c
=
0
= 0.2 dan
b
=
0
= 0.2 (5)
Dimana
0
= nominal atau batas atas (upper-bound), dari faktor reduksi .
3. METODOLOGI
Untuk mendapatkan desain penampang dinding pracetak untuk bangunan rumah tahan
gempa beserta penulangannya, maka perlu dilakukan beberapa prosedur. Prosedur
desain penampang dinding pracetak untuk rumah sederhana tahan gempa ialah
sebagai berikut :
a. Penentuan Desain Rumah Tinggal
Penentuan desain rumah tinggal ditujukan untuk menetapkan model rumah
sederhana yang akan direncanakan dinding pracetaknya. Ada 2 tipe rumah, yaitu
tipe 36 dengan 1 lantai dan tipe 72 dengan 2 lantai dimana keduanya mempunyai
ukuran 6 m x 6 m.
b. Preliminary Desain
Desain awal dimensi dinding dihitung berdasarkan peraturan SNI 2847 2002
Pasal 16.5 dan 16.6. Sistem sambungan yang akan diteliti dalam Thesis ini adalah
system sambungan dry joint yang menggunakan batang baja yang dibaut/dilas.
Sistem sambungan ini dipilih karena setelah instalasi sambungan dapat segera
berfungsi sehingga dapat mempercepat waktu pelaksanaan 25% - 40% bila
dibandingkan dengan in situ concrete joint.
c. Menentukan pembebanan struktur
Andaryati, Data Iranata, Tavio
Pembebanan struktur berdasarkan peraturan PPIUG 1987 dan untuk pembebanan
gempa berdasarkan SNI 1726 2002.
d. Analisa Struktur dengan SAP 2000
Evaluasi hasil perhitungan struktur menggunakan SAP 2000 versi 9 untuk
mendapatkan gaya-gaya dalam untuk perencanaan struktur bangunan.
e. Pemodelan sambungan elemen dinding
Setelah dimensi dinding dan kebutuhan tulangan optimal telah diperoleh,
sambungan dinding dengan kolom dan sambungan dinding dengan balok perlu
dimodelkan dan dianalisa perilakunya dengan baik.
Gambar 6. Salah satu type sambungan pada struktur infill frame.
f. Kontrol perilaku sambungan
Dengan memakai software yang ada, perilaku sambungan dapat dikontrol apakah
memenuhi persyaratan baik dari segi deformasi yang terjadi, retak maupun dari
segi kestabilan sambungan.
4. HASIL DAN ANALISA
Dengan menggunakan bantuan program SAP 2000v9, didapatkan hasil gaya dalam
pada tiap kondisi sebagaimana dalam Tabel 1.
Tabel 1. Hasil perhitungan gaya dalam struktur
Kondisi Mmax (Nmm) Fmax (N) Vmax (N)
WG 4 T.Keras (1 Lt.) 470,025 56,992 1,698
WG 4 T.Lunak (1 Lt.) 1695,594 68,695 5,619
WG 4 T.Keras (2 Lt.) 1347,852 247,798 5,177
WG 4 T.Lunak (2 Lt.) 1899,255 403,284 9,473
WG 6 T.Keras (1 Lt.) 649,726 69,746 2,346
WG 6 T.Lunak (1 Lt.) 1895,079 74,018 6,281
WG 6 T.Keras (2 Lt.) 1429,199 348,752 7,124
WG 6 T.Lunak (2 Lt.) 2147,35 458,511 10,574
Pemodelan Struktur Dinding Beton Ringan Pracetak
untuk Rumah Tinggal Sederhana Tahan Gempa dan Cepat Bangun
Dari hasil analisa struktur, kemudian didesain dimensi dan kebutuhan tulangan
dinding, hasilnya sebagaimana terlihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil perhitungan penulangan dinding
Kondisi Rn ?
pakai
As
pakai
(mm
2
)
Penulangan
Arah X Arah Y
WG 4 T.Keras (1 Lt.) 0,00020 0,00438 201,14 D8 - 100
D8 - 130
WG 4 T.Lunak (1 Lt.) 0,00073 0,00438 201,14 D8 - 100 D8 - 110
WG 4 T.Keras (2 Lt.) 0,00058 0,00438 201,14 D8 - 100 D8 - 110
WG 4 T.Lunak (2 Lt.) 0,00082 0,00438 201,14 D8 - 100 D8 - 110
WG 6 T.Keras (1 Lt.) 0,00058 0,00438 201,14 D8 - 100 D8 - 130
WG 6 T.Lunak (1 Lt.) 0,00082 0,00438 201,14 D8 - 100 D8 - 120
WG 6 T.Keras (2 Lt.) 0,00062 0,00438 201,14 D8 - 100 D8 - 120
WG 6 T.Lunak (2 Lt.) 0,00093 0,00438 201,14 D8 - 100 D8 - 120
Kemudian dikontrol persyaratan kinerja batas layan dan kinerja batas ultimate-nya.
Semua desain yang diperoleh memenuhi syarat sebagaimana terlihat dalam Tabel 3
dan Tabel 4.
Tabel 3. Kontrol Kinerja Batas Layan
Tabel 4. Kontrol Kinerja Batas Ultimate
Analisa tegangan yang terjadi pada struktur dihitung dengan bantuan program
SAP2000v9 dimana contoh hasilnya diperlihatkan pada Gambar 7 (tampak 2 dimensi)
dan Gambar 8 (tampak 3 dimensi).
Gambar 7. Tegangan yang terjadi pada dinding sisi dalam dari rumah 2 lantai pada WG 4
tanah keras (2 dimensi)
WG Lt.
h
(m)
Drift
(mm)
drift antar
tingkat (mm)
? s
(mm)
Syarat
? s (mm)
ket
? m
(mm)
Syarat ? m
(mm)
ket
4 1 3.2 0.16 0.16 0.16 11.29 ok 0.95 64 ok
6 1 3.2 0.21 0.21 0.21 11.29 ok 1.25 64 ok
WG Lt.
h
(m)
Drift
(mm)
drift antar
tingkat (mm)
? s
(mm)
Syarat
? s (mm)
ket ? m (mm)
Syarat ? m
(mm)
ket
4
2 6.4 0.792 0.282 0.282 22.59 ok 1.68 128 ok
1 3.2 0.51 0.51 0.51 11.29 ok 3.03 64 ok
6
2 6.4 0.98 0.33 0.33 22.59 ok 1.96 128 ok
1 3.2 0.65 0.65 0.65 11.29 ok 3.87 64 ok
Andaryati, Data Iranata, Tavio
Gambar 8. Tegangan yang terjadi pada dinding rumah 2 lantai pada WG 4 tanah keras (3
dimensi).
5. KESIMPULAN
Dari analisa dalam perhitungan struktur diatas, bisa diambil kesimpulan bahwa
dimensi dinding yang dipakai ada 9 type dinding untuk setiap kondisi. Secara
keseluruhan, dimensi masing-masing type adalah sama yaitu tebalnya 10 cm, hanya
lebar dan tinggi yang berbeda mengikuti letak pintu dan jendela pada rumah.
Sedangkan penulangan juga tidak banyak berbeda pada Wilayah Gempa 4 dan 6
sebagaimana telah diperlihatkan dalam Tabel 2 diatas karena sama-sama dirancang
dengan R yang sama, yaitu 8,5 (daktilitas penuh) sehingga gaya dalam yang terjadi
tidak jauh berbeda. Daktilitas kurvatur elemen balok yang telah didesain telah
memenuhi persyaratan daktilitas elemen, yaitu
f >
16. Demikian juga syarat Kinerja
Batas Layan (KBL) dan Kinerja Batas Ultimate (KBU) telah memenuhi syarat.
6. DAFTAR PUSTAKA
1. Pedoman Teknis Bangunan Tahan Gempa, 2006.
2. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung, SNI
1726-2002, 2002.
3. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-
2002, 2002.
4. Dewobroto, W., 2005, Analisa Inelastis Portal-Dinding Pengisi dengan Equiva-
lent Diagonal Strut Jurnal Teknik Sipil ITB, Edisi Vol. 12 / 4, Oktober 2005
5. Mulyanto, Pedoman Membangun Rumah Sederhana Tahan Gempa.
www.mulyanto.wordpress.com. Yogyakarta. UGM.
6. Munandar, M., 2001. Ketentuan Dinding Tembok Wilayah Gempa, Buletin
Pengawasan No. 30 & 31 Th. 2001
7. Murty, C.V.R., 2002, Earthquake TIP-15, IIT Kanpur dan BMTPC New Delhi
8. Nawy, E.G., 1998, Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar, diterjemahkan oleh
Ir. Bambang Suryoatmono, M.Sc. Bandung, PT. Refika Aditama