Anda di halaman 1dari 5

1.

Definisi
Uretritis adalah peradangan yang terjadi pada saluran uretra. Brunner and
Suddart menyatakan bahwa uretritis adalah inflamasi uretra yang biasanya
merupakan infeksi yang menyebar naik. Price and Wilson menyatakan bahwa
uretritis adalah peradangan uretra oleh berbagai penyebab dan merupakan
sindrom yang sering terjadi pada pria.
Sistitis adalah inflamasi akut pada kandung kemih/buli-buli. Basuki B
Purnomo menyatakan sistitis akut adalah inflamasi akut pada mukosa buli-buli
yang sering disebabkan oleh infeksi oleh bakteria. Mikroorganisme penyebab
infeksi ini terutama adalah E coli, Enteroccoci, Proteus, dan Stafilokokus aureus
yang masuk ke buli-buli melalui uretra. Brunner and Studdart menyatakan
bahwa sistitis adalah inflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan
oleh menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik
urin dari uretra ke dalam kandung kemih (refluks uretrovesikal), kontaminasi
fekal, pemakaian kateter atau sistoskop.
Ada pula Sistitis Interstitial yaitu suatu gangguan inflamasi noninfeksius
kandung kemih yang ditandai oleh gejala yang serupa dengan infeksi traktus
urinari bawah. Infeksi ini berkaitan juga dengan penggunaan kontrasepsi
spermasida-diafragma karena kontrsepsi ini dapat menyebabkan obstruksi
uretra parsial dan mencegah pengosongan sempurna kandung kemih. Cistitis
pada pria merupakan kondisi sekunder akibat bebarapa faktor misalnya prostat
yang terinfeksi, epididimitis, atau batu pada kandung kemih.
Prostatitis adalah peradangan kelenjar prostat; dapat bersifat akut maupun
kronis dan penyebabnya dapat bakterial maupun nonbakterial.
Basuki B Purnomo dalam bukunya menyatakan bahwa prostatitis adalah
reaksi inflamasi pada kelenjar prostat yang dapat disebabkan oleh bakteri
maupun non bakteri.
Brunner and Studdart menyatakan bahwa prostatitis adalah inflamasi
kelenjar prostat yang disebabkan oleh agen infeksius (bakteri,fungi,
mikoplasma) atau oleh berbagai masalah lain ( misalnya strikur uretra,
hiperplasia prostatik). Prostatitis diklasifikasikan sebagai bakterial atau
abakterial, bergantung ada tidaknya mikroorganisme dalam cairan prostat.
Price Wilson mengemukakan dalam bukunya prostatitis adalah peradangan
prostat; dapat bersifat akut maupun kronik dan penyebabnya dapat berupa
bakterial atau nonbakterial. Kebanyakan infeksi bakteri pada prostat disebabkan
oleh organisme gram negatif; organisme yang paling sering adalah Escherichia
coli. Penyebab lainnya adalah enterococus, stafilokokus, streptokokus,
Chlamydia trachomatis, Ureaplasma urealycum dan Neisseria gonnorhoeae.
Prostatitis menunjukkan adanya peningkatan jumlah sel-sel radang (paling
sering limfosit) pada stroma prostat didekat asinus kelenjar prostat (Nickel et al
1999).
2. Epidemiologi
Uretritis akut paling banyak ditemukan pada pria dengan gonorea, walaupun
pada beberapa pria dengan gonorea tidak pernah terlihat dan timbul tanda atau
gejala uretritis. Organisme-organisme penyebab Uretritis paling banyak
ditularkan melalui aktivitas seksual (Price Wilson, 2005)
Wanita lebih sering mengalami serangan sistitis daripada pria karena uretra
wanita lebih pendek daripada pria. Disamping itu getah cairan prostat pada pria
mempunyai sifat bakterisidal sehingga relative tahan terhadap infeksi saluran
kemih. Diperkirakan bahwa paling sedikit 10%-20% wanita pernah mengalami
serangan sistitis dalam hidupnya dan kurang lebih 5% dalam satu tahun pernah
mengalami serangan ini (Basuki B Purnomo, 2003). Gangguan terutama dialami
oleh wanita usia 40-50 tahun namun juga dapat menyerang segala usia, rasa
atau seks. Sistitis interstitial menyerang lebih dari 450.000 orang di Amerika
Serikat.
Sebuah penelitian dari Association of Reproductive Health Professional
didapatkan data secara umum diperkirakan rasio penderita Cystitis antara
wanita dan pria adalah 9:1.2 Namun, dalam studi JPKM hanya disebutkan, rasio
tersebut hanya 5:1.
Diperkirakan sekitar 50% laki-laki mengalami gejala peradangan prostatic
sepanjang hidupnya. Dan hanya sekitar 5% dari kasus-kasus ini yang disebabkan
oleh infeksi bakteri. Umumnya penderita yang sering menderita prostatitis
adalah kurang dari 50 tahun. Prostatitis paling sering terjadi pada pria usia 20-40
tahun.
Pada awal 1990 junlah kunjungan penderita dengan prostatitis sebanyak 2
juta per tahun, menandingi jumlah kunjungan penderita dengan Benign
Prostatic Hipertropy (BPH) pada tahun yang sama.

3. Faktor risiko
Taslan (2010) mengungkapkan beberapa faktor resiko prostatitis, antara lain
yaitu :
Jenis Kelamin: Laki-laki
Usia: < 35 tahun
Penderita HIV
Granulomatosis Wegener
Infeksi Fungal dengan C albicans dan Coccidioides immits dan infeksi
mycobacterial M.Tuberculosis.
Benign Prostatic Hiperplasia
Kanker prostat
Infeksi saluran kemih bawah

4. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala Uretritis Gonococcal (UG) dan Uretritis Non-Gonococcal
(UNG) pada dasarnya adalah sama, namun berbeda pada derajat keparahan
gejala yang timbul. Kedua uretritis baik gonococcal maupun non-gonococcal
menyebabkan adanya lendir, dysuria, dan gatal pada uretra. Lendir yang sangat
banyak, dan purulen lebih sering pada gonorrhea, sedangkan pada kondisi UNG,
lendir yang dihasilkan lebih sedikit dan mukoid. Pada UNG, lendir sering hanya
muncul pada pagi hari, atau hanya terlihat seperti krusta yang melekat di
meatus atau terlihat seperti bercak pada pakaian dalam. frekuensi, hematuria,
dan urgensi sering terjadi pada kedua jenis infeksi. Masa inkubasi jauh lebih
pendek pada infeksi gonorrhea, yaitu dalam 2-6 hari, sedangkan pada UNG,
gejala muncul dalam 1-5 minggu setelah infeksi, dengan masa inkubasi rata-rata
2-3 minggu
7
.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Kreiger yang membandingkan
manifestasi klinis uretritis gonococcal, chlamydial, dan trichomonal. Hanya 55%
pria dengan trichomoniasis yang mengalami lendir uretra, dibandingkan pada
infeksi Chlamydia 82%, dan 93% pada gonorrhea. Lendir yang dihasilkan pada
infeksi N. gonorrhea, 82% berjumlah sangat banyak dan purulen. Berbeda
dengan infeksi Chlamydia dan Trichomonal dengan sedikit lendir berwarna
jernih atau mukoid
7
.
Gejala uretritis adalah discharge purulen dan alguria/disuria. Kebanyakan
uretritis bersifat asimtomatis. Pada yang bersifat simtomatis, gejala yang terjadi
antara lain adalah sebagai berikut :
Mukosa memerah dan oedema
Terdapat cairan eksudat yang purulen
Ada ulserasi pada uretra
Ada rasa gatal yang menggelitik
Goodmorning sign
Ada nanah pada awal miksi
Kesulitan dalam memulai miksi
Nyeri pada abdomen bagian bawah
Inflamasi pada uretra menimbulkan rasa terbakar pada saat urinasi
Pasien dengan sistitis akut ditemukan dengan gangguan buang air kecil,
seperti dysuria, frekuensi dan urgensi. Pasien juga merasakan nyeri punggung
bawah dan nyeri suprapubik. Hematuria dan urin keruh juga tanda yang sering
ditemukan. Sistitis jarang disertai demam, mual,muntah, badan lemah dan
kondisi umum yang menurun. Jika disertai dengan demam dan nyeri pinggang
perlu dipikirkan adanya penjalaran infeksi ke saluran kemih sebelah atas.
(Tanagho dan McAninch,2008)
Reaksi inflamasi menyebabkan mukosa inflamasi buli-buli menjadi
kemerahan (eritema), edema dan hipersensitif sehingga jika buli terisi urine,
akan mudah terangsang untuk segera mengeluarkan isinya; hal ini
menyebabkan gejala frekuensi. Kontraksi buli-buli akan menyebabkan rasa
sakit/nyeri di daerah suprapubik dan eritema mukosa buli-buli mudah berdarah
dan menimbulkan hematuria. (Basuki B Purnomo, 2003)
Brunner studart dalam bukunya menuliskan bahwa secara umum manifestasi
klinis prostatitis meliputi :
Rasa tidak nyaman pada perineal
Rasa terbakar
Dorongan ingin berkemih
Sering berkemih
Nyeri saat/setelah ejakulasi
Prostatodinia (nyeri pada prostat) dimanifestasikan oleh nyeri saat
berkemih atau nyeri perineal tanpa adanya inflamasi / pertumbuhan
bakteri daalm cairan prostat

Anda mungkin juga menyukai