Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kelumpuhan (parese) saraf fasialis merupakan kelumpuhan yang meliputi
otot-otot wajah. Kelumpuhan saraf fasialis dapat terjadi sentral dan perifer. Hal ini
berhubungan dengan lokasi lesi jaras saraf fasialis dan dapat dibedakan dengan
melihat gejala kelumpuhan yang timbul.
Saraf fasialis memiliki anatomi yang sangat komplek dan terdiri dari 7000
serat masing-masing berfungsi membawa impuls listrik ke otot-otot wajah.
nformasi yang disampaikan akan menimbulkan ekspresi fasial seperti tertawa!
menangis! tersenyum dan berbagai ekspresi fasial lainnya. Saraf fasial tidak hanya
membawa impuls ke otot-otot wajah tetapi juga ke glandula lakrimal! glandula
sali"a! dan ke otot dekat tulang pendengaran (stapes) serta menstransmisikan rasa
dari bagian depan lidah. #leh karena itu! bila terjadi kerusakan setengah atau lebih
dari serat-serat saraf ini maka akan timbul gejala lumpuh atau paralysis pada
wajah! kekeringan pada mata atau mulut! gangguan dalam penge$apan.
Kelumpuhan saraf fasialis perifer merupakan kelemahan jenis motor
neuron yang terjadi bila nu$leus atau serabut distal saraf fasialis terganggu! yang
menyebabkan kelemahan otot wajah. Kelumpuhan saraf fasialis biasanya
mengarah pada suatu lesi saraf fasialis ipsilateral atau dapat pula disebabkan lesi
nu$leus fasialis ipsilateral pada pons.
Kelumpuhan saraf fasialis memberikan dampak yang besar bagi kehidupan
seseorang dimana pasien tidak dapat atau kurang dapat menggerakkan otot wajah
sehingga tampak wajah pasien tidak simetris. %alam menggerakkan otot ketika
menggembungkan pipi dan mengerutkan dahi akan tampak sekali wajah pasien
tidak simetris. Hal ini menimbulkan suatu deformitas kosmetik dan fungsional
yang berat.
Kelumpuhan saraf fasialis merupakan suatu gejala penyakit! sehingga
harus di$ari penyebab dan ditentukan derajat kelumpuhannya dengan pemeriksaan
tertentu guna menentukan terapi dan prognosisnya. &enyebabnya dapat berupa
kelainan $ongenital! infeksi! trauma! tumor! idiopatik! dan penyakit-penyakit
tertentu seperti %'! hipertensi berat! dan infeksi telinga tengah. &enanganan
pasien dengan kelumpuhan saraf fasialis se$ara dini! baik operatif maupun se$ara
konser"atif akan menentukan keberhasilan dalam pengobatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Kelumpuhan saraf fasialis (( )) merupakan kelumpuhan otot-otot wajah
dimana pasien tidak atau kurang dapat menggerakkan otot wajah! sehingga wajah
pasien tidak simetris. Hal ini tampak sekali ketika pasien diminta untuk
menggembungkan pipi dan mengerutkan dahi.
*
2.2. Anatomi an !isiologi Saraf !asialis
Saraf fasialis mempunyai + subdi"isi (gambar *)! yaitu,
*. Saraf fasialis propius, yaitu saraf fasialis yang murni untuk mempersarafi otot-
otot ekspresi wajah! stilohioid! digastrikus bagian posterior dan stapedius di
telinga tengah.
+. Saraf intermediet (pars intermedius wisberg)! yaitu subdi"isi saraf yang lebih
tipis yang membawa saraf aferen otonom! eferen otonom! aferen somatis.
- -feren otonom, mengantar impuls dari alat penge$ap di dua pertiga depan
lidah. Sensasi "enge#a"an ari 2$% &agian e"an lia' dihantar melalui
saraf lingual ke korda timpani dan kemudian ke ganglion genikulatum dan
kemudian ke nukleus traktus solitarius.
- .feren otonom (parasimpatik eferen), datang dari nukleus sali"atorius
superior. /erletak di kaudal nukleus. Satu kelompok akson dari nukleus
ini! berpisah dari saraf fasilalis pada tingkat ganglion genikulatum dan
diperjalanannya akan ber$abang dua yaitu ke glan(la lakrimalis dan
glan(la m(kosa nasal. Kelompok akson lain akan berjalan terus ke
kaudal dan menyertai korda timpani serta saraf lingualis ke ganglion
submandibularis. %ari sana! impuls berjalan ke glan(la s(&ling(alis dan
s(&mani&(laris! dimana impuls merangsang sali"asi.
- -feren somatik, rasa nyeri (dan mungkin juga rasa suhu dan rasa raba) dari
sebagian daerah kulit dan mukosa yang disarafi oleh saraf trigeminus.
%aerah overlapping (disarafi oleh lebih dari satu saraf atau tumpang
tindih) ini terdapat di lidah) "alat(m) meat(s ak(stik(s eksterna) an
&agian l(ar mem&ran tim"ani.
nti motorik saraf ) terletak di pons. Serabutnya mengitari saraf )! dan
keluar di bagian lateral pons. Saraf intermedius keluar di permukaan lateral pons
di antara saraf ) dan saraf ). Ketiga saraf ini bersama-sama memasuki
meatus akustikus internus (lihat gambar +). %i dalam meatus ini! saraf fasialis dan
intermediet berpisah dari saraf ) dan terus ke lateral dalam kanalis fasialis!
kemudian ke atas ke tingkat ganglion genikulatum. &ada ujung akhir kanalis! saraf
fasialis meninggalkan kranium melalui foramen stilomastoideus. %ari titik ini!
serat motorik menyebar di *a+a' menjadi lima $abang yang mempersarafi
masing-masing otot di wajah sesuai per$abangannya. &er$abangan tersebut antara
lain,
*. 0abang /emporal
+. 0abang 1ygomati$us
2. 0abang 3u$$al
4. 0abang 'andibula marginal
5. 0abang 0er"i$alis
6ambar * 3agan Saraf 7asialis
4
6ambar + Saraf 7asialis
5
Sewaktu meninggalkan pons! saraf fasialis beserta saraf intermedius dan
saraf ) masuk ke dalam tulang temporal melalui porus akustikus internus.
%alam perjalanan di dalam tulang temporal! saraf ) dibagi dalam 2 segmen!
yaitu segmen labirin! segman timpani dan segmen mastoid.
*
Segmen labirin terletak antara akhir kanal akustik internus dan ganglion
genikulatum . panjang segmen ini +-4 milimeter.
*
Segmen timpani (segmen "ertikal)! terletak di antara bagian distal ganglion
genikulatum dan berjalan ke arah posterior telinga tengah ! kemudian naik ke arah
tingkap lonjong ("enestra o"alis) dan stapes! lalu turun kemudian terletak sejajar
dengan kanal semisirkularis hori8ontal. &anjang segmen ini kira-kira *+
milimeter.
*
Segmen mastoid ( segmen "ertikal) mulai dari dinding medial dan superior
ka"um timpani. &erubahan posisi dari segman timpani menjadi segmen mastoid!
disebut segman piramidal atau genu eksterna. 3agian ini merupakan bagian paling
posterior dari saraf )! sehingga mudah terkena trauma pada saat operasi.
Selanjutnya segmen ini berjalan ke arah kaudal menuju segmen stilomastoid .
&anjang segmen ini *5-+0 milimeter.
*
(ukleus fasialis juga menerima impuls dari talamus yang mengarahkan
yang mengarahkan gerakan ekspresi emosional pada otot-otot wajah. 9uga ada
hubungan dengan gangglion basalis. 9ika bagian ini atau bagian lain dari sistem
piramidal menderita penyakit penyakit! mungkin terdapat penurunan atau
hilangnya ekspresi wajah (hipomimia atau amimi).
2.%. Etiologi
&enyebab kelumpuhan saraf fasialis bisa disebabkan oleh kelainan
$ongenital! infeksi! tumor! trauma! gangguan pembuluh darah! idiopatik! dan
penyakit-penyakit tertentu.
7
1. Kongenital
Kelumpuhan yang didapat sejak lahir ( $ongenital ) bersifat irre"ersible
dan terdapat bersamaan dengan anomaly pada telinga dan tulang
pendengaran.
*
&ada kelumpuhan saraf fasialis bilateral dapat terjadi karena
adanya gangguan perkembangan saraf fasialis dan seringkali bersamaan
dengan kelemahan okular (sindrom 'oibeus).
2. Infeksi
&roses infeksi di intra$ranial atau infeksi telinga tengah dapat
menyebabkan kelumpuhan saraf fasialis. nfeksi intra$ranial yang
menyebabkan kelumpuhan ini seperti pada Sindrom :amsay-Hunt! Herpes
otikus. nfeksi /elinga tengah yang dapat menimbulkan kelumpuhan saraf
fasialis adalah otitis media supuratif kronik ( #'SK ) yang telah merusak
Kanal 7allopi.
%. T(mor
/umor yang bermetastasis ke tulang temporal merupakan penyebab yang
paling sering ditemukan. 3iasanya berasal dari tumor payudara! paru-paru!
dan prostat. 9uga dilaporkan bahwa penyebaran langsung dari tumor
regional dan sel s$hwann! kista dan tumor ganas maupun jinak dari
kelenjar parotis bisa mengin"asi $abang akhir dari saraf fasialis yang
berdampak sebagai berma$am-ma$am tingkat kelumpuhan. &ada kasus
yang sangat jarang! karena pelebaran aneurisma arteri karotis dapat
mengganggu fungsi motorik saraf fasialis se$ara ipsilateral.
,. Tra(ma
Kelumpuhan saraf fasialis bisa terjadi karena trauma kepala! terutama jika
terjadi fraktur basis $ranii! khususnya bila terjadi fraktur longitudinal.
Selain itu luka tusuk! luka tembak serta penekanan forsep saat lahir juga
bisa menjadi penyebab. Saraf fasialis pun dapat $edera pada operasi
mastoid! operasi neuroma akustik;neuralgia trigeminal dan operasi
kelenjar parotis.
-. .angg(an Pem&(l(' Dara'
6angguan pembuluh darah yang dapat menyebabkan kelumpuhan saraf
fasialis diantaranya thrombosis arteri karotis! arteri maksilaris dan arteri
serebri media.
/. Iio"atik 0 Bells Palsy 1
Bells Palsy merupakan lesi ner"us fasialis yang tidak diketahui
penyebabnya atau tidak menyertai penyakit lain. &ada Bells Palsy terjadi
edema fasialis. Karena terjepit di dalam foramen stilomastoideus dan
menimbulkan kelumpuhan tipe <'( yang disebut sebagai Bells Palsy.
2. Pen3akit4"en3akit tertent(
Kelumpuhan fasialis perifer dapat terjadi pada penyakit-penyakit tertentu!
misalnya %'! hepertensi berat! anestesi lo$al pada pen$abutan gigi!
infeksi telinga tengah! sindrom 6uillian 3arre.
2.,. 5anifestasi Klinis
#tot-otot bagian atas wajah mendapat persarafan dari + hemisfer. Karena
itu! terdapat perbedaan antara gejala kelumpuhan saraf ) jenis sentral dan
perifer. &ada gangguan sentral! sekitar mata dan dahi yang mendapat persarafan
dari + hemisfer! tidak lumpuh = yang lumpuh ialah bagian bawah dari wajah. &ada
gangguan ( ) jenis perifer (gangguan berada di inti atau di serabut saraf) maka
semua otot sesisi wajah lumpuh dan mungkin juga termasuk $abang saraf yang
mengurus penge$apan dan sekresi ludah yang berjalan bersama (. 7asialis.
3agian inti motorik yang mengurus wajah bagian bawah mendapat
persarafan dari korteks motorik kontralateral! sedangkan yang mengurus wajah
bagian atas mendapat persarafan dari kedua sisi korteks motorik (bilateral)
(gambar 2). Karenanya kerusakan sesisi pada upper motor neuron dari saraf )
(lesi pada traktus piramidalis atau korteks motorik) akan mengakibatkan
kelumpuhan pada otot-otot wajah bagian bawah! sedangkan bagian atasnya tidak.
&enderitanya masih dapat mengangkat alis! mengerutkan dahi dan menutup mata
(persarafan bilateral)= tetapi pasien kurang dapat mengangkat sudut mulut
(menyeringai! memperlihatkan gigi geligi) pada sisi yang lumpuh bila disuruh.
Kontraksi in"olunter masih dapat terjadi! bila penderita tertawa se$ara spontan!
maka sudut mulut dapat terangkat.
&ada lesi motor neuron! semua gerakan otot wajah! baik yang "olunter
maupun yang in"olunter menjadi lumpuh. <esi supranuklir (upper motor neuron)
saraf ) sering merupakan bagian dari hemiplegia. Hal ini dapat dijumpai pada
strok dan lesi-butuh-ruang (spa$e o$$upying lesion) yang mengenai korteks
motorik! kapsula interna! talamus! mesensefalon dan pons di atas inti saraf ).
%alam hal demikian penge$apan dan sali"asi tidak terganggu. Kelumpuhan saraf
) supranuklir pada kedua sisi dapat dijumpai pada paralisis pseudobulber.
6ambar 2 &ersarafan #tot >ajah! &arese #tot wajah disebabkan oleh lesi ?'( dan <'( (. ).
2
6ejala dan tanda klinik yang berhubungan dengan lokasi lesi.
+
(<ihat gambar 4)
1. Lesi i l(ar foramen stilomastoie(s
'ulut tertarik kearah sisi mulut yang sehat! makan terkumpul di antara pipi
dan gusi. <ipatan kulit dahi menghilang. -pabila mata yang terkena tidak
ditutup atau tidak dilindungi maka air mata akan keluar terus menerus.
2. Lesi i kanalis fasialis 0meli&atkan kora tim"ani1
6ejala dan tanda klinik seperti pada (*)! ditambah dengan hilangnya
ketajaman penge$apan lidah (+;2 bagian depan) dan sali"asi di sisi yang
terkena berkurang. Hilangnya daya penge$apan pada lidah menunjukkan
terlibatnya saraf intermedius! sekaligus menunjukkan lesi di antara pons dan
titik dimana korda timpani bergabung dengan saraf fasialis di kanalis
fasialis.
%. Lesi i kanalis fasialis le&i' tinggi lagi 0meli&atkan m(sk(l(s
sta"ei(s1
6ejala dan tanda klinik seperti (*) dan (+) di tambah dengan hiperakusis.
,. Lesi item"at 3ang le&i' tinggi lagi 0meli&atkan ganglion genik(lat(m1
6ejala dan tanda kilinik seperti pada (*)!(+)!(2) disertai dengan nyeri di
belakang dan didalam liang telinga! dan kegagalan lakrimal. Kasus seperti
ini dapat terjadi pas$aherpes di membrana timpani dan konka. Sindrom
:amsay-Hunt adalah kelumpuhan fasialis perifer yang berhubungan dengan
herpes 8oster di ganglion genikulatum. /anda-tandanya adalah herpes 8oster
otikus! dengan nyeri dan pembentukan "esikel dalam kanalis auditorius dan
dibelakang aurikel (saraf aurikularis posterior)! terjadi tinitus! kegagalan
pendengaran! gangguan penge$apan! pengeluaran air mata dan sali"asi.
-. Lesi i meat(s ak(stik(s intern(s
6ejala dan tanda klinik seperti diatas ditambah dengan tuli akibat
terlibatnya ner"us akustikus.
/. Lesi item"at kel(arn3a saraf fasialis ari "ons.
6ejala dan tanda klinik sama dengan diatas! disertai gejala dan tanda
terlibatnya saraf trigeminus! saraf akustikus dan kadang @ kadang juga saraf
abdusen! saraf aksesorius dan saraf hipoglossus.
6ambar 4. komponen serat saraf fasialis dan intermediet dan tanda-tanda kerusakan segmen
indi"idualnya
2
2.-. Klasifikasi Kel(m"('an !asialis
6ambaran dari disfungsi motorik fasial ini sangat luas dan karakteristik
dari kelumpuhan ini sangat sulit. 3eberapa sistem telah usulkan tetapi semenjak
pertengahan *AB0 sistem House-3ra$kmann yang selalu atau sangat dianjurkan.
&ada klasifikasi ini grade * merupakan fungsi yang normal dan grade C
merupakan kelumpuhan yang komplit.
7
/abel *. Klasifikasi House-3ra$kmann
6rade &enjelasan Karakteristik
(ormal 7ungsi fasial normal
%isfungsi ringan Kelemahan yang sedikit yang terlihat pada inspeksi dekat! bisa
ada sedikit sinkinesis.
&ada istirahat simetri dan selaras.
&ergerakan dahi sedang sampai baik
'enutup mata dengan usaha yang minimal
/erdapat sedikit asimetris pada mulut jika melakukan
pergerakan
%isfungsi sedang /erlihat tapi tidak tampak adanya perbedaan antara kedua sisi
-danya sinkinesis ringan
%apat ditemukam spasme atau kontraktur hemifasial
&ada istirahat simetris dan selaras
&ergerakan dahi ringan sampai sedang
'enutup mata dengan usaha
'ulut sedikit lemah dengan pergerakan yang maksimum
) %isfungsi sedang
berat
/ampak kelemahan bagian wajah yang jelas dan asimetri
Kemampuan menggerakkan dahi tidak ada
/idak dapat menutup mata dengan sempurna
'ulut tampak asimetris dan sulit digerakkan.
) %isfungsi berat >ajah tampak asimetris
&ergerakan wajah tidak ada dan sulit dinilai
%ahi tidak dapat digerakkan
/idak dapat menutup mata
'ulut tidak simetris dan sulit digerakkan
) /otal parese /idak ada pergerakkan
2./. U+i Diagnostik
%iagnosis ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan fungsi saraf fasialis.
/ujuan pemeriksaan fungsi saraf fasialis adalah untuk menentukan letak lesi dan
menentukan derajat kelumpuhannya.
*
1. Pemeriksaan f(ngsi saraf motorik
/erdapat *0 otot-otot utama wajah yang bertanggung jawab untuk
ter$iptanya mimi$ dan ekspresi wajah seseorang. -dapun urutan ke-*0
otot-otot tersebut dari sisi superior adalah sebagai berikut
*
,
a. '. 7rontalis , diperiksa dengan $ara mengangkat
alis ke atas.
b. '. Sour$ilier , diperiksa dengan $ara mengerutkan
alis
$. '. &iramidalis , diperiksa dengan $ara mengangkat
dan mengerutkan hidung ke atas
d. '. #rbikularis #kuli , diperiksa dengan $ara memejamkan
kedua mata kuat-kuat
e. '. 1igomatikus , diperiksa dengan $ara tertawa lebar
sambil memperlihatkan gigi
f. '. :ele"er Komunis , diperiksa dengan $ara
memon$ongkan mulut kedepan
sambil memperlihatkan gigi
g. '. 3usinator , diperiksa dengan $ara
menggembungkan kedua pipi
h. '. #rbikularis #ris , diperiksa dengan $ara menyuruh
penderita bersiul
i. '. /riangularis , diperiksa dengan $ara menarik kedua
sudut bibir ke bawah
j. '. 'entalis , diperiksa dengan $ara
memon$ongkan mulut yang tertutup
rapat ke depan
&ada tiap gerakan dari ke *0 otot tersebut! kita bandingkan antara kanan
dan kiri ,
a. ?ntuk gerakan yang normal dan simetris dinilai dengan angka tiga
(2)
b. Sedikit ada gerakan dinilai dengan angka satu ( * )
$. %iantaranya dinilai dengan angka dua ( + )
d. /idak ada gerakan sama sekali dinilai dengan angka nol ( 0 )
Seluruh otot ekspresi tiap sisi muka dalam keadaan normal akan
mempunyai nilai tiga puluh ( 20 ).
2. Ton(s
&ada keadaan istirahat tanpa kontraksi maka tonus otot menentukan
terhadap kesempurnaan mimi$ ; ekspresi muka. 7reyss menganggap
penting akan fungsi tonus sehingga mengadakan penilaian pada setiap
tingkatan kelompok otot muka! bukan pada setiap otot. 0awthorne
mengemukakan bahwa tonus yang jelek memberikan gambaran
prognosis yang jelek. &enilaian tonus seluruhnya berjumlah lima belas
(*5) yaitu seluruhnya terdapat lima tingkatan dikalikan tiga untuk setiap
tingkatan. -pabila terdapat hipotonus maka nilai tersebut dikurangi satu
(-*) sampai minus dua (-+) pada setiap tingkatan tergantung dari
gradasinya.
*
%. .(stometri
Sistem penge$apan pada +;2 anterior lidah dipersarafi oleh n.
Korda timpani! salah satu $abang saraf fasialis. Kerusakan pada ( )
sebelum per$abangan korda timpani dapat menyebabkan ageusi
(hilangnya penge$apan).
&emeriksaan dilakukan dengan $ara penderita disuruh
menjulurkan lidah! kemudian pemeriksa menaruh bubuk gula! kina!
asam sitrat atau garam pada lidah penderita. Hali ini dilakukan se$ara
bergiliran dan diselingi istirahat. 3ila bubuk ditaruh! penderita tidak
boleh menarik lidahnya ke dalam mulut! sebab bubuk akan tersebar
melalui ludah ke sisis lidah lainnya atau ke bagian belakang lidah yang
persarafannya diurus oleh saraf lain. &enderita disuruh untuk
menyatakan penge$apan yang dirasakannya dengan isyarat! misalnya *
untuk rasa manis! + untuk rasa pahit! 2 untuk rasa asin! dan 4 untuk
rasa asam.
*
&ada pemeriksaan fungsi korda timpani adalah perbedaan
ambang rangsang antara kanan dan kiri. 7reyss menetapkan bahwa
beda 50D antara kedua sisi adalah patologis.
,. Sali6asi
&emeriksaan uji sali"asi dapat dilakukan dengan melakukan kanulasi
kelenjar submandibularis. 0aranya dengan menyelipkan tabung
polietilen no 50 kedalam duktus >harton. Sepotong kapas yang telah
di$elupkan kedalam jus lemon ditempatkan dalam mulut dan
pemeriksa harus melihat aliran ludah pada kedua tabung. )olume
dapat dibandingkan dalam * menit. 3erkurangnya aliran ludah sebesar
+5 D dianggap abnormal. 6angguan yang sama dapat terjadi pada jalur
ini dan juga penge$apan! karena keduanya ditransmisi oleh saraf korda
timpani.
-. S#'imer Test ata( Naso4La#r3mal 7efle8
%ianggap sebagai pemeriksaan terbaik untuk pemeriksaan fungsi
serabut-serabut pada simpatis dari saraf fasialis yang disalurkan
melalui saraf petrosus superfisialis mayor setinggi ganglion
genikulatum. Kerusakan pada atau di atas saraf petrosus mayor dapat
menyebabkan berkurangnya produksi air mata.
/es S$himer dilakukan untuk menilai fungsi lakrimasi dari mata.
0ara pemeriksaan dengan meletakkan kertas hisap atau lakmus lebar
0!5 $m panjang 5-*0 $m pada dasar konjungti"a. Setelah tiga menit!
panjang dari bagian strip yang menjadi basah dibandingkan dengan sisi
satunya. 7reys menyatakan bahwa kalau ada beda kanan dan kiri lebih
atau sama dengan 50D dianggap patologis.
/. 7efleks Sta"ei(s
?ntuk menilai refleE stapedius digunakan elektoakustik impedans
meter! yaitu dengan $ara memberikan ransangan pada muskulus
stapedius yang bertujuan untuk mengetahui fungsi (. stapedius $abang
(.).
2. U+i a(iologik
Setiap pasien yang menderita paralisis saraf fasialis perlu menjalani
pemeriksaan audiogram lengkap. &engujian termasuk hantaran udara
dan hantaran tulang! timpanometri dan refleE stapes. 7ungsi saraf
$ranial kedelapan dapat dinilai dengan menggunakan uji respon
auditorik yang dibangkitkan dari batang otak. ?ji ini bermanfaat dalam
mendeteksi patologi kanalis akustikus internus. Suatu tuli konduktif
dapat memberikan kesan suatu kelainan dalam telinga tengah! dan
dengan memandang syaraf fasialis yang terpapar pada daerah ini! perlu
dipertimbangkan suatu sumber infeksi. 9ika terjadi kelumpuhan saraf
ketujuh pada waktu otitis media akut! maka mungkin gangguan saraf
pada telinga tengah. &engujian reflek dapat dilakukan pada telinga
ipsilateral atau kontralateral dengan menggunakan suatu nada yang
keras! yang akan membangkitkan respon suatu gerakan reflek dari otot
stapedius. 6erakan ini mengubah tegangan membrane timpani dan
menyebabkan perubahan impedansi rantai osikular. 9ika nada tersebut
diperdengarkan pada belahan telinga yang normal! dan reflek ini pada
perangsangan kedua telinga mengesankan suatu kelainan pada bagian
aferen saraf kranialis.
9. Sinkinesis
Sinkinesis menetukan suatu komplikasi dari kelumpuhan saraf fasialis
yang sering kita jumpai. 0ara mengetahui ada tidaknya sinkinesis
adalah sebagai berikut ,
a. &enderita diminta untuk memenjamkan mata kuat-kuat kemudian
kita melihat pergerakan otot-otot pada daerah sudut bibir atas.
Kalau pergerakan normal pada kedua sisi dinilai dengan angka dua
(+). Kalau pergerakan pada sisi paresis lebih (hiper) dibandingkan
dengan sisi normal nilainya dikurangi satu (-*) atau dua (-+)!
tergantung dari gradasinya.
b. &enderita diminta untuk tertawa lebar sambil memperlihatkan gigi!
kemudian kita melihat pergerakan otot-otot pada sudut mata bawah.
&enilaian seperti pada (a).
$. Sinkinesis juga dapat dilihat pada waktu penderita berbi$ara
(gerakan emosi) dengan memperhatikan pergerakan otot-otot sekitar
mulut. (ilai satu (*) kalau pergerakan normal. (ilai nol (0) kalau
pergerakan tidak simetris.
:. Hemis"asme
Hemispasme merupakan suatu komplikasi yang sering dijumpai pada
penyembuhan kelumpuhan fasialis yang berat. %iperiksa dengan $ara
penderita diminta untuk melakukan gerakan-gerakan bersahaya seperti
mengedip-ngedipkan mata berulang-ulang maka bibir akan jelas
tampak gerakan otot-otot pada sudut bibir bawah atau sudut mata
bawah. &ada penderita yang berat kadang-kadang otot-otot platisma di
daerah leher juga ikut bergerak. ?ntuk setiap gerakan hemispasme
dinilai dengan angka (-*).
7ungsi motorik otot-otot tiap sisi wajah orang normal
seluruhnya berjumlah lima puluh (50) atau *00D. 6radasi paresis
fasialis dibandingkan dengan nilai tersebut dikalikan dua untuk
persentasenya.
2.2. Pemeriksaan Pen(n+ang
Salah satu pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mengetahui
kelumpuhan saraf fasialis adalah dengan uji fungsi saraf. /erdapat beberapa uji
fungsi saraf yang tersedia antara lain .lektromigrafi (.'6)! .lektroneuronografi
(.(#6)! dan uji stimulasi maksimal.
B
*. .lektromiografi (.'6)
.'6 sering kali dilakukan oleh bagian neurologi. &emeriksaan ini
bermanfaat untuk menentukan perjalanan respons reiner"asi pasien.
&ola .'6 dapat diklasifikasikan sebagai respon normal! pola
dener"asi! pola fibrilasi! atau suatu pola yang ka$au yang
mengesankan suatu miopati atau neuropati. (amun! nilai suatu .'6
sangat terbatas kurang dari +* hari setelah paralisis akut. Sebelum +*
hari! jika wajah tidak bergerak! .'6 akan memperlihatkan potensial
dener"asi. &otensial fibrilasi merupakan suatu tanda positif yang
menunjukkan kepulihan sebagian serabut. &otensial ini terlihat
sebelum +* hari.

+. .lektroneuronografi (.(#6)
.(#6 memberi informasi lebih awal dibandingkan dengan .'6.
.(#6 melakukan stimulasi pada satu titik dan pengukuran .'6
pada satu titik yang lebih distal dari saraf. Ke$epatan hantaran saraf
dapat diperhitungkan. 3ila terdapat reduksi A0D pada .(#6 bila
dibandingkan dengan sisi lainnya dalam sepuluh hari! maka
kemungkinan sembuh juga berkurang se$ara bermakna. 7is$h .selin
melaporkan bahwa suatu penurunan sebesar +5 persen berakibat
penyembuhan tidak lengkap pada BB persen pasien mereka! sementara
77 persen pasien yang mampu mempertahankan respons di atas angka
tersebut mengalami penyembuhan normal saraf fasialis.
2. ?ji Stimulasi 'aksimal
?ji stimulasi merupakan suatu uji dengan meletakkan sonde
ditekankan pada wajah di daerah saraf fasialis. -rus kemudian
dinaikkan perlahan-lahan hingga 5 ma! atau sampai pasien merasa
tidak nyaman. %ahi! alis! daerah periorbital! pipi! ala nasi! dan bibir
bawah diuji dengan menyapukan elektroda se$ara perlahan. /iap
gerakan di daerah-daerah ini menunjukkan suatu respons normal.
&erbedaan respons yang ke$il antara sisi yang normal dengan sisi yang
lumpuh dianggap sebagai suatu tanda kesembuhan. &enurunan yang
nyata adalah apabila terjadi kedutan pada sisi yang lumpuh dengan
besar arus hanya +5 persen dari arus yang digunakan pada sisi yang
normal. 3ila dibandingkan setelah *0 hari! A+ persen penderita 3ellFs
&alsy kembali dapat melakukan beberapa fungsi. 3ila respon elektris
hilang! maka *00 persen akan mengalami pemulihan fungsi yang tidak
lengkap. Statistik menganjurkan bahwa bentuk pengujian yang paling
dapat diandalkan adalah uji fungsi saraf se$ara langsung.
6ambar 5 .kspresi >ajah &enderita Kelumpuhan Saraf 7asialis
2.9. Penatalaksanaan
&engobatan terhadap kelumpuhan saraf ) dapat dikelompokkan dalam 2
bagian,
5
1. Pengo&atan ter'aa" kel(m"('an saraf fasialis
-. 7isioterapi
1. Heat Theraphy, Face Massage, Facial Excercise
3asahkan handuk dengan air panas! setelah itu handuk diperas dan
diletakkan dimuka hingga handuk mendingin. Kemudian pasien
diminta untuk memasase otot-otot wajah yang lumpuh terutama
daerah sekitar mata! mulut dan daerah tengah wajah.'asase
dilakukan dengan menggunakan krim wajah dan idealnya juga
dengan menggunakan alat penggetar listrik.

Setelah itu pasien
diminta untuk berdiri didepan $ermin dan melakukan beberapa
latihan wajah seperti mengangkat alis mata! memejamkan kedua
mata kuat-kuat! mengangkat dan mengerutkan hidung! bersiul!
menggembungkan pipi dan menyeringai.
2!B
Kegiatan ini dilakukan
selama 5 menit + kali sehari.
2. Electrical Stimlation
Stimulasi energi listrik dengan aliran gal"ani$ berenergi lemah.
/indakan ini bertujuan untuk memi$u kontraksi buatan pada otot-
otot yang lumpuh dan juga berfungsi untuk mempertahankan aliran
darah serta tonus otot.
3. 7armakologi
#bat-obatan yang dapat diberikan dalam penatalaksanaan kelumpuhan
saraf fasialis antara lain,
*. -sam (ikotinik
&ada kelumpuhan saraf fasialis yang dikarenakan iskemia-sam
nikotinik dan obat-obatan yang bekerja menghambat ganglion
simpatik ser"ikal digunakan untuk memi$u "asodilatasi sehingga
dapat meningkatkan suplai darah ke saraf fasialis.
+. )asokonstriktor! -ntimikroba
#bat ini diberikan pada kelumpuhan saraf fasialis yang disebabkan
oleh kompresi saraf fasialis pada kanal falopi. #bat ini bekerja
mengurangi bendungan ! pembengkakkan! dan inflamasi pada
keadaan diatas.
2. Steroid
#bat ini diberikan untuk mengurangi proses inflamasi yang
menyebabkan Bells Palsy.
4. Sodium Kromoglikat
%iberikan pada kelumpuhan saraf fasialis jika dipikirkan adanya
reaksi alergi.
5. -nti"irus
3aru-baru ini anti"irus diberikan dengan atau tanpa penggunaan
prednisone se$ara simultan.
0. &engobatan &sikofisikal
-kupuntur! !io"ee#!ac$! dan electromyographic "ee#!ac$
dilaporkan dapat membantu pentembuhan Bells Palsy.
2. Pengo&atan Sek(ele 0 .e+ala Sisa 1
&engobatan terhadap gejala sisa yang dapat dilakukan antara lain ,
-. %epresi
&asien dengan kelumpuhan saraf fasialis memiliki ketakutan bahwa
mereka memiliki penyakit yang mengan$am jiwa ataupun penyakit
yang melibatkan pembuluh darah otak. Konseling dan terapi
kelompok yang melibatkan penderita dengan usia yang sama terbukti
efektif untuk mengatasi depresi tersebut.
3. (yeri
Sebagian pasien dengan Bells Palsy dan hampir seluruh pasien
dengan Herpes 1ooster 0ephali$ merasakan nyeri. (yeri ini dapat
diatasi dengan analgesi$ non-narkotik. %apat diberikan steroid dengan
dosis awal * mg; kg 33; hari dan tapering off setelah *0 hari
penggunaan.
0. &erawatan 'ata
Se$ara umum! &erawatan mata ditujukan untuk menjaga kelembaban
mata agar tidak terjadi keratitis dan kerusakan kornea. &asien diminta
untuk mengedipkan mata + sampai 4 kali permenit disamping
penggunaan obat tetes mata.
%. Inikasi Unt(k ;"erasi
&ada kasus dengan gangguan hantaran berat atau sudah terjadi dener"asi
total! tindakan operatif segera harus dilakukan dengan teknik dekompresi
saraf fasialis transmastoid.
2.:. Kom"likasi
Setelah kelumpuhan fasial perifer! regenerasi saraf yang rusak! terutama
serat otonom dapat sebagian atau pada arah yang salah. Serat yang terlindung
mungkin memberikan akson baru yang tumbuh ke dalam bagian yang rusak.
&ersarafan baru yang abnormal ini! dapat menjelaskan kontraktur atau sinkinesis
(gerakan yang berhubungan) dalam otot-otot mimik wajah.
5

Sindrom air mata buaya (refleks gastrolakrimalis paradoksikal) tampaknya
didasarkan oleh persarafan baru yang salah. %iperkirakan bahwa serat sekretoris
untuk kelenjar air liur tumbuh ke dalam selubung S$hwann dari serat yang $edera
yang berdegenerasi dan pada asalnya serat tersebut bertanggung jawab untuk
glandula lakrimalis.
5
BAB III
PENUTUP
%.1. Kesim"(lan
Kelumpuhan saraf fasialis merupakan kelumpuhan yang meliputi otot-otot
wajah! dapat terjadi sentral dan perifer. Kelumpuhan dapat diakibatkan oleh
kelainan $ongenital! infeksi! tumor! trauma! gangguan pembuluh darah! idiopatik!
dan penyakit-penyakit tertentu yang dapat mengakibatkan deformitas kosmetik
dan fungsional yang berat. Kelainan ini dapat diobati dengan fisioterapi!
farmakologi! dan psikofisikal serta operasi.
DA!TA7 PUSTAKA
*. Sjarifuddin! 3ashiruddin 9! 3ramantyo 3. %elmphan &ervs Fasialis
Peri"er. %alam 3uku -jar lmu Kesehatan /elinga Hidung /enggorok Kepala
<eher. C
th
ed. 9akarta , 3alai &enerbit 7K-?! +007, Hal. **4-**7
+. 'aisel :! <e"ine S. 'anggan Sara" Fasialis. %alam 3oies 3uku -jar
&enyakit /H/ edisi C. 9akarta , .60! *AA7.
2. 3aehr! 7rots$her. %uus /opi$al %iagnosis in (eurology, -natomy! 7isiology!
Sign! Simptom. .disi 4. (ew Gork, '$-6raw Hill $ompanies. +005=*C7-*75.
4. (etter. -tlas of Human -natomy. &hiladelpia, '$6rawHill= +005
5. 7a$ial (er"e -natomy , %iakses dari http/facialparalysisinstitute.com.
%esember +0*+
C. S'. <umbantobing. &erologi %lini$, Pemeri$saan Fisi$ #an Mental.
9akarta , 3alai &enerbit 7K-?! +00C.
7. 9apardi..dr.&ervsFasialis.%iaksesdari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345678/161/1/bedah-is!andar
"2#$apardi62.pdf %esember +0*+
8. 9ohn GS Kim. 7a$ial (er"e &aralysis. %iakses dari
%%%.emedicine.com/plastic/topic522.htm. %esember +0*+

Anda mungkin juga menyukai