Anda di halaman 1dari 3

Nutrisi pada penyakit hati

Energi : Kebutuhan energi pada penyakit hati tanpa ascites adalah 120% - 140% dari
REE (resting energy expenditure). Sedangkan pada penyakit hati yang disertai
ascites,infeksi,atau malabsorbsi memerlukan energy sebesar 150% - 175% dari REE.

Karbohidrat : Kebutuhan karbohidrat pada penyakit

Lemak : Pada keadaan sirosis hati , tubuh lebih cenderung memakai lemak sebagai
sumber energi dan pada keadaan ini terjadi peningkatan dari lipolisis. Oleh karena itu kebutuhan
lemak pada sirosis hati memerlukan sebesar 25% - 40% dari kebutuhan energy.

Protein : Protein merupakan komponen yang paling kontroversial dalam management
nutrisi pada penyakit hati. Pada sirosis hati terjadi peningkatan katabolisme protein karena hati
tidak mampu mensintesis protein secara adekuat, maka terjadi pemecahan protein dari otot dan
visceral. Pada keadaan hepatitis atau sirosis tanpa komplikasi kebutuhan protein sebesar 1.2 1.3
g / kgBB. Pada keadaan stress seperti alcoholic hepatitis, sepsis, GI bleeding, dan ascites berat di
perlukan protein sekurang-kurangnya 1.5g / kgBB

Vitamin dan mineral : Defisiensi vitamin larut lemak hampir di temukan di semua penyakit hati,
pemberian vitamin larut lemak biasanya di berikan dalam bentuk larut air. Defisiensi vitamin
larut air biasa terjadi pada alcoholic liver disease seperti
Thiamin,piridoxin,cyanocobalamin,folate,dan niacin. Pemberian thiamin 100mg di berikan bila
terjadi gejala defisiensi.
Terjadi penurunan kadar zonc dan magnesium pada alcoholic liver disease dikarenakan
pemberian terapi diuretic.





















Nutrisi pada hipoalbumin akibat sindrom nefrotik

Prinsip pemberian nutrisi pada penyakit ginjal adalah pemberian protein dan energi yang cukup
dalam mempertahankan keseimbangan nitrogen, meningkatkan kadar albumin dalam darah dan
menghilangkan edema. Pemberian protein pada sindrom nefrotik untuk meningkatkan kadar
albumin dan menghindari malnutrisi protein sebesar 1.5 g / kgBB. Tetapi menurut penelitian
intake protein sebesar 0.8 g / kgBB dapat mengurangi proteinuria tanpa penurunan serum
albumin. Agar penggunaan protein dalam tubuh optimal, 50 60% kebutuhan protein harus
berasal dari protein hewani.

Kebutuhan lemak sebesar 15-20 % dari total kebutuhan kalori, sedangkan kebutuhan karbohidrat
sisanya



Nutrisi pada luka bakar

Kebutuhan energy di perlukan tergantung dari besarnya luka bakar. menurut curreri formula
(1979) adalah:
Energy : 24kcal x berat badan(kg) + 40 kcal x besarnya luka bakar (%)

Kebutuhan protein pada pasien dengan luka bakar adalah sebesar 20% - 25% dari total kalori.
Protein hewani di rekomendasikan

Anda mungkin juga menyukai