Anda di halaman 1dari 10

1

KONSEP BANGUNAN PERPUSTAKAAN ANAK SESUAI


DENGAN PERKEMBANGAN ANAK

Rindy Priyanka Estri

Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia,
Depok 16424, Indonesia

E-mail: rindy.priyanka@gmail.com

The Concepts of Children Library Building Based On Children
Development

Abstract

This paper discusses the concept of children library buildings associated with the children
psychological development. Three aspects of the concept of building is the location, construction
and design, and children library facilities. The discussion consist of four parts. The first part is the
introduction which discuss the background of this paper. The second part will discuss the main
theories to support this paper, they are the children psychological development, and library spatial
theory. The third part will focused to discuss the concepts of children library building based on
children development. The last part as conclusion of the whole parts in this paper. This research is
a qualitative study. Observation of the Rimba Baca Children Library made as a reference to the
concept of children development and existing buildings.

Keywords: Children Library, Children Development, Library Building, Library Design


Pendahuluan

Di Indonesia, banyak orang yang menganggap perpustakaan hanyalah
sebuah gudang buku yang membosankan, hanya berisi rak-rak buku memanjang,
tidak boleh berisik, dan tempatnya tidak menarik. Gambaran-gambaran tersebut
membuat seseorang malas untuk mengujungi perpustakaan. Oleh sebab itu, para
orangtua tidak terpikirkan untuk membawa anak-anaknya ke sebuah tempat yang
begitu membosankan jauh dari keceriaan.
Masa kanak-kanak merupakan masa seseorang mempelajari dan meniru
dari hal-hal sekitarnya. Masa ini penting dalam pembentukan karakter dan
perkembangan pengetahuan seseorang, pada masa ini banyak hal-hal positif yang
harus diajarkan lewat pembiasaan. Dalam bukunya The Child as Psycologist,
Mark Bennet (Bennet, 1993: 19) mengatakan bahwa anak-anak mempercayai
lewat apa yang ada saat itu (representational), jika mereka telah meyakini
2

sesuatu, mereka akan menggambarkan dunia dengan cara tertentu. Pengamatan
tentang perkembangan anak membuat kita mengetahui setiap perkembangan yang
terjadi baik secara fisik dan intelektual sehingga membantu kita memilihkan dan
mengarahkan anak tersebut kepada sesuatu yang mendukung perkembangannya.
Melalui psikologi perkembangan kita dapat mengetahui perilaku dan
karakteristik anak-anak. Hal ini dapat dijadikan bahan acuan sebuah perpustakaan
dalam merancang bangunannya agar anak-anak tertarik dan merasa nyaman saat
berada di sana. Seperti yang tertulis pada buku Library Service to School and
Children bahwa, The childrens library should be a friendly place, to which it is
a pleasure to go.... We should strive to create an atmosphere of pleasantness and
comfort, of suitability, and of appropriateness (Lionel R. McColvin, 1957: 38).
Dapat dipelajari bahwa perpustakaan harus didukung oleh hal-hal yang
menciptakan suasana yang nyaman, dan tepat untuk anak-anak.
Suasana yang nyaman dan sesuai dengan anak-anak akan memberikan
kesan yang mendalam agar mereka ingin kembali mengunjungi perpustakaan.
Hal ini sudah sepatutnya dilakukan di Indonesia agar konsep-konsep
pembangunan perpustakaan anak memberikan manfaat yang besar untuk kembali
menghidupkan semangat anak-anak mengunjungi perpustakaan.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan meninjau dari
berbagai segi mengenai konsep bangunan perpustakaan anak.. Wawancara
dilakukan terhadap sumber-sumber yang terkait dalam topik ini untuk
memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan data lewat berbagai sumber
media informasi dan literatur baik tercetak maupun elektronik juga dilakukan.
Selain itu, dilakukan observasi di Perpustakaan Anak Rimba Baca sebagai
referensi realitas perpustakaan anak yang telah didirikan dan pengamatan
perkembangan anak.

Perkembangan Anak

3

Dalam psikologi perkembangan anak banyak dibicarakan bahwa dasar
kepribadian seseorang terbentuk pada masa anak-anak. Beberapa prinsip yang
mendasari perkembangan setiap anak (Ediasri T. Atmodiwirjo, 1980: 4) adalah
sebagai berikut.
Perkembangan tidak terbatas dalam arti tumbuh menjadi besar tetapi
mencakup rangkaian perubahan yang bersifat progresif, teratur, koheren
dan berkesinambungan.
Perkembangan dimulai dari respon-respon yang sifatnya umum menuju
yang khusus.
Manusia merupakan totalitas (kesatuan), sehingga akan ditemui kaitan erat
antara perkembangan aspek fisik-motorik, mental, emosi dan sosial.
Perhatian yang berlebihan atas satu segi akan memengaruhi segi lain.
Setiap orang akan mengalami tahapan perkembangan yang berlangsung
secara berantai.
Setiap fase perkembangan memiliki ciri dan sifat yang khas sehingga
terkadang ada tingkah laku yang dianggap buruk namun sebenarnya hal
yang wajar sebagai ciri terjadinya perkembangan.
Pola perkembangan mengikuti pola yang pasti, sehingga perkembangan
seseorang dapat diperkirakan.
Perkembangan terjadi karena faktor kematangan dan pembelajaran.
Perkembangan dipengaruhi oleh faktor dalam (bawaan) dan faktor luar
(lingkungan, pengalaman, pengasuhan).
Setiap individu itu berbeda atau khas, tidak akan ada dua orang yang tepat
sama meskipun berasal dari orang tua yang sama.

Perkembangan anak meliputi dua hal yaitu perubahan kuantitatif dan
kualitatif (Papilia, 1993: 12). Perubahan kuantitatif ialah perubahan yang secara
fisik dapat terlihat, seperti berat badan, dan tinggi badan anak. Sedangkan
perubahan kualitatif ialah perubahan kemampuan dan mutu anak, seperti tingkat
kecerdasan. Aspek perkembangan anak yang saling berkaiatan dan dapat
dijadikan panduan (Papilia,1993: 12-13) adalah sebagai berikut.
Perkembangan fisik
4

Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan dan perubahan fisik dan
motorik. Perkembangan fisik erat kaitannya dengan gerak dan otot tubuh.
Perkembangan intelektual
Perkembangan intelektual berkaitan dengan kemampuan dan pola pikir
anak.
Perkembangan kepribadian dan sosial
Perkembangan ini berhubungan dengan bagaimana anak melakukan dan
menerima komunikasi di dalam lingkungan sekitarnya.

Perkembangan anak akan memengaruhi pembangunan perpustakaan baik
dari sisi bangunan maupun sisi pemilihan peralatan yang akan digunakan atau
ditempatkan di dalam perpustakaan anak. Lewat fase-fase perkembangan anak
kita dapat mengetahui bahwa anak-anak akan memiliki perilaku dan
perkembangan yang berbeda disetiap fasenya, semakin ia berkembang maka rasa
keingintahuannya semakin tinggi, begitupun gerak dan aktivitasnya yang semakin
aktif.

Teori Tata Ruang Perpustakaan

Tata berarti pengaturan, atau penyusunan. Ruang ialah, Suatu wadah
yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, ruang udara sebagai suatu kesatuan
wilayah tempat manusia dan makhluk lainya hidup dan melakukan kegiatan serta
memelihara kelangsungan hidup.(UU No. 24 Th.1992). Jadi dapat disimpulkan
bahwa tata ruang adalah segala sesuatu yang berada dalam ruangan yang dibuat
dan diatur sebagai wadah dalam suatu kegiatan dalam melakukan kegiatan. Teori
tata ruang perpustakaan yang dikemukakan L. M. Harrod (1969: 151-173) adalah
sebagai berikut.
Ruangan harus cukup luas untuk menampung buku-buku dan mebel-
mebel perpustakaan.
Penerangan ruangan secara alami diatur dengan memerhatikan sudut
jatuhnya sinar matahari di dalam ruangan.
5

Penerangan buatan dipasang dengan memperhitungkan kebutuhan cahaya
bagi meja baca, meja studi (study carreles) dan rak buku.
Sirkulasi udara diatur secara baik dan efisien.
Penggunaan warna, baik untuk dinding maupun untuk langit-langit
ruangan, memberi pengaruh yang besar sehingga ruangan tampak lebih
terang.
Bahan untuk lantai dipilih dengan menyesuaikan keadaan tata ruang
secara keseluruhan.
Bangunan perpustakaan anak sangat bergantung pada luas tanah yang akan
dibangun perpustakaan tersebut, hal ini akan berpengaruh pada jumlah ruangan
yang dimilki perpustakaan anak, fasilitas yang akan diberikan, dan jumlah koleksi
yang dapat ditampung.

Hasil Pengamatan Perkembangan Anak

Setelah melakukan pengamatan di Perpustakaan Anak Rimba Baca,
tampak di sana anak-anak begitu nyaman membaca sambil duduk ataupun tidur di
sofa dan bantal-bantal empuk yang disediakan. Terlihat di sana anak-anak yang
memasuki masa PAUD dan TK, bergerak aktif kesana-kemari mencari buku, atau
malah berada di area Art and Craft. Di area Art and Craft anak-anak dapat
melipat origami, mewarnai atau melukis, dan bermain puzzel.
Anak-anak balita yang kebanyakan menginjak PAUD dan TK terlihat
masih memerlukan bimbingan orang tua atau dewasa, untuk membantunya
membacakan sebuah buku. Pada umur 0-5 tahun, anak akan menunjukan
perkembangan intelektual terutama pada saat berkomunikasi. Mereka masih
sering menggunakan kata-kata abstrak untuk memberitahu atau menjelaskan
sesuatu kepada kita. Pembelajaran dengan membacakan buku-buku cerita
bergambar yang menarik, akan membantu mereka mempelajari kosa kata baru,
dan mendorong daya imaginasi mereka. Orang tua berperan aktif dalam melatih
pengucapan, dan memperagakan dengan sedikit gerakan yang menggambarkan
cerita tersebut agar ia mampu membayangkannya.
6

Anak-anak yang menginjak usia 6-9 tahun, atau kelas 1-3 SD terlihat lebih
aktif baik dalam perkembangan fisik dan intelektual. Mereka terlihat asyik
mencari buku sendiri, aktif bergerak kesana-kemari saat ia merasa sudah mulai
bosan dengan bukunya, aktif menanyakan segala hal, dan ia mampu
berkomunikasi lebih baik sehingga mulai berani berkenalan dengan anak-anak
lain. Pada usia ini mereka mengalami perkembangan motorik dan intelektual yang
cukup pesat. Mereka sudah mengetahui warna, dapat mengelompokkan benda-
benda, tertarik pada huruf dan angka, dan senang pada kegiatan seperti menulis,
menggunting, dan menggambar. Pada usia saat ini diperlukan wadah bukan hanya
buku namun juga peralatan yang dapat mendorong dan melatih kreatifitas mereka
seperti alat menulis dan melukis, dan kertas lipat atau origami. Semuanya berguna
untuk mendorong kreatifitas bukan hanya lewat imajinasi dari buku, namun juga
dengan menuangkannya dalam sebuah karya.
Anak-anak berumur 10-12 tahun terlihat lebih memiliki ketenangan
emosional. Mereka terlihat mulai mengedalikan emosinya, seperti tidak lagi
menjerit atau berteriak saat ada yang tidak sesuai dengan keinginannya. Mereka
hampir sepenuhnya membaca buku, dan mencari sudut-sudut yang lebih tenang
dan nyaman untuk membaca. Bacaan yang mereka ambil pun lebih berat
dibandingkan yang lain seperti komik dan novel ringan. Perpustakaan anak
sebaiknya memberikan sudut-sudut yang lebih nyaman dan tenang, dengan
suasana yang juga berbeda dari area bermain yang lebih ceria. Area membaca
dibuat senyaman mungkin dengan sesuatu yang ceria agar tetap menarik namun
tidak terlalu mencolok. Bila perlu disediakannya sudut tersendiri untuk anak-anak
dengan usia sekitar ini.

Konsep Bangunan Perpustakaan Anak Disesuaikan dengan Pekembangan
Anak

A. Lokasi
L. M. Harrod (1969: 151-154) menyebutkan bahwa penentuan lokasi
perpustakaan perlu memerhatikan hal berikut ini.
7

Mudah dicapai oleh pengunjung baik dengan berjalan kaki maupun
dengan memakai kendaraan umum.
Terletak di lingkungan yang terdapat banyak anak-anak bermain ataupun
bersekolah.
Jauh dari keramaian yang dapat mengganggu pengunjung yang berada di
perpustakaan.

Perpustakaan anak idealnya berlokasi pada sebuah area yang aman dan
memiliki akses yang mudah. Paling tidak lokasi perpustakaan dapat anak-anak
jangkau sendiri dengan jarak sekitar 1 mil atau 1,6 km dari rumahnya. Area yang
aman dapat diartikan sebagai lokasi yang tidak terlalu dekat dengan jalanan utama
yang ramai lalu lalang kendaraan, apalagi jika seorang anak harus menyebrang
jalan raya untuk mencapai perpustakaan. Akses yang mudah memungkinkan
pengunjung datang dari berbagai area dan daerah. Perkembangan anak mendorong
mereka untuk menjelajah dan mencari tahu, terkadang sikap keingintahuan
mereka membuatnya berani untuk melakukan sesuatu hal sendiri. Oleh karena itu,
lokasi yang aman dengan akses yang mudah menjadi hal utama agar keberanian
seorang anak yang ingin menjelajah sendiri dapat terpenuhi tanpa khawatir hilang
atau terluka karena jalanan yang ramai.

B. Bangunan dan Desain
Bangunan
Bangunan perpustakaan anak dirancang menarik yang mencerminkan
keceriaan, namun tidak mencolok. Hal terpenting adalah bangunan
menggambarkan bahwa tempat tersebut adalah sebuah perpustakaan anak.
Bangunan perpustakaan anak idealnya memiliki kaca-kaca yang cukup
besar. Perlunya penataan taman atau ruang hijau di sekitar bangunan
perpustakaan akan memperindah dan membuatnya tampak lebih asri. Jadi
kaca-kaca besar tersebut sekaligus menghubungkan ruangan di dalam
dengan keadaan yang asri dari taman di sekitar bangunan perpustakaan.
Hal ini akan memberikan suasana yang nyaman dan sejuk saat kita
memandangnya dari dalam perpustakaan.
8

Ruangan
Setiap ruangan yang dibangun harus dipertimbangkan optimalisasi
kegunaannya, jangan sampai ada ruangan yang mubazir karena dibangun
tanpa melihat atau meninjau perkembangan dan perilaku anak disekitarnya
yang menjadi target pengunjung. Perlu juga diperhatikan mengenai iklim,
dan medan atau lokasi perpustakaan anak tersebut Ruangan atau area yang
umumnya ada adalah ruang kerja staf, area membaca, ruang bermain atau
ruang kreatifitas, dan ruangan serbaguna.
Penerangan
Penerangan hendaknya tersebar rata di seluruh ruangan. Terang redupnya
penerangan harus diatur agar anak-anak tidak merasa terlalu silau ataupun
terlalu gelap. Pasang peralatan pencahayaan di bawah langit-langit
bangunan yang berwarna putih karena dapat merefleksikan penerangan ke
area secara luas. Kekuatan cahaya yang ideal untuk area membaca ialah
200 lux. Buku di rak seharusnya diberikan penerangan yang rata mulai
dari rak yang terendah sampai yang tertinggi. Kekuatan cahaya untuk
penerangan rak-rak buku 40-50 lux.
Sirkulasi Udara
Sirkulasi udara akan berpengaruh pada kenyamanan anak-anak.
Penggunaan pendingin ruangan atau AC akan sangat berguna mengatur
dan memberika suhu yang nyaman. Suhu udara yang nyaman umumnya
23
o
-26
o
c.
Lantai
Lantai yang dipilih perpustakaan anak sudah seharusnya dirancang agar
anak-anak aman saat ia melakukan kegiatan di dalam perpustakaan. Karpet
merupakan pemilihan bahan lantai terbaik untuk anak. Elemen karpet yang
empuk menjadi pilihan tepat dan aman mengingat masa perkembangan
anak merupakan masa aktif mereka bergerak dan beraktivitas. Selain
nyaman, karpet juga memiliki pilihan yang beragam, dan dapat
disesuaikan dengan tema perpustakaan.
Desain
9

Dekorasi ruangan merupakan unsur penting yang memberikan kontribusi
dalam pembentukan atsmofer perpustakaan anak. Pertama, desain
sebaiknya memiliki skema yang sederhana. Sederhana yang dimaksud
bukan polos, melainkan tidak terlalu ramai, mencolok, atau berlebihan.
Kedua, desain digunakan secara menyeluruh baik pada ruangan, dinding,
lantai, bingkai jendela, meja, kursi, rak buku, dan semuanya saling
berkaitan dan mudah diaplikasikan.
Mebel
Mebel yang berada pada perpustakaan sudah seharusnya disesuaikan
dengan tema perpustakaan. Desain, warna, dan mebel yang ada di
perpustakaan anak membantu perkembangan anak pada pengenalan warna,
perkembangan imajinasi, dan pengendalian emosi mereka yang
dipengaruhi oleh suasana yang tercipta di dalam perpustakaan anak. Selain
itu, pada masa perkembangan anak, mereka cenderung untuk bergerak
aktif, sehingga pilihlah mebel yang memiliki ujung atau sudut yang
cenderung tumpul atau tidak runcing, agar kelak tidak melukai anak-anak.

C. Fasilitas
Multimedia
Fasilitas multimedia dibuat untuk memajukan dan mengeksplorasi
kemampuan anak lewat teknologi. Sistem e-Edukids berbasis multimedia
dibuat dengan menggunakan program Macromedia Flash 5.0 dan PHP
(Hypertext Processor) versi 4.0 dengan databasenya menggunakan
MySQL (Hartanti, 2002). Dalam e-Edukids terdapat menu sistem
pengajaran yang terbagi menjadi 8 menu, yaitu pengenalan benda,
pengenalan kegiatan, pengenalan hewan, pengenalan warna, pengenalan
angka, pengenalan buah, pengenalan vocabulary english, dan pengujian
kemampuan.
Ruang Musik dan Film
Selain fasilitas multimedia, menurut Colin Ray (1979: 41) sebaiknya
sediakan fasilitas audio-visual dengan ruangan khusus tersendiri. Disini
anak-anak dapat menonton film dan mendengarkan lagu-lagu anak-anak.
10


Simpulan

Perpustakaan anak memerlukan perancangan konsep yang ideal dalam
pembangunannya agar anak-anak merasa nyaman. Keseluruhan konsep bangunan
perpustakaan anak disesuaikan dengan perkembangan anak yang ada agar konsep
tersebut dapat memberikan manfaat yang optimal. Peninjauan dan pengamatan
yang mendalam di lingkungan sekitar merupakan hal yang penting dalam
menentukan konsep bangunan yang baik. Penentuan konsep berada sepenuhnya
pada komunikasi dan kerjasama antara pustakawan dan arsitek dalam membangun
sebuah perpustakaan anak.
Ada tiga konsep utama dalam merancang sebuah perpustakaan anak yaitu
lokasi, bangunan dan desain, dan fasilitas. Idealnya perpustakaan anak berlokasi
pada sebuah area yang aman dan memiliki akses yang mudah, seperti dalam
sebuah komplek atau area dekat sekolah. Bangunan dan desain perpustakaan anak
dirancang dengan tema yang ceria, konsisten dan menyeluruh pada setiap elemen,
namun perlu diingat tema yang ceria bukan berarti mencolok dan berlebihan.
Fasilitas perpustakaan anak dibangun untuk meningkatkan kreatifitas dan
imajinasi anak lewat sarana komputer dan alat-alat elektronik lain, umumnya
fasilitas yang sebaiknya disediakan perpustakaan anak adalah multimedia, ruang
musik dan film.

Daftar Acuan

Bennett, Mark (ed.). 1993. The Child as Psycologist. Hertfordshire: Hervester
Wheatsheaf.
Dwi Hartanti, Suyoto, dan RJB. Wahyu Agung. 2003. Desain dan Implementasi
e-EduKids Berbasis Multimedia bagi Anak TK, dalam Jurnal Teknologi
Industri. VII, halaman 223230.
Hart, Thomas L. 1990. Creative Ideas For Library Media Center Facilities.
Englewood: Libraries Unlimited.
Lushington, Nolan. 2008. Libraries Designed for Kids. London: Facet Publishing.
McColvin, Lionel R. 1957. Public Library Services for Children. France: Unesco.
Ray, Colin. 1979. Library Service to School and Children. Paris: United Nations
Educational, Scientific and Cultural Organization.
Singgih D. Gunarsa, dan Yulia Singgih D. Gunarsa (ed.). 2006. Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Gunung Mulia.

Anda mungkin juga menyukai