Anda di halaman 1dari 35

Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd)

Di susun oleh :
NOVIA TRY ARIANI
Kementerian Kesehatan RI
Poltekkes Jambi
Jurusan Kesehatan Lingkungan
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wataala, karena berkat rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Logam berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd). Makalah ini
diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Toxikologi Lingkungan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat
diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.
Jambi, Januari 2011
Penulis


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . i
DAFTAR ISI ii
BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang. 1
2. Tujuan. 2

BAB II. ISI
1. Timbal (Pb) 3
2. Kadmium (Cd). 4
3. Kerugian yg diakibat oleh pencemaran Timbal (Pb). 5
4. Kerugian yang diakibatkan oleh pencemaran Kadmium (Cd).. 6
5. Logam berat Pb dan Cd pada Hati.. 8
BAB III. PENUTUP 9
DAFTAR PUSTAKA 10


BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam kimia, sebuah logam (bahasaYunani: Metallon) adalah sebuah unsur kimia yang siap
membentuk ion (kation) dan memiliki ikatan logam, dan kadang kala dikatakan bahwa ia mirip dengan
kation di awan elektron. Metal adalah salah satu dari tiga kelompok unsur yang dibedakan oleh
sifat ionisasidan ikatan, bersama dengan metaloid dan nonlogam. Dalam tabel periodik, garis diagonal
digambar dari boron (B) ke polonium (Po) membedakan logam dari nonlogam.Unsur dalam garis ini
adalah metaloid, kadang kala disebut semi-logam; unsur di kiri bawah adalah logam; unsur kekanan atas
adalah nonlogam.
Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari 5 gr/cm3, terletak di sudut
kanan bawah sistem periodik, mempunyai afinitas yang tinggi terhadap unsur S dan biasanya bernomor
atom 22 sampai 92 dari perioda 4 sampai 7. Sebagian logam berat seperti timbal (Pb), kadmium (Cd),
dan merkuri (Hg) merupakan zat pencemar yang berbahaya.Kadmium, timbal, dan tembaga terikat pada
sel-sel membran yang menghambat proses transpormasi melalui dinding sel. Logam berat juga
mengendapkan senyawa fosfat biologis atau mengkatalis penguraiannya.
Logam berat masih termasuk golongan logam-logam dengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam-
logam yang lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan
atau masuk kedalam tubuh organisme hidup. Sebagai contoh, bila unsur logam besi (Fe) masuk dalam
tubuh, meski dalam jumlah agak berlebihan biasanya tidaklah menimbulkan pengaruh yang buruk
terhadap tubuh karena unsur besi (Fe) dibutuhkan dalam darah untuk mengikat oksigen. Sedangkan unsur
logam berat baik itu logam berat beracun yang dipentingkan seperti tembaga (Cu), bila masuk ke dalam
tubuh dalam jumlah berlebihan akan menimbulkan pengaruh-pengaruh buruk terhadap fungsi fisiologis
tubuh.
Niebor dan Richardson menggunakan istilah logam berat untuk menggantikan pengelompokan ion-ion
logam ke dalam kelompok biologi dan kimia (bio-kimia). Pengelompokan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Logam-logam yang dengan mudah mengalami reaksi kimia bila bertemu dengan juga dengan
unsur oksigen atau disebut juga dengan oxygen-seeking metal.
2. Logam-logam yang dengan mudah mengalami reaksi kimia bila bertemu dengan unsur nitrogen
dan atau unsur belerang (sulfur) atau disebut juga nitrogen/sulfur seeking metal.
3. Logam antara atau logam transisi yang memiliki sifat khusus sebagai logam pengganti (ion
pengganti) untuk logam-logam atau ion-ion logam.
1. Tujuan
Untuk mengetahui apa itu logam berat.
Untuk mengetahui apa itu logam berat Pb dan Cd.
Untuk mengetahui kerugian-kerugian yang disebabkan oleh pencemaran logam berat Pb maupun
Cd.
Untuk mengetahui kandungan Logam berat Pb dan Cd yang terdapat pada hati.
BAB II
ISI
1. Timbal (Pb)
Logam timbal (Pb) merupakan logam yang sangat populer dan banyak dikenal oleh masyarakat awam. Hal
ini disebabkan oleh banyaknya Pb yang digunakan di industri nonpangan dan paling banyak menimbulkan
keracunan pada makhluk hidup. Pb adalah sejenis logam yang lunak dan berwarna cokelat kehitaman,
serta mudah dimurnikan dari pertambangan.
Dalam pertambangan, logam ini berbentuk sulfida logam (PbS), yang sering disebut galena. Senyawa ini
banyak ditemukan dalam pertambangan di seluruh dunia. Bahaya yang ditimbulkan oleh penggunaan Pb
ini adalah sering menyebabkan keracunan.
Kadar Pb yang secara alami dapat ditemukan dalambebatuan sekitar 13 mg/kg. Khusus Pb yang
tercampur dengan batufosfat dan terdapat didalam batu pasir ( sand stone) kadarnya lebihbesar yaitu
100 mg/kg. Pb yang terdapat di tanah berkadar sekitar 5 -25 mg/kg dan di air bawah tanah (ground
water) berkisar antara 1- 60g/liter.Secara alami Pb juga ditemukan di air permukaan. Kadar Pbpada air
telaga dan air sungai adalah sebesar 1 -10 g/liter. Dalam airlaut kadar Pb lebih rendah dari dalam air
tawar. Laut Bermuda yangdikatakan terbebas dari pencemaran mengandung Pb sekitar 0,07g/liter.
Kandungan Pb dalam air danau dan sungai di USA berkisarantara 1-10 g/liter.Secara alami Pb juga
ditemukan di udara yang kadarnyaberkisar antara 0,0001 0,001 g/m3. Tumbuh-tumbuhan
termasuksayur-mayur dan padi-padian dapat mengandung Pb, penelitian yangdilakukan di USA kadarnya
berkisar antara 0,1 -1,0 g/kg berat kering.Logam berat Pb yang berasal dari tambang dapat berubah
menjadiPbS (golena), PbCO3 (cerusite) dan PbSO4 (anglesite) dan ternyatagolena merupakan sumber
utama Pb yang berasal daritambang.Logam berat Pb yang berasal dari tambang tersebut
bercampurdengan Zn (seng) dengan kontribusi 70%, kandungan Pb murnisekitar 20% dan sisanya 10%
terdiri dari campuran seng dan tembaga.
Logam Pb banyak digunakan pada industri baterai, kabel, cat (sebagai zat pewarna), penyepuhan,
pestisida, dan yang paling banyak digunakan sebagai zat antiletup pada bensin. Pb juga digunakan
sebagai zat penyusun patri atau solder dan sebagai formulasi penyambung pipa yang mengakibatkan air
untuk rumah tangga mempunyai banyak kemungkinan kontak dengan Pb.
Logam Pb dapat masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, makanan, dan minuman. Logam Pb tidak
dibutuhkan oleh manusia, sehingga bila makanan tercemar oleh logam tersebut, tubuh akan
mengeluarkannya sebagian. Sisanya akan terakumulasi pada bagian tubuh tertentu seperti ginjal, hati,
kuku, jaringan lemak, dan rambut.Industri yang perpotensi sebagai sumber pencemaran Pb adalah semua
industri yang memakai Pb sebagai bahan baku maupun bahan penolong, misalnya:
- Industri pengecoran maupun pemurnian.
Industri ini menghasilkan timbal konsentrat ( primary lead), maupun secondary lead yang berasal dari
potongan logam ( scrap).
- Industri batery.
Industri ini banyak menggunakan logam Pb terutama lead antimony alloy danlead oxides sebagai bahan
dasarnya.
- Industri bahan bakar.
Pb berupa tetra ethyl lead dan tetra methyl lead banyak dipakai sebagai anti knock pada bahan bakar,
sehingga baik industri maupun bahan bakar yang dihasilkan merupakan sumber pencemaran Pb.
- Industri kabel.
Industri kabel memerlukan Pb untuk melapisi kabel. Saat ini pemakaian Pb di industri kabel mulai
berkurang, walaupun masih digunakan campuran logam Cd, Fe, Cr, Au dan arsenik yang juga
membahayakan untuk kehidupan makluk hidup.
- Industri kimia, yang menggunakan bahan pewarna.
Pada industri ini seringkali dipakai Pb karena toksisitasnya relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan
logam pigmen yang lain. Sebagai pewarna merah pada cat biasanya dipakai red lead, sedangkan untuk
warna kuning dipakailead chromate.
Pada manusia, timbal dapat mengakibatkan bermacam-macam dampak biology, bergantung pada
tingkatan dan durasi terpaannya. Dampak yang bervariasi terjadi pada rentang dosis yang luas, dimana
janin dan bayi lebih rentan terkena dampak dibanding manusia dewasa.
Terpaan pada tingkat yang tinggi dapat mengakibatkan dampak keracunan biokimia pada manusia, yang
selanjutnya dapat mengarah pada berbagai problem seperti mengganggu proses sintesa hemoglobin,
menyerang ginjal, saluran pencernaan, persendian, dan sistem reproduksi, serta menimbulkan kerusakan
akut maupun kronis pada sistem saraf.
Keracunan berat karena timbal sudah sangat jarang ditemukan. Akan tetapi, pada tingkatan konsentrasi
medium, ditemukan bukti-bukti yang cukup persuasif, bahwa timbal dapat mengakibatkan efek-efek sub-
klinis, terutama pada perkembangan otak anak. Beberapa studi menduga, untuk tiap kenaikan
konsentrasi timbal dari 10 ke 20/g/dl di dalam darah anak-anak, telah mampu menghilangkan
kemampuan intelegensi anak sampai dengan 2 poin IQ.
1. Kadmium (Cd)
Kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya karena elemen ini beresiko tinggi
terhadap pembuluh darah. Kadmium berpengaruh terhadap manusia dalam jangka waktu panjang dan
dapat terakumulasi pada tubuh khususnya hati dan ginjal. Secara prinsipil pada konsentrasi rendah
berefek terhadap gangguan pada paru-paru, emphysema dan renal turbular disease yang kronis. Jumlah
normal kadmium di tanah berada di bawah 1ppm, tetapi angka tertinggi (1.700 ppm) dijumpai pada
permukaan sample tanah yang diambil di dekat pertambangan biji seng (Zn).
Kadmium lebih mudah diakumulasi oleh tanaman dibandingkan dengan ion logam berat lainnya
seperti timbal. Logam berat ini bergabung bersama timbal dan merkuri sebagai the big three heavy
metal yang memiliki tingkat bahaya tertinggi pada kesehatan manusia. Menurut badan dunia FAO/WHO,
konsumsi per minggu yang ditoleransikan bagi manusia adalah 400-500 g per orang atau 7 g per kg
berat badan.
Kadmium dapat disebut sebagai zat anti metabolic untuk seng karena dapat melawan partukaran seng
(Zn) dalam proses metabolisme dalam jumlah yang diperlukan untuk merangsang pertumbuhan, fungsi
hematology dan kontrol suhu badan. Hal tersebut memungkinkan kadmium (Cd) merupakan penyebab
penyakit kakurangan zat seng yang karakteristik itu walaupun sesungguhnya makanannya mengandung
cukup zat seng (Zn).
- Kandungan kadmium (Cd) dalam darah.
Konsentrasi kadmium yang normal dalam darah adalah 10 g/l, yaitu pada orang yang tinggal di daerah
dengan udaranya bersih, dimana kandungan debu kadmiumnya tidak lebih dari 20 g/m3.
- Kandungan kadmium (Cd) dalam rambut.
Dengan menggunakan autoradiography seluruh badan sesudah injeksi intravenous 109 Cd (isotop 109)
pada tikus, diketahui bahwa kandungan kadmium didalam rambut dapat digunakan untuk menentukan
berapa besar akumulasi kadmium dalam seluruh tubuh tikus. Tetapi teknik ini tidak dapat diterapkan
pada manusia karena terbentur pada masalah perbedaan tingkat kemampuan penyerapan kadmium oleh
berbagai jenis rambut yang berbeda warnanya, perbedaan karena usia serta kontaminasi rambut dari
luar (pemakaian bahan kosmetik) .
Cadmium menurunkan sifat beracunnya dari kesamaan sifat kimia nya dengan Zinc yang merupakan
micronutrient yg esensial untuk tumbuh-tumbuhan, binatang, dan manusia. Cadmium bersifat
biopersistent dan sekali diserap oleh organisma, akan menetap selama bertahun-tahun (lebih dari 1
dekade untuk manusia) meskipun sebagian akan juga terbuang melalui sistem pembuangan mahluk
hidup.
Pada manusia, terpaan jangka panjang (long term) berakibat pada disfungsi ginjal. Terpaan pada tingkat
yang tinggi bahkan dapat menyebabkan penyakit paru-paru dan dihubungkan dengan kasus-kasus kanker
paru-paru, meskipun data-data terkait ini masih sulit diinterpretasikan. Cadmium juga dapat
mengakibatkan kerusakan tulang (osteomalacia, osteoporosis) pada manusia dan binatang. Selain itu,
juga terbukti menyebabkan tekanan darah tinggi dan myocardium pada binatang, meskipun untuk
manusia data-data yang ada belum menunjukkan bukti yang cukup.
Rata-rata manusia diperkirakan kemasukan sekitar 0.15/g cadmium dari udara dan 1/g dari air.
Disamping itu, merokok 1 pack berisi 20 rokok dapat berarti menghirup sekitar 2 4/g cadmium.
1. Kerugian yg diakibat oleh pencemaran Timbal (Pb)
- Gangguan neurologi.
Gangguan neurologi (susunan syaraf) akibat tercemar oleh Pb dapat berupaencephalopathy, ataxia,
stupor dan coma. Pada anak-anak dapat menimbulkan kejang tubuh dan neuropathy perifer.
- Gangguan terhadap fungsi ginjal .
Logam berat Pb dapat menyebabkan tidak berfungsinya tubulus renal, nephropati irreversible, sclerosis
va skuler, sel tubulus atropi, fibrosis dan sclerosis glumerolus. Akibatnya dapat
menimbulkan aminoaciduria dan glukosuria, dan jika paparannya terus berlanjut dapat terjadi nefritis
kronis.
- Gangguan terhadap sistem reproduksi .
Logam berat Pb dapat menyebabk an gangguan pada sistem reproduksi berupa keguguran, kesakitan dan
kematian janin. Logam berat Pb mempunyai efek racun terhadap gamet dan dapat menyebabkan cacat
kromosom. Anak -anak sangat peka terhadap paparan Pb di udara. Paparan Pb dengan kadar yang ren
dah yang berlangsung cukup lama dapat menurunkan IQ .
- Gangguan terhadap sistem hemopoitik .
Keracunan Pb dapat dapat menyebabkan terjadinya anemia akibat penurunan sintesis globin walaupun
tak tampak adanya penurunan kadar zat besi dalam serum. Anemia ri ngan yang terjadi disertai dengan
sedikit peningkatan kadar ALA ( Amino Levulinic Acid) urine. Pada anak anak juga terjadi peningkatan
ALA dalam darah.
- Gangguan terhadap sistem syaraf .
Efek pencemaran Pb terhadap kerja otak lebih sensitif pada anak-anak dibandingkan pada orang dewasa.
Paparan menahun dengan Pb dapat menyebabkan lead encephalopathy. Gambaran klinis yang timbul
adalah rasa malas, gampang tersinggung, sakit kepala, tremor, halusinasi, gampang lupa, sukar
konsentrasi dan menurunnya kecerdasan.
1. Kerugian yang diakibatkan oleh pencemaran Kadmium (Cd)
Kadnium terutama dalam bentuk oksida adalah logam yang toksisitasnya tinggi. Sebagian besar
kontaminasi oleh kadnium pada manusia melalui makanan dan rokok. Waktu paruh kadnium kira-kira 10-
30 tahun. Akumulasi pada ginjal dan hati 10-100 kali konsentrasi pada jaringan yang lain.
Dalam tubuh manusia kadnium terutama dieleminasi melalui urine. Hanya sedikit kadnium yang
diabsorbsi yaitu sekitar 5-10%. Absorbsi dipengaruhi faktor diet sep erti intake protein, calcium, vitamin
D dan trace logam seperti seng (Zn). Proporsi yang besar adalah absorbsi malalui pernafasan yaitu antara
10 -40% tergantung keadaan fisik wilayah. Uap kadnium sangat toksis dengan lethal dose melalui
pernafasan diperkirakan 10 menit terpapar sampai dengan 190 mg/m3 atau sekitar 8 mg/m3 selama 240
menit akan dapat menimbulkan kematian. Gejala umum keracunan Cd adalah sakit di dada, nafas sesak
(pendek), batuk -batuk dan lemah. Terpapar akut oleh kadnium (Cd) menyebabkan gejala nausea (mual),
muntah, diare, kram, otot, anemia, dermatitis, pertumbuhan lambat, kerusakan ginjal dan hati,
gangguan kardiovaskuler, empisema dan degenerasi testicular.
Gejala akut dan kronis akibat keracunan Cd ( Kadnium).
- Gejala akut :
a. Sesak dada.
b. Kerongkongan kering dan dada terasa sesak ( constriction of chest )
c. Nafas pendek.
d. Nafas terengah-engah , distress dan bisa berkembang ke arah penyakit radang paru-paru.
e. Sakit kepala dan menggigil.
f. Mungkin dapat diikuti kematian.
- Gejala kronis:
a. Nafas pendek.
b. Kemampuan mencium bau menurun.
c. Berat badan menurun
d. Gigi terasa ngilu dan berwarna kuning keemasan.
Selain menyerang pernafasan dan gigi, keracunan yang bersifat kronis menyerang juga saluran
pencernaan, ginjal, hati dan tulang. Usaha manusia untuk mengetahui pengaruh kadnium terhadap
kesehatan dapat menggunakan pendekatan dengan cara percobaan-percobaan terhadap binatang seperti
yang diterangkan sebagai berikut :
- Pengaruh Cd terhadap ginjal.
Percobaan binatang dengan menyuntikan larutan kadnium klorida kedalam tubuh kelinci betina
manunjukkan bahwa kelinci tersebut turun berat badannya. Urinenya mengandung protein melampaui
batas normal dan kadang-kadang disertai keluarnya alkaliphosphatase dan asam Phosphatase sebagai
tanda adanya kerusakan pada tubulus distal dari ginjal. Konsentrasi kadnium klorida sebesar antara 10,50
300 ppm dalam air minum tikus menyebabkan perubahan dari hampir seluruh pembuluh darah ginjal
apabila diperiksa dengan mikroskop electron. Tetapi tidak ada tanda tanda perubahan yang terlihat
dalam waktu 24 minggu apabila kadar kadnium dalam air minum tersebut hanya 1 ppm.
- Pengaruh Cd terhadap hipertensi.
Kadnium sebagai penyebab hipertensi atau penyebab penyakit jantung pada manusia (aterosclerotic
heart disease) mungkin masih diragukan, tetapi percobaan dengan binatng untuk mengetahui hubungan
tersebut telah dilakukan. Binatang percobaan kelinci dibuat hipertensi dengan memberikan injeksi intra
peritoneal kadnium asetat seminggu sekali sampai beberapa bulan lamanya. Suatu endapan kadnium
terbentuk beberapa waktu kemudian dalam jaringan hati dan ginjal (batu ginjal merupakan salah satu
penyebab hipertensi dan hipertensi merupakan salah satu penyebab penyakit jantung)
- Pengaruh Cd terhadap kerapuhan tulang.
Penyakit kerapuhan tulang seperti didapatkan pada penyakit itai itaidiketemukan pula pada percobaan
pada tikus jantan yang diberi diet makanan yang mengandung kadnium serta kadar protein dan
kalsiumnya rendah. Bardasarkan percobaan ini orang menduga bahwa makanan yang bergizi rendah
menyebabkan orang mudah terkena keracunan kadnium (kadnium intoxication).

1. Logam berat Pb dan Cd pada Hati
Penelitian mengenai Deteksi Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada Hati dan Ginjal Babi yang
dipasarkan Di pasar Tradisional wilayah Karawang dilaksanakan di Laboratorium Kimia Bahan Alam dan
Lingkungan Universitas Padjadjaran, mulai pada bulan November 2009 sampai bulan Desember 2009.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar kandungan logam berat Pb dan Cd pada hati dan ginjal
babi yang dipasarkan di Pasar tradisional wilayah Karawang. Lima belas sampel hati dan ginjal diperoleh
dari pasar-pasar tradisional yang menjual daging babi di Karawang, kemudian dianalisis menggunakan
mesin AAS. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Berdasarkan hasil analisis
menunjukkan bahwa jumlah logam berat yang terdeteksi sebesar 1,4096 dan rata-rata kandungan logam
berat Pb pada hati sebesar 0,2013. Jumlah logam berat Pb yang terdeteksi pada ginjal sebesar 0,7921
ppm dengan rata-rata sebesar 0,1153 ppm. Sedangkan jumlah kandungan logam berat Cd pada hati yang
terdeteksi adalah sebesar 0,4266 ppm, dengan rata-rata sebesar 0,0426 ppm. Jumlah kandungan logam
berat Cd yang terdeteksi pada ginjal sebesar 0,4096 ppm dengan rata-rata 0,0341 ppm. Kandungan
logam berat Pb pada hati dan ginjal masih dibawah batas maksimum residu (BMR) yang direkomendasikan
oleh POM (1998) yaitu sebesar 2,0000 ppm. Sedangkan kandungan logam berat Cd pada hati dan ginjal
melebihi batas maksimum residu (BMR) yang direkomendasikan oleh EPA yaitu sebesar 0,01 ppm.
BAB III
PENUTUP
Logam berat termasuk bahan berbahaya dan beracun yang biasanya dihasilkan oleh industri berupa
limbah. Logam berat yang lazim terdapat dalam limbah industri adalah logam timbal (Pb), merkuri (Hg),
kadnium (Cd), arsenicum (As), dan chromium (Cr). Walaupun kadar logam dalam tanah, air, dan udara
rendah, namun dapat meningkat apabila manusia menggunakan produk-produk dan peralatan yang
mengandung logam, pabrik-pabrik yang menggunakan logam, pertambangan logam, dan pemurnian
logam.
Logam berat masih termasuk golongan logam-logam dengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam-
logam yang lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan
atau masuk kedalam tubuh organisme hidup. Logam berat dapat masuk ke dalam tubuh manusia lewat
makanan, air minum, atau melalui udara. Logam-logam berat seperti tembaga, selenium, atau seng
dibutuhkan tubuh manusia untuk membantu kinerja metabolisme tubuh. Logam-logam tersebut
berpotensi menjadi racun jika konsentrasi dalam tubuh tinggi. Logam berat menjadi berbahaya
disebabkan sistem bioakumulasi. Bioakumulasi berarti peningkatan konsentrasi unsur kimia tersebut
dalam tubuh makhluk hidup sesuai piramida makanan. Akumulasi atau peningkatan konsentrasi logam
berat di alam mengakibatkan konsentrasi logam berat di tubuh manusia adalah tertinggi. Jumlah yang
terakumulasi setara dengan jumlah logam berat yang tersimpan dalam tubuh ditambah jumlah yang
diambil dari makanan, minuman, atau udara yang terhirup. Jumlah logam berat yang terakumulasi lebih
cepat dibandingkan dengan jumlah yang terekskresi dan terdegradasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Kadmium
http://id.wikipedia.org/wiki/Timbal
http://www.ligagame.com/forum/index.php?topic=71261.0;wap2
http://id.wikipedia.org/wiki/Logam
http://id.shvoong.com/exact-sciences/1921262-logam-berat/
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/KESLING-2-2-03.pdf
http://affan-enviro.com/home



Dampak Polusi dan Bahan Kimia terhadap Kesuburan
Dalam lingkungan tempat kita tinggal dan bekerja terdapat ribuan bahan kimia yang tak dapat
dielakkan dari kehidupan kita sehari-hari. Terlebih lagi bagi mereka yang bekerja di bidang
kesehatan. Penelitian menunjukkan bahwa etilen oksida (bahan kimia untuk mensterilkan alat bedah
dan membuat pestisida) dapat menyebabkan cacat lahir dan berpotensi menyebabkan keguguran
dini (di awal kehamilan). Paparan radiasi yang berulang, seperti sinar-X, terbukti mempengaruhi
produksi sperma dan menimbulkan masalah pada ovarium.

Bagaimana dengan dua juta pestisida, herbisida, dan fungisida yang ditumpahkan ke lingkungan
setiap harinya? Semua bahan ini diyakini berpengaruh buruk terhadap sistem reproduksi. Bahan-
bahan berbahaya ini dapat masuk ke tubuh Anda melalui beragam cara: terhirup, melalui sentuhan,
atau tertelan. Beberapa bahan kimia yang umum kita ketahui adalah:

Pestisida dan hidrokarbon berklorin. Pestisida, seperti obat semprot anti kecoa atau anti semut
yang digunakan secara luas merupakan bahan kimia yang kita temui sehari-hari dan seiring waktu
tertimbun dalam tubuh. Bahan kimia pertanian, termasuk pestisida, herbisida, dan fungisida terkenal
dengan racunnya. Beberapa jenis bahan kimia ini terbukti menyebabkan penurunan
jumlah sperma dan berkurangnya kesuburanpada para pekerja pabrik, pertanian, dan kehutanan
yang terpapar bahan-bahan tersebut.

Bahan-bahan kimia itu juga berdampak buruk padasistem reproduksi wanita. Contohnya, gangguan
menstruasi teramati pada populasi wanita Jepang yang mengkonsumsi minyak sayur yang
terkontaminasi bifenil poliklorin (PCB). Banyak bahan kimia, seperti DDT danPCB, menumpuk di
alam akibat pembuangan limbah yang sembarangan, pemakaian secara berlebihan, atau memang
karena tingkat kestabilannya yang tinggi. Kontak dengan toksin dalam pestisida, misalnya DBCP
(diklorobromokloropropana) dapat menimbulkan masalah pada ovarium wanita, bahkan kemungkinan
jugamenopause dini.

Banyak senyawa kimia yang memiliki sifat sepertiestrogen, dan beraksi seperti estrogen pula,
sehingga mengacaukan proses progestasi.

Pelarut dan pembersih. Industri garmen dan penatu kering banyak sekali menggunakan
pelarut metilen klorida, trikloroetilen, dan formaldehida. Bahan-bahan ini dikenal
membahayakan sistem reproduksi. Banyak dari senyawa ini yang berumur paruh panjang sehingga
dapat mengakibatkan akumulasi racun pada sistem reproduksi.

Toluen, pelarut industri yang banyak digunakan dalam cat, lem, dan pernis, bisa menyebabkan siklus
menstruasi yang semakin panjang pada wanita yang terpapar.

Logam berat. Saat ini banyak logam berat yang terlepas ke lingkungan kita. Kita dapat terpapar
logam berat melalui kontak kulit, terhirup, atau masuk melalui makanan. Logam dapat berinteraksi
langsung dengan sistem reproduksi. Semua logam berat berimplikasi menyebabkan kemandulan
(infertilitas). Dalam sebuah penelitian, paparan mercury pada pekerja industri lampu menunjukkan
peningkatan resiko gangguan menstruasi, penurunan tingkat kesuburan, dan kehamilan yang
abnormal.

Penelitian juga menunjukkan bahwa wanita yang dalam pekerjaannya terpapar
dengan kadmium, timbel, ataumercury mengalami peningkatan resiko kemandulan tak jelas sebanyak
2,9 kali dan peningkatan resiko konsepsi tertunda sebesar 1,7 kali. Penelitian pada binatang juga
menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Pada penelitian tersebut, timbel yang tertelan
mengakibatkan masalah reproduksi pada betina dewasa. Pada manusia, masalah ini mucul
sebagai siklus menstruasi yang tidak teratur, menstruasi abnormal (darah haid terlalu banyak atau
tidak haid sama sekali), perkembangan kista ovarium, atau pematangan seksual yang tertunda. Pria
yang terpapar timbel dapat mengalami penurunan jumlah sperma, kemampuan gerak sperma yang
rendah, bertambahnya berat kelenjar prostat, atau bahkanimpotensi.

Gas anestesi. Wanita yang terpapar obat bius secara rutin (misalnya staf ruang operasi) sering
memiliki peningkatan kadar sirkulasi zat tersebut dalam tubuh mereka, dan memiliki tingkat resiko
yang lebih tinggi untuk mengalami keguguran dan kemandulan (infertilitas).

Meskipun banyak penelitian menunjukkan korelasi langsung antar bahan kimia, toksin, dengan
masalah reproduksi, sulit untuk membuktikan bahwa paparan terhadap zat-zat tersebut di tempat
kerja dapat menyebabkan kemandulan (infertilitas). Karena tak ada jawaban yang pasti untuk itu,
Anda harus melakukan apa yang Anda rasa benar bagi kesehatan diri sendiri dan mengurangi
paparan terhadap bahan-bahan yang diketahui bersifat racun.


1. PENDAHULUAN
Logam (bahasa Yunani: Metallon) adalah sebuah unsur kimia yang siap membentuk ion (kation) dan
memiliki ikatan logam, dan kadangkala dikatakan bahwa ia mirip dengan kation di awan elektron.
Ada dua kelompok logam yaitu :
1. Logam Berat
2. Logam Ringan
Logam berat (heavy metal) adalah logam dengan massa jenis 5 gr/cm3 atau lebih, dengan nomor atom
22 sampai dengan 92. (Bondy, S.C., 1988). Sedangkan logam ringan adalah logm yang mempunyai berat
jenis < 5 gr/cm3.
Unsur logam berat adalah unsur yang mempunyai densitas lebih dari 5 gr/cm3 (Fardiaz, 1992 op.cit
Sudarmaji et.al.2006).
Sesungguhnya, istilah logam berat hanya ditujukan kepada logam yang mempunyai berat jenis lebih besar
dari 5 g/cm3. Namun, pada kenyataannya, unsur-unsur metaloid yang mempunyai sifat berbahaya juga
dimasukkan ke dalam kelompok tersebut. (Made Astawan, 2008). Dengan demikian, yang termasuk ke
dalam kriteria logam berat saat ini mencapai lebih kurang 40 jenis unsur.
Beberapa contoh logam berat yang beracun bagi manusia adalah :
arsen (As),
kadmium (Cd),
tembaga (Cu),
Timbal (Pb),
merkuri (Hg),
nikel (Ni),
seng (Zn).
Logam berat dianggap berbahaya bagi kesehatan bila terakumulasi secara berlebihan di dalam tubuh.
Beberapa di antaranya bersifat membangkitkan kanker (karsinogen). Demikian pula dengan bahan pangan
dengan kandungan logam berat tinggi dianggap tidak layak konsumsi.

2. PEMANFAATAN
Logam dimanfaatkan pada berbagai industri antara lain :
Industri pengecoran maupun pemurnian.
Industri batery
Industri bahan bakar.
Industri kabel.
Industri kimia, yang menggunakan bahan pewarna.
Industri pengecoran logam
Kedokteran

3. SUMBER PEMBENTUKAN LOGAM BERAT
3.1 SUMBER DARI ALAM
Kandungan alamiah logam pada lingkungan dapat berubah-ubah, tergantung pada kadar pencemaran oleh
ulah manusia atau perubahan alam, seperti erosi. Kandungan logam tersebut dapat meningkat bila limbah
perkotaan, pertambangan, pertanian, dan perindustrian yang banyak mengandung logam berat masuk ke
lingkungan.
Kadar Pb yang secara alami dapat ditemukan dalam bebatuan sekitar 13 mg/kg. Khusus Pb yang
tercampur dengan batu fosfat dan terdapat didalam batu pasir ( sand stone) kadarnya lebih besar yaitu
100 mg/kg. Pb yang terdapat di tanah berkadar sekitar 5 - 25 mg/kg dan di air bawah tanah (ground
water) berkisar antara 1- 60 g/liter.
Secara alami Pb juga ditemukan di air permukaan. Kadar Pb pada air telaga dan air sungai adalah sebesar
1 -10 g/liter. Dalam air laut kadar Pb lebih rendah dari dalam air tawar. Laut Bermuda yang dikatakan
terbebas dari pencemaran mengandung Pb sekitar 0,07 g/liter. Kandungan Pb dalam air danau dan
sungai di USA berkisar antara 1-10 g/liter.
Secara alami Pb juga ditemukan di udara yang kadarnya berkisar antara 0,0001 - 0,001 g/m3. Tumbuh-
tumbuhan termasuk sayur-mayur dan padi-padian dapat mengandung Pb, penelitian yang dilakukan di USA
kadarnya berkisar antara 0,1 -1,0 g/kg berat kering.Secara alami Hg dapat berasal dari gas gunung
berapi dan penguapan dari air laut.
Dilaporkan kandungan kadnium (Cd) dalam air laut di dunia di bawah 20 ng/l. Variasi lain kandungan
kadnium dari air hujan, freshwater dan air permukaan di perkotaan dan daerah (Sudarmaji, et.al 2006) .
Kadnium masuk kedalam freshwater dari sumber yang berasal dari industri. Air sungai dan irigasi untuk
pertanian yang mengandung kadnium akan terjadi penumpukan pada sedimen dan Lumpur. Sungai dapat
mentrasport kadnium pada jarak sampai dengan 50 km dari sumbernya. Kadnium dalam tanah bersumber
dari alam dan sumber antropogenik. Yang berasal dari alam berasal dari batuan atau material lain seperti
glacial dan alluvium. Kadnium dari tanah yang berasal dari antropogenik dari endapan penggunaan pupuk
dan limbah. Sebagian besar kadnium dalam tanah berpengaruh pada pH, larutan material organic, logam
yang megandung oksida, tanah liat dan zat organik maupun anorganik. Rata-rata kadar kadnium alamiah
dikerak bumi sebesar 0,1 -0,5 ppm.
Arsen banyak ditemukan di dalam air tanah. Hal ini disebabkan arsen merupakan salah satu mineral yang
memang terkandung dalam susunan batuan bumi. Arsen dalam air tanah terbagi dalam dua bentuk, yaitu
bentuk tereduksi, terbentuk dalam kondisi anaerobik, sering disebut arsenit. Bentuk lainnya adalah bentuk
teroksidasi, terjadi pada kondisi aerobik, umum disebut sebagai arsenat (Jones, 2000).
Hg anorganik (logam dan garam Hg) terdapat di udara dari deposit mineral dan dari area industri. Logam
Hg yang ada di air dan tanah terutama berasal dari deposit alam, buangan limbah, dan akitivitas vulkanik.
Logam Hg dapat pula bersenyawa dengan karbon membentuk senyawa Hg organik.
Senyawa Hg organik yang paling umum adalah metil merkuri, yang terutama dihasilkan oleh
mikroorganisme (bakteri) di air dan tanah. Bila bakteri itu kemudian termakan oleh ikan, ikan tersebut
cenderung memiliki konsentrasi merkuri yang tinggi.
Selain itu, komponen merkuri juga banyak tersebar di karang, tanah, udara, air, dan organisme hidup
melalui proses fisik, kimia, dan biologi yang kompleks.

3.2 SUMBER DARI INDUSTRI
Dari berbagai limbah, umumnya yang paling banyak mengandung logam berat adalah limbah industri. Hal
ini disebabkan senyawa atau unsur logam berat dimanfaatkan dalam berbagai industri, baik sebagai bahan
baku, katalisator, maupun sebagai bahan tambahan. Penyebab utama logam berat menjadi bahan
pencemar berbahaya adalah karena sifatnya yang tidak dapat dihancurkan (nondegradable) oleh
organisme hidup yang ada di lingkungan. Akibatnya, logam-logam tersebut terakumulasi ke lingkungan,
terutama mengendap di dasar perairan membentuk senyawa kompleks bersama bahan organik dan
anorganik secara adsorbsi dan kombinasi.
Industri yang perpotensi sebagai sumber pencemaran Pb adalah semua industri yang memakai Pb sebagai
bahan baku maupun bahan penolong, misalnya:
Industri pengecoran maupun pemurnian.
Industri ini menghasilkan timbal konsentrat ( primary lead), maupun secondary lead yang berasal dari
potongan logam ( scrap).
Industri batery
Industri ini banyak menggunakan logam Pb terutama lead antimony alloy dan lead oxides sebagai
bahan dasarnya.
Industri bahan bakar.
Pb berupa tetra ethyl lead dan tetra methyl lead banyak dipakai sebagai anti knock pada bahan bakar,
sehingga baik industri maupun bahan bakar yang dihasilkan merupakan sumber pencemaran Pb.
Industri kabel.
Industri kabel memerlukan Pb untuk melapisi kabel. Saat ini pemakaian Pb di industri kabel mulai
berkurang, walaupun masih digunakan campuran logam Cd, Fe, Cr, Au dan arsenik yang juga
membahayakan untuk kehidupan makluk hidup.
Industri kimia, yang menggunakan bahan pewarna.
Pada industri ini seringkali dipakai Pb karena toksisitasnya relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan
logam pigmen yang lain. Sebagai pewarna merah pada cat biasanya dipakai red lead, sedangkan untuk
warna kuning dipakai lead chromate.
Industri pengecoran logam dan semua industri yang menggunakan Hg sebagai bahan baku maupun
bahan penolong, limbahnya merupakan sumber pencemaran Hg. Sebagai contoh antara lain adalah
industri klor alkali, peralat an listrik, cat, termometer, tensimeter, iindustri pertanian, dan pabrik detonator.
Kegiatan lain yang merupakan sumber pencemaran Hg adalah praktek dokter gigi yang menggunakan
amalgam sebagai bahan penambal gigi .
Selain itu bahan bakar fosil juga merupakan sumber Hg pula.

3.3 SUMBER DARI KEGIATAN PENAMBANGAN
Logam merkuri (Hg) digunakan secara luas untuk mengekstrak emas dari bijihnya, baik sebelum maupun
sesudah proses sianidasi digunakan. Ketika Hg dicampur dengan bijih tersebut, Hg akan membentuk
amalgam dengan emas atau perak. Untuk mendapatkan emas dan perak, amalgam tersebut harus dibakar
untuk menguapkan merkurinya. Para penambang emas tradisional menggunakan merkuri untuk
menangkap dan memisahkan butir-butir emas dari butirbutir batuan. Endapan Hg ini disaring
menggunakan kain untuk mendapatkan sisa emas. Endapan yang tersaring kemudian diremas-remas
dengan tangan. Air sisa-sisa penambangan yang mengandung Hg dibiarkan mengalir ke sungai dan
dijadikan irigasi untuk lahan pertanian.
Logam berat Pb yang berasal dari tambang dapat berubah menjadi PbS (galena), PbCO3 (cerusite) dan
PbSO4 (anglesite) dan ternyata galena merupakan sumber utama Pb yang berasal dari tambang. Logam
berat Pb yang berasal dari tambang tersebut bercampur dengan Zn (seng) dengan kontribusi 70%,
kandungan Pb murni sekitar 20% dan sisanya 10% terdiri dari campuran seng dan tembaga.

3.4 SUMBER DARI TRANSPORTASI
Hasil pembakaran dari bahan tambahan ( aditive) Pb pada bahan bakar kendaraan bermotor menghasilkan
emisi Pb in organik. Logam berat Pb yang bercampur dengan bahan bakar tersebut akan bercampur
dengan oli dan melalui proses di dalam mesin maka logam berat Pb akan keluar dari knalpot bersama
dengan gas buang lainnya.
Sumber kontaminan timbal (Pb) terbesar dari buatan manusia adalah bensin beraditif timbal untuk bahan
bakar kendaraan bermotor. Diperkirakan 65 persen dari semua pencemaran udara disebabkan emisi yang
dikeluarkan oleh kendaraan bermotor.

3.5 SUMBER DARI BAHAN PANGAN
Cemaran logam Cu pada bahan pangan pada awalnya terjadi karena penggunaan pupuk dan pestisida
secara berlebihan. Meskipun demikian, pengaruh proses pengolahan akan dapat mempengaruhi status
keberadaan tersebut dalam bahan pangan.
Logam berat dapat terakumulasi dalam jumlah yang cukup besar pada tanaman seperti padi, rumput,
beberapa jenis leguminosa untuk pakan ternak, dan sayuran. Logam berat seperti Pb, Cd, Cu, dan Zn
sering terakumulasi pada komoditi tanaman.
Kandungan merkuri pada beras yang dipanen dari sawah dengan irigasi air limbah penambangan emas
tradisional di Nunggul dan Kalongliud sekitar Pongkor, Bogor, Jawa Barat, masing-masing mencapai 0,45
dan 0,25 ppm (Sutono, 2002).
Sumber bahan pangan lain yang dilaporkan tinggi kadar timbalnya adalah makanan kaleng (50-100
mkg/kg), jeroan terutama hati dan ginjal ternak (150 mkg/kg), ikan (170 mkg/kg). Kelompok yang paling
tinggi adalah kerang-kerangan (molusca) dan udang-udangan (crustacea), yaitu rata-rata lebih tinggi dari
250 mkg/kg (Winarno dan Rahayu, 1994).
Jenis bahan pangan lain yang mengandung kontaminan timbal cukup tinggi adalah sayuran yang ditanam
di tepi jalan raya. Kandungan rata-ratanya sebesar 28,78 ppm, jauh di atas batas aman yang diizinkan
Direktorat Jendral Pengawas Obat dan Makanan, yaitu sebesar 2 ppm (Winarno, 1997).
Cemaran tembaga (Cu) terdapat pada sayuran dan buah-buahan yang disemprot dengan pestisida secara
berlebihan. Penyemprotan pestisida banyak dilakukan untuk membasmi siput dan cacing pada tanaman
sayur dan buah. Arsen terkandung dalam ikan dan makanan laut lainnya, seperti udang, cumi-cumi, dan
kerang. Kandungan arsen dalam makanan laut mencapai angka lebih dari 4,5 mikrogram arsen/g berat
basah. Arsen juga terdapat dalam daging dan sayur-sayuran, namun jumlahnya amat kecil.
Pada studi epidemiologi ditemukan bahwa keracunan metil dan etil merkuri sebagian besar di sebabkan
oleh konsumsi ikan yang di peroleh dari daerah tercemar atau makanan yang berbahan baku tumbuhan
yang disemprot dengan pestisida jenis fungisida alkil merkuri.
Pada tahun 1968 Katsuna melaporkan adanya epidemi keracunan Hg di Teluk Minamata, dan pada tahun
1967 terjadi pencemaran Hg di sungai Agano di Nigata. Pada saat terjadi epidemi, kadar Hg pada ikan di
Teluk Minamata sebesar 11 g/kg berat basah dan di sungai Agano sebesar 10 g/kg berat basah.
Di Irak pada tahun 1971-1972 terjadi keracunan alkil merkuri akibat mengkonsumsi gandum yang
disemprot dengan alkil merkuri yang menyebabkan 500 orang meninggal dunia dan 6000 orang masuk
rumah sakit.

4. TOKSISITAS
4.1 MEKANISME TOKSISITAS
Walaupun mekanisme keracunan merkuri di dalam tubuh belum diketahui dengan jelas, beberapa hal
mengenai daya racun merkuri dapat dijelaskan sebagai berikut (Fardiaz, 1992):
1. Semua komponen merkuri dalam jumlah cukup, beracun terhadap tubuh.
2. Masing-masing komponen merkuri mempunyai perbedaan karakteristik dalam daya racun, distribusi,
akumulasi, atau pengumpulan, dan waktu retensinya di dalam tubuh.
3. Transformasi biologi dapat terjadi di dalam lingkungan atau di dalam tubuh, saat komponen merkuri
diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya.
4. Pengaruh buruk merkuri di dalam tubuh adalah melalui penghambatan kerja enzim dan
kemampuannya untuk berikatan dengan grup yang mengandung sulfur di dalam molekul enzim dan
dinding sel.
5. Kerusakan tubuh yang disebabkan merkuri biasanya bersifat permanen, dan sampai saat ini belum
dapat disembuhkan.

Mekanisme toksisitas logam berat dapat digambarkan menggunakan diagram sebagai berikut :
Mekanisme Toksikitas Logam Berat

Timbal bersirkulasi dalam darah setelah diabsorpsi dari usus, terutama berhubungan dengan sel darah
merah (eritrosit). Pertama didistribusikan ke alam jaringan lunak dan berinkorporasi dalam tulang, gigi dan
rambut untuk dideposit (storage). Timbal 90% dideposit dalam tulang dan sebagian kecil tersimpan dalam
otak, pada tulang timbal dalam bentuk Pb fosfat (Pb3(PO4).
Secara teori selama timbal terikat dalam tulang tidak akan menyebabkan gejala sakit pada penderita.
Tetapi yang berbahaya adalah toksisitas Pb yang diakibatkan gangguan absorpsi Ca karena terjadi desorpsi
Ca dari tulanng yang menyebabkan penarikan deposit timbal dari tulang tersebut.

5. IMPLIKASI KLINIS AKIBAT TERCEMAR
LOGAM BERAT
5.1 IMPLIKASI KLINIS KARENA TERCEMAR Pb
Menurut ketentuan WHO, kadar Pb dalam darah manusia yang tidak terpapar oleh Pb adalah sekitar 10 -25
g/100 ml. Pada penelitian yang dilakukan di industri proses daur ulang aki bekas, Suwandi (1995)
menemukan bahwa kadar Pb udara di daerah terpapar pada malam hari besarnya sepuluh kali lipat kadar
Pb di daerah tidak terpapar pada malan hari (0,0299 mg/m 3 vs 0,0028 mg/m3), sedangkan rerata kadar
Pb Blood ( Pb -B ) di daerah terpapar 170,44 g/100 ml dan di daerah tidak terpapar sebesar 45,43 g/100
ml. Juga ditemukan bahwa semakin tinggi kadar Pb -B, semakin rendah kadar Hb nya.
Pada penelitian mengenai kadar Pb di udara ambien dan hubungan antara kadar Pb-B dengan IQ anak
sekolah, Susanto (1997) menemukan bahwa kadar Pb udara ambien di daerah penelitian sebesar 0,00103
mg/m3, masih dibawah nilai baku mutu yang besarnya 0,060 mg/m3. Didapatkan pula bahwa kadar Pb-B
anak SD di kawasan tertib lalu-lintas (sekitar 39,73 ug/100 ml) lebih tinggi dari kadar Pb-B di luar kawasan
tertib lalu lintas (16,30 g/100 ml). Tidak di temukan pula perbedaan yang bermakna antara IQ anak
sekolah SD di kawasan tertib lalu lintas dan di luar kawasan tertib lalu lintas.
Mukono, et al. (1991) meneliti status kesehatan dan kadar Pb-B karyawan SPBU (Setasiun Pompa Bensin
Umum) di Jawa Timur, menemukan bahwa pemeriksaan darah lengkap pada karyawan SPBU dengan
penjualan bensin kurang dari 8 ribu liter lebih baik dari karyawan SPBU yang menjual bensin lebih dari 10
ribu liter per hari. Didapatkan pula bahwa rerata kadar Pb -B karyawan SPBU sebesar 77,59 g/100 ml.
Paparan bahan tercemar Pb dapat menyebabkan gangguan pada organ sebagai berikut :
Gangguan neurologi (susunan syaraf)
Gangguan terhadap fungsi ginjal .
Gangguan terhadap sistem reproduksi , berupa keguguran, kesakitan dan kematian janin
Gangguan terhadap sistem hemopoitik .
Keracunan Pb dapat dapat menyebabkan terjadinya anemia akibat penurunan sintesis globin walaupun tak
tampak adanya penurunan kadar zat besi dalam serum.
Gangguan terhadap sistem syaraf
Efek pencemaran Pb terhadap kerja otak lebih sensitif pada anak-anak dibandingkan pada orang dewasa.
Paparan menahun dengan Pb dapat menyebabkan lead encephalopathy. Gambaran klinis yang timbul
adalah rasa malas, gampang tersinggung, sakit kepala, tremor, halusinasi, gampang lupa, sukar
konsentrasi dan menurunnya kecerdasan.

5.2 IMPLIKASI KLINIS AKIBAT TERCEMAR Hg
Penelitian Eto (1999), menyimpulkan bahwa efek keracunan Hg tergantung dari kepekaan individu dan
faktor genetik. Individu yang peka terhadap keracunan Hg adalah anak dalam kandungan (prenatal), bayi,
anak-anak, dan orang tua. Gejala yang timbul akibat keracunan Hg dapat merupakan gangguan psikologik
berupa rasa cemas dan kadang timbul sifat agresi.
Berhubung sukarnya untuk mendiagnosis kelainan yang disebabkan oleh keracunan Hg, untuk
memudahkan diagnosis para klinisi (Vroom dan Greer, 1972) membuat kriteria sebagai berikut :
Observasi kemunduran fungsi, berupa: kerusakan motorik, abnormalitas sensorik, kemunduran psikologik
dan perilaku, kemunduran neurologik dan koknitif, kelainan bicara, pendengaran, kemunduran penglihatan
dan kelainan kulit serta gangguan reflek.
Waktu paparan oleh Hg bersifat akut atau kronis.
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh keracunan Hg antara lain :
Minamata Disease , yaitu suatu outbreak keracunan Hg pada penduduk makan ikan yang terkontaminasi
oleh Hg di Minamata Jepang
Pink Disease yang terjadi di Guatemala dan Rusia yang merupakan outbreak keracunan Hg akibat
mengkonsumsi padi-padian yang terkontaminasi oleh Hg.
Keracunan merkuri dapat pula berpengaruh terhadap fungsi ginjal yaitu terjadinya proteinuria. Pada
karyawan yang terpapar kronis oleh fenil dan alkil merkuri dapat timbul dermatitis. Selain mempunyai efek
pada susunan syaraf, Hg juga dapat menyebabkan kelainan psikiatri berupa insomnia, nervus, kepala
pusing, gampang lupa, tremor dan depresi.
Pada dasarnya besarnya risiko akibat terpapar oleh Hg, tergantung dari sumber Hg di lingkungan, tingkat
paparan, teknik pengambilan sampel, analisis sampel dan hubungan dosis -respon.

5.3 IMPLIKASI KLINIS AKIBAT TERCEMAR Cd
Sebagian besar kontaminasi oleh kadnium pada manusia melalui makanan dan rokok. Waktu paruh
kadnium kira-kira 10-30 tahun. Akumulasi pada ginjal dan hati 10-100 kali konsentrasi pada jaringan yang
lain.
Dalam tubuh manusia kadnium terutama dieleminasi melalui urine. Hanya sedikit kadnium yang diabsorbsi
yaitu sekitar 5-10%. Absorbsi dipengaruhi faktor diet seperti intake protein, calcium, vitamin D dan trace
logam seperti seng (Zn). Proporsi yang besar adalah absorbsi malalui pernafasan yaitu antara 10 -40%
tergantung keadaan fisik wilayah. Uap kadnium sangat toksis dengan lethal dose melalui pernafasan
diperkirakan 10 menit terpapar sampai dengan 190 mg/m3 atau sekitar 8 mg/m3 selama 240 menit akan
dapat menimbulkan kematian. Gejala umum keracunan Cd adalah sakit di dada, nafas sesak (pendek),
batuk -batuk dan lemah.
Gejala akut dan kronis akibat keracunan Cd ( Kadnium).
Gejala akut :
Sesak dada.
Kerongkongan kering dan dada terasa sesak ( constriction of chest )
Nafas pendek.
Nafas terengah-engah , distress dan bisa ber d. Nafas terengah-engah, distress dan bisa berkembang ke
arah penyakit radang paru-paru.
Sakit kepala dan menggigil.
Mungkin dapat diikuti kematian.
Gejala kronis:
Nafas pendek.
Kemampuan mencium bau menurun.
Berat badan menurun
Gigi terasa ngilu dan berwarna kuning keemasan.

5.4 IMPLIKASI KLINIS AKIBAT TERCEMAR
ARSEN
Intoksikasi tubuh manusia terhadap arsenik (As), dapat berakibat buruk terhadap mata, kulit, darah , dan
liver. Efek Arsenic terhadap mata adalah gangguan penglihatan dan kontraksi mata pada bagian perifer
sehingga mengganggu daya pandang (visual fields) mata.
Pada kulit menyebabkan berwarna gelap (hiperpigmentasi), penebalan kulit (hiperkeratosis), timbul seperti
bubul (clavus), infeksi kulit (dermatitis) dan mempunyai efek pencetus kanker (carcinogenic).
Pada darah, menyebabkan kegagalan fungsi sungsum tulang dan terjadinya pancytopenia (yaitu
menurunnya jumlah sel darah perifer).
Pada liver, mempunyai efek yang signifikan pada paparan yang cukup lama (paparan kronis), berupa
meningkatnya aktifitas enzim pada liver (enzim SGOT, SGPT, gamma GT), ichterus (penyakit kuning), liver
cirrhosis (jaringan hati berubah menjadi jaringan ikat dan ascites (tertimbunnya cairan dalam ruang perut).
Pada ginjal, Arsen (As) akan menyebabkan kerusakan ginjal berupa renal damage (terjadi ichemia and
kerusakan jaringan).
Pada saluran pernafasan, akan menyebabkan timbulnya laryngitis (infeksi laryng), bronchitis (infeksi
bronchus) dan dapat pula menyebabkan kanker paru.
Pada pembuluh darah, logam berat Arsen dapat menganggu fungsi pembuluh darah, sehingga dapat
mengakibatkan penyakit arteriosclerosis (rusaknya pembuluh darah), portal hypertention (hipertensi oleh
karena faktor pembuluh darah potal), oedema paru dan penyakit pembuluh darah perifer (varises, penyakit
burger).
Pada sistem reproduksi, efek arsen terhadap fungsi reproduksi biasanya fatal dan dapat pula berupa cacat
bayi waktu dilahirkan, lazim disebut effek malformasi.
Pada sistem immunologi, terjadi penurunan daya tahan tubuh / penurunan kekebalan, akibat nya peka
terhadap bahan karsinogen (pencetus kanker) dan infeksi virus.
Pada sistem sel, efek terhadap sel mengakibatkan rusaknya mitochondria dalam inti sel menyebabkan
turunnya energi sel dan sel dapat mati.
Pada Gastrointestinal (saluran pencernaan) , Arsen akan menyebabkan perasaan mual dan muntah, serta
nyeri perut, mual (nausea) dan muntah (vomiting).

5.5 IMPLIKASI KLINIS AKIBAT TERCEMAR
CHROMIUM
Keracunan tubuh manusia terhadap chromium (Cr), dapat berakibat buruk terhadap saluran pernafa san,
kulit, pembuluh darah dan ginjal.
Efek chromium (Cr) terhadap sistem saluran pernafasan (Respiratory sistem effects), berupa kanker paru.
Pada kulit (Skin effects), berupa ulkus kronis pada permukaan kulit.
Pada pembuluh darah (Vascular effects), berupa penebalan oleh plag pada pembuluh aorta
(Atherosclerotic aortic plaque).
Sedangkan pada ginjal (Kidney effects), kelainan berupa nekrosis tubulus ginjal.

6. PENANGGULANGAN
Usaha manusia untuk mengetahui pengaruh logam berat terhadap kesehatan dilakukan dengan
menggunakan pendekatan dengan cara percobaan-percobaan terhadap binatang seperti misalnya
percobaan binatang dengan menyuntikan larutan kadnium klorida kedalam tubuh kelinci betina
menunjukkan bahwa kelinci tersebut turun berat badannya.
Kadnium sebagai penyebab hipertensi atau penyebab penyakit jantung pada manusia (aterosclerotic heart
disease) diketahui setelah melakukan percobaan pada kelinci. Kelinci tersbut disuntik kadnium kemudian
diamati tekanan darahnya. Hasilnya menunjukan bahwa setelah disuntik kadnium kelinci mengalami
hipertensi.
Setelah diketahui berbagai gangguan kesehatan karena pengaruh logam berat tersebut maka selanjutnya
di susun formulasi untuk mengantisipasinya.
Misalnya pada proses pengolahan bijih Au di pertambangan, pada saat ini sudah ditemuan teknologi
pengolahan Au yang tidak lagi menggunakan merkuri.
Untuk mengurangi Pb pada knalpot telah ditemukan cara yang mudah yaitu dengan memasang catalyst
conventer pada pipa knalpot (lembaran kuliah toksikologi).

DAFTAR PUSTAKA
Bondy, S.C., and Prasad, K.N.(1988). Metal Neurotixcity. Boca Raton, Fla : CRC Press. Page 347.
Sudarmaji, J.Mukono, Corie I.P., Toksikologi Logam Berat B3 JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN, VOL. 2,
NO. 2 , JANUARI 130 2006:129 -142
Astawan, Made. 2008. Bahaya Logam Berat dalam Makanan, http://www.bmf.litbang.depkes.go.id.
Generated: 26 February, 2011



MAKALAH
PENCEMARAN AKIBAT LOGAM DAN LIMBAH BERBAHAYA
Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah PPLF


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lingkungan adalah kesatuan ruang dari semua benda, daya, kehidupan dan
makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang dapat mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup
lainnya. Lingkungan ini juga merupakan anugerah Tuhan YME yang harus dijaga
agar tercipta lingkungan sesuai dengan peruntukkannya bagi manusi dan makhluk
hidup lainnya.
Pada era global ini, tak dapat dipungkiri bahwa banyak teknologi-teknologi
maju dan berkembang yang memanfaatkan unsur lingkungan. Teknologi diartikan
sebagai sesuatu yang indah dan ramah yang dapat memberikan kemudahan bagi
manusia untuk melakukan kegiatan dan mencapai tujuan dalam hidupnya. Namun,
pada kenyataannya banyak yang memberikan manfaat bagi manusia, tapi hanya
sedikit yang memberikan manfaat untuk lingkungan. Hal ini menyebabkan terjadinya
pencemaran lingkungan.
Pencemaran lingkungan dapat diartikan sebagai perubahan lingkungan yang
tidak menguntungkan sebagai akibat dari tindakan manusia terhadap perubahan
pada penggunaan energi dan materi, tingkatan radiasi, bahan-bahan fisika, dan
jumlah organisme yang tidak sesuai standar atau jumlahnya terlalu berlebihan.
Apabila pencemaran akibat teknologi ini dibiarkan mengalir begitu saja tanpa adanya
penanganan dan pengendalian yang tepat, maka akan menimbulkan dampak negatif
bagi lingkungan maupun manusia dan makhluk hidup lainnya. Walaupun ada juga
yang memberikan dampak positif.
Akhir-akhir ini makin banyak limbah-limbah dari pabrik,rumah tangga,
perusahaan, kantor-kantor, sekolah dan sebagainya. Yang berupa cair,padat bahkan
berupa zat gas dan semuanya itu berbahaya bagi kehidupan kita. Tetapi ada limbah
yang lebih berbahaya lagi yang mengandung logam. Hal tersebut sebenarnya bukan
merupakan masalah kecil dan sepele,karena apabila limbah tersebut dibiarkan
ataupun dianggap sepele penanganannya,atau bahkan melakukan penanganan
yang salah dalam menanganani limbah tersebut maka akan sangat membahayakan
lingkungan dan juga manusia yang ada disekitarnya.
B. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pencemaran akibat logam berat dan limbah berbahaya
2. Untuk mengetahui penanggulangan pencemaran akibat logam berat dan limbah
berbahaya
BAB II
ISI
A. Pengertian logam
1. Pengertian logam
Istilah logam biasanya diberikan kepada semua unsur-unsur kimia dengan
ketentuan-ketentuan atau kaidah kaidah tertentu.setiap logam haruslah memiliki
kemampuan yang baik sebagai penghantar daya listrik atau konduktor, memiliki
kemampuan sebagai penghantar panas yang baik, memiliki repatan tinggi, untuk
logam padat dapat ditempa dan dibentuk.
Sedangkan logam berat masih termasuk golongan logam dengan logam-logam lain,
perbedaanya terletak pada pengaruh yang dihasilkan logam berat ini bila berikatan
atau masuk kedalam tubuh organisme hidup.
B. Sumber pencemaran lingkungan akibat logam dan limbah berbahaya
1. Pb
Penggunaan Pb dalam industri kimia cukup luas antara lain, dalam industri batery,
industri keramik, industri cat. Selain itu meningkatnya konsentrasi Pb di udara dapat
berasal dari hasil pembakaran bahan bakar bensin dalam berbagai senyawa Pb
terutama PbBrCl dan PbBrCl.2PbO. Senyawa Pb halogen terbentuk selama
pembakaran bensin, karena dalam bensin yang sering ditambahkan cairan anti
letupan (anti ketok) yang terdiri dari 62% TEL, 18% etildiklorida dan 2% bahan-
bahan lainnya. Senyawa yang berperan sebagai zat anti ketok adalah timbal oksida.
Timbal oksida ini terdapat dakam partikel-partikel yang tersebar dala ruang bakar
bensin Senyawa Pb sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam minyak atau
lemak (Fardiaz, 1992).
2. MERCURI
Sumber utama Merkuri (Hg) di atmosfer adalah penguapan Hg dari tanah dan air, disamping itu
pembakaran "fossil-fuels" terutama batu bara. Kadar Hg diudara akan naik dapat disebabkan oleh
pembuangan sampah padat seperti termo meter Hg, Switch listrik, dan battery juga pemakaian
cat yang mengandung Hg, anti jamur dan pestisida serta pembakaran limbah minyak. Sumber
utama pada air adalah dari buangan industri (terutama industri tambangemas) dan proses
pelapukan batuan karena pengaruh iklim
3. Cadmium (Cd)
Tahun 1947, masyarakat Jepang yang berdiam di pinggiran sungai Jintsu, Toyama,
juga terjangkit penyakit yang aneh semacam penyakit rematik. Biasanya penyakit
nyeri tulang ini disebut penyakit Ita-ita .
Tahun 1968 setelah para ahli melakukan penelitian diketahui bahwa penyakit ini
disebabkan oleh racun limbah logam Cadmium (Cd) dari Perusahaan Tambang
Mitsui dan Perusahaan Pemisahaan Logam Kamioka.
Racun Cadmium (Cd) awalnya dimulai dengan perubahan warna kuning pada gigi,
kemudian diikuti gangguan pada rongga hidung, bersin, hilangnya indra penciuman,
dan mulut menjadi kering. Tanda-tanda yang paling khas dari penyakit ini adalah
nyeri pada punggung dan otot kaki. Logam berat Cadmium paling banyak dalam
bentuk Cd bervalensi H, yang berikatan dengan gugus anorganik (halida, oksida,
sulfida). Cadmium (Cd) dengan gugusan karbonat, sulfida dan hidroksida
mempunyai kelarutan yang sangat rendah sehingga Cadmium (Cd) di lingkungan
perairan banyak terdapat dalam sedimen.
Cadimium (Cd) biasanya dihasilkan sebagai produk industri seng dan keperluan
industri tambang lainnya dan dapat ditemukan pada : (1) endapan sulfide terutama
biji seng;(2) endapan biji timbal dan tembaga ;(3) batu bara yang mengandung
belerang tinggi.
4. Chromium (Cr)
Logam Chromium (Cr) juga beracun bagi manusia. Pengaruh racun ini pada
awalnya juga diketahui di Jepang pada tahun 1960, dimana masyarakat yang tinggal
di daerah sekitar pabrik Kiryama, Nippon-Denko Concern di Pulau Hokkaido banyak
menderita penyakit kanker paru-paru. Awalnya penyakit ini tidak diketahui
penyebabnya, setelah melalui penelitian ternyata Kesehatan Lingkungan 2 of 5
penyakit tersebut diketahui sebagai akibat dari masyarakat menghirup limbah debu
Industri tersebut di atas yang mengandung Chromium Bervalensi IV (Cr+4) dan
(Cr+6).
5. Arsen/arsenic
Sumber Pencemaran Arsen dalam LingkunganPembakaran batubara dan pelelehan
logam merupakan sumber utama pencemaran arsen dalam udara.Pencemaran
arsen terdapat di sekitar pelelehan logam (tembaga dan timah hitam). Arsen
merupakansalah satu hasil sampingan dari proses pengolahan bijih logam non-besi
terutama emas, yangmempunyai sifat sangat beracun. Ketika tailing dari suatu
kegiatan pertambangan dibuang di dataranatau badan air, limbah unsur pencemar
kemungkinan tersebar di sekitar wilayah tersebut dan dapatmenyebabkan
pencemaran lingkungan. Bahaya pencemaran lingkungan ini terbentuk jika tailing
yangmengandung unsur tersebut tidak ditangani secara tepat.Tingginya tingkat
pelapukan kimiawi dan aktivitas biokimia pada wilayah tropis, akan
menunjangpercepatan mobilisasi unsur-unsur berpotensi racun. Selanjutnya dapat
memasuki sistem air permukaanatau merembes ke dalam akifer-akifer air tanah
setempat. Ini terjadi di negara-negara yangmemproduksi emas dan logam dasar
(Herman, D.Z. 2006).Sumber pencemaran arsen juga dapat berasal
dari:1.Pembakaran kayu yang diawetkan oleh senyawa arsen pentavalen, dapat
menaikkan kadar arsen diudara.2.Pusat listrik tenaga panas bumi (geothermal) yang
dapat menyebabkan kontaminasi arsen pada udaraambient.3.Pupuk yang di
dalamnya mengandung arsen.
C. Dampak akibat pencemaran logam dan limbah berbahaya
Dampak yang terjadi terhadap manusia
1. Dampak Terhadap Manusia Akibat Tercemar oleh Logam Berat Timbal (Pb).
Menurut ketentuan WHO, kadar Pb dalam darah manusia yang tidak terpapar oleh Pb
adalah sekitar 10-25 ug/100 ml. Pada penelitian yang dilakukan di industri proses daur ulang
aki bekas, Suwandi (1995) menemukan bahwa kadar Pb udara di daerah terpapar pada
malam hari besarnya sepuluh kali lipat kadar Pb di daerah tidak terpapar pada malan hari
(0,0299 mg/m3 vs 0,0028 mg/m3), sedangkan rerata kadar Pb Blood ( Pb-B ) di daerah
terpapar 170,44 ug/100 ml dan di daerah tidak terpapar sebesar 45,43 ug/100 ml. Juga
ditemukan bahwa semakin tinggi kadar Pb-B, semakin rendah kadar Hb nya.
Pada penelitian mengenai kadar Pb di udara ambien dan hubungan antara kadar Pb-B
dengan IQ anak sekolah, Susanto (1997) menemukan bahwa kadar Pb udara ambien di
daerah penelitian sebesar 0,00103 mg/m3, masih dibawah nilai baku mutu yang besarnya
0,060 mg/m3. Didapatkan pula bahwa kadar Pb-B anak SD di kawasan tertib lalu-lintas
(sekitar 39,73 ug/100 ml) lebih tinggi dari kadar Pb-B di luar kawasan tertib lalu lintas (16,30
ug/100 ml). Tidak di temukan pula perbedaan yang bermakna antara IQ anak sekolah SD di
kawasan tertib lalu lintas dan di luar kawasan tertib lalu lintas. Mukono dkk. yang pada tahun
1991 meneliti status kesehatan dan kadar Pb-B karyawan SPBU (Setasiun Pompa Bensin
Umum) di Jawa Timur, menemukan bahwa pemeriksaan darah lengkap pada karyawan
SPBU dengan penjualan bensin kurang dari 8 ribu liter lebih baik dari karyawan SPBU yang
menjual bensin lebih dari 10 ribu liter per hari. Didapatkan pula bahwa rerata kadar Pb-B
karyawan SPBU sebesar 77,59 ug/100 ml.
Paparan bahan tercemar Pb dapat menyebabkan gangguan pada organ sebagai berikut
:
a). Gangguan pada sistem syaraf.
Susunan syaraf merupakan jaringan yang sangat peka terhadap bahan pencemar Pb.
Gangguan neurologi (susunan syaraf) akibat tercemar oleh Pb dapat berupa
encephalopathy, ataxia, stupor dan coma. Pada anak-anak dapat menimbulkan kejang
tubuh dan neuropathy perifer.
b). Gangguan pada sistem urogenetal .
Bahan pencemar Pb dapat menyebabkan tidak berfungsinya tubulus renal, nephropati
irreversible, sclerosis vaskuler, sel tubulus atropi, fibrosis dan sclerosis glumerolus.
Akibatnya dapat menimbulkan aminoaciduria dan glukosuria, dan jika paparannya terus
berlanjut dapat terjadi nefritis kronis.
c). Gangguan pada sistem reproduksi
Sistem reproduksi dapat pula terganggu fungsinya akibat terpapar oleh logam berat Pb.
Gangguan terhadap sistem reproduksi dapat berupa keguguran, kesakitan dan kematian
janin. Logam berat Pb mempunyai efek racun terhadap gamet dan dapat menyebabkan
cacat kromosom. Anak-anak sangat peka terhadap paparan Pb di udara. Paparan Pb
dengan kadar yang rendah yang berlangsung cukup lama dapat menurunkan IQ .
d). Gangguan pada sistem hemopoitik.
Unsur hemopoitik yang peka terhadap paparan Pb adalah hemoglobin yang menyebabkan
terjadinya anemia. Efek paparan Pb tersebut menyebabkan terjadinya terjadinya penurunan
sintesis globin walaupun tak tampak adanya penurunan kadar zat besi dalam serum.
Anemia ringan yang terjadi disertai dengan sedikit peningkatan kadar ALA (Amino Levulinic
Acid) urine. Pada anak anak juga terjadi peningkatan ALA dalam darah. Efek dominan dari
keracunan Pb pada sistem hemopoitik adalah peningkatan ekskresi ALA dan CP
(Coproporphyrine). Dapat dikatakan bahwa gejala anemia merupakan gejala dini dari
keracunan Pb pada manusia. Anemia tidak terjadi pada karyawan industri dengan kadar Pb-
B (kadar Pb dalam darah) dibawah 110 ug/100 ml.
e). Gangguan pada sistem syaraf.
Anak anak lebih peka terhadap paparan Pb, utamanya organ otak lebih sensitif pada anak-
anak dibandingkan pada orang dewasa. Paparan menahun dengan Pb dapat menyebabkan
lead encephalopathy. Gambaran klinis yang timbul adalah rasa malas, gampang
tersinggung, sakit kepala, tremor, halusinasi, gampang lupa, sukar konsentrasi dan
menurunnya kecerdasan.
Pada anak dengan kadar Pb darah (Pb-B) sebesar 40-80 ug/100 ml dapat timbul gejala
gangguan hematologis, namun belum tampak adanya gejala lead encephalopathy. Gejala
yang timbul pada lead encephalopathy antara lain adalah rasa cangung, mudah
tersinggung, dan penurunan pembentukan konsep. Apabila pada masa bayi sudah mulai
terpapar oleh Pb, maka pengaruhnya pada profil psikologis dan penampilan pendidikannya
akan tampak pada umur sekitar 5-15 tahun. Akan timbul gejala tidak spesifik berupa
hiperaktifitas atau gangguan psikologis jika terpapar Pb pada anak berusi 21 bulan sampai
18 tahun.
Untuk melihat hubungan antara kadar Pb-B dengan IQ (Intelegance Quation) telah
dilakukan penelitian pada anak berusia 3 sampai 15 tahun dengan kondisi sosial ekonomi
dan etnis yang sama. Pada sampel dengan kadar Pb-B sebesar 40-60 ug/ml ternyata
mempunyai IQ lebih rendah apabila dibandingkan dengan sampel yang kadar Pb-B kurang
dari 40 ug/ml. Pada dewasa muda yang berumur sekitar 17 tahun tidak tampak adanya
hubungan antara Pb-B dan IQ.
Gambaran klinis akibat keracunan Pb terhadap gangguan syaraf perifer dapat berupa
semutan dan kulit terasa tebal. Keracunan kronis Pb akan meningkatkan kematian yang
disebabkan oleh kelainan cerebro vasculer. Efek keracunan timbal (Pb) terhadap saluran
pencernaan berupa abdominal colic. Efek negatif terhadap liver adalah meningkatnya enzym
SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase).
Masyarakat dapat terpapar oleh Pb melalui pencemaran udara, air dan tanah serta dapat
pula masuk kedalam tubuh melalui makanan/minuman, obat-obatan, rokok dan terpapar
oleh cat. Paparan kronis oleh Pb dapat menyebabkan tertimbunnya Pb dalam organ atau
jaringan dan cairan tubuh. Dalam keadaan ini dapat terdeteksi adanya Pb dalam urine,
feces, keringat ,rambut dan kuku.
Logam berat Pb yang terdeteksi dalam darah merupakan indikator penting akibat
paparan dan seberapa jauh akibat/efek yang ditimbulkan. Paparan oleh Pb yang cukup
tinggi di industri dapat memberikan gangguan cerebrovaskular seperti perdarahan otak,
trombosis, dan arterio sclerosis.. Karyawan industri dengan masa kerja 20 tahun dan
terpapar timbal dengan kadar yang cukup tinggi menunjukkan kadar timbal dalam urine
sebanyak 100 - 250 ug/liter. Pada pria yang bekerja selama 15 tahun pada pabrik aki dan
pengecoran Pb yang kadar Pb udaranya melebihi 0,15 ug/m3 dapat timbul hipertensi.
Implikasi klinik akibat tercemar oleh Pb dapat ditunjukan oleh hubungan antara dosis-efek
dan dosis-respon. Hubungan antara dosis-efek ditunjukkan oleh besarnya dosis dengan
intensitas yang spesifik pada seseorang. Sebagai contoh adalah bagaimana hubungan
antara Pb-B (kadar Pb di dalam darah) dengan persentasi inhibisi dari ALAD (Amino
Levulinic Acid Dehydratase) dalam darah. Sedangkan hubungan dosis-respon ditunjukkan
oleh hubungan antara dosis paparan dengan proporsi populasi penduduk yang terkena efek
paparan.
2. Dampak Terhadap Manusia Akibat Tercemar oleh Logam Berat Merkuri (Hg).
Studi epidemiologi menunjukkan bahwa keracunan metil dan etil merkuri sebagian
besar di sebabkan oleh konsumsi ikan yang di peroleh dari daerah tercemar atau makanan
yang berbahan baku tumbuhan yang disemprot dengan pestisida jenis fungisida alkil
merkuri. Pada tahun 1968 Katsuna melaporkan adanya epidemi keracunan Hg di Teluk
Minamata, dan pada tahun 1967 terjadi pencemaran Hg di sungai Agano di Nigata. Pada
saat terjadi epidemi, kadar Hg pada ikan di Teluk Minamata sebesar 11 ug/kg berat basah
dan di sungai Agano sebesar 10 ug/kg berat basah.
Kejadian di Irak pada tahun 1971-1972 terjadi keracunan alkil merkuri akibat mengkonsumsi
gandum yang disemprot dengan alkil merkuri yang menyebabkan 500 orang meninggal
dunia dan 6000 orang masuk rumah sakit.
Penelitian Eto (1999), menyimpulkan bahwa efek keracunan Hg tergantung dari kepekaan
individu dan faktor genetik. Individu yang peka terhadap keracunan Hg adalah anak dalam
kandungan (prenatal), bayi, anak-anak, dan orang tua.
Gejala yang timbul akibat keracunan Hg dapat merupakan gangguan psikologik berupa rasa
cemas dan kadang timbul sifat agresi.
Berdasarkan temuan Diner dan Brenner (1998) serta Frackelton dan Christensen
(1998) dikatakan bahwa diagnose klinis keracunan Hg tidaklah mudah dan sering
dikaburkan dengan diagnose kelainan psikiatrik dan autisme. Kesukaran diagnose tersebut
disebabkan oleh karena panjangnya periode laten dari mulai terpapar sampai timbulnya
gejala dan tidak jelasnya bentuk gejala yang timbul, yang mirip dengan kelainan psikiatrik.
Diagnose keracunan Hg dengan pemeriksaan urine, darah, kuku dan rambut
Keracunan Hg yang sering disebut sebagai mercurialism banyak ditemukan di negara maju,
misalnya Mad Hatters Disease yang merupakan suatu outbreak keracunan Hg yang diderita
oleh karyawan di Alice Wonderland, Minamata Disease yang merupakan suatu outbreak
keracunan Hg pada penduduk makan ikan yang terkontaminasi oleh Hg
di Minamata Jepang, dan kejadian ini dikenal sebagai Minamata Disease. Penyakit lain yang
disebabkan oleh keracunan Hg adalah Pink Disease yang terjadi di Guatemala dan Rusia
yang merupakan outbreak keracunan Hg akibat mengkonsumsi padi-padian yang
terkontaminasi oleh Hg.
Kadar Hg di udara ambien daerah yang tidak tercemar oleh Hg berkisar antara 20-50
ng/m3. Dengan kadar Hg udara ambien sebesar 50 ng/m3, dalam waktu tiga hari banyaknya
Hg yang terhisap oleh paru sebesar 1 g/hari. Gejala klinis yang timbul, tergantung pada
banyaknya Hg yang masuk ke dalam tubuh, mulai dari gejala yang paling ringan yaitu
parestesia sampai gejala yang lebih berat yaitu ataxia, dysarthria bahkan dapat
menyebabkan kematian. Paparan oleh Hg (biasanya berupa metil merkuri) pada saat
prenatal akan nampak setelah bayi lahir yang dapat berupa cerebral palsy maupun retardasi
mental. Keracunan ini dapat terjadi jika pada ibu hamil yang mengkonsumsi daging binatang
yang diberi pakan padi-padian yang disemprot fungisida yang mengandung metil merkuri.
Keracunan Hg yang akut dapat menyebabkan terjadinya kerusakan saluran
pencernaan, gangguan kardiovasculer, kegagalan ginjal akut maupun shock. Pada
pemeriksaan laboratorium tampak terjadinya denaturasi protein enzim yang tidak aktif dan
kerusakan membran sel.
Metil maupun etil merkuri merupakan racun yang dapat mengganggu susunan syaraf
pusat (serebrum dan serebellum) maupun syaraf perifer. Kelainan syaraf perifer dapat
berupa parastesia, hilangnya rasa pada anggota gerak dan sekitar mulut serta dapat pula
terjadi menyempitnya lapangan pandang dan berkurangnya pendengaran. Keracunan
merkuri dapat pula berpengaruh terhadap fungsi ginjal yaitu terjadinya proteinuria. Pada
karyawan yang terpapar kronis oleh fenil dan alkil merkuri dapat timbul dermatitis. Selain
mempunyai efek pada susunan syaraf, Hg juga dapat menyebabkan kelainan psikiatri
berupa insomnia, nervus, kepala pusing, gampang lupa, tremor dan depresi.
Pada dasarnya besarnya risiko akibat terpapar oleh Hg, tergantung dari sumber Hg di
lingkungan, tingkat paparan, teknik pengambilan sampel, analisis sampel dan hubungan
dosis-respon.
Mercury termasuk bahan teratogenik. MeHg didistribusikan keseluruh jaringan
terutama di darah dan otak. MeHg terutama terkonsentrasi dalam darah dan otak.
90% ditemukan dalam darah merah.
Efek Fisiologis :
Efek toksisitas mercury terutama pada susunan saraf pusat (SSP) dan ginjal,
dimana mercury terakumulasi yang dapat menyebabkan kerusakan SSP dan ginjal
antara lain tremor, kehilangan daya ingat.
Efek pada pertumbuhan :
MeHg mempunyai efek pada kerusakan janin dan terhadap pertumbuhan bayi.
Kadar MeHg dalam darah bayi baru lahir dibandingkan dengan darah ibu
mempunyai kaitan signifikan.
Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terpajan MeHg bisa menderita kerusakan
otak dengan manifestasi :
- Retardasi mental
- Tuli
- Penciutan lapangan pandang
- Buta
- Microchephaly
- Cerebral Palsy
- Gangguan menelan
Efek lainnya adalah terhadap sistem pernafasan dan pencernaan makanan
dapat terjadi pada keracunan akut.
Inhalasi dari elemental Mercury dapat mengakibatkan kerusakan berat dari
jaringan paru. Sedangkan keracunan makanan yang mengandung Mercury dapat
menyebabkan kerusakan liver.
3. Dampak Terhadap Manusia Akibat Tercemar oleh Logam Berat Cadmium (Cd).
Oksida dari kadmium adalah logam yang toksisitasnya tinggi. Sebagian besar
kontaminasi oleh kadmium pada manusia melalui makanan dan rokok. Waktu paruh
kadmium kira-kira 10-30 tahun. Akumulasi pada ginjal dan hati 10-100 kali konsentrasi pada
jaringan yang lain.
Logam cadmium dalam tubuh manusia terutama akan dieleminasi melalui urine.
Hanya sedikit kadmium yang diabsorbsi yaitu sekitar 5-10%. Absorbsi dipengaruhi factor diet
sep erti intake protein, calcium, vitamin D dan trace logam seperti seng (Zn). Proporsi yang
besar adalah absorbsi malalui pernafasan yaitu antara 10-40% tergantung keadaan fisik
wilayah Uap kadmium sangat toksis dengan lethal dose melalui pernafasan diperkirakan 10
menit terpapar sampai dengan 190 mg/m3 atau sekitar 8 mg/m3 selama 240 menit akan
dapat menimbulkan kematian. Gejala umum keracunan Cd adalah sakit di dada, nafas
sesak (pendek), batuk-batuk dan lemah.
Paparan akut oleh kadmium (Cd) akan menyebabkan gejala nausea (mual), muntah,
diare, kram, otot, anemia, dermatitis, pertumbuhan lambat, kerusakan ginjal dan hati,
gangguan kardiovaskuler, empisema dan degenerasi testicular (Ragan & Mast 1990).
Dosis mematikan (lethal dose) secara akut diperkirakan sekitar 500 mg/kg untuk dewasa
dan efek dosis akan nampak jika terabsorbsi 0,043 mg/kg per hari (Ware, 1989)
Gejala akut akibat keracunan Cd (cadmium).
Gejala akut :
Sesak dada, kerongkongan kering dan dada terasa sesak (constriction of chest ), nafas
pendek, nafas terengah-engah , distress dan bisa berkembang ke arah penyakit radang
paru-paru. diserta sakit kepala dan menggigil kemungkinan .dapat diikuti kematian.
Gejala kronis:
Nafas pendek, kemampuan mencium bau menurun., berat badan menurun dan gigi terasa
ngilu serta berwarna kuning keemasan.
Selain menyerang pernafasan dan gigi, keracunan yang bersifat kronis menyerang juga
saluran pencernaan, ginjal, hati dan tulang.
4. Arsenik (As)
Arsen dalam tubuh dapat mengganggu daya pandang mata, hiperpigmentasi (kulit
menjadi berwarna gelap), hiperkeratosis (penebalan kulit), pencetus kanker, infeksi kulit
(dermatitis). Selain itu, dapat menyebabkan kegagalan fungsi sumsum tulang, menurunnya
sel darah, gangguan fungsi hati, kerusakan ginjal, gangguan pernafasan, kerusakan
pembuluh darah, varises, gangguan sistem reproduksi, menurunnya daya tahan tubuh, dan
gangguan saluran pencernaan.
Arsen inorganik telah dikenal sebagai racun manusia sejak lama, yang dapat
mengakibatkan kematian. Dosis rendah akan mengakibatkan kerusakan jaringan.
Bila melalui mulut, pada umumnya efek yang timbul adalah iritasi saluran makanan,
nyeri, mual, muntah dan diare.
Selain itu mengakibatkan penurunan pembentukan sel darah merah dan putih,
gangguan fungsi jantung, kerusakan pembuluh darah, luka di hati dan ginjal.
5. Chromium (Cr)
Cr dalam tubuh dapat berakibat buruk terhadap sistem saluran pernafasan, kulit,
pembuluh darah, dan ginjal. Dampak kandungan logam berat memang sangat berbahaya
bagi kesehatan. Namun, kita dapat mencegahnya dengan meningkatkan kesadaran untuk
ikut serta melestarikan sumber daya hayati serta menjaga kesehatan baik untuk diri sendiri
maupun keluarga. Salah satu cara sederhana untuk menjaga kesehatan adalah dengan
mendeteksi kondisi air yang kita gunakan sehari-hari, terutama kebutuhan untuk minum.
Jika kondisi air Anda sudah terdeteksi, maka akumulasi logam berat dalam tubuh dapat kita
cegah.
D. Cara menanggulangi pencemaran
a. Cara menanggulagi merecuri
Upaya Penanggulangan
Hingga saat ini belum ditemukan antidote maupun obat untuk menangani keracunan kronis Hg.
Untuk keracunan kronis Hg. Untuk keracunan akut, bisa diberikan BAL (British Anti Lewisite),
senyawa yang mengandung 2,3-merkaptopropanol (H2SC-CSH-CH2OH), atau Ca-EDTA
(kalsium etilendiamin tetra asetat)dan NAP (N-Asetil-d,-penicilamin). Senyawa tersebut akan
membentuk kompleks dengan Hg serta meningkatkan ekskresi Hg melalui urin. Hewan yang
keracunan Hg bisa diberi BAL (dimercaptopropanol, dimercaprol, dithioglycerol) atau D-
penicillamine sebagai antidot bagi manusia, sedangkan sebagai pertolongan pertama bisa
diberikan pencuci alat pencernaan berupa larutan yang mengandung protein,seperti susu atau
putih telur.
1. Langkah Penyelesaian
a) Penyelesaian masalah pencemaran terdiri dari langkah pencegahan dan pengendalian.
Langkah pencegahan pada prinsipnya mengurangi pencemar dari sumbernya untuk
mencegah dampak lingkungan yang lebih berat. Di lingkungan yang terdekat, misalnya
dengan mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan, menggunakan kembali (reuse) dan
daur ulang (recycle).
b) Di bidang industri misalnya dengan mengurangi jumlah air yang dipakai, mengurangi jumlah
limbah, dan mengurangi keberadaan zat kimia PBT (Persistent, Bioaccumulative, and
Toxic), dan berangsur-angsur menggantinya dengan Green Chemistry. Green chemistry
merupakan segala produk dan proses kimia yang mengurangi atau menghilangkan zat
berbahaya.
c) Tindakan pencegahan dapat pula dilakukan dengan mengganti alat-alat rumah tangga, atau
bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan yang lebih ramah lingkungan. Pencegahan
dapat pula dilakukan dengan kegiatan konservasi, penggunaan energi alternatif,
penggunaan alat transportasi alternatif, dan pembangunan berkelanjutan (sustainable
development).
d) Langkah pengendalian sangat penting untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat.
Pengendalian dapat berupa pembuatan standar baku mutu lingkungan, monitoring
lingkungan dan penggunaan teknologi untuk mengatasi masalah lingkungan. Untuk
permasalahan global seperti perubahan iklim, penipisan lapisan ozon, dan pemanasan
global diperlukan kerjasama semua pihak antara satu negara dengan negara lain.
b. Contoh kasus
Perairan Teluk Buyat terletak di Desa Ratatotok, Kabupaten Minahasa,
Sulawesi Utara. Desa ini terkenal dengan tambang emas yang dikelola oleh rakyat
dengan metode tradisional. Pada tahun 1987 secara resmi Pemerintah Sulawesi
Utara sudah menutup kegiatan pertambangan rakyat di desa ini. Pada tahun 1996
sebuah perusahaan PMA yaitu PT. Newmont Minahasa Raya (PT. NMR) memulai
kegiatan pertambangan yang dikelola secara besar-besaran. Limbah tailing-nya
dibuang ke perairan ini pada kedalaman 82 meter melalui sebuah pipa. Selain itu
beberapa desa yang berbatasan dengan Desa Ratatotok ini masih melakukan
kegiatan pertambangan yang dikelola oleh rakyat. Dalam pengolahannya digunakan
Iogam berat merkuri untuk mengikat emas. Limbah yang mengandung logam berat
terutama merkuri dibuang langsung ke tanah dan sungai yang ada kemudian
mengalir ke perairan di sekitar Teluk Buyat. Merkuri merupakan salah satu logam
berat yang banyak dimanfaatkan oleh manusia, tetapi berbahaya untuk lingkungan
dan kesehatan. Hal ini terjadi karena salah sifat dari merkuri yang dapat
terakumulasi dalam tubuh suatu organisme dalam jangka waktu yang lama. Daya
racun merkuri terhadap organisme perairan terutama disebabkan terjadinya
perubahan komponen merkuri anorganik menjadi merkuri organik (metil merkuri)
oleh jasad renik dalam air. Senyawa metil merkuri bersifat mudah diabsorbsi dan
terakumulasi dalam jaringan tubuh organisme dan tahan terhadap penguraian lebih
lanjut (OECD dalam Laws, 1981). Gambaran secara umum kadar bahan pencemar
dalam suatu lingkungan dapat diketahui dengan menggunakan beberapa indikator
yang dapat mengakumulasi bahan-bahan pencemar yang ada sehingga dapat
mewakili keadaan lingkungan tersebut. Dalam lingkungan perairan ada 3 media
yang dapat dipakai sebagai indikator pencemaran logam berat merkuri yaitu air,
sedimen, dan organisme hidup.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui besamya kandungan logam
berat merkuri dalam air laut, sedimen dan kerang sebagai indikator pencemaran di
perairan Teluk Buyat dan sekitamya dan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh
kegiatan pertambangan emas terhadap kualitas perairan Teluk Buyat dan
sekitamya. Pengambilan contoh dilakukan di 3 lokasi yaitu Pantai Kotabunan (lokasi
A) dengan 10 stasiun, Teluk Buyat (lokasi B) dengan 10 stasiun dan Teluk Totok
(lokasi C) dengan 5 stasiun.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1) Kandungan merkuri dalam air laut, sedimen, dan kerang di lokasi A (Pantai
Kotabunan) lebih tinggi dad lokasi B (Teluk Buyat) dan lokasi C (Teluk Totok). Hasil
uii statistik menunjukkan adanya perbedaan secara nyata antara kandungan merkuri
dalam air laut, sedimen, dan kerang di lokasi A dengan lokasi B dan C, sedangkan
merkuri dalam air Taut di lokasi B tidak berbeda nyata dengan lokasi C.
2) Kandungan merkuri dalam sedimen dan kerang di lokasi C sebagai kontrol lebih
tinggi daripada lokasi B. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar merkuri dari
pertambangan rakyat pada waktu lalu yang masuk dalam Iingkungan perairan
mengendap di dasar perairan dan terakumulasi dalam tubuh kerang.
3) Kandungan merkuri dalam sedimen dan kerang di lokasi A (Pantai Kotabunan) lebih
tinggi dibandingkan dengan lokasi B (Teluk Buyat), dan lokasi C (Teluk Totok) lebih
tinggi dari lokasi B, ini menunjukkan bahwa proses pengolahan emas yang dikelola
secara tradisional oleh rakyat adalah sumber utama pencemaran merkuri di daerah
penelitian. Untuk mengendalikan pencemaran merkuri perlu adanya pengolahan
limbah secara terpadu dan perhatian khusus dari Pemerintah Daerah Sulawesi.
Maka mengingat saat ini banyak kegiatan pertambangan rakyat di daerah ini




DAMPAK PENCEMAR LOGAM BERAT Pb, Hg dan Cd TERHADAP
KESEHATAN
DAMPAK PENCEMAR LOGAM BERAT Pb, Hg dan Cd TERHADAP KESEHATAN.
1.Dampak Terhadap Manusia Akibat Tercemar oleh Logam Berat
Timbal (Pb).
Menurut ketentuan WHO, kadar Pb dalam darah manusia yang tidak terpapar oleh Pb adalah
sekitar 10-25 ug/100 ml. Pada penelitian yang dilakukan di industri proses daur ulang aki
bekas, Suwandi (1995) menemukan bahwa kadar Pb udara di daerah terpapar pada malam
hari besarnya sepuluh kali lipat kadar Pb di daerah tidak terpapar pada malan hari (0,0299
mg/m3 vs 0,0028 mg/m3), sedangkan rerata kadar Pb Blood ( Pb-B ) di daerah terpapar
170,44 ug/100 ml dan di daerah tidak terpapar sebesar 45,43 ug/100 ml. Juga ditemukan
bahwa semakin tinggi kadar Pb-B, semakin rendah kadar Hb nya.
Pada penelitian mengenai kadar Pb di udara ambien dan hubungan antara kadar Pb-B dengan
IQ anak sekolah, Susanto (1997) menemukan bahwa kadar Pb udara ambien di daerah
penelitian sebesar 0,00103 mg/m3, masih dibawah nilai baku mutu yang besarnya 0,060
mg/m3. Didapatkan pula bahwa kadar Pb-B anak SD di kawasan tertib lalu-lintas (sekitar
39,73 ug/100 ml) lebih tinggi dari kadar Pb-B di luar kawasan tertib lalu lintas (16,30 ug/100
ml). Tidak di temukan pula perbedaan yang bermakna antara IQ anak sekolah SD di kawasan
tertib lalu lintas dan di luar kawasan tertib lalu lintas. Mukono dkk. yang pada tahun 1991
meneliti status kesehatan dan kadar Pb-B karyawan SPBU (Setasiun Pompa Bensin Umum) di
Jawa Timur, menemukan bahwa pemeriksaan darah lengkap pada karyawan SPBU dengan
penjualan bensin kurang dari 8 ribu liter lebih baik dari karyawan SPBU yang menjual bensin
lebih dari 10 ribu liter per hari. Didapatkan pula bahwa rerata kadar Pb-B karyawan SPBU
sebesar 77,59 ug/100 ml.
Paparan bahan tercemar Pb dapat menyebabkan gangguan pada organ sebagai berikut :
Gangguan pada sistem syaraf.
Susunan syaraf merupakan jaringan yang sangat peka terhadap bahan pencemar Pb.
Gangguan neurologi (susunan syaraf) akibat tercemar oleh Pb dapat berupa encephalopathy,
ataxia, stupor dan coma. Pada anak-anak dapat menimbulkan kejang tubuh dan neuropathy
perifer.
Gangguan pada sistem urogenetal .
Bahan pencemar Pb dapat menyebabkan tidak berfungsinya tubulus renal, nephropati
irreversible, sclerosis vaskuler, sel tubulus atropi, fibrosis dan sclerosis glumerolus. Akibatnya
dapat menimbulkan aminoaciduria dan glukosuria, dan jika paparannya terus berlanjut dapat
terjadi nefritis kronis.
.
Gangguan pada sistem reproduksi
Sistem reproduksi dapat pula terganggu fungsinya akibat terpapar oleh logam berat Pb.
Gangguan terhadap sistem reproduksi dapat berupa keguguran, kesakitan dan kematian
janin. Logam berat Pb mempunyai efek racun terhadap gamet dan dapat menyebabkan cacat
kromosom. Anak-anak sangat peka terhadap paparan Pb di udara. Paparan Pb dengan kadar
yang rendah yang berlangsung cukup lama dapat menurunkan IQ .
Gangguan pada sistem hemopoitik.
Unsur hemopoitik yang peka terhadap paparan Pb adalah hemoglobin yang menyebabkan
terjadinya anemia. Efek paparan Pb tersebut menyebabkan terjadinya terjadinya penurunan
sintesis globin walaupun tak tampak adanya penurunan kadar zat besi dalam serum. Anemia
ringan yang terjadi disertai dengan sedikit peningkatan kadar ALA (Amino Levulinic Acid)
urine. Pada anak anak juga terjadi peningkatan ALA dalam darah. Efek dominan dari
keracunan Pb pada sistem hemopoitik adalah peningkatan ekskresi ALA dan CP
(Coproporphyrine). Dapat dikatakan bahwa gejala anemia merupakan gejala dini dari
keracunan Pb pada manusia. Anemia tidak terjadi pada karyawan industri dengan kadar Pb-B
(kadar Pb dalam darah) dibawah 110 ug/100 ml.
Gangguan pada sistem syaraf.
Anak anak lebih peka terhadap paparan Pb, utamanya organ otak lebih sensitif pada anak-
anak dibandingkan pada orang dewasa. Paparan menahun dengan Pb dapat menyebabkan
lead encephalopathy. Gambaran klinis yang timbul adalah rasa malas, gampang tersinggung,
sakit kepala, tremor, halusinasi, gampang lupa, sukar konsentrasi dan menurunnya
kecerdasan.
Pada anak dengan kadar Pb darah (Pb-B) sebesar 40-80 ug/100 ml dapat timbul gejala
gangguan hematologis, namun belum tampak adanya gejala lead encephalopathy. Gejala
yang timbul pada lead encephalopathy antara lain adalah rasa cangung, mudah tersinggung,
dan penurunan pembentukan konsep. Apabila pada masa bayi sudah mulai terpapar oleh Pb,
maka pengaruhnya pada profil psikologis dan penampilan pendidikannya akan tampak pada
umur sekitar 5-15 tahun. Akan timbul gejala tidak spesifik berupa hiperaktifitas atau
gangguan psikologis jika terpapar Pb pada anak berusi 21 bulan sampai 18 tahun.
Untuk melihat hubungan antara kadar Pb-B dengan IQ (Intelegance Quation) telah dilakukan
penelitian pada anak berusia 3 sampai 15 tahun dengan kondisi sosial ekonomi dan etnis
yang sama. Pada sampel dengan kadar Pb-B sebesar 40-60 ug/ml ternyata mempunyai IQ
lebih rendah apabila dibandingkan dengan sampel yang kadar Pb-B kurang dari 40 ug/ml.
Pada dewasa muda yang berumur sekitar 17 tahun tidak tampak adanya hubungan antara
Pb-B dan IQ.
Gambaran klinis akibat keracunan Pb terhadap gangguan syaraf perifer dapat berupa
semutan dan kulit terasa tebal. Keracunan kronis Pb akan meningkatkan kematian yang
disebabkan oleh kelainan cerebro vasculer. Efek keracunan timbal (Pb) terhadap saluran
pencernaan berupa abdominal colic. Efek negatif terhadap liver adalah meningkatnya enzym
SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase).
Masyarakat dapat terpapar oleh Pb melalui pencemaran udara, air dan tanah serta dapat pula
masuk kedalam tubuh melalui makanan/minuman, obat-obatan, rokok dan terpapar oleh cat.
Paparan kronis oleh Pb dapat menyebabkan tertimbunnya Pb dalam organ atau jaringan dan
cairan tubuh. Dalam keadaan ini dapat terdeteksi adanya Pb dalam urine, feces, keringat
,rambut dan kuku.
Logam berat Pb yang terdeteksi dalam darah merupakan indikator penting akibat paparan
dan seberapa jauh akibat/efek yang ditimbulkan. Paparan oleh Pb yang cukup tinggi di
industri dapat memberikan gangguan cerebrovaskular seperti perdarahan otak, trombosis,
dan arterio sclerosis.. Karyawan industri dengan masa kerja 20 tahun dan terpapar timbal
dengan kadar yang cukup tinggi menunjukkan kadar timbal dalam urine sebanyak 100 250
ug/liter. Pada pria yang bekerja selama 15 tahun pada pabrik aki dan pengecoran Pb yang
kadar Pb udaranya melebihi 0,15 ug/m3 dapat timbul hipertensi.
Implikasi klinik akibat tercemar oleh Pb dapat ditunjukan oleh hubungan antara dosis-efek
dan dosis-respon. Hubungan antara dosis-efek ditunjukkan oleh besarnya dosis dengan
intensitas yang spesifik pada seseorang. Sebagai contoh adalah bagaimana hubungan antara
Pb-B (kadar Pb di dalam darah) dengan persentasi inhibisi dari ALAD (Amino Levulinic Acid
Dehydratase) dalam darah. Sedangkan hubungan dosis-respon ditunjukkan oleh hubungan
antara dosis paparan dengan proporsi populasi penduduk yang terkena efek paparan.
2. Dampak Terhadap Manusia Akibat Tercemar oleh Logam Berat
Merkuri (Hg).
Studi epidemiologi menunjukkan bahwa keracunan metil dan etil merkuri sebagian besar di
sebabkan oleh konsumsi ikan yang di peroleh dari daerah tercemar atau makanan yang
berbahan baku tumbuhan yang disemprot dengan pestisida jenis fungisida alkil merkuri. Pada
tahun 1968 Katsuna melaporkan adanya epidemi keracunan Hg di Teluk Minamata, dan pada
tahun 1967 terjadi pencemaran Hg di sungai Agano di Nigata. Pada saat terjadi epidemi,
kadar Hg pada ikan di Teluk Minamata sebesar 11 ug/kg berat basah dan di sungai Agano
sebesar 10 ug/kg berat basah.
Kejadian di Irak pada tahun 1971-1972 terjadi keracunan alkil merkuri akibat mengkonsumsi
gandum yang disemprot dengan alkil merkuri yang menyebabkan 500 orang meninggal dunia
dan 6000 orang masuk rumah sakit.
Penelitian Eto (1999), menyimpulkan bahwa efek keracunan Hg tergantung dari kepekaan
individu dan faktor genetik. Individu yang peka terhadap keracunan Hg adalah anak dalam
kandungan (prenatal), bayi, anak-anak, dan orang tua.
Gejala yang timbul akibat keracunan Hg dapat merupakan gangguan psikologik berupa rasa
cemas dan kadang timbul sifat agresi.
Berdasarkan temuan Diner dan Brenner (1998) serta Frackelton dan Christensen (1998)
dikatakan bahwa diagnose klinis keracunan Hg tidaklah mudah dan sering dikaburkan dengan
diagnose kelainan psikiatrik dan autisme. Kesukaran diagnose tersebut disebabkan oleh
karena panjangnya periode laten dari mulai terpapar sampai timbulnya gejala dan tidak
jelasnya bentuk gejala yang timbul, yang mirip dengan kelainan psikiatrik.
Diagnose keracunan Hg dengan pemeriksaan urine, darah, kuku dan rambut
Keracunan Hg yang sering disebut sebagai mercurialism banyak ditemukan di negara maju,
misalnya Mad Hatters Disease yang merupakan suatu outbreak keracunan Hg yang diderita
oleh karyawan di Alice Wonderland, Minamata Disease yang merupakan suatu outbreak
keracunan Hg pada penduduk makan ikan yang terkontaminasi oleh Hg
di Minamata Jepang, dan kejadian ini dikenal sebagai Minamata Disease. Penyakit lain yang
disebabkan oleh keracunan Hg adalah Pink Disease yang terjadi di Guatemala dan Rusia yang
merupakan outbreak keracunan Hg akibat mengkonsumsi padi-padian yang terkontaminasi
oleh Hg.
Kadar Hg di udara ambien daerah yang tidak tercemar oleh Hg berkisar antara 20-50 ng/m3.
Dengan kadar Hg udara ambien sebesar 50 ng/m3, dalam waktu tiga hari banyaknya Hg
yang terhisap oleh paru sebesar 1 g/hari. Gejala klinis yang timbul, tergantung pada
banyaknya Hg yang masuk ke dalam tubuh, mulai dari gejala yang paling ringan yaitu
parestesia sampai gejala yang lebih berat yaitu ataxia, dysarthria bahkan dapat
menyebabkan kematian. Paparan oleh Hg (biasanya berupa metil merkuri) pada saat
prenatal akan nampak setelah bayi lahir yang dapat berupa cerebral palsy maupun retardasi
mental. Keracunan ini dapat terjadi jika pada ibu hamil yang mengkonsumsi daging binatang
yang diberi pakan padi-padian yang disemprot fungisida yang mengandung metil merkuri.
Keracunan Hg yang akut dapat menyebabkan terjadinya kerusakan saluran pencernaan,
gangguan kardiovasculer, kegagalan ginjal akut maupun shock. Pada pemeriksaan
laboratorium tampak terjadinya denaturasi protein enzim yang tidak aktif dan kerusakan
membran sel.
Metil maupun etil merkuri merupakan racun yang dapat mengganggu susunan syaraf pusat
(serebrum dan serebellum) maupun syaraf perifer. Kelainan syaraf perifer dapat berupa
parastesia, hilangnya rasa pada anggota gerak dan sekitar mulut serta dapat pula terjadi
menyempitnya lapangan pandang dan berkurangnya pendengaran. Keracunan merkuri dapat
pula berpengaruh terhadap fungsi ginjal yaitu terjadinya proteinuria. Pada karyawan yang
terpapar kronis oleh fenil dan alkil merkuri dapat timbul dermatitis. Selain mempunyai efek
pada susunan syaraf, Hg juga dapat menyebabkan kelainan psikiatri berupa insomnia,
nervus, kepala pusing, gampang lupa, tremor dan depresi.
Pada dasarnya besarnya risiko akibat terpapar oleh Hg, tergantung dari sumber Hg di
lingkungan, tingkat paparan, teknik pengambilan sampel, analisis sampel dan hubungan
dosis-respon.
3. Dampak Terhadap Manusia Akibat Tercemar oleh Logam Berat
Cadmium (Cd).
Oksida dari kadmium adalah logam yang toksisitasnya tinggi. Sebagian besar kontaminasi
oleh kadmium pada manusia melalui makanan dan rokok. Waktu paruh kadmium kira-kira
10-30 tahun. Akumulasi pada ginjal dan hati 10-100 kali konsentrasi pada jaringan yang lain.
Logam cadmium dalam tubuh manusia terutama akan dieleminasi melalui urine. Hanya
sedikit kadmium yang diabsorbsi yaitu sekitar 5-10%. Absorbsi dipengaruhi factor diet sep
erti intake protein, calcium, vitamin D dan trace logam seperti seng (Zn). Proporsi yang besar
adalah absorbsi malalui pernafasan yaitu antara 10-40% tergantung keadaan fisik wilayah
Uap kadmium sangat toksis dengan lethal dose melalui pernafasan diperkirakan 10 menit
terpapar sampai dengan 190 mg/m3 atau sekitar 8 mg/m3 selama 240 menit akan dapat
menimbulkan kematian. Gejala umum keracunan Cd adalah sakit di dada, nafas sesak
(pendek), batuk-batuk dan lemah.
Paparan akut oleh kadmium (Cd) akan menyebabkan gejala nausea (mual), muntah, diare,
kram, otot, anemia, dermatitis, pertumbuhan lambat, kerusakan ginjal dan hati, gangguan
kardiovaskuler, empisema dan degenerasi testicular (Ragan & Mast 1990).
Dosis mematikan (lethal dose) secara akut diperkirakan sekitar 500 mg/kg untuk dewasa dan
efek dosis akan nampak jika terabsorbsi 0,043 mg/kg per hari (Ware, 1989)
Gejala akut akibat keracunan Cd (cadmium).
Gejala akut :
o Sesak dada, kerongkongan kering dan dada terasa sesak (constriction of chest ), nafas
pendek, nafas terengah-engah , distress dan bisa berkembang ke arah penyakit radang paru-
paru. diserta sakit kepala dan menggigil kemungkinan .dapat diikuti kematian.
Gejala kronis:
o Nafas pendek, kemampuan mencium bau menurun., berat badan menurun dan gigi terasa
ngilu serta berwarna kuning keemasan.
Selain menyerang pernafasan dan gigi, keracunan yang bersifat kronis menyerang juga
saluran pencernaan, ginjal, hati dan tulang.

http://kesmas-unsoed.info/2011/01/dampak-pencemar-logam-berat-pb-hg-dan-cd-terhadap-
kesehatan.html

Anda mungkin juga menyukai