Anda di halaman 1dari 1

Indonesia : Negara Agraris Pengimpor Beras

Ryan Geza
Kedaulatan pangan sebagai hasil dari revitalisasi pertanian seperti yang diamanatkan UU No
18 Tahun 2012 pasal 2 yang menyebutkan prinsip atau asas penyelenggaraan pangan di
Indonesia harus berdasarkan kedaulatan, kemandirian, ketahanan, keamanan, manfaat,
pemerataan, berkelanjutan, dan keadilan, bak sebuah wacana yang teak pernah terealisasikan.
Kedaulatan pangan disebutkan sebagai kemandirian untuk menentukan kebijakan pangan
sesuai dengan potensi sumber daya lokal. Kedaulatan pangan kini tercederai dan semakin
jauh dari jangkauan bangsa Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris dengan masuknya
beras impor dari negara-negara tetangga
Sementara itu, keseriusan pemerintah untuk membangun pertanian pangan yang berdaya
saing tinggi untuk mengawal kedaulatan pangan semakin lama kian melemah. Revitalisasi
pertanian yang digulirkan Presiden SBY pada tahun 2005 untuk menciptakan kemandirian
pangan yang kuat dan meningkatkan kesejahteraan petani kini roh dan semangatnya terasa
kian menjauh. Indonesia yang kini berada di ambang pintu krisis pangan membuat kita
prihatin dan hati miris
Kemandirian pangan memang bukan hanya sebatas beras melainkan juga jagung, gula,
garam, kedelai dan daging. Namun apakah komoditas pangan tersebut bernasib lain dengan
beras? Pada tahun 2012, impor jagung mencapai 1,7 juta ton dengan nilai US$ 501,9 juta.
Impor kedelai sepanjang tahun 2012 mencapai 1,9 juta ton dengan nilai US$ 1,2 miliar. Pada
tahun 2012, impor gula pasir mencapai 91,1 ribu ton dengan nilai US$ 62 juta. Sepanjang
tahun 2012, RI telah mengimpor garam sebanyak 2,2 juta ton dengan nilai yang mencapai
US$ 108 juta dan Sepanjang tahun 2012, impor beras mencapai 1,8 juta ton dengan nilai US$
945,6 juta
Data statistik diatas terus meningkat pertahun-nya dan entah sampai kapan krisis kemadirian
pangan dinegara yang dikenal sebagai negara agraris ini akan berhenti. Pemerintah juga harus
serius menggarap sektor pertanian secara berkelanjutan agar tidak ada lagi masalah
ketersedian pangan di masyarakat. Selain itu, lebih penting adalah mengakhiri impor bahan
pangan dengan mendorong lebih banyak lagi tumbuhnya industri pengolahan berbasis sumber
daya pertanian lokal, sehingga kesejahteraan petani menjadi lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai