Anda di halaman 1dari 34

III - 1

LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-1



BAB III
PROFIL DAN KINERJA BIDANG PRASARANA PERKERETAAPIAN
DAOP 4 SEMARANG

A. PROFIL DAN KINERJA PRASARANA JALAN, JEMBATAN, DAN
TEROWONGAN KERETA API

1. Latar Belakang

Transportasi memiliki peranan yang sangat penting dalam jaringan
pelayanan mobilitas penumpang yang berkembang secara dinamis. Hal ini
disebabkan semakin tingginya kebutuhan pergerakan manusia maupun
barang, sehingga meningkat pula kebutuhan akan sarana dan prasarana
transportasi, kondisi tersebut dapat dilihat dengan semakin kompleksnya
masalah transportasi yang harus dihadapi.

Angkutan kereta api merupakan merupakan transportasi massal di
Indonesia yang memiliki beberapa keunggulan, antara lain mengangkut
penumpang dengan jumlah besar, hemat lahan dan rendah polusi, serta
tingkat keselamatan yang tinggi. Dalam sistem transportasi kereta api
peranan dari prasarana memegang kedudukan yang sangat penting
karena prasarana kereta api merupakan salah satu faktor utama dalam
pengoperasian kereta api, oleh karena itu kondisi dari prasarana tersebut
harus baik dan terpelihara.
Pada Daerah Operasi 4 Semarang khususnya lintas Semarang Tawang -
Tegal kondisi prasarananya sudah cukup baik, hanya pada daerah
derah tertentu saja yang kondisinya kurang baik. Oleh karena itu akan
dilakukan pengidentifikasian permasalahan permasalahan yang ada di
Daerah Operasi 4 Semarang. Dalam pengidentifikasian permasalahan
III - 2

LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-2

permasalahan pada lintas tersebut sangat diperlukan data data yang
mendukung.






III - 3

LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-3

2. KONDISI PRASARANA JALUR KA DAN JEMBATAN KERETA API

a. Peta Jalur kereta Api

semarang
tawang
1+395
semarang
poncol
0+000
jerakah
12+655
mangkang
18+189
kaliwungu
30+191
kalibodri
39+065
weleri
44+396
krengseng
54+067
plabuan
61+333
ujungnegoro
80+103
batang
87+944
pekalongan
99+202
sragi
103+500
comal
113+210
kuripan
73+591
petarukan
120+087
t egal
148+110
larangan
142+591
pemalang
122+739
sidodadI
132+522

Gambar III. 1 : peta jalur K A sebelum jalur ganda

Gambar III. 2 : peta jalur K A setelah jalur ganda

b. Jalur Kereta Api

Seksi Jalan Rel dan Jembatan tersebut dipimpin oleh seorang Manager
dan dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 2 orang Junior
Manager, yaitu : Junior Manager JJ 4A Pekalongan dan Junior Manager
III - 4

LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-4

JJ 4B Cepu yang mempunyai tugas pokok dan tanggung jawab
melaksanakan pemantauan, pengawasan, pemeriksaan, dan
pembinaan mutu teknis permeliharaan jalan rel dan jembatan.

Junior Manager JJ 4A Pekalongan mempunyai wilayah pengawasan,
meliputi :
a. UPT Resor Jalan Rel 4.1 Tegal : 19.980 KM
b. UPT Resor Jalan Rel 4.2 Surodadi : 20.000 KM
c. UPT Resor Jalan Rel 4.3 Pemalang : 25.000 KM
d. UPT Resor Jalan Rel 4.4 Petarukan : 31.000 KM
e. UPT Resor Jalan Rel 4.5 Sragi : 31.000 KM
f. UPT Resor Jalan Rel 4.6 Pekalongan : 28.556 KM
g. UPT Resor Jalan Rel 4.7 Weleri : 31.000 KM
h. UPT Resor Jalan Rel 4.8 semarang poncol : 33.649 km

Dari UPT-UPT tersebut mempunyai tugas yang sama yaitu melakukan
pemeliharaan dan perbaikan serta menjamin kelaikan jalan rel di
wilayah kerjanya secara administrasi dan teknis serta secara rutin
membuat perencanaan.

1) Rel

Jalan rel merupakan satu kesatuan konstruksi yang terbuat dari
baja, beton, atau konstruksi lainnya yang terletak di permukaan, di
bawah dan di atas tanah atau bergantung beserta perangkatnya
yang mengarahkan jalannya kereta api. Fungsi rel antara lain:
a) Menerima beban dari roda dan mendistribusikan beban ini ke
bantalan atau tumpuan.
b) Mengarahkan roda ke lateral, gaya gaya horizontal melintang
yang bekerja pada kepala rel disalurkan ke dan didistribusikan pada
bantalan dan tumpuan.
III - 5

LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-5

c) Menjadi permukaan yang halus untuk dilewati dan dengan
adhesinya rel mendistribusikan gaya gaya percepatan dan
pengereman.
d) Sebagai penghantar arus listrik untuk lintas kereta api.
e) Sebagai penghantar arus listrik.

Jenis jenis rel :
a. R.25
b. R.33
c. R.41
d. R.42
e. R.50
f. R.54
g. R.60

Untuk lebih jelasnya, berikut data kelas jalan rel dan klasifikasi jalan
rel
Tabel III.1 : Kelas Jalan Rel
Kelas Jalan Rel TipeRel
I R 60 / R 54
II R 54 / R 50
III R 54 / R 50 / R 52
IV R 54 / R 50 / R 52
V R 42
Sumber : Perencanaan Konstruksi Jalan Rel (PeraturanDinas No.10), 1986
Tabel III.2: Klasifikasi jalan rel
Kelas
jalan
Daya
angkut
lintas
(ton/thn)

V
maks
(km/
jam)
P maks
gandar
(ton)
Tipe
rel
Jenis
bantalan
Jenis
pena
mbat
Tebal
ballas
(cm)
Lebar
bahu
ballas
(cm)
III - 6

LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-6

I >20 120 18
R.60/R
.54
Beton

600

EG 30 50


II
10.10 -
20.10
110 18
R.54/R
.50
Beton/kayu

600

EG 30 50
III
5.10-
10.10
100 18
R.54/R
.50/R.
42
Beton/kayu
/baja

600



EG


30 40
IV
2,5.10-
5.10
90 18
R.54/R
.50/R.
42
Beton/kayu
/baja

600
EG/ET 25 40
V < 2,5.10 80 18 R.42
Kayu/baja

600
ET 25 35
Sumber: Perencanaan Konstruksi Jalan Rel (PeraturanDinas No.10), 1986



Untuk lebih jelasnya tentang penggunaan tipe rel, terdapat pada
gambar peta dibawah ini.

III - 7

LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-7


Gambar III.1 : peta rel terpasang daop 4 Semarang lintas semarang - tegal
Sumber: dinas jalan rel dan jembatan daop 4 Semarang, 2013


Table III.3 : penggunaan tipe rel di daop 4 semarang lintas Semarang -
tegal



Berdasarkan data di atas dapat terlihat bahwa penggunaan jenis rel
di Lintas Raya untuk rel type R.54 sebesar 82%, sedangkan untuk
III - 8

LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-8

R.50 sebesar 0%, penggunaan rel type R.33/38 sebesar 0%, 18%
menggunakan rel type R.41/42 dan 0% menggunakan rel type R.33.


2) Jenis bantalan
Bantalan yang di gunakan di daop 4 semarang lintas semarang
tegal yaitu:
a. Bantalan Kayu
Bantalan yang terbaik adalah dari bahan kayu jati, tetapi karena
mahal maka sekarang digunakan jenis kayu hutan atau rimba
seperti kriung dan bangkirai dengan ukuran 200 x 22 x 13cm.
Sifat kayu cukup keras tetapi juga kenyal dan meredam getaran
atau suara, Bantalan kayu tersebut di lintas Bogor-Sukabumi
hanya di gunakan pada bentang jembatan dan sambungan rel
b. Terdiri dari satu blok beton bertulang. Bentuk dan dimensinya
disesuaikan dengan proporsi jalan rel. Kawat prategang bebentuk lurus
saja dengan posisi agak kebawah. Ukuran 200 x (182 194,5) x (150
220).
Bantalan berfungsi :
a) Untuk menahan lebar spur dan kemiringan rel.
b) Untuk memberi tumpuan dan tempat pemasangan kaki rel dan
penambat.
c) Untuk menahan beban beban rel dan menyalurkan serata
mungkin ke ballas.

Jenis bantalan untuk wilayah Daerah Operasi 4 Semarang sudah
memakai bantalan beton, hanya pada lintas lintas tertentu yang
masih menggunakan bantalan kayu dan besi. Rumus yang
digunakan untuk perhitungan jumlah bantalan yang dipakai :





III - 9

LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-9


a) Lintas raya
Pada lintas raya hampir keseluruhan sudah menggunakan
bantalan beton.

Perhitungan jumlah bantalan:






3) Jenis penambat
Penambat rel adalah komponen yang menambatkan rel pada
umum fungsi penambat adalah:
(a) Untuk menyerap gaya-gaya rel dengan elastis dan
menyalurkan ke bantalan
(b) Untuk menahan lebar sepur dan kemiringan rel pada batas
tertentu.
(c) Untuk mengisolasi arus listrik dari rel ke bantalan terutama
pada bantalan beton dan bantalan besi.
(d) Untuk meredam sebanyak mungkin getaran dan pukulan
akibat gerakan sarana.

Jenis penambat dibedakan menjadi 2 yaitu :
(a) Penambat Kaku, yang terdiri dari mur dan baut namun juga
ditambahkan pelat andas, biasanya dipasang pada bantalan
besi dan kayu. Contoh penambat kaku yaitu tirpon (baut,
mur).
(b) Penambat Elastis dibagi dalam dua jenis yaitu penambat
elastis tunggal dan penambat elastis ganda. Penambat
elastis tunggal yang terdiri dari pelat landas, tirpon, mur dan
baut. Sedangkan penambat elastis ganda terdiri dari pelat
III - 10

LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-
10

landas, pelat tarpon, mur. Contohnya yaitu KA clip, pandrol,
DE clip, F type, nabla dan dorken.
Rumus yang digunakan untuk perhitungan jumlah penambat
yang dipakai:


Penambat = Jumlah Bantalan x 4

Sumber: Dinas Jalan dan Jembatan Daop 4 Semarang, 2013



a) Lintas semarang tegal
Untuk lintas semarang tegal menggunakan penambat pandrol, KA
Clip, F.Type dan DE.Clip.

Untuk penambat pandrol = 159.341 x 4
= 637.364 buah
Untuk penambat KA clip = 45.457 x 4
= 181.828 buah
Untuk penambat DE.clip = 53.302 x 4
= 213.208 buah
Untuk penambat F.type = 0.251 x 4
= 1.004 buah

Berikut persentase penggunaan penambat di wilayah Daop 4
Semarang Lintas Semarang - Tegal

III - 11

LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-
11




Gambar III.2 : diagram prosentase penambat di daop 4
semarang
Dari hasil persentase jenis penambat di wilayah Daop 4
Semarang lintas Semarang - tegal diketahui bahwa 61.68%
menggunakan penambat jenis Pandrol, 20.63 % menggunakan
penambat jenis DE.Clip, 17.59 % menggunakan penambat jenis
KA Clips dan 0.10 % menggunakan penambat jenis F.type

4) Data kehandalan
Kehandalan jalan rel ataupun geometri jalan rel di ukur setiap
6(enam) bulan sekali menggunakan kereta Ukur. Berikut tabel
contoh hasil Kereta Ukur :

TABEL III.4 Hasil KA Ukur Daop 4 Semarang Lintas
Semarang Tegal.
Petak Koridor Sepur
Pnj.
Track
Pnj.
terukur
Panjang Berdasasrkan Ketegori Kualitas
TQI
Parameter
Kat. 1
Q20
Kat.
20<Q35
35<Q50 Q>50
Pert. Angk.Rt Lest.Rt Leb.Sp.
(km) (km) (km) (km) (km) (km)
Ujn-Pk Smc-Pk hi 14.353 14.353 3.359 10.384 0.579 0.03 25.3 6.9 10.8 5 2.6
Pk-Ujn Smc-Pk hu 14.353 14.353 6.786 6.867 0.642 0.06 23.6 9.3 7.1 4.4 2.7
61.68%
17.59%
20.63%
0.10%
pandrol
KA clip
DE.clip
F.type
III - 12

LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-
12

Jrk-Mkg Smc-Pk hi 6.753 6.753 2.972 3.439 0.315 0.03 23.9 7.2 9.5 4.8 2.5
Mkg-Jrk Smc-Pk hu 6.753 6.753 1.5 4.796 0.414 0.04 26.9 9.7 9.5 5.1 2.6
Mkg-Kln Smc-Pk hi 5.534 5.534 2.191 3.164 0.164 0.02 24.1 7.2 9.3 5.2 2.4
Kln-Mkg Smc-Pk hu 5.534 5.534 0.874 4.422 0.214 0.02 26.2 9.4 8.7 5.4 2.8
Kln-Kbd Smc-Pk hi 12.002 12.002 7.864 3.854 0.23 0.05 21.7 5.8 9.3 4 2.6
Kbd-Kln Smc-Pk hu 12.002 12.002 4.81 6.827 0.353 0.01 22.9 8.2 6.9 5 2.8
Kbd-Wlr Smc-Pk hi 8.874 8.874 4.746 3.817 0.311 - 22.1 6.4 8.3 4.7 2.7
Wlr-Kbd Smc-Pk hu 8.874 8.874 3.121 4.573 1.045 0.14 27.4 10 9.8 4.8 2.6
Smt-
Smc
Smc-
Smt
hi 1.749 1.749 0.583 0.849 0.161 0.16 37.3 8.2 10.7 16.9 1.5
Smc-
Smt
Smc-
Smt
hu 1.749 1.749 0.731 0.814 0.156 0.05 30 8.6 10.9 8.9 1.7
Bts.3&4-
Tg
Tg-Cn hu 2.63 2.63 1.73 0.9 - - 19.2 6.5 5.7 4.7 2.3
Tg-
Bts.3&4
Tg-Cn hi 2.63 2.63 1.726 0.872 0.033 - 19.7 5.6 6.5 5.1 2.5
Lr-Tg Pk-Tg hi 5.518 5.518 5.414 0.104 - - 15.1 4.4 4.4 3.4 2.9
Tg-Lr Pk-Tg hu 5.518 5.518 2.631 2.887 - - 21.2 7.1 7.4 4 2.7
Lr-Pta Pk-Tg hu 29.382 29.382 22.933 6.371 0.078 - 18.1 6.6 5.3 3.3 2.9
Pta-Lr Pk-Tg hi 29.382 29.382 20.678 8.684 0.2 - 19.2 6.7 5.5 3.9 3
Pk-Pta Pk-Tg hi 26.018 26.018 15.291 10.535 0.181 0.01 20.6 6.2 7.4 4.2 2.7
Pta-Pk Pk-Tg hu 26.018 26.018 15.455 10.188 0.341 0.34 20.7 9.4 5.8 3.1 2.4
Ujn-Kns Smc-Pk t 29.195 29.195 13.684 14.458 1.042 0.01 23.3 8.7 7.5 4.6 2.4
Kns-Wlr Smc-Pk t 5.331 5.331 2.708 2.335 0.273 0.02 24.4 6.9 8.9 6.3 2.4
Smc-Jrk Smc-Pk t 5.902 5.902 1.651 3.935 0.252 0.06 26 8 9.9 5.9 2.3
Jumlah Rata-rata 266.054 266.054 143.438 115.075 6.984 1.05 23.4 7.5 8.048 5.335 2.522



5) Jembatan
Jembatan kereta api adalah suatu satu kesatuan yang terbuat
dari baja, beton dan konstruksi lain yang menghubungkan tepi
sungai, jurang dan lain-lain untuk keperluan lalu lintas kereta
api.
Fungsi jembatan antara lain:
a) Menghubungkan 2 titik yang melintasi sungai, selat antara
2 pulau
b) Menghindari perubahan kelandaian kontur tanah yang
terlalu besar
c) Menghindari lengkung dengan jari-jari yang terlalu kecil
d) Memperpendek jalur lintasan antisipasi keterbatasan lahan
e) Mengantisipasi terhadap kondisi lingkungan ( melintasi
rawa yang panjang, pembuatan jembatan di pinggir jalan)
III - 13

LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-
13

f) Mengakomodasi lengkung spiral

Berikut peta resort jembatan lintas Semarang tawang
tegal


T
E
G
A
L
1
4
8
+
0
7
3
LARANGAN
142+590
S
U
R
O
D
A
D
I
1
3
2
+
3
2
2
PEMALANG
120+112
P
E
T
A
R
U
K
A
N
1
1
3
+
3
0
0
COMAL
103+490
S
R
A
G
I
9
9
+
2
0
2
PEKALONGAN
87+950
B
A
T
A
N
G
7
8
+
5
0
0
UJUNGNEGORO
73+600
K
U
R
I
P
A
N
6
1
+
6
4
0
PLABUAN
54+000
K
R
E
N
G
S
E
N
G
4
4
+
4
0
0
WELERI
39+075
K
A
L
I
B
O
D
R
I
3
0
+
2
0
0
KALIWUNGU
18+200
M
A
N
G
K
A
N
G
1
2
+
8
0
0
JERAKAH
05+950
S
E
M
A
R
A
N
G
P
O
N
C
O
L
0
0
+
0
0
0
SEMARANG
TAWANG
00+000
Resor Jembatan 4.1 Semarang Poncol

Gambar III.3 : peta resort jembatan lintas semarang- tegal






table III.4 : data jenis dan jumlah jembatan lintas SemarangTegal
Sumber: seksi jembatan dan jalan rel daop 4 Semarang , 2014



Bentang 10m Bentang 10m
1. Jembatan Baja 178 BH 57 BH
2. Jembatan Beton 34 BH -
3. Jembatan Box Cluvert 95 BH -
4. Gorong-gorong, Open Doorlat 566 BH -
III - 14

LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-
14







6) Data beban lintas

Table III.4 passing tonnage daop 4 semarang


7) Perawatan dan ketersediaan sumber daya
Strategis pemeliharaan jalan rel dan jembatan meliputi:
a. Kegiatan pemeliharaan dan perbaikan untuk penanganan
kondisi darurat. Kegiatan ini bertujuan untuk
menanggulangi gangguan yang berdampak terhadap
operasional kereta api yang sifatnya mendesak. Kegiatan
ini dilakukan oleh regu yang sifatnya tetap dan selalu siap
(standby) yaitu regu Satuan Keja dengan lingkup kegiatan
antara lain:
1). penanganan kondisi emergency/ darurat, adalah
kegiatan perbaikan sehingga dengan dilakukannya
kegiatan ini jalur kereta api agar tetap beroperasi dengan
kecepatan tertentu.
III - 15

LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-
15

2). kegiatan pemeliharaan yang bersifat spesifik/ teknis,
adalah kegiatan yang membutuhkan kompetensi dan
keterampilan yang spesifik.


b. kegiatan pemeliharaan dan perbaikan secara berkala
berkala terhadap konstruksi jalan rel dan jembatan,
kegiatan ini bertujuan untuk mempertahankan kondisi
agar memiliki ketahanan sesuai umur teknis yang
direncanakan, kegiatan ini dilakukan oleh tenaga
pemeliharaan yang jumlahnya dihitung berdasarkan
asset yang dipelihara.
c. Kegiataan pemeliharaan dan perbaikan jalan rel dan
jembatan bersiat mengembalikan fungsi material jalan
rel dan jembatan. Kegiatan ini meliputi penggantian
dan atau penambahan/ mengisi yang kurang sehingga
konstruksi jalan rel dan jembatan dapat berfungsi
dengan baik. Kegiatan ini dapat dilaksanakan oleh
pihak III berdasarkan kontrak pekerjaan.

Pedoman penentuan komposisi regu satuan kerja jalan rel
Penentuan komposisi regu satuan kerja dihitung berdasarkan
keutuhan minimal terhadap pekerjaandominan yang akan
dilaksanakan oleh regu satuan kerja jalan rel. pekerjaan
dominan tersebut adalah pekerjaan angkatan/listringan dengan
metode pemencokan mekanik ringan (HTT) sesuai deskripsi
berikut.





III - 16

LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-
16






ORGANISASI PEKERJAAN
Nama pekerjaan : angkatan dengan metode pemencokan
mekanik ringan (HTT)
Tenaga yang dibutuhkan : 1 orang mandor + 8 orang pekerja
Kebutuhan alat :
a. 4 buah dongkrak
rel
b. 4 unit mesin
hand tie tampler
(HTT)
c. 1 unit mesin
generator
pembangkit listrik
( genset)
d. 1 set mistar
angkatan +
benang nylon
e. 1 unit track
gauge waterpass
f. 4 buah garpu
balas/gerekan
balas





III - 17

LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-
17






Uraian pekerjaan :
Table III.5 : uraian pekerjaan
No Uraian pekerjaan Tenaga Alat
1 Menentukan titik
tinggi, mengawasi,
memastikan nilai
angkatan dan
geseran telah
sesuai
1 orang mandor 1 unit track gauge
waterpass
2 Menyiapkan,
mengoprasikan dan
memastikan
berfungsinya mesin
genset
1 orang pekerja 1 unit genset
3 Memasang mistar
angkatan,
menggorek dan
memasang
dongkrak rel
2 orang pekerja 1 set mistar
angkatan +
benang nylon, 4
buah dongkrak,
gorekan ballast
4 Menyiapkan dan
mengoprasikan
mesin HTT
4 orang pekerja 4 unit mesin HTT
5 Mengawasi situasi
lokasi tempat kerja
( sebagi train
watcher)
1 orang pekerja peluit
Jumlah kebutuhan 1 mandor + 8
III - 18

LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-
18

tenaga pekerja
Sumber : seksi jembatan dan jalan rel daop 4 semarang, 2013



Pedoman penentuan komposisi regu satuan kerja
jembatan
Penentuan komposisi regu satuan kerja dihitung
berdasarkan kebutuhan minimal terhadap pekerjaan
dominan yang akan dilaksanakan oleh regu satuan
kerja jembatan. Pekerjaan dominan tersebut adalah
pekerjaan perawatan baja jembatan sesuai deskripsi
berikut:


Organisasi pekerjaan

Nama pekerjaan : perawatan baja
jembatan
Tenaga yang dibutuhkan : 1 orang mandor + 5
orang pekerja
Kebutuhan alat :
a. Alat pengukur
panjang
(meteran)
b. sigmat
c. Jangka sorong
d. Kapur besi
e. Mesin bor
f. Blander
g. Dapur keeling
III - 19

LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-
19

h. Penjepit oaku
keeling
i. Awon dan snaper
j. Kompresor


Uraian pekerjaan :
Table III.7 : uraian pekerjaan
No Uraian pekerjaan Tenaga Alat
1 Mengawai,
memastikan
dimensi, bentuk
dan posisi
pengelingan telah
sesuai gambar
rencana
1 orang
mandor
Meteran, sigmat,
jangka sorong,
kapur besi
2 Guris potong dan
bor
1 orang
pekerja
Kapur besi, alat
bor, blander
3 Memanaskan
dapur kelingan
denga memutar
1 orang
pekerja
Dapur keeling
4 Membakar paku
keeling
1 orang
pekerja
Penjepit paku
keeling
5 Memasang paku
keeling panas dan
menamper
dengan snaper
2 orang
pekerja
Awon, snaper,
kompresor
Jumlah
kebutuhan
tenaga
1 mandor + 5
pekerja

Sumber : seksi jembatan dan jalan rel daop 4 semarang, 2013

III - 20

LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-
20







Berikut table Rekapitulasi pegawai unit jalan rel dan jembatan DAOP 4 Semarang
Table III.7 : rekapitulasi pegawai unit JJ daop 4 Semarang
POSISI : 0KTOBER 2013

REKAPITULASI DAOP 4
No Jabatan Kebutuhan
Standar
Adanya
Kurang
Penyed
ia Jasa Organik PKM Jumlah
1 Senior Manager/Manager 1 1 1 0
2 Junior Manager Inspector 2 2 2 0
3 Junior/Asisten Manager Program 1 1 1 0
4
Junior/Asisten Manager
Konstruksi
1 1 1 0
5 Junior/Asisten Manager Fasilitas 1 1 1 0
6 Staff kantor JJ 7 7 6 1 1
7 KUPT Mekanik 1 1 1 0
8 Kepala Operator 1 1 1 0
9 Operator 42 23 23 19 2
10 Staf Adm. UPT Mekanik 2 2 1 1
11 Kepala Resort Jalan Rel 17 17 17 0
12 Kepala Resort Jembatan 2 2 2 0
13 KAT Jalan Rel 16 16 16 0
14 KAT Jembatan 2 2 2 0
15 Staf KAREST. Jalan Rel 33 33 33 0
16 Staf KAREST. Jembatan 4 4 4 0
III - 21

LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-
21





3. METODOLOGI
a. Bagan Alir Penulisan
















17 Kasatker Jalan Rel 17 17 17 0
18 Kasatker Jembatan 2 2 2 0
19 PKJ Jalan Rel 136 24 24 112 248
20 PKJ Jembatan 10 11 11 -1
21 JPJ/Wakil JPJ 147 90 90 57 57
22 PJL/Wakil PJL 144 72 72 72 64
23 PJTW/Wakil PJTW
24 Tanpa Jabatan
JUMLAH 589 330 0 328 261 372
PENGUMPULAN DATA PRASARANA JALAN
DAN JEMBATAN KERETA API
DATA PRIMER:
a) Data komponen jalan rel Daop 4
Semarang
b) Pelaksanaan Perawatan dan
Ketersediaan sumber daya
c) Data kerusakan jalur kereta api
DATA SEKUNDER:
a. Peta tipe komponen jalan rel
b. Data jenis bantalan
c. Data jenis penambat
d. Data kehandalan
e. Data asset jembatan
f. Data beban lintas ( passing
tonnage)
g. Perawatan dan ketersediaan
sumber daya

PENGOLAHAN DATA
MULAI
III - 22

LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-
22






b. Metode Pengumpulan Data
1) Data Sekunder
Data ini diperoleh dari pihak lain (PT KAI di Daop 4 Semarang) yang
terkait dengan transportasi kereta api dan konstribusi datanya
meliputi:
a. Peta tipe komponen jalan rel
b. Data jenis bantalan
c. Data jenis penambat
d. Data kehandalan
e. Data aset jembatan
f. Data beban lintas ( passing tonnage)
g. Perawatan dan ketersediaan sumber daya
2) Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan
langsung di lapangan, data primer yang diperoleh adalah :
a. Data komponen jalan rel Daop 4 Semarang
b. Pelaksanaan Perawatan dan Ketersediaan sumber daya
c. Data kerusakan jalur kereta api
3) Teknik Analisis
Teknik analisis dalam penulisan laporan umum khususnya dibidang
prasarana stasiun kereta api menggunakan analisa deskriptif, yaitu
menampilkan data agar lebih mudah dibaca.

4. PELAKSANAAN SURVEI
a. Pendahuluan
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN DAN SARAN
III - 23

LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-
23

Data inventarisasi jalan rel dan jembatan dimaksudkan untuk
mengetahui dan memahami tentang jenis jenis komponen jalan rel,
cara pemeliharaan, kondisi, dan permasalahan permasalahan yang
terdapat pada jalan rel dan jembatan.



b. Maksud dan Tujuan
Survei inventarisasi jalan rel dan jembatan dilakukan untuk
membandingkan data sekunder yang telah didapat dengan keadaan
sebenarnya yang ada di lapangan.

c. Target Data
Target data yang akan didapat dari survei inventarisasi jalan rel dan
jembatan adalah mengetahui berbagai komponen jalan rel dan kondisi
jembatan pada lintas Semarang - Tegal.

d. Persiapan Survei
1) Peralatan dan perlengkapan
Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk survei
inventarisasi jalan rel adalah:
a) Clip board
b) Alat alat tulis (pencil dan lainnya)
c) Formulir survei
d) Kendaraan survey
e) Camera digital

2) Lokasi Survei
Survei inventarisasi jalan rel dan jembatan dilakukan di lintas
Semarang - Tegal, dimana lintas ini merupakan lintas wilayah studi.


III - 24

LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-
24

3) Pelaksanaan Survei
Survei inventarisasi dilaksanakan dengan cara mengamati dan
mencatat data kedalam formulir tentang kondisi kondisi jalan rel
dan jembatan pada lintas Semarang - Tegal



4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
a. Jalur KA
1) Rel
a) Perhitungan Panjang Rel
Perhitungan Panjang Rel dibagi berdasarkan jenis rel yang
berada pada Daop 4 Semarang. Jenis rel yang digunakan adalah
R.33, R.38, R.42, R.50 dan R.54.
Rumus yang digunakan untuk perhitungan panjang rel adalah:


Sumber: Dinas Jalan dan Jembatan Daop 4 Semarang, 2013

Perhitungan panjang lintas:
Untuk lintas Semarang Poncol - Tegal jenis rel yang digunakan
adalahR.54 dan R.41/42
Panjang rel = 258,351 x 2
= 516,702 kilometer
Untuk R. 42 = 45,763 X 2
= 91,526 kilometer
Untuk R.54 = 212,588 X 2
= 425,176 kilometer
Panjang Rel = Panjang Track X 2

III - 25

LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-
25


Gambar III.4 : Diagram Prosentase Rel Lintas Semarang Tegal

Dari hasil prosentase penggunaan jenis rel pada lintas Semarang - Tegal
dapat disimpulkan bahwa 82 % menggunakan R.54 dan 18%
menggunakan R.42.

b) Perhitungan Jumlah dan Jenis Bantalan
Pada Daop 4 Semarang menggunakan bantalan beton, hanya pada
sambungan, wesel dan jembatan saja yang masih mengunakan
bantalan kayu.
Rumus yang digunakan untuk perhitungan jumlah bantalan adalah:



Sumber: Dinas Jalan dan Jembatan Daop 4 Semarang, 2013



82%
0%
18%
0%
0%
PERSENTASE JENIS REL
R. 54
R. 50
R. 42
R. 33
R. 25

III - 26

LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-
26

Keterangan:
(a) Jarak antar bantalan 60 cm = 0,6 m
(b) Panjang lintas diatas merupakan jarak (kilometer) antara satu
stasiun dengan stasiun lainya yang menjadi batas suatu lintas


Perhitungan Jumlah Bantalan :
Untuk lintas Semarang - Tegal sudah menggunakan bantalan beton
secara keseluruhan, hanya pada sambungan, jembatan, dan wesel
yang masih menggunakan bantalan kayu.






Sumber: Dinas Jalan dan Jembatan Daop 4 Semarang, 2013

e) Perhitungan Penambat
Jenis penambat yang digunakan pada Daop 4 Semarang adalah
penambat pandrol. KA Clip, DE Clip, F.Type dan Tirpon.
Rumus yang digunakan untuk perhitungan jumlah penambat yang
dipakai:


Sumber: Dinas Jalan dan Jembatan Daop 4 Semarang,2013
Perhitungan Jumlah Penambat :
Lintas Semarang - Tegal menggunakan penambat pandrol, DE Clip, F
Type dan KA Clip.



Penambat = Jumlah Bantalan x 4

III - 27

LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-
27

Penambat pandrol = 159.341 x 4
= 637.364 buah
Penambat KA Clip = 45.457 x 4
= 181.828 buah
Penambat DE Clip = 53.502 x 4
= 214.008 buah
F Type = 0.251 x 4
= 1.004 buah




Gambar III.5 : penambat Pandrol

2. Jembatan KA
Pada Semarang - Tegal terdapat bangunan hikmat yaitu jembatan.
Jembatan tersebut terdiri dari berbagai jenis.




III - 28

LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-
28

Tabel III.9 : Jumlah Jembatan Lintas Semarang - Tegal



Gambar III.6 : Jembatan Beton

Hasil dari survei menunjukan keadaan sebenarnya yang ada
dilapangan pada lintas Semarang - Tegal. Dari hasil survei tersebut
diperoleh permasalahanpermasalahan yang ada dilapangan. Masalah
itu terjadi karena efektivitas dan keandalan jalan kereta api dan
bangunannya tidak memenuhi standar yang ada, adapun
permasalahan - permasalahan yang ada pada lintas Semarang - Tegal
tersebut adalah sebagai berikut.


III - 29

LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-
29

a. Jalur KA
1) bantalan lapuk
Lapuknya bantalan pada jembatan yang menggunakan bantalan
kayu, hal ini menyebabkan kondisi jalan rel menjadi kurang baik.


Gambar III.7 : Bantalan Lapuk pada jembatan Rangka Baja

2) Penambat Hilang
Penambat dapat hilang karena beberapa faktor, bisa disebabkan
karena goncangan yang keras saat dilalui kereta api sehingga
penambat menjadi tidak menjepit dengan kuat lagi dan bisa
terlepas. Selain itu dapat disebabkan juga karena aksi
vandalisme atau pencurian pada penambat track tersebut.


III - 30

LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-
30


Gambar III.8 : Penambat Hilang



3) Rel Cacat
Rel cacat terjadi akibat dari roda sarana yang kurang baik dalam
proses pengereman dan juga dapat disebabkan oleh pengelasan
yang tidak sempurna. Jika dibiarkan berpotensi menyebabkan rel
patah.


Gambar III.9 : Rel Cacat
III - 31

LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-
31


4) Rel Patah
Rel patah sering terdapat pada sambungan, Hali ini disebabkan
oleh pengelasan yang kurang baik. Penanganan sementara
adalah dengan menggunakan plat sambung, dan harus segela
dilakukan pengelasan.


Gambar III.10 : Rel Patah

b. Jembatan
1) Korosi
Korosi disebabkan oleh banyak sampah yang dibuang warga
yang tinggal disekitar jembatan maupun sampah yang di buang
penumpang kereta api.

III - 32

LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-
32


III - 33

LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-
33

5. kesimpulan dan saran
a. kesimpulan
prasarana jalan rel di wilayah Daop 4 Semarang lintas Semarang
Tegal mengalami banyak sekali perubahan mulai dari jalur tuggal
menjadi jalur ganda, pemindahan jalur dan penghapusan
lengkung radius 200 menjadi lengkung radius 300 dalam upaya
peningkatan kecepatan yang banyak terdapat pada wilayah resor
weleri antara Plabuan Kuripan, dan upaya peningkatan kelas
jalan rel dengan penggantian rel type 42 menjadi rel type 54
serta penggantian bantalan kayu yang lapuk di jembatan dan
sambungan rel dengan plat sambung.

III - 34

LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG 2014/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII IV-
34

saran
;

Anda mungkin juga menyukai