri mereka terlalu dalam, lebih suka membatasi
kesadaran mereka hanya pada kesenangan dalam hidup, melihat hanya yang baik saja dan tidak
pernah melihat yang buruk. Sewaktu kesulitan diakui, individu dependen sering menyimpan
harapan bahwa pada akhirnya semua akan baik!baik saja. enyangkalan, yang telah dibahas
dalam perspektif psikodinamis, secara bertahap berkembang menjadi gaya kognitif yang lebih
luas.
Skema diri 1self!schema4 dari individu dependen meliputi kualitas positif dan negatif. ada sisi
positif, individu dependen melihat diri mereka sebagai seseorang yang penuh pertimbangan,
penuh perhatian, dan bisa bekerja sama. 'engan mengingkari prestasi yang sah, mereka terlihat
sederhana dan rendah hati. 'iam!diam, mereka mungkin mengharapkan sanjungan dan pujian,
tapi tidak terlalu berlebihan, karena harapan akan kemandirian dan self!sufficientcy pasti akan
mengikuti. #amun kualitas baik yang individu dependen anggap ada pada diri mereka juga
diimbangi oleh sejumlah dasar patologis, kepercayaan kondisional dan instrumental 1Beck et al.,
0BBE, hal. <=4.
Banyak individu dependen yang sangat tidak canggih secara kognitif. Bagi orang lain, mereka
terlihat naif, kekanak!kanakan, dan polos Nsebuah gambaran yang sering mereka perkuat dengan
meminimalkan prestasi dan kemampuan diri mereka sendiri dan memperbesar ketidakmampuan
instrumental mereka. ada individu yang tidak mampu, tuntutan yang dibuat lebih sedikit.
Karena orang lain selalu datang untuk membantu mereka, maka individu dependen mungkin
mengembangkan beberapa strategi penanggulangan yang terpisah dari keahlian hidup dasar.
Kadang!kadang, hal tersebut juga tidak sempurna. Beberapa tidak bisa menyeimbangkan neraca
keuangan atau membutuhkan begitu banyak instruksi dan nasehat, sehingga untuk
mempertahankan pekerjaan dasar saja merupakan sesuatu yang tidak mungkin. Individu
dependen lain yang lebih dekat pada jangkauan normal mungkin memiliki kompetensi meskipun
terbatas pada daerah tertentu saja, hal ini biasanya muncul dalam rangka melindungi hubungan
pengasuhan. 'i sini, pendapat, ?Saya harus belajar bagaimana melakukan ini dan itu dengan baik
jika saya ingin menikmati rasa aman dan perlindungan dari hubungan ini,I berfungsi sebagai
suatu kepercayaan kondisional tambahan yang sangat adaptif. Individu tersebut melakukan
sesuatu untuk persetujuan orang lain dan akhirnya mungkin menjadi ahli dalam suatu kerangka
pikir yang mendukung, seperti halnya dengan istri dependen yang lembur demi kemajuan tujuan
karir suaminya.
"spek kedua dari kognisi individu dependen adalah gaya kognitif mereka, yang menampilkan
pola pemikiran yang sangat mungkin untuk tetap menyeluruh dan tersebar. Individu yang mawas
diri secara terus menerus mencari di dalam dirinya sendiri dan menciptakan ide yang pasti
mengenai siapa mereka sebenarnya, ingin menjadi apa mereka, dan apa yang mereka inginkan
dari hidupnya. Karena individu dependen jarang melihat ke dalam dirinya, mereka hanya bisa
mengembangkan ide yang samar mengenai tujuan dan identitas diri mereka.
Sebagian besar individu dependen, yang kehidupannya diatur oleh figur otoritas kompeten sejak
masa bayi, tidak pernah mengembangkan potensi untuk membuat penilaian kualitatif yang
secanggih itu. (rang lain entah menganggap individu dependen tidak mampu, atau secara
alamiah mengontrolnya sendiri dan mengambil keputusan, untuk setiap pertanyaan hidup, hasil
terbaik apa yang akan keluar dan bagaimana mencapainya. .ang cara apapun, individu dependen
berulang kali menemukan diri mereka terkurung dalam sebuah dunia yang secara aktif
mematahkan semangat perkembangan kecanggihan kognitif. Kebutuhan mungkin bukan hanya
merupakan sumber dari penemuan, tapi juga sumber dari berbagai bakat kognitif, khususnya
kemampuan untuk menyusun rencana, untuk memegang berbagai kemungkinan di dalam benak,
untuk menentukan kriteria suatu hasil yang baik bagi diri sendiri dan orang lain, dan untuk
menilai kemungkinan suatu tindakan yang direncanakan untuk berhasil. Kemampuan kognitif
canggih ini tidak pernah berkembang sepenuhnya pada individu dependen, baginya semua
kebutuhannya telah menjadi tanggung jawab orang lain.
#amun hal tersebut tidak berarti bahwa kepribadian dependen selalu bodoh atau tidak
berpengetahuan. Sebagai contoh, dalam lingkungan sekolah, dimana harapan konkrit akan nilai
yang bagus akan mendapatkan persetujuan, pujian, dan kasih sayang dari orang tua dan guru,
banyak dependen yang normal siap menaati dan menghasilkan rapor di atas rata!rata. Beberapa
bahkan menjadi anak kesayangan guru. #amun ketika ditempatkan dalam konteks dimana
evaluasi masa depan tidak terelakkan dan serangkaian tindakan ambigu, bahkan dependen
normal mungkin merasa cemas atau tertekan. *ereka dengan gangguan yang terdiagnosa
cenderung melarikan diri atau menangis. Keseluruhan mereka yang kurang canggih secara
kognitif mencegah kemungkinan untuk mempertimbangkan semua alternatif dan
memperhitungkan rasio keuntungan!kerugian dari perspektif tiap individu yang dipengaruhinya.
Selain itu, ketakutan akan mengecewakan orang lain yang mereka miliki mencegah mereka
bahkan untuk mencobanya. Sebagai gantinya, kunci dari kognisi individu dependen terletak pada
pembangunan dunia yang lebih sederhana tapi lebih bisa diatur, walaupun mereka memiliki
kekurangan dalam penilaian kompleks. Secara kognitif, individu dependen membutuhkan
kesederhanaan, seperti halnya individu kompulsif membutuhkan dunia internal yang terkontrol
dan teratur.
'alam Beck et al. 10BBE4, 9leming menyatakan sejumlah distorsi kognitif yang membuat
gangguan tetap bertahan. "da dua yang sepertinya penting/ ertama, individu dependen melihat
dirinya sebagai ?secara alamiah tidak mampu dan tidak berdayaIC kedua, kekurangan!
kekurangan yang mereka rasa ada pada dirinya 1self!perceived shortcomings4 mengarahkan
mereka untuk menyimpulkan bahwa mereka harus mencari seseorang yang bisa mengatasi
kesulitan hidup dalam dunia yang berbahaya. ;al tersebut sebenarnya hanya merupakan
pengulangan dari apa yang telah mereka pelajari. #amun antara premis dan kesimpulan terdapat
beberapa kesalahan logis yang menyimpangkan kenyataan 19leming, 0BBE4 dan kemudian
membatalkan semua argumen. .ang paling penting dari hal tersebut adalah pemikiran
dikotomus, suatu gaya pemikiran yang membagi dunia menjadi kutub yang saling bertolak
belakang, tanpa terdapat daerah abu!abu di antara keduanya. +ika individu dependen tidak
diperhatikan, mereka melihat diri mereka sendiri sebagai seseorang yang benar!benar sendirian
di dunia ini. 'engan cara yang sama, jika mereka sama sekali tidak yakin bagaimana melakukan
sesuatu, tentunya masalah tersebut pasti tidak dapat teratasi, paling tidak bagi mereka.emikiran
dikotomus tidak dapat dihindari mengarah pada distorsi ketiga/ individu dependen cenderung
untuk menganggap sesuatu sebagai malapetaka.
d4 Interpersonal
Setelah menikah, orang dengan gangguan kepribadian dependen akan bergantung pada
pasangannya untuk membuat keputusan seperti dimana mereka akan tinggal, tetangga mana yang
bisa dijadikan teman, bagaimana mereka harus mendisiplinkan anak, pekerjaan seperti apa yang
akan mereka ambil, bagaimana mereka membuat anggaran rumah tangga, dan kemana mereka
sebaiknya berlibur. Individu dengan gangguan ini biasanya menghindari diri dari tanggung
jawab. *ereka menolak tantangan dan promosi, serta bekerja di bawah potensi mereka. *ereka
cenderung sangat sensitive terhadap kritikan, sangat terpaku pada rasa takut akan penolakan dan
pencampakan. *ereka dapat meresa hancur karena berakhirnya suatu hubungan dekat atau
karena adanya kemungkinan untuk menjalani hidup sendiri. Karena takut akan penolakan,
mereka sering menomorduakan keinginan dan kebutuhan mereka demi orang lain. *ereka setuju
akan pernyataan yang aneh tentang diri mereka sendiri, dan melakukan hal!hal yang
merendahkan diri untuk menyenangkan orang lain.
3. OBSESSIVE-COMPULSIVE PERSONALITY DISORDER (GANGGUAN
KEPRIBADIAN OBSESIF-KOMPULSIF)
Individu dengan obsessive!compulsive personality bersifat perfeksionis, sangat memperhatikan
detail, aturan, jadwal, dan sebagainya. Individu yang mengalami gangguan obsesif!kompulsif
sangat memperhatikan detail sehingga kadang ia tidak dapat menyelesaikan hal yang
dikerjakannya. Ia lebih berorientasi pada pekerjaan daripada bersantai!santai dan sangat sulit
mengambil keputusan karena takut membuat kesalahan. Selain itu, ia juga sangat sulit
mengalokasikan waktu karena terlalu memfokuskan diri pada hal!hal yang tidak seharusnya.
Biasanya ia memiliki hubungan interpersonal yang kurang baik karena keras kepala dan meminta
segala sesuatu dilakukan sesuai dengan keinginannya. Istilah yang umum digunakan sebagai
julukan bagi individu seperti itu adalah ?control freakI. Individu dengan gangguan kepribadian
ini pada umumnya bersifat serius, kaku, formal dan tidak fleksibel, terutama berkaitan dengan
isu!isu moral. Ia tidak mampu membuang objek yang tidak berguna, walaupun objek tersebut
tidak bernilai. 'i samping itu, ia juga pelit atau kikir.
Berdasarkan dsm!iv!tr, kriteria dependent personality disorder yaitu sebagai berikut/
K Sangat perhatian terhadap aturan dan detail secara berlebihan sehingga poin penting dari
aktivitas hilang.
K erfeksionisme yang ekstrem pada tingkat di mana pekerjaan jarang terselesaikan.
K Ketaatan yang berlebihan terhadap pekerjaan sehingga mengesampingkan waktu senggang dan
persahabatan.
K Kekakuan dalam hal moral.
K Kesulitan dalam membuang barang!barang yang tidak berguna.
K ,idak ingin mendelegasikan pekerjaan kecuali orang lain megacu pada satu standar yang sama
dengannya.
K Kikir atau pelit.
K Kaku dan keras kepala.
Gangguan kepribadian obsesif!kompulsif agak berbeda dengan gangguan obsesif kompulsif.
ada gangguan kepribadian obsesif!kompulsif, tidak terdapat obsesi dan kompulsi seperti pada
gangguan obsesif!kompulsif. Gangguan kepribadian obsesif!kompulsif paling sering muncul
bersamaan dengan gangguan kepribadian avoidant dan memiliki prevalensi sekitar 6 persen.
erspektif sikososial *engenai (bsessive!3ompulsive ersonality 'isorder
a4 sikodinamik
*enurut 9reud, perkembangan manusia terjadi melalui beragam tahapan psikoseksual. *asing!
masing, wilayah badan tertentu menjadi 5ona yang erogenous, fokus energi libidinal selama
periode tertentu itu. Seksualitas diterima sebagai kekuatan instingtif yang biasanya diabaikan.
Bagi banyak orang, kemajuan melalui tahapan psikoseksual tidaklah begitu memukau. Beberapa
individu mengalami frustasi eksesif atau kegemaran eksesif, muncul dalam penyesuaian energi
seksual atas tahap tertentu, sehingga mewarnai keseluruhan kepribadian. Sepanjang tahap oral,
energi seksual terfokus pada mulut. Gratifikasi kebutuhan oral yang eksesif dipercaya mengarah
pada perkembangan karakter oral, ekuivalen psikodinamik dari kepribadian dependen
kontemporer.
Begitu anak!anak beranjak balita, mereka meninggalkan tahap oral dan memasuki periode
pelatihan toilet, tahap anal, dimulai pada usia 0O bulan. Seperti freud catat 10BEO4, bila tahap oral
menghisap air susu ibu, refleks bawaan semua bayi, maka tahap anal mengawali periode
erotisisme anal yang tidak hanya menampakkan apa yang kelihatan. Khususnya, tahap anal
memerlukan kontrol diri, penundaan gratifikasi instingtif yang mengiringi pembuangan feses.
'orongan penuh hasrat dari id mengarahkan secara langsung keinginan pada orangtua, sehingga
tahap anal memainkan peran penting dalam pembentukan superego dan kontrol impuls agresif.
engaruh pasti tahap anal atas perkembangan kepribadian tergantung pada perilaku yang
dilakukan orangtua ketika melakukan pelatihan toilet. erilaku yang kaku, tergesa!gesa, dan
terlalu menuntut dapat memunculkan ciri!ciri anal!retrentif, imbangan karakter logik dari
kepribadian kompulsif. ada dasarnya, anak!anak menanggapi orangtua dengan mundur dan
menolak melakukan, mengarah pada ciri!ciri dewasa seperti kekeras!kepalaan, kekakuan, dan
kemarahan tersembunyi. ,ipe!tipe anal!retentif juga dipercayai selalu tepat waktu, teratur, teliti,
dan dikelilingi kebersihan, ciri!ciri utama yang mengarahkan orangtua mereka agar patuh jadwal,
dengan segalanya pada tempatnya, tanpa berantakan. "lternatifnya, anak!anak mungkin
menanggapi dengan menjadi tipe anal!ekspulsif. 'i sini, anak!anak menjadi ofensifC feses
menjadi senjata. Strategi anal!retentif sepenuhnya merupakan penolakan, kini strategi berubah
menjadi perusakan keinginan mereka secara aktif, hasrat yang membuat orang lain menyesali
karena mereka pernah menguasainya. Biasanya, ciri!ciri kedewasaan merupakan kebalikan dari
tipe anal!retentif dan mencakup kerusakan, penyimpangan dan kekejaman sadistis.
Seiring psikoanalisis mulai mengembangkan relasi ego psikologi dan obyek, konsepsi karaker
anal pun diperluas. F. &eich 10B774 mengemukakan sang kompulsif sebagai yang dikelilingi
dengan Paturan pedantikG, sebagai makhluk hidup menurut pola yang disesuaikan namun juga
cenderung risau dan cemas. *ungkin lebih penting, w. &eich 10B<B4 menganggap sang
kompulsif sebagai yang diterimas secara emosional, tidak menampakkan cinta dan afeksi,
karakteristik yang dia sebut Pblok afekG.
Kita telah melihat bahwa kompulsif, secara tersirat meminta aturan, rincian, dan kesempurnaan
sebagai seperangkat peniruan dengan apa yang tidak dapat diduga atau tidak pasti di dunia
sekitar mereka. #amun itu bukanlah batas persyaratan iniC sang kompulsif meminta rasa aman
yang sama dari dunia internal mereka. ada sembarang waktu, pengujian kecil sendiri
menunjukkan bahwa banyak dari kita yang mendidih karena perasaan bertikai yang menarik kita
dan mencegah penilaian hitam!putih, bahkan pada situasi sederhana sekalipun. "nda mengikuti
suatu kelas dan walau instrukturnya hebat, beban kerja lebih sesuai di kelas lain dan
menyebabkan anda marah dan menyesal. "nda mengikuti kelas, walau beban kerjanya mudah,
anda bisa saja dapat substansi lebih karena bayaran anda. "nda mencintai ibu anda, namun dia
mengejek andaC lalu, ketika dia mengurus anda walau sebentar, anda penasaran apakah dia masih
mencintai anda. Isu!isunya mungkin berbeda, namun setiap orang terjebak di teka!teki kata
semacam itu. Banyak di antara kita hanya mengakui kedua sisi koin dan menoleransi
kompleksitas hidup. ,idak ada yang semuanya jahat atau semuanya baik.
Bagi sang kompulsif, perasaan berlawanan dan disposisi semacam itu menciptakan perasaan
marah yang intens, ketidakpastian, dan ketidakamanan yang harus tetap diikat. $ntuk melakukan
hal tersebut, mereka memakai semua strategi bertahan, lebih dari pola kepribadian lainnya. &iset
berpendapat bahwa yang pertama, dan mungkin yang paling menentukan, adalah pembentukan
reaksi 1berman D mccann, 0BB=4. 'i sini, sang kompulsif membalikkan dorongan kecerobohan
dan pemberontakan yang terlarang untuk mengkompromikan ideal ego yang kaku dan tinggi.
3ontohnya, ketika berhadapan dengan situasi yang menimbulkan kecemasan banyak orang, sang
kompulsif menghargai diri mereka sendiri ketika menampilkan kedewasaan dan kemasukakalan,
seperti yang efeknya, sang kompulsif secara simbolik membersihkan diri mereka sendiri dari
kekotoran dan kehinaan dengan mengembangkan apa yang bertentangan secara diametral.
Kedua, sang kompulsif sering memindahkan kemarahan dan ketidakamanan dengan mencari
beberapa posisi kekuasaan yang memperbolehkan mereka untuk menjadi superego yang dijatuhi
sanksi secara sosial untuk yang lainnya. 'i sini, sang kompulsif mengeluarkan kemarahan
mereka dengan membuat yang lainnya mematuhi standar yang tidak mampu bekerja secara
terinci atau kaku. *ereka yang rendah kedudukannya maka harus mengakui otoritas dan
pengetahuan atasan yang kompulsif atau menjatuhkan korban ke penghakiman menyeluruh yang
mensegel kebahagiaan bijak dan sadistis di belakang topeng kedewasaan. ;ukuman menjadi
tugasC humanitarianisme, kegagalan. "yah yang kelewat moralis dan ibu yang kelewat
menguasai menyediakan contoh permusuhan kamuflase. 'i samping usaha kontrol mereka, riset
menunjukkan bahwa ciri!ciri kompulsif erat kaitannya dengan agresi impulsif 1stein, trestman,
mitropoulou, D coccaro, 0BBQ4.
*ekanisme pertahanan lainnya yang dipakai sang kompulsif, isolasi afek, menghubungkan
domain psikodinamik dan kognitif, setidaknya bagi kepribadian macam ini. ermintaan yang
sama akan aturan dan kesempurnaan yang sang kompulsif minta kepada lingkungan mereka,
mereka meminta lanskap mental mereka sendiri. $ntuk menjaga impuls dan perasaan oposisional
dari memengaruhi satu sama lain dan memegang citra!citra ambivalen dan perilaku berlawanan
dari pembuangan menjadi kepedulian sadar, mereka mengatur dunia dalam mereka menjadi
kompartemen kaku, dan ketat. %feknya, sang kompulsif berusaha mencekik insting, gairah, dan
emosi dengan menghancurkan pengalaman sehingga lebih mudah dibicarakan daripada
dirasakan. Bagi orang normal, kenangan bukan hanya mekanisme mengingat kembali, namun
juga serangkaian pemutaran kembali episode dari hidup kita untuk mengingat kembali keutuhan
pengalaman asli, dengan semua emosi dan sensasi yang mengiringinya. Falau beberapa di
antaranya menakutkan dan yang lainnya dihargai, semua kita punya kenangan seperti itu
sehingga kita seringkali ke sana.
Sang kompulsif berbeda. Isi mental mereka menyerupai tempat penyimpanan yang diatur dalam
jumlah besar dari fakta yang diciutkan atau dikeringkan, yang masing!masing ditunjukkan
namun tetap terpisah dari yang lainnya. %feknya, tujuan mereka berlawanan dengan dengan
sajak. (leh karena sajak membubuhi pengalaman dengan menyediakan jaringan simbolik dan
metaforis dengan pengalaman terkait, sang kompulsif berusaha mendapatkan setiap aspek
pengalaman di kompartemen kecilnya. *ereka mengumpulkan kenangan mereka dan hanya
melakukan asosiasi intelektual di antara mereka. 'engan mencegah interaksi mereka, sang
kompulsif memastikan bahwa tidak ada satu pun fase pengalaman yang mampu mengkatalis
apapun sehingga mampu menghasilkan emosi yang tidak terantisipasi atau menggerakkan
kedalaman yang signifikan. "kibatnya, banyak kompulsif melihat penjajakan diri itu percuma
saja. sikoterapi mungkin dilihat terlalu banyak sains halus untuk menjamin waktu atau
perhatian mereka. Bagi para kompulsif, isolasi afeksi dan struktur mental secara tertutup saling
memberdayakan.
Konsepsi modern kepribadian kompulsif diletakkan berhadapan dengan kerangka relasi!obyek.
Seperti telah dicatat, perkembangan psikodinamik dari kepribadian kompulsif erat terkait dengan
tahap anal. 9reud menekankan frustasi dan perasaan energi psikoseksual yang mendalam.
emikir psikodinamik belakangan menafsirkan kembali tahapan psikoseksual dalam istilah
relasi!obyek, memusatkan peranan pengawas, bukan perasaan mendalam energi kejiwaan.
Konflik mendasar terjadi antara hasrat orangtua ikut campur dan mengontrol, serta rasa otonomi
anak yang bertumbuh. elatihan toilet lalu hanya merupakan bagian kecil interaksi total antara
orangtua dan anak, serta adalah di luar interaksi total ini personalitas itu tumbuh.
ada saat mereka mencapai kedewasaan mereka, sang kompulsif masa depan telah penuh
menghayati keketatan dan regulasi orangtua mereka. ;ingga kini, mereka dilengkapi dengan
ukuran dalam yang secara kasar menilai dan mengawasi mereka, tanpa iba menyusup untuk
meragukan mereka dan ragu!ragu sebelum beraksi. Sumber daya tantangan eksternal telah
digantikan dengan kontrol pendekatan diri internal yang ketat. Sang kompulsif kini menjadi
jaksa dan hakim mereka sendiri, siap mengutuk diri mereka sendiri tidak hanya karena banyak
lagak namun juga karena pemikiran transgresi. 'engan menekankan perasaan bersalah, anak!
anak mendapatkan suara kritis nurani yang siap memarahi bahkan ketika pengasuh secara fisik
absen atau bahkan mati. $nsur keagamaan sering memainkan peranan penting. Beberapa di
antaranya mengatakan konsekuensi menakutkan dari dosaC yang lainnya mengatakan bagaimana
sulitnya atau malunya orangtua mereka jika mereka menyimpang dari Pjalan lurusG. Kadang!
kadang, mereka mengubah rasa moralitas mereka menjadi rasa superioritas moral, dan
memakainya untuk mengisi bahan bakar kemarahan yang mengesampingkan ekspresi kemarahan
dan fokus padanya atas tujuan yang sesuai.
b4 Behavioral
Individu dengan tipe ini, kemungkinan saat kecil dididik untuk selalu mematuhi peraturan figur
otoritas, dituntut untuk selalu benar dalam berbagai hal, dihukum karena tidak bisa tampil
sempurna, tidak diberi reward setelah melakukan kesuksesan. Selain itu, bisa juga karena melihat
saudaranya dihukum karena tidak sempurna, mereka sering diberi tanggung jawab atas hal yang
tidak mereka ketahui atau tidak mereka kuasai, dicap sebagai anak yang buruk 1dalam hal sikap4.
(rang dengan gangguan obsesif!kompulsif dapat bekerja dengan baik dalam posisi yang
membutuhkan pekerjaan metodologis, deduktif atau terperinci. ,etapi mereka rentan terhadap
perubahan yang tidak diharapkan. 'ilihat dari teori kognitif!behavioral, pasien gangguan ini
mempunyai perhatian yang tidak realistik mengenai perfeksitas dan penolakan terhadap
kesalahan. Kalau gagal dalam mencapai perfeksitas, ia menganggap dirinya tidak berharga
1*artaniah, 0BBB / AB4.
c4 3ognitive
3iri!ciri kognitif yang kuat dari kepribadian kompulsif dikenali dan ditulis teoris analitik jauh
sebelum perspektif kognitif menjadi tenar. "dapun kajian pengolahan!informasi kontemporer
peduli dengan pencatatan arsitektur dan proses kognisi, kajian analitik lebih peduli dengan gaya
kognitif dan hubungan erat antara karakter dan kognisi. F. &eich 10B77, h. 6004 menilai sang
kompulsif sebagai bimbang dan ragu.
,eoris psikoanalitik lainnya mencatat ketidaktoleransian. Sang kompulsif memperlakukan isi
mental mereka selayaknya mereka memperlakukan kerja mereka,. *ereka gemar memiliki
barang!barang yang konkritC semuanya harus sesuai dengan beberapa sistem klasifikasiC
semuanya yang sulit diatur menjadi sumber kecemasan atau sasaran kutukan. *encandui konsep
klasik tentang karakter anal, rado 10B=B/ 76Q4 menggambarkan orang ini sebagai konkrit,
berorientasi pada fakta, dan mengutuk keragaman dan imajinasi. 3iri!ciri kognitif seperti itu
mungkin bisa dilacak ke belakang pada lingkungan keluarga. Ketika orangtua anda begitu keji,
mudah menghukum, dan merasa benar sendiri, anda biasanya lebih menyukai hal kongkrit
karena lebih mudah menilai dan menghindari masalah, terutama jika kamu adalah anak!anak dan
tanpa unsur kognitif dewasa.
Segalanya yang berada pada sisi terjauh dari perhatian kepribadian kompulsif berpotensi
diangkut secara langsung menuju pusat kesadaran dan meletakkan di bawah kehebatan orang.
ara individu ini tidak hanya tidak mampu memahami Pgambaran besarG namun juga tidak
mampu merasakan keseluruhan nada emosional dari situasi impersonal, menyumbang pada
impresi kepribadian bahwa mereka kaku atau dingin. (leh karena kompulsif fokus pada rincian
di dalam komunikasi dan gagal utuh menilai atmosfer interpersonal, mereka tidak bisa bersantai
atau spontan atau empatik. Shapiro juga menghubungkan level perhatian kompulsif pada
kekurangan intuisi mereka, tidak ada bahwa mereka jarang berfirasat. "khirnya, sang kompulsif
keras melawan apresiasi estetik dari sastra atau seni. )evel perhatian kerja di dalam
konjungsinya dengan pertahanan isolasi emosional, contohnya, membuat mereka merasa masa
bodoh atas tragedi atau drama manusia lainnya. Kalau saja elsa bisa menilai atmosfer ruang kelas
mereka, dia akan menanggapi umpan balik murid dan tidak akan duduk di pusat bimbingan.
9aktanya, tidak peka akan ketidakpekaan mereka pada nuansa emosional, sang kompulsif gagal
menyadari bahwa kehidupan emosional orang lain jauh lebih kaya daripada dirinya sendiri.
Banyak orang akan iba pada imersi sang kompulsif yang asing terhadap kesegeraan akan
perasaan yang benar!benar hidup, banyak kompulsif tidak mampu memandang!ke!dalam
pemiskinan kehidupan mereka. Sebaliknya, mereka membersihkan dan men!dehumanisasi
keberadaan mereka dengan mengatur pemikiran mereka secara kaku sesuai dengan aturan dan
regulasi konvensional, jadwal formal, dan hierarki sosial. Beberapa di antaranya melakukan hal
seperti itu dengan sikap merendahkan diri dan hina, menganggap orang lain tidak teratur, tidak
efisien, dan primitif. ,ipe!tipe seperti itu muncul di pengaturan birokratis, di mana hasrat mereka
akan spesifisitas dan rincian bisa dipakai sebagai senjata melawan siapa saja yang menghalangi
mereka, mereka pun diacuhkan, atau agak terlalu tega. 'engan merumitkan hidup orang lain,
sang kompulsif membendung kemarahan bagian dalam mereka seraya membenarkan perilaku
mereka sesuai aturan keorganisasian.
ara kompulsif lain nampaknya sesuai untuk mengatur dan merinci hampir semua sebagai
pertahanan kognitif melawan ketidakpastian dan kemenduaan. ,idak seperti varietas sadistik
sebelumnya, mereka lebih tunduk dan takut akan kemurkaan, memiliki kebutuhan yang intens
agar pasti. erilaku kompulsif seperti itu begitu takut berbuat salah, melarang diri mereka sendiri
pada situasi yang akrab dan intim. *ereka menghindari hal berbahaya dengan mempertahankan
pendekatan hidup yang ketat dan teratur. &utinitas yang sama memperbolehkan mereka bermain
aman namun mencegah mereka dari pengembangan persepsi atau pendekatan baru penyelesaian
masalah.
Individu seperti itu biasanya bimbang, terus menerus mencari sumber informasi, saran, dan opini
otoritatif sebelum memutuskan. Sering, pencarian mereka meninggalkan penilaian mereka
dilimpahi ratusan rincian yang mereka rasakan tidak mampu menggabungkan secara konklusif.
Selamanya terteror dan tertekan, mereka mungkin terperosok di dalam suatu kelumpuhan analisa
yang sama sekali mencegah mereka mengambil keputusan. %feknya, mereka terperangkap di
dalam lingkaran setan pengolahan!informasi/ makin banyak rincian yang mereka kumpulkan,
makin banyak fakta yang gagal dipahami atas suatu kajian aksi tertentu atau konklusi, dan
kecemasan mereka pun meningkat. Solusinya adalah menggandakan kembali usaha mereka dan
mengumpulkan lebih banyak rincian.
Sebaliknya, perintah moral yang memerintah pengalaman mereka diberdayakan dan diatur
beberapa kesalahan kognitif kunci 1beck, et.al., 0BBE4. *ungkin, sang kompulsif memandang
dunia secara hitam!putih. ernyataan PmestiG mereka menetapkan kemutlakan tidak layak di
dalam situasi tertentu, kemampuan personal, atau ketersediaan sumber daya. Sebaliknya, sang
kompulsif diperintah komandemen yang disarikan dari superego yang mahakuat/ ?anda tidak
akan pernah gagal. "nda akan selalu terkontrol. "nda tidak terjebak kesalahan, sekecil apapun,I
dll. *empertimbangkan dikotomi mereka, pandangan moralistik akan dunia, tidaklah
mengejutkan bahwa konsekuensi menyakiti satu komandemen ini saja adalah kotor, bahkan
bencana. Sang kompulsif tidak bisa melakukan apa yang mereka inginkanC mereka harus
melakukan apa yang semestinya, di setiap kasus. ;asilnya, hidup memang hanya punya sedikit
potensi untuk sedikit kebahagiaan dan amat berpotensi untuk cemas. Banyak dari kehidupan
sang kompulsif terbuang di masa lalu dan di masa depan, hilang pemahaman atas apa yang mesti
mereka lakukan kepada orang tertentu atau situasi, atau apa yang telah mereka lakukan akan
menghilang. Kadang!kadang kungkungan keinginan mereka bisa membuat mereka nampak tidak
menarik. ;anya kadang!kadang mereka berpusat di saat sekarang, rumah bagi mereka yang
gembira dan keakraban hidup.
d4 Interpersonal
Kita bisa simpulkan bahwa sang kompulsif begitu mengekang interaksi interpersonal mereka.
(rang normal mampu melakukan spontanitas, sang kompulsif secara aktif mengawasi tingkah
laku dan pesan mereka sendiri. Komunikasi mereka mungkin nampaknya didahului kekakuan
kartu pencatatan, mungkin dengan sedikit melihat ini/ pertama, memformulasikan rencana
interpersonal. Kedua, memeriksa rencana secara teliti demi menghindari pemborosan dalam
ketepatan dan kematangan, mengadopsi permulaan yang rendah untuk menghilangkan
kemungkinan perilaku sehingga dapat melenyapkan segala kemungkinan penghinaan atau
ketidakmampuan. Ketiga, memformulasikan perilaku yang baru jika perlu, dan memeriksa
sebelumnya. Keempat, memerankan perilaku terpilih, mengukur reaksi orang lain, dan kembali
ke langkah pertama. Kekakuan meningkat ketika partisipan lain di dalam transaksi punya tingkat
atau status tertentu yang meluas yaitu sang kompulsif sehingga pentingnya penyensoran
kesalahan pun meningkat.
roses kompulsif interpersonal mensyaratkan bahwa mereka menginvestasikan banyak waktu
dan energi untuknya. $ntuk alasan ini, sang kompulsif sering dilihat orang lain begitu kaku,
muram, atau bahkan cemberut. Falau mereka amat sopan, ini mengalir dari hasrat mereka untuk
mengikuti kesepakatan sosial, bukan dari keinginan terdalam. ostur dan gerak mereka mungkin
nampak ketat dan terkontrol. Kata!kata mereka cermat dipilih agar akurat dan obyektif. "papun
topik percakapan, sang kompulsif lebih suka tetap mempertahankan jarak dan impersonal,
merendahkan penilaian subyektif atau opini demi menerima kecerdasan atau formulasi abstrak
yang tidak mengungkapkan apapun bagi mereka sendiri. *ereka mungkin bicara dengan tata
cara yang impersonal dan jumawa daripada memahamkan komentar mereka, menaikkannya
sampai ke level peraturan. 3ontohnya, seorang kompulsif mungkin berkata, ?seorang seringkali
menemukan dalam hidup bahwa pengalaman salah satu guru terbaik,I bukan berkata, ?anda
membuat kesalahan, pelajari apa yang anda bisa, dan selanjutnya.I $ntuk alasan ini, impresi
interpersonal mereka adalah salah satu dari kesopanan, formalitas, dan kekangan.
'inamika kepribadian kompulsif bagian dalam terutama dibuat jelas ketika membedakan arahan
interpersonal mereka dengan atasan dan bawahan. *emberikan kesadaran dan keasyikan mereka
dengan rincian, efisiensi, dan kesempurnaan, sang kompulsif membuat baik Ppria dan perempuan
organisasi,G mengadopsi kebutuhan dan tujuan bisnis sesuai keinginannya sendiri, nyaris menjadi
bagian dari superego mereka sendiri. *ayoritas berhubungan dengan orang lain berdasarkan
tingkat atau status. *ereka menyanjung, bahkan memuja, atasan mereka, namun otoriter atau
tiran terhadap bawahan. 'engan mempersekutukan diri mereka sendiri dengan orang lain yang
berkuasa, sang kompulsif menikmati serangkaian perlindungan dan secara tidak langsung
mendapatkan mantel kekuatan dan penghormatan. ada waktu bersamaan, mereka memakai
posisi kekuasaan mereka untuk menyebarkan ketakutan kepada bawahan mereka, ketakutan
sama yang mereka alami sendiri ketika Pdipanggil di atas karpetG di hadapan orang lain yang
lebih berkuasa. $ntuk mengekang permusuhan tertekan mereka, sang kompulsif mungkin
mengantagoniskan pekerja mereka dengan peraturan, regulasi, tata cara, dan konformitas sesuai
dengan deskripsi kerja.
4. PASSIVE AGGRESSIVE DISORDER (NEGATIVISTIC)
,erdapat dua konsep utama dalam gangguan ini Gangguan Kepribadian asif!"gresif kondisi
kroni di mana seseorang tampaknya secara aktif sesuai dengan keinginan dan kebutuhan orang
lain, tetapi sebenarnya secara pasif melawan mereka. 'alam proses, orang menjadi semakin
bermusuhan dan marah. (rang dengan gangguan kepribadian pasif!agresif ditandai oleh
obstruksionisme 1senang menghalang!halangi4, menunda!nunda, sikap keras kepala dan tidak
efisien. erilaku tersebut adalah manifestasi dari agresi yang mendasari, yang diekspresikan
secara pasif. asien gangguan kepribadian pasif!agresif secara karakteristik adalah suka
menunda!nunda, tidak menerima permintaan untuk kinerja yang optimal, tidak bersedia meminta
maaf, dan cenderung untuk mencari kesalahan pada diri orang lain walaupun pada orang tempat
mereka bergantungC tetapi mereka menolak untuk melepaskan mereka sendiri dari hubungan
ketergantungan. *ereka biasanya tidak memiliki ketegasan tentang kebutuhan dan harapan
mereka. (rang dengan gangguan ini tidak memiliki kepercayaan pada diri sendiri dan biasanya
pesimistik akan masa depan.
*ereka memendam rasa amarah dan permusuhan yang diekspresikan dengan cara tidak langsung
tapi menggunakan cara yang menyakitkan. ,idak sensitif terhadap kritik dan selalu menganggap
dirinya benar. 'ari sudut kognitif!behavioral, pasif!agresif berkembang dari kepercayaan bahwa
ekspresi terbuka dan kemarahan adalah berbahaya. *enuntut orang lain harus tahu apa yang
diinginkan, tanpa ia memintanya.
(rang dengan kelainan ini membenci tanggung jawab yang ditunjukkan melalui perilaku
mereka, daripada oleh secara terbuka mengungkapkan perasaan mereka. *ereka sering
menggunakan penundaan, inefisiensi, dan lupa untuk menghindari melakukan apa yang mereka
perlu lakukan atau telah diberitahu oleh orang lain untuk melakukannya.
erspektif sikososial *engenai assive "ggressive 'isorder
a. sikoanalisa
Gambaran psychoddinamic dari orang pasif!agresif dapat ditelusuri dari tahap pemuasan oral,
dimana basic trust dibangun.
b. Behavior
Individu dengan gangguan ini seringnya dibesarkan di keluarga dengan pola asuh yang tidak
konsisten dan pelatihan yang bertolak belakang 1ucapan dan perbuatan orang tua tidak
seimabang, contoh// melarang anak merokok padahal dirinya sendiri merokok di depan anak4.
;al ini membuat orang pasif!agresif tidak dapat mempercayai lingkungannya.
c. 3ognitive
Secara kognitif, orang pasif!agresif selalu berpikir curiga dan sinis, sangat kaku, dan selalu
berpikir hitam!putih.
d. Interpersonal
Secara interpersonal, orang dengan tipe ini seringnya sangat focus pada pemberian reward dan
sangat cemburu bila terdapat ketidak adilan dalam pembagiannya.
Sumber/
'avidson, Gerald 3., +ohn *. #eale, D "nn *. Kring. 6EE<. "bnormal sychology 1Bth
%dition4. $S/ john wiley D sons, inc.
*illon, ,heodore, Seth G., 3arrie *., Sarah *., D &owena &. 6EE<. ersonality 'isorder In
*odern )ife. $S/ john wiley D sons, inc.
#evid, +., &ahtus S., D Beverly G. 6EE7. sikologi "bnormal. +akarta/ enerbit %rlangga.
Firamihardja, Sutardjo ". 6EEA. engantar sikologi "bnormal. Bandung/ , &efika "ditama.

Anda mungkin juga menyukai