Penggunaan syarat-syarat dan teknis ini adalah : a. Jika terdapat perbedaan Rencana Kerja dan Syarat-syarat dengan gambar kerja, maka yang berlaku adalah ketentuan yang ada dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dengan persetujuan direksi/pengawas lapangan. b. Jika ada perbedaan pada gambar-gambar dalam ukuran skala besar yang harus diikuti atau ada kemungkinan lain suatu pengecualian lain yang harus dengan persetujuan direksi. c. Gambar detail dan gambar penjelasan lainnya yang memungkinkan diperlukan pada pelaksanaan pekerjaan ini harus dibuat oleh kontraktor. d. Untuk hal-hal yang menyangkut masalah teknis yang belum jelas, kontraktor diwajibkan berkonsultasi dengan pihak direksi dan tidak diperkenankan mengambil keputusan tanpa persetujuan direksi.
Pasal 2. SYARAT-SYARAT UMUM
a. Peraturan-peraturan yang dinyatakan berlaku dalam pekerjaan ini adalah : Peraturan Umum Bahan Bangunan (PUBB) tahun 1956 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) tahun 1971 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) tahun 1961 Peraturan Konstruksi Baja Indonesia Peraturan Dewan Teknik Pembangunan Indonesia tahun 1970 Peraturan Instalasi Listrik Indonesia Peraturan Cat Indonesia tahun 1961 Peraturan-peraturan pemerintah setempat menyangkut pekerjaan ini b. Jika terdapat ketidakcocokan antara peraturan-peraturan tersebut dalam pasal 1 point a dengan Rencana kerja dan Syarat-syarat, maka harus dikonsultasikan dengan direksi untuk mengambil keputusan.
Pasal 3. PENETAPAN SITE UKURAN-UKURAN
a. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan, bentuk, ukuran-ukuran dan mutu yang tercantum dlam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) pekerjaan. b. Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dan segera memberitahukan/berkonsultasi dengan direksi bilamana terdapat perbedaan ukuran-ukuran satu sama lainnya. c. Peil nol (0,0) ditetapkan sesuai gambar dan dilapangan disesuaikan kondisi bangunan yang sudah ada dan keinginan pada waktu rencana awal pelaksanaan dicantumkan di dalam berita acara peninjauan lapangan. d. Kontraktor diwajibkan membuat tanda tetap untuk ukuran peil nol diatas patok yang kuat, dan memeliharanya selama waktu pekerjaan berlangsung dan patok tersebut telah disetujui oleh direksi. e. Pemasangan bouwplank dari bahan kayu kelas berkualitas baik dan sisi atasnya harus diserut rata, dipasang kuat serta dijaga keamanannya. f. Bouwplank harus dinyatakan benar oleh direksi dan bila perlu, maka kontraktor mengadakan kontrol ulang kebenaran bouwplank terhadap patok tetap (standar) g. Pemasangan bouwplank kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dengan teliti terhadap letak bangunan, siku bangunan maupun peil bangunan.
Pasal 4. PEKERJAAN TANAH
a. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor harus mengadakan pembersihan/ mengupas lapisan tanah permukaan, meliputi segala macam tumbuhan/tanaman, sampah dan bahan-bahan lain yang dapat merusak bangunan. b. Untuk tanah bekas galian pondasi dapat digunakan pada timbunan kembali dan selebihnya menggunakan tanah penimbunan lagi. c. Pekerjaan urugan pasir meliputi : Dibawah pondasi setebal 10 cm Dibawah lantai minimal setebal 5 cm atau dapat disesuaikan gambar kerja sesuai timbunan dari ketinggian rencana peil nol dari bangunan. d. Bahan dasar urugan pasir dan sungai/kali yang sudah bersih dan bebas dari zat organis lainnya dan lumpur. e. Pekerjaan pemadatan urugan pasir harus dilaksanakan lapis demi lapis maksimum 10 cm, dengan menggunakan mesin soil campactor (mesin stamper atau alat sederhana yang disetujui oleh pengawas) dan dibantu dengan air pada saat pemadatan.
Pasal 5. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN
a. Kupasan Tanah Pengupasan tanah dan pembersihan seluruh lapangan termasuk perataan tanah, harus disesuaikan dengan ketinggian titik duga/piel yang diminta dan dilaksanakan sebelum memulai pekerjaan bouplank a. Galian Tanah Galian tanah untuk pondasi harus dibuat cukup lebar, agar dapat bekerja dengan leluasa Dalamnya galian disesuaikan dengan ukuran gambar Bila mendapatkan tanah humus (lembek) harus dengan segera memberitahukan secara tertulis kepada konsultan pengawas/direksi untuk dipertimbangkan lebih lanjut Kelebihan tanah bekas galian harus diangkat/dibuang ketempat-tempat terendah atau dibuang keluar bangunan atas petunjuk konsultan pengawas/direksi dan menjadi tanggung jawab kontraktor Sebelum pekerjaan galian dimulai, kontraktor diwajibkan mengadakan pengecekan as galian, letak bangunan dengan bangunan sekitarnya, siku bangunan dan lainnya b. Urugan Tanah Urugan tanah harus berwarna merah kecoklat-coklatan yang baik dan bebas dari kotoran dan akar-akar pohon Untuk bagian-bagian diluar bangunan dilakukan pengurugan tanah sampai mencapai tebal sesuai dengan ketentuan gambar. Urugan tanah harus dilaksanakan pemadatan lapis demi lapis setebal maksimum 30 cm setiap lapisnya. Kadar air harus diatur agar dapat dicapai kepadatan maksimum dan semua material lepas harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan disyaratkan Kontraktor harus memasukkan biaya-biaya tersebut, sehingga harga satuan penawaran telah mencakup semua biaya tes kepadatan yang dimaksud c. Urugan Pasir Urugan pasir harus dilakukan dengan pasir urug yang memenuhi syarat Tebal ukuran lainnya untuk pekerjaan ini, harus sesuai dengan gambar
Pasal 6. PEKERJAAN PONDASI
a. Sebelum pemasangan pondasi, kontraktor harus mengecek ulang posisi bouwplank/patok tetap, kontraktor juga diwajibkan menyempurnakan benang sebagai alat kontrol, menimbang dengan alat sederhana seperti (selang + air) dan kontrol siku dengan alat sederhana dari mistar segitiga yang dibuat dengan komposisi (100 x 80 x 60) cm. b. kontraktor harus betul-betul memperhatikan siku bangunan dan harus disetujui oleh direksi. c. Struktur pondasi harus diperhitungkan agar dapat menahan menjamin kestabilan bangunan terhadap beban berat sendiri, beban hidup, dan gaya gaya luar seperti tekanan angin dan gempa termasuk stabilitas lereng apabila didirikan dilokasi yang berlereng
Pasal 7. PEKERJAAN PASANGAN BATU
1. Semua dinding dibuat sebagai dinding tidak memikul beban dari pasangan batu bata Tebal 1/2 batu diperkuat dengan kolom penguat dan balok ring, sloof menurut petunjuk gambar detail. 2. Sebelum batu bata merah dipasang, harus direndam terlebih dahulu ke dalam air sampai jenuh. Pasangan batu yang telah selesai dipasang, harus dijaga kelembabannya dengan cara disiram dengan air.
Pasal 8. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN
a. Plesteran adukan 1 pc : 5 psr digunakan untuk seluruh pasangan tembok dan termasuk kolom beton yang rata dengan tembok/dinding. b. Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan plesteran terlebih dahulu diadakan penyiraman sampai jenuh di daerah rencana plesteran.
Pasal 9. PEKERJAAN BETON
1. Material Bahan Beton a. Semen Yang digunakan adalah terdiri dari satu jenis merk dan mutu baik atas persetujuan direksi dan ditetapkan harus memakai produk lokal. Semen yang tidak boleh digunakan adalah : Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya Kantong zaknya telah sobek Semen yang tertumpah Semen yang telah dipakai untuk mencampur kering dan sudah bermalam Semen yang sudah lama dijemur/kena matahari Keamanan/tempat menyimpan semen harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban lantai atau percikan air. b. Pasir Beton Pasir beton terdiri dari butir-butir yang bersih, bebas dari bahan organik, lumpur dan sebagainya dan memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan dalam PBI-1971. c. Kerikil/batu pecah beton Kerikil/batu pecah beton yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, mempunyai gradasi serta kekerasan yang sesuai dengan syarat yang tercantum dalam PBI-1971. Kerikil/batu pecah beton sebelum digunakan harus dicuci dengan air sampai bersih (bila kotor). Penumpukan bahan kerikil/batu pecah beton harus dipisahkan dengan material lain. d. Air Air yang digunakan harus air tawar yang bersih, tidak mengandung minyak, asam, garam, alkohol atau bahan lain yang dapat merusak beton. e. Takaran/Material Beton Takaran/ukuran perbandingan material beton tidak diperbolehkan hanya menggunakan skop/diperkirakan saja. Takaran yang diperbolehkan adalah ukuran dan bahan sama, antara lain seperti ember, drum, plastik atau tong dari kayu dengan standar yang telah ditentukan. f. Besi Beton Besi beton digunakan mutu U.24 Besi beton harus bersih dari lapisan, minyak, karat dan bebas dari cacat seperti retak, bengkok-bengkok, dan lain sebagainya dan harus berpenampang bulat dan memenuhi syarat yang tercantum dalam PBI- 1971.
2. Pekerjaan Pembesian Beton a. Pembesian/rakitan besi beton dilaksanakan sesuai gambar kerja dan diukur dengan milimeter (mm) untuk besaran diameternya. b. Ikatan besi beton harus menjadi pembesian hingga tidak berubah tempat selama pengecoran dan selimut beton harus sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam PBI-1971. c. Besi beton yang dipasang lebih dari satu lapis harus diberi antara dengan potongan besi minimal sama dengan diameter besi tersebut. d. Jarak pemasangan besi beton harus dapat dilalui oleh material beton dengan standar PBI-1971 adalah minimal 2,5 cm antara besi. f. Ketentuan-ketentuan lain adalah mengikuti syarat yang tercantum dalam PBI-1971. g. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 1 x 24 jam setelah adanya perintah tertulis dari direksi.
3. Jenis dan Mutu Beton a. Jenis-jenis pekerjaan beton - Beton bertulang 1 pc : 2 ps : 3 krk, digunakan untuk semua jenis pekerjaan bertulang. b. Mutu Beton Mutu beton yang digunakan adalah sesuai dipersyaratkan dengan standar komposisi bahan atau setara/minimal K175 (melalui laboratorium) atau dilapangan campuran 1 pc : 2 ps : 3 krk.
4. Pengecoran dan Perawatan Beton a. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan direksi. b. Pengadukan beton harus merata, menggunakan beton molen atau alat lain yang disetujui pengawas. d. Takaran-takaran untuk semen PC, pasir, kerikil/batu pecah dan air harus mendapatkan persetujuan direksi/pengawas. d. Pengecoran harus dilaksanakan dengan tata laksana yang baik dengan mengikuti petunjuk direksi. Penggunaan alat penggetar/vibrator bila dianggap perlu oleh direksi maka kontraktor harus melaksanakannya. e. Apabila proses pengecoran beton tidak dierkenkan untuk dibebani selama proses terus berlangsung, dan beton harus disiram/dibasahi terus menerus selama 2 (dua) minggu. f. Pembongkaran mall beton harus dapat dibongkar setelah berumur 3 (tiga) minggu, kecuali beton sloof, pondasi voetpplaat dan kolom praktis bila dianggap perlu dapat dibongkar setelah berumur 3 7 hari.
Pasal 10. PEKERJAAN LANTAI
a. Semua bahan lantai pada ruang menggunakan acian semen. b. Pemukaan lantai cor beton tidak bertulang (rabat beton) harus rata c. Cara Pelaksanaan : - Sebelum dilaksanakan cor rabat beton terlebih dahulu kontraktor diwajibkan menyempurnakan pemadatan dengan persetujuan yang diijinkan oleh pengawas/direksi, baik kontrol rencana peil lantai yang di inginkan maupun leveling. - Selain pemadatan tersebut di atas bidang yang di kerjakan sebelumnya harus di siram sesuai kebutuhan - Setelah direksi menyetujui dapat melaksanakan pekerjaan pengecoran beton rabat tersebut. - Pekerjaan rabat beton harus memperhatikan leveling setiap saat
Pasal 11. PEKERJAAN KAYU
1. Pekerjaan kayu klas II (Kayu Cempaka) dilaksanakan untuk a. Daun pintu panil. b. Bingkai Jendela Kaca. 2. Pekerjaan kayu klas I (Kayu Lasi) dilaksanakan untuk kosen Pintu, Jendela dan Ventilasi. 3. Pekerjaan kayu klas II dilaksanakan untuk a. Kosen Ventilasi Atap b. Rangka pintu c. Rangka plafond d. Listplank e. Konstruksi / Kap (kuda-kuda) f. Jalusi / ventilasi. 4. Pekerjaan kayu klas III dilaksanakan untuk Cetakan beton/ bekisting (mail) 5. Semua jenis kayu yang dipergunakan harus kering benar serta tidak mengandung cacat yang merugikan. 4. Kayu-kayu yang didatangkan ditempat pekerjaan harus di timbun dengan cara yang tepat (Diskunding) dalam los-los yang terlindung baik. Sebelum kayu kayu mendapatkan persetujuan direksi tidak diperbolehkon diulas dengan menie. 7. Pekerjaan Hubungan Kayu : a. Semua hubungan kayu dilaksanakan dengan syarat - syarat pekerjaan yang baik (PUBB). Hubungan - hubungan kayu baik yang tampak maupun yang tidak tampak harus dikerjakan dengan rapi. b. Sebelum di pasang bagian-bagian yang dihubungkan harus dimeni terlebih dahulu. a. Semua pekerjaan kayu yang tampak harus diserut rata dan licin hingga Dapat dicat/politur b. Kosen pintu dan jendela harus dipasang dengan 3 (tiga) angker besi diameter 8 mm tiap tiangnya pada tembok atau kolom penguat kosen- kosen, dipasang pada kolom-kolom utama (beton yang dicor) lebih dahulu dipasang dengan sekrup fisher 2" jarak 40CM. 8. Ukuran kayu yang tertera pada gambar ialah ukuran jadi setelah digergaji dan diserut, apabila ada ukuran ukuran yang tidak tertera pada gambar atau sukar diperoleh dipasaran pemborong di wajibkan membicarakan dengan Direksi/ Pejabat Pembuat Komitmen.
Pasal 12. PEKERJAAN PENUTUP ATAP DAN BUBUNGAN
1. Penutup atap dipasang setelah selesai pekerjaan rangka atap. Pemasangannya dilaksanakan dengan menggunakan paku seng. 2. Bubungan ditutup rapat pada bagian atas atap. 3. Bahan penutup atap menggunakan : a. Penutup atap yang dipergunakan adalah Seng Gelombang BJLS. b. Bubungan ditutup dari bahan seng dengan yang berkualitas.
Pasal 13. PEKERJAAN PLAFOND
Bahan plafond (langit langit) terdiri atas rangka langit langit dan penutup : 1. Bahan kerangka langit langit menggunakan bahan yang memenuhi standar teknis, untuk penutup langit langit menggunakan tripleks 3 mm dengan ukuran sesuai dengan gambar pelaksanaan. 2. List plafond dengan profil sp. 3 pada bagian pertemuan plafond dengan dinding (sesuai gambar). 3. Langit-langit dipasang tepat waterpas dan siar-siar membentuk garis lurus, dan tegak lurus satu sama lain. 4. Untuk keperluan pemeriksaan digunakan lubang orang untuk tiap- tiap sayap bangunan
Pasal 14. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
b. Pemasangan instalasi listrik harus diperhitungkan dan aman sesuai dengan peraturan umum instalasi listrik yang berlaku b. Penggunaan pembangkit tenaga listrik harus memenuhi syarat keamanan terhadap gangguan dan tidak boleh menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan
Pasal 15. PEKERJAAN CAT DAN POLITUR
1. Untuk cat tembok, cat kayu, cat besi, cat menie dipergunakan cat dengan kualitas baik. 2. Teknik pengecatan harus mengikuti ketentuan dari pabrik. a. Cat tembok don plafond sekualitas Metrolite. b. Cat kayu don cat besi sekualitas Glote 3. Daun pintu rangka kayu dan daun pintu pelitur vernis kulitas baik. a. Menie kayu dan menie besi sekualitas Glotex. b. Cat residu untuk konstruksi kap (kuda-kuda) 4. a. Cat tembok dan plafond, dilaksanakan untuk semua permukaan dinding tembok, plesteran beton dan langit-langit tripleks. Beberapa tempat dalam ruangan akan di berikan warna lain sebagai eksen akan ditentukan kemudian atau di konsultasikan terlebih dahulu dengan Direksi lapangan. b. Cat kayu dan besi Pada umumnya dipergunakan cat mengkilap yaitu bagian-bagian: Kosen pintu dan jendela Listplank kayu, jalusi dan List plafon Sp. 4 Pipa saluran Harus dikerjakan 2 (dua) kali menie / dasar, dua kali cat penutup. Cara pekerjaan: Permukaan kayu / multipleks / teakwood didempul dengan dempul kayu dan pori-pori ditutup dengan water base/bedak, kemudian digosok kertas pasir halus, baru kemudian di pelitur vernis. Setelah politur vernis kering, digosok kertas pasir halus 1 (satu) kali baru kemudian dipelitur
vernis lagi. c. Pekerjaan residu dilakukan ebelum konstruksi kap (kuda-kuda) dipasang/ dinaikkan d. Rangka plafond dan penggantung dicat menie pada keempat sisi kayu.
Pasal 16. PEKERJAAN KACA
a. Kaca bening minimal 5 mm digunakan pada pemasangan kaca mati dengan luas bidang > 90 cm2. b. Kaca bening minimal 3 mm digunakan pada pemasangan kaca mati dengan luas bidang < 90 cm2. c. Kaca dipasang didalam spaning dengan dempul dan list kaca. d. Bahan kaca dipakai dalam Negeri kualitas baik tidak cacat seperti rengat, retak, putus pinggirannya, berlubang, berbintik - bintik dan sebagainya.
Pasal 17. SALURAN PEMBUANGAN
1. Kemiringan a. Kemiringan saluran pembuangan kotoran manusia (disposal) dibawah tanah harus sekurang-kurangnya 1: 125 don sebanyak-banyaknya 1:25. b. Saluran air hujan sekurang-kurangnya 1: 100 2. Bak kontrol / Periksa. a. Harus dibuat pada sambungan-sambungan cabang saluran dan belokan- belokon saluran sehingga ditempat saluran dapat diperiksa dan dibersihkan. b. Dibuat dari pasangan batu dengan adukan 1 pc : 2 Ps dan diplester camp. 1 pc : 2 Psr 3. Air hujan : Air hujan langsung disalurkan kesaluran terbuka sekeliling bangunan, yang selanjutnya akan dibuang kearah selokan dipinggiran jalan raya. 4. Septictank dan bak rembesan. (Jika ada) a. Septictank dibuat dari pasangan batu bata adukan kuat 1 Pc: 2 Psr dan diplester 1Oc 2 Psr. Pipa pelepns udara dari galvanis 0 1,5" tinggi minimal 2m atau sesuai gambar don diakhiri dgn T - Stuk galvanis. b. Apabila keadaan tanah kurang baik untuk rembesan, sistem bak rembesan harus disesuaikan menurut gambar khusus, agar air kotor/disposal tidak macet. c. Septictank dan Rembesan di buat seperti dalam gambor (kecuali untuk keadaan tanah kurang baik, dibuat gambar khusus).
Pasal 18. INSTALASI LISTRIK DALAM DAN LUAR GEDUNG
1. Penjelasan pada gambar terlampir dijelaskan letak titik lampu dalam dan luar gedung, stop kontak, saklar panel utama dan panel distribusi serta bagian kelompok titik penerangan. 2. Sumber daya listrik. a. Sumber daya listrik dipergunakan distribusi yang ada kecuali apabila ada penambahan daya maka direncanakan memperoleh distribusi dari PLN sesuai kebutuhan. b. Panel utama ditempatkan di ruang khusus pada daerah selasar. 3. Syarat-syarat yang harus dipenuhi instalatir. a. Harus memiliki izin PLN setempat untuk pemasangan instalasi listrik serta surat-surat lain yang menurut peraturan pemerintah harus ada. b. Harus membuat rencana kerja (jadwal) yang disesuaikan pada rencana kerja tahap demi tahap pekerjaan pembangunan gedung dari kontraktor sebelum pekerjaan dimulai. c. Harus menghubungi PLN setempat sehubungan adanya pekerjaan ini. d. Tidak menyimpang / merubah rencana pemasangan dan penggunaan bahan instalasi yang telah ditentukan e. Harus melengkapi semua peralatan instalasi dimana dalam syarat syarat teknis pada umumnya harus ada walaupun dalam bestek tidak disebutkan. f. Gambar sesuai dengan Instalasi terpasang (As Instalated Drawing) & Surat Keer dari PLN harus diserahkan pada waktu Penyerahan Pertama Pekerjaan kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
4. Diskripsi pekerjaan. Jenis pekerjaan secara garis besar dibagi dalam beberapa bagian a. Pemasangan dan penyerahan armatur lampu sesuai yang telah di tentukan dari pengawatan sampai titik - titik cahaya lampu, saklar, stop kontak, termasuk perlengkapan dalam dan luar gedung. b. Pemasangan dan penyerahan panel - panel listrik termasuk perlengkapannya. Pemasangan dan penyerahan instalasi faeder dari panel utama ke panel distributor didalam dan diluar gedung. pembuatan rencana kerja, jadwal kerja, gambar pelaksana gambar revisi serta pengetesan seluruh instalasi dan mendapat sura tketerangan pemeriksaan dari PLN. Instalasi harus dibuat untuk tegangan (Voltage) sesuai kondisi setempat dengan daya dan penempatan Instalasi Listrik dalam / titik lampu sesuai gambar.
Pasal 19. INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR
1. Sistem Instalasi. a. Sumber air pada bangunan yang ada adalah distribusi dari PAM (Perusahaan Air Minum) setempat. Serta semua Instalasi Air / Plumping harus melalui Shaft pada setiap Sudut WC/KM yang telah ditentukan dalam gambar. b. Sistim pembuangan air kotor ditentukan dengan jalan : air cucian dari westafel dan floor drain disalurkan seluran pembuangan air hujan dalam tanah halaman melalui bak kontrol tertutup. kotoran dari WC/urinoir /toilet disalurkan dengan pipa-pipa khusus menuju septictank. kelancaran pembuangan / pengairan kotoran dan air bekas / cucian dalam pipa instalansi dijamin dengan adanya pemasangan pipa udara. penutupan gas-gas busuk dari pipa pembuangan air bekas dan kotoran menggunakan sistem penutup air. pipa besi diameter 1.5 untuk lubang hawa. pipa kotoran PVC diameter minimal 3 , atau sesuai gambar. c. Instalasi dalam : westafel lengkap dengan kran, aksesoris dan cermin (sesuai gambar) kloset duduk dan jongkok KIA urinoir sesuai gambar, mata kran, pipa inlet/outlet.
Pasal 20. PEKERJAAN PEMBERSIHAN
a. Setelah pelaksanaan pembangunan selesai dikerjakan, kontraktor harus membersihkan semua kotoran sisa-sisa material akibat pelaksanaan tersebut. b. Memperbaiki kembali semua kerusakan-kerusakan pada bangunan lain akibat pekerjaan baru. c. Dalam masa pemeliharaan, pembersihan tersebut harus tetap dilaksanakan sampai serah terima kedua.
Pasal 21. PEKERJAAN TAMBAHAN
a. Selain Rencana kerja dan syarat-syarat, ini semua ketentuan administrasi, pemeriksaan bahan/mutu pekerjaan serta ketentuan lain dari pemeriksaan yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan ini, termasuk pula sebagai syarat- syarat yang harus dipenuhi/ditaati. b. Semua bahan-bahan yang akan digunakan harus melalui persetujuan direksi dengan menggunakan surat keterangan persetujuan terutama bahan-bahan produksi industri yang mempunyai banyak jenis merk. c. Semua akibat yang timbul dari pelaksanaan yang keliru, menjadi tanggung jawab kontraktor.
Pasal 22. PENUTUP
a. Apabila dalam RKS ini tidak disebutkan hal-hal yang dipasang, dibuat, dilaksanakan dan disediakan tetapi dalam pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan dan disesuaikan, hal ini menjadi bagian nyata dilaksanakan dan disesuaikan dengan kontraktor, maka harus dianggap bagian yang telah ada di dalam spesifikasi teknis ini, jika tidak terhitung sebagai tambahan
b. Sebelum pekerjaan diserahkan, kontraktor harus merawat bangunan tersebut sehingga bangunan dapat digunakan tanpa adanya pembersihan dan lainnya siap diserah terimakan menurut pertimbangan direksi/konsultan pengawas