Anda di halaman 1dari 61

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 1

BAB II
GAMBARAN UMUM
KABUPATEN POSO

2.1. KONDISI GEOGRAFIS, ADMINISTRATIF DAN KONDISI FISIK
Kabupaten Poso wilayahnya membentang dari arah tenggara ke Barat Daya dan melebar dari arah Barat ke Timur, dan
sebagian besar berada di daratan pulau Sulawesi. Dan lihat dari posisinya Kabupaten Poso terletak ditengah Sulawesi yang
merupakan jalur strategis yang menghubungkan Sulawesi Utara dengan Sulawesi Selatan.
Letak wilayah Kabupaten Poso dapat dilihat dari berbagai aspek antara lain letak Astronomis, letak geografis dan letak
geologis :
a. Letak Astronomis
Berdasarkan garis lintang dan garis bujur wilayah Kabupaten Poso terletak pada koordinat 106 44 - 21253 LS dan
1200509 - 12052 04 BT . Berdasarkan letak astronomisnya, panjang wilayah Kabupaten Poso dari ujung barat sampai
ujung timur diperkirakan jaraknya kurang lebih 86,2 Km. Lebarnya dari utara ke selatan dengan jarak kurang lebih 130 Km.
b. Letak Geografis
Dilihat dari posisinya dipermukaan bumi letak wilayah Kabupaten Poso secara umum terletak dikawasan hutan dan
lembah pegunungan. Dan kawasan lainnya terletak pada pesisir pantai yang sebagian terletak diperairan Teluk Tomini dan
Teluk Tolo.
c. Letak Geologis
Secara geologis wilayah Kabupaten Poso terletak pada deretan pegunungan lipatan, yakni Pegunungan Fennema dan
Tineba di bagian barat, Pegunungan Takelekaju di bagian barat daya, Pegunungan Verbeek di bagian tenggara,
Pegunungan Pompangeo dan pegunungan Lumut di bagian timur laut.
Luas daratan Kabupaten Poso setelah terpisah dengan Kabupaten Tojo Una-una diperkirakan sekitar 8.712,25 Km atau
12,81 persen dari luas daratan Propinsi Sulawesi Tengah, bila dibandingkan dengan luas daratan kabupaten yang ada di Propinsi
Sulawesi Tengah, Kabupaten Poso menempati urutan keempat.
Pada tahun 2010 Kabupaten Poso mengalami pemekaran kecamatan, yaitu Kecamatan Pamona Puselemba. Kecamatan ini
merupakan pemekaran dari Kecamatan Pamona Utara dengan luas wilayah kira-kira 560,05 Km. Terdiri dari 10 wilayah pedesaan,
dengan ibukota kecamatan yaitu Desa Singele. Jika dilihat berdasarkan luas kecamatan, Kecamatan Lore Tengah memiliki luas
terbesar yaitu kira-kira 976,37 Km atau 11,21 persen dari luas Kabupaten Poso.
Wilayah Kabupaten Poso dibatasi oleh batas alam yakni kawasan pantai dan pegunungan/perbukitan dengan batas
administratif sebagai berikut :
Sebelah Utara :
Berbatasan dengan Teluk Tomini dan Provinsi Sulawesi Utara
Sebelah selatan :
Berbatasan dengan Provinsi sulawesi selatan
Sebelah Timur :
Berbatasan dengan wilayah Kabupaten Tojo Una-una
Sebelah Barat : Berbatasan dengan wilayah Kabupaten Donggala dan kabupaten Parigi Moutong

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 2

Pada belahan utara wilayah ini terdiri dari Kecamatan-kecamatan Poso Pesisir, Poso kota, lage, dimana sebagian
wilayahnya berbatasan dengan pantai Teluk Tomini. Dibelahan timur adalah sebagian Pamona Timur yang berbatasan dengan
kabupaten Morowali dan sebagian Lage berbatasan dengan Kecamatan Tojo Una-una. Dan pada belahan Barat terdiri dari
Kecamatan Lore Utara, Lore Tengah dan Lore Barat yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten donggala dan Kabupaten Parigi
moutong. Sedangkan Kecamatan Pamona Selatan dan Lore selatan sebagian wilayahnya berbatasan dengan Propinsi Sulawesi
Selatan.
Wilayah Kabupaten Poso sebagian besar merupakan kawasan pegunungan dan perbukitan, maka ketinggian wilayah pada
umumnya berada diatas 500 meter dari permukaan laut. Kemiringan tanah/lereng yang terdiri dari :
Kemiringan 0-2 % (datar agak landai), tersebar diseluruh kecamatan khususnya Kecamatan Pamona Selatan
Kemiringan 3-15 % (landai agak miring) tersebar hampir diseluruh kecamatan kecuali Kecamatan Lage
Kemiringan 16-40 % (miring agak curam), terdapat dihampir seluruh kecamatan kecuali di wilayah Kecamatan Lore selatan.
Sedangkan kemiringan yang terluas terdapat di Kecamatan Lore Utara
Kemiringan lebih dari 40 % (sangat curam), merupakan bagian terluas dari seluruh luas kemiringan tanah di wilayah
Kabupaten Poso.



KECAMATAN
LUAS
(km
2
)
PERSENTAS
E (%)
BANYAKNYA DESA/KELURAHAN
DESA KELURAHAN JUMLAH
Pamona Selatan 399,86 4,59 12 - 12
Pamona Barat 272,16 3,12 5 - 5
Pamona Tenggara 487,4 5,59 9 - 9
Pamona Pusalemba 560,05 6,43 7 3 10
Pamona Utara 614,61 7,05 7 3 10
Pamona Timur 701,95 8,06 12 - 12
Lore selatan 569,49 6,54 8 - 8
Lore barat 428,2 4,91 6 - 6
Lore Utara 864,61 9,92 7 - 7
Lore Tengah 976,37 11,21 8 - 8
Lore Timur 423,87 4,87 4 - 4
Lore Peore 327,87 3,76 5 - 5
Poso Pesisir 437,39 5,02 12 2 14
Poso Pesisir selatan 563,06 6,46 8 - 8
Poso Pesisir Utara 623,47 7,16 9 - 9
Poso Kota 12,8 0,15 - 4 4
Poso Kota Selatan 27,62 0,32 - 5 5
Poso Kota Utara 20,04 0,23 - 6 6
Lage 401,43 4,61 14 - 14
JUMLAH
8712,25 100 133 23 156
Tabel 2.1
Luas Daerah Dan Pembagian Daerah Administrasi Kabupaten Poso
Sumber: Buku Kabupaten Poso Dalam Angka tahun 2012

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 3

Gambar 2.1
Peta Administrasi Kabupaten Poso

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 4


Gambar 2.2
Peta Wilayah Kajian Kabupaten Poso Tahun 2013

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 5



Gambar 2.3
Peta Orientasi Kabupaten Poso Dalam Wilayah Provinsi

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 6




No
Kode
Sampel

Luas DAS
(km2) (A)
Panjang
Sungai
Utama
(km) (L)
Koefisien
Bentuk (F)
KerapatanSungai
(G)
Kemiringan
Sungai
(% S)
Laju Erosi
(LE)
(ton/Ha/
Tahun)
Laju
SedimentasiSungai
(LSS) (ton/tahun)
1
Kodina-Boe
8.875,14 38,58 32,84 0,0019 1,30 57,98 12,14
2
Bancea-
Panja
13.768,98 25,17 21,73 0,0028 2,02 36,37 9,12
3 Taipa 3.727,95 12,15 25,25 0,0067 9,84 14,89 5,39
4 Meko 46.793,16 54,89 15,53 0,0021 2,14 50,90 13,49
5 Salukaia 7.108,53 16,31 26,72 0,0061 7,35 18,85 6,69
6 Toinasa 7.826,36 12,45 50,49 0,0055 8,62 25,05 9,15
7
Saluopa-
Mayakeli
589,51 5,64 238,59 0,0035 0,92 42,39 6,91
8
Peura-
Sangele
97,26 5,30 124,50 0,0033 11,28 14,89 5,47
9
Dulumai-
Tokilo
9.359,51 8,59 126,84 0,0025 2,85 25,20 7,13






No. NAMA DANAU LUAS (Ha)
1 Danau Poso 36.543 ha
2 Danau Wanga 23 ha
3 Danau Laguna Madale 6 ha
Tabel 2.2
Daerah Aliran Sunga (DAS) di Wilayah Kabupaten Poso
Sumber: Dokumen RTRW Kabupaten Poso
Tabel 2.3
Daerah Kawasan Sekitar Danau Di Wilayah Kabupaten Poso
Sumber: Dokumen RTRW Kabupaten Poso

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 7







6

6
Gambar 2.4
Peta Daerah Aliran Sungai Kabupaten Poso

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 8

Keadaan iklim di Kabupaten Poso dikenal dengan iklim hujan tropis, karena pada bagian Utara Wilayah ini dilalui oleh
garis Khatulistiwa. Berdasarkan pengamatan melaui Badan Metereologi, Klimatologi dan Geifisika (BMKG) kasiguncu Poso
Tahun 2011 secara umum rata-rata suhu udara maksimum/minimum berada pada 31.21C dan 22.5C. jika dibandingkan
dengan tahun-tahun sebelumnya suhu udara rata-rata tidak banyak mengalami perubahan.
Kelembaban udara selama tahun 2011 rata-rata berkisar antara 72-84 persen. Sedangkan jika dibandingkan
kelembaban udara tahun 2010 rata-rata berkisar antara 82-86 persen. Rata-rata penyinaran matahari setiap bulan sejak lima
tahun terakhir berkisar antara 47-81 persen.
Pada umumnya kecepatan angin rata-rata selama lima tahun terakhir (2007-2011) berkisar antara 1-7 knot/jam, dan
pada tahun 2011 rata-rata antara 1-5 knot/jam. Kecepatan angin maksimum setiap bulan pada tahun 2011 berkisar antara 10-
15 knot. Keadaan ini paling rendah jika dibandingkan dengan keadaan selama 5 tahun terakhir.
Menurut catatan curah hujan dari Badan Metereologi dan Geofisika Kabupaten Poso bahwa rata-rata jumlah curah
hujan selama tahun 2007-2011 relatif rendah setiap tahunnya, dimana setiap bulan selama periode tersebut berkisar antara 49-
560,1 mm. Pada tahun 2011 curah hujan tertinggi terjadi bulan Desember yakni 560,1 mm yang terjadi selama 20 hari.
Sedangkan terendah 76 mm selama 20 hari yang terjadi di Bulan juli. Dari pengematan ini berdasarkan klasifikasi dari MEN
MOHR bahwa selama tahun 2011 keadaan curah hujan relatif tinggi. Dari 12 bulan, 2 bulannya merupakan bulan kering, 4
bulan basah dan sisanya bulan lembab.


















BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 9

Tabel 2.4
Curah Hujan Dan Hari Hujan Pada Stasiun Kasiguncu Poso Tahun 2007 - 2011
Sumber : Kabupaten Poso Dalam Angka Tahun 2011








NO BULAN
Tahun
2007 2008 2009 2010 2011
1 Januari 89,0/17 25,0/11 80/11 121/15 138/13
2 Februari 294,8/20 191,3/15 76/16 235/14 301,6/19
3 Maret 260,9/19 231,0/17 379/22 166/14 252,8/17
4 April 351,1/23 456,8/17 79/17 175/12 392,9/18
5 Mei 292,8/18 119,4/19 110/13 66/12 148,7/17
6 Juni 429,8/18 238,3/19 139/18 253/17 187/12
7 Juli 145,1/20 74,6/19 186/14 215/19 76/20
8 Agustus 203,8/18 78,9/18 307/14 170/17 36,3/8
9 September 183,4/9 95,1/20 78/4 193/12 142/10
10 Oktober 197,4/15 222,5/17 49/9 161/17 273,3/23
11 November 92,7/19 336,7/22 252/16 65/19 302/18
12 Desember 331,6/18 321,1/19 119/11 210/14 560,1/20
Kabupaten Poso 239,3/17,8 199,2/17,8 154,5/13,8 218,8/16,1 234,2/16,3

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 10

2.2. KONDISI DEMOGRAFIS
Jumlah penduduk Kabupaten Poso pada tahun 2012 mencapai 261378 jiwa. Jumlah ini merupakan hasil proyeksi
penduduk berdasarkan hasil Sensus Penduduk (SP) tahun 2011. Jumlah penduduk laki-laki mencapai 135311 jiwa, sementara
jumlah penduduk perempuan 126067 jiwa. Jika dibandingkan tahun 2011 jumlah penduduk kabupaten poso bertambah 19.799
jiwa. Pesatnya pertambahan penduduk menunjukkan meningkatnya pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Poso.
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka tingkat kepadatan penduduk juga mengalami peningkatan.
Kepadatan penduduk tercatat 24 jiwa/km dengan luas area 12,8 Km. Sementara Kecamatan Lore Tengah memiliki penduduk
terjarang sekitar 4 jiwa/Km dengan luas area 976,37 Km.
Berdasarkan kepadatan penduduk pada tingkat kecamatan dapat dilihat sebagian besar penduduk terpusat di ibukota
kabupaten yaitu sebesar 9,68 persen dengan 20,632 jiwa, diikuti Kecamatan Poso Pesisir sebesar 9,61 persen dengan jumlah
penduduk 20,470 jiwa dan Kecamatan Pamona selatan sebesar 8,78 persen dengan jumlah penduduk 18, 712 jiwa.
Rasio jenis kelamin di Kabupaten Poso tahun 2011 adalah sebesar 108, yang berarti setiap 100 penduduk perempuan
terdapat 108 penduduk laki-laki atau jumlah penduduk laki-laki masih lebih dominan dari penduduk perempuan. Sex ratio
terbesar terdapat di Kecamatan Lore Timur yaitu sebesar 121. Sementara jumlah rumah tangga di Kabupaten Poso sekitar
51.863 rumah tangga, dengan rata-rata jumlah penduduk tiap rumah tangga sebanyak 4 jiwa. Jumlah rumah tangga terbanyak
terdapat dikecamatan Poso kota, sekitar 4.742 rumah tangga.
Distribusi penduduk Kabupaten Poso berdasarkan kelompok umur terbanyak pada usia 10 tahun kebawah. Baik
penduduk laki-laki maupun perempuan hampir sama, kelompok umur 10 tahun kebawah memiliki persentase tertinggi. Dari
total 213.096 jiwa penduduk, distribusi terbesar diusia 5-9 yaitu sebanyak 23.438 jiwa.














BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 11

Sumber: Buku Poso Dalam Angka tahun 2012



KECAMATAN
LUAS
(km
2
)
JUMLAH PENDUDUK
KEPADATAN PENDUDUK PER
KM
2

Pamona Selatan 399,86 22005 47
Pamona Barat 272,16 11522 35
Pamona Tenggara 487,4 8863 14
Pamona Pusalemba 560,05 21712 20
Pamona Utara 614,61 14779 34
Pamona Timur 701,95 11718 14
Lore selatan 569,49 6203 10
Lore barat 428,2 2851 7
Lore Utara 864,61 13536 14
Lore Tengah 976,37 5005 4
Lore Timur 423,87 6596 12
Lore Peore 327,87 3765 9
Poso Pesisir 437,39 24637 47
Poso Pesisir selatan 563,06 10675 16
Poso Pesisir Utara 623,47 19984 26
Poso Kota 12,8 28854 1611
Poso Kota Selatan 27,62 11256 332
Poso Kota Utara 20,04 15992 562
Lage 401,43 21425 46
JUMLAH
2012 8712,25 261378 24
2011 8712,25 241579 24
2010 8712,25 241219 24
2009 8712,25 220472 22
2008 8712,25 205217 21





Tabel 2.5
Jumlah Penduduk Perkecamatan Dan Rata - Rata Kepadatannya

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 12




KECAMATAN
JENIS KELAMIN
RATIO JENIS
KELAMIN
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
Pamona Selatan 11454 10551 22005 109
Pamona Barat 6012 5510 11522 111
Pamona Tenggara 4647 4216 8863 108
Pamona Pusalemba 11125 10587 21712 111
Pamona Utara 7700 7079 14779 104
Pamona Timur 6086 5632 11718 112
Lore selatan 3218 2985 6203 109
Lore barat 1496 1355 2851 110
Lore Utara 7164 6372 13536 113
Lore Tengah 2682 2323 5005 115
Lore Timur 3587 3009 6596 121
Lore Peore 2005 1760 3765 116
Poso Pesisir 12601 12036 24637 106
Poso Pesisir selatan 5531 5144 10675 108
Poso Pesisir Utara 10312 9672 19984 109
Poso Kota 14672 14182 28854 106
Poso Kota Selatan 5756 5500 11256 99
Poso Kota Utara 8164 7828 15992 103
Lage 11099 10326 21425 109
JUMLAH
2012 135.311
126.067
261378 108
2011 125.319 116.260 241579 108
2010 125.167 116.052 241219 105
2009 114.547 105.925 220472 105
2008 106796 98.421 205217 107






Sumber: Dinas Kependudukan Data tahun 2012
Tabel 2.6
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Ratio Jenis Kelamin

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 13





KECAMATAN
TAHUN
2008 2009 2010 2011 2012
Poso Kota 19887 21325 23951
24393
28854
Poso pesisir 19458 20637 22956
22873
24637
Lage 17031 18208 19846
20204
21425
Pamona Pusalemba - - -
-
21712
Pamona Timur 10183 11373 12062
11534
11718
Pamona Selatan 17774 18188 20545
20318
22005
Lore Utara 10282 10763 11334
11419
13536
Lore Tengah 4284 4904 5120
5111
5005
Lore Selatan 5543 5913 6276
6265
6203
Poso Pesisir Utara 15830 17050 18309
18394
19984
Poso Pesisir Selatan 8950 9931 10052
9740
10675
Pamona Barat 8654 10263 11374
11481
11522
Poso Kota Selatan 7914 8662 9707
9943
11256
Posos Kota Utara 12389 12407 14055
14217
15992
Lore Barat 2321 2486 2741
2735
2851
Lore Timur 4177 5215 5917
6021
6596
Lore Piore 2873 3048 3678
3655
3765
Pamona Tenggara 7443 8353 8769
8799
8863
Pamona Utara 30224 31756 34527
34477
14779
JUMLAH 205217 220472 241219
241579
261378






Sumber: Dinas Kependudukan Data tahun 2012
Tabel 2.7
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Di Kabupaten Poso Tahun 2008-2012

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 14

Perhitungan proyeksi penduduk menggunakan Persamaan Bunga Berganda (Metode Geometrik), dengan Rumusan Pt
= Po (1+r )
n
. Tabel berikut akan menyajikan proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Poso 5 tahun yang akan datang, dengan
asumsi pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 1,85 % per tahun.




Sumber : Pokja Kabupaten Poso









NO KECAMATAN
JUMLAH PENDUDUK (JIWA)
2013 2014 2015 2016 2017
1 Poso Kota 29.388 29.931 30.485 31.049 31.624
2 Poso Pesisir 25.093 25.557 26.030 26.511 27.002
3 Lage 21.821 22.225 22.636 23.055 23.482
4 Pamona Muselemba 22.114 22.523 22.939 23.364 23.796
5 Pamona Timur 11.935 12.156 12.380 12.609 12.843
6 Pamona Selatan 22.412 22.827 23.249 23.679 24.117
7 Lore Utara 13.786 14.041 14.301 14.566 14.835
8 Lore Tengah 5.098 5.192 5.288 5.386 5.485
9 Lore Selatan 6.318 6.435 6.554 6.675 6.798
10 Poso Pesisir Utara 20.354 20.730 21.114 21.504 21.902
11 Poso Pesisir Selatan 10.872 11.074 11.278 11.487 11.700
12 Pamona Barat 11.735 11.952 12.173 12.399 12.628
13 Poso Kota Selatan 11.464 11.676 11.892 12.112 12.336
14 Poso Kota Utara 16.288 16.589 16.896 17.209 17.527
15 Lore Barat 2.904 2.957 3.012 3.068 3.125
16 Lore Timur 6.718 6.842 6.969 7.098 7.229
17 Lore Piore 3.835 3.906 3.978 4.051 4.126
18 Pamona Tenggara 9.027 9.194 9.364 9.537 9.714
19 Pamona Utara 15.052 15.331 15.615 15.903 16.198
Jumlah 266.213 271.138 276.155 281.263 286.467
Tabel 2.8
Proyeksi Penduduk Kabupaten Poso

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 15

2.3. KEUANGAN DAN PEREKONOMIAN DAERAH

2.3.1 Keuangan Pemerintah daerah
Dalam pengelolaan rencana anggaran pendapatan dan belanja daerah danut suatu sistem anggaran yang berimbang
dan dinasis. Sistem berimbang adalah terdapatnya keseimbangan antara penerimaan dan pengeluaran, sedangkan sistem
yang dinamis berarti terjadi peningkatan tabungan pemerintah.
Setiap tahun pemerintah mengajukan anggaran untuk melaksanakan agenda kegiatan yang direncanakan dalam se-
tahun kedepan. Sejak tahun 2006 Kabupaten Poso telah menerapkna sistem anggaran berbasis kinerja. Melalui sistem ini
diharapkan anggaran yang digunakan efektif dan efisien. Sistem berbasis kinerja ini sangat penting diterapkan karena
sebagian besar anggaran diserap untuk belanja pegawai. Sudah seharusnya dana yang dikeluarkan diimbangi dengan output
yang dihasilkan pegawai.
2.3.2 Pengelolaan Pendapatan Daerah
Pendapatan Daerah merupakan seluruh penerimaan yang berasal dari daerah itu sendiri dan alokasi dari pemerintah
pusat sebagai hak pemerintah daerah yang tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.
2.3.2.1 Pendapatan Asli Daerah.
Pada tahun 2012 realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 26.224.302.860,06 rupiah. Penerimaan pendapatan
daerah berasal dari Pendapatan Asli Daerah Sendiri (PADS) yang berasal dari pajak daerah, retribusi daerah, laba perusahaan
daerah dan penerimaan lain-lain. Untuk PADS sendiri dana terbesar disumbangkan oleh retribusi daerah mencapai
13.665.264.683,60 rupiah. Selain itu penerimaan daerah juga berasal dari hasil pajak, bukan pajak dan penerimaan lain yang
sah.
2.3.2.2 Dana Perimbangan
Pendapatan daerah yang berasal dari Dana Perimbangan sangat tergantung dari kebijakan pemerintah pusat. Di tahun
2012 pendapatan daerah yang berasal dari perimbangan sebesar 603.141.171.905,00 rupiah. Kontribusi Dana Perimbangan
lebih besar dibandingkan Pendapatan Asli Daerah terhadap pendapatan pemerintah daerah kabupaten.




BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 16

2.3.2.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Pendapatan daerah yang bersumber dari Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah terdiri atas Dana Bagi Hasil Pajak
dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, dan Bantuan Keuangan dari Provinsi
atau Pemerintah Daerah Lainnya. Realisasi pendapatan dari Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah di tahun 2012 yaitu
2.548.435.500,00 rupiah.
2.3.3 Pengelolaan Belanja Daerah
Belanja daerah sebagai salah satu instrumen penting dalam mewujudkan visi misi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah, olehnya itu tentu saja kebijakan yang terkait dengan pengelolaan belanja daerah diarahkan pada upaya
pemenuhan pelaksanaan kebijakan strategis dan program-program prioritas yang menunjang pencapaian visi, misi dan
sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Realisasi belanja daerah tercatat mencapai 736.679.387.042,39 rupiah, realisasi
ini mencakup belanja langsung dan biaya tidak langsung. Dana anggaran digunakan untuk belanja tidak langsung sebesar
465.036.096.921,39 rupiah dengan belanja pegawai paling banyak menyerap anggaran sebesar 427.773.463.905,00 rupiah
dari total belanja tidak langsung pada tahun 2012. Sementara untuk belanja langsung menghabiskan dana sebesar
271.643.290.121,00 rupiah. Belanja langsung mencakup belanja pegawai, belanja barang dan jasa serta belanja modal.
Belanja modal paling banyak menyerap dana untuk belanja langsung yaitu sebesar 145.920.222.002,00 rupiah.










BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 17




No
Realisasi Anggaran
Tahun
Rata
rata
Pertumbu
han
2008 2009 2010 2011 2012

A Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3) 550.751.525,00 572.868.472,00 554.979.291.156,29 695.429.034.078,41 721.861.614.796,56
0,2552
a.1
Pendapatan Asli Daerah
(PAD)
11.292.570,00 23.042.186,00 21.179.872.602,29

25.654.921.613,41
26.224.302.860,06
0,3409
a.1.1 Pajak daerah 1.901.883,00 3.576.591,00 4.031.995.746,31 5.035.084.835,52 5.548.696.438,10
0,3518
a.1.2 Retribusi daerah 7.228.650,00 10.856.859,00 9.098.042.663,96 13.673.257.282,00 13.665.264.683,60
0,3334
a.1.3 Laba perusahaan milik daerah 9.475.543,00 819.009,00 1.251.353.814,54 1.900.713.017,38 612.501.638 -2,2663
a.1.4
Lain-lain pendapatan daerah
yang sah
75.000,00 7.789.726,00 6.798.480.377,48 5.045.866.478,51 6.397.840.100,32
0,3706
a.2 Dana Perimbangan (Transfer) 488.240.401,00 475.532.245,00 462.116.890.339,00 525.463.131.041,00 603.141.171.905,00
0,2443
a.2.1 Dana bagi hasil pajak 2.560.250,00 27.086.675,00 33.596.965.037,00 31.608.773.985,00 30.890.833.721,00
0,3637
a.2.2 Dana bagi hasil bukan pajak - 358.443,00 1.063.388.302,00 2.452.782.239,00 3.767.879.184,00
0,3830
a.2.3 Dana alokasi umum 323.346.439,00 379.547.127,00 387.195.137.000,00 433.883.180.000,00 509.604.879.000,00
0,2806
a.2.4 Dana alokasi khusus 23.317.268,00 68.540.000,00 40.261.400.000,00 57.437.200.000,00 58.877.580.000,00
0,3963
a.3
Lain-lain Pendapatan yang
Sah
134.986.845,00 74.294.040,00 71.682.528.215,00 144.310.981.424,00 2.548.435.500,00
-10,9883
a.3.1 Hibah 165.042.326,00 - - - 2.548.435.500,00
0,1874
a.3.2 Dana darurat - - - - -
a.3.3
Dana bagi hasil pajak dari
provinsi kepada kab./kota
- 10.591.725,00 9.523.750.928,00 15.334.439.469,00 -
0,2755
a.3.4
Dana bagi hasil bukan Pajak
dari Provinsi
- 9.479.440,00 6.863.776,00 468.595,00 -
-2,8057
a.3.5
Dana penyesuaian dan dana
otonomi khusus
- - 58.567.652.011,00 126.976.073.360,00 -
0,1077
a.3.6 Penerimaan Lain-lainnya - 54.222.875,00 3.584.261.500,00 2.000.000.000,00 -
B Belanja (b1 + b.2) 210.453.935.124,00 268.040.841.711,00 590.022.316.517,59 669.530.141.587,41 736.679.387.042,39
0,1940
b.1 Belanja Tidak Langsung 237.799.242,00 321.744.543,00 365.699.027.468.59 398.500.643.390,41 465.036.096.921,39
0,2970
b.1.1 Belanja pegawai 208.579.644,00 260.985.713,00 317.186.780.685,00 358.973.861.085,00 427.773.463.905,00
0,2954
b.1.2 Bunga 126.815,00 45.959,00 82.193.476.59 94.202.596,41 30.408.927,39
-0,5460
b.1.3 Subsidi - - 1.975.000.000,00 6.370.000.000,00 5.649.000.000,00
0,1124
b.1.4 Hibah - 38.859.116,00 23.843.400.425,00 10.861.786.500,00 7.383.050.000.00
-0,1335
b.1.5 Bantuan sosial 12.402.563,00 7.816.717,00 6.914.434.732,00 6.397.997.136,00 5.485.030.100,00
0,0330
b.1.6 Belanja bagi hasil 619.00 977.166,00 977.166.000,00 977.166.000,00 977.166.000,00
0,3996
b.1.7 Bantuan keuangan 15.034.017,00 13.023.871,00 13.292.564.150,00 13.973.563.223,00 16.829.989.989,00
0,2126
b.1.8 Belanja tidak terduga 1.037.200,00 2.096.732,00 1.427.488.000,00 852.066.850,00 907.988.000,00
0,1780
b.2 Belanja Langsung 210.216.135.882,00 267.719.097.168,00 224.323.289.049,00 271.029.498.197,00 298.216.989.576,00
0,0569
b.2.1 Belanja pegawai 22.880.691,00 20.281.046,00 22.402.115.275,00 24.622.701.807,00 26.573.699.395,00
0,2069
b.2.2 Belanja barang dan jasa 95.041.962.851,00 115.530.836.028,00 100.947.648.283,00 110.156.642.817,00 125.723.068.119,00
0,0480
b.2.3 Belanja modal 115.151.292.340,00 152.167.980.094,00 100.973.525.491,00 136.250.153.573,00 145.920.222.002,00
0,0122
C Pembiayaan 11.207.216,17 87.054.093,00 47.872.101.864,23 11.779.249.272,81 35.191.470.919,19
-0,1058
D Surplus/Defisit Anggaran 77.773.331.520,10 38.952.666.063,33 35.042.989.361,30 25.898.892.491,00 14.817.772.245,83 0,4418
Tabel 2.9
Ringkasan Realisasi APBD 5 Tahun Terakhir
Sumber : Realisasi APBD & Kabupaten Poso Dalam angka Tahun 2008-2012


BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 18

2.4.2 Pengalokasian Anggaran Sanitasi

Pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar sanitasi yang terdiri
dari drainase, pengelolaan limbah dan persampahan di Kabupaten Poso selama 5 tahun terakhir memiliki proporsi yang hanya
bekisar di 0,03 %. Tahun 2008, proposi anggaran sanitasi terhadap belanja langsung di Kabupaten Poso hanya berkisar
0,01 % Tahun 2009. Begitu pula di tahun 2010 hanya berkisar pada angka 0,01 %. Tahun 2011 0,02 %. Pada tahun 2012,
proporsinya meningkat di angka 0,03 % .

Tabel 2.10
Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Poso Tahun 2008- 2012

No SKPD
Tahun Rata- rata
pertumbuhan
2008 2009 2010 2011 2012

1 PU-CK - - - 2.647.040.000,00 3.376.638.000,00 0,4067
1.a Investasi - - - 2.647.040.000,00 3.376.638.000,00 0,4067
1.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - - -
2 KLH - - 119.867.750,00 - 885.608.000,00 0,4323
2.a Investasi - - 119.867.750,00 - 885.608.000,00 0,4323
2.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - - -
3
Dinas Perumahan dan
Kebersihan
5.754.415.200,00 4.002.083.000,00 2.137.230.500,00 1.921.413.000,00 2.689.509.000,00
-0,2274
3.a Investasi 5.754.415.200,00 4.002.083.000,00 2.137.230.500,00 1.921.413.000,00 2.445.009.000,00 -0,2417
3.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - 244.500.000,00 -
4 Dinkes 597.540.000,00 25.822.000,00 356.973.000,00 240.362.000,00 250.086.440,00 -4,3318
4.a Investasi 597.540.000,00 25.822.000,00 307.653.000,00 240.362.000,00 244.106.690,00 -4,2963
4.b operasional/pemeliharaan (OM) - - 49.320.000,00 - 5.979.750,00 -7,2478
5 Dinas Perumahan PU - - - - 2.693.620.000,00 -
5.a Investasi - - - - 2.693.620.000,00 -
5.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - -
6 Bapermas - - - - -
6.a Investasi - - - - - -
6.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - - -
7 SKPD lainnya - - - - -
7.a Investasi - - - - - -
7.b operasional/pemeliharaan (OM) - - - - - -
-
8 Belanja Sanitasi (1+2+3+n) 6.351.955.200,00 4.027.905.000,00 2.614.071.250,00 4.808.814.000,00 9.895.461.440,00 -0,0672

9
Pendanaan investasi sanitasi
Total (1a+2a+3a+na)
6.351.955.200,00 4.027.905.000,00 2.564.751.250,00 4.808.814.000,00 9.644.981.690,00
-0,0711

10
Pendanaan OM
(1b+2b+3b+nb)
- -
49.320.000,00 - 250.479.750,00
0,4015

11 Belanja Langsung
210.216.135.882,00 267.719.097.168,00 224.323.289.049,
00
271.029.498.197,
00
298.216.989.576,00
0,0569
-
12
Proporsi Belanja Sanitasi
Belanja Langsung(8/11)
0,03 0,01
0,01

0,02 0,03
-

13 Proporsi Investasi Sanitasi
Total Belanja Sanitasi (9/8)
1 1 0,98 1 0,97
-

14 Proporsi OM Sanitasi Total
Belanja Sanitasi (10/8)
0 0
0,02 0 0,02
-
Sumber : Realisasi APBD tahun 2008 - 2012 diolah

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 19

Tabel 2.11
Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Per-Subsektor Kabupaten Poso
Tahun 2008 2012

No Subsektor
Belanja (Rp)
Rata-rata
pertumbuhan
2008 2009 2010 2011 2012

1 Air Limbah (1a+1b) 212.455.950 0 0 1.573.550.000 2.496.370.000 0,0720
1.a Pendanaan Investasi air limbah 212.455.950 0 0 1.573.550.000 2.251.870.000 -
1.b Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD 0 0 0 0 244.500.000 -
1.c Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun 0 0 0 0 0 -
2 Sampah (2a+2b) 0 0 119.867.750 0 0 -
2.a Pendanaan Investasi air limbah 0 0 119.867.750 0 0 -
2.b Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD 0 0 0 0 0 -
2.c Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun 0 0 0 0 0 -
3 Drainase (3a+3b) 1.890.039.850 200.000.000 473.270.000 887.923.000 5.817.897.000 -1,3116
3.a Pendanaan Investasi air limbah 1.890.039.850 200.000.000 473.270.000 887.923.000 5.817.897.000 -1,3116
3.b Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD 0 0 0 0 0 -
3.c Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun 0 0 0 0 0 -
4 Aspek PHBS 525.000.000 14.572.000 307.653.000 240.362.000 244.106.690 -6,8679

5 Aspek air Bersih 3.724.459.400 3.813.333.000 1.663.960.500 1.663.490.000 3.579.228.000 -0,1466
6 Belanja Sanitasi (1+2+3+4+5) 6.351.955.200 4.027.905.000 2.564.751.250 4.808.814.000 9.889.481.690 -0,0599

7 Belanja Langsung APBD 210.216.135.882 267.719.097.168 224.323.289.049
271.029.498.1
97
298.216.989.5
76
0,0569



8 Proporsi Belanja Sanitasi - Belanja Langsung (6/7) 0,030 0,015 0,011 0,011 0,033 0,02

9 Proporsi Belanja Air Limbah - Belanja Sanitasi (1/6) 0,033 0 0 0,33 0,025 0,0116

10 Proporsi Belanja Sampah - Belanja Sanitasi (2/6) 0 0 0,046 0 0 0,0092

11 Proporsi Belanja Drainase - Belanja Sanitasi (3/6) 0.29 0,049 0,18 0,29 0,58 0,28

12 Proporsi Belanja PHBS - Belanja Sanitasi (4/6) 0,082 0,003 0,11 0,079 0,024 0,0596
13 Proporsi Belanja Air Bersih - Belanja Sanitasi (5/6) 0,58 0,94 0,64 0,54 0,36 0,612





Tabel 2.12
Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Poso Tahun 2008 2012

No D e s k r i p s i
Tahun Rata-rata
pertumbuhan
2008 2009 2010 2011 2012

1
Total Belanja Sanitasi
Kabupaten/Kota
6.351.955.200 4.027.905.000 4.480.018.750 4.808.814.000 7.974.214.190
-0,0861

2 Jumlah Penduduk 205.217 220.472 241.219 241.579 261.378
0,0464

Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2) 30952.38309 18269.46279 18572,41241 19905,76168 30508,36027 -0,1327
Sumber : Realisasi APBD tahun 2008 - 2012, diolah




Sumber : Realisasi APBD tahun 2008 - 2012, diolah


BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 20

Tabel 2.13
Realisasi Dan Potensi Retribusi Sanitasi Per Subsektor
Tahun 2007 2011

No SKPD
Retribusi Sanitasi Tahun (Rp)
Rata-rata
pertumbuhan
2008 2009 2010 2011 2012

1 Retribusi Air Limbah 4.480 7.520 16.070.000 16.420.000 16.250.000
0,3421
1.a Realisasi retribusi 4.480 7.520 16.070.000 16.420.000 16.250.000
0,3421
1.b Potensi retribusi - - - -
-
2 Retribusi Sampah 2.518 10.250 24.200.000 28.800.000 39.020.000
0,3396
2.a Realisasi retribusi 2.518 10.250 24.200.000 28.800.000 39.020.000
0,3396
2.b Potensi retribusi - - - - -
-
3 Retribusi Drainase - - - - -
-
3.a Realisasi retribusi - - - - -
-
3.b Potensi retribusi - - - - -
-

4 Total Realisasi Retribusi Sanitasi (1a+2a+3a) 6.998 17.770 40.270.000 45.220.000 55.570.000 0,3641

Sumber : Kabupaten Poso Dalam Angka

Tabel 2.14
Perhitungan Pendanaan Sanitasi Oleh APBD Kabupaten Poso
Tahun 2008 2012

No Uraian
Belanja Sanitasi (juta rupiah) Rata-rata
Pertumbuhan 2008 2009 2010 2011 2012

1
Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 +
1.4 )
6.351.955.200 4.027.905.000 2.564.751.250 3.032.137.000 9.889.481.690 -0,0599
1.1 Air Limbah Domestik 212.445.950 0 0 0 248.250.000 0,0721
1.2 Sampah rumah tangga 0 0 119.867.750 0 0 0
1.3 Drainase lingkungan 1.890.039.850 200.000.000 473.270.000 887.923.000 5.817.897.000 -1,3116
1.4 PHBS 525.000.000 14.572.000 307.653.000 240.362.000 244.106.690 -6.8679
1.5 Air Bersih 3.724.459.400 3.813.333.000 1.663.960.500 1.663.490.000 3.579.228.000 -0,1466

2
Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 +
2.3 )
0 0 0 0 0 0
2.1 DAK Sanitasi 0 0 0 0 0 0
2.2 DAK Lingkungan Hidup 0 0 0 0 0 0
2.3 DAK Perumahan dan Permukiman 0 0 0 0 0 0

3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi 0 0 0 0 0 0

Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-
3)
6.351.955.200 4.027.905.000 2.564.751.250 3.032.137.000 9.889.481.690 -0,0599

Total Belanja Langsung 210.216.135.882 267.719.097.168 224.323.289.049 271.029.498.197 298.216.989.576 0,0569

% APBD murni terhadap Belanja
Langsung


Sumber : Realisasi APBD tahun 2008 - 2012, diolah



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 21

Secara garis besar /makro tentang pertumbuhan pembangunan/pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita
Kabupaten Poso dapat dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang diuraikan secara singkat dibawah ini.
PDRB merupakan suatu dasar pengukuranatas nilai tambah yang mampu diciptakan akibat timbulnya berbagai aktifitas
ekonomi dalam suatu wilayah/bagian. Data PDRB dapat menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber
daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki. Berikut perkembangan PDRB Kabupaten Poso 5 tahun terakhir


No D e s k r i p s i
Tahun
Rata-rata
pertumbuhan
2007 2008 2009 2010 2011

1 PDRB ADHK (Jt Rp.) 866.243 954.662 1.029.369 1.109.852 1.121.228 0,0495
2 PDRB ADHB (Jt Rp) 1.400.933 1.632.011 1.865.706 2.137.797 2.446.703 0,1040
3 PDRB/ Kapita ADHK (Ribu Rp) 4.895.91 5.109,97 5.193,95 5.304.510 5.637.026 0,2232

2 PDRB/ Kapita ADHB (Ribu Rp) 7.739,23 8.735,27 9.413,91 10.188,87 10.575,54 0,0597

3 Pertumbuhan Ekonomi (%) 7,67 7,72 7,83 7,86 8,23 0,0138
Sumber : Kabupaten Poso Dalam Angka




No D e s k r i p s i Tahun 2013
1 Indeks Ruang Fiskal Daerah (IRFD) 0,58
2 Indeks Persentase Penduduk Miskin Daerah (IPPMD) 0,79
3 Tingkat Penyediaan Dana Rendah


2.4. TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN

2.4.1 Latar Belakang dan Informasi Mengenai Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Poso

Dalam rangka melaksanakan pembangunan daerah, telah diupayakan adanya keterpaduan pembangunan sektoral dan
wilayah/daerah. Wujud operasionalnya secara terpadu diselenggarakan melalui pendekatan wilayah yang tertuang dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang komprehensif dan bersinergi dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan
Provinsi. Semakin pesatnya perkembangan suatu wilayah/daerah yang dicirikan dengan lajunya pembangunan yang beraneka
Tabel 2.15
Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PRDB) Kabupaten Poso 5 Tahun Terakhir
Tabel 2.16
Ruang Fiskal Kabupaten Poso Tahun 2013

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 22

ciri dan sifat kehidupan perkotaan, maka diperlukan suatu pengarahan, penelitian, perencanaan dan pengembangan untuk
tertib pembangunan dan pengembangan suatu wilayah/daerah sebagai suatu unsur pendukung pembangunan yang lebih luas
lagi.
Kabupaten Poso sebagai salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah, memerlukan suatu kebijakan pengaturan
ruang sebagai pengarah perkembangan wilayah di masa mendatang. Kabupaten Poso memiliki banyak potensi, khususnya
sektor pertanian, perkebunan, dan pariwisata, tetapi keberadaan potensi tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal.
Dengan menyusun suatu rencana tata ruang yang mampu mengakomodasi potensi, dan memperhatikan isyu serta persoalan
wilayah, maka diharapkan dapat tercipta suatu pemanfaatan ruang yang optimal, resposif terhadap perkembangan dan tetap
menjaga keseimbangan dengan lingkungan.
Penataan ruang merupakan salah satu instrumen yang bernilai strategis untuk mewadahi proses pembangunan, karena
didalamnya tersirat upaya-upaya penanganan lingkungan, pembangunan ekonomi, pemerataan, dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Penataan ruang sebagai sebuah konsep pemikiran atau gagasan, mencakup penataan semua
kegiatan beserta karakteristiknya yang berkaitan dengan ruang.
Sesuai dengan paradigma baru yang berkembang, penataan ruang daerah ini harus menjadi alat yang dapat
mengurangi kesenjangan pertumbuhan antar wilayah, menterpadukan antar sektor dan mensinkronisasikan program
pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. UndangUndang nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang telah mengamanatkan azas penyelenggaraan penataan ruang, yaitu keterpaduan, keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan, keberlanjutan, dan keberdayagunaan dan keberhasilgunaan, keterbukaan, kebersamaan dan kemitraan,
perlindungan kepentingan umum, kepastian dan keadilan, serta akuntabilitas. Penetapan azas tersebut dilaksanakan demi
mencapai dan mewujudkan keharmonisan dan antara lingkungan alam dan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber
daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta perlindungan fungsi ruang dan
pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
Secara umum kebijakan dan strategi pengembangan wilayah ditujukan untuk meminimalisasi kesenjangan
kesejahteraan masyarakat antar wilayah, dalam hal ini kesenjangan antarwilayah baik antarwilayah pembangunan maupun
antara wilayah perkotaan dan perdesaan.
Pengembangan Kabupaten Poso lebih diarahkan pada :
1. Pengaturan dan pengendalian pusat kegiatan dan pelayanan di seluruh wilayah kabupaten Poso.
2. Pengembangan sistem prasarana wilayah difokuskan pada wilayah-wilayah yang didorong perkembangannya.



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 23

Kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang wilayah Kabupaten Poso bertujuan untuk menumbuhkan integrasi
antar wilayah dan antar kawasan. Dengan terbentuknya integasi fungsional diharapkan dapat mewujudkan pemerataan
pertumbuhan wilayah dengan mempertahankan keseimbangan lingkungan dan ketersediaan sumberdaya alam.
Kebijakan pengembangan struktur ruang wilayah Kabupaten Poso mencakup:

a. Pengembangan pusat-pusat pelayanan guna mendorong pertumbuhan wilayah dan pusat-pusat permukiman disertai
pemerataan berdasarkan budaya sintuwu maroso, guna menggerakkan perkembangan agroindustri, pertanian (dalam arti
luas) dan pariwisata dengan prinsip kelestarian lingkungan menuju pembangunan berkelanjutan; serta
b. Penyediaan sarana-prasarana wilayah untuk lebih mendorong investasi produktif sesuai kebutuhan masyarakat
berlandaskan budaya sintuwu maroso melalui pengembangan dan penyediaaan prasarana transportasi, telekomunikasi,
energi, sumber daya air, dan prasarana lingkungan.
Penjabaran lebih lanjut kebijakan pengembangan struktur ruang terdiri dari :
a. Pemantapan struktur ruang yang ditetapkan melalui kebijakan ini diharapkan integrasi antara wilayah dapat tercipta,
sehingga dapat memicu pertumbuhan wilayah secara merata diseluruh bagian wilayah Kabupaten Poso.
b. Pemantapan sistem perkotaan sesuai dengan peran dan fungsi dengan mempertimbangkan kemampuan daya dukung
dan daya tampung lingkungan.
c. Setiap pusat kegiatan yang dibentuk diharapkan dapat mengoptimalkan potensi dan peluang yang dimilikinya untuk
menjalankan peran dan fungsinya dalam mengembangkan wilayah Kabupaten Poso secara menyeluruh.
d. Pengembangan dan penataan infratruktur wilayah untuk mendorong terbentuknya struktur ruang yang diharapkan.
e. Pengembangan dan peningkatan kualitas Sumberdaya manusia dalam meningkatkan perkembangan wilayah.
2.4.2 Potensi Bencana Alam

2.4.2.1Tanah Longsor
Longsor adalah pergerakan massa batuan/tanah dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Longsor
mudah terjadi pada wilayah yang relatif terjal dengan formasi batuan yang telah mengalami pelapukan dan erosi berat, dan
juga pada wilayah rawan gempa. Agen utamanya adalah hujan dan kadang-kadang dipicu oleh beban dan getaran serta akar
tunggang. Lokasi longsor dan rawan longsor banyak ditemui di sisi-sisi jalan, tebing-tebing dekat sungai (di bagian hulu), tebing
sungai dan lahan perkebunan.
Di Kabupaten Poso, longsor terjadi teritama disepanjang ruas jalan yang memotong lereng perbukitan dan pegunungan
di Kecamatan Lage, Kecamatan Pamona Utara, Kecamatan Pamona Timur, Kecamatan Pamona Tenggara, Kecamatan
Pamona Selatan, Kecamatan Pamona Barat, Kecamatan Lore Selatan, Kecamatan Lore Barat, Kecamatan Lore Tengah,
Kecamatan Lore Peore,Kecamatan Lore Utara dan Kecamatan Lore Timur.


BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 24

Longsor tebing sungai paling para terjadi di muara sungai Poso, khususnya di Desa Watuawu Kecamatan Lage dan
Kelurahan Sayo Kecamatan Poso Kota Selatan. Pada kedua tempat ini longsor telah hamper memutuskan badan jalan arteri
trans Sulawesi, selain itu telah mengancam permukiman penduduk. Lebih jelasnya, mengenai sebaran kawasan rawan longsor
di wilayah Kabupaten Poso dapat dilihat pada Gambar Peta berikut ini :

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 25


Gambar 2.5
Peta Rawan Longsor

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 26

2.4.2.2. Banjir
Beberapa kawasan di wilayah Kabupaten Poso sering dilanda banjir dan genangan periodik. Disamping faktor
curah hujan, faktor topografi sangat berpengaruh, termasuk diantaranya beda tinggi dasar sungai dan tanah setempat
relatif kecil.
Beberapa kejadian banjir berkarakteristik banjir bandang dengan periode genangan singkat namun menimbulkan
kerugian harta benda yang besar. Hal ini sangat berkaitan dengan kondisi permukaan lahan hutan yang telah terbuka
untuk perkebunan rakyat serta topografi wilayah yang memiliki kelerengan. Karakteristik banjir di Kabupaten Poso
adalah :
1. Banjir dan genangan periodik terjadi disekitar Das danau Poso dan muara sungai Poso serta Das Saemba-Walati,
meliputi: kecamatan Pamona Selatan, Kecamatan Pamona Tenggara, Kecamatan Pamona Timur, Kecamatan
Pamona Barat, Kecamatan Pamona Utara, Kecamatan Lage dan Kecamatan Poso Pesisir Selatan..
2. Banjir bandang terjadi pada Das Sungai Tambarana, sungai Puna dan sungai Lariang, meliputi; Kecamatan Poso
Pesisir Utara, Kecamatan Poso Pesisir, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kecamatan Lore Utara, Kecamatan
Lore Selatan dan Kecamatan Lore Barat.
Lebih jelasnya, mengenai sebaran kawasan rawan banjir di wilayah Kabupaten Poso dapat dilihat pada Gambar Peta
berikut :




















BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 27


Gambar 2.6
Peta Rawan Banjir

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 28

2.4.2.3. Gempa Bumi
Gempa bumi yang potensial terjadi di Kabupaten Poso adalah gempa bumi tektonik, yaitu diakibatkan oleh pergeseran
didalam bumi. Magnitude gempabumi berkisar kecil sampai besar, daerahnya luas, kedalaman sumber gempa bisa dangkal,
menengah hingga dalam. Apabila gempa bumi memiliki magnitude besar dan memiliki kedalaman dangkal dapat menimbulkan
bencana alam yang sangat merugikan. Aktivitas gempa bumi di Kabupaten Poso dan sekitarnya terutama dikarenakan oleh
patahan aktif Palu Koro yang melintasi wilayah barat kabupaten serta patahan mikro Tambarana yang memanjang berarah
utara-selatan di tengah wilayah kabupaten,
Disamping itu struktur tektonika wilayah juga mempengaruhi wilayah kabupaten Poso, Data dari BMG Kota Palu
mencatat gempa bumi dan tsunami Parigi Kabupaten Parigi Moutong pada tanggal 20 Mei 1938 terjadi sangat dahsyat, hingga
dirasakan hampir diseluruh bagian Pulau Sulawesi dan bagian timur pulau Kalimatan.. Di wilayah Kabupaten Poso dirasakan
getaran sangat kuat, tetapi tidak menimbulkan kerusakan.
Selaian proses tektonik, proses vulkanik gunung berapi gunung Colo di Pulau Una-una di Teluk Tomini Kabupaten Tojo
Unauna turut mempengaruhi di wilayah Kabupaten Poso. Letusan dasyat tahun 1983 turuk dirasakan di seluruh wilayah
kabupaten Poso. Lebih jelasnya, mengenai sebaran kawasan rawan gempa di wilayah Kabupaten Poso dapat dilihat pada
Gambar Peta berikut :









BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 29


Gambar 2.7
Peta Rawan Gempa

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 30




Gambar 2.8
Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Poso

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 31

Gambar 2.9
Peta Rencana Struktur Tata Ruang Kabupaten Poso

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 32


Tabel 2.17
Rencana Pola Ruang Kabupaten Poso

Zona Berdasarkan Pola Ruang Keterangan
A. Kawasan Lindung
1. Kawasan yang memberikan
perlindungan kawasan
bawahannya
Kawasan yang memberikan
perlindungan kawasan
bawahannya adalah kawasan
hutan lindung
Kawasan hutan lindung diwilayah Kabupaten
Poso adalah seluas 188.259 ha atau 23,38%
dari luas wilayah Kabupaten Poso, kecuali
Kecamatan Poso Kota Utara
- Poso Kota dengan luas 719 ha
- Poso Kota Utara
- Poso Kota Selatan dengan luas 854 ha
- Poso Pesisir Utara dengan luas 13.350 ha
- Poso Pesisir Selatan dengan luas 19.476 ha
- Poso Pesisir dengan luas 7.897 ha
- Lage dengan luas 883 ha
- Pamona Utara dengan luas 33.536 ha
- Pamona Timur dengan luas 3.743 ha
- Pamona Tenggara dengan luas 20.593 ha
- Pamona Selatan dengan luas 4.509 ha
- Pamona Barat dengan luas 5.716 ha
- Lore Utara dengan luas 8.066 ha
- Lore Peore dengan luas 1.862 ha
- Lore Timur dengan luas 2.382 ha
- Lore Tengah dengan luas 19.073 ha
- Lore barat dengan luas 38.037 ha
- Lore Selatan denagn luas 38.037 ha
2. Kawasan Suaka Alam, Pelestarian alam dan Cagar Budaya
Kawasan Taman nasional Taman Nasional merupakan
kawasan pelestarian alam yang
dikelola dengan sistem zonas
yang dimanfaatkan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan,
pendidikan, pariwisata dan
rekreasi
Taman nasional yang ada di wilayah Kabupaten
Poso merupakan bagian dari taman nasional lore
lindu (TNLL) seluas 299.000 ha, kawasan TNLL
yang masuk wilayah Kabupaten Poso 99.853
ha atau 12.40% dari wilayah Kabupaten Poso
yang meliputi beberapa kecamatan
- Kecamatan Poso Pesisir Utara seluas 121 ha
90,12%)
- Kecamatan Lore Utara seluas 34.516 ha atau
(34.57%)

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 33

- Kecamatan Lore Peore seluas 24.101 ha atau
24,14%
- Kecamatan lore Tengah seluas 23.780 ha
atau 23,82%
- Kecamatan Lore Barat seluas 17.035 ha atau
17,6%
Kawasan Cagar Alam Cagar alam merupakan kawasan
lindung yang ditetapkan fungsinya
untuk menjaga kelestarian alam
Di Kabupaten Poso kawasan cagar alam yang
ada adalah kawasan cagar alam Pamona, cagar
alam yang berisi berbagai satwa melata dan
variasi flora habitat tanaman setempat dengan
luas 35.000 Ha. Luas kawasan cagar alam
pamona yang tercakup di wilayah Kabupaten
Poso seluas 23.504 ha atau 2,92% dari luas
wilaayah kabupaten yang tersebar di beberapa
kecamatan :
- Kecamatan Pamona Barat seluas 7.571 ha
atau 32,01%
- Kecamatan Pamona Selatan seluas 15.933
ha atau 67,79%
Pantai Berhutan Bakau Rencana perlindungan kawasan pantai berhutan
bakau (mangrove) yang ada di Kabupaten Poso
seluas 941 ha atau 0,12% dari luas wilayah
kabupaten. Rencana kawasan perlindungan
hutan bakau meliputi :
- Kecamatan Poso pesisir Utara seluas 431 ha
atau 45,80%
- Kecamatan Poso Pesisir seluas 449 ha atau
47,74%
- Kecamatan Poso Kota seluas 13 ha atau
1,42%
- Kecamatan Poso Kota Utara seluas 47 ha
atau 5,03%
Kawasan Taman Wisata
Alam (TWA)
Rencana kawasan TWA di
Kabupaten Poso adalah TWA
Bancea sesuai SK Menteri
Kehutanan dan Perkebunan
272/Kpts-II/1999 seluas 5.000 ha
mencakup kawasan daratan
seluas 2.800 ha dan kawasan
perairan seluas 2.200 ha.
Kawasan TWA didarat meliputi
- Kecamatan Pamona Barat seluas 1.534 ha
- Kecamatan Pamona Selatan seluas 1.289 ha
Sedangkan kawasan perairan danau poso yang
tercakup wilayah TWA meliputi
- Kecamatan Pamona Barat seluas 1000 ha
- Kecamatan Pamona Selatan seluas 1.174 ha

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 34

Suaka Perikanan Danau
Poso
Suaka perikanan Danau Poso
adalah kawasan perairan danau
dengan kondisi dan ciri tertentu
sebagai tempat
berlindung/berkembang biak jenis
sumber daya ikan endemic Danau
Poso yang berfungsi sebagai
daerah peerlindungan
Suaka perikanan Danau Poso direncanakan
meliputi :
- Suaka perikanan Watumpangasa Angga di
Kelurahan Sangele dan suaka perikanan
Tombea dan kawasan rawa banjirannya di
kelurahan Pamona dan Desa Buyumpondol
kecamatan Pamona Utara seluas 724 ha
- Suaka perikanan Omboa dan kawasan rawa
banjirannya seluas kurang lebih 649 ha di
Desa Meko dasn desa Taipa Kecamatan
Pamona Barat
- Suaka perikanan Babangkodina beserta rawa
banjirannya seluas kurang lebih 125 ha di Desa
Tokilo dan Desa Bonebuya Kecamatan
Pamona Selatan
- Suaka perikanan Tando Tolambo-Dulumai
seluas kurang lebih 886 ha di Desa Tolambo
Kecamatan Pamona Tenggara
Kawasan Cagar Budaya
dan Ilmu Pengetahuan
Perlindungan terhadap Cagar
Budaya dilakukan untuk
pengembangan kawasan dengan
fungsi pendidikan dan ilmu
pengetahuan
Rencana Kawasan Cagar budaya dan Ilmu
Pengetahuan di Kabupaten Poso meliputi:
- Situs kuburan purbakala Goa Latea di
Kelurahan Tentena Kecamatan Pamona Utara
- Situs kuburan Purbakala Goa Tangkapipi di
Kelurahan Sangele, Kecamatan Pamona Utara
- Situs kuburan purbakala Goa Pamona di
Kelurahan Pamona, Kecamatan Pamona Utara
- Situs purbakala Wawondoda di Kelurahan
Sawidago Kecamatan Pamona Utara
- Situs purbakala Tobi dan Buyu Ngkonta di
Kelurahan Sawidago Kecamatan Pamona
Utara
- Situs kuburan purbakala goa Lapati Batea di
Kelurahan Petirodongi Kecamatan Pamona
Utara
- Situs kuburan purbakala Pancawi di Desa
Sangira kelcamatan pamona utara
- Situs Kuburan Purbakala Petiro Lemba Di Desa
Bancea Kecamatan Pamona Selatan
- Situs Goa kuburan purbakala Longkea di desa
Tolambo di Kecamatan Pamona Tenggara
- Situs Goa Kuburan Purbakala Masewe di
Kecamatan Pamona Timur

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 35

- Situs Goa Kuburan Purbakala Saluopa Desa
Tonusu Kecamatan Pamona Utara
- Situs purbakala Watu Rumongi di Kelurahan
Tendeadongi Kecamatan Pamona Utara
- Situs purbakala Watu Baula di Tandobone desa
Peura Kecamatan Pamona Utara
- Situs purbakala Watu Yano di Desa Dulumai
Kecamatan Pamona Utara
- Situs Purbakala Watumpangasa Angga, dan
Watunggongi di Kelurahan sangele Kecamatan
Pamona Utara
- Situs Purbakala Uedatu di Kelurahan Pamona
Kecamatan Pamona Utara
- Situs perkampungan purbakala Langgadopi di
Kelurahan Sangele, Wawolembo di Kelurahan
Tentena, Tamungkudena di Kelurahan
Sawidago dan Tinoe di desa Saojo Kecamatan
Pamona Utara, Pandiri Kecamatan Lage,
Lamusa di desa Korobono Kecamatan Pamona
Tenggara, Pongge,e Kecamatan Pamona
Timur
- Tugu peringatan Reinder Fennema di
Kelurahan Tentena Kecamatan Pamona Utara.
- Bangunan bersejarah rumah zending Limbue di
Kelurahan Tentena Kecamatan Pamona Utara
- Bangunan bersejarah sekolah zending SGB
Pamona di Kelurahan Pamona Kecamatan
Pamona Utara
- Bangunan bersejarah rumah tinggal guru
sekolah zending di Pamona Kelurahan Pamona
Kecamatan Pamona Utara
- Bangunan bersejarah rumah zending di Desa
Bomba Kecamatan Lore Selatan;
- Bangunan bersejarah rumah adat di desa Doda
Kecamatan Lore tengah
- Situs purbakala Watumoraa di Desa Mayoa di
Kecamatan Pamona Selatan;
- Kawasan Situs Purbakala patung Megalitik di
Kecamatan Lore Selatan yakni; patung Langke
Bulawa di Desa Bomba, patung Palindo,
mesiga, kalamba, maturu, oba, naime di pada
sepe desa Bewa, patung baula, di desa Runde,

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 36

patung torimpana di desa bakekau, patung
oboka, kawasan situs purbakala bukit Pawalia
di Desa Bulili.
- Kawasan Situs purbakala patung megalitik di
Kecamatan Lore Tengah
- Kawasan situs purbakala di Kecamatan Lore
Peore;

3. Kawasan Rawan Bencana Alam
Tanah Longsor Longsor adalah pergerakan massa
batuan/tanah dari tempat yeng
lebih tinggi ke tempat lebih rendah
Di Kabupaten Poso, longsor terjadi teritama
disepanjang ruas jalan yang memotong lereng
perbukitan dan pegunungan di Kecamatan Lage,
Kecamatan Pamona Utara, Kecamatan Pamona
Timur, Kecamatan Pamona Tenggara,
Kecamatan Pamona Selatan, Kecamatan
Pamona Barat, Kecamatan Lore Selatan,
Kecamatan Lore Barat, Kecamatan Lore Tengah,
Kecamatan Lore Peore,Kecamatan Lore Utara
dan Kecamatan Lore Timur.

Banjir Beberapa kawasan di wilayah
Kabupaten Poso sering dilanda
banjir dan genangan periodik.
Disamping faktor curah hujan,
faktor topografi sangat
berpengaruh, termasuk
diantaranya beda tinggi dasar
sungai dan tanah setempat relatif
kecil.

Karakteristik banjir di Kabupaten Poso adalah :
- Banjir dan genangan periodik terjadi disekitar
Das danau Poso dan muara sungai Poso serta
Das Saemba-Walati, meliputi: kecamatan
Pamona Selatan, Kecamatan Pamona
Tenggara, Kecamatan Pamona Timur,
Kecamatan Pamona Barat, Kecamatan
Pamona Utara, Kecamatan Lage dan
Kecamatan Poso Pesisir Selatan..
- Banjir bandang terjadi pada Das Sungai
Tambarana, sungai Puna dan sungai Lariang,
meliputi; Kecamatan Poso Pesisir Utara,
Kecamatan Poso Pesisir, Kecamatan Poso
Pesisir Selatan, Kecamatan Lore Utara,
Kecamatan Lore Selatan dan Kecamatan Lore
Barat.

Gempa Bumi Gempa bumi yang potensial terjadi
di Kabupaten Poso adalah gempa
bumi tektonik, yaitu diakibatkan
oleh pergeseran didalam bumi.
Magnitude gempabumi berkisar
kecil sampai besar, daerahnya
Aktivitas gempa bumi di Kabupaten Poso dan
sekitarnya terutama dikarenakan oleh patahan
aktif Palu Koro yang melintasi wilayah barat
kabupaten serta patahan mikro Tambarana yang
memanjang berarah utara-selatan di tengah
wilayah kabupaten.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 37

luas, kedalaman sumber gempa
bisa dangkal, menengah hingga
dalam. Apabila gempa bumi
memiliki magnitude besar dan
memiliki kedalaman dangkal dapat
menimbulkan bencana alam yang
sangat merugikan
Disamping itu struktur tektonika wilayah juga
mempengaruhi wilayah kabupaten Poso, Data
dari BMG Kota Palu mencatat gempa bumi dan
tsunami Parigi Kabupaten Parigi Moutong pada
tanggal 20 Mei 1938 terjadi sangat dahsyat,
hingga dirasakan hampir diseluruh bagian Pulau
Sulawesi dan bagian timur pulau Kalimatan.. Di
wilayah Kabupaten Poso dirasakan getaran
sangat kuat, tetapi tidak menimbulkan kerusakan.
Selaian proses tektonik, proses vulkanik gunung
berapi gunung Colo di Pulau Una-una di Teluk
Tomini Kabupaten Tojo Unauna turut
mempengaruhi di wilayah Kabupaten Poso.
Letusan dasyat tahun 1983 turut dirasakan di
seluruh wilayah kabupaten Poso
Kawasan Rawan Abrasi Abrasi adalah pengikisan wilayah
pantai sehingga wilayah darat
berkurang.
Potensi abrasi pantai di wilayah Kabupaten Poso
di sepanjang pantai di Kecamatan Poso pesisir,
Kecamatan Poso Kota dan Kecamatan Poso
Kota Utara.


Kawasan Rawan Angin
Puting Beliung
Angin puting beliung ialah sebuah
tiupan angin yang membentuk
pusaran angin yang berputar yang
menyentuh tanah atau air.
Kejadian bencana yang disebabkan angin puting
beliung secara periodik terjadi pada beberapa
tempat seperti:
- Kecamatan Pamona selatan
- Kecamatan Pamona barat
- Kecamatan Pamona Utara

4. Kawasan Perlindungan Setempat
Kawasan Sempadan
Pantai
Rencana kawasan sempadan pantai di
Kabupaten Poso kurang lebih seluas 402 ha di
Kecamatan Poso pesisir Utara; Kecamatan Poso
Pesisir; Kecamatan Poso Kota; Kecamatan Poso
Kota Utara dan Kecamatan Lage;
Kawasan Sempadan
Sungai
Rencana kawasan sempadan sungai
dikabupaten Poso diterapkan pada seluruh
sungai dan anak sungai yang ada sebagai
berikut:
a. Sungai Poso dan anak sungainya yang
melalui Kecamatan pamona Utara,
kecamatan Lage, kecamatan Poso Kota
Selatan dan kecamatan Poso Kota.
b. Sungai Kodina dan anak sungainya serta
sungai Limbaata dan anak sungainya yang
melalui Kecamatan Pamona Selatan.
c. Sungai Meko dan Sungai Salukaia yang

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 38

melalui kecamatan pamona barat
d. Sungai Puna dan anak sungainya yang
melintasi kecamatan Poso pesisir Selatan
dan kecamatan Poso pesisir
e. Sungai Lariang dan anak sungainya yang
melalui kecamatan Lore utara, Kecamatan
Lore Timur, kecamatan Lore Peore,
Kecamatan Lore Tengah, kecamatan Lore
selatan dan kecamatan Lore barat
f. Sungai Tambarana dan anak sungainya
yang melalui kecamatan Poso Pesisir Utara
g. Sungai Tongko dan anak sungainya yang
melalui kecamatan lage
h. Sungai Tomasa dan anak sungainya yang
melalui kecamatan pamona Timur,
kecamatan pamona Utara dan kecamatan
Lage;
i. Sungai-sungai lainnya yang tersebar
diseluruh wilayah Kabupaten Poso.

Kawasan Sempadan
Saluran Irigasi
Rencana kawasan sempadan saluran irigasi
terletak kecamatan yang memiliki saluran irigasi
primer dan sekunder;
a. Kriteria penetapan kawasan sempadan
irigasi adalah:
1. Garis sempadan air untuk bangunan,
diukur dari tepi atas samping saluran
atau dari luar kaki tangkis saluran atau
bangunannya dengan jarak: 5 (lima)
meter untuk saluran irigasi dan
pembuangan dengan kemampuan 4
M3/detik atau lebih, 3 (tiga) meter untuk
saluran irigasi dan pembuangan dengan
kemampuan 1 sampai 4 M3/detik, 2
(dua) meter untuk saluran irigasi dan
pembuangan dengan kemampuan
kurang dari 1 M3/detik.
2. Pada kawasan konservasi ini
dimungkinkan adanya jalan inspeksi
untuk pengontrolan saluran dengan
lebar jalan minimum 4 meter;
3. Perlindungan pada irigasi sekunder baik
di dalam maupun diluar permukiman
ditetapkan minimum 6 meter kiri-kanan
saluran; serta
4. Pada kawasan konservasi ini
dimungkinkan adanya jalan inspeksi
untuk pengontrolan saluran dengan

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 39

lebar jalan minimum 3 meter.
b. Upaya penanganan/pengelolaan kawasan
dilakukan dengan cara:
1. Perlindungan sekitar saluran irigasi atau
sebagai sempadan saluran irigasi
dilarang mengadakan alih fungsi lindung
yang menyebabkan kerusakan kualitas
air irigasi;
2. Bangunan sepanjang sempadan irigasi
yang tidak memiliki kaitan dengan
pelestarian atau pengelolaan irigasi
dilarang untuk didirikan;
3. Saluran irigasi yang melintasi kawasan
permukiman ataupun kawasan
perdesaan dan perkotaan yang tidak
langsung mengairi sawah maka
keberadaannya dilestarikan dan dilarang
untuk digunakan sebagai fungsi
drainase;
4. Melestarikan kawasan sumber air untuk
melestarikan debit irigasi;
5. Perlindungan sekitar mata air untuk
kegiatan yang menyebabkan alih fungsi
lindung dan menyebabkan kerusakan
kualitas sumber air; serta
6. Pembuatan sistem saluran bila sumber
dimanfaatkan untuk air minum atau
irigasi.

Kawasan Sekitar Danau Di wilayah kabupaten Poso
terdapat beberapa buah danau
yang tersebar pada beberapa
kecamatan dan satu buah laguna
Sebagain besar danau yang ada berupa danau
kecil yang tercakup dalam kawasan hutan
lindung dan taman nasional sehinga pengelolaan
kawasan sekitar danau-danau dimaksud
terintegrasi dengan fungsi kawasan yang
ditempatinya seperti:
a. Danau kilo seluas kurang lebih 4 ha
termasuk kawasan hutan lindung di
kecamatan Poso Pesisir Utara
b. Danau Patanu seluas kurang lebih 73 ha dan
danau Padang seluas kurang lebih 5 ha
termasuk kawasan hutan lindung di di
kecamatan Poso pesisir utara
c. Danau Bitipondo seluas kurang lebih 7 ha
termasuk kawasan hutan lindung di
kecamatan Poso pesisir dan kecamatan Lore
Timur
d. Danau Watutau seluas kurang lebih 7 ha
termasuk kawasan hutan lindung di
Kecamatan Lore Peore.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 40

e. Danau Bitipondo 2 seluas kurang lebih 4 ha
termasuk kawasan hutan lindung di
kecamatan Poso Pesisir
f. Danau Tana Morambuu termasuk kawasan
hutan lindung di Kecamatan Poso Pesisir
g. Danau Kalimpaa termasuk kawasan TNLL di
Kecamatan Lore Utara.

Penerapan kawasan perlindungan sekitar danau
direncanakan pada danau-danau diluar kawasan
lindung seperti;
a. Danau Poso di kecamatan Pamona Utara,
Kecamatan Pamona Barat, kecamatan
Pamona Selatan dan Kecamatan Pamona
Tenggara, luas danau Poso kurang lebih
36.543 ha
b. Danau Wanga di Kecamatan Lore Timur dan
Kecamatan Lore Peore, luas danau ini
kurang lebih 23 ha
c. Laguna Madale di Kecamatan Poso Pesisir
Utara, luas laguna kurang lebih 6 ha.
Kawasan Sempadan Air Sumber Mata Air terletak di Kalamalea
Kecamatan Poso Pesisir Utara, dan beberapa
sumber mata air lainnya yang tersebar di seluruh
wilayah kabupaten Poso. Kriteria penetapan
kawasan sempadan mata air adalah daratan di
sekeliling mata air yang mempunyai manfaat
untuk mempertahankan fungsi mata air; dan/atau
wilayah dengan jarak paling sedikit 200 (dua
ratus) meter dari mata air.
5. Kawasan Perlindungan Lainnya
Taman Biru
Rencana kawasan taman buru di Kabupaten
Poso merupakan bagian dari taman buru
Landusa Tomata seluas kurang lebih 5.000 ha
sesuai SK Menhut No. 397/Kpts-II/1998, 21 April
1998, yang mencakup wilayah kabupaten Poso
dan kabupaten Morowali. Luas Taman Buru
Landusa yang tercakup di wilayah Kabupaten
Poso adalah kurang lebih 1.311 ha di Kecamatan
Pamona Timur.
Kawasan Perlindungan
Plasma-nutfah
Rencana kawasan perlindungan
plasma-nuftah di kabupaten Poso
ditujukan untuk melindungi kayu
eboni.dan beberapa jenis palem
endemic.kayu eboni telah menjadi
telah lama menjadi jati diri
Usulan rencana kawasan perlindungan plasma-
nuftah seluas 3.216 ha. di kawasan sisi barat
sungai Poso di Desa Tambaro, desa Watuawu
dan desa Pandiri di Kecamatan Lage


BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 41

Kabupaten Poso sebagai
kabupaten penghasil kayu eboni
dan kerajinan cinderamata kayu
eboni

Kawasan Pengungsian
Satwa, Terumbu Karang
dan Kawasan Koridor Bagi
Jenis Satwa Atau Biota
Laut Yang Dilindungi
Rencana usulan kawasan pengungsian satwa,
terumbu karang dan kawasan koridor bagi jenis
satwa atau biota laut yang dilindungi di
Kabupaten Poso direncanakan sebagai berikut:
a. Daerah Perlindungan Laut (DPL) Kawuwu di
Kalamalea dan DPL Kampompa di kelurahan
Madale kecamatan Poso Kota Utara seluas
kurang lebih 28 ha.
b. Kawasan Estuari Sungai Tongko seluas
kurang lebih 37 ha di desa Tongko
kecamatan lage
c. Kawasan estuari Sungai Puna di desa Bega
seluas kurang lebih 233 ha Kecamatan Poso
Pesisir
d. Kawasan Estuari Sungai Tambarana seluas
kurang lebih 341 ha di desa Tambarana
pantai Kecamatan Poso pesisir Utara
e. Kawasan pengungsian burung di daerah rawa
banjiran Danau Poso di Dongi seluas kurang
lebih 60 ha di Kelurahan Tentena Kecamatan
Pamona Utara
f. Kawasan pengungsian kelelawar di rawa
pantai Masani di Desa Masani Kecamatan
Poso Pesisir seluas kurang lebih 13 ha
g. Koridor ruaya sidat Danau Poso di sepanjang
sungai Poso di Kecamatan Pamona Utara,
Kecamatan Lage, Kecamatan Poso Kota
Selatan dan Kecamatan Poso Kota.
Kawasan Hutan Kota Hutan kota adalah areal lahan
bervegetasi pohon hutan buatan
atau hutan alam dan atau tanah
terbuka yang dapat ditanami
vegetasi pohon untuk dilindungi di
kawasan perkotaan Kota Poso dan
Kota Tentena, yakni kawasan
yang termasuk pada areal
penggunan lain (APL), yang
diperuntukan sebagai paru-paru
kota
Kawasan ini direncakan sebagai kawasan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) perkotaan. Rencana alokasi
kawasan hutan kota di Kabupaten Poso seluas
kurang lebih 681 ha meliputi:
a. Rencana Kawasan hutan kota Buyumboyo di
Kota Poso seluas kurang lebih 178 ha
Kecamatan Poso Kota Utara dan kecamatan
Poso Kota Selatan
b. Rencana Kawasan hutan kota Tentena seluas
kurang lebih 503 ha mencakup kawasan hutan
pinus di Kelurahan Tentena, kawasan hutan
pinus Tandongkayuku di Kelurahan Sangele,
kawasan hutan pinus Bolowa-lemo di
Kelurahan Pamona Kecamatan Pamona Utara
B. Kawasan Budidaya

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 42

1. Kawasan Peruntukan
Hutan Produksi
Kawasan yang diperuntukkan bagi
hutan produksi. Di Kabupaten
Poso kawasan hutan produksi
yang ada berupa: Kawasan Hutan
Produksi Terbatas (HPT),
Kawasan Hutan Produksi Tetap
(HP), dan Kawasan Hutan
Produksi yang Dapat Dikonversi
(HPK).
Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Poso 2011-2031 pengelolaan kawasan hutan
produksi diarahkan untuk Hutan Produksi
Terbatas (HPT) dan Hutan Produksi Tetap (HP),
dan kawasan Hutan Produksi Konversi (HPK).

Kawasan Hutan Produksi
Terbatas (HPT)
Merupakan kawasan yang
diperuntukkan bagi hutan produksi
terbatas dimana eksploitasinya
hanya dapat dengan tebang pilih
dan tanam
.Luas kawasan HPT di Kabupaten Poso
direncanakan kurang lebih 150.832 ha atau 18,37
% dari luas kabupaten. Kawasan ini sebagian
besar menyebar di berbagai kecamatan, antara
lain: Kecamatan Poso Pesisir Utara, Poso Pesisir
Selatan, Poso Pesisir, Lage, Pamona Utara,
Pamona Timur, Lore Utara, Lore Piore, Lore
Timur dan Lore Tengah
Kawasan Hutan Produksi
Tetap
Merupakan kawasan yang
diperuntukkan bagi hutan produksi
tetap di mana eksploitasinya
hanya dapat dengan tebang pilih
atau tebang habis dan tanam
Luas kawasan hutan produksi tetap yang
direncanakan di Kabupaten poso seluas kurang
lebih 37.911 ha atau 4,71 % dari luas wilahyah
kabupaten. Kawasan HP menyebar pada
sebagian besar kecamatan
- Poso Kota luas HP 25 ha
- Poso Kota Selatan luas HP 406 ha
- Poso pesisir Utara luas HP 8267 ha
- Poso Pesisir Selatan luas HP 4178 ha
- Poso Pesisir luas HP 329 ha
- Lage luas HP 7487 ha
- Pamona Utara luas HP 9347 ha
- Pamona Timur luas HP 1118 ha
- Pamona Tenggara luas HP 359 ha
- Pamona Selatan luas HP 3603 ha
- Pamona Barat luas HP 1161 ha
- Lore Utara luas HP 53 ha
- Lore Barat luas HP 409 ha
- Lore Selatan luas HP 1170 ha
Hutan Produksi Konversi Kawasan hutan produksi yang
dapat dikonversi adalah kawasan
hutan yang karena kesesuaian
lahannya dapat dialihfungsikan
untuk penggunaan lainnya
Kawasan hutan produksi konversi terdapat pada
beberapa kecamatan
- Poso Pesisir Utara luas hutan produksi konversi
4.924 ha
- Pamona Utara luas hutan produksi konversi
1.782 ha

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 43

- Pamona Timur luas hutan produksi konversi
3.005 ha
- Lore Peore luas hutan produksi konversi 5.074
ha
- Lore Tengah luas hutan produksi konversi
4.058 ha
- Lore Selatan luas hutan produksi konversi
4.211 ha
Kawasan Hutan rakyat Hutan rakyat adalah areal lahan
bervegetasi pohon hutan diluar
kawasan hutan, yakni kawasan
hutan di kawasan areal
penggunan lain (APL),
Rencana alokasi kawasan hutan rakyat di
Kabupaten Poso seluas kurang lebih 36.352 ha
atau 4,51 % dari luas wilayah kabupaten meliputi
hampir seluruh wilayah kecamatan
- Poso Kota luas hutan rakyat 61 ha
- Poso kota Utara luas hutan rakyat 389 ha
- Poso Kota Selatan luas hutan rakyat 55 ha
- Poso Pesisir Utara luas hutan rakyat 778 ha
- Poso Pesisir Selatan luas hutan rakyat 1543 ha
- Lage luas hutan rakyat 6223 ha
- Pamona Utara luas hutan rakyat 13070 ha
- Pamona Timur luas hutan rakyat 3908 ha
- Pamona Tenggara luas hutan rakyat 2781 ha
- Pamona Selatan luas hutan rakyat 460 ha
- Pamona Barat luas hutan rakyat 464 ha
- Lore Utara luas hutan rakyat 267 ha
- Lore Peore luas hutan rakyat 1613 ha
- Lore Timur luas hutan rakyat 181 ha
- Lore Tengah luas hutan rakyat 754 ha
- Lore Barat luas hutan rakyat 981 ha
- Lore Selatan luas hutan rakyat 2824 ha
Kawasan Peruntukan Pertanian
- Kawasan Pertanian
Lahan basah
Kawasan yang diperuntukkan
bagi tanaman pangan lahan
basah di mana pengairannya
dapat diperoleh secara alamiah
maupun teknis. Selain lahan
basah beririgasi teknis, lahan
basah non irigasi teknis yang
ada akan tetap dipertahankan,
serta rencana lahan basah
daerah rawah banjiran kawasan
Toju-Barati di Kecamatan
Total luas rencana kawasan lahan basah di
Kabupaten Poso adalah seluas kurang lebih 21.861
ha.
- Poso Pesisir Utara luas lahan basah 1.918 ha
- Poso Pesisir Selatan luas lahan basah 266 ha
- Poso Pesisir luas lahan basah 3.279 ha
- Lage luas lahan basah 310 ha
- Pamona Utara luas lahan basah 1.480 ha
- Pamona Timur luas lahan basah 1.878 ha

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 44

Pamona Timur dan Kecamatan
Pamona Tenggara dan rawah
banjiran Meko di Kecamatan
Pamona Barat.
- Pamona Tenggara luas lahan basah 1.337 ha
- Pamona Selatan luas lahan basah 4.864 ha
- Pamona Barat luas lahan basah 1.261 ha
- Lore Utara luas lahan basah 966 ha
- Lore Peore luas lahan basah 893 ha
- Lore Timur luas lahan basah 952 ha
- Lore Tengah luas lahan basah 347 ha
- Lore Barat luas lahan basah 334 ha
- Lore Selatan luas lahan basah 1.776 ha
- Kawasan Pertanian
Lahan Kering
Kawasan pertanian lahan kering
adalah kawasan yang
diperuntukkan bagi tanaman
pangan kering
Di Kabupaten Poso kawasan pertanian lahan kering
seluas kurang lebih 59.599 ha menyebar pada
seluruh wilayah kecamatan
- Poso Kota luas lahan kering 1.012 ha
- Poso kota Utara luas lahan kering 1.562 ha
- Poso Kota Selatan luas lahan kering 613 ha
- Poso pesisir Utara luas lahan kering 2.773 ha
- Poso pesisir selatan luas lahan kering 4.580 ha
- Poso Pesisir luas lahan kering 4.000 ha
- Lage luas lahan kering 6.133 ha
- Pamona Utara luas lahan kering 11.488 ha
- Pamona timur luas lahan kering 8.323 ha
- Pamona Tenggara luas lahan kering 2.687 ha
- Pamona Selatan luas lahan kering 1.388 ha
- Pamona Barat luas lahan kering 1.428 ha
- Lore Utara luas lahan kering 361 ha
- Lore Peore luas lahan kering 4.993 ha
- Lore Timur luas lahan kering 1.200 ha
- Lore tengah luas lahan kering 2.350
- Lore Barat luas lahan kering 646 ha
- Lore Selatan luas lahan kering 157 ha
- Kawasan Tanaman
Holtikultura
Kawasan tanaman holtikultura
adalah kawasan yang
diperuntukkan bagi tanaman
holtikultura
Kawasan yang diperuntukkan bagi tanaman
hortikultura Di Kabupaten Poso seluas kurang lebih
2.846 ha di kecamatan Lore Utara, dan Kecamatan
Lore Timur. Kawasan ini menempati areal dengan
bentuk wilayah datar (0-8%), jenis tanah aluvial
dengan pola penggunaan lahan eksisting: tanaman
sayuran seperti; kubis, kacang panjang, tomat,
ketimun jepang, dll.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 45

Kawasan Peruntukan
Perkebunan
Kawasan yang diperuntukkan
perkebunan untuk berbagai
jenis komoditi Di Kabupaten
Poso seluas kurang lebih
29.099 ha yang tersebar pada
seluaruh wilayah kecamatan

Rencana Kawasan Lahan Perkebunan di
Kabupaten Poso
- Poso Kota luas lahan perkebunan 909 ha
- Pos Kota Utara luas lahan perkebunan 1.181 ha
- Poso kota selatan luas lahan perkebunan 1.213
ha
- Poso pesisir Utara luas lahan perkebunan 2.489
ha
- Poso Pesisir Selatan luas lahan perkebunan
2.768 ha
- Poso Pesisir luas lahan perkebunan 3.162 ha
- Lage luas lahan perkebunan 2.682 ha
- Pamona Utara luas lahan perkebunan 4.062 ha
- Pamona Timur luas lahan perkebunan 2.561 ha
- Pamona Tenggara luas lahan perkebunan 1.694
ha
- Pamona selatan luas lahan perkebunan 2.964 ha
- Pamona Barat luas lahan perkebunan 1.190 ha
- Lore Utara luas lahan perkebunan 12 ha
- Lore Peore luas lahan perkebunan 312 ha
- Lore Timur luas lahan perkebunan 260 ha
- Lore Tengah luas lahan perkebunan 483 ha
- Lore Barat luas lahan perkebunan 231 ha
- Lore Selatan luas lahan perkebunan 927 ha
Kawasan Peternakan
Rencana kawasan peternakan
di kabupaten Poso adalah
kawasan padang rumput dan
rawa yang diperuntukan
sebagai lahan gembalaan
ternak besar seperti sapi dan
kerbau
Luas Kawasan Peternakan kurang lebih 4.108 ha di
Kecamatan pamona Utara, kecamatan pamona
Timur, kecamatan Pamona tenggara, kecamatan
pamona Selatan, kecamatan Lore selatan,
kecamatan Lore barat, kecamatan lore tengah,
kecamatan Lore peore, dan Kecamatan Lore Timur.
Kawasan Perikanan
Kawasan perikanan yang
direncanakan di Kabupaten
Poso meliputi kawasan
perikanan tangkap dan kawasan
perikanan Budidaya
Rencana kawasan Perikanan di Kabupaten Poso
tersebar di Kecamatan Poso Pesisir Utara
kecamatan Poso pesisir, Kecamatan Poso Kota,
Kecamatan Poso Kota Utara dan kecamatan lage.
Kawasan perikanan budididaya mencakup kawasan
budidaya tambak meliputi kecamatan Poso pesisir
Utara seluas kurang lebih 256 ha dan Kecamatan
Poso Pesisir seluas kurang lebih 303 ha. Kawasan
budidaya perikanan darat meliputi Kecamatan
pamona Utara, kecamatan Pamona Barat,
Kecamatan Pamona Timur, Kecamatan Pamona
Tenggara, Kecamatan Pamona Selatan,

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 46

Kecamatan Lore Peore dan Kecamatan Lore
Timur.
C. Kawasan Peruntukan
Pertambangan
Kawasan yang diperuntukkan
bagi kawasan pertambangan
yang secara ekonomis
mempunyai potensi bahan
tambang, mencakup bahan
tambang mineral logam; mineral
bukan logam; dan batuan
NO KECAMATAN MINERAL
LUAS
(Ha)
1
Poso Pesisir
Utara
Aluvium muda berasal dari
campuran endapan muara dan
endapan, Granit; granodiorit; riolit,
Batu pasir; batu lanau; batu
lumpur; serpih; konglomerat
74544.37
2
Pamona
Timur
Quartzite; batu pasir; filit; serpih;
schist; genes; setempat breksi &
pualam, aluvium, Batu Pasir,
lumpur, gamping
91185.53
3 Lore Barat
Granit; granodiorit; riolit,
Quartzite; batu pasir; filit; serpih;
schist
28557.84
4
Poso Pesisir
Selatan
Aluvium, endapan kipas aluvial,
Batu pasir; batu lumpur; serpih
83630.83
5 Pamona Utara
Aluvium, endapan kipas aluvial,
Batu pasir; batu lumpur; serpih,
Peridotit; serpentinit, Marmer;
batu gamping
147160.45
6 Lore Utara
Aluvium, endapan kipas aluvial;
koluvium, Quartzite; batu pasir;
filit; serpih; schist, Granit;
granodiorit; riolit
58726.57
7 Poso Kota
Marmer; batu gamping, Aluvium,
endapan kipas aluvial
3702.65
8 Lage
Aluvium, endapan kipas aluvial,
Quartzite; schist; filit, Marmer;
batu gamping, Batu pasir; batu
lanau; batu lumpur; serpih;
konglomerat
51015.59
9 Lore Piore
Quartzite; batu pasir; filit; serpih;
schist; genes; setempat breksi &
pualam, Granit; granodiorit; riolit,
Quartzite; schist; filit
50778.39
10 Lore Selatan
Granit; granodiorit; riolit,
Quartzite; batu pasir; filit; serpih;
schist, Aluvium muda
68064.56
11 Lore Tengah
Aluvium muda, berasal dari
campuran endapan muara dan
sungai, Granit; granodiorit; riolit,
Quartzite; batu pasir; filit; serpih;
schist
59498.24
12 Lore Timur
Granit; granodiorit; riolit,
Quartzite; batu pasir; filit; serpih;
schist
18683.66
13
Pamona
Selatan
Aluvium, endapan kipas aluvial;
koluvium, Quartzite; batu pasir;
filit; serpih; schist
38371.24
14
Pamona Barat

Aluvium, endapan kipas aluvial,
Filit; schist; batu pasir; breksi,
Quartzite; batu pasir; filit; serpih;
schist
23578.41
15
Pamona
Tenggara
Aluvium muda, berasal dari
endapan sungai, Quartzite; schist;
filit, Filit; schist; batu pasir; breksi,
Peridotit; serpentinit
32344.49
16
Poso Kota
Utara
Aluvium muda, berasal dari
endapan sungai, Quartzite; schist;
filit, Marmer; batu gamping
3602.09
17
Poso Kota
Selatan
Quartzite; schist; filit, Marmer;
batu gamping, Aluvium muda,
berasal dari endapan sungai
4372.05
18 Poso Pesisir
Aluvium, endapan kipas aluvial,
Marmer; batu gamping, Batu
pasir; batu lanau; batu lumpur;
serpih; konglomerat
33408.04
Jumlah 871225.00
D. Kawasan Peruntukan
Industri
Kawasan Peruntukan Industri
adalah bentangan lahan yang
diperuntukkan bagi kegiatan
Industri yang dilengkapi dengan
sarana dan prasarana guna
mendukung kegiatan industri
- Rencana peruntukan industry besar di Kabupaten
poso seluas kurang lebih 521 ha di alokasikan di
koridor kasiguncu- Tangkura Kecamatan Poso
Pesisir dan kecamatan Poso pesisir Selatan
- Rencana peruntukan industry sedang seluas
kurang lebih 1.555 ha dialokasikan di di Koridor
Poso-Mapane Di Kecamatan Poso Kota dan

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 47

Kecamatan Poso Pesisir, Kecamatan Lore Peore
dan kecamatan Lore Timur
- Rencana peruntukan industry rumah tangga seluas
kurang lebih 595 ha di alokasikan di koridor Poso -
Tagolu Kecamatan Poso Kota Selatan dan
kecamatan Lage
E. Kawasan Peruntukan
Pariwisata
Rencana kawasan peruntukan
pariwisata di Kabupaten Poso
adalah kawasan yang memiliki
daya tarik wisata yaitu segala
sesuatu yang memiliki keunikan,
keindahan, dan nilai yang
berupa keanekaragaman
kekayaan alam, budaya, dan
hasil buatan manusia yang
menjadi sasaran atau tujuan
kunjungan wisatawan
Kawasan peruntukan pariwisata meliputi kawasan:
a. Rencana Peruntukan pariwisata budaya;
a) Situs kuburan purbakala Goa Latea di
Kelurahan Tentena Kecamatan Pamona
Utara
b) Situs kuburan Purbakala Goa Takujenjengi
di Kelurahan Sangele, Kecamatan
Pamona Utara
c) Situs kuburan purbakala Goa Pamona di
Kelurahan Pamona, Kecamatan Pamona
Utara
d) Situs purbakala Wawondoda di Kelurahan
Sawidago Kecamatan Pamona Utara
e) Situs purbakala Korongkonta di Kelurahan
Sawidago Kecamatan Pamona Utara
f) Situs kuburan purbakala goa di Kelurahan
Petirodongi Kecamatan Pamona Utara
g) Situs purbakala Watu Rumongi di
Kelurahan Tendeadongi Kecamatan
Pamona Utara
h) Situs perkampungan purbakala
Langgadopi di Kelurahan Sangele,
Wawolembo di Kelurahan Tentena,
Tamungkudena di Kelurahan Sawidago
dan Tinoe di desa Saojo Kecamatan
Pamona Utara.
i) Bangunan bersejarah rumah zending
Limbue di Kelurahan Tentena Kecamatan
Pamona Utara
j) Bangunan bersejarah sekolah zending
SGB Pamona di Kelurahan Pamona
Kecamatan Pamona Utara
k) Bangunan bersejarah rumah tinggal guru
sekolah zending di Pamona Kelurahan
Pamona Kecamatan Pamona Utara
l) Bangunan bersejarah rumah zending di
Desa Bomba Kecamatan Lore Selatan;
m) Bangunan bersejarah rumah adat di desa
Doda Kecamatan Lore tengah
n) Watumoraa di Desa Mayoa di Kecamatan
Pamona Selatan;

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 48

o) Kawasan Situs Purbakala patung Megalitik
di Kecamatan Lore Selatan yakni; patung
Langke Bulawa di Desa Bomba, patung
Palindo, mesiga, kalamba, maturu, oba,
naime di pada sepe desa Bewa, patung
baula, di desa Runde, patung torimpana di
desa bakekau, patung oboka, kawasan
situs purbakala bukit Pawalia di Desa
Bulili.
p) Kawasan Situs purbakala patung megalitik
di Kecamatan Lore Tengah
q) Kawasan situs purbakala di Kecamatan
Lore Peore;

b.Rencana Peruntukan pariwisata alam;
a) Kawasan Taman Nasional Lore Lindu di
Kecamatan Lore Utara, Kecamatan Lore
Piore, Kecamatan Lore Tengah,
Kecamatan Lore Barat.
b) Kawasan cagar alam Pamona di
Kecamatan Pamona Barat dan Kecamatan
Pamona Selatan dan kecamatan pamona
barat.
c) Kawasan Taman Wisata Alam (TWA)
Bancea di Kecamatan Pamona Selatan
d) Taman Buru Landusa di Kecamatan
Pamona Timur.
e) Danau Poso di kecamatan Pamona Utara,
kecamatan Pamona barat, kecamatan
pamona Selatan dan Kecamatan Pamona
tenggara
f) Air terjun Saluopa di Kecamatan pamona
Utara
g) Air luncur Sulewana di kecamatan Pamona
Utara
h) Danau Kalimpaa di kecamatan Lore utara
i) Pemandangan alam Danau Toju di
kecamatan Pamona Timur
j) Pemandangan alam Lembah Napu di
kecamatan Lore Timur.
k) Suaka perikanan Watumpangasa Angga di
Kelurahan Sangele Kecamatan Pamona
Utara
l) Suaka Perikanan Tombea dan kawasan
rawa banjirannya di Desa Buyumpondoli
Kecamatan Pamona Utara
m) Suaka perikanan Omboa dan kawasan

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 49

rawa banjirannya di Desa Meko-Taipa
Kecamatan Pamona Barat
n) Suaka perikanan Babangkodina beserta
rawa banjirannya seluas di Desa Tokilo
dan Desa Bonebuya Kecamatan Pamona
Selatan
o) Suaka perikanan Tando Tolambo di Desa
Tolambo Kecamatan Pamona Tenggara.
p) Daerah Perlindungan Laut (DPL) Kawuwu
di Kalamalea kelurahan Madale
kecamatan Poso Kota Utara
q) Daerah Perlindungan Laut (DPL) Labuan
di Desa Labuan kecamatan Lage
r) Kawasan Estuari Sungai Tongko di desa
Tongko kecamatan lage
s) Kawasan estuari Sungai Puna di desa
Bega di Kecamatan Poso Pesisir
t) Kawasan Estuari Sungai Tambarana di
desa Tambarana pantai Kecamatan Poso
pesisir Utara
u) Kawasan pengungsian burung di daerah
rawa banjiran Danau Poso Dongi
Kelurahan Tentena Kecamatan Pamona
Utara
v) Kawasan pengungsian kelelawar di rawa
pantai Masani Desa Masani Kecamatan
Poso Pesisir

c.Rencana peruntukan pariwisata buatan
a) Pusat pengembangan pariwisata bahari di
Kota Poso pada kawasan Madale-
Kalamalea-Kampompa di Kecamatan Poso
Pesisir Utara seluas kurang lebih 20 ha
b) Pusat pengembangan pariwisata di Kota
Tentena pada kawasan Tandoduwanko-
Lemo (kawasan lokasi festival danau poso
saat ini) Kecamatan Pamona Utara seluas
kurang lebih 30 ha.
c) Pusat pengembangan pariwisata budaya
Pada Sepe Kecamatan Lore barat
d) Pusat pengembangan pariwisata budaya
Pokekea kecamatan Lore Tengah
e) Pusat pengembangan pariwisata Taman
Nasional Lore Lindu (TNLL) di Kota Wuasa
Kecamatan Lore utara

Sesuai dengan perundangan yang berlaku,
Pemerintah kabupaten Poso berwenang:
a. menyusun dan menetapkan rencana induk

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 50

pembangunan kepariwisataan kabupaten;
b. menetapkan destinasi pariwisata
kabupaten/kota;
c. menetapkan daya tarik wisata
kabupaten/kota;
d. melaksanakan pendaftaran, pencatatan,
dan pendataan pendaftaran usaha
pariwisata;
e. mengatur penyelenggaraan dan
pengelolaan kepariwisataan di wilayahnya;
f. memfasilitasi dan melakukan promosi
destinasi pariwisata dan produk pariwisata
yang berada di wilayahnya;
g. memfasilitasi pengembangan daya tarik
wisata baru;
h. menyelenggarakan pelatihan dan
penelitian kepariwisataan dalam lingkup
kabupaten;
i. memelihara dan melestarikan daya tarik
wisata
j. menyelenggarakan bimbingan masyarakat
sadar wisata;
k. mengalokasikan anggaran kepariwisataan.

F. Kawasan Peruntukan Permukiman
Kawasan Permukiman
Perkotaan
Menunjukkan areal kawasan
permukiman perkotaan. Kawasan
ini menempati areal dengan
bentuk wilayah datarberombak
(0-8%), jenis tanah aluvial, dan
pola penggunaan lahan eksisting
permukiman, perkantoran,
perdagangan
Rencana kawasan permukiman perkotaan di
Kabupaten Poso adalah sebagai berikut:
a. Kota Poso meliputi Wilayah Kecamatan
Poso Kota Utara, Kecamatan Poso Kota dan
kecamatan Poso Kota Selatan;
b. Kota Tentena meliputi Wilayah Kelurahan
Tendeadongi, Kelurahan Sawidago,
Kelurahan Tentena, Kelurahan Sangele,
Kelurahan Pamona, Kelurahan Petirodongi,
desa Buyumpondoli, Desa Soe dan Desa
Mayakeli di Kecamatan pamona Utara
a. Kota Wuasa yang meliputi Desa Wuasa dan
Desa Watumaeta di Kecamatan Lore Utara;
b. Kota Gintu yang meliputi Desa Gintu dan
Desa Bewa di Kecamatan Lore Selatan;
c. Kota pendolo yang meliputii wilayah Desa
Pendolo, Desa Bonebuya, desa Tandontana
dan desa Pandayora di Kecamatan Pamona
Selatan;
d. Kota Tambarana yang meliputi wilayah Desa

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 51

Tambarana Trans, Desa Tambarana dan
desa Tanawulanke di Kecamatan Poso
Pesisir Utara;
e. Kota Mapane yang meliputi wilayah Desa
Mapane, Desa Betania, Desa Bega, Desa
Kasiguncu dan Desa Ratolene di Kecamatan
Poso Pesisir;
c. Kota Tangkura yang meliputi Desa Tangkura
dan Desa Patiwunga, di Kecamatan Poso
Pesisir Selatan;
d. Kota Tagolu yang meliputi wilayah Desa
Tagolu, Desa Maliwuko dan Desa
Ranononcu di Kecamatan Lage;
e. Kota Doda yang meliputi Desa Doda di
Kecamatan Lore Tengah;
f. Kota Taripa yang meliputi wilayah Desa
Tiu, Desa Taripa dan Desa Petiro di
Kecamatan Pamona Timur;
g. Kota Meko yang meliputii wilayah Desa
Meko dan Desa Salukaia di Kecamatan
Pamona Barat;
h. Kota Korobono yang meliputi wilayah Desa
Korobono di Kecamatan Pamona Tenggara;
i. Kota Moholo yang meliputi wilayah Desa
Maholo di Kecamatan Lore Timur;
j. Kota Lengkeka yang meliputi desa
Lengkeka di Kecamatan Lore barat
Kota Watumaeta yang meliputi Desa Watumaeta
di Kecamatan Lore Piore
Kawasan Permukiman
Perdesaan
Kawasan ini menempati areal
dengan bentuk wilayah datar
bergelombang (0-15%), dengan
pola penggunaan lahan eksisting
permukiman dan pekarangan
Kawasan ini menyebar di tiap kecamatan sebagai
berikut:
a. Kawasan permukiman Perdesaan Pamona
Utara meliputi desa-desa di Kecamatan
Pamona Utara yang terdiri dari; Desa
Leboni, Desa Tonusu, Desa Dulumai, Desa
Peura, Desa Saojo, Desa Sulewana, Desa
Sangira, Desa Kuku, Desa Panjoka dan
Desa Uelincu;
b. Kawasan permukiman Perdesaan Pamona
Timur meliputi desa-desa di Kecamatan
Pamona Timur yang terdiri dari; Desa Kelei,
Desa Didiri, Desa Magapu, Desa
Olumokunde,Desa Kamba, Desa
Matialemba, Desa Poleganyara, Desa Kancu
dan Desa Masewe;
c. Kawasan permukiman Perdesaan Pamona
Tenggara meliputi desa-desa di Kecamatan
Pamona Tenggara yang terdiri dari; Desa

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 52

Salindu, Desa Singkona, Desa Barati, Desa
Wayura, Desa Amporiwo, Desa Tokilo, Desa
Tindoli dan Desa Tolambo;
d. Kawasan permukiman Perdesaan Pamona
Selatan meliputi desa-desa di Kecamatan
Pamona Selatan yang terdiri dari; Desa
Mayasari, Desa Mayoa, Desa Ekajaya, Desa
Uelene, Desa Mayajaya, Desa Bo,e, Desa
Panjo dan Desa Bancea;
e. Kawasan permukiman Perdesaan Pamona
Barat meliputi desa-desa di Kecamatan
Pamona Barat yang terdiri dari; Desa Taipa,
Desa Uranosari dan DesaToinasa;
f. Kawasan permukiman Perdesaan Lore
Selatan meliputi desa-desa di Kecamatan
Lore Selatan yang terdiri dari; Desa Bomba,
Desa Badangkaiya, Desa Runde, Desa
Bakekau dan Desa Bulili;
g. Kawasan permukiman Perdesaan Lore Barat
meliputi desa-desa di Kecamatan Lore Barat
yang terdiri dari; Desa Tuare, Desa Kolori
dan Desa Lelio;
h. Kawasan permukiman Perdesaan Lore
Tengah meliputi desa-desa di Kecamatan
Lore Tengah yang terdiri dari; Desa Lempe,
Desa Hangira, Desa Bariri, Desa Katu, Desa
Talabosa, dan Desa Rompo;
b. Kawasan permukiman Perdesaan Lore
Peore meliputi desa-desa di Kecamatan
Lore Peore yang terdiri dari; Desa Talabosa
trans, Desa Betue, Desa Winowanga dan
Desa Wanga;
c. Kawasan permukiman perdesaan Lore Timur
meliputi desa-desa di Kecamatan Lore Timur
yang terdiri dari; Desa Alitupu dan Desa
Winowanga;
d. Kawasan permukiman Perdesaan Lore Utara
meliputi desa-desa di Kecamatan Lore Utara
yang terdiri dari; Desa Dodolo, Desa
Kaduwaa dan Desa Sedoa;
e. Kawasan permukiman Perdesaan Poso
Pesisir Utara meliputi desa-desa di
Kecamatan Poso Pesisir Utara yang terdiri
dari; Desa Tumora, Desa Kawende, Desa
Kalora, Desa Gayatri;
f. Kawasan permukiman Perdesaan Poso
Pesisir meliputi desa-desa di Kecamatan
Poso Pesisir yang terdiri dari; Desa Kilo,
Desa Kameasi, Desa Towu, Desa Tiwaa,

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 53

Desa Sincanga, Desa Masani, Desa Saatu
dan Desa Pinedapa;
g. Kawasan permukiman perdesaan Poso
Pesisir Selatan meliputi desa-desa di
Kecamatan Poso Pesisir Selatan yang terdiri
dari; Desa Pantangolemba, Desa
Padalembara, desa Betalemba dan Desa
Malitu;
h. Kawasan permukiman Perdesaan Lage
meliputi desa-desa di Kecamatan lage yang
terdiri dari; Desa Labuan, Desa Tongko,
Desa Malei lage, Desa Sepe, Desa Silanca,
Desa Sintuwu Lembah, Desa Tambaro,
Desa Watuawu, Desa Pandiri dan Desa
Tampemadoro
Sumber : RTRW, Dinas PUCK Kabupaten Poso



2.5. KONDISI SOSIAL BUDAYA KABUPATEN POSO

Sumber daya manusia menjadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara.
Manusia adalah faktor produksi aktif, sedangkan sumber daya alam hanya faktor produksi pasif. Manusia adalah pelaku
pembangunan yang dengan pengetahan dan ketrampilan yang dimilikinya mampu mencari dan mengelola modal serta sumber
daya alam. Sejalan dengan itu, berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia
yang antara lain dilakukan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu daerah adalah tersedianya sumber daya manusia yang
berkualitas. Dimana sumber daya tersebut tercipta melalui tingkat pendidikan yang memadai. Dunia pendidikan merupakan
salah satu wahana dalam membentuk sumber daya manusia (SDM) yang mampu memecahkan permasalahan menuju
kemajuan dan kesejahteraan bangsa dan negara Di Kabupaten Poso jumlah sarana pendidikan tahun 2013 teerdiri dari SD
Negeri sebanyak 196 buah dan swasta 30 buah, SLB 2 buah, SLTP Negeri 44 buah dan swasta 7 buah, SMU Negeri 14 buah
dan 4 swasta buah, SMK Negeri 13 buah dan swasta 5 buah, MI 11 buah , MTs 9 buah serta Madrasah Aliyah 5 buah. Tabel
berikut akan memberikan gambaran mengenai jumlah sekolah dari tingkat SD hingga tingkat SLTA tahun 2013.






BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 54




Nama Kecamatan
Jumlah Sarana Pendidikan
Umum
Agama
SD SDS SLB SLTP SLTPS SMA SMK MI MTs MA
Poso Kota 12 2 - 2 - 2 - 2 2 -
Poso Kota Utara 7 4 - 5 1 2 1 - 3 3
Poso Kota Selatan 9 - - 1 1 1 2 1 - -
Poso Pesisir 16 4 - 5 - - 2 2 1 1
Poso Pesisir Utara 10 1 - 3 - 1 - 1 1 -
Poso Pesisir Selatan 9 1 1 1 - 1 - 1 - -
Lage 20 1 - 4 - 2 2 2 - -
Pamona Utara 13 1 - 3 - 1 4 - - -
Pamona Pusalemba 11 5 1 4 3 2 - - - -
Pamona Selatan 20 3 - 3 - 2 1 2 1 1
Pamona Tenggara 11 - - 1 - - - - - -
Pamona Timur 11 3 - 3 - 1 - - - -
Pamona Barat 10 - - 2 - 1 - - - -
Lore Utara 7 1 - 1 - 1 - 1 1 -
Lore Timur 5 - - 1 - - 1 - - -
Lore Peore 5 1 - 1 - - - - - -
Lore Tengah 7 1 - 2 - - - - - -
Lore Selatan 7 2 - 2 - 1 - - - -
Lore Barat 6 - - - - - - - - -
Total 196 30 2 44 7 18 13 11 9 5


Kemiskinan merupakan permasalahan bangsa yang mendesak dan memerlukan langkah-langkah dan pendekatan yang
sistematis, terpadu dan menyeluruh untuk mengurangi beban dan memenuhi hak-hak dasar warga secara layak dan
bermartabat. Berdasarkan data Dinas sosial angka kemiskinan di Kabupaten Poso mencapai 13.338 keluarga miskin. Terkait
mengenai angka kemiskinan di Kabupaten Poso, Dinas Sosial akan melakukan pendataan kembali pada tahun ini untuk
melihat kembali seberapa besar perubahan angka kemiskinan setelah adanya berbagai bantuan dan perlindungan social yang
dilaksanakan oleh pemerintah.








Tabel 2.18
Fasilitas Pendidikan Yang Tersedia Di Kabupaten Poso
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Poso Tahun 2012

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 55

Tabel 2.19
Rekapitulasi Keluarga Miskin Kabupaten Poso
No Kecamatan Jumlah Keluarga Miskin
1 Pamona Selatan 1301
2 Pamona Tenggara 754
3 Pamona barat 189
4 Pamona Utara 1417
5 Pamona Timur 1263
6 Lore barat 154
7 Lore Selatan 291
8 Lore Utara 1021
9 Lore Tengah 429
10 Lore Timur 493
11 Lore Peore 404
12 Poso Pesisir 1316
13 Poso Pesisir Selatan 417
14 Poso Pesisir Utara 952
15 Lage 1009
16 Poso Kota Selatan 434
17 Poso kota Utara 804
18 Poso Kota 748
J umlah 13338



Berdasarkan hasil Pendataan Program Pendataan Perlindunga Sosial (PPLS) tahun 2011, jumlah rumah tangga
menengah kebawah Kabupaten Poso menca pai 24.770 jiwa. Sementara jumlah ART rumah Tangga menengah kebawah
mencapai 65.535 jiwa.



Sumber: Data Dinas Sosial Kabupaten Poso

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 56




Uraian Tahun 2011
Jumlah Penduduk 241.579
Jumlah Ruta Menengah Kebawah 24.770
Jumlah ART Ruta Mengeh Kebawah (jiwa) 65.535
Sumber : BPS

Jumlah rumah tangga di Kabupaten poso sekitar 50.863 rumah tangga, dengan rata-rata jumlah penduduk tiap rumah
tangga sebanyak 4 jiwa. Jumlah rumah tangga terbanyak terdapat di Kecamatan Poso Kota, sekitar 4.742 rumah tangga. Untuk
mengetahui banyaknya jumlah rumah tangga perkecamatan dapat dilihat pada tabel berikut :

























Tabel 2.20
Statistik Ruta Menengah Kebawah Di Kabupaten Poso Tahun 2011

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 57




Kecamatan
Jumlah Rumah Tangga

Pamona Selatan 4.529
Pamona Barat 2.258
Pamona Tenggara 1.589
Pamona utara 2.947
Pamona Pusalemba 4.302
Pamona Timur 2.449
Lore Selatan 1.374
Lore Barat 666
Lore Utara 2.918
Lore Tengah 971
Lore Timur 1.186
Lore Peore 722
Poso Pesisir 4.738
Poso Pesisir Selatan 2.268
Poso Pesisir Utara 3.878
Poso Kota 4.742
Poso Kota Selatan 2.245
Poso Kota Utara 2.617
Lage
4.464
Tabel 2.21
Jumlah Rumah Tangga Perkecamatan Di Kabupaten Poso Tahun 2011
Sumber: Kabupaten Poso Dalam Angka 2011

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 58



Kecamatan
Jumlah Rumah

Poso Kota 3.758
Poso Kota Utara 2.808
Poso Kota Selatan 2.000
Poso Pesisir 4.198
Poso pesisir Selatan 2.175
Poso Pesisir Utara 3.418
Lore Utara 2.789
Lore Timur 1.370
Lore Peore 541
Lore Tengah 973
Lore Selatan 1.295
Lore Barat 691
Poso Pamona Utara 6.309
Poso Timur 2.241
Pamona Tenggara 1.530
Pamona Selatan 4.138
Pamona Barat 2.024
Pamona Utara -
Lage 5.197

Tabel 2.22
Jumlah Rumah Perkecamatan Di Kabupaten Poso Tahun 2012
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Poso

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 59

2.6. KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH

Dalam hal pelaksanaan program-program yang terkait sanitasi, dari aspek kelembagaan daerah telah dibentuk
beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk mendukung program dimaksud yang terdiri dari 14 Dinas, 6 Badan, 5 kantor,
Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD dan 8 kecamatan. Dari lembaga Perangkat Daerah tersebut di dalamnya terdapat
lembaga-lembaga yang terkait dengan program sanitasi antara lain:
1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Badan ini merupakan leading sektor dalam setiap pelaskanaan perencanaan pembangunan di daerah dimana dalam
pelaskanaan program yang berkaitan dengan sanitasi BAPPEDA merumuskan dan menyusun strategi yang mana
menyatukan semua stakeholder terkit sanitasi dan menggabungkan semua kontribusi dari SKPD untuk menyelesaikan
masalah sanitasi secara bersama-sama.
2) Dinas Pekerjaan Umum
Lembaga ini dibentuk dalam rangka membangun sarana prasarana umum. Pembangunan sarana ini juga termasuk
sarana sanitasi seperti bak sampah, pengadaan kontainer sampah, TPA, IPLT, drainase dan lain-lain. Bidang yang
bertanggung jawab dalam pembangunan sarana sanitasi adalah bidang keciptakaryaan
3) Dinas Kesehatan
Dians ini dalam program sanitasi berfungsi mewadahi urusan-urusan di bidang kesehatan masyarakat, sehingga dalam
upaya peningkatan kesehatan lingkungan dan masyarakat dapat menjadi sarana pendukung bagi terciptanya program-
program kesehatan.
4) Dinas Kebersihan dan Perumahan
Dinas ini dalam program pengembangan sanitasi terkait dalam pengelolaan alur distribusi sampah dan limbah. Kebijakan
mengenai penyaluran persampahan dari rumah-rumah ke TPA, penyedotan lumpur tinja dan kebersihan lingkungan
menjadi wewenang SKPD ini.
5) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPM & PD)
Tak bisa dipungkiri, permasalahan sanitasi juga berkaitan dengan tingkat kesadaran masyarakat dalam penanganannya.
Selama ini penanganan masalah sanitasi mengalami permasalahan terutama dama pengoperasionalannya dan
pemeliharannya sehingga sarana yang terbangun tidak memiliki aspek keberlanjutan dalam fungsi dan kegunaannya.
Perlu keterlibatan masyarakat dalam penuntasan masalah sanitasi dan untuk itu SKPD ini memiliki fungsi yang penting
sebagai ujung tombak penguatan pemberdayaan dan kelembagaan masyarakat agar mendukung penyelesaian masalah
sanitasi di masyarakat.




BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 60

6) Kantor Lingkungan Hidup
Dalam penyusunan strategi penanganan permasalahan sanitasi, kondisi lingkungan daerah sangat memegang peran
penting. Dampak lingkungan sangat terkait dengan permasalahan sanitasi. Oleh karena itu, keberadaan SKPD yang
mengurusi lingkungan berperan penting pula terhadap kebijakan pembangunan sanitasi.
7) Bagian Hubungan Masyarakat SETDA Kabupaten Poso
Aspek komunikasi dan informasi menjadi penting saat permsalahan sanitasi menjadi hal yang tidak populer dimasyarakat.
Dimana masalah sanitasi menjadi isu yang tidak penting dan tampak pada hasil usulan musrenbang dari masyarakat yang
menempatkan usulan pembangunan sarana sanitasi sebagai hal yang jarang diusulkan. Untuk itu SKPD ini sangat penting
untuk memberikan dan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat akan pentingnya arti sanitasi yang baik dan
akibat buruk dari sanitasi buruk.
Selain dari SKPD diatas, ada beberapa juga SKPD yang tekait dengan permasalahan sanitasi diantaranya Dinas
Pendidikan yang memiliki kaitan dengan pembangunan sarana sanitai di sekolah-sekolah dan bagaimana menanamkan
kapada anak sekolah tentang pentingnya masalah sanitasi. Dinas Koperindag yang bisa menjadi penaggungjawab dalam
pengembangan sektor industri dalam pemenuhan kebutuhan sarana sanitasi dan pengembangan usaha yang berkaitan
pengelolaan sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis. Tapi melihat dari permasalahan yang terjadi di Kabupaten
Poso, ketujuh SKPD diatas memiliki kaitan langsung dengan permasalahan sanitasi di Kabupaten Poso.



BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN POSO 61






..































Gambar 2.10
Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Poso
BUPATI

WAKIL BUPATI
STAF AHLI

1. Bidang Hukum dan Politik
2. Staf Ahli Bidang Pemerintahan
3. Bidang Pembangunan
4. Bidang Kemasyarakatan & SDM
5. Bidang Keuangan & Ekonomi
SEKRETARIAT DAERAH
DPRD SEKRETARIAT DPRD

1. Bagian Umum
2. Bagian Persidangan dan
Hukum
3. Bagian Keuangan
Asisten Pemerintahan &
Kesejahteraan Rakyat

- Bagian Administrasi
Pemerintahan
- Bagian Administrasi
Kesejahteraan Rakyat
- Bagian Humas dan
Protokoler
Asisten
Perekonomian &
Pembangunan

- Bagian Administrasi
Perekonomian dan
Pembangunan
- Bagian
Perlengkapan dan
Aset
Asisten Administrasi
Umum

- Bagian Hukum dan
HAM
- Bagian Organisasi
- Bagian Humas
- Bagian Umum
- Bagian Keuangan
DINAS DAERAH

- Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga
- Dinas Kesehatan
- Dinas Sosial
- Dinas perhubungan, Komunikasi dan Informatika
- Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil
- Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
- Dinas Pekerjaan Umum
- Dinas Perumahan dan Kebersihan kota
- Dinas koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah,
Perindustrian dan Perdagangan
- Dinas Pertanian dan Perkebunan
- Dinas kelautan dan Perikanan
- Dinas Pendapatan
- Dinas tenaga kerja dan Treansmigrasi
- Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
- Dinas Kehutanan
- Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
LEMBAGA TEKNIS DAERAH

- Inspektorat
- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
- Badan Kepegawaian, Pendidikan dan
Pelatihan Daerah
- Badan Kesatuan bangsa dan Politik
- Badan Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana
- Badan Ketahanan Pangan
- Badan Penanaman Modal dan Pelayanan
Perizinan Terpadu
- Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan
Pemerintahan Desa
- Badan Lingkungan Hidup
- Kantor Perpustaan Arsip dan Dokumentasi
- Rumah Sakit Umum Daerah


SATPOL PP
KESATUAN
PENGELOLAAN HUTAN
PRODUKSI MODEL
SINTUWU MAROSO
KECAMATAN
KELURAHAN / DESA

Anda mungkin juga menyukai