Ekstraksi gigi dapat dilakukan dengan dua teknik yaitu teknik sederhana dan teknik
pembedahan. Teknik sederhana dilakukan dengan melepaskan gigi dari perlekatan jaringan
lunak menggunakan elevator kemudian menggoyangkan dan mengeluarkan gigi di dalam
soket dari tulang alveolar menggunakan tang ekstraksi. Sedangkan teknik pembedahan
dilakukan dengan pembuatan flep, pembuangan tulang disekeliling gigi, menggoyangkan dan
mengeluarkan gigi di dalam soket dari tulang alveolar kemudian mengembalikan flep ke
tempat semula dengan penjahitan. Teknik sederhana digunakan untuk ekstraksi gigi erupsi
yang merupakan indikasi, misalnya gigi berjejal. Ekstraksi gigi dengan teknik pembedahan
dilakukan apabila gigi tidak bisa diekstraksi dengan menggunakan teknik sederhana,
misalnya gigi ankilosis (Howe, !!"#.
$alaupun gigi memenuhi persyaratan untuk dilakukan ekstraksi, pada beberapa
keadaan tidak boleh dilakukan ekstraksi gigi karena beberapa faktor atau merupakan
kontraindikasi ekstraksi gigi. %ada keadaan lain, kontraindikasi ekstraksi gigi sangat berperan
penting untuk tidak dilakukan ekstraksi gigi sampai masalahnya dapat diatasi. &ontra indikasi
pencabutan gigi atau tindakan bedah lainnya disebabkan oleh faktor lokal atau sistemik.
'ikatakan menjadi kontra indikasi pencabutan gigi bila dokter gigi ( dokter spesialis akan
memberi i)in atau menanti keadaan umum penderita dapat menerima suatu tindakan bedah
tanpa menyebabkan komplikasi yang membahayakan bagi jiwa penderita (Howe, !!"#.
Kontra Indikasi Sistemik
%asien dengan kontra indikasi yang bersifat sistemik memerlukan pertimbangan khusus
untuk dilakukan pencabutan gigi. *ukan kontra indikasi mutlak dari pencabutan gigi. +aktor,
faktor ini meliputi pasien,pasien yang memiliki riwayat penyakit khusus. 'engan kondisi
riwayat penyakit tersebut, pencabutan gigi bisa dilakukan dengan persyaratan bahwa pasien
sudah berada dalam pengawasan dokter ahli dan penyakit yang menyertainya bisa dikontrol
dengan baik. Hal tersebut penting untuk menghindari terjadinya komplikasi sebelum
pencabutan, saat pencabutan, maupun setelah pencabutan gigi.
*erikut ini penyakit yang dapat menjadi kontra indikasi dan hubungannya dengan
pencabutan gigi, yaitu-
1. Diabetes Mellitus ( penyakit kencing manis / gula )
'iabetes melitus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh rusaknya sel,sel beta
langerhans yg terdapat di organ pankreas sehingga menyebabkan ketidakseimbangan hormon
insulin dalam tubuh yang berakibat kadar gula dalam darah menjadi tinggi. .nsulin
dibutuhkan tubuh untuk membantu metabolisme gula darah hingga menjadi energi atau
disimpan di hati dan otot sebagai cadangan energi. /ika kadar insulin dalam tubuh sedikit atau
tidak ada, maka metabolisme gula darah menjadi energi akan terhambat,akibatnya kadar gula
darah yang seharusnya diubah menjadi energi dalam tubuh menjadi meningkat. Seseorang
dikatakan menderita penyakit diabetes melitus jika kadar gula darahnya pada saat puasa
melebihi 0"," mg(dl,atau pemeriksaan glukosa darah sewaktu lebih dari 1"mg(dl.
Terkadang seseorang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita penyakit 'iabetes 2elitus.
kemungkinan karena tidak ada gejala yang dirasakan spesifik oleh penderita,sehingga
pemeriksaan kadar glukosa tidak pernah dilakukan (Howe, !!"#.
Tanda,tanda yang sering terjadi pada seseorang yang menderita 'iabetes 2elitus
adalah (a# Sering merasa haus, (b# Sering buang air kecil pada malam hari, (c# Sering merasa
lapar, (d# *erat badan yang turun drastis secara cepat, (e# Sebagian besar gigi terasa goyang,
(f# %andangan menjadi kabur.
*iasanya pada penderita diabetes melitus,akan lebih rentan terserang infeksi
dikarenakan kadar gula dalam darahnya yang tinggi sehingga menjadi media yang baik untuk
tumbuhnya bakteri. *erdasarkan alasan itulah mengapa penderita diabetes melitus disarankan
untuk menunda pencabutan gigi apabila kadar gula darah dalam tubuhnya masih tinggi atau
belum terkontrol (Howe, !!"#.
3kibat yang ditimbulkan bila pencabutan gigi dilakukan pada saat kadar gula darah
tinggi antara lain -
(# Terjadinya infeksi pasca pencabutan pada daerah bekas pencabutan.
(4# Terjadinya sepsis atau peningkatan jumlah bakteri dalam darah.
(5# Terjadinya perdarahan yang terus menerus akibat infeksi pasca pencabutan.
6leh karena alasan tersebut di atas,maka biasanya dokter gigi menunda pencabutan gigi
pada penderita diabetes melitus yang tidak terkontrol. Saran bagi penderita diabetes -
. %eriksakan kadar gula darah secara teratur setiap bulan sekali.
4. 2enjaga asupan karbohidrat dan diet lainnya agar tidak mempengaruhi kadar gula
darah.
5. 2enjaga kebugaran tubuh dengan olah raga yang teratur.
7. 2enjaga kebersihan badan termasuk gigi dan mulut agar terhindar dari penyakit
infeksi.
T.%S khusus menjaga kesehatan gigi dan mulut bagi penderita diabetes melitus -
(# Selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan cara menyikat gigi minimal 4 kali
sehari pagi sesudah makan dan malam sebelum tidur.
(4# *ersihkan karang gigi setiap 8 bulan sekali.
(5# *erkumurlah dengan larutan antiseptik bila perlu.
(7# 'ianjurkan untuk segera menambal gigi yang berlubang,mencabut sisa4 akar gigi
agar tidak menimbulkan infeksi.
(9# &onsultasikanlah dengan dokter spesialis penyakit dalam apabila ada gigi yang
memerlukan pencabutan, sehingga dokter spesialis penyakit dalam akan merekomendasikan
surat rujukan ke dokter gigi apabila kondisi gula darah sedang terkontrol. Hal ini juga akan
menghemat waktu karena dengan berdasarkan konsul dari dokter spesialis tersebut,dokter
gigi akan merasa aman melakukan pencabutan walaupun si pasien seorang penderita diabetes
melitus.
2. Kehamilan
&ehamilan bukan kontraindikasi terhadap pembersihan karang gigi ataupun cabut gigi,
karena tidak ada hubungan antara kehamilan dengan pembekuan darah. %erdarahan pada gusi
mungkin merupakan manifestasi dari pregnancy gingivitis yang disebabkan pergolakan
hormon selama kehamilan. :ang perlu diwaspadai adalah sering terjadinya kondisi hipertensi
(tekanan darah tinggi# dan diabetes mellitus (kadar gula yang tinggi# yang meskipun sifatnya
hanya temporer, akan lenyap setelah melahirkan, namun cukup dapat menimbulkan masalah
saat dilakukan tindakan perawatan gigi yang melibatkan perusakan jaringan dan pembuluh
darah.
/adi, bila ada pasien dalam keadaan pregnant bermaksud untuk scaling kalkulus atau
ekstraksi, sebaiknya di,refer dulu untuk pemeriksaan darah lengkap, laju endap darah, dan
kadar gula darahnya. /angan lupa sebelum dilakukan tindakan apapun, pasien dilakukan tensi
dulu. &alau memang ada gigi yang perlu diekstraksi (dimana hal itu tidak bisa dihindari lagi,
pencabutan gigi (dan juga tindakan surgery akut lainnya seperti abses# bukanlah suatu
kontraindikasi waktu hamil. Hati,hati bila pada 5 bulan pertama. rontgen harus dihindari saja
kecuali kasus akut (politrauma, fraktur#. Hati,hati bila menggunakan obat bius dan antibiotik,
(ada daftarnya mana yang boleh dan mana yang tidak boleh (+'3# sedative (nitrous o;ide,
dormicum itu tidak dianjurkan#. &alau memang harus dicabut giginya atau scalling pada ibu
hamil, waspada dengan posisi tidurnya jangan terlalu baring, karena bisa bikin kompresi vena
cafa inferior. &alau memang riskan, dan perawatan gigi,mulut tidak dapat ditunda sampai
post,partus, maka sebaiknya tindakan dilakukan di kamar operasi dengan bekerja sama
dengan tim code blue, atau tim resusitasi.
Ekstraksi gigi pada pasien hamil yang sehat bisa dilakukan dengan baik dan aman di
praktek, klinik biasa, atau rumah sakit. &esulitan yang sering timbul pada ekstraksi gigi pada
ibu hamil adalah keadaan psikologisnya yang biasanya tegang. Seandainya status umum
pasien yang kurang jelas sebaiknya di konsulkan dulu ke dokter kandungannya.
Ekstraksi gigi merupakan kontraindikasi pada trimester pertama, karena keadaan umum
ibu hamil pada trimester pertama sering sangat lemah dan dalam masa pembentukan janin
(Howe, !!"#.
. !enyakit Kardio"askuler
Sebelum menangani pasien ketika berada di praktek, klinik, ataupun rumah sakit
seorang dokter gigi harus mengetahui riwayat kesehatan pasien baik melalui rekam medisnya
atau wawancara langsung dengan pasien. /ika ditemukan pasien dengan tanda,tanda sesak
napas, kelelahan kronis, palpitasi, sukar tidur dan vertigo maka perlu dicurigai bahwa pasien
tersebut menderita penyakit jantung. 6leh karena itu, diperlukan pemeriksaan lanjut yang
teliti dan akurat, misalnya pemeriksaan tekanan darah. Hal ini dimaksudkan untuk
mendukung diagnosa sehingga kita dapat menyusun rencana perawatan yang tepat dan tidak
menimbulkan akibat yang tidak diinginkan (Howe, !!"#.
%ada penyakit kardiovaskuler, denyut nadi pasien meningkat, tekanan darah pasien naik
menyebabkan bekuan darah yang sudah terbentuk terdorong sehingga terjadi perdarahan.
%asien dengan penyakit jantung termasuk kontra indikasi eksodonsi. &ontra indikasi
eksodonsi di sini bukan berarti kita tidak boleh melakukan tindakan eksodonsi pada pasien
ini, namun dalam penangannannya perlu konsultasi pada para ahli, dalam hal ini dokter
spesialis jantung. 'engan berkonsultasi, kita bisa mendapatkan rekomendasi atau i)in dari
dokter spesialis mengenai waktu yang tepat bagi pasien untuk menerima tindakan eksodonsi
tanpa terjadi komplikasi yang membahayakan bagi jiwa pasien serta tindakan pendamping
yang diperlukan sebelum atau sesudah dilakukan eksodonsi, misalnya saja penderita jantung
lemah harus diberi penicillin sebelum dan sesudah eksodonsi dilakukan (Howe, !!"#.
#. Kelainan Darah
a. %urpura hemoragik
%erlu ditanyakan kepada pasien tentang riwayat perdarahan pasca pencabutan giginya,
atau pengalaman pendarahan lain. Selanjutnya diteruskan pada pemerikasaan darah yaitu
waktu pendarahan dan waktu penjedalan darah, juga konsentrasi protrombin.
%ada pasien dengan keadaan scurvy lanjut maka perdarahan ke dan dari dalam gusi
merupakan keadaan yang biasa terjadi. Hal ini disebabkan karena fragilitas kapiler (daya
tahan kapiler abnormal terhadap rupture# pada pasien tersebut dalam keadaan kurang,
sehingga menuju kearah keadaan mudah terjadi pendarahan petechie dan ecchimosis.
%erlu ditanyakan kepada pasien tentang riwayat perdarahan pasca eksodonsia, atau
pengalaman pendarahan lain. Selanjutnya diteruskan pada pemerikasaan darah yaitu waktu
pendarahan dan waktu penjedalan darah, juga konsentrasi protrombin.
b. <eukemia
%ada leukemia terjadi perubahan proliferasi dan perkembangan leukosit dan
prekursornya dalam darah dan sumsum tulang. Sehingga mudah infeksi dan terjadi
perdarahan.
%ada lekemia terjadi perubahan proliferasi dan perkembangan leukosit dan
prekursornya dalam darah dan sumsum tulang. Sehingga mudah infeksi dan terjadi
perdarahan.
$eukemia $im%atika
Tanda,tandanya adalah badan makin lelah dan lemah, tanda,tanda anemia yaitu pucat,
jantung berdesir, tekanan darah rendah, limfonodi membesar diseluruh tubuh, gusi berdarah,
petecki, perdarahan pasca eksodonsia, batuk,batuk, pruritus, pemeriksaan darah menunjukkan
ada anemia tipe sekunder (Howe, !!"#.
$eukemia Mielogenous
Tanda,tandanya adalah berat badan berkurang, tanda,tanda anemia, pembesaran limfa,
perut terasa kembung = mual, demam, gangguan gastro intestinal, gatal,gatal pada kulit,
pendarahan pada berbagai bagian tubuh, gangguan penglihatan ( perdarahan karena infiltrasi
leukemik, perbesaran lien, perdarahan petechyae, perdarahan gusi, dan rasa berat di daerah
sternum.
c. 3nemia
>iri,ciri anemia yaitu rendahnya jumlah hemoglobin dalam darah sehingga kemampuan
darah untuk mengangkut oksigen menjadi berkurang. %enderita leukemia memiliki jumlah
leukosit yang lebih banyak dari normal dalam darah sehingga mudah mengalami perdarahan.
Selain itu, penderita anemia memiliki kecenderungan adanya kerusakan mekanisme
pertahanan seluler.
d. Hemofilia
3gar tidak terjadi komplikasi pasca pencabutan gigi perlu ditanyakan adakah kelainan
perdarahan seperti waktu perdarahan dan waktu penjendalan darah yangg tidak normal pada
penderita. 2erupakan penyakit atau kelainan susunan darah yang bersifat herediter dan hanya
terdapat pada laki,laki. 3pabila penderita mendapatkan luka, maka darahnya tidak dapat
membeku. Hal ini disebabkan oleh trombosit tidak dapat pecah kalau berhubungan dengan
udara karena kekurangan )at antihemofilia dalam serum, sehingga darah akan terus mengalir
(Howe, !!"#.
Setelah tindakan ekstraksi gigi yang menimbulkan trauma pada pembuluh darah,
hemostasis primer yang terjadi adalah pembentukan platelet plug (gumpalan darah# yang
meliputi luka, disebabkan karena adanya interaksi antara trombosit, faktor,faktor koagulasi
dan dinding pembuluh darah. Selain itu juga ada vasokonstriksi pembuluh darah. <uka
ekstraksi juga memicu clotting cascade dengan aktivasi thromboplastin, konversi dari
prothrombin menjadi thrombin, dan akhirnya membentuk deposisi fibrin.
%ada pasien hemofilli 3 (hemofilli klasik# ditemukan defisiensi faktor ?.... %ada
hemofilli * (penyakit >hristmas# terdapat defisiensi faktor .@. Sedangkan pada von
$illebrand disease terjadi kegagalan pembentukan platelet, tetapi penyakit ini jarang
ditemukan. 3gar tidak terjadi komplikasi pasca eksodonsia perlu ditanyakan adakah kelainan
perdarahan seperti waktu perdarahan dan waktu penjendalan darah yang tidak normal pada
penderita (Howe, !!"#.
e. Trombositopenia
%enderita trombositopenia memiliki jumlah trombosit lebih sedikit dari normal
sehingga darah sukar membeku. Seperti yang telah diketahui bahwa trombosit penting artinya
dalam pembekuan darah.
f. &aheksi
&aheksi merupakan penyakit atau kelainan susunan darah yang bersifat herediter dan
hanya terdapat pada laki,laki. 3pabila penderita mendapatkan luka, maka darahnya tidak
dapat membeku. Hal ini disebabkan oleh trombosit tidak dapat pecah kalau berhubungan
dengan udara karena kekurangan )at antihemofilia dalam serum, sehingga darah akan terus
mengalir.
%enderita memiliki keadan umum yang sangat buruk karena malnutrisi atau sesudah
menderita penyakit yang lama dan berat. 3kibatnya semua keadaan menjadi jelek,
perdarahan banyak, penyembuhan luka lambat dan dengan suntikan atau sedikit trauma ia
dapat kolaps. Ekstraksi gigi ditunda sampai keadaan umum penderita lebih baik.
&. 'ipertensi
%ada penyakit darah tinggi, denyut nadi pasien meningkat, tekanan darah pasien naik
menyebabkan bekuan darah yang sudah terbentuk terdorong sehingga terjadi perdarahan terus
menerus. *ila anestesi lokal yang kita gunakan mengandung vasokonstriktor, pembuluh
darah akan menyempit menyebabkan tekanan darah meningkat, pembuluh darah kecil akan
pecah, sehingga terjadi perdarahan. 3pabila kita menggunakan anestesi lokal yang tidak
mengandung vasokonstriktor, darah dapat tetap mengalir sehingga terjadi perdarahan pasca
ekstraksi.
%enting juga ditanyakan kepada pasien apakah dia mengkonsumsi obat,obat tertentu
seperti obat antihipertensi, obat,obat pengencer darah, dan obat,obatan lain karena juga dapat
menyebabkan perdarahan.
(. )aundice
Tanda,tanda /aundice adalah kulit berwarna kekuning,kuningan disebut bron)ed skin,
conjuntiva berwarna kekuning,kuningan, membrana mukosa berwarna kuning, juga terlihat
pada cairan tubuh ( bila pigmen yang menyebabakan warna menjadi kuning #.
Tindakan pencabutan gigi pada penderita ini dapat menyebabkan prolonged
hemorrahage yaitu perdarahan yang terjadi berlangsung lama sehingga bila penderita akan
menerima pencabutan gigi sebaiknya dikirimkan dulu kepada dokter ahli yang merawatnya
atau sebelum pencabutan gigi lakukan premediksi dahulu dengan vitamin &.
*. +IDS
<esi oral sering muncul sebagai tanda awal infeksi H.?. Tanpa pemeriksaan secara
hati,hati, sering lesi oral tersebut tidak terpikirkan, karena lesi oral sering tidak terasa nyeri.
%ada penderita 3.'S terjadi penghancuran limfosit sehingga sistem kekebalan tubuh menjadi
berkurang. %ada tindakan eksodonsi dimana tindakan tersebut melakukan perlukaan pada
jaringan mulut, maka akan lebih mudah mengalami infeksi yang lebih parah. *ila pasien
sudah terinfeksi dan memerlukan premedikasi, maka upayakan untuk mendapatkan
perawatan medis dulu. Tetapi bila belum terinfeksi bisa langsung cabut gigi. 'engan
demikian, apabila dokter gigi sudah menemui gejala penyakit mematikan ini pada pasiennya,
maka dokter bisa langsung memperoteksi diri sesuai standar universal precautaion (waspada
unievrsal#. %erlindungan ini bisa memakai sarung tangan, masker, kacamata, penutup wajah,
bahkan juga sepatu. &arena hingga kini belum ditemukan vaksin H.?(%eterson, !!5#..
2acam,macam manifestasi infeksi H.? pada mulut dapat berupa infeksi jamur, infeksi
bakteri, infeksi virus dan neoplasma. %ada tindakan pencabutan gigi dimana tindakan tersebut
melakukan perlukaan pada jaringan mulut, maka akan lebih mudah mengalami infeksi yang
lebih parah.*ila pasien sudah terinfeksi dan memerlukan premedikasi, maka upayakan untuk
mendapatkan perawatan medis dulu. Tetapi bila belum terinfeksi bisa langsung cabut gigi.
,. Si%ilis
Sifilis adalah penyakit infeksi yang diakibatkan Treponema pallidum. %ada penderita
sifilis, daya tahan tubuhnya rendah, sehingga mudah terjadi infeksi sehingga penyembuhan
luka terhambat.
-. .e%ritis
%encabutan gigi yang meliputi beberapa gigi pada penderita nefritis, dapat berakibat
keadaan nefritis bertambah buruk. Sebaiknya penderita nefritis berkonsultasi terlebih dahulu
dengan dokter ahli sebelum melakukan pencabutan gigi.
1/. Malignansi 0ral ( Keganasan )
'i daerah perawatan malignasi suatu rahang melalui radiasi sel jaringan mempunyai
aktivitas yang rendah sehingga daya resisten kurang terhadap suatu infeksi. Eksodonsia yang
dilakukan di daerah ini banyak yang diikuti osteoradionekrosis rahang ( 3rcher, !88 #.
3pabila perawatan radiasi memang terpaksa harus dikerjakan sehubungan dengan malignansi
tersebut maka sebaiknya semua gigi pada daerah yang akan terkena radiasi dicabut sebelum
dilakukan radiasi. *ahkan banyak yang berpendapat bahwa semua gigi yang masih ada di
daerah itu, dibuang bersih dahulu sebelum penderita menerima radiasi yang berat. Tujuan
utama adalah mencabut gigi,gigi dan melakukan alveolektomi seluruh processus alveolaris
sejauh sepertiga dekat apeks lubang alveolus (%eterson, !!5#..
2ukoperiosteal flap dibuka lebar pada daerah yang akan dikerjakan operasi dan
kemudian direfleksikan ke arah lipatan mukobukal atau lipatam labial. Semua tulang labial
atau bukal diambil dengan menggunakan chisel dan mallet. %engambilan tulang tersebut
meliputi daerah akar dan interseptal, dan kemudian gigi,gigi dicabut. 'engan memakai bone
rongers, chisel, bone burs yang besar , kikir bulat. Semua tulang alveolus yang tinggal dan
tulang kortikal bagian lingual diambil dengan meninggalkan sepertiga dari tulang apeks
alveolus. &emudian flaps yang berlebihan digunting agar masing,masing ujung flaps dapat
bertemu dengan baik, tanpa terdapat teganagan. %enyembuhan biasanya cepat dan perawatan
radiasi dapat dimulai dalam waktu seminggu.
11. 'ipersensiti"itas
*agi pasien dengan alergi pada beberapa jenis obat, dapat mengakibatkan shock
anafilaksis apabila diberi obat,obatan pemicu alergi tersebut. 6leh karena itu, seorang dokter
gigi perlu melakukan anamnesis untuk mengetahui riwayat kesehatan dan menghindari obat,
obatan pemicu alergi.
12. 1o2ic 3oiter
>iri,ciri pasien tersebut adalah tremor, emosi tidak stabil, tachycardia dan palpitasi ,
keringat keluar berlebihan, glandula tiroidea membesar secara difus (kadang tidak ada#,
e;ophthalmos (bola mata melotot#, berat badan susut, rata,rata basal metabolic naik, kenaikan
pada tekanan pulsus, gangguan menstruasi (pada wanita#, nafsu makan berlebih.
Tindakan bedah mulut, termasuk mencabut gigi, dapat mengakibatkan krisis tiroid,
tanda,tandanya yaitu setengah sadar, sangat gelisah ,tidak terkontrol meskipun telah diberi
obat penenang. %ada penderita to;ic goiter jangan dilakukan tindakan bedah mulut, termasuk
tindakan pencabutan gigi, karena dapat menyababkan krisis tiroid dan kegagalan jantung.
Kontra Indikasi $okal
&ontraindikasi pencabutan gigi yang bersifat setempat umumnya menyangkut suatu
infeksi akut jaringan di sekitar gigi. Ekstraksi gigi dapat dilakukan jika inflamasinya sudah
sembuh.
1. In%eksi gingi"al akut
.nfeksi gingival akut biasa juga disebut dengan acute necroti)ing ulcerative gingivitis
(3ABC# atau fusospirochetal gingivitis. %enyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri
fusospirochaetal atau streptococcus.
>iri,ciri penderita infeksi gingival akut adalah -
a. memiliki 6H yang jelek
b. perdarahan pada gusi
c. radang pada gusi
d. sakit
e. nafas tidak sedap (adanya akumulasi plak#.
2. In%eksi perikoronal akut
.nfeksi yang terjadi pada jaringan lunak di sekitar mahkota gigi molar yang terpendam
(gigi impaksi#. %erikoronitis dapat terjadi ketika gigi molar 5 bererupsi sebagian (hanya
muncul sedikit pada permukaan gusi#. &eadaan ini menyebabkan bakteri dapat masuk ke
sekitar gigi dan menyebabkan infeksi. %ada perikoronitis, makanan ( plak dapat tersangkut di
bawah flap gusi di sekitar gigi sehingga dapat mengiritasi gusi, pembengkakan dan infeksi
dapat meluas di sekitar pipi, leher, dan rahang. Selain itu, faktor,faktor yang juga
menyebabkan infeksi adalah trauma dari gigi di sebelahnya, merokok dan infeksi saluran
pernapasan bagian atas (Scully dan >awson,!!1#.
. Sinusitis maksilaris akut
Sinus adalah rongga berisi udara yang terdapat di sekitar rongga hidung. Sinusitis
(infeksi sinus# terjadi jika membran mukosa saluran pernapasan atas (hidung, kerongkongan,
sinus# mengalami pembengkakan. %embengkakan tersebut menyumbat saluran sinus yang
bermuara ke rongga hidung. 3kibatnya cairan mukus tidak dapat keluar secara normal.
2enumpuknya mukus di dalam sinus menjadi faktor yang mendorong terjadinya infeksi
sinus.
Cejala sinusitis akut - nyeri ( sakit di sekitar wajah, hidung tersumbat, kesulitan ketika
bernapas melalui hidung, kurang peka terhadap bau dan rasa, eritem di sekitar lokasi sinus,
jika menunduk ke depan nyeri berdenyut akan terasa di sekitar wajah.
3lasan melarang eksodonsi dengan keadaan seperti tersebut diatas adalah bahwa
infeksi akut yang berada di sekitar gigi, akan menyebar melalui aliran darah ke seluruh tubuh
dan terjadi keadaan septikemia.
Septikemia adalah suatu keadaan klinis yang disebabkan oleh infeksi dengan tanda,
tanda respon sistemik, septikimia juga biasa diartikan dengan infeksi berat pada darah.
.nfeksi dalam rongga mulut bila tidak ditangani secara adekuat dapat menjadi suatu induksi
untuk terjadinya sepsis (Scully dan >awson,!!1#.
*ila pasien telah mengalami sepsis dan tidak segera ditangani maka keadaan sepsis ini
akan berlanjut menjadi syok septic dan dapat mengakibatkan kematian pasien. Tanda,tanda
respon sistemik sepsis -
a# Takhipne (respirasi D 4" kali(menit
b# Takhikardi (denyut nadi D !" kali(menit#
c# Hipertermi (suhu badan rektal D 51,5#.
Sedangkan syok septik adalah suatu sindroma klinik yang disebabkan oleh tidak
cukupnya perfusi jaringan dan adanya hipoksia jaringan yang disebabkan oleh sepsis.
&eadaan diatas kadangkala disebut juga Sindroma Eespon .nflamasi Sistemik (Systemic
.nflammatory Eesponse Syndrome F S.ES# yaitu suatu respon inflamasi sistemik yang
bervariasi bentuk kliniknya, ditunjukkan oleh dua atau lebih keadaan sebagai berikut -
a# Temperatur D 51
b# 'enyut jantung D !" kali (menit
c# Eespirasi D 4" kali(menit
d# /umlah leukosit D 4."""(mm5.
'ubungan ekstraksi gigi dengan hipertensi
'ipertensi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi peningkatan
tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama#. %enderita yang mempunyai
sekurang,kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 7"(!" mmHg saat istirahat
diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah
satu faktor risiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan anerisma arterial, dan
merupakan penyebab utama gagal jantung kronis (%eterson, !!5#..
Eesiko,resiko yang dapat terjadi pada pencabutan gigi penderita hipertensi, antara lain-
. Eesiko akibat anestesi lokal pada penderita hipertensi
<arutan anestesi lokal yang sering dipakai untuk pencabutan gigi adalah lidokain yang
dicampur dengan adrenalin dengan dosis -1".""" dalam setia cc larutan. &onsentrasi
adrenalin tersebut dapat dikatakan relatif rendah, bila dibandingkan dengan jumlah adrenalin
endogen yang dihasilkan oleh tubuh saat terjadi stres atau timbul rasa nyeri aibat tindakan
invasif. Tetapi bila terjadi injeksi intravaskular maka akan menimbulkan efek yang berbahaya
karena dosis adrenalin tersebut menjadi relatif tinggi. 2asuknya adrenalin ke dalam
pembuluh darah bisa menimbulkan takikardi, sroke volume meningkat, sehingga tekanan
darah menjadi tinggi. Eesiko yang lain adalah terjadinya ischeia otot jantung yang
menyebabkan angina pectoris, bila berat bisa berakibat fatal yaitu infark myocardium.
3drenalin masih dapat digunakan pada penderita hipertensi asal kandungannya tidak lebih
atau sama dengan -4"".""". 'apat juga digunakan obat anestesi lokal yang lain, yaitu
2epivacaine 5G karena dengan konsentrasi tersebut mepivacaine telah mempunyai efek
vasokonstriksi ringan, sehingga tidak perlu lagi diberikan campuran vasokonstriktor. *ila
anestesi lokal yang kita gunakan mengandung vasokonstriktor, pembuluh darah kana
menyempit menyebabkan tekanan darah meningkat, pembuluh darah kecil akan pecah,
sehingga terjadi perdarahan. %enting juga ditanyakan kepada pasien apakah dia
mengkonsumsi obat,obat tertentu seperti obat antihipertensi, obat,obat pengencer darah, dan
obat,obatan lain karena juga dapat menyebabkan perdarahan (Scully dan >awson,!!1#.
4. Eesiko akibat ekstraksi gigi pada penderita hipertensi
Hipertensi mungkin disebabkan oleh (a# peningkatan volume cairan ekstraselular (E>?# dan
akibatnya curah jantung meningkat (hipertensi volume# atau (b# peningkatan pada resistensi
perifer (hipertensi resistensi#. %ada hipertensi terjadi peningkatan curah jantung disebabkan
oleh peningkatan frekuensi denyut jantung yang menyebabkan peningkatan aliran balik vena
sehingga meningkatkan volume sekuncup. %eningkatan volume sekuncup tersebuh
berpengaruh terhadap tekanan arteri besar maupun tekanan arteri,arteri kecil termasuk
diantaranya arteri alveolaris yang memperdarahi gigi. 3kibar pencabutan gigi pada pasien
hipertensi adalah terjadinya perlukaan dan timbul perdarahan yang sulit dihentikan karena
adanya tekanan yang tinggi pada pembuluh darah gigi setelah tindakan pencabutan gigi
selesai (Scully dan >awson,!!1#.
'ubungan ekstraksi gigi dengan penyakit 4antung
2engunjungi dokter gigi untuk ekstraksi gigi (cabut gigi# umumnya memang sesuatu yang
membuat siapapun menjadi stres. Tidak hanya anak,anak, seringkali kita pun masih berdebar
tak karuan. Tetapi sebuah studi baru menemukan bahwa hal ini bukanlah sesuatu yang
diabaikan, khususnya pada penderita penyakit jantung. 2ereka harus mendapatkan perawatan
ekstra khusus, karena stres akibat cabut gigi dapat memicu timbulnya masalah jantung.
'alam the Journal of the American Dental Association, dua orang peneliti dari .talia
melaporkan bahwa pasien,pasien dengan penyakit jantung yang berat dan mereka yang kerja
jantungnya telah menurun akan menghadapi masalah dalam menangani situasi yang membuat
stress seperti ekstraksi oleh dokter gigi. 'alam penyelidikan, 'rs. <ucio 2ontebugnoli dan
>arlo %rati dari the Bniversity of *ologna menguur tekanan darah dan frekuensi nadi
sebelum, selama dan sesudah ekstraksi gigi pada empat kelompok orang, yang
diklasifikasikan dengan penyakit jantung ringan, berat, transplantasi jantung dan kelompok
yang sepenuhnya sehat. 2ereka dengan penyakit jantung yang berat lebih sulit untuk
mengembalikan tekanan darah dan denyut nadi mereka ke normal setelah mengalami stres
prosedur di dokter gigi. 'ata dari studi ini mendukung temuan sebelumnya bahwa
manajemen atau tata laksana untuk pasien dengan penyakit jantung dapat berbeda sesuai
dengan status atau keadaan jantung si pasien. Secara spesifik, ditemukan juga bahwa pasien
dengan penyakit jantung yang ringan tampaknya mampu menghadapi situasi di dokter gigi
sama baiknya dengan mereka yang sehat, dalam hal tekanan darah sebelum, selama dan
sesuda ekstraksi gigi. %asien yang pernah menjalani transplantasi jantung juga dapat
mengatasinya dengan baik. %enyakit jantung ringan dapat mentoleransi situasi yang paling
menekan, karena dinamika sirkulasi mereka masih dapat beradaptasi dengan baik berhadak
keadaan yang sedang berlangsung, sementara penyakti jantung yang berat seringkali
membuat pasien gagal beradaptasi dengan baik dan membuar mereka berada dalam risiko
tinggi untuk mengalami serangan atau kegagalan jantung selama menjalani berbagai
perosedur dokter gigi. 'engan memperhatikan hal ini maka keputusan unuk melakukan atau
meneruskan data perawatan atau Hrosedur di dokter gigi harus didasarkan pada pemeriksaan
atau penilaian yang komprehensif terhadap kondisi kardiovaskular dari pasien (Scully dan
>awson,!!1#.
'ubungan ekstraksi gigi dengan penyakit 4antung
2engunjungi dokter gigi untuk ekstraksi gigi (cabut gigi# umumnya memang sesuatu yang
membuat siapapun menjadi stres. Tidak hanya anak,anak, seringkali kita pun masih berdebar
tak karuan. Tetapi sebuah studi baru menemukan bahwa hal ini bukanlah sesuatu yang
diabaikan, khususnya pada penderita penyakit jantung. 2ereka harus mendapatkan perawatan
ekstra khusus, karena stres akibat cabut gigi dapat memicu timbulnya masalah jantung.
'alam the Journal of the American Dental Association, dua orang peneliti dari .talia
melaporkan bahwa pasien,pasien dengan penyakit jantung yang berat dan mereka yang kerja
jantungnya telah menurun akan menghadapi masalah dalam menangani situasi yang membuat
stress seperti ekstraksi oleh dokter gigi. 'alam penyelidikan, 'rs. <ucio 2ontebugnoli dan
>arlo %rati dari the Bniversity of *ologna mengukur tekanan darah dan frekuensi nadi
sebelum, selama dan sesudah ekstraksi gigi pada empat kelompok orang, yang
diklasifikasikan dengan penyakit jantung ringan, berat, transplantasi jantung dan kelompok
yang sepenuhnya sehat. 2ereka dengan penyakit jantung yang berat lebih sulit untuk
mengembalikan tekanan darah dan denyut nadi mereka ke normal setelah mengalami stres
prosedur di dokter gigi. 'ata dari studi ini mendukung temuan sebelumnya bahwa
manajemen atau tata laksana untuk pasien dengan penyakit jantung dapat berbeda sesuai
dengan status atau keadaan jantung si pasien. Secara spesifik, ditemukan juga bahwa pasien
dengan penyakit jantung yang ringan tampaknya mampu menghadapi situasi di dokter gigi
sama baiknya dengan mereka yang sehat, dalam hal tekanan darah sebelum, selama dan
sesuda ekstraksi gigi. %asien yang pernah menjalani transplantasi jantung juga dapat
mengatasinya dengan baik. %enyakit jantung ringan dapat mentoleransi situasi yang paling
menekan, karena dinamika sirkulasi mereka masih dapat beradaptasi dengan baik berhadak
keadaan yang sedang berlangsung, sementara penyakti jantung yang berat seringkali
membuat pasien gagal beradaptasi dengan baik dan membuar mereka berada dalam risiko
tinggi untuk mengalami serangan atau kegagalan jantung selama menjalani berbagai
perosedur dokter gigi. 'engan memperhatikan hal ini maka keputusan unuk melakukan atau
meneruskan data perawatan atau prosedur di dokter gigi harus didasarkan pada pemeriksaan
atau penilaian yang komprehensif terhadap kondisi kardiovaskular dari pasien (Scully dan
>awson,!!1#.
'ubungan ekstraksi gigi diabetes mellitus
Diabetes Mellitus
2enurut 3merican 'iabetes 3ssociation (3'3# 4""9, 'iabetes melitus merupakan suatu
kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua,duanya. Sedangkan menurut $H6 !1"
dikatakan bahwa diabetes melitus merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu
jawaban yang jelas dan singkat tapi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan
problema anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah faktor di mana didapat
defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin (Scully dan >awson,!!1#.
!engaruh Diabetes Mellitus terhadap ekstraksi gigi
%ada penderita '2 tidak terkontrol, terjadi gangguan mikrosirkulasi perifer yang dapat
menganggu sirkulasi darah termasuk sel,sel %2A yang berfungsi untuk pertahanan tubuh
terutama bagian yang sedang terinfeksi akibat menebalnya pembuluh darah sehingga
memperlambat aliran nutrisi dan produk sisa dari tubuh. 'i sisi lain, kandungan darah
berkonsentrasi tinggi mengakibatkan darah mengental sehingga aliran darah melambat.
<ambatnya aliran darah ini menurunkan kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi.
3pabila terjadi perlukaan, dalam hal ini adalah pencabutan gigi makan dengan keadaan
diabetes yang memiliki kandungan glukosa yang tinggi dalam darah merupakan media yang
sangat baik untuk pertumbuhan kuman sehingga dapat mempersulit proses penyembuhan
luka. 3danya kesulitan pembekuan luka tersebut juga diperberat dengan kurangnya suplai
trombosit dan sel,sel pembekuan darah karena adanya gangguan mikrosirkulasi sehingga
dapat memperburuk proses hemostasi. 6leh karena itu, pasien dengan penyakit diabetes
mellitus memiliki resiko perdarahan lebih tinggi daripada orang normal pada tindakan
ekstraksi gigi (Scully dan >awson,!!1#.
!5.+.336$+.3+. K0M!$IK+SI !5.7+861+. 3I3I
1. Macam9macam komplikasi
. &omplikasi lokal
I &omplikasi lokal saat pencabutan gigi.
I &omplikasi lokal setelah pencabutan gigi.
4. &omplikasi sistemik.
2. )enis komplikasi yang dapat ter4adi
. &egagalan dari -
I %emberian anastetikum.
I 2encabut gigi dengan tang atau elevator.
4. +raktur dari -
I 2ahkota gigi yang akan dicabut.
I 3kar gigi yang akan dicabut.
I Tulang alveolar.
I Tuberositas ma;illa.
I Cigi sebelahnya(gigi antagonis.
I 2andibula.
5. 'islokasi dari -
I Cigi sebelahnya.
I Sendi temporo mandibula.
7. *erpindah akar gigi -
I 2asuk ke jaringan lunak.
I 2asuk ke dalam sinus ma;illaris.
9. %erdarahan berlebihan -
I Selama pencabutan gigi.
I Setelah pencabutan gigi selesai.
8. &erusakan dari -
I Cusi.
I *ibir.
I Saraf alveolaris inferior(cabangnya.
I Saraf lingualis.
I <idah dan dasar mulut.
0. Easa sakit pasca pencabutan gigi karena -
I &erusakan dari jaringan keras dan jaringan lunak.
I 'ry socket .
I 6steomyelitis akut dari mandibula.
I 3rthritis traumatik dari sendi temporo mandibula.
1. %embengkakan pasca operasi -
I Edema.
I Hematoma.
I .nfeksi.
I Trismus.
I Terjadinya fistula oro antral.
I Sinkop.
I Terhentinya respirasi.
I &eadaan darurat akibat anastesi.
. !enanggulangan komplikasi.
. &egagalan anastesi.
I Terhentinya jantung.
&egagalan anastesi biasanya berhubungan dengan teknik anastesi yang salah atau dosis obat
anastesi tidak cukup. &egagalan pencabutan gigi. *ila gigi gagal dicabut dengan
menggunakan aplikasi tang atau elevator dengan tekanan yang cukup mak a instrumen
tersebut harus dikesampingkan dan dicari sebab kesulitan. %ada kebanyakan kasus lebih
mudah dicabut dengan tindakan pembedahan (Scully dan >awson,!!1#.
4. +raktur.
I +raktur mahkota gigi.
+raktur mahkota gigi selama pe ncabutan mungkin sulit dihindarkan pada gigi dengan karies
besar sekali atau restorasi besar. Aamun hal ini sering juga disebabkan oleh tidak tepatnya
aplikasi tang pada gigi, bila tang diaplikasikan pada mahkota gigi bukan pada akar atau masa
akar gigi, atau dengan sumbu panjang tang tidak sejajar dengan sumbu panjang gigi. /uga
bisa disebabkan oleh pemilihan tang dengan ujung yang terlalu lebar dan hanya memberi
kontak satu titik sehingga gigi dapat pecah bila ditekan. 'apat pula disebabkan karena
tangkai tang tidak dipegang dengan kuat sehingga ujung tang mungkin terlepas(bergeser dan
mematahkan mahkota gigi. Selain itu juga fraktur mahkota gigi bisa disebabkan oleh
pemberian tekanan yang berlebihan dalam upaya mengatasi perlawanan dari gigi. Bntuk
itulah operator harus bekerja sesuai dengan metode yang benar dalam melakukan pencabuant
gigi. Tindakan penanggulangannya dapat dilakukan dengan memberitahukan kepada pasien
bahwa ada gigi yang tertinggal kemudian dicari penyebabnya secara klinis dengan melalui
bantuan radiografi. %emeriksaan dengan radiografi dilakukan untuk memperoleh petunjuk
yang berguna untuk mengidentifikasi ukuran dan posisi fraktur gigi yang tertinggal.
Selanjutnya operator mempersiapkan alat yang diperlukan untuk menyelesaikan pencabutan
dan menginformasikan perkiraan waktu yang diperlukan untuk tindakan tersebut. Sedangkan
metode yang digunakan bisa dengan cara membelah bifurkasi (metode tertutup# atau dengan
dengan pembedahan melalui pembukaan flap (metode terbuka# (Scully dan >awson,!!1#.
I +raktur akar gigi.
+raktur yang menyebabkan fraktur mahkota mungkin juga menyebabkan fraktur akar.
2eskipun idealnya semua fragmen akar harus dikeluarkan, tetap i alangkah bijaksana untuk
meninggalkannya pada keadaan,keadaan(kasus,kasus tertentu. 3kar gigi dapat dianggap
sebagai fragmen akar gigi bila kurang dari 9 mm dalam dimensi terbesarnya. %ada pasien
yang sehat sisa akar dari gigi sehat jarang menimbulkan masalah dan dalam kebanyakan
kasus fragmen akar tersebut boleh ditinggalkan kecuali bila posisinya memungkinkan untuk
terlihat secara jelas. %encabutan dari (5 apikal akar palatal molar atas bila harus mengikut
sertakan pembuangan sejumlah besar tulang alveolar dan mungkin dipersulit dengan
terdorongnya fragmen kedalam sinus ma;lillaris atau menyebabkan terbentuknya fistula oro
antral pada kebanyakan kasus lebih baik dipertimbangkan untuk ditinggalkan dan tidak
diganggu. 'an jika diindikasikan untuk dikeluarkan sebaiknya didahului dengan pemeriksaan
radiografi dan dilakukan oleh operator yang berpengalaman dengan menggunakan teknik
pembuatan flap (Scully dan >awson,!!1#.
I +raktur tulang alveolar.
+raktur tulang alveolar dapat disebabkan oleh terjepitnya tulang alveolar secara tidak sengaja
diantara ujung tang pencabut gigi atau konfigurasi dari akar gigi itu sendiri, bisa pula bentuk
dari tulang alveolar yang tipis atau adanya perubahan patologis dari tulang itu sendiri.
%enanggulangannya dengan cara membuang fragmen alveolar yang telah kehilangan
sebagian besar perlekatan periosteal dengan menjepitnya dengan arteri klem dan
melepaskannya dari jaringan lunak. Selanjutnya bagian yang tajam bisa dihaluskan dengan
bone file dan dapat dipertimbangkan apakah diperlukan penjahitan untuk mencegah
perdarahan (Scully dan >awson,!!1#.
I +raktur tuber ma;illaris
+raktur tuber ma;illaris kadang,kadang dapat terjadi karena penggunaan elevator yang tidak
terkontrol, dapat pula disebabkan geminasi patologis antara gigi molar kedua atas yang telah
erupsi dengan gigi molar ketiga atas yang tidak erupsi. %enanggulangannya maka kita harus
meninggalkan pemakaian tang atau elevator dan dibuat flap muko periosteal bukal yang luas,
tuber yang fraktur dan gigi tersebut kemudian dibebaskan dari jaringan lunak pada palatal
dengan alat tumpul (raspatorium# dan kemudian gigi dikeluarkan dari soketnya. +lap jaringan
lunak kemudian dilekatkan satu sama lain dan dijahit (Scully dan >awson,!!1#.
I +raktur gigi yang berdekatan atau gigi antagonis.
+raktur seperti ini dapat dihindarkan dengan cara pemeriksaan pra operasi secara cermat
apakah gigi yang berdekatan dengan gigi yang akan dicabut mengalami karies, restorasi
besar, atau terletak pada arah pencabutan. *ila gigi yang akan dicabut merupakan gigi
penyokong jembatan maka jembatan harus dipotong dulu dengan carborundum disk atau
carborundum disk intan sebelum pencabutan. *ila gigi sebelahnya terkena karies besar dan
tambalannya goyang atau overhang maka harus diambil dulu dan ditambal denga tambalan
semenatra sebelum pencabutan dilakukan. Tidak boleh diaplikasikan tekanan pada gigi yang
berdekatan selama pencabutan dan gigi lain tidak boleh digunakan sebagai fulkrum untuk
elevator kecuali bila gigi tersebut juga akan dicabut pada kunjungan yang sama. Cigi
antagonis bisa fraktur jika gigi yang akan dicabut tiba,tiba diberikan tekanan yang tidak
terkendali dan tang membentur gigi tersebut. Teknik pencabutan yang terkontrol secara
cermat dapat mencegah kejadian tersebut. %enggunaan mouth gags dan penyangga gigi yang
tidak bijaksana dapat menyebabkan kerusakan pada gigi lain selain gigi yang akan dicabut,
terutama pada anastesi umum. 3danya gigi dengan restorasi besar atau gigi goyang, mahkota
tiruan atau jembatan harus dicatat dan diperhatikan oleh anastesi. Cigi,gigi tersebut harus
dihindarkan bila mungkin dan mouth gags(pengganjal gigi dipasang ditempat yang aman dari
hal,hal diatas.
I +raktur mandibula.
+raktur mandibula dapat terjadi bila digunakan tekanan yang berlebihan dalam mencabut
gigi. *ila tidak dapat dicabut dengan tekanan sedang maka harus dicari penyebabnya dan
diatasi. Selain itu juga bisa disebabkan oleh adanya hal,hal patologis yang melemahkan
misalnya, adanya otseoporosis senile,atrofi, osteomyelitis, post terapi radiasi atau osteo
distrofi seperti osteitis deforman, fibrous displasia, atau fragile oseum. +raktur mandibula
pada saat pencabutan gigi bisa pula disebabkan oleh gigi yang tidak erupsi, kista atau tumor.
%ada keadaan tersebut pencabutan gigi hanya boleh dilakukan setelah pemeriksaan
radiografis yang cermat serta dibuat splint sebelum operasi. %asien harus diberitahu sebelum
operasi tentang kemungkinan fraktur mandibula dan bila komplikasi ini terjadi
penanganannya harus sesegera mungkin. Bntuk alasan,alasan tersebut sebagian besar dapat
ditangani dengan baik oleh ahli bedah mulut. *ila fraktur terjadi pada praktek dokter gigi
maka dilakukan fiksasi ekstra oral dan pasien dirujuk secepatnya ke Eumah Sakit terdekat
yang ada fasilitas perawatan bedah mulut.
5. 'islokasi.
I 'islokasi dari gigi yang berdekatan.
'islokasi dari gigi yang berdekatan selama pencabutan ini dapat dihindari dengan
menggunakan elevator yang tepat dan sebagian besar tekanan dititik beratkan pada septum
interdental. Selama penggunaan elevator jari harus diletakkan pada gigi yang berdekatan
dengan gigi yang akan dicabut untuk mendeteksi adanya kegoyangan pada gigi yang
berdekatan dengan gigi yang akan dicabut (%eterson, !!5#.
I 'islokasi dari sendi temporo mandibula.
'apat terjadi pada pasien dengan riwayat dislokasi rekuren tidak boleh dikesampingkan.
&omplikasi ini pada pencabutan dapat dicegah bila pembukaan rahang bawah tidak sampai
maksimal dan bila rahang bawah dipegang (fiksasi# dengan baik oleh operator selama
pencabutan. 'islokasi dapat pula disebabkan oleh penggunaan mouth gags yang ceroboh.
/ika terjadi dislokasi maka mouth gags harus dikurangi regangannya (%eterson, !!5#.
>ara penanggulangan dislokasi temporo mandibular joint operator berdiri didepan pasien dan
menempatkan ibu jarinya kedalam mulut pada &rista obliJue eksterna, dilateral gigi molar
bawah yang ada, dan jari,jari lainnya berada ditepi bawah mandibula secara ekstra oral, tekan
kebawah dari kedua ibu jari, kemudian dorong ke posterior, kemudian lepaskan sehingga
rahang oklusi selanjutnya dilakukan fiksasi dengan elastic verban (fiksasi ekstra oral#.
&emudian pasien diingatkan agar tidak membuka mulut terlalu lebar atau menguap terlalu
sering selama beberapa hari pasca operasi. %erawatan dislokasi temporo mandibular joint
tidak boleh terlambat karena dapat menyebabkan spasme otot akibatnya mempersulit
pengembalian sendi temporo mandibular joint pada tempatnya kecuali dibawah anastesi
umum (%eterson, !!5#.
7. *erpindahnya akar gigi.
I 2asuknya akar gigi ke dalam jaringan lunak.
*erpindahnya akar gigi masuk kedalam jaringan lunak merupakan komplikasi yang biasanya
terjadi karena akar gigi tidak dipegang secara efektif pada keadaan lapang pandang yang
terbatas. &omplikasi ini dapat dihindari bila operator mencoba untuk memegang akar dengan
pandangan langsung.
I 2asuknya akar gigi ke dalam sinus ma;illaris.
&omplikasi ini biasanya pada pencabutan gigi premolar(molar rahang atas dan yang lebih
sering akar palatal. 3danya sinus yang besar adalah faktor predisposisi tapi insiden ini dapat
dikurangi bila petunjuk sederhana ini diperhatikan -
a. /angan menggunakan tang pada akar gigi posterior atas kecuali bila panjang gigi atau akar
gigi terlihat cukup besar baik dalam arah palatal dan bukal, sehingga ujung tang dapat
mencengkram akar gigi dan operator dapat melihatnya dengan jelas.
b. Tinggalkan (5 ujung akar palatal molar atas bila tertinggal selama pencabutan dengan
tang kecuali bila ada indikasi positif untuk mengeluarkannya.
c. /angan mencoba mencabut akar gigi atas yang patah dengan memasukkan instrument
kedalam soket. *ila di indikasikan unutk pencabutan sebaiknya dibuat flap muko periosteal
yang luas dan buang tulang secukupnya sehingga elevator dapat dimasukkan diatas
permukaan akar yang patah sehingga semua tekanan dapat dialihkan pada akar gigi yang
tertinggal dan cenderung menggerakkannya kebawah jauh dari sinus.3danya riwayat
perforasi sinus dari riwayat pencabutan sebelumnya tidak boleh diabaikan, karena
kemungkinan pasien memiliki sinus ma;illaris yang besar. *ila akar masuk ke sinus
ma;illaris maka pasien harus dirujuk ke ahli bedah mulut atau ahli THT dan tindakan
pencabutan gigi serta penutupan fistula oro antral dilakukan dengan anastesi umum (%eterson,
!!5#.
&. !erdarahan berlebihan.
%erdarahan berlebihan mungkin merupakan komplikasi pencabutan gigi. 6leh karena itu
anamnesis harus dilakukan secara cermat untuk mengungkap adanya riwayat perdarahan
sebelum melakukan pencabutan gigi. *ila pasien mengatakan belum pernah mengalami
perdarahan berlebihan maka harus dicari keterangan yang lebih terperinci mengenai riwayat
tersebut. %erhatikan secara khusus hubungan waktu antara perdarahan dengan lamanya
pencabutan (trauma jaringan# dan banyaknya perdarahan dan pemeriksaan laboratorium harus
dilakukan (diindikasikan#. Eiwayat keluarga pasien yang pernah mengalami perdarahan
akibat suatu tindakan operasi juga amat penting. %asien dengan adanya riwayat diatas harus
dirujuk ke ahli hematologi untuk dilakukan pemeriksaan lebih cermat sebelum tindakan
pencabutan gigi dilakukan. *ila pasien memiliki riwayat perdarahan pasca pencabutan maka
sangat bijaksana jika membatasi jumlah gigi yang akan dicabut pada kunjungan pertama dan
menjahi t jaringan lunak serta memonitor penyembuhan pasca pencabutan gigi. *ila tidak
terjadi komplikasi maka jumlah gigi yang akan dicabut pada kunjungan berikutnya dapat
ditingkatkan secara perlahan,lahan. %erembesan darah secara konstan selama pencabutan gigi
dapat diatasi dengan aplikasi gulungan tampon atau dengan penggunaan suction. %erdarahan
yang lebih parah dapat diatasi dengan pemberian tampon yang diberi larutan adrenalin - aJua
bidest - """ dan dibiarkan selama 4 menit dalam soket. %erdarahan yang disebabkan
pembuluh darah besar jarang terjadi dan bila ini terjadi maka pembuluh darah tersebut harus
ditarik dan dijepit dengan arteri klem kemudian dijahit(cauter. %erdarahan pasca operasi dapat
terjadi karena pasien tidak mematuhi instruksi atau sebab lain yang harus segera ditemukan.
>ara penanggulangan komplikasi seperti pada kebanyakan kasus disarankan untuk
melakukan penjahitan pada muko periosteal, jahitan hori)ontal terputus paling cocok dan
untuk tujuan ini harus diletakkan pada soket sesegera mungkin. Tujuan dari penjahitan ini
adalah bukan untuk menutup soket tetapi untuk mendekatkan jaringan lunak diatas soket
untuk mengencangkan muko perioteal yang menutupi tulang sehingga menjadi iakemik.
&arena pada kebanyakan kasus perdarahan tidak timbul dari soket tetapi berasal dari jaringan
lunak yang berada disekitarnya, selanjutnya pasien diinstruksikan untuk menggigit tampon
selama 9 menit setelah penjahitan. *ila perdarahan belum teratasi maka kedalam soket gigi
dapat dimasukkan preparat foam gelatin atau fibrin (surgicel, kalsium alginat# setelah itu
pasien disuruh menggigit tampon dan kemudian dievaluasi kembali dan bila tetap tidak dapat
diatasi sebaiknya segera dirujuk ke Eumah sakit terdekat untuk memperoleh perawatan lebih
intensif lagi (%eterson, !!5#.
(. Kerusakan.
I &erusakan pada gusi.
'apat dihindari dengan pemilihan tang secara cermat serta teknik pencabutan gigi yang baik.
*ila gusi menempel pada gigi yang akan dicabut dari soketnya, gusi harus dipisahkan secara
hati,hati dari gigi dengan menggunakan asrpatorium (dengan gunting(scalpel# sebelum gigi
dikeluarkan (%eterson, !!5#.
I &erusakan pada bibir.
*ibir bawah dapat terjepit diantara pegangan tang dengan gigi anterior, bila tidak
diperhatikan dengan baik. Tangan operator yang terampil dapat membuat bibir bebas dari
kemungkinan tersebut (Scully dan >awson,!!1#.
I &erusakan saraf alveolaris inferior.
&erusakan dapat dicegah atau dikurangi hanya dengan diagnosispra operasi dan pembedahan
secara cermat.
I &erusakan saraf mentalis.
&erusakan saraf mentalis dapat terjadi selama pencabutan gigipremolar bawah atau oleh
infeksi akut jaringan disekitarnya.
I &erusakan saraf lingualis.
Saraf lingualis dapat rusak oleh pencabutan dengan trauma yangbesar pada gigi molar bawah
dimana jaringan lunak lingualterkena bor sebelum pembuangan tulang.
I &erusakan pada lidah dan dasar mulut.
<idah dan dasar mulut tidak akan mengalami kerusakan jika aplikasi tang dan penggunaan
elevator dilakukan secara hati,hatidan terkontrol. &omplikasi ini lebih banyak terjadi pada
pencabutan gigi dengan anastesi umum. /ika operator menggunakan elevator tanpa kontrol
yang tepat maka dapat meleset mengenai lidah atau dasar mulut, sehingga dapat
menimbulkan perdarahan yang banyak. %erdarahan dapat diatasi dengan menarik lidah dan
penjahitan (Howe, !!"#.
*. :asa sakit pasca operasi.
I Easa sakit pada jaringan keras.
Easa sakit dapat diakibatkan trauma jaringan keras karena terkena instrument atau bor yang
terlalu panas selama pembuangan tulang. 'engan pencegahan secara teknsi melalui irigasi
dan menghaluskan tepi tulang tajam dengan bone file serta membersihkan soket tulang sete
lah pencabutan dapat menghilangkan kemungkinan penyebab rasa sakit pasca pencabutan
gigi (Howe, !!"#.
I &erusakan jaringan lunak.
&erusakan jaringan lunak dapat terjadi oleh beberapa sebab misalnya insisi yang kurang
dalam sehingga bentuk flapnya compang camping yang membuat proses penyembuhan
menjadi lambat. +lap yang terlalu kecil retraksi untuk membesarkan flap mungkin
diperlukan, dan bila jaringan lunak tidak dilindungi seperlunya maka jaringan lunak bisa
tersangkut bor (Howe, !!"#.
I 'ry Socket.
&eadaan klinis merupakan ostetiis yang terlokalisir yang melibatkan semua atau sebagian
tulang padat pembatas soket gigi atau lamina dura. %enyebabnya tidak jelas tetapi terdapat
banyak faktor predisposisi seperti faktor infeksi sebelum, selama atau setelah pencabutan gigi
merupakan faktor pemicu namun banyak juga gigi dengan abses dan infeksi dicabut tanpa
menyebabkan dry socket. 2eskipun benar bahwa setelah penggunaan tekanan yang
berlebihan selama pencabutan gigi dapat menimbulkan rasa sakit yang berlebihan tetapi ini
tidak selalu terjadi, dan komplikasi ini dapat juga terjadi pada pencabutan gigi yang sangat
mudah. *anyak ahli menduga bahwa pemakaian vaso konstriktor dalam larutan anastesi lokal
dapat memicu terjadinya dry socket dengan mempengaruhi aliran darah dalam tulang, dan
keadaan ini lebih sering terjadi pada pencabutan gigi dibawah anastesi lokal dibandingkan
dengan anastesi umum. &omplikasi dry socket lebih sering terjadi pada pencabutan gigi
bawah dari pada gigi atas. >ara penanggulangannya bila terjadi dry socket adalah ditujukan
untuk menghilangkan sakit dan mempercepat penyembuhan. Soket harus diirigasi dengan
larutan normal saline hangat dan semua bekuan darah degenerasi dikuret. Tulang yang tajam
dihaluskan dengan bone file(knabel tang kemudian diberi resep antibiotika dan analgetika
yang adekuat (Howe, !!"#.
,. !embengkakan pasca operasi.
I Edema.
%embengkakan pasca operasi selama pencabutan gigi dapat menimbulkan edema traumatik
sheingga menghambat penyembuhan luka. Hal ini biasanya disebabkan trauma instrumen
tumpul, retraksi berlebihan dari flap yang tidak baik atau tersangkut putaran bor merupakan
faktor predisposisi keadaan ini.
I Hematoma.
%enjahitan yang terlalu kencan g dapat menyebabkan pembengkakan pasca operatif akibat
edema atau terbentuk hematoma dapat menyebabkan robeknya jaringan lunak serta putusnya
ikatan jahitan.
I .nfeksi.
%enyebab yang sering terjadi pembengkakan pasca operasi adalah infeksi pada daerah bekas
penc abutan karena masuknya mikroorganisme yang patogen. *ila terdapat pus dan fluktuasi
positif harus harus dilakukan insisi dan drainase serta pemberian antibiotika yang adekuat.
Sedang jika infeksi cukup parah atau telah meluas ke subma;illa dan sublingual sebaiknya
segera dirujuk ke Eumah Sakit yang mempunyai fasilitas *edah 2ulut.
I Trismus.
Trismus dapat didefinisikan sebagai ketidak mampuan membuka mulut akibat spasme otot.
&eadaan ini dapat disebabkan edema pasca operasi, pembentukan hematoma atau peradangan
jaringan lunak. %asien dengan arthritia traumatik sendi temporo mandibular joint juga dapat
memiliki keterbatasan membuka mulut (gerakan mandibula#. Terapi trismus bervariasi
tergantung penyebabnya. &ompres panas(penyinaran dengan solu; atau kumur,kumur
dengan normal saline hangat dapat mengurangi rasa sakit pada kasus ringan, tapi pada kasus
lain kadang,kadang diperlukan pemberian antibiotika, anti inflamasi atau analgetika yang
mengandung muscle rela;an, neurotropik vitamin atau dirujuk kepada spesialis bedah mulut
ahli temporo mandibular joint untuk mengurangi gejalanya.
I Terjadinya fistula oro antral.
*ila terjadi komplikasi tersebut maka harus segera dilakukan penutupan dengan flap muko
periosteal (merujuk ke ahli bedah mulut(THT#.
I Sinkop (takut berlebihan(over ansieti#.
Serangan sinkop ini mempunyai gejala,gejala pusing, lemah, mual diiringi kulit menjadi
pucat, dingi dan berkeringat kemudian dilanjutkan dengan kehilangan kesadaran. %ertolongan
pertama harus dilakukan dengan secepatnya dan sedetikpun pasien tidak boleh lepas dari
pengawasan(kehilangan komunikasi verbal. &epala pasien direndahkan dengan merubah
posisi sandaran kursi. %akaian pasien dilonggarkan, kepala dimiringkan perhatikan jalan
nafas. /ika pasien sudah sadar baru diberikan cairan yang mengandung glukosa. *iasanya
kesembuhan pasien spontan dan terkadang pencabutan gigi dapat dilanjutkan. /ika kesadaran
tidak kembali maka pertolongan pertama harus segera diberikan karena penyebab pingsan
mungkin bukan berasal dari sinkop. 'an harus segera diberikan oksigen serta pertolongan
medis lain harus segera dipanggil. *ila pernafasan terhenti dengan tanda,tanda otot skelet
menjadi lemah dan pupil dilatasi (melebar# maka pasien harus segera dibaringkan dilantai dan
jalan nafas harus dilapangkan dengan mengeluarkan semua peralatan atau benda asing dan
kemudian dilakukan resusitasi (Howe, !!"#.
+nastesi $okal
3nestetik lokal atau )at,)at penghalang rasa adalah obat yang pada penggunaan lokal
merintangi secara reversibel penerusan impus,impuls saraf ke susunan saraf pusat dan
demikian menghilangkan rasa nyeri, gatal,gatal, rasa panas, atau dingin. 3nestetik lokal
pertama adalah kokain, yaitu suatu alkaloid yang diperoleh dari daun suatu tumbuhan alang,
alang di pegunungan 3ndes (%eru#, yang pertama kali digunakan sebagai penghilang rasa
nyeri pada pengobatan mata, kemudian pada kedokteran gigi. Sejak tahun 1!4
dikembangkan anestetik lokal secara sintesis dan ditemukan prokain dan ben)okain pada
tahun !"9, yang disusul oleh banyak derivat lain seperti tetrakain, butkain, dan chincokain.
&emudian muncul anestetik lokal seperti lidokain (!70#, mepivakain (!90#, prilokain
(!85#, dan bupivakain (!80#.
<idokain adalah derivat asetanilida yang merupakan obat pilihan utama untuk anestesi
permukaan maupun infiltrasi. <idokain adalah anestetik lokal kuat yang digunakan secara
luas dengan pemberian topikal dan suntikan. 3nestesi terjadi lebih cepat, lebih kuat, lebih
lama, dan lebih ekstensif daripada yang ditimbulkan oleh prokain (&at)ung dan 2iller,
4""4#.
<idokain cepat menghasilkan, lebih intens, lebih tahan lama dan merupakan anastesi
lebih luas daripada prokain dengan konsentrasi yang sama. Tidak seperti prokain, senyawa ini
merupakan suatu senyawa aminoetilamida dan merupakan anggota prototipikal golongan
anestetik lokal amida. <idokain adalah pilihan alternatif untuk individual yang sensitif
terhadap anestesi lokal tipe ester. <idokain digunakan pada perawatan ventricular cardiac
arrhytmias dan tahanan jantung dengan fibrilasi ventrikular, khususnya dengan iskemia akut,
tetapi tidak digunakan pada perawatan atrial arrhytmia (&at)ung dan 2iller, 4""4#.
<idokain (lignokain, xylokain# adalah anestetik lokal kuat yang digunakan secara
topical dan suntikan. <arutan lidokain ",49,",9G dengan atau tanpa adrenalin digunakan
untuk anestesi infiltrasi dengan larutan ,4G untuk anestesi blok atau topical. Bntuk anestesi
permukaan tersedia lidokain gel 4G, sedangkan pada analgesi(anestesi lumbal digunakan
larutan lidokain 9G (&at)ung dan 2iller, 4""4#.
Dosis !emberian $idokain
*erikut ini dosis yang direkomendasikan untuk penatalaksanaan anestesi lokal secara
individu di BS3 - (&at)ung dan 2iller, 4""4#
K Bntuk anestesi infiltrasi perkutan, 9 sampai 5"" mg ( dalam 8" m< dari ",9G larutan, atau
",9 sampai 5" m< dari G larutan#.
K 'osis untuk memblok saraf perifer tergantung oleh rute penggunaan. Bntuk memblok ple;us
brankial 449 sampai 5"" mg (9 sampai 4" m<# dalam larutan ,9G.
K Bntuk memblok saraf simpatis larutan G direkomendasikan. 'osis 9" mg(9 m<# untuk blok
servical dan 9" sampai ""mg (9 sampai " m<# untuk blok lumbal.
K Bntuk anestesi epidural 4 sampai 5 m< larutan dibutuhkan. Bntuk anestesi epidural
lanjutan,dosis maksimum sebaiknya tidak diulangi terus,menerus lebih dari !" menit.
K Bntuk anestesi epidural 4 sampai 5 m< larutan dibutuhkan. Bntuk anestesi epidural
lanjutan,dosis maksimum sebaiknya tidak diulangi terus,menerus lebih dari !" menit.
K <arutan hiperbarik ,9G atau 9G lidokain H>< dalam glukosa 0,9G tersedia untuk anestesi
spinal L adrenalin tidak bisa digunakan. 'osis sampai 09 mg (,9 m<# dalam larutan 9G
digunakan dalam operasi caesar. 'an 09 sampai "" mg (,9 sampai 4 m<# untuk prosedur
operasi lainnya.
K Bntuk anestesi regional .? larutan ",9G tanpa adrenalin dapat digunakan dalam dosis 9"
sampai 5"" mg (" sampai 8" m<# L dosis maksimum 7 mg(kg direkomendasikan untuk
dewasa.
K <idokain juga dapat digunakan dalam berbagai jenis formulasi anestesi permukaan.
%enggunaan dosis dari lidokain hidroklorida pada anestetik lokal bergantung pada
tempat injeksi dan prosedur penggunaan. 'osis penggunaan lidokain secara spesifik untuk
individual tidak selalu tersedia. &etika diberikan dengan adrenalin, dosis maksimum lidokain
yang disarankan adalah 9"" mg tanpa adrenalin yang direkomendasikan oleh B& adalah 4""
mg dan BS3 5"" mg, kecuali pada anestesi pada spinal.
<arutan <idocaine H>l mengandung adrenalin dalam 4"".""" digunakan untuk
infiltrasi anestetik dan memblok nervus termasuk blok epidural. &onsentrasi tinggi dari
adrenalin jarang dibutuhkan, kecuali pada dokter gigi. Sedangkan larutan lidokain H><
dengan adrenalin dalam 1".""" banyak digunakan (&at)ung dan 2iller, 4""4#.
<idokain sering digunakan secara suntikan untuk anesthesia infiltrasi, blockade saraf,
anesthesia epidural ataupun anesthesia selaput lender. %ada anesthesia infitrasi biasanya
digunakan larutan ",49G M ",9"G dengan atau tanpa adrenalin. Tanpa adrenalin dosis total
tidak boleh melebihi 4""mg dalam waktu 47 jam, dan dengan adrenalin tidak boleh melebihi
9"" mg untuk jangka waktu yang sama. 'alam bidang kedokteran gigi, biasanya digunakan
larutan M 4 G dengan adrenalinL untuk anesthesia infiltrasi dengan mula kerja 9 menit dan
masa kerja kira,kira satu jam dibutuhkan dosis ",9 M ," ml. untuk blockade saraf digunakan
M 4 ml.
Sebagai anestesi lokal, lidokain dapat diberikan dosis 5,7 mg(kg**, bila ditambahkan
adrenalin dosis maksimal mencapai 8 mg(kg**. Tanpa adrenalin dosis total tidak boleh
melebihi 4"" mg dalam waktu 47 jam, dan dengan adrenalin tidak boleh melebihi 9"" mg
untuk jangka waktu yang sama. <idokain tanpa adrenalin berisi 7" mg(ampul, yg berarti dosis
maksimalnya 9 ampul (&at)ung dan 2iller, 4""4#.
D+;1+: !6S1+K+
. Howe,C.<., - %encabutan Cigi Celigi, !!", 4nd Ed., *uku &edokteran, hal. 14,"5.
4. %edersen, C.$., - *uku 3jar %raktis *edah 2ulut, !!8, nd.ed., *uku &edokteran, hal.
15,"".
5. %eterson, <./.,- >ontemporary 6ral and 2a;illofacial Surgery, !!5, 4nd.ed., 2osby,St
<ouis,*altimore,*oston,>hicago,%hiladelphia,Sydney,Toronto, hal18,447 dan 48!,4!9.
7. Scully >. 3nd >awsonL 2edical %roblem .n 'entistriL 7th ed.L $rightL <ondon !!1.
9. &at)ung *C = 2iller E'. 4""4. Anestetik Lokal. 'i dalam - &at)ung *C, editor.
+armakologi 'asar dan &linik. Ed. 1, vol.4. /akartaL Salemba 2edika. Hal.84,85