Anda di halaman 1dari 6

PERANCANGAN SISTEM KONTROL PENERANGAN,

PENDINGIN RUANGAN, DAN TELEPON OTOMATIS


TERJADWAL BERBASIS MIKROKONTROLER


Ratih Puspadini, T. Ahri Bahriun
Konsentrasi Teknik Komputer, Departemen Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU)
Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA
e-mail: ratih.puspadini@students.usu.ac.id or ratih.puspadini@gmail.com

Abstrak

Pada suatu perusahaan sering dijumpai suatu masalah tentang penerangan dan pendingin ruangan yang
beroperasi tidak berdasarkan kebutuhan. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya ketidak efisienan energi
dan biaya. Paper ini membahas tentang perancangan suatu alat sistem kontrol penerangan, pendingin
ruangan dan telepon yang terjadwal berbasis mikrokontroler AT89S52. Rancangan ini diharapkan untuk
diaplikasikan pada gedung perkantoran dalam rangka penghematan energi. Sebagai penentu waktu
digunakan RTC (Real Time Clock) tipe DS12887 dan sebagai penampil informasi digunakan panel LCD
(Liquid Crystal Display) 16x2. Sebagai tambahan alat ini juga dilengkapi dengan sensor gerak sehingga
penerangan dan pendingin ruangan akan bekerja selama ada pergerakan. Selain itu alat ini juga dilengkapi
dengan saklar on/off yang dapat dioperasikan khususnya pada saat jam kerja tambahan (lembur).
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh, rangkaian pengatur hidup dan mati sistem penerangan, pendingin
ruangan dan pengalihan saluran telepon pada ruangan pimpinan, ruangan karyawan dan ruangan satpam
sesuai dengan waktu yang terjadwal telah berfungsi dengan baik.

Kata kunci : Sistem kontrol penerangan, Mikrokontroler AT89S52, RTC DS12887.

1. Pendahuluan

Pada suatu perusahaan atau perkantoran sering
dijumpai suatu permasalahan, yaitu masalah
pengaturan energi. Gedung perkantoran kebanyakan
belum memiliki sistem pengaturan penerangan,
pendingin ruangan dan saluran telepon secara
otomatis yang telah terjadwal. Hal tersebut
mengakibatkan terjadinya ketidak efisienan energi
dan biaya, dimana lampu dan AC beroperasi secara
sia-sia. Dengan kata lain sistem bekerja tidak
berdasarkan kebutuhan.
Dengan menggunakan sistem kontrol
penerangan, pendingin ruangan dan telepon pada
gedung perkantoran, masalah tersebut diatas dapat
diatasi. Sistem yang dirancang pada paper ini dapat
melakukan pengontrolan dengan menggunakan
suatu mikrokontroler yang bertindak sebagai
pengatur utama. Agar dapat mengetahui waktu dan
tanggal maka sistem yang dirancang ini dilengkapi
dengan RTC.
Sistem pengontrolan gedung perkantoran yang
dirancang pada paper ini meliputi :
a. Ruangan pimpinan.
Selain daripada pengaturan penerangan dan
pendingin ruangan yang terjadwal, ruangan
pimpinan dilengkapi dengan sensor pendeteksi
gerak sehingga sistem akan menyalakan lampu
dan pendingin ruangan selama ada orang
diruangan tersebut.
b. Ruangan karyawan.
Sistem penerangan dan pendingin ruangan pada
ruangan karyawan hanya akan menyala pada
jadwal yang telah ditentukan. Namun apabila
diperlukan, penerangan dan pendingin ruangan
dapat dinyalakan secara manual. Hal ini perlu
jika ada karyawan bekerja diluar jam kerja.
c. Ruangan satpam.
Saluran telepon utama dari meja receptionist
akan dialihkan ke ruangan satpam diluar jam
kerja.

2. Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah sebuah chip yang
didalamnya terdapat mikroprosesor yang sudah
dilengkapi dengan I/O dan memori. Mikrokontroler
terdiri dari sejumlah komponen, antara lain:
Prosesor, ROM, RAM, Timer/Counter, Bandar I/O
dan peralatan pendukung lainnya.[1]

2.1. Mikrokontroler AT89S52

Mikrokontroler AT89S52 merupakan
mikrokontroler yang dikembangkan dari keluarga
mikrokontoler 8051 (MSC-51) oleh Atmel
-41-
@ Copyright DTE FT USU
Corporation. Mikrokontroler ini dirancang dengan
teknologi CMOS dan memori program internal
sebesar 8 KByte Flash EPROM yang bisa
diprogram dalam sistem ISP. Mikrokontroler
AT89S52 mempunyai 40 kaki terdiri dari : 8 kaki
sumber interupsi, dan 32 kaki digunakan untuk
keperluan port paralel.[2]

2.2. RTC (Real Time Clock)

RTC (Real Time Clock) adalah jenis pewaktu
yang bekerja berdasarkan waktu yang sebenarnya.
Dalam paper ini digunakan sebuah IC RTC dengan
tipe DS12887 merupakan RTC menggunakan jalur
data seri yang memiliki register data detik, menit,
jam, tanggal, bulan dan tahun valid hingga tahun
2100. RTC ini memiliki 128 lokasi RAM terdiri
dari 14 byte untuk data waktu serta kontrol, dan 114
byte sebagai RAM umum.[3]

2.3. LCD (Liquid Crystal Display)

LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu
jenis media tampilan yang menggunakan kristal cair
sebagai penampil utama. LCD karakter adalah LCD
yang bisa menampilkan karakter ASCII dengan
format dot matriks.[4] LCD yang digunakan dalam
paper ini adalah LCD 16x2 karakter dengan tipe
M1632. LCD M1632 adalah LCD yang
membutuhkan daya kecil, dilengkapi panel LCD,
serta kontroler LCD CMOS memiliki karakter
generator built-in ROM/RAM.[5]

2.4. Relay

Relay adalah sebuah saklar yang dikendalikan
oleh arus.[6] Relay terdiri dari dua bagian, yaitu:
kumparan dan kontak. Kumparan terdiri dari belitan
kawat tembaga halus, sedangkan kontak terbuat dari
bahan penghantar, umumnya tembaga. Kontak
terdiri dari dua jenis, yaitu: kontak normally opened
yang terbuka jika kumparan tidak dialiri arus listrik,
dan kontak normally closed yang tertutup jika
kumparan tidak dialiri arus listrik.

2.5. Sensor Gerak PIR

Sensor gerak PIR (Passive Infrared) adalah
sensor inframerah pendeteksi pergerakan manusia.
Sensor gerak yang digunakan dalam rancangan ini
adalah tipe PIR AMN12111 (slight motion
detection type). Sensor PIR ini mendeteksi
perubahan dari sinar inframerah yang terjadi ketika
ada pergerakan oleh seseorang atau suatu objek
yang memiliki suhu atau temperatur yang berbeda
dari lingkungan disekitarnya.[7]


3. Blok Diagram Sistem

Secara umum blok diagram yang dirancang
diperlihatkan pada Gambar 1.


Gambar 1. Blok Diagram Sistem

Mikrokontroler mendapat masukan dari RTC
dan saklar on/off, keluaran dari mikrokontroler
digunakan untuk menggerakkan LCD dan
penerangan berserta pendingin ruangan melalui
rangkaian driver. RTC mengirim dan menerima
data dari mikrokontroler, data yang dikirim dari
RTC adalah waktu saat itu (real time). Data-data
yang dikirimkan dari mikrokontroler ke LCD terdiri
dari waktu dan tanggal pada saat itu (real time).
Saklar on/off dirancang berfungsi untuk
pengaturan jadwal penyalaan dan pemadaman
penerangan dan pendingin ruangan. Rangkaian
driver berfungsi untuk menggerakkan relay yang
mengatur penerangan, pendingin ruangan dan
saluran telepon.

3.1. Rangkaian Sistem Minimum
Mikrokontroler

Rangkaian sistem minimum mikrokontroler
diperlihatkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Rangkaian Sistem
Minimum Mikrokontroler

Rangkaian sistem minimum terdiri dari
mikrokontroler AT89S52, rangkaian osilator
(clock), rangkaian reset, soket pemrograman dan
rangkaian regulator yang menggunakan IC 7805
untuk menstabilkan tegangan catuan yang masuk ke
V
CC
.

@ Copyright DTE FT USU
-42-
VOL 4 NO 2/November 2013 SINGUDA ENSIKOM
3.2. Rancangan Rangkaian Sistem Kontrol

Pada rangkaian yang dirancang ini, sistem
minimum mikrokontroler dilengkapi dengan saklar
on/off, RTC, LCD, dan rangkaian driver.
Port 2.0 Port 2.2 digunakan sebagai masukan
untuk saklar on/off, sedangkan Port 2.3 digunakan
untuk pengatur

dari RTC. Port 0.0 Port 0.7


digunakan sebagai bus alamat dan bus data dari
RTC. Port 1.4 Port 1.7 digunakan sebagai bus
data untuk panel LCD.

3.3. Rangkaian Pewaktu RTC

Rangkaian pewaktu RTC (Real Time Clock)
yang diperlihatkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Rangkaian Pewaktu RTC

Tipe RTC yang digunakan adalah DS12887
memiliki bus data, bus alamat dan bus kontrol.
Dimana, bus alamat berfungsi untuk mengalamati
memori yang menyimpan data waktu, sedangkan
bus data berfungsi untuk memberikan informasi
atau nilai data berupa jam maupun tanggal. Bus
kontrol berfungsi sebagai kendali enable dan arah
aliran data.
Pin 4 Pin 11 (AD0 AD7) dari RTC
dihubungkan dengan Port 0.0 Port 0.7 (AD0
AD7) dari mikrokontroler. Pin 18 (

dari
RTC dihubungkan dengan resistor 1 K ke V
CC

dan kapasitor 10 pF ke ground berfungsi untuk
mereset RTC pada saat catu daya dinyalakan. Pin
13 (

RTC digunakan untuk mengaktifkan RTC.


Pin ini dihubungkan ke Port 2.3. Pin 14 (AS) RTC
dihubungkan ke Pin 30 (ALE) dari mikrokontroler.
Pin 15 (R/

) RTC dihubungkan ke Port 3.6 (


dari mikrokontroler. Pin 17 (DS) RTC dihubungkan
ke Port 3.7 (

dari mikrokontroler. Pin 12 (GND)


RTC berfungsi sebagai ground, dan Pin 24 (V
CC
)
RTC berfungsi untuk catu daya dengan tegangan +5
Volt.

3.4. Rangkaian Driver

Rangkaian driver merupakan suatu rangkaian
yang berfungsi sebagai penguat arus, sehingga
dapat mengendalikan beban yang lebih besar.
Rangkaian driver ini yang diperlihatkan pada
Gambar 4.
AC 220V
Beban Listrik
(Lampu, AC/Kipas, dsb)
Relay
VCC
Ke
Mikrokontroler
RB
NPN
D1
IB
VBE
IC

Gambar 4. Rangkaian Driver

Rangkaian ini terdiri dari sebuah transistor,
sebuah resistor, sebuah dioda dan sebuah relay.
Transistor berfungsi sebagai penguat arus yang
akan memperkuat arus keluaran mikrokontroler
sehingga menjadi cukup besar untuk menggerakkan
relay. Karena arus keluaran logika tinggi (I
OH
)
mikrokontroler terlalu kecil maka tahanan R
B

ditambahkan guna memperbesar arus basis
transistor. Besarnya arus basis yang dibutuhkan
adalah sebesar I
C
/h
FE
. Besarnya I
C
adalah sama
dengan besarnya arus relay. Nilai tahanan R
B
dapat
dihitung sebagai berikut :
I
C
= I
relay
= (V
CC
V
CE(sat)
)/R
relay

I
C
= (12 V 0 V)/100
I
C
= 12 V/100 = 120 mA
Jika h
FE
= 100 maka besarnya I
B
yang
dibutuhkan adalah :
I
B
= I
C
/h
FE
= 120 mA/100 = 1,2 mA
Nilai ini jauh lebih besar dari arus keluaran
logika tinggi mikrokontroler (I
OH
) yang hanya
sebesar 60A. Untuk mengatasi hal ini maka
tahanan R
B
ditambahakan guna memperbesar arus
basis transistor (I
B
). Nilai tahanan ini dipilih
sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan I
B

yang dibutuhkan dan dapat diserap oleh keluaran
mikrokontroler pada saat berlogika rendah (I
OL
).
Untuk menghasilkan I
B
= 1,2 mA maka nilai
tahanan R
B
dapat dihitung sebagai berikut :
R
B
= (V
CC(relay)
V
BE
)/I
B

R
B
= (12 V 0,7 V)/1,2 mA = 9,416 K
Pada saat relay harus padam, arus yang
mengalir dari tahanan R
B
ini harus dapat diserap
oleh port mikrokontroler sehingga tegangan
keluaran dari port tersebut lebih kecil dari 0,7 Volt
sehingga transistor dapat menyumbat (cut-off).
Karena arus keluaran logika rendah (I
OL
) dapat
mencapai 1,6 mA maka nilai tahanan R
B
dapat
diterapkan. Tetapi karena nilai tersebut bukan nilai
standar maka dipilih nilai standar yang terdekat,
yaitu 10 K.
Akan tetapi arus basis yang dihasilkan menjadi
kurang dari 1,2 mA sehingga untuk meng-
kompensasi ini transistor yang digunakan harus
memiliki h
FE
yang sedikit lebih besar dari 100.
Dioda (D1) berfungsi untuk meredam arus
balik dari kumparan relay pada saat relay
dipadamkan agar tidak merusak transistor.
@ Copyright DTE FT USU -43-
VOL 4 NO 2/November 2013
SINGUDA ENSIKOM
Pada rangkaian yang dirancang dibutuhkan
dua rangkaian driver, satu untuk mengatur
penerangan dan pendingin ruangan sedangkan yang
satunya lagi untuk mengatur saluran telepon.
Hubungan rangkaian driver ini dengan
mikrokontroler diperlihatkan pada Gambar 5.

Gambar 5. Rangkaian Driver Keseluruhan

3.5. Rangkaian LCD

Rangkaian LCD 16x2 seperti diperlihatkan
pada Gambar 6.

Gambar 6. Rangkaian LCD 16x2

Panel LCD memiliki bus data dan bus kontrol.
Bus data berfungsi untuk memberikan data dari
mikrokontroler ke LCD atau sebaliknya, sedangkan
bus kontrol terdiri dari RS (Register Select), RW
(Read/Write) dan Clock. Dalam rancangan ini LCD
diprogram untuk menampilkan tanggal dan jam
yang sedang berlangsung.
Pada rancangan ini panel LCD dioperasikan
pada mode 4 bit, sehingga diperlukan 7 buah line
yang terdiri dari:
1. 3 pin kendali, yaitu:
a. Pin 4 (RS) LCD dihubungkan ke Port 3.0
(RXD) dari mikrokontroler,
b. Pin 5 (RW) LCD dihubungkan ke Port 3.1
(TXD) dari mikrokontroler,
c. Pin 6 (E) LCD dihubungkan ke Port 3.3
(

dari mikrokontroler.
2. 4 pin bus data, yaitu: Pin 11 14 (D4 D7)
LCD dihubungkan ke Pin 5 8 (Port 1.4 Port
1.8) dari mikrokontroler.
Untuk mengatur kontras maka V
EE

dihubungkan dengan resistor variabel 5K yang
dipasangkan antara V
CC
dengan ground. Karena
Untuk menyalakan back light dari LCD maka Pin
15 dihubungkan ke catu daya +5 Volt dan Pin 16
dihubungkan ke ground.

3.6. Rangkaian Saklar On/Off

Rangkaian saklar on/off diperlihatkan pada
Gambar 7.

Gambar 7. Rangkaian Saklar On/Off

Rangkaian saklar on/off ini merupakan
masukan bagi sistem untuk mengatur penjadwalan,
dimana masukan diberikan oleh pengguna dengan
memberikan data jam atau waktu operasi yang
diinginkan.
Pada rangkaian yang dirancang ini terdapat dua
buah saklar on/off dan tiga buah push button yang
masing-masing fungsinya adalah :
1. Tombol Auto/Manual dihubungkan ke Pin 21
(Port 2.0) dari mikrokontroler, berfungsi untuk
memilih mode otomatis atau manual sistem
penerangan, pendingin ruangan dan telepon.
2. Tombol On/Off dihubungkan ke Pin 22 (Port
2.1) dari mikrokontroler, berfungsi untuk hidup
maupun mati sistem penerangan, pendingin
ruangan dan telepon pada mode manual dipilih
pada saat ada jadwal kerja tambahan (lembur).
3. Tiga buah push button yang masing-masing
berfungsi untuk :
a. Push button Setting untuk memulai
pengaturan dihubungkan ke Pin 23 (Port
2.2) dari mikrokontroler.
b. Push button Count_Up untuk mengatur
tahun, bulan, tanggal, hari, jam dan menit
dihubungkan ke Pin 25 (Port 2.4) dari
mikrokontroler.
c. Push button Enter untuk selesai mengatur
waktu dihubungkan ke Pin 26 (Port 2.5)
dari mikrokontroler.

3.7. Diagram Alir Perangkat Lunak

Diagram alir yang menggambarkan aliran atau
proses kerja program diperlihatkan pada Gambar 8.

@ Copyright DTE FT USU
-44-
VOL 4 NO 2/November 2013 SINGUDA ENSIKOM
Mulai
Inisialisasi
Baca Jam RTC
Baca Kalender RTC
Kalender =
Hari kerja?
Jam =
Jam kerja?
Hidupkan Sistem
Penerangan, Pendingin Ruangan
dan Saluran Telepon
Tombol
Manual = ON?
Matikan Sistem
Penerangan, Pendingin Ruangan
dan Saluran Telepon
Ya
Ya Ya
Tidak
Tidak Tidak
Tampilkan Jam
pada LCD
Baca Tombol
Manual

Gambar 8. Diagram Alir Secara Garis Besar

Program dimulai dengan inisialisasi sistem
dilanjutkan dengan pembacaan RTC kemudian
menampilkan jam dan tanggal pada LCD. Proses
selanjutnya adalah membandingkan data dari RTC
dengan hari kerja. Jika hari itu adalah hari kerja
maka program akan dilanjutkan dengan
membandingkan apakah jam sama dengan jam
kerja. Jika sama, maka program akan
menghidupkan penerangan, pendingin ruangan dan
telepon akan dihubungkan ke meja receptionist.
Jika hari dan jam tidak dari RTC bukan hari
jam kerja, maka program akan membaca tombol
manual. Kemudian program akan ke pembandingan
selanjutnya, yaitu: apakah tombol manual berada
pada posisi ON atau OFF. Jika tombol manual ON,
maka program akan menghidupkan penerangan,
pendingin ruangan dan telepon dihubungkan ke
meja receptionist. Jika tombol manual OFF maka
program akan mematikan penerangan, pendingin
ruangan dan telepon dihubungkan ke ruangan
satpam.

4. Pengujian Bagian Bagian Dari
Rangkaian Pengatur

Pada pengujian ini bagian bagian dari
rangkaian pengatur diuji secara terpisah untuk
mengetahui apakah sudah berfungsi sesuai dengan
yang diharapkan. Untuk keperluan ini dibuat empat
program kecil, untuk menguji ke empat bagian dari
rangkaian pengatur.

4.1. Pengujian Mikrokontroler

Pengujian awal mikrokontroler dilakukan
dengan memprogram mikrokontroler untuk
mengeluarkan data tertentu pada ke empat port
mikrokontroler. Pengukuran port mikrokontroler
dilakukan dengan menggunakan voltmeter. Data
hasil pengukuran yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
P0 = 0000 0011 = 03H
P1 = 0000 0000 = 00H
P2 = 0111 1111 = 7FH
P3 = 1111 0111 = F7H
Keterangan : Logika 0 tegangan 0 Volt, dan
logika 1 tegangan 5 Volt.
Pengukuran yang dilakukan memberikan hasil
sesuai dengan yang diharapkan, sehingga dapat
disimpulkan bahwa rangkaian mikrokontroler
berfungsi dengan baik.

4.2. Pengujian LCD

Pengujian tampilan LCD dilakukan dengan
mengirimkan karakter A pada baris pertama kolom
pertama dari panel LCD. Hasil pengujian ini sesuai
dengan yang diharapkan yaitu: tampilnya huruf A
pada baris pertama kolom pertama panel LCD.

4.3. Pengujian Sensor PIR

Pengujian sensor PIR dilakukan dengan cara
mengukur keluaran sensor tersebut dengan
menggunakan voltmeter. Dari pengukuran tersebut
diketahui bahwa sensor akan menghasilkan
tegangan sebesar 4,32 Volt (logika 1) jika ada
pergerakan objek dan tegangan sebesar 0,11 Volt
(logika 0) jika tidak ada pergerakan objek.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sensor
PIR ini berfungsi dengan baik.

4.4. Pengujian Relay

Pengujian relay dilakukan dengan
memprogram relay untuk hidup dan mati sesuai
dengan kondisi logika yang diberikan oleh program
dalam hal ini khusus dihubungkan dengan sensor
gerak. Relay hidup pada saat terdapat pergerakan
objek dan relay mati setelah 30 detik tidak terdapat
pergerakan objek. Dari hasil pengujian ini dapat
disimpulkan bahwa relay berfungsi dengan baik.

4.5. Pengujian Keseluruhan

Pengujian keseluruhan ini dilakukan dalam tiga
tahapan, yaitu: hari Senin sampai dengan Jumat,
hari Sabtu, dan hari Minggu.

4.5.1. Pengujian Untuk Hari Senin Sampai
Dengan Jumat

Pengujian keseluruhan dilakukan setelah semua
komponen dihubungkan, yaitu: RTC, LCD, relay,
sensor PIR, dan saklar on/off telah terhubung pada
-45- @ Copyright DTE FT USU
VOL 4 NO 2/November 2013 SINGUDA ENSIKOM
mikrokontroler dan keseluruhan program telah di
download ke mikrokontroler.
Pengujian dilakukan dengan menjalankan
program utama dengan mengubah waktu RTC agar
tidak perlu menunggu terlalu lama. Untuk
pengujian penyalaan sistem, RTC diset pada pukul
07.59. Jika sistem bekerja dengan baik maka lampu
dan kipas akan menyala pada pukul 08.00. Hal ini
dapat dilihat pada Gambar 9.


Gambar A. Gambar B.
Pukul 07.59 (Mati) Pukul 08.00 (Hidup)
Gambar 9. Pengujian Penyalaan Sistem

Pada pengujian untuk pemadaman sistem, RTC
diset pada pukul 17.59. Jika berfungsi dengan baik
maka lampu dan kipas akan padam pada pukul
18.00. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 10.


Gambar A. Gambar B.
Pukul 17.59 (Hidup) Pukul 18.00 (Mati)
Gambar 10. Pengujian Pemadaman Sistem

Dari pengujian ini dapat disimpulkan bahwa
sistem bekerja sesuai dengan yang diharapkan.
Untuk keperluan pengujian saluran telepon
kontak relay pengatur telepon digunakan untuk
menyalakan sebuah LED. Dengan demikian maka
status relay dapat diamati dengan menyala atau
padamnya LED tersebut. Dari pengujian yang
dilakukan dapat diketahui bahwa relay pengaturan
telepon tersebut bekerja sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar
11.


Gambar A. Gambar B.
Telepon Kantor (LED Hijau) Telepon Satpam (LED Merah)
Gambar 11. Pengujian Saluran Telepon

4.5.2. Pengujian Untuk Hari Sabtu

Prosedur pengujian untuk hari Sabtu adalah
sama dengan pengujian untuk hari Senin sampai
dengan Jumat, akan tetapi waktu pemadaman bukan
pada pukul 18.00, tetapi pukul 13.00. Untuk
keperluan itu maka pada pengujian pemadaman
RTC diset pada pukul 12.59. Hasil pengujian adalah
sesuai dengan yang diharapkan.

4.5.3. Pengujian Untuk Hari Minggu

Prosedur pengujian untuk hari Minggu juga
sama dengan pengujian untuk hari Senin sampai
dengan Jumat, akan tetapi sistem tidak akan pernah
menyala sepanjang hari tersebut, kecuali terdapat
perintah dari saklar manual. Hasil pengujian
berhasil sesuai dengan yang diharapkan.

5. Kesimpulan

Berdasarkan dari proses perancangan sistem
kontrol penerangan, pendingin ruangan dan telepon
otomatis terjadwal menggunakan mikrokontroler
dapat diperoleh kesimpulan, antara lain:
1. Alat yang dibuat berhasil dalam pengaturan
hidup atau mati penerangan, pendingin ruangan
dan saluran telepon walaupun masih terdapat
beberapa kekurangan.
2. Dari hasil pengujian yang dilakukan, rangkaian
pengatur penerangan, pendingin ruangan dan
saluran telepon yang dibuat telah berfungsi
dengan baik, sesuai dengan yang diharapkan.

6. Daftar Pustaka

[1] Tarigan, Pernantin, Sistem Tertanam
(Embedded System), Yogyakarta : Penerbit
Graha Ilmu, Cetakan Pertama, 2011.
[2] ATMEL Corporation, AT89S52 : 8 bit
Microcontroler with 8K Bytes In System
Programmable Flash,
www.datasheetcatalog.com, (diakses pada
tanggal 02 Agustus 2012).
[3] Dallas Semiconductor, DS12887 Real Time
Clock, www.dalsemi.com, (diakses pada
tanggal 02 Oktober 2012).
[4] Usman, Teknik Antarmuka dan Pemrograman
Mikrokontroler AT89S52, Yogyakarta : CV.
Andi Offset, Cetakan I, 2008.
[5] HITACHI, HD44780U (LCD-II) : (Dot
Matrix Liquid Crystal Display Controller
Driver). www.datasheetcatalog.com,
(diakses pada tanggal 02 Oktober 2012).
[6] Bishop, Owen, Dasar Dasar Elektronika,
Jakarta : Penerbit Erlangga, Cetakan I, 2004.
[7] Panasonic, MP Motion Sensor NaPiOn
(Passive Infrared Type) AMN12111.
www.datasheetcatalog.com, (diakses pada
tanggal 12 November 2012).




-46-
@ Copyright DTE FT USU
VOL 4 NO 2/November 2013
SINGUDA ENSIKOM

Anda mungkin juga menyukai