Interaksi Obat-Herbal antara Echinacea purpurea dan Darunavir-Ritonavir
pada Pasien yang Terinfeksi HIV
Jose Molto, Marta Valle, Cristina Miranda, Samandhy Ceden, Eugenia Negredo, Manuel Jose Barbanoj, and Bonaventura Clotet
1. Apakah produk yang digunakan benar-benar telah terstandarisasi? Standarisasi ekstrak Echinacea purpurea sudah dilakukan pada produk ini. Sediaan ini diperoleh dari akar Echinacea purpurea dan mengandung minimum 0,5% untuk jumlah asam caftaric dan chicoric asam. 2. Apakah produk yang digunakan sudah diamati senyawa markernya? Dalam penelitian kali ini, Salah satu keterbatasan potensi penelitian yaitu termasuk fakta bahwa tidak dilakukannya analisis fitokimia independen untuk "Senyawa marker " dalam produk E. purpurea yang digunakan dalam studi. Dengan banyaknya merek Echinacea yang tersedia di pasar, mungkin ada variabilitas yang besar dalam isi produk, formulasi, dan bioavailabilitasnya. Selain itu, perbedaan antara label dan isi sebenarnya dari konstituen aktif mungkin terjadi, pada beberapa kasus produk komersial yang terjadi adalah produk tersebut tidak mengandung konstituen aktifnya seperti yang dicantumkan pada label, sehingga membingungkan interpretasi studi farmakokinetik interaksi obat. Untuk menghindari hal ini, maka E. purpurea dibeli dari vendor tunggal. Arkopharma merupakan pemimpin dalam industri suplemen botani di Eropa; dikendalikan dan telah diberikan sertifikat GMP oleh Badan AFSSAPS (Perancis untuk Sanitasi Keamanan untuk Produk Kesehatan). 3. Apakah batch pada keseluruhan penelitian digunakan batch yang sama Pada penelitian ini, untuk sediaan herbal yang digunakan hingga akhir penelitian digunakan dari batch yang sama yaitu Arkoapsulas Echincea, lot no. V05895B; Arkopharma, Madrid, Spain. 4. Apakah dosis obat dan dosis herbal sudah sesuai? Dalam penelitian ini dosis terapi darunavir-ritonavir yang digunakan adalah 600/100 mg dua kali sehari selama 4 pekan pada pasien yang plasma HIV-1 RNA 50 kopi/mL. Dosis kombinasi darunavir-ritonavir yang digunakan telah sesuai dengan rekomendasi FDA untuk pasien yang terinfeksi HIV-1 RNA (www.fda.gov/medwatch) Adapun dosis untuk sediaan herbal yang diberikan yaitu kapsul yang mengandung ekstrak akar E. purpurea dengan dosis 500 mg tiap 6 jam dari hari ke-1 hingga ke-14. Banyak sediaan komersial yang tersedia yang mengandung komponen yang berasal dari bagian tanaman yang berbeda serta dari spesies dan varietas yang berbeda dari E. purpurea. Rekomendasi dosis (semua diberikan 3 kali sehari) adalah sebagai berikut: 300 mg bubuk ekstrak kering (standar 3,5% echinacoside), 0,25-1,25 mL ekstrak cair (1:1 di 45% alkohol), 1 sampai 2 mL tingtur (1: 5 di 45% alkohol), 2 sampai 3 mL jus E. purpurea, dan 0,5 sampai 1 g kering akar atau teh. Menggunakan echinacea selama lebih dari 8 minggu pada suatu waktu harus dihindari karena berpotensi menekan sistem kekebalan tubuh. Intravena (IV) penggunaan tidak dianjurkan. 5. Apakah ada bahasan mengenai herbal tersebut berpengaruh pada induksi sitokrom? Efek dari echinacea pada CYP3A4 yang kurang jelas. Beberapa ekstrak Echinacea angustifolia, Echinacea pallida dan Echinacea purpura (Echinagard dan Echinaforce) lemah atau sedang menghambat CYP3A4, sedangkan satu ekstrak Echinacea purpura (Echinacare) menyebabkan kedua penghambatan lemah dan induksi CYP3A4. Namun, dalam sebuah studi sifat penghambatan bervariasi (150 kali lipat). Hal ini tampaknya terkait dengan konten alkamide ekstrak, meskipun Echinacea pallida hanya berisi konsentrasi rendah alkamides, sehingga konstituen lain juga mungkin memiliki peran dalam penghambatan CYP3A4. Memang, satu studi menemukan bahwa turunan asam caffeic dan asam echinacoside cichoric menyebabkan penghambatan CYP3A4 moderat dan sangat lemah. Gorski dkk, menyelidiki efek in vivo dari Echinacea purpurea pada beberapa isozim CYP, termasuk CYP3A4, setelah pemberian intravena dan oral midazolam. Pada kasus ini, Echinacea purpurea secara selektif memodulasi aktivitas katalitik CYP3A4 pada usus dan hati. Echinacea purpurea menghambat aktivitas CYP3A4 pada lumen usus, meningkatkan bioavailabilitas oral dari midazolam hingga 50%, akan tetapi Echinacea purpurea juga menginduksi aktivitas hepatik CYP3A4, sehingga secara signifikan meningkatkan klirens sistemik dari midazolam. Perbedaan efek yang diberikan oleh Echinacea purpurea pada CYP3A4 pada dua daerah yang berbeda membuat ekstrak ini sulit diperkirakan efek potensialnya pada substrat CYP3A4 lain seperti pada inhibitor protease HIV. 6. Apakah observasi konsisten dengan mekanisme aksi yang diketahui dan apakah observasi konsisten dengan literatur? Penggunaan Darunavir-Ritonavir (600 mg/100 mg 2 kali sehari) bersamaan dengan kapsul ekstrak akar Echinaceae purpura (500 mg setiap 6 jam) sebagai tambahan dengan antiretroviral aman digunakan dan dapat ditoleransi dengan baik oleh pasien. Meskipun ekstrak echinaceae dapat menurunkan biovailabilitas dari Darunavir-Ritonavir namun tidak memberikan penurunan konsentrasi plasma secara signifikan sehingga pada umumnya penyesuaian dosis tidak diperlukan. Dalam hal ini penyesuaian dosis dapat dilakukan pada masing-masing individu yang menunjukkan penurunan konsentrasi dan AUC konsetrasi vs. waktu sebesar 30-40% untuk lebih memastikan interaksi yang terjadi antara keduanya. 7. Hasil penelitian yang didapatkan sesuai dengan literatur yang mengatakan bahwa berdasarkan pada data in vivo didapatkan bahwa ekstrak echinaceae mempengaruhi aktivitas CYP3A4 yang merupakan enzim utama pemetabolisme Darunavir di hati dan di usus. Namun pada penelitian ini penggunaan Darunavir dengan atau tanpa ekstrak Echinaceae dalam pemberian, tidak mempengaruhi profil farmakokinetika Darunavir secara bermakna.
8. Apakah jumlah orang yang digunakan sudah sesuai dengan ketentuan studi randomized, placebo controlled? Keterwakilan populasi oleh sampel dalam penelitian merupakan syarat penting untuk suatu generalisasi atau inferensi. Pada dasarnya semakin homogen nilai variabel yang diteliti, semakin kecil sampel yang dibutuhkan, sebaliknya semakin heterogen nilai variabel yang diteliti, semakin besar sampel yang dibutuhkan. Pada kondisi yang berbeda, cara penentuan besar sampel juga berbeda. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penghitungan besar sampel adalah : jenis dan rancangan penelitian, tujuan penelitian/analisis, jumlah populasi atau sampel, karakteristik populasi/cara pengambilan sampel (teknik sampling), jenis (skala pengukuran) data (variabel dependen). Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah fixed sequence. Kemungkinan besar metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling. Berbeda dengan probability sampling, sampel non-probabilitas bukan merupakan produk dari proses seleksi acak. Subjek dalam sampel non-probabilitas biasanya dipilih berdasarkan aksesibilitas mereka atau oleh penilaian pribadi purposive peneliti. Kelemahan dari metode non-probablity sampling adalah bahwa proporsi yang tidak diketahui dari seluruh populasi. Ini mensyaratkan bahwa sampel mungkin atau mungkin tidak mewakili seluruh populasi secara akurat. Oleh karena itu, hasil penelitian tidak dapat digunakan dalam generalisasi yang berkaitan dengan seluruh penduduk.
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2013, Echinacea, Natural Medicines Comprehensive Database Consumer Version, http://www.drugs.com/npp/echinacea.html, diakses pada tanggal 28 Mei 2014 Hafsari, Indah., 2013, Echinacea, http://www.scribd.com/doc/189224260/Echinacea- Stockleys, , diakses pada tanggal 28 Mei 2014