LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-1
BAB III PROFIL DAN KINERJA BIDANG PRASARANA PERKERETAAPIAN DAOP 4 SEMARANG
A. PROFIL DAN KINERJA PRASARANA JALAN, JEMBATAN, DAN TEROWONGAN KERETA API
1. Latar Belakang
Transportasi memiliki peranan yang sangat penting dalam jaringan pelayanan mobilitas penumpang yang berkembang secara dinamis. Hal ini disebabkan semakin tingginya kebutuhan pergerakan manusia maupun barang, sehingga meningkat pula kebutuhan akan sarana dan prasarana transportasi, kondisi tersebut dapat dilihat dengan semakin kompleksnya masalah transportasi yang harus dihadapi.
Angkutan kereta api merupakan merupakan transportasi massal di Indonesia yang memiliki beberapa keunggulan, antara lain mengangkut penumpang dengan jumlah besar, hemat lahan dan rendah polusi, serta tingkat keselamatan yang tinggi. Dalam sistem transportasi kereta api peranan dari prasarana memegang kedudukan yang sangat penting karena prasarana kereta api merupakan salah satu faktor utama dalam pengoperasian kereta api, oleh karena itu kondisi dari prasarana tersebut harus baik dan terpelihara. Pada Daerah Operasi 4 Semarang khususnya lintas Semarang Tawang - Tegal kondisi prasarananya sudah cukup baik, hanya pada daerah derah tertentu saja yang kondisinya kurang baik. Oleh karena itu akan dilakukan pengidentifikasian permasalahan permasalahan yang ada di Daerah Operasi 4 Semarang. Dalam pengidentifikasian permasalahan III - 2
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-2
permasalahan pada lintas tersebut sangat diperlukan data data yang mendukung.
III - 3
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-3
2. KONDISI PRASARANA JALUR KA DAN JEMBATAN KERETA API
Gambar III. 1 : peta jalur K A sebelum jalur ganda
Gambar III. 2 : peta jalur K A setelah jalur ganda
b. Jalur Kereta Api
Seksi Jalan Rel dan Jembatan tersebut dipimpin oleh seorang Manager dan dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 2 orang Junior Manager, yaitu : Junior Manager JJ 4A Pekalongan dan Junior Manager III - 4
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-4
JJ 4B Cepu yang mempunyai tugas pokok dan tanggung jawab melaksanakan pemantauan, pengawasan, pemeriksaan, dan pembinaan mutu teknis permeliharaan jalan rel dan jembatan.
Junior Manager JJ 4A Pekalongan mempunyai wilayah pengawasan, meliputi : a. UPT Resor Jalan Rel 4.1 Tegal : 19.980 KM b. UPT Resor Jalan Rel 4.2 Surodadi : 20.000 KM c. UPT Resor Jalan Rel 4.3 Pemalang : 25.000 KM d. UPT Resor Jalan Rel 4.4 Petarukan : 31.000 KM e. UPT Resor Jalan Rel 4.5 Sragi : 31.000 KM f. UPT Resor Jalan Rel 4.6 Pekalongan : 28.556 KM g. UPT Resor Jalan Rel 4.7 Weleri : 31.000 KM h. UPT Resor Jalan Rel 4.8 semarang poncol : 33.649 km
Dari UPT-UPT tersebut mempunyai tugas yang sama yaitu melakukan pemeliharaan dan perbaikan serta menjamin kelaikan jalan rel di wilayah kerjanya secara administrasi dan teknis serta secara rutin membuat perencanaan.
1) Rel
Jalan rel merupakan satu kesatuan konstruksi yang terbuat dari baja, beton, atau konstruksi lainnya yang terletak di permukaan, di bawah dan di atas tanah atau bergantung beserta perangkatnya yang mengarahkan jalannya kereta api. Fungsi rel antara lain: a) Menerima beban dari roda dan mendistribusikan beban ini ke bantalan atau tumpuan. b) Mengarahkan roda ke lateral, gaya gaya horizontal melintang yang bekerja pada kepala rel disalurkan ke dan didistribusikan pada bantalan dan tumpuan. III - 5
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-5
c) Menjadi permukaan yang halus untuk dilewati dan dengan adhesinya rel mendistribusikan gaya gaya percepatan dan pengereman. d) Sebagai penghantar arus listrik untuk lintas kereta api. e) Sebagai penghantar arus listrik.
Jenis jenis rel : a. R.25 b. R.33 c. R.41 d. R.42 e. R.50 f. R.54 g. R.60
Untuk lebih jelasnya, berikut data kelas jalan rel dan klasifikasi jalan rel Tabel III.1 : Kelas Jalan Rel Kelas Jalan Rel TipeRel I R 60 / R 54 II R 54 / R 50 III R 54 / R 50 / R 52 IV R 54 / R 50 / R 52 V R 42 Sumber : Perencanaan Konstruksi Jalan Rel (PeraturanDinas No.10), 1986 Tabel III.2: Klasifikasi jalan rel Kelas jalan Daya angkut lintas (ton/thn)
V maks (km/ jam) P maks gandar (ton) Tipe rel Jenis bantalan Jenis pena mbat Tebal ballas (cm) Lebar bahu ballas (cm) III - 6
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-6
600 ET 25 35 Sumber: Perencanaan Konstruksi Jalan Rel (PeraturanDinas No.10), 1986
Untuk lebih jelasnya tentang penggunaan tipe rel, terdapat pada gambar peta dibawah ini.
III - 7
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-7
Gambar III.1 : peta rel terpasang daop 4 Semarang lintas semarang - tegal Sumber: dinas jalan rel dan jembatan daop 4 Semarang, 2013
Table III.3 : penggunaan tipe rel di daop 4 semarang lintas Semarang - tegal
Berdasarkan data di atas dapat terlihat bahwa penggunaan jenis rel di Lintas Raya untuk rel type R.54 sebesar 82%, sedangkan untuk III - 8
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-8
R.50 sebesar 0%, penggunaan rel type R.33/38 sebesar 0%, 18% menggunakan rel type R.41/42 dan 0% menggunakan rel type R.33.
2) Jenis bantalan Bantalan yang di gunakan di daop 4 semarang lintas semarang tegal yaitu: a. Bantalan Kayu Bantalan yang terbaik adalah dari bahan kayu jati, tetapi karena mahal maka sekarang digunakan jenis kayu hutan atau rimba seperti kriung dan bangkirai dengan ukuran 200 x 22 x 13cm. Sifat kayu cukup keras tetapi juga kenyal dan meredam getaran atau suara, Bantalan kayu tersebut di lintas Bogor-Sukabumi hanya di gunakan pada bentang jembatan dan sambungan rel b. Terdiri dari satu blok beton bertulang. Bentuk dan dimensinya disesuaikan dengan proporsi jalan rel. Kawat prategang bebentuk lurus saja dengan posisi agak kebawah. Ukuran 200 x (182 194,5) x (150 220). Bantalan berfungsi : a) Untuk menahan lebar spur dan kemiringan rel. b) Untuk memberi tumpuan dan tempat pemasangan kaki rel dan penambat. c) Untuk menahan beban beban rel dan menyalurkan serata mungkin ke ballas.
Jenis bantalan untuk wilayah Daerah Operasi 4 Semarang sudah memakai bantalan beton, hanya pada lintas lintas tertentu yang masih menggunakan bantalan kayu dan besi. Rumus yang digunakan untuk perhitungan jumlah bantalan yang dipakai :
III - 9
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-9
a) Lintas raya Pada lintas raya hampir keseluruhan sudah menggunakan bantalan beton.
Perhitungan jumlah bantalan:
3) Jenis penambat Penambat rel adalah komponen yang menambatkan rel pada umum fungsi penambat adalah: (a) Untuk menyerap gaya-gaya rel dengan elastis dan menyalurkan ke bantalan (b) Untuk menahan lebar sepur dan kemiringan rel pada batas tertentu. (c) Untuk mengisolasi arus listrik dari rel ke bantalan terutama pada bantalan beton dan bantalan besi. (d) Untuk meredam sebanyak mungkin getaran dan pukulan akibat gerakan sarana.
Jenis penambat dibedakan menjadi 2 yaitu : (a) Penambat Kaku, yang terdiri dari mur dan baut namun juga ditambahkan pelat andas, biasanya dipasang pada bantalan besi dan kayu. Contoh penambat kaku yaitu tirpon (baut, mur). (b) Penambat Elastis dibagi dalam dua jenis yaitu penambat elastis tunggal dan penambat elastis ganda. Penambat elastis tunggal yang terdiri dari pelat landas, tirpon, mur dan baut. Sedangkan penambat elastis ganda terdiri dari pelat III - 10
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV- 10
landas, pelat tarpon, mur. Contohnya yaitu KA clip, pandrol, DE clip, F type, nabla dan dorken. Rumus yang digunakan untuk perhitungan jumlah penambat yang dipakai:
Penambat = Jumlah Bantalan x 4
Sumber: Dinas Jalan dan Jembatan Daop 4 Semarang, 2013
a) Lintas semarang tegal Untuk lintas semarang tegal menggunakan penambat pandrol, KA Clip, F.Type dan DE.Clip.
Untuk penambat pandrol = 159.341 x 4 = 637.364 buah Untuk penambat KA clip = 45.457 x 4 = 181.828 buah Untuk penambat DE.clip = 53.302 x 4 = 213.208 buah Untuk penambat F.type = 0.251 x 4 = 1.004 buah
Berikut persentase penggunaan penambat di wilayah Daop 4 Semarang Lintas Semarang - Tegal
III - 11
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV- 11
Gambar III.2 : diagram prosentase penambat di daop 4 semarang Dari hasil persentase jenis penambat di wilayah Daop 4 Semarang lintas Semarang - tegal diketahui bahwa 61.68% menggunakan penambat jenis Pandrol, 20.63 % menggunakan penambat jenis DE.Clip, 17.59 % menggunakan penambat jenis KA Clips dan 0.10 % menggunakan penambat jenis F.type
4) Data kehandalan Kehandalan jalan rel ataupun geometri jalan rel di ukur setiap 6(enam) bulan sekali menggunakan kereta Ukur. Berikut tabel contoh hasil Kereta Ukur :
TABEL III.4 Hasil KA Ukur Daop 4 Semarang Lintas Semarang Tegal. Petak Koridor Sepur Pnj. Track Pnj. terukur Panjang Berdasasrkan Ketegori Kualitas TQI Parameter Kat. 1 Q20 Kat. 20<Q35 35<Q50 Q>50 Pert. Angk.Rt Lest.Rt Leb.Sp. (km) (km) (km) (km) (km) (km) Ujn-Pk Smc-Pk hi 14.353 14.353 3.359 10.384 0.579 0.03 25.3 6.9 10.8 5 2.6 Pk-Ujn Smc-Pk hu 14.353 14.353 6.786 6.867 0.642 0.06 23.6 9.3 7.1 4.4 2.7 61.68% 17.59% 20.63% 0.10% pandrol KA clip DE.clip F.type III - 12
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV- 12
5) Jembatan Jembatan kereta api adalah suatu satu kesatuan yang terbuat dari baja, beton dan konstruksi lain yang menghubungkan tepi sungai, jurang dan lain-lain untuk keperluan lalu lintas kereta api. Fungsi jembatan antara lain: a) Menghubungkan 2 titik yang melintasi sungai, selat antara 2 pulau b) Menghindari perubahan kelandaian kontur tanah yang terlalu besar c) Menghindari lengkung dengan jari-jari yang terlalu kecil d) Memperpendek jalur lintasan antisipasi keterbatasan lahan e) Mengantisipasi terhadap kondisi lingkungan ( melintasi rawa yang panjang, pembuatan jembatan di pinggir jalan) III - 13
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV- 13
f) Mengakomodasi lengkung spiral
Berikut peta resort jembatan lintas Semarang tawang tegal
T E G A L 1 4 8 + 0 7 3 LARANGAN 142+590 S U R O D A D I 1 3 2 + 3 2 2 PEMALANG 120+112 P E T A R U K A N 1 1 3 + 3 0 0 COMAL 103+490 S R A G I 9 9 + 2 0 2 PEKALONGAN 87+950 B A T A N G 7 8 + 5 0 0 UJUNGNEGORO 73+600 K U R I P A N 6 1 + 6 4 0 PLABUAN 54+000 K R E N G S E N G 4 4 + 4 0 0 WELERI 39+075 K A L I B O D R I 3 0 + 2 0 0 KALIWUNGU 18+200 M A N G K A N G 1 2 + 8 0 0 JERAKAH 05+950 S E M A R A N G P O N C O L 0 0 + 0 0 0 SEMARANG TAWANG 00+000 Resor Jembatan 4.1 Semarang Poncol
Gambar III.3 : peta resort jembatan lintas semarang- tegal
table III.4 : data jenis dan jumlah jembatan lintas SemarangTegal Sumber: seksi jembatan dan jalan rel daop 4 Semarang , 2014
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV- 14
6) Data beban lintas
Table III.4 passing tonnage daop 4 semarang
7) Perawatan dan ketersediaan sumber daya Strategis pemeliharaan jalan rel dan jembatan meliputi: a. Kegiatan pemeliharaan dan perbaikan untuk penanganan kondisi darurat. Kegiatan ini bertujuan untuk menanggulangi gangguan yang berdampak terhadap operasional kereta api yang sifatnya mendesak. Kegiatan ini dilakukan oleh regu yang sifatnya tetap dan selalu siap (standby) yaitu regu Satuan Keja dengan lingkup kegiatan antara lain: 1). penanganan kondisi emergency/ darurat, adalah kegiatan perbaikan sehingga dengan dilakukannya kegiatan ini jalur kereta api agar tetap beroperasi dengan kecepatan tertentu. III - 15
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV- 15
2). kegiatan pemeliharaan yang bersifat spesifik/ teknis, adalah kegiatan yang membutuhkan kompetensi dan keterampilan yang spesifik.
b. kegiatan pemeliharaan dan perbaikan secara berkala berkala terhadap konstruksi jalan rel dan jembatan, kegiatan ini bertujuan untuk mempertahankan kondisi agar memiliki ketahanan sesuai umur teknis yang direncanakan, kegiatan ini dilakukan oleh tenaga pemeliharaan yang jumlahnya dihitung berdasarkan asset yang dipelihara. c. Kegiataan pemeliharaan dan perbaikan jalan rel dan jembatan bersiat mengembalikan fungsi material jalan rel dan jembatan. Kegiatan ini meliputi penggantian dan atau penambahan/ mengisi yang kurang sehingga konstruksi jalan rel dan jembatan dapat berfungsi dengan baik. Kegiatan ini dapat dilaksanakan oleh pihak III berdasarkan kontrak pekerjaan.
Pedoman penentuan komposisi regu satuan kerja jalan rel Penentuan komposisi regu satuan kerja dihitung berdasarkan keutuhan minimal terhadap pekerjaandominan yang akan dilaksanakan oleh regu satuan kerja jalan rel. pekerjaan dominan tersebut adalah pekerjaan angkatan/listringan dengan metode pemencokan mekanik ringan (HTT) sesuai deskripsi berikut.
III - 16
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV- 16
ORGANISASI PEKERJAAN Nama pekerjaan : angkatan dengan metode pemencokan mekanik ringan (HTT) Tenaga yang dibutuhkan : 1 orang mandor + 8 orang pekerja Kebutuhan alat : a. 4 buah dongkrak rel b. 4 unit mesin hand tie tampler (HTT) c. 1 unit mesin generator pembangkit listrik ( genset) d. 1 set mistar angkatan + benang nylon e. 1 unit track gauge waterpass f. 4 buah garpu balas/gerekan balas
III - 17
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV- 17
Uraian pekerjaan : Table III.5 : uraian pekerjaan No Uraian pekerjaan Tenaga Alat 1 Menentukan titik tinggi, mengawasi, memastikan nilai angkatan dan geseran telah sesuai 1 orang mandor 1 unit track gauge waterpass 2 Menyiapkan, mengoprasikan dan memastikan berfungsinya mesin genset 1 orang pekerja 1 unit genset 3 Memasang mistar angkatan, menggorek dan memasang dongkrak rel 2 orang pekerja 1 set mistar angkatan + benang nylon, 4 buah dongkrak, gorekan ballast 4 Menyiapkan dan mengoprasikan mesin HTT 4 orang pekerja 4 unit mesin HTT 5 Mengawasi situasi lokasi tempat kerja ( sebagi train watcher) 1 orang pekerja peluit Jumlah kebutuhan 1 mandor + 8 III - 18
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV- 18
tenaga pekerja Sumber : seksi jembatan dan jalan rel daop 4 semarang, 2013
Pedoman penentuan komposisi regu satuan kerja jembatan Penentuan komposisi regu satuan kerja dihitung berdasarkan kebutuhan minimal terhadap pekerjaan dominan yang akan dilaksanakan oleh regu satuan kerja jembatan. Pekerjaan dominan tersebut adalah pekerjaan perawatan baja jembatan sesuai deskripsi berikut:
Organisasi pekerjaan
Nama pekerjaan : perawatan baja jembatan Tenaga yang dibutuhkan : 1 orang mandor + 5 orang pekerja Kebutuhan alat : a. Alat pengukur panjang (meteran) b. sigmat c. Jangka sorong d. Kapur besi e. Mesin bor f. Blander g. Dapur keeling III - 19
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV- 19
h. Penjepit oaku keeling i. Awon dan snaper j. Kompresor
Uraian pekerjaan : Table III.7 : uraian pekerjaan No Uraian pekerjaan Tenaga Alat 1 Mengawai, memastikan dimensi, bentuk dan posisi pengelingan telah sesuai gambar rencana 1 orang mandor Meteran, sigmat, jangka sorong, kapur besi 2 Guris potong dan bor 1 orang pekerja Kapur besi, alat bor, blander 3 Memanaskan dapur kelingan denga memutar 1 orang pekerja Dapur keeling 4 Membakar paku keeling 1 orang pekerja Penjepit paku keeling 5 Memasang paku keeling panas dan menamper dengan snaper 2 orang pekerja Awon, snaper, kompresor Jumlah kebutuhan tenaga 1 mandor + 5 pekerja
Sumber : seksi jembatan dan jalan rel daop 4 semarang, 2013
III - 20
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV- 20
Berikut table Rekapitulasi pegawai unit jalan rel dan jembatan DAOP 4 Semarang Table III.7 : rekapitulasi pegawai unit JJ daop 4 Semarang POSISI : 0KTOBER 2013
REKAPITULASI DAOP 4 No Jabatan Kebutuhan Standar Adanya Kurang Penyed ia Jasa Organik PKM Jumlah 1 Senior Manager/Manager 1 1 1 0 2 Junior Manager Inspector 2 2 2 0 3 Junior/Asisten Manager Program 1 1 1 0 4 Junior/Asisten Manager Konstruksi 1 1 1 0 5 Junior/Asisten Manager Fasilitas 1 1 1 0 6 Staff kantor JJ 7 7 6 1 1 7 KUPT Mekanik 1 1 1 0 8 Kepala Operator 1 1 1 0 9 Operator 42 23 23 19 2 10 Staf Adm. UPT Mekanik 2 2 1 1 11 Kepala Resort Jalan Rel 17 17 17 0 12 Kepala Resort Jembatan 2 2 2 0 13 KAT Jalan Rel 16 16 16 0 14 KAT Jembatan 2 2 2 0 15 Staf KAREST. Jalan Rel 33 33 33 0 16 Staf KAREST. Jembatan 4 4 4 0 III - 21
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV- 21
3. METODOLOGI a. Bagan Alir Penulisan
17 Kasatker Jalan Rel 17 17 17 0 18 Kasatker Jembatan 2 2 2 0 19 PKJ Jalan Rel 136 24 24 112 248 20 PKJ Jembatan 10 11 11 -1 21 JPJ/Wakil JPJ 147 90 90 57 57 22 PJL/Wakil PJL 144 72 72 72 64 23 PJTW/Wakil PJTW 24 Tanpa Jabatan JUMLAH 589 330 0 328 261 372 PENGUMPULAN DATA PRASARANA JALAN DAN JEMBATAN KERETA API DATA PRIMER: a) Data komponen jalan rel Daop 4 Semarang b) Pelaksanaan Perawatan dan Ketersediaan sumber daya c) Data kerusakan jalur kereta api DATA SEKUNDER: a. Peta tipe komponen jalan rel b. Data jenis bantalan c. Data jenis penambat d. Data kehandalan e. Data asset jembatan f. Data beban lintas ( passing tonnage) g. Perawatan dan ketersediaan sumber daya
PENGOLAHAN DATA MULAI III - 22
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV- 22
b. Metode Pengumpulan Data 1) Data Sekunder Data ini diperoleh dari pihak lain (PT KAI di Daop 4 Semarang) yang terkait dengan transportasi kereta api dan konstribusi datanya meliputi: a. Peta tipe komponen jalan rel b. Data jenis bantalan c. Data jenis penambat d. Data kehandalan e. Data aset jembatan f. Data beban lintas ( passing tonnage) g. Perawatan dan ketersediaan sumber daya 2) Data primer Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung di lapangan, data primer yang diperoleh adalah : a. Data komponen jalan rel Daop 4 Semarang b. Pelaksanaan Perawatan dan Ketersediaan sumber daya c. Data kerusakan jalur kereta api 3) Teknik Analisis Teknik analisis dalam penulisan laporan umum khususnya dibidang prasarana stasiun kereta api menggunakan analisa deskriptif, yaitu menampilkan data agar lebih mudah dibaca.
4. PELAKSANAAN SURVEI a. Pendahuluan ANALISIS DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN III - 23
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV- 23
Data inventarisasi jalan rel dan jembatan dimaksudkan untuk mengetahui dan memahami tentang jenis jenis komponen jalan rel, cara pemeliharaan, kondisi, dan permasalahan permasalahan yang terdapat pada jalan rel dan jembatan.
b. Maksud dan Tujuan Survei inventarisasi jalan rel dan jembatan dilakukan untuk membandingkan data sekunder yang telah didapat dengan keadaan sebenarnya yang ada di lapangan.
c. Target Data Target data yang akan didapat dari survei inventarisasi jalan rel dan jembatan adalah mengetahui berbagai komponen jalan rel dan kondisi jembatan pada lintas Semarang - Tegal.
d. Persiapan Survei 1) Peralatan dan perlengkapan Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk survei inventarisasi jalan rel adalah: a) Clip board b) Alat alat tulis (pencil dan lainnya) c) Formulir survei d) Kendaraan survey e) Camera digital
2) Lokasi Survei Survei inventarisasi jalan rel dan jembatan dilakukan di lintas Semarang - Tegal, dimana lintas ini merupakan lintas wilayah studi.
III - 24
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV- 24
3) Pelaksanaan Survei Survei inventarisasi dilaksanakan dengan cara mengamati dan mencatat data kedalam formulir tentang kondisi kondisi jalan rel dan jembatan pada lintas Semarang - Tegal
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN a. Jalur KA 1) Rel a) Perhitungan Panjang Rel Perhitungan Panjang Rel dibagi berdasarkan jenis rel yang berada pada Daop 4 Semarang. Jenis rel yang digunakan adalah R.33, R.38, R.42, R.50 dan R.54. Rumus yang digunakan untuk perhitungan panjang rel adalah:
Sumber: Dinas Jalan dan Jembatan Daop 4 Semarang, 2013
Perhitungan panjang lintas: Untuk lintas Semarang Poncol - Tegal jenis rel yang digunakan adalahR.54 dan R.41/42 Panjang rel = 258,351 x 2 = 516,702 kilometer Untuk R. 42 = 45,763 X 2 = 91,526 kilometer Untuk R.54 = 212,588 X 2 = 425,176 kilometer Panjang Rel = Panjang Track X 2
III - 25
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV- 25
Gambar III.4 : Diagram Prosentase Rel Lintas Semarang Tegal
Dari hasil prosentase penggunaan jenis rel pada lintas Semarang - Tegal dapat disimpulkan bahwa 82 % menggunakan R.54 dan 18% menggunakan R.42.
b) Perhitungan Jumlah dan Jenis Bantalan Pada Daop 4 Semarang menggunakan bantalan beton, hanya pada sambungan, wesel dan jembatan saja yang masih mengunakan bantalan kayu. Rumus yang digunakan untuk perhitungan jumlah bantalan adalah:
Sumber: Dinas Jalan dan Jembatan Daop 4 Semarang, 2013
82% 0% 18% 0% 0% PERSENTASE JENIS REL R. 54 R. 50 R. 42 R. 33 R. 25
III - 26
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV- 26
Keterangan: (a) Jarak antar bantalan 60 cm = 0,6 m (b) Panjang lintas diatas merupakan jarak (kilometer) antara satu stasiun dengan stasiun lainya yang menjadi batas suatu lintas
Perhitungan Jumlah Bantalan : Untuk lintas Semarang - Tegal sudah menggunakan bantalan beton secara keseluruhan, hanya pada sambungan, jembatan, dan wesel yang masih menggunakan bantalan kayu.
Sumber: Dinas Jalan dan Jembatan Daop 4 Semarang, 2013
e) Perhitungan Penambat Jenis penambat yang digunakan pada Daop 4 Semarang adalah penambat pandrol. KA Clip, DE Clip, F.Type dan Tirpon. Rumus yang digunakan untuk perhitungan jumlah penambat yang dipakai:
Sumber: Dinas Jalan dan Jembatan Daop 4 Semarang,2013 Perhitungan Jumlah Penambat : Lintas Semarang - Tegal menggunakan penambat pandrol, DE Clip, F Type dan KA Clip.
Penambat = Jumlah Bantalan x 4
III - 27
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV- 27
Penambat pandrol = 159.341 x 4 = 637.364 buah Penambat KA Clip = 45.457 x 4 = 181.828 buah Penambat DE Clip = 53.502 x 4 = 214.008 buah F Type = 0.251 x 4 = 1.004 buah
Gambar III.5 : penambat Pandrol
2. Jembatan KA Pada Semarang - Tegal terdapat bangunan hikmat yaitu jembatan. Jembatan tersebut terdiri dari berbagai jenis.
III - 28
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV- 28
Tabel III.9 : Jumlah Jembatan Lintas Semarang - Tegal
Gambar III.6 : Jembatan Beton
Hasil dari survei menunjukan keadaan sebenarnya yang ada dilapangan pada lintas Semarang - Tegal. Dari hasil survei tersebut diperoleh permasalahanpermasalahan yang ada dilapangan. Masalah itu terjadi karena efektivitas dan keandalan jalan kereta api dan bangunannya tidak memenuhi standar yang ada, adapun permasalahan - permasalahan yang ada pada lintas Semarang - Tegal tersebut adalah sebagai berikut.
III - 29
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV- 29
a. Jalur KA 1) bantalan lapuk Lapuknya bantalan pada jembatan yang menggunakan bantalan kayu, hal ini menyebabkan kondisi jalan rel menjadi kurang baik.
Gambar III.7 : Bantalan Lapuk pada jembatan Rangka Baja
2) Penambat Hilang Penambat dapat hilang karena beberapa faktor, bisa disebabkan karena goncangan yang keras saat dilalui kereta api sehingga penambat menjadi tidak menjepit dengan kuat lagi dan bisa terlepas. Selain itu dapat disebabkan juga karena aksi vandalisme atau pencurian pada penambat track tersebut.
III - 30
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV- 30
Gambar III.8 : Penambat Hilang
3) Rel Cacat Rel cacat terjadi akibat dari roda sarana yang kurang baik dalam proses pengereman dan juga dapat disebabkan oleh pengelasan yang tidak sempurna. Jika dibiarkan berpotensi menyebabkan rel patah.
Gambar III.9 : Rel Cacat III - 31
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV- 31
4) Rel Patah Rel patah sering terdapat pada sambungan, Hali ini disebabkan oleh pengelasan yang kurang baik. Penanganan sementara adalah dengan menggunakan plat sambung, dan harus segela dilakukan pengelasan.
Gambar III.10 : Rel Patah
b. Jembatan 1) Korosi Korosi disebabkan oleh banyak sampah yang dibuang warga yang tinggal disekitar jembatan maupun sampah yang di buang penumpang kereta api.
III - 32
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV- 32
III - 33
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV- 33
5. kesimpulan dan saran a. kesimpulan prasarana jalan rel di wilayah Daop 4 Semarang lintas Semarang Tegal mengalami banyak sekali perubahan mulai dari jalur tuggal menjadi jalur ganda, pemindahan jalur dan penghapusan lengkung radius 200 menjadi lengkung radius 300 dalam upaya peningkatan kecepatan yang banyak terdapat pada wilayah resor weleri antara Plabuan Kuripan, dan upaya peningkatan kelas jalan rel dengan penggantian rel type 42 menjadi rel type 54 serta penggantian bantalan kayu yang lapuk di jembatan dan sambungan rel dengan plat sambung.
III - 34
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV- 34