Nama Kelompok : M. Sahidan Abadi & Muslih Fathurrahman
1
USIA DOSEN TAPI MAHASISWA Bisa memaksimalkan usia yang kita miliki merupakan keinginan setiap orang dalam kehidupannya. Sama halnya dengan usia ketika kita menuntut ilmu. Meskipun sebagian orang percaya bahwa dalam menuntut ilmu itu tidak ada batasan usia. Salah satunya yang percaya hal tersebut adalah seorang guru honor di salah satu madrasah aliyah di Medan yang juga merupakan seorang mahasiswa S1 di Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara dan sudah berusia kepala tiga serta sudah berkeluarga namun masih semangat dalam menjalani aktivitasnya sebagai seorang mahasiswa. Lantas, apa sebenarnya yang menjadi motivasinya dalam menjalani kuliah di usia yang sekarang ? Bagaimana pula cara ia membagi waktu antara perkuliahan yang ia jalani dengan sekelumit kegiatan-kegiatan ia yang lainnya ?. Pertanyaan pertanyaan tersebut merupakan sebagian dari pertanyaan-pertanyaan yang kami tanyakan dalam wawancara singkat dengan narasumber. Kemudian untuk selanjutnya akan kami paparkan dalam artikel ini di paragraf-paragraf berikutnya. Usia dosen tapi mahasiswa, ungkapan inilah yang pantas bagi kami untuk mewakili narasumber yang kami wawancarai. Ia yang sebelumnya pernah kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta, ternyata ijazah yang ia miliki tidak diakui oleh Pemerintah Indonesia sehingga mengharuskannya untuk kuliah yang kedua kalinya di usianya yang sudah berkepala tiga. Sebagaimana yang telah ia ungkapkan dalam wawancara kami : mengapa saya harus kuliah lagi, karna memang, ternyata ijazah saya eee..... itu sama dengan ijazah- ijazah alumni timur tengah. Artinya, seluruh ijazah-ijazah itu tidak, tidak bisa di pergunakan di Indonesia, sehingga saya harus kuliah lagi. Dan dalam hati kecilnya ia juga mengungkapkan bahwa ada rasa minder yang ia rasakan saat-saat awal ia memasuki perkuliahan. Apalagi melihat teman-teman seangkatannya yang sudah berstatus pegawai biro rektorat, bahkan menjadi dosen di tempat ia kuliah. Yaaa..... secara hati kecil saya sih ada, ada ketidaknyamanan juga ketika bertemu dengan mereka, apalagi di saat pertemuan-pertemuan untuk eee....tingkat ini yaa...tingkaaat.....misalnya ada tamu seperti....apaa..ee...orang Saudi, misalnya dataaang gitu kan. Haaa...saya yang tadinya harus duduk di...jajaran dosen-dosen dengan usia saya tapi ternyata saya kan nggak mungkin, ee.... mentang-mentang itu kawan saya, lantas saya duduk di depan, sementara status saya sebagai mahasiswa , ungkapnya. Namun hal sekecil Artikel Metopel Draf 2 (Edisi Revisi)
Nama Kelompok : M. Sahidan Abadi & Muslih Fathurrahman 2
itu tidak mengurungkan niatnya untuk tetap kuliah, bahkan itu ia jadikan sebagai motivasi serta dorongan untuk lebih giat lagi dalam melakukan aktivitas perkuliahan. Meskipun pada awalnya hanya selembar ijazah lah yang mengharuskannya untuk kuliah yang kedua kalinya. Namun seiring berjalannya waktu ternyata tanpa disadarinya ia mendapatkan lebih dari apa yang hanya menjadi keinginannya awalnya. Beranjak dari situlah ia percaya bahwa tiada batasan umur dalam menuntut ilmu. Selagi masih mampu dan mempunyai keinginan yang besar, ilmu itu dapat dicari. Selain sibuk mengajar dan belajar ternyata ia juga merupakan kepala keluarga dan sudah mempunyai seorang putri. Hal inilah merupakan salah satu alasan yang membuat kami berkeinginan untuk mengungkap sisi kehidupannya. Ia pun dengan senang hati memberikan tips-tips dalam membagi waktu kesibukannya agar tidak berantakan. Ya...., cara saya membagi waktu, karena demikian banyaknya aktivitas saya, mau tidak mau saya harus buat planning setiap harinya, dan ee...... membuat mana yang prioritas yang saya kerjakan lebih awal dan mana yang menyusul berikutnya., gitu. Jadi, dengan ada planning scedule waktu yang saya susun setiap harinya, seperti misalnya ni, besok saya mau ngapain-ngapain, maka malam inilah saya harus buat planningnya. Supaya, dengan aktivitas saya yang begitu padat itu tidak merepotkan saya, kenapa ? karena mungkin bisa jadi benturan-benturan jadwal ketika saya nggak buat planning-planning itu, katanya menjelaskan. Dari pemaparan yang kami uraikan di atas, dapat di simpulkan bahwa tidak seharusnya seseorang minder dengan apa yang ia kerjakan karena hanya akan memperlambat kegiatan yang akan dilakukan. Selain itu, hal yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa tidak ada batasan umur dalam menuntut ilmu. Di akhir perkataan beliau,beliau mengatakan bahwa belajar itu jangan malu,belajar bisa sama siapa saja dan di mana saja selagi kita masih mempunyai semangat belajar dan dimudahkan ALLAH dalam menempuhnya.