Anda di halaman 1dari 3

Pada dasarnya pendapatan seluruh lapisan masyarakat di Indonesia berasal dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Karena itu kemiskinan yang terjadi pada
sebagian masyarakat di wilayah Indonesia secara tidak langsung adalah imbas dari
ketidakmerataan aliran dana APBN tersebut. ntuk dapat mengatasi ketimpangan aliran dana
tersebut! yang akhirnya dapat menyentuh kaum miskin! maka selayaknya secara bijak dapat
diubah pola pengeluaran pada Pemerintah maupun masyarakat.
1. Bangun Budaya Berusaha, bukan Budaya Pegawai.
Adanya idiom bahwa kita adalah "Bangsa kuli! dan kuli di antara bangsa#bangsa$
adalah mendekati kebenaran. Kebanyakan lulusan Perguruan %inggi kita lebih menyenangi
menjadi "kuli$ berdasi dengan jalan melamar pekerjaan dibandingkan menjadi pengusaha.
&ereka mempunyai cita#cita yang "hanya$ sejalan dengan peluang yang disediakan perusahaan.
'ontohnya! saya bercita#cita menjadi seorang kepala bagian di P%. (reeport! tidak ada cita#cita
untuk menjadi "pemilik$ P% (reeport.
)al ini menjadi penting dalam proses pemiskinan! karena pola pikir inilah yang
menyebabkan lahan pekerjaan menjadi semakin sempit. *aitu setiap orang ingin menjadi
pegawai! bukan pengusaha. Kondisi ini diperparah oleh aturan#aturan pemerintah yang
mempersulit pengusaha seperti surat#surat ijin untuk membuka usaha yang tumpang tindih!
pungutan liar dan terbatasnya sarana lain. Belum lagi suku bunga kredit usaha yang secara ajaib
lebih tinggi dari suku bunga kredit konsumti+. ,ecara langsung hal ini akan menggiring
masyarakat untuk lebih berperilaku konsumti+ dibanding untuk berusaha.
2. Pisahkan Kaum Mampu dan Kaum Tak Mampu .
Pemisahan disini bukanlah pemisahan dalam kesempatan membuka peluang! berusaha!
bekerja dan kesempatan lainnya. Pemisahan yang dimaksud adalah pemilahan hal mana yang
menjadi kepentingan si mampu dan mana yang menjadi kepentingan si tidak mampu. Ada
beberapa hal yang patut dikemukakan karena akan tampak ekstrim tetapi memungkinkan untuk
dilaksanakan.
Harry Prasadya, hal 1 dari 3 halaman
2.1 Hilangkan subsidi BBM non Produktif.
,elama ini bensin Premium! yang disubsidi sehingga nyaris menghabiskan APBN! selalu
dianggap sebagai kepentingan masyarakat umum. %etapi masyarakat yang mana- *ang lebih
menikmati adalah masyarakat yang memiliki mobil pribadi! yang setiap hari ,abtu digunakan
untuk macet di Puncak dan pusat#pusat wisata lainnya. Bukan dinikmati oleh masyarakat
kampung yang untuk menemui angkutan umum saja harus berjalan berkilo#kilometer.
Kesimpulannya! yang selalu meributkan kenaikan harga Premium adalah orang yang mampu
membeli mobil pribadi! bukan "seluruh masyarakat$. ntuk itu jangan ragu#ragu untuk
menaikkan harga dan bila perlu menghapuskan bensin Premium.
Pada kenyataannya angkutan ekonomi dilayani kendaraan berbahan bakar solar seperti
Kereta Api! Bus dan %ruk. ntuk angkutan umum dalam kota produksi kembali bensin biru!
yang lebih murah dan bebas timbal yang karena itu nilai oktannya rendah. .ika bensin biru
disebutkan merusak mesin juga tidak masalah karena kenyataannya usia angkot telah lama
dibatasi. .adi saat rusak saat itu pula ijin operasi telah habis. Kalaupun pemilik ")onda .a//$
merasa keberatan dengan harga Pertama0 yang mahal (Anggaplah 1p 23.333!#)! maka silakan
gunakan bensin biru. Bila tidak mau juga- .angan beli mobil pribadi yang juga berarti
menghemat de4isa negara dengan tidak membeli barang impor.
2.2 tamakan Perut !akyat, bukan "idah !akyat.
Pemerintah tidak perlu terjebak dengan berita#berita di media yang mepermasalahkan
naiknya harga minyak goreng. Perlu diingat bahwa minyak goreng adalah sarana untuk
kenikmatan lidah. 1akyat miskin tidak akan sempat meributkan harga minyak goreng karena
tidak ada yang dapat digoreng! karena beraspun mereka tidak mampu untuk membeli. ,ementara
itu dana milyaran 1upiah telah dikucurkan pemerintah untuk mensubsidi harga minyak goreng
yang nota bene adalah "lidah$ dan bukan "perut$. Padahal dokter manapun tidak pernah
menganjurkan makanan digoreng! jauh lebih sehat jika makanan tersebut direbus. .adi apa dan
masyarakat kelas mana pula yang dibela kepentingannya oleh pemerintah-
Harry Prasadya, hal 2 dari 3 halaman
2.# $aikkan Pa%ak Barang&barang Konsumtif
,alah satu kesalahan terbesar yang merupakan warisan pemerintah 5rde baru adalah
budaya konsumti+. ,aat ini ukuran kemapanan diukur dari besar layar %6 kita! seberapa baru
mobil sedan kita! seberapa modern handphone kita dan banyak hal remeh lainnya. ,ayang justru
hal remeh tersebutlah yang menyerap bagian terbesar penghasilan masyarakat. ,eseorang
menjadi stress karena mobilnya hanya buatan tahun 789 dan bukan mobil terbaru. *ang lain
menjadi tidak percaya diri karena )P#nya hanya produksi lima tahun yang lalu dengan layar
monochrome tanpa kamera. Belum lagi tower#tower B%, yang didirikan perusahaan selular yang
setiap towernya memerlukan daya listrik rata#rata sebesar :9.333 watt. ,ementara rakyat
dianjurkan menghemat listrik! berapa banyak daya yang disedot B%, tersebut-
ntuk menghalangi impian#impian tersebut yang menjadikan pengeluaran tidak produkti+
ada baiknya naikkan pajak barang#barang tersebut sehingga menjadi sulit terjangkau oleh
masyarakat kelas pas#pasan. ,ebab dengan adanya mobil maka pikiran mereka menjadi susah
oleh tidak terbelinya bensin untuk berjalan#jalan. ;engan adanya )andphone maka mereka
menghutang kiri#kanan untuk membeli "pulsa$ agar dapat ber#sms#an dengan temannya.
#. Hapus Budaya 'uap dan Korupsi dengan Perubahan (turan Hukum
Aturan main )ukum diubah dimana seorang "Penyuap$ tidak dapat dituntut secara
Pidana. )anya "%ersuap$ yang dapat dikasuskan. ;engan aturan seperti itu maka dalam sekejap
diharapkan tidak ada satupun Aparat Pemerintah yang mau menerima suap. .ika kedua pihak
masih terkena ancaman Pidana seperti saat ini maka para pelaku akan cenderung saling
melindungi dan tutup mulut seperti pada kasus#kasus yang berkembang saat ini.
,elain itu inti yang terpenting dari setiap tindakan adalah sama! yaitu tepat sasaran! hemat
de4isa! pemimpin kuat pada komitmen dan tidak reaksioner. Perbanyak pemasukan dan kurangi
pengeluaran negara melalui usaha perubahan budaya konsumti+ menjadi budaya produkti+. Bila
de4isa dapat dihemat serta ditunjang penurunan tingkat korupsi! Insya Allah angka kemiskinan
di Indonesia ini dapat ditekan dan kelaparan dapat diberantas.
Harry Prasadya, hal 3 dari 3 halaman

Anda mungkin juga menyukai