Anda di halaman 1dari 3

FAKTOR IATROGENIK

A. Pengertian
Faktor-faktor iatrogenik adalah kesalahan pada restorasi atau protesa yang bisa berperan dalam
menyebabkan inflamasi gingiva dan perusakan jaringan periodontal.
B. Jenis-Jenisnya
Tepi Restorasi
Tepi tumpatan yang overhanging berperan dalam terjadinya inflamasi gingiva dan perusakan
periodontal karena merupakan lokasi yang ideal bagi penumpukan plak serta dapat mengubah
keseimbangan ekologis sulkus gingiva ke arah yang menguntungkan bagi organisme anaerob gram-
negatif yang menjadi penyebab penyakit periodontal.
Meskipun restorasinya dibuat dengan standard kualitas yang tinggi, apabila tepinya ditempatkan
subgingival akan meningkatkan penumpukan plak dan laju aliran cairan sulkular. Adanya kekasaran
pada daerah subgingiva akibat penempatan tepi restorasi pada daerah subgingiva merupakan
penyebab penumpukan plak dengan akibat respon inflamasi yang ditimbulkannya.

Kontur Restorasi
Mahkota tiruan dan restorasi dengan kontur berlebih (overcontoured) cenderung mempermudah
penumpukan plak dan kemungkinan juga mencegah mekanisme self-cleansing oleh pipi, bibir, dan
lidah. Kontak proksimal yang inadekuat, tidak dikembalikannya anatomi occlusal marginal ridge dan
developmental groove cenderung menimbulkan impaksi makanan.

Oklusi
Restorasi yang tidak sesuai dengan pola oklusal akan menimbulkan disharmoni yang bisa mencederai
jaringan periodontal pendukung.
Bahan Restorasi
Pada umumnya bahan restorasi tidak mencederai jaringan periodontal, kecuali bahan akrilik self-
curing. Yang terpenting adalah bahan restorasi harus dipoles dengan baik agar tidak mudah ditumpuki
plak.

Desain GTSL
Gigi Tiruan Sebagian Lepasan mempermudah penumpukan plak, terutama apabila desainnya menutup
gingiva. Gigi tiruan yang terus dipakai sepanjang siang dan malam akan menginduksi lebih banyak
pembentukan plak dibandingkan gigi tiruan yang hanya digunakan pada siang hari saja. Oleh karena
itu, pemeliharaan kebersihan mulut bagi pengguna gigi tiruan sangat penting untuk menghindari
terjadinya gangguan terhadap gigi yang masih ada serta jaringan periodonsiumnya.

Prosedur Kedokteran Gigi
Penggunaan klem rubber dam, cincin untuk matriks, dan disc yang tidak baik bisa mencederai gingiva
dengan akibat terjadinya inflamasi. Separasi gigi yang terlalu memaksa dapat menimbulkan cedera
pada jaringan periodontal pendukung.


PERANANAN PIRANTI ORTODONTI SEBAGAI FAKTOR ETIOLOGI
Perawatan ortodonti bisa berperan dalam menimbulkan penyakit atau kelainan pada periodonsuim
dengan berabagai cara :
Retensi plak
Piranti ortodonti tidak saja cendrung mempermudah penumpukan plak dental dan debris makanan
dengan akibat timbulknya gingivitis, tetapi bisa pula memodofikasi ekosistem gingiva. Dilaporkan
bahwa setelah pemasanagn cincin ortodonti terjadi peningkatan proporsi Prevotella melaninogenica,
Prevotela intermedia, dan Actinomyces odontolyticus, dan pengurangan flora anaerob/fakultatif di
dalam sulkus gingiva.
Iritasi dari cincin ortodonti
Pemasangan cincin ortodonti yang dipaksakan terlalu jauh ke daerah subgingiva bisa menyebabkan
terpisahnya gingiva dari akibat migrasi epitel penyatu ke arah apikal sehingga timbul resesi gingiva.
Tekanan dari piranti ortodonti
Tekanan ortodonsi yang normal dapat diadaptasi periodonsuim berupa remodeling. Tekanan yang
berlebihan bisa menimbulkan nekrose jaringan periodontal dan tulang alveolar, yang pada umumnya
bisa mengalami perbaikan apabila tekanannya dikurangi. Namun demikian, apabila kerusakan
melibatkan ligamen periodontal yang berada pada krista tulang alveolar, kerusakannya adalah
irreversible. Tekanan ortodonsi yang terlalu berlebihan dapat pula menyebabkan resopsi pada apkes
akar gigi.

IMPAKSI MAKANAN
Mekanisme Terjadinya Sebagai Faktor Etiologi
Impaksi makanan adalah terdesaknya makanan secara paksa ke jaringan periodonsium. Hubungan
kontak proksimal yang utuh dan ketat mencegah terdesaknya makanan secara paksa ke daerah
interproksimal. Lokasi kontak proksimal yang optimal dalam arah serviko oklusal adalah pada
diameter mesio distal terbesar dari gigi, dekat ke Krista marginal ridge. Tidak adanya kontak atau
kontak proksimal yang tidak baik kondusif bagi terjadinya impaksi makanan.

Kontur permukaan oklusal yang dibentuk oleh marginal ridge dan developmental groove secara
normal akan mendeflesikan makanan menjauhi ruang interproksimal. Apabila gigi menjadi aus dan
permukaan oklusalnya menjadi datar, maka efek mendesak dari tonjol(cusp) gigi antagonis ke ruang
interproksimal akan bertambah hebat dengan akibat terjadinya impaksi makanan. Efek tonjol
pendorong bisa timbul karena keausan gigi, atau karena perubahan posisi gigi karena tidak digantinya
gigi yang hilang.

Overbite anterior yang berlebihan merupakan salah satu penyebab umum impaksi makanan di region
anterior, dimana makanan akan terdesak ke gingival pada permukaan vestibular gigi anterior
mandibula atau permukaan oral gigi anterior maksila.
Hirschfeld mengemukakan beberapa factor yang menjurus ke terjadinya impaksi makanan yaitu:
1. Keausan oklusl yang tidak sama rata
2. Terbukanya titik kontak sebagai akibat hilangnya dukungan proksimal atau karena estruksi
3. Abnormalitas morfologis congenital
4. Restorasi yang tidak baik konstruksinya
Ada juga impaksi makanan lateral dimana sumber tekanan yang mendesak makanan adalah tekanan
lateral dari pipi, lidah dan bibir. Impaksi lateral lebih mudah terjadi apabila embrasure gingival
menjadi besar karena kerusakan jaringan akibat penyakit periodontal atau resesi.Dampak impaksi
makanan akan menimbulkan penyakit gingival, periodontal, dan memperhebat keparahan penyakit
yang telah ada.
periodontal disease


PERANAN FACTOR-FAKTOR BERIKUT SEBAGAI FACTOR ETIOLOGI

A. Tidak Digantinga Gigi yang Hilang
Pencabutan gigi yang tidak disetai penggantian dengan gigi tiruan dapat menimbulkan serangkaian
perubahan yang menimbulkan dampak bagi periodonsium. Apabila gigi molar pertama dicabut,
perubahan awal yang terjadi adalah drifting ( bergesernya) dan tilting (miring) gigi molar kedua dan
ketiga mandibula, dan ekstrusinya molar pertama maksila.
Tilting gigi posterior juga menyebabkan berkurangnya dimensi vertical dan bertambahnya overbite
anterior. Gigi anterior mandibula meluncur pada gingival sepanjang permukaan oral gigi anterior
maksila dengan akibat posisi mandibula bergeser ke distal. Selain itu, terjadi impaksi makanan dan
pembentukan saku pada gigi anterior. Drifting premolar kedua mandibula ke distal menyebabkan
terjadinya impaksi makanan.

B. Maloklusi dan Malposisi Gigi
Gigi-geligi yang tidak teratur menyebabkan control plak sukar bahkan bias tidak mungkin bias
dilakukan. Resesi gingival bias terjadi pada gigi labioversi. Disharmoni oklusal yang disebabkan
maloklusi dapat mencederai periodonsium. Overbite yang berlebihan sering menyebabkan iritasi
gingival pada rahang antagonis. Openbite bisa menjurus ke perubahan periodontal yang disebabkan
penumpukan plak dan hilangnya fungsi.

Anda mungkin juga menyukai