Anda di halaman 1dari 5

Pelita Informatika Budi Darma, Volume III, Maret 2013 ISSN : 2301-9425

SIMULASI PENGONTROLAN PENJUALAN MINYAK BERBASIS


KOMPUTER PADA STASIUN PENGISIAN
BAHAN BAKAR UMUM

RL. Harmady Tamba

Dosen Tetap STMIK Budi Darma Medan
J l. Sisingamangaraja No. 338 Simpang Limun Medan
www.stmik-budidarma.ac.id//Email:harmady_tamba@yahoo.co.id

Abstrak

Stasiun pengisian bahan bakar umum adalah tempat dimana kendaraan-kendaraan dapat diisikan dengan bahan
bakar. Di Indonesia, stasiun pengisian bahan bakar dikenal dengan nama SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar
Umum) dan juga pom bensin. Stasiun pengisian bahan bakar biasanya menjual bahan bakar seperti bensin dan
solar. Selain bahan bakar, ada juga stasiun yang menyediakan fasilitas pompa angin. Stasiun-stasiun yang
modern di luar negeri umumnya juga dilengkapi minimarket yang buka 24 jam. Ada juga yang menyediakan
fasilitas pencucian kenderaan dan sebagainya. J am kerja SPBU juga dapat berbeda antara SPBU satu dengan
SPBU lainnya, ada yang buka selama 24. Stok BBM mulai habis sedangkan jumlah volume kenderaan yang
mengantri sudah banyak untuk melakukan pengisian BBM. Kesalahan ini diakibatkan oleh tidak adanya kontrol
stok BBM yang berjalan secara otomatis, untuk memberikan peringatan akan ketersediaan BBM pada mesin
pompa tersebut.

Kata kunci: Simulasi,Control, SPBU

1. Pendahuluan

Pada stasiun pengisian bahan bakar umum
(SPBU) tersedia beberapa mesin pompa yang dapat
melayani pengisian bahan bakar minyak (BBM),
untuk beberapa kenderaan sekaligus dengan jenis
BBM bensin dan solar. J am kerja SPBU juga dapat
berbeda antara SPBU satu dengan SPBU lainnya, ada
yang buka selama 24 jam dan ada juga yang buka
antara jam 07.00 WIB sampai dengan 00.00 WIB saja.
Untuk itu pihak petugas yang melayani pelanggan
dalam pengisian BBM dilakukan dengan cara per jam
kerja (shiff).
Dalam melakukan pergantian kerja (operator),
petugas yang digantikan diharapkan untuk mencatat
jumlah volume BBM yang sudah terjual (volume
BBM yang keluar dari pompa) besarta jumlah uang
yang diterimanya, serta menyerahkan kepada petugas
kasir. Untuk selanjutnya petugas kasir akan mencatat
jumlah penerimaan dalam jurnal penerimaan harian
kasir.
Namun ada kalanya jumlah uang yang disetorkan
oleh petugas (operator) pengisi BBM tidak sesuai
dengan jumlah volume BBM yang sudah dikeluarkan
dari mesin pompa (terjual). Hal ini diakibatkan karena
adanya kesalahan pencatatan meter pada mesin pompa
pengisian.
Masalah lain yang sering ditemukan adalah disaat
stok BBM mulai habis sedangkan jumlah volume
kenderaan yang mengantri sudah banyak untuk
melakukan pengisian BBM. Kesalahan ini diakibatkan
oleh tidak adanya kontrol stok BBM yang berjalan
secara otomatis, untuk memberikan peringatan akan
ketersediaan BBM pada mesin pompa tersebut. Disaat
semua petugas sibuk untuk melayani pengisian tanpa
mengetahui stok BBM yang tersedia.

2. Landasan Teori

2.1 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)

SPBU merupakan unit perpanjangan pelayanan
PT (Persero) Pertamina dalam pengadaan bahan bakar
bagi masyarakat umum maupun industri. Bahan bakar
yang disediakan adalah bahan bakar untuk keperluan
kenderaan umum, industri maupun bahan bakar
pesawat terbang dan kapal laut meliputi avtur (bahan
bakar pesawat terbang), minyak diesel (kapal laut),
solar (mesin diesel), bensin (premium) dan pertamax
yang memiliki nilai oktan lebih tinggi.
Stasiun pengisian bahan bakar umum adalah
tempat dimana kendaraan-kendaraan dapat diisikan
dengan bahan bakar. Di Indonesia, stasiun pengisian
bahan bakar dikenal dengan nama SPBU (Stasiun
Pengisian Bahan Bakar Umum) dan juga pom bensin.
Stasiun pengisian bahan bakar biasanya menjual
bahan bakar seperti bensin dan solar. Selain bahan
bakar, ada juga stasiun yang menyediakan fasilitas
pompa angin. Stasiun-stasiun yang modern di luar
negeri umumnya juga dilengkapi minimarket yang
buka 24 jam. Ada juga yang menyediakan fasilitas
pencucian kenderaan dan sebagainya.
Di beberapa negara, termasuk Indonesia, stasiun
pengisian bahan bakar dijaga oleh petugas-petugas
yang mengisi bahan bakar kepada pelanggan.
Kemudian pelanggan membayar biaya pengisian BBM
kepada petugas. Di negara-negara lainnya, misalnya di
Amerika Serikat atau Eropa, pompa-pompa bensin
Diterbitkan Oleh : STMIK Budi Darma Medan 45

Pelita Informatika Budi Darma, Volume III, Maret 2013 ISSN : 2301-9425

tidak dijaga oleh petugas, pelanggan mengisi bahan
bakar sendiri kemudian membayarnya kepada petugas
di sebuah loket (counter).
Setiap petugas bertanggung jawab terhadap
pompa yang dipakai, uang yang diterima, serta
kenderaan yang dilayani. J am kerja SPBU dapat
berbeda antar SPBU lainnya, ada yang buka selama 24
jam dan ada yang buka antara jam 07.00 WIB sampai
dengan jam 00.00 WIB saja. Untuk itu petugas yang
melayani pelanggan dalam pengisian BBM dilakukan
per jam kerja (shift) atau selama 8 jam.

Sumber : http://www.PERTAMINA.COM, di-
download tgl 14 April 2008
2.2 Aplikasi SPBU

Aplikasi SPBU adalah suatu sistem software yang
akan membantu proses operasional, dengan
menerapkan tertib administrasi pada Pompa SPBU
yang pencatatanya dari data pelanggan, stok BBM,
deposit di pertamina, kupon pelanggan dan lain lain.
Produk ini khusus didesain dan harus cocok serta
mudah digunakan (user friendly) untuk pengelola
maupun pegawai SPBU. Aplikasi ini dilengkapi
dengan sistem pelaporan yang sistematis dan akurat
untuk memudahkan atau mempercepat pembuatan
laporan maupun untuk sebuah pencarian data (query).
Sistem Informasi SPBU ini dibuat dengan sistem
multi user, yang memungkinkan pengaksesan data
oleh beberapa pengguna (operator) yang berbeda dari
shift ke shift. Sistem ini dirancang dengan sistem
keamanan yang baik yang mana setiap level user di-
set dalam ruang lingkup pekerjaan yang berbeda
berdasarkan urutan otorisasi pengguna (user security).

2.3 Sistem Komputerisasi

Hasil yang diharapkan dalam penerapan
komputerisasi dalam suatu pekerjaan adalah efisiensi.
Pengertian efisiensi adalah dapat menekan biaya
operasional serta mempercepat pemrosesan data untuk
mendapat laporan dengan cepat dan akurat. Efisiensi
juga mencakup kehandalan sistem untuk masa yang
akan datang, dimana sistem baik perangkat keras
komputer, maupun perangkat lunaknya biasa
diupgrade untuk menjaga kinerja sistem agar dapat
bekerja dengan optimal.
Sistem komputerisasi merupakan penggunaan
komputer sebagai alat bantu dalam kegiatan
pengolahan data, untuk menggantikan prosedur
pengolahan data yang dilakukan secara manual. Data
diolah dengan menggunakan komputer yang sudah
diprogram sebelumnya, pengolahan data ini dimulai
dari perekaman data hingga penerbitan laporan.
Ada tiga tahapan dalam kegiatan rancang bangun
pengembangan sistem komputerisasi :
1. Tahap Studi Pendahuluan
Tahap ini digunakan untuk memperoleh fakta,
bahwa sebuah komputerisasi yang dikehendaki
memang sudah layak diselenggarakan. Perlu
diperhatikan, bahwa untuk pengembangan sistem
komputerisasi perlu dipertimbangkan masalah
biaya, data yang tersedia dan pelaksana sistem
komputerisasi tersebut. J ika telah dikaji, ternyata
komputerisasi belum waktunya diselenggarakan
dengan berbagai sebab dan pertimbangan, maka
tahap pengembangan komputerisasi harus ditunda,
atau ditinjau ulang. Hasil akhir dari tahap ini
adalah suatu usulan yang bersifat umum, mengenai
peluang pengembangan sistem dan rincian
penggunaan perangkat keras dan perangkat lunak
dan juga mengenai rincian biaya.
2. Tahap Pengembangan
Tahap ini merupakan tahap pembangunan sistem
komputerisasi itu sendiri, pelaksanaannya
dilakukan dengan mengadakan penelitian secara
tuntas terhadap semua aspek yang berlangsung
dalam pengelolaan data manual tersebut.
Kemudian dituangkan dalam desain sebuah sistem
dan selanjutnya dibuat programnya. Sebelum
mencapai tahap ketiga, program akan diuji terlebih
dahulu untuk mengetahui hasilnya, sudah sesuai
atau tidak sesuai dengan sasaran sistem yang
diinginkan. Pengujian dilakukan dengan uji coba
data fiktif (buatan) dan bisa juga dengan
menggunakan data-data real. Pengujian ini sangat
penting untuk mengetahui kelayakan program
untuk di implementasikan. Tahap kedua ini di
akhiri dengan pembuatan dokumentasi sistem yang
akan dipakai sebagai alat bantu jika akan
dilakukan revisi terhadap sistem tersebut nantinya.
3. Tahap Implementasi
Pada tahap ini program sudah dipasang di
komputer dan mulai dioperasikan, untuk
mengelola data-data rutin. Tahap operasionalisasi
program ini juga disebut tahap produksi.

2.4 Basis Data (Database)

Basis data terdiri dari 2 kata, yaitu Basis dan
Data. Basis berarti markas atau gudang, tempat
bersarang/berkumpul. Sedang Data adalah representasi
fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti
manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan),
barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan
sebagainya yang direkam dalam bentuk angka, huruf,
simbol, teks, gambar, bunyi, atau kombinasinya.
Basis Data dapat didefenisikan dalam sejumlah sudut
pandang seperti :
a. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling
berhubungan yang diorganisasikan sedemikian
rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali
dengan cepat dan mudah.
b. Kumpulan data yang saling berhubungan yang
disimpan secara bersama sedemikian rupa dan
tanpa pengulangan (Redudance) yang tidak perlu,
untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
Diterbitkan Oleh : STMIK Budi Darma Medan 46

Pelita Informatika Budi Darma, Volume III, Maret 2013 ISSN : 2301-9425

c. Kumpulan file/tabel/arsip yang saling
berhubungan yang disimpan dalam media
penyimpanan elektronis.
Basis data dan lemari arsip sesungguhnya
memiliki prinsip kerja dan tujuan yang sama. Prinsip
utamanya adalah pengaturan data/arsip. Dan tujuan
utamanya adalah kemudahan dan kecepatan dalam
mengambil kembali data/arsip. Perbedaannya hanya
terdapat pada media penyimpanan yang digunakan.
J ika lemari arsip menggunakan lemari dari besi atau
kayu sebagai media penyimpanan, maka basis data
menggunakan media penyimpanan elektronis seperti
disk (disket atau harddisk). Hal ini merupakan
konsekuensi yang logis, karena lemari arsip langsung
dikelola/ditangani manusia, sementara basis data
dikelola/ditangani melalui perantaraan alat/mesin
pintar elektronik (yang kita kenal sebagai komputer).
Istilah-istilah yang dipergunakan dalam sistem basis
data
a. Enterprise, suatu bentuk organisasi, seperti: SPBU,
Perusahaan, Organisasi, Pabrik, dan lain-lain.
Data yang disimpan di dalam basis data
merupakan data operasional suatu enterprise.
Contoh data operational adalah:
Data SPBU Divisi
Data Devisi Bagian
Data Bagian Pegawai
b. Entity, suatu objek yang dapat dibedakan dengan
objek lainnya yang dapat diwujudkan di dalam
basis data.
Contoh:
- Entitas di lingkungan SPBU (Devisi, Bagian,
Pegawai)
- Entitas di lingkungan Pegawai (NoPegawai,
Nama Pegawai, Alamat Pegawai)
Kumpulan entitas disebut himpunan entitas.
Contoh : SPBU merupakan kumpulan entitas
Pegawai.
c. Attribute/field, karakteristik entitas tertentu.
Contoh :
Entity Pegawai atributenya adalah NoPegawai,
Nama Pegawai, Alamat Pegawai
Entity SPBU atributenya adalah Devisi,
Bagian, Pegawai
d. Data Value (nilai atau isi data) merupakan data
aktual atau informasi yang disimpan di tiap data
elemen atau atribute. Isi atribut disebut nilai data.

Contoh :
Atribut Nama Bahan Bakar Solar, Bensin.
e. Record/Tuple, kumpulan isi elemen data (atribute)
yang saling berhubungan menginformasikan
tentang suatu entity secara lengkap.
Contoh: kumpulan atribut NoPegawai Nama
Pegawai dan Alamat berisikan D001, Susi
Sutejo, J l. Kemayu no.9 Medan.
f. File, kumpulan record sejenis yang mempunyai
panjang elemen dan atribute yang sama, namun
berbeda-beda value-nya.
g. Kunci elemen data, sebagai tanda pengenal yang
secara unik mengidentifikasi entitas dari suatu
kumpulan entitas.
Contoh: Entitas Pegawai mempunyai atribute-
atribute NoPegawai, Nama Pegawai dan Alamat
Pegawai, menggunakan No.Pegawai sebagai
kunci elemen data.
h. Database Management System (DBMS), kemudian
yang saling berkaitan bersama dengan program
untuk pengelolanya.
Basis data dapat terdiri dari ratusan field
yang dibutuhkan untuk informasi dan basis data juga
dapat diakses/dipakai secara bersama-sama oleh lebih
dari beberapa ratus pemakai (user). Karena basis data
dipergunakan secara bersama-sama, mungkin dalam
waktu yang bersamaan, maka diperlukan suatu
pengontrol dan pengelola data yang ada di dalam
suatu basis data.
Pengontrol ini dilakukan oleh DBMS ( Database
Management System), yang merupakan kumpulan
software yang mengkoordinasikan semua kegiatan
yang berhubungan dengan basis data, agar data dapat
diakses/dipakai oleh pengguna. Tujuannya adalah
efisiensi dan kenyamanan dalam memperoleh dan
menyimpan informasi di dalam basis data.

3 Algoritma dan Implementasi

3.1 Algoritma

Algoritma Pompa

Algoritma ini untuk menjalankan proses kalkulasi
distribusi minyak oleh pompa dalam melakukan
penjualan BBM.
Langkah 0 Mulai
Langkah 1 Lakukan koneksi Database
Langkah 2 Tampilkan nama petugas yang login
Langkah 3 Tampilkan tanggal dan jam
Langkah 4 Tampilkan nama pompa
Langkah 5 Tampilkan counter awal =0
Langkah 6 Input J enis BBM
Langkah 7 Tampilkan harga BBM/liter
Langkah 8 Baca tabel tStokBBM
Langkah 9 Tampilkan jumlah stok BBM
Langkah 10 Input dasar penjualan (volume atau
uang)
Langkah 11 J ika dasar =volume (liter) maka
Langkah 11.1 Input angka
volume BBM melalui tombol angka
Langkah 11.2 Jumlah volume
BBM tampil kelayar
Langkah 11.3 Hitung nilai
nominal uang
Langkah 11.4 Nilai nominal
uang tampil kelayar
J ika dasar =uang (Rp.) maka
Langkah 11.1 Input nilai
nominal uang melalui tombol angka
Langkah 11.2 Nilai nominal
Uang tampill kelayar
Diterbitkan Oleh : STMIK Budi Darma Medan 47

Pelita Informatika Budi Darma, Volume III, Maret 2013 ISSN : 2301-9425

Langkah 11.3 Hitung jumlah
volume yang keluar
Langkah 11.4 Tampilkan
volume BBM yang keluar di layar
Langkah 12 Input start dengan onClickMouse
tombol Start
Langkah 13 Kurangkan jumlah stok dengan
volume BBM yang keluar
Langkah 14. Selesai

3.2 Implementasi

Implementasi Perangkat Lunak Analisis Dan
Perancangan Sistem Informasi Pengisian Bahan Bakar
Minyak Pada SPBU ini adalah hasil dari perancangan
program yang terdiri dari tampilan menu utama dan
tampilan menu-menu program.

1. Disain Menu Utama
Pada tampilan menu utama terdapat tombol-
tombol antara lain Login Admin, Login Petugas,
About, Help dan Exit. Tampilan Menu Utama dapat
dilihat pada gambar 1.



Gambar 1 : Menu Utama

2. Disain Input Data BBM
Pada tampilan Data BBM berguna untuk
melakukan pemasukan data-data J enis BBM yang
tersedia. Tampilan Data BBM dapat dilihat pada
gambar 2.



Gambar 2 : Data BBM
3. Disain Input Data Stok BBM
Pada tampilan Data Stok BBM berguna untuk
melakukan pemasukan data-data pasokan stok BBM.
Tampilan Data StokBBM dapat dilihat pada gambar 3.



Gambar 3 : Stok BBM

4. Tampilan Pompa Penjualan BBM
Pada tampilan Pompa Penjualan BBM berguna
untuk melakukan penjualan BBM oleh petugas yang
login melalui menu utama SPBU. Tampilan Pompa
Penjualan BBM dapat dilihat pada gambar 4.



Gambar 4 : Penjualan BBM

4. Kesimpulan

Setelah merancang dan mengaplikasikan
perangkat lunak yang telah dibangun, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa Perangkat Lunak Analisa
Dan Perancangan Sistem Informasi Berbasis
Komputer Pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar
Umum (SPBU) ini dapat melakukan Animasi
penjualan bahan bakar Pembangunan perangkat lunak
ini masih menggunakan satu mesin pompa saja,
diharapkan kepada para pengembang agar dapat
menggunakan lebih dari satu mesin pompa. Kepada
para pengembang perangkat lunak, disarankan agara
dapat melakukan operasi ini dengan sistem jaringan
agar keamanan data administrator dapat lebih baik.



Diterbitkan Oleh : STMIK Budi Darma Medan 48

Pelita Informatika Budi Darma, Volume III, Maret 2013 ISSN : 2301-9425

Daftar Pustaka

[1]. J ogianto H.M, 2000, Analisa Sistem Informasi,
Penerbit Andi, Yogyakarta.
[2]. Abdul Kadir, 2003, Pengenalan Teknologi
Informasi Penerbit Andi ,Yogyakarta.
[3]. Abdul, Kadir dan Terra, CH Triwahyuni, 2005,
Pengenalan Teknologi SistemInformasi.
[4]. Aplikasi database & cristal report pada visual
basic 6.0, Penerbit Andi, 2007
[5]. J ogiyanto, 1999, Analisis dan Design Sistem,
Penerbit Andi J ogjakarta.

Diterbitkan Oleh : STMIK Budi Darma Medan 49

Anda mungkin juga menyukai