Anda di halaman 1dari 35

Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 1

DAFTAR ISI


DAFTAR ISI :1
PERCOBAAN 1 : GRADASI BAHAN BATUAN2
PERCOBAAN 2 : ZAT ORGANIK AGREGAT HALUS.8
PERCOBAAN 3 : KADAR AIR ...10
PERCOBAAN 4 : BERAT JENIS DAN ABSORBSI AGREGAT HALUS12
PERCOBAAN 5 : BERAT JENIS DAN ABSORBSI AGREGAT KASAR15
PERCOBAAN 6 : KETAHANAN AUS DENGAN MESIN LOS ANGELAS.17
PERCOBAAN 7 : BERAT VOLUME AGREGAT HALUS DAN KASAR20
PERCOBAAN 8 : KADAR LUMPUR AGREGAT HALUS DALAM PERSENTASA BERAT23
PERCOBAAN 9 : CAMPURAN ADUKAN BETON25
PERCOBAAN 10 : PENGUJIAN BERAT VOLUME BETON36
PERCOBAAN 11 : DESAK BETON 39
PENUTUP ..46
DOKUMENTASI48













Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 2
PERCOBAAN I
GRADASI BAHAN BATUAN

1. Maksud
Menetapkan gradasi bahan batuan (pasir, kerikil/kericak)

2. Bahan
Pasir asalKlabat
Kerikil/kericak asal Girian

3. Alat
Ember / pan
Timbangan
Ayakan
Motorized dynamic sieve shaker
Oven pengering
Sekop
Bahan Ukuran maksimal nominal butir Berat (gr)
Kerikil
atau
kericak
a. 3/8=9,6mm
b. =12,7mm
c. 3/4'=19,1mm
d. 1=25,4mm
e. 1 =38,1mm
f. 2=50,8mm
g. 2 =63,5mm
h. 3=76,2mm
i. 3 =88,9mm
1.000
2.500
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000

4. Pelaksanaan
Keringkan bahannya sampai beratnya tetap, padatemperaturminimal 110
0
C
dalam waktu 24 jam
Ayak bahan dengan ayakan sesuai dengan ukuran yang akan di inginkan.
Timbanglah sisa-sisa ayakan pada timbangan dengan dengan ketelitian
sampai 0.1% dari berat bahan sisa ayakan tersebut


5. Pembahasan

Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 3
a. Gradasi Agregat Halus
Syarat modulus butiran pasir menurut ASTM C 35/37 adalah 2.30 sampai
3.10. Apabila dipakai ASTM maka bahan uji yang diperiksa harus memenuhi
syarat tersebut.
Modulus kehalusan (FM) pasir yang diperiksa = 3.342.Modulus kehalusan
diperoleh dengan menjumlahkan persentase kumulatif yang tertahan ayakan
kemudian di bagi dengan 100.
342 . 3
100
32 . 99 87 . 97 57 . 82 54 . 44 89 . 9 0
FM


Persentase lolos ayakan harus memenuhi syarat ASTM, dimana :
Persentase lolos ayakan no.4 syarat 95-100%
Untuk percobaan ini didapat persentase lolos 100%
Lolos ayakan no.8 syarat 80-100, didapat hasil 90.11%
Jadi pasir yang diperiksa memenuhi syarat ASTM













Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 4
Table Gradasi Agregat Halus Sawangan (Penelitian)

Ukuran
ayakan
menurut
Berat tertahan % Tertahan
diatas
ayakan
Persentase
lolos ayakan
Syarat
ASTM
Pada setiap
ayakan
Kumulatif
diatas ayakan
No.
[mm
] [gr] [gr] [%] [%] [%]
no.4 4.75 0 0 0.00 100.00 95 - 100
no.8 2.36 127,4 127,4 12,75 87,25 80 - 100
no.16 1.18 249 376,4 24,91 62,34 50 - 85
no.30 0.60 198 574,4 19,81 42,53 25 60
no.50 0.30 285,3 859,7 28,55 13,98 10 -30
no.100 0.15 116,6 976,3 11,67 2,31 2 10
Pan 23,1 999,4 2,31 0 0 5
Berat awal 1000 % Hilang 0.06
Modulus Kehalusan (F.M) 3,08








0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0.1 1 10
P
e
r
s
e
n
t
a
s
e

o
l
o
s

s
a
r
i
n
g
n

(
%
)

Ukuran Saringan
Grafik Ukuran Butiran Agregat Halus
Batas Bawah
Batas Atas
Persen Lolos

Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 5

Ukuran
ayakan
menurut
Berat tertahan
% Tertahan
diatas
ayakan
Persentase
lolos ayakan
Syarat
ASTM
Pada setiap
ayakan
Kumulatif
diatas ayakan
No. [mm] [gr] [gr] [%] [%] [%]
no.4 4.75 0 0 0.00 100.00 95 100
no.8 2.36 88 88 8.8 91.2 80 100
no.16 1.18 208.9 296.9 29.69 73.28 50 85
no.30 0.60 172.4 469.3 46.93 53.07 25 60
no.50 0.30 310.2 779.5 77.95 22.05 10 -30
no.10
0 0.15 157 936.5 93.65 6.35 2 10
Pan 62.6 999.1 99.91 0.09 0 5
Berat awal 1000 % Hilang 0.09
Modulus Kehalusan (F.M) 3.342









0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0.1 1 10
P
e
r
s
e
n
t
a
s
e

o
l
o
s

s
a
r
i
n
g
n

(
%
)

Ukuran Saringan
Grafik Ukuran Butiran Agregat Halus
Batas Bawah
Batas Atas
Persen Lolos

Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 6
Table Gradasi Agregat Halus Girian Sampel 1

Ukuran
ayakan
menurut
Berat tertahan % Tertahan
diatas
ayakan
Persentase
lolos ayakan
Syarat
ASTM
Pada setiap
ayakan
Kumulatif
diatas ayakan
No.
[mm
] [gr] [gr] [%] [%] [%]
no.4 4.75 7.4 7.4 0.074 99.26 95 100
no.8 2.36 27.3 34.7 3.47 96.53 80 100
no.16 1.18 197.4 232.1 23.21 76.79 50 85
no.30 0.60 411.7 643.8 64.38 35.62 25 60
no.50 0.30 280.8 924.6 92.46 17.54 10 -30
no.100 0.15 53.8 978.4 97.84 2,16 2 10
Pan 20.7 999.1 99.91 0.09 0 5
Berat awal 1000 % Hilang 0.09
Modulus Kehalusan (F.M) 3.342









0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0.1 1 10
P
e
r
s
e
n
t
a
s
e

o
l
o
s

s
a
r
i
n
g
n

(
%
)

Ukuran Saringan
Grafik Ukuran Butiran Agregat Halus
Batas Bawah
Batas Atas
Persen Lolos

Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 7
Table Gradasi Agregat Halus Girian Sampel 2

Ukuran
ayakan
menurut
Berat tertahan % Tertahan
diatas
ayakan
Persentase
lolos ayakan
Syarat
ASTM
Pada setiap
ayakan
Kumulatif
diatas ayakan
No.
[mm
] [gr] [gr] [%] [%] [%]
no.4 4.75 9.8 9.8 0.098 99.02 95 100
no.8 2.36 26.9 36.7 3.67 96.33 80 100
no.16 1.18 190.7 227.4 22.74 77.26 50 85
no.30 0.60 409.4 636.8 63.68 36.32 25 60
no.50 0.30 284 920.8 92.08 17.92 10 -30
no.100 0.15 51 971.8 97.18 2,82 2 10
Pan 22.7 994.5 99.45 0.55 0 5
Berat awal 1000 % Hilang 0.55
Modulus Kehalusan (F.M) 3.342







0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0.1 1 10
P
e
r
s
e
n
t
a
s
e

o
l
o
s

s
a
r
i
n
g
n

(
%
)

Ukuran Saringan
Grafik Ukuran Butiran Agregat Halus
Batas Bawah
Batas Atas
Persen Lolos

Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 8
Table Gradasi Agregat Halus Klabat Sampel 1

Ukuran
ayakan
menurut
Berat tertahan % Tertahan
diatas
ayakan
Persentase
lolos ayakan
Syarat
ASTM
Pada setiap
ayakan
Kumulatif
diatas ayakan
No. [mm] [gr] [gr] [%] [%] [%]
no.4 4.75
4,2 4,2 0,042 99,58
95 100
no.8 2.36
33,2 37,4 0,374 96,26
80 100
no.16 1.18
180,3 217,7 2,177 78,23
50 85
no.30 0.60
423,1 640,8 6,408 35,92
25 60
no.50 0.30
266,3 907,1 9,071 9,29
10 -30
no.100 0.15
48 955,1 9,551 4,49
2 10
Pan
36,4 991,5 9,915 0,85 0 5
Berat awal 1000 % Hilang 0.85
Modulus Kehalusan (F.M) 3.342






0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0.1 1 10
P
e
r
s
e
n
t
a
s
e

o
l
o
s

s
a
r
i
n
g
n

(
%
)

Ukuran Saringan
Grafik Ukuran Butiran Agregat Halus
Batas Bawah
Batas Atas
Persen Lolos

Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 9
Table Gradasi Agregat Halus Klabat Sampel 2

Ukuran
ayakan
menurut
Berat tertahan % Tertahan
diatas
ayakan
Persentase
lolos ayakan
Syarat
ASTM
Pada setiap
ayakan
Kumulatif
diatas ayakan
No. [mm] [gr] [gr] [%] [%] [%]
no.4 4.75
2,1 2,1 0,021 99,79
95 100
no.8 2.36
32,5 34,6 0,346 96,54
80 100
no.16 1.18
188,5 223,1 2,231 77,69
50 85
no.30 0.60
422,5 645,6 6,456 35,44
25 60
no.50 0.30
252,6 898,2 8,982 10,18
10 -30
no.100 0.15
54 952,2 9,522 4,78
2 10
Pan
41,9 994,1 9,941 0,59 0 5
Berat awal 1000 % Hilang 0.59
Modulus Kehalusan (F.M) 3.342







0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0.1 1 10
P
e
r
s
e
n
t
a
s
e

o
l
o
s

s
a
r
i
n
g
n

(
%
)

Ukuran Saringan
Grafik Ukuran Butiran Agregat Halus
Batas Bawah
Batas Atas
Persen Lolos


Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 10
b. Gradasi Agregat Kasar
Bahan yang diperiksa seluruhnya harus berada di daerah syarat ASTM.
Grafik pada lampiran berikut ini terlihat bahwa material berada pada daerah
yang memenuhi syarat ASTM. Persentasi butiran melalui ayakan 9.5 mm
adalah sebesar 32.998 %. Cara menghitung modulus kehalusan (Feneness
Modulus) untuk agregat kasar ini yaitu diperoleh dengan menjumlahkan
persentase kumulatif yang tertahan padasetiap ayakan ditambah dengan
angka 400 dan hasilnya dibagi dengan angka 100.
Catatan angka 400 diperoleh dari ayakan yang ukurannya kelipatan setengah
dari ayakan 2.36 mm yaitu 1.18 mm, 0.60 mm, 0.30 mm, 0.15 mm yang tidak
kita pakai
(4 x 100 % = 400 %)
884 . 5
100
400 282 . 99 002 . 67 196 . 22 0


FM
Syarat PBI 1971 untuk agregat kasar harus terdiri dari aneka ragam butiran
dan menurut pasal 34 ayat 6.
Sisa di atas ayakan 31.5 mm adalah 0% berarti agregat kasar tersebut
harus berukuran lebih kecil dari 31.5 mm.
Sisa diatas ayakan 4 mm adalah 90% - 98%
Selisih antara sisa akumulatif minimum 10% dan maksimum 60%
Menurut pedoman beton 1989, ukuran besar butiran nominal maksimum
agregat kasar harus tidak melebihi:
1/5 jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan.
1/3 dari tebal pelat
3/4 jarak bersih minimum antara batang tulangan, besar batang
tulangan, atau tendon pratekan atau selongsong.










Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 11
Table Gradasi Agregat Kasar (Penelitian)
Ukuran
ayakan
menurut
Berat tertahan
% Tertahan
diatas
ayakan
Persentase
lolos ayakan
Syarat
ASTM
Pada
setiap
ayakan
Kumulatif
diatas ayakan
No. [mm] [gr] [gr] [%] [%] [%]
3/4" 19.05 66,2 66,2 1,33 98,67 90 - 100
1/2" 12.7 1847,2 1913,4 37,12 61,55 20 55
3/8" 9.52 1800,9 3714,3 36,19 25,36 0 15
no. 4 4.75 1232,6 4946,9 24,77 0,59 0 10
Pan 29,1 4976 0,58 0,01
Berat awal 5000 % Hilang 0,48


Modulus kehalusan (F.M) 1,86













0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0.1 0.5 2.5 12.5
P
e
r
s
e
n
t
a
s
e

l
o
l
o
s


s
a
r
i
n
g
a
n

(
%
)

Ukuran Saringan

Grafik Gradasi Agregat Kasar

Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 12
6. Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan ternyata untuk agregat halus (Pasir), agregat kasar (Batu
Pecah) tidak semua ukruan agregat yang lolos pada setiap ayakan memenuhi syarat
ASTM dan juga tidak memenuhi syarat PBI 1971.Jadi,contoh pasir dan batu pecah
yang diperiksa perlu tambahan pasir pada saat akan digunakan sebagai bahan
campuran.
Dari pemeriksaan didapat agregat halus pada sampel 1 termasuk zone 1.
Syarat PBI 1971 untuk Agregat kasar menurut pasal 3.4 ayat 6
Sisa diatas ayakan 31.5 adalah 0% berarti Agregat kasar tersebut harus
berukuran lebih kecil dari 31.5 mm
Sisa diatas ayakan 4 mm adalah 90-98%
Selisih antara sisa akumulatif minimal 10% dan maksimum 60%
Syarat PBI 1971 untuk Agregat halus menurut pasal 3.3 ayat 5.
Sisa diatas ayakan 4 mm paling sedikit 2% berat.
Untuk percobaan ini berarti sisa diatas ayakan 4 mm harus sekurang-
kurangnya 20% x 1000 = 20 gram.
Sisa diatas ayakan 1 mm paling sedikit 10% berat, yakni paling sedikit 10%x
1000 = 10 gram.
Sisa diatas ayakan 0.25 mm harus berkisar antara 80% sampai 95% berat.
Sisa yang diperiksa memenuhi syarat PBI 1971.





PENELITI :
1. Prof. DR. Ir. M. D. J. Sumajouw, M.Eng : ..
2. Reky Stenly Windah, ST, MT : ..






Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 13
PERCOBAAN II
ZAT ORGANIK AGREGAT HALUS
1. Maksud
Menentukan zat organik yang ada dalam agregat halus (pasir)
2. Bahan
Pasir
NaOH3%
3. Alat
Tabung percobaan
Jangka sorong / mistar ukur
Ember
Tintometer
4. Jalannya Percobaan
a. Ambil pasir yang melebihi 120 cm
3
.
b. Keringkan pasirnya dalam tungku pada suhu 105
o
C selama 24 jam atau
sampai beratnya tetap
c. Keluarkan pasirnya dari dalam tungku, Kemudian angin-anginkan
gunamendinginkan pasir yang masih panas.
d. Masukan 120 cm
3
pasir kering dalam gelas ukur (350 cc).
e. Tuangkan NaOH 3% dalam gelas ukur sampai isi keseluruhannya mencapai
200 cc.
f. Kocok gelas ukur selama 10 menit, kemudian biarkan selama 24 jam di
dalam ember yang berisi air
g. Catat warna larutan diatas pasirnya
5. Hasil Pengamatan
Zat Organik Dan Persentase Endapan
No. Parameter
Sample 1
Satuan
Rata-
Rata
volum Tinggi
1
Jumlah contoh
ag. halus (A) 120 mL 60 mm

2 Jumlah larutan + agregat halus 200 mL 100 mm
3 Jumlah endapan (B) 10 mL 5 mm
4
Persentase
endapan lumpur
(B)/(A)*100% 8.333 8.333 % 8.333
5 Warna larutan No.Pembanding 4 No.



Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 14

6. Pembahasan
NaOH 3% secara kimiawi mengadakan reaksi/pengikatan terhadap zat-zat organik
yang terkandung dalam pasir. Hasil reaksi pengikatan ini menyebabkan warna
larutan berubah warna. Warna timbul bisa berwarna bening, kuning muda dan
kuning tergantung pada zat organik yang terkandung didalam pasir. Semakin banyak
jumlah zat organik, warna larutan akan bertambah tua. Untuk menentukan zat
organik dalam pasir, terdapat dalam warna standar, yaitu :
Menurut AASHTO-21-74 dan ASTM c-40-60R harus dibandingkan dengan
warna standar nomor 3(warna kuning).
Kadar lumpur dari pasir adalah 1.346% dan menurut PBI-1971 halaman 23,
pasir tidak perlu dicuci.
Warna larutan bagian atas adalah kuning tua .
Untuk pasir yang mengandung banyak zat organik harus dicuci terlebih dahulu
sebelum digunakan sebagai bahan campuran beton, karena zat organik dapat
menghalangi pengikatan antara pasir dengan semen.
7. Kesimpulan
Dari hasil percobaan diperoleh dengan menggunakan alat tintometer warna larutan
diatas pasir sama dengan no.4 atau secara kasar mata berwarna kuning tua
kecoklatan.
Dari hasil warna yang diperoleh dapat disimpulkan agregat halus (pasir)
mengandung banyak zat organik dansebelum digunakan sebagai campuran adukan
beton harus dicuci terlebih dahulu.

PENELITI :
3. Prof. DR. Ir. M. D. J. Sumajouw, M.Eng : ..
4. Reky Stenly Windah, ST, MT : ..









Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 15
PERCOBAAN III
KADAR AIR

1. Maksud
Menentukan kadar air yang terkandung dalam material (agregat kasar maupun
halus)

2. Bahan :
Agragat kasar (kerikil)
Agregat halus (pasir)

3. Alat :
Timbangan
Oven (alat pengering)

4. Pelaksanaan
Ambil pasir 1000gram dan kerikil 6000 gram.
Bagi pasir menjadi dua masing-masing 500 gram
Bagi kerikil menjadi dua masing-masing 3000 gram
Keringkan dalam oven pada suhu 105
o
C, selama 24 jam.
Keluarkan dari oven kemudian dianginkan-anginkan lalu ditimbang

5. Hasil Percobaan
Kadar Air Agregat Halus (Pasir Sawangan) (Penelitian)






No. Parameter Satuan Satuan
1 Berat agregat alami (A) 1000 gr
2 Berat setelah Oven Dry (B) 896,1 gr
3 Kadar Air (A-B)/(B)*100% 11,6 %

Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 16
Kadar Air Agregat Kasar (Kerikil)
No. Parameter
Sample
Satuan
Rata-
rata KA
1 Berat agregat alami (A) 3000 gr
2 Berat setelah Oven Dry (B) 2477.4 gr
3 Kadar Air (A-B)/(B)*100% 21.095 % 21.095



6. Pembahasan
Kadar air asli adalah jumlah air yang terkandung didalam material (pasir atau
kerikil). Dengan mengetahui kadar air yang terkandung didalam material, maka
dapat dihitung kemungkinan penyerapan air yang akan terjadi pada saat proses
pencampuran dilakukan.Sehingga akan dengan mudahmenentukan jumlah air yang
akan dipakai. Air yang berlebihan dalam suatu campuran akan mempengaruhi
kekuatan, dan daya tahan dari suatu beton.

7. Kesimpulan
Air yang berlebihan dalam suatu campuran akan mempengaruhi kekuatan, dan
daya tahan dari suatu beton.
Keadaan kandungan air yang paling baik yaitu keadaan SSD (Saturated Surface
Dry).
Dalam hitungan campuran adukan beton dipakai berat satuan pasir (SSD)
karena tidak menambah ataupun mengurangi jumlah air kedalam campuran.
Kadar air agregat halus yang didapat 13.062%
Kadar air agregat kasar yang didapat 1.620%




PENELITI :
5. Prof. DR. Ir. M. D. J. Sumajouw, M.Eng : ..
6. Reky Stenly Windah, ST, MT : ..




Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 17
PERCOBAAN IV
BERAT JENIS DAN ABSORBSIAGREGAT HALUS

1. Maksud
Menetapkan :
Berat jenis bulk OD
Berat jenis bulk-SSD
Absorbsi

2. Bahan
Pasir 1000gram

3. Alat
Timbangan
Cetakan kerucut
Tongkat tusuk
Oven pengering
Tabung percobaan

4. Jalannnya Percobaan
Keringkan 1000 gram pasir dalam tungku pada temperatur 100
o
C - 110
o
C
selama 24 jam.
Tempatkan agragat didalam pan kecil.
Siram dengan air dan biarkan selama 24 jam.
Kenakan pasir pada angin panas (sampai SSD).
Tuangkan pasir dalam cetakan kerucut, jatuhkan ujung tongkat, tusuk 25 kali
muka atas pasirnya, angkat cetakan kerucut perlahan-lahan. Bila pasirnya
masih berbentuk kerucut seperti cetakannya. Maka perlu diangin-anginkan
lagi dan hal tadi diulangi. Bila pasirnya berbentuk bekas kerucut yang
menurun puncaknya maka keadaan SSD telah tercapai (jenuh air kering
permukaan).
Masukan 500 gram pasir SSD dalam tabung percobaan
Isi tabung dengan air (20
o
C) sampai gores tanda 500 ml.

Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 18
Gulingkan tabung ada muka rata untuk mengeluarkan semua gelembung
udara.
Tempatkan tabung dalam bak air (20
o
C)
Setelah selama 1 jam atau ada pengurangan volume air,maka isi tabung
dengan air lagi sampai gorestanda 500 ml.
Timbang berat total air dalam botolnya dengan ketelitian sampai 0.10 gram.
Keluarkan pasir dari botolnya dan keringkan dalam tungku pada 100
o
C
sampai 110
o
C selama 24 jam.
Keluarkan pasir dari dalam tungku, kemudian diangin-anginkan.
Timbang berat pasir.

5. Hasil Pengamatan
Berat Jenis Dan Absorbsi Maksimum Agregat Halus (Pasir Sawangan (Penelitian)
No. Parameter Sampel Satuan Rata-rata
1 Berat contoh kondisi SSD (A1) 500 gr
2 Berat tabung+air+Ag.SSD (A2) 961,6 gr
3 Berat tabung ukur (A3) 175,3 gr
4 Volum air (W)=(A2-A1-A3) 286,3 cm
3

5 Berat contoh oven dry (A) 467,7 gr
6 Volum total (V) 500 cm
3

7 Bulk Spesific Gravity OD (A)/(V-W) 2,19 2,19
8 Bulk Spesific Gravity SSD (A1)/(V-W) 2,34 2,34
9 Apparent spesific gravity (A)/((V-W)-(A1-A)) 2,58 2,58
10 Absorpsi maksimum (A1-A)/(A)*100% 6,91 % 6,91

6. Pembahasan
SSD (Saturated Surface Dry) atau jenuh air kering permukaan merupakan suatu
keadaan yang ideal dimana agregat tidak dapat menyerap air lagi. Tanpa suatu
lapisan air terbentuk pada permukaannnya. Pada keadaan ini agregat tidak dapat
menyerap air. Bilamana suatu batu yang basah secara berangsur-angsur dikeringkan,
akan tercapai suatu tingkatan saat basah yang terjadi pada permukaan bilang tetapi
batu itu masih jenuh air oleh air yang dihisapnya.

7. Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa berat jenis yang
diperoleh (2.677 gr/cm
3
) sesuai dengan berat jenis yang terdapat dalam buku
Properties of Concrete By Neeville, dimana disebutkan berat jenis yang baik berkisar
antara 2.3 sampai 3.0.

Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 19
Hasil pemeriksaan diatas menunjukkan bahwa tidak terjadi kekurangan berat yang
besar dari pasir yang mula-mula 500gram menjadi 448.8gram setelah dioven selama
24 jam,yang mana hal ini menunjukkan bahwa absorpsi pasir cukup besar yaitu
11.583% sehingga menunjukkan material ini cukup baik digunakan.



PENELITI :
7. Prof. DR. Ir. M. D. J. Sumajouw, M.Eng : ..
8. Reky Stenly Windah, ST, MT : ..


PERCOBAAN V
BERAT JENIS DAN ABSORBSI AGREGAT KASAR

1. Maksud
Menetapkan :
Berat jenis bulk OD
Berat jenis bulk-SSD
Berat jenis tampak
Absorbsi

2. Bahan
Kerikil 10.000 gram

3. Alat
Timbangan
Keranjang kawat
Ember, sample splitter
Oven pengering

4. Pelaksanaan
Tetapkan jumlah bahan sebanyak masing-masing 5 kg dan membuang
bahan yang lewat ayakan No.4.
Cuci bahan baik-baik, setelah dibuang debu dan lapis-lapis lepas.

Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 20
Keringkan dalam tungku pada 100
o
C 110
o
C selama 24 jam.
Rendam dalam air selama 24 jam.
Jadikan SSD (semua disapu dengan lap/kain) = jenuh air kering permukaan.
Timbang sampai ketelitian 0.50 gram.
Masukan dalam keranjang kawat tetapkan beratnya terendam dalam air.
Keringkan dalam tungku pada 100
o
C 110
o
C selama 24 jam.
Keluarkan kerikil dari dalam tungku, kemudian diangin-anginkan.
Timbang bahannya kembali.




5. Hasil pemeriksaan
Berat Jenis Dan Absorbsi Maksimum Agregat Kasar (Kerikil Tateli - Penelitian)
No. Parameter
Sample Sample
Satuan Rata-rata
1 2
1 Berat contoh Oven Dry (A) 4800 4800,4 gr
2 Berat SSD di udara (B) 4920 4920 gr
3 Berat dalam air (C) 2887,8 2888,2 gr
4 Bulk Spesific Gravity OD (A)/(B-C) 2,36 2,36 2.36
5 Bulk Spesific Gravity SSD (B)/(B-C) 2,42 2.,42 2.42
6 Apparent Spesific Gravity (A)/(A-C) 2,51 2.51 2.51
7 Absorpsi maksimum (B-A)/(A)*100% 2,5 2,49 % 2.495

6. Pembahasan
Maksud SSD diatas supaya pori tertutup dan benda uji terisi sepenuhnya dengan air
dan permukaan batuan kering supaya volume pori tertutup dapat dihitung.

7. Kesimpulan
Berat jenis yang diperoleh (2.484 gr/cm
3
) sesuai dengan berat jenis yang terdapat
dalam buku Properties of Concrete By Neeville, dimana disebutkan berat jenis yang
baik berkisar antara 2.3 sampai 3.0.
Hasil pemeriksaan diatas menunjukan bahwa tidak terjadi pengurangan berat yang
besar antara kerikil mula-mula 5kg menjadi 4895.2dengan berat uji setelah dioven
selama 24 jam, yang mana hal ini menunjukan bahwa absorpsi kerikil tersebut cukup
kecil yaitu 2.127 % sehingga menunjukkan material ini cukup baik untuk digunakan.

PENELITI :

Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 21
9. Prof. DR. Ir. M. D. J. Sumajouw, M.Eng : ..
10. Reky Stenly Windah, ST, MT : ..


PERCOBAAN VI
KETAHANAN AUS DENGAN MESIN LOS ANGELES

1. Maksud
Menetapkan ketahanan terhadap keausan kerikil/kericak

2. Bahan
Kerikil/kericak

3. Alat
Mesin Los Angeles
Ayakan
Timbangan
Oven pengering

4. Pelaksanaan
Pilihlah bola-bola pengaus sesuai daftar berikut :
Kelas
Jumlah Bola
Berat semua bola Jumlah Putaran
Total Besar Kecil
A
B
C
D
E
F
G
12
11
8
6
12
12
12
6
5
4
3
-
-
-
6
6
4
3
-
-
-
5000 25
4584 25
3330 25
2500 25
5000 25
5000 25
5000 25
500
500
500
500
1000
1000
1000
Diameter bola : - besar = 47.6 mm
- kecil = 46.00mm

Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 22



Tetapkan kelas dan jumlah berat dari kerikil/kericak menurut daftar berikut
Ukuran ayakan Kelas dan Berat Bahan
Lewat
Ayakan
(inci)
Sisa pada ayakan
(inci)
A B C D E F G
3
2
2
1
1


3/8

No.4
2
2
1
1


3/8

No. 4
No.8
-
-
-
1250
1250
1250
1250
-
-
-
-
-
-
-
-
2500
2500
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2500
2500
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5000
2500*)
2500*)
5000*)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5000*)
5000*)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5000*)
5000*)
-
-
-
-
-
No. 4 = 4760 mikro *) Toleransi 2 %
No. 8 = 2380 mikron
Keringkan bahannya (yang harus bersih) dalam tungku pada 105
0
C-110
0
C
selama 24 jam atau sampai berat tetap
Dinginkan bahannya, kemudian masukandalam mesin Los Angeles
Atur mesinnya untuk jumlah putaran yang diinginkan, atau disesuaikan
dengan kelas yang dipilih (lihat table). Pada percobaan ini di pilih jumlah
putaran sebanyak 500 kali
Keluarkan bahannya dan ayak pada ayakan yang lebih besar dari pada no.12
=1680mikron. Yang halus (lewat ayakan) diayak lagi pada ayakan no.12
=1680mikron.
Seluruh bahan yang tersisa pada ayakan no.12 dicuci dan dikeringkan dalam
tungku pada suhu 105
0
C-110
0
C sampai berat tetap

Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 23
Bahan yang lewat ayakan no.12 dikeringkan dalam tungku pada suhu 105
0
C-
110
0
C selama24 jam atau sampai berat tetap
Sisa pada ayakan dan yang telah lolos didinginkan, kemudian ditimbang
dengan ketelitian sampai dengan 1gram
Hitung prosentase aus dari berat awal dan berat bagian yang halus (lewat dan
sisa pada ayakan >no.12

5. Hasil pengamatan
Keausan Agregat Kasar Dengan Mesin Los Angeles
Berat agregat : 2500 (3/4-1/2) + 2500 (1/2-3/8) [gr]
Jumlah bola : 11 (5 bola besar dan 6 bola kecil) [buah]
Berat total bola :4584.25 [gr]
Jumlah putaran :500
No. Parameter
Sample
Satuan Rata-rata
1
1 Berat awal Oven dry (A) 5000 gr
2 Berat tertahan sieve no.12 (B) 3353,2 gr
3 Berat lolos sieve no.12 (C) 1164,9 gr
4 Kehilangan berat (A-B-C)/A*100% 9,638 %
5 Ketahanan aus (B)/A*100% 67,064 % 67,064
6 Keausan (abrasi) (A-B)/(A)*100% 32,936 % 32,936

6. Pembahasan
Prosentasi aus/kehilangan berat yang ditetapkan ASTM tidak boleh lebih dari
50 %, sehingga contoh bahan tersebut memenuhi syarat sebagai bahan
campuran beton.
Pada PBI-71 halaman 24 ditetapkan bahwa jumlah kehilangan berat untuk
fraksi 9.5-19 mm dan fraksi 19-30 mm dengan menggunakan mesin Los
Angeles tidak boleh melebihi 50%.

7. Kesimpulan
Dari percobaan didapat rata-rata aus adalah 39.14 % jadi kerikil tersebut dapat
digunakan sebagai bahan campuran dalam pembuatan beton, karena sesuai dengan
ketentuan menurut PBI-71 hal 24 yaitu rata-rata aus < 50%

PENELITI :
11. Prof. DR. Ir. M. D. J. Sumajouw, M.Eng : ..

Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 24
12. Reky Stenly Windah, ST, MT : ..




PERCOBAAN VII
BERAT VOLUMAGREGAT HALUS DAN KASAR

1. Maksud
Menetapkan berat satuan (berat jenis menyeluruh) dari pasir dan
kerikil/kericak

2. Bahan
Agregat Halus (Pasir)
Agregat Kasar (Kerikil)

3. Alat
Timbangan
Tongkat tusuk
Silinder takar ( 22 x t 24.5 untuk pasir dan 22 x t 28 untuk kerikil)
Singkrup

4. Pelaksanaan
Timbang silindertakar kosong dan penuh berisi air.
Isi silindertakar dengan bahan (kering udara) dalam 3 (tiga) lapisan sama
tebal, tiap lapisan ditusuk-tusuk dengan tongkat tusuk 25 kali (rodding).
Ratakan muka bahan dengan tongkat tusuk.
Timbang silindertakar berisi bahan untuk sampel 1.
Kosongkan silindertakar dan isi lagi dengan bahan.
Ratakan permukaan bahannya dengan tongkat tusuk
Timbang silindertakar berisi bahan untuk sampel 2.
Catatan :
- Ketelitian timbangan sampai 0.5% dari berat bahan yang ditimbang.

Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 25
- Tongkat tusuk dari baja dengan 3/8, panjang 24 dan ujung tusuk
berupa setengah bola 3/8
- Silinder takar.

Kapasitas
(*Cu.ft/m
3
)
Diameter Intern
(inci/mm)
Tinggi intern
(inci/mm)
Ukuran terbesar butir
bahan batuan
(inci)
1/10/....
1/3/.....
1/2 .....
1/ .....
6/152.4
8/203.2
10/254
14.355.6
6.10/154.94
11.46/291.084
11.00/279.400
11.23/285.242

1
1
4

- Cara shoveling hanya untuk bahan batuan dengan ukuran maksimum
butir 2 atau kurang.
- Cara rodding untuk bahan batuan dengan ukuran maksimum butir 4
atau kurang.





















Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 26




5. Hasil pengamatan
Berat Volum Agregat Halus (Pasir) Sawangan

No
.
Parameter
Sample
Satuan Rata-rata BV-SA-
1 BV-SA-2
1
Berat takaran
kosong (A) 3810 3810 Gr
2 Berat takaran+air (B) 9900 9900 Gr
3 Volum takaran
(C)=(B-
A)/BJ.Air 6090 6090 cm
3


Cara pemadatan ( Rodding )
4
Berat takaran+
agregat (D1) 12450 12370 Gr
5 Berat agregat (E1)=(D1-A) 8640 8560 Gr
6 Berat Volum (E1)/(C) 1.418 1.4055 gr/cm
3
1.4055

Cara Gembur ( Shoveling )
4
Berat takaran
+agregat (D2) 11940 11960 Gr
5 Berat agregat (E2)=(D2-A) 8130 8150 Gr
6 Berat Volum (E2)/(C) 1.334 1.338 gr/cm
3
1.338


Berat Volum Agregat Halus (Pasir) Girian

No
.
Parameter
Sample Sample
Satuan
Rata-
rata BV-GI-1 BV-GI-2
1
Berat takaran
kosong (A) 3820 3820 Gr
2 Berat takaran+air (B) 9910 9910 Gr
3 Volum takaran
(C)=(B-
A)/BJ.Air 6090 6090 cm
3


Cara pemadatan ( Rodding )
4
Berat takaran+
agregat (D1) 11670 11600 Gr
5 Berat agregat (E1)=(D1-A) 7850 7780 Gr
6 Berat Volum (E1)/(C) 1.288 1.277 gr/cm
3
1.277

Cara Gembur ( Shoveling )

Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 27
4
Berat takaran
+agregat (D2) 11170 11150 Gr
5 Berat agregat (E2)=(D2-A) 7350 7330 Gr
6 Berat Volum (E2)/(C) 1.206 1.203 gr/cm
3
1.2038

Berat Volum Agregat Halus (Pasir) Klabat

No
.
Parameter
Sample Sample
Satuan Rata-rata BV-KL-
1 BV-KL-2
1 Berat takaran kosong (A) 3820 3820 gr
2 Berat takaran+air (B) 9910 9910 gr
3 Volum takaran
(C)=(B-
A)/BJ.Air 6090 6090 cm
3


Cara pemadatan ( Rodding )
4
Berat takaran+
agregat (D1) 11650 11540 Gr
5 Berat agregat (E1)=(D1-A) 7830 7720 Gr
6 Berat Volum (E1)/(C) 1.285 1,26 gr/cm
3
1.267

Cara Gembur ( Shoveling )
4
Berat takaran
+agregat (D2) 11060 11090 gr
5 Berat agregat (E2)=(D2-A) 7240 7270 gr
6 Berat Volum (E2)/(C) 1.188 1.193 gr/cm
3
1.193


Berat Volum Agregat Kasar (Kerikil/Kericak)

No. Parameter Sample Sample
Satuan
Rata-
rata
BV- TA-1 BV- TA-2
1 Berat takaran kosong (A) 4490 4490 gr
2 Berat takaran+air (B) 18080 18080 gr
3 Volum takaran (C)=(B-A)/BJ.Air 13590 13590 cm
3


Cara pemadatan ( Rodding )

4 Berat takaran+agregtat (D1) 22580 22210 gr
5 Berat agregat (E1)=(D1-A) 18090 17720 gr
6 Berat Volum (E1)/(C) 1.331 1.304 gr/cm
3
1.304

Cara Gembur ( Shoveling)
4 Berat takaran+agregat (D2) 20880 20990 gr
5 Berat agregat (E2)=(D2-A) 16390 16500 gr
6 Berat Volum (E2)/(C) 1.206 1.214 gr/cm
3
1.214

Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 28





6. Pembahasan
Dari hasil pemeriksaan didapat bahwa pengukuran berat satuan yang
dilakukan dengan cara rodding hasilnya lebih besar jika dibandingkan dengan
cara shoveling. Hal ini disebabkan karena pada cara rodding akibat tusukan-
tusukan oleh tongkat tusuk, pori-pori akan terisi lebih banyak butiran, maka
berat satuannya menjadi lebih besar.
Jumlah butiran yang mengisi pori-pori akibat tusukan, dipengaruhi oleh
gradasi bahan, bentuk muka dan bentuk butirannya.
7. Kesimpulan
Dalam pengujian ini, cara rodding memberikan hasil yang lebih besar dari
pada cara shoveling.
Pada agregat halus, berat satuan cara rodding = 1.219, cara shoveling =
1.140.
Pada agregat kasar, berat satuan cara rodding = 1.326, cara shoveling =
1.242.
Nilai berat satuan dapat digunakan untuk mengubah perbandingan berat.
Pengaruh tusukan/pemadatan bisa mempengaruhi kepadatan, berarti bisa
menambah kekuatan beton











PENELITI :

Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 29
13. Prof. DR. Ir. M. D. J. Sumajouw, M.Eng : ..
14. Reky Stenly Windah, ST, MT : ..


PERCOBAAN VIII
KADAR LUMPUR AGREGAT HALUS DALAM PRESENTASE BERAT

1. Maksud
Untuk membandingkan berat kering oven agregat halus sebelum dicuci dan
berat kering oven Agregat halus setelah dicuci

2. Bahan
Pasir 500gr
Air

3. Alat
Ayakan No. 200
Oven
Timbangan
4. Pelaksanaan
Masukkan pasir dalam oven selama 24 jam pada temperatur 110
0
C - 115
0
C
Timbang pasir kering oven sebelum dicuci sebanyak 500 gram
Cuci agregat halus kering oven dengan air diatas ayakan no.200
Kering oven agregat halus dicuci terus menerus sampai air cucian yang
tadinya berwarna kuning kecoklatan (keruh),menjadi jernih.
Setelah dicuci masukkan kedalam oven dan dibiarkan selama 24 jam (1 hari)
dengan temperatur 110
0
C - 115
0
C
Keluarkan pasir halus kering oven tadi, dari oven lalu timbang dan catat
beratnya





Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 30





5. Hasil Pemeriksaan
Kadar Lumpur Agregat Dalam Persentase Berat(penelitian)
No. Parameter
Sample
Satuan
Rata-
rata KL-SA
1 Berat OD sebelum dicuci (A) 500 gr
2 Berat OD setelah dicuci (B) 493,1 gr
3 Kadar lumpur (A-B)/(B)*100% 1,399 % 1,399

No. Parameter
Sample
Satuan
Rata-
rata KL-KL
1 Berat OD sebelum dicuci (A) 500 gr
2 Berat OD setelah dicuci (B) 492.2 gr
3 Kadar lumpur (A-B)/(B)*100% 1.585 % 1.585

No. Parameter
Sample
Satuan
Rata-
rata KL-GI
1 Berat OD sebelum dicuci (A) 500 gr
2 Berat OD setelah dicuci (B) 488.4 gr
3 Kadar lumpur (A-B)/(B)*100% 2.375 % 2.375


6. Pembahasan
Berat kering oven agregat halus sebelum dan sesudah dicuci mengalami
perubahan.Berat kering oven sebelum dicuci jauh lebih besar daripada berat kering
oven setelah dicuci.Hal ini membuktikan bahwa kadar lumpur dapat mempengaruhi
berat dari agregat halus.

7. Kesimpulan

Dari tabel hasil pengamatan dapat diperoleh kadar lumpur sebesar 1.020%


PENELITI :
15. Prof. DR. Ir. M. D. J. Sumajouw, M.Eng : ..
16. Reky Stenly Windah, ST, MT : ..

Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 31




LAMPIRAN :
Berat Volum Agregat Halus (Pasir) Sawangan
SAMPEL 1
No
.
Parameter
Sample
Satua
n
Rata-
rata
BV-SA-
1
1
Berat takaran
kosong (A) 3810 gr
2 Berat takaran+air (B) 9900 gr
3 Volum takaran
(C)=(B-
A)/BJ.Air 6090 cm
3


Cara pemadatan ( Rodding )
4
Berat takaran+
agregat (D1) 12370 gr
5 Berat agregat (E1)=(D1-A) 8560 gr
6 Berat Volum (E1)/(C) 1.4055 gr/cm
3

1.405
5

Cara Gembur ( Shoveling )
4
Berat takaran
+agregat (D2) 11960 gr
5 Berat agregat (E2)=(D2-A) 8150 gr
6 Berat Volum (E2)/(C) 1.338 gr/cm
3
1.338


SAMPEL 2
No
.
Parameter
Sample Satua
n
Rata-
rata BV-SA-2
1
Berat takaran
kosong (A) 3810 gr
2 Berat takaran+air (B) 9900 gr
3 Volum takaran
(C)=(B-
A)/BJ.Air 6090 cm
3


Cara pemadatan ( Rodding )
4
Berat takaran+
agregat (D1) 12450 gr
5 Berat agregat (E1)=(D1-A) 8640 gr
6 Berat Volum (E1)/(C) 1.418 gr/cm
3
1.418

Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 32

Cara Gembur ( Shoveling )
4
Berat takaran
+agregat (D2) 11940 gr
5 Berat agregat (E2)=(D2-A) 8130 gr
6 Berat Volum (E2)/(C) 1.334 gr/cm
3
1.334


Berat Volum Agregat Halus (Pasir) Girian
SAMPEL 1
No
.
Parameter
Sample Satua
n
Rata-
rata BV-GI-1
1
Berat takaran
kosong (A) 3820 gr
2 Berat takaran+air (B) 9910 gr
3 Volum takaran
(C)=(B-
A)/BJ.Air 6090 cm
3


Cara pemadatan ( Rodding )
4
Berat takaran+
agregat (D1) 11600 Gr
5 Berat agregat (E1)=(D1-A) 7780 Gr
6 Berat Volum (E1)/(C) 1.277 gr/cm
3
1.277

Cara Gembur ( Shoveling )
4
Berat takaran
+agregat (D2) 11150 gr
5 Berat agregat (E2)=(D2-A) 7330 gr
6 Berat Volum (E2)/(C) 1.203 gr/cm
3

1.203
8


SAMPEL 2
No
.
Parameter
Sample Satua
n
Rata-
rata BV-GI-2
1
Berat takaran
kosong (A) 3820 gr
2 Berat takaran+air (B) 9910 gr
3 Volum takaran
(C)=(B-
A)/BJ.Air 6090 cm
3


Cara pemadatan ( Rodding )
4
Berat takaran+
agregat (D1) 11670 Gr
5 Berat agregat (E1)=(D1-A) 7850 Gr
6 Berat Volum (E1)/(C) 1.288 gr/cm
3
1.288

Cara Gembur ( Shoveling )

Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 33
4
Berat takaran
+agregat (D2) 11170 gr
5 Berat agregat (E2)=(D2-A) 7350 gr
6 Berat Volum (E2)/(C) 1.206 gr/cm
3
1.206


Berat Volum Agregat Halus (Pasir) Klabat
SAMPEL 1
No
.
Parameter
Sample
Satua
n
Rata-
rata
BV-KL-
1
1
Berat takaran
kosong (A) 3820 gr
2 Berat takaran+air (B) 9910 gr
3 Volum takaran
(C)=(B-
A)/BJ.Air 6090 cm
3


Cara pemadatan ( Rodding )
4
Berat takaran+
agregat (D1) 11540 Gr
5 Berat agregat (E1)=(D1-A) 7720 Gr
6 Berat Volum (E1)/(C) 1,26 gr/cm
3
1.267

Cara Gembur ( Shoveling )
4
Berat takaran
+agregat (D2) 11090 gr
5 Berat agregat (E2)=(D2-A) 7270 gr
6 Berat Volum (E2)/(C) 1.193 gr/cm
3
1.193

SAMPEL 2
No
.
Parameter
Sample
Satua
n
Rata-
rata
BV-KL-
2
1
Berat takaran
kosong (A) 3820 gr
2 Berat takaran+air (B) 9910 gr
3 Volum takaran
(C)=(B-
A)/BJ.Air 6090 cm
3


Cara pemadatan ( Rodding )
4
Berat takaran+
agregat (D1) 11650 Gr
5 Berat agregat (E1)=(D1-A) 7830 Gr
6 Berat Volum (E1)/(C) 1.285 gr/cm
3
1.285

Cara Gembur ( Shoveling )
4
Berat takaran
+agregat (D2) 11060 gr

Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 34
5 Berat agregat (E2)=(D2-A) 7240 gr
6 Berat Volum (E2)/(C) 1.188 gr/cm
3
1.188




Berat Volum Agregat Kasar (Kerikil/Kericak)

SAMPEL 1



SAMPEL 2
No. Parameter Sample
Satuan
Rata-
rata
BV- TA-1
1 Berat takaran kosong (A) 4490 Gr
2 Berat takaran+air (B) 18080 Gr
3 Volum takaran (C)=(B-A)/BJ.Air 13590 cm
3


Cara pemadatan ( Rodding )

4 Berat takaran+agregtat (D1) 22210 Gr
5 Berat agregat (E1)=(D1-A) 17720 Gr
6 Berat Volum (E1)/(C) 1.304 gr/cm
3
1.304

Cara Gembur ( Shoveling)
4 Berat takaran+agregat (D2) 20990 Gr
5 Berat agregat (E2)=(D2-A) 16500 Gr
6 Berat Volum (E2)/(C) 1.214 gr/cm
3
1.214
No. Parameter Sample
Satuan
Rata-
rata
BV- TA-2
1 Berat takaran kosong (A) 4490 Gr
2 Berat takaran+air (B) 18080 Gr
3 Volum takaran (C)=(B-A)/BJ.Air 13590 cm
3


Cara pemadatan ( Rodding )

4 Berat takaran+agregtat (D1) 22580 Gr
5 Berat agregat (E1)=(D1-A) 18090 Gr
6 Berat Volum (E1)/(C) 1.331 gr/cm
3
1.304

Cara Gembur ( Shoveling)
4 Berat takaran+agregat (D2) 20880 Gr

Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi | 35


















5 Berat agregat (E2)=(D2-A) 16390 Gr
6 Berat Volum (E2)/(C) 1.206 gr/cm
3
1.206

Anda mungkin juga menyukai