Anda di halaman 1dari 9

SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1. PENGGUNAAN SYARAT-SYARAT DAN TEKNIS



Penggunaan syarat-syarat dan teknis ini adalah :
a. Jika terdapat perbedaan Rencana Kerja dan Syarat-syarat dengan gambar
kerja, maka yang berlaku adalah ketentuan yang ada dalam Rencana Kerja
dan Syarat-syarat (RKS) dengan persetujuan direksi/pengawas lapangan.
b. Jika ada perbedaan pada gambar-gambar dalam ukuran skala besar yang
harus diikuti atau ada kemungkinan lain suatu pengecualian lain yang harus
dengan persetujuan direksi.
c. Gambar detail dan gambar penjelasan lainnya yang memungkinkan diperlukan
pada pelaksanaan pekerjaan ini harus dibuat oleh kontraktor.
d. Untuk hal-hal yang menyangkut masalah teknis yang belum jelas, kontraktor
diwajibkan berkonsultasi dengan pihak direksi dan tidak diperkenankan
mengambil keputusan tanpa persetujuan direksi.


Pasal 2. SYARAT-SYARAT UMUM

a. Peraturan-peraturan yang dinyatakan berlaku dalam pekerjaan ini adalah :
Peraturan Umum Bahan Bangunan (PUBB) tahun 1956
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) tahun 1971
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) tahun 1961
Peraturan Konstruksi Baja Indonesia
Peraturan Dewan Teknik Pembangunan Indonesia tahun 1970
Peraturan Instalasi Listrik Indonesia
Peraturan Cat Indonesia tahun 1961
Peraturan-peraturan pemerintah setempat menyangkut pekerjaan ini
b. Jika terdapat ketidakcocokan antara peraturan-peraturan tersebut dalam
pasal 1 point a dengan Rencana kerja dan Syarat-syarat, maka harus
dikonsultasikan dengan direksi untuk mengambil keputusan.


Pasal 3. PENETAPAN SITE UKURAN-UKURAN

a. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan, bentuk, ukuran-ukuran
dan mutu yang tercantum dlam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
pekerjaan.
b. Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dan
segera memberitahukan/berkonsultasi dengan direksi bilamana terdapat
perbedaan ukuran-ukuran satu sama lainnya.
c. Peil nol (0,0) ditetapkan sesuai gambar dan dilapangan disesuaikan kondisi
bangunan yang sudah ada dan keinginan pada waktu rencana awal
pelaksanaan dicantumkan di dalam berita acara peninjauan lapangan.
d. Kontraktor diwajibkan membuat tanda tetap untuk ukuran peil nol diatas patok
yang kuat, dan memeliharanya selama waktu pekerjaan berlangsung dan
patok tersebut telah disetujui oleh direksi.
e. Pemasangan bouwplank dari bahan kayu kelas berkualitas baik dan sisi atasnya
harus diserut rata, dipasang kuat serta dijaga keamanannya.
f. Bouwplank harus dinyatakan benar oleh direksi dan bila perlu, maka kontraktor
mengadakan kontrol ulang kebenaran bouwplank terhadap patok tetap
(standar)
g. Pemasangan bouwplank kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran
dengan teliti terhadap letak bangunan, siku bangunan maupun peil bangunan.

Pasal 4. PEKERJAAN TANAH

a. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor harus mengadakan pembersihan/
mengupas lapisan tanah permukaan, meliputi segala macam
tumbuhan/tanaman, sampah dan bahan-bahan lain yang dapat merusak
bangunan.
b. Untuk tanah bekas galian pondasi dapat digunakan pada timbunan kembali
dan selebihnya menggunakan tanah penimbunan lagi.
c. Pekerjaan urugan pasir meliputi :
Dibawah pondasi setebal 10 cm
Dibawah lantai minimal setebal 5 cm atau dapat disesuaikan gambar kerja
sesuai timbunan dari ketinggian rencana peil nol dari bangunan.
d. Bahan dasar urugan pasir dan sungai/kali yang sudah bersih dan bebas dari zat
organis lainnya dan lumpur.
e. Pekerjaan pemadatan urugan pasir harus dilaksanakan lapis demi lapis
maksimum 10 cm, dengan menggunakan mesin soil campactor (mesin stamper
atau alat sederhana yang disetujui oleh pengawas) dan dibantu dengan air
pada saat pemadatan.


Pasal 5. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN

a. Kupasan Tanah
Pengupasan tanah dan pembersihan seluruh lapangan termasuk perataan
tanah, harus disesuaikan dengan ketinggian titik duga/piel yang diminta dan
dilaksanakan sebelum memulai pekerjaan bouplank
a. Galian Tanah
Galian tanah untuk pondasi harus dibuat cukup lebar, agar dapat bekerja
dengan leluasa
Dalamnya galian disesuaikan dengan ukuran gambar
Bila mendapatkan tanah humus (lembek) harus dengan segera
memberitahukan secara tertulis kepada konsultan pengawas/direksi untuk
dipertimbangkan lebih lanjut
Kelebihan tanah bekas galian harus diangkat/dibuang ketempat-tempat
terendah atau dibuang keluar bangunan atas petunjuk konsultan
pengawas/direksi dan menjadi tanggung jawab kontraktor
Sebelum pekerjaan galian dimulai, kontraktor diwajibkan mengadakan
pengecekan as galian, letak bangunan dengan bangunan sekitarnya, siku
bangunan dan lainnya
b. Urugan Tanah
Urugan tanah harus berwarna merah kecoklat-coklatan yang baik dan
bebas dari kotoran dan akar-akar pohon
Untuk bagian-bagian diluar bangunan dilakukan pengurugan tanah
sampai mencapai tebal sesuai dengan ketentuan gambar. Urugan tanah
harus dilaksanakan pemadatan lapis demi lapis setebal maksimum 30 cm
setiap lapisnya.
Kadar air harus diatur agar dapat dicapai kepadatan maksimum dan semua
material lepas harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan disyaratkan
Kontraktor harus memasukkan biaya-biaya tersebut, sehingga harga satuan
penawaran telah mencakup semua biaya tes kepadatan yang dimaksud
c. Urugan Pasir
Urugan pasir harus dilakukan dengan pasir urug yang memenuhi syarat
Tebal ukuran lainnya untuk pekerjaan ini, harus sesuai dengan gambar




Pasal 6. PEKERJAAN PONDASI

a. Sebelum pemasangan pondasi, kontraktor harus mengecek ulang posisi
bouwplank/patok tetap, kontraktor juga diwajibkan menyempurnakan benang
sebagai alat kontrol, menimbang dengan alat sederhana seperti (selang + air)
dan kontrol siku dengan alat sederhana dari mistar segitiga yang dibuat
dengan komposisi (100 x 80 x 60) cm.
b. kontraktor harus betul-betul memperhatikan siku bangunan dan harus disetujui
oleh direksi.
c. Struktur pondasi harus diperhitungkan agar dapat menahan menjamin
kestabilan bangunan terhadap beban berat sendiri, beban hidup, dan gaya
gaya luar seperti tekanan angin dan gempa termasuk stabilitas lereng apabila
didirikan dilokasi yang berlereng


Pasal 7. PEKERJAAN PASANGAN BATU

1. Semua dinding dibuat sebagai dinding tidak memikul beban dari pasangan
batu bata Tebal 1/2 batu diperkuat dengan kolom penguat dan balok ring,
sloof menurut petunjuk gambar detail.
2. Sebelum batu bata merah dipasang, harus direndam terlebih dahulu ke dalam
air sampai jenuh. Pasangan batu yang telah selesai dipasang, harus dijaga
kelembabannya dengan cara disiram dengan air.


Pasal 8. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

a. Plesteran adukan 1 pc : 5 psr digunakan untuk seluruh pasangan tembok dan
termasuk kolom beton yang rata dengan tembok/dinding.
b. Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan plesteran terlebih dahulu diadakan
penyiraman sampai jenuh di daerah rencana plesteran.


Pasal 9. PEKERJAAN BETON

1. Material Bahan Beton
a. Semen
Yang digunakan adalah terdiri dari satu jenis merk dan mutu baik atas
persetujuan direksi dan ditetapkan harus memakai produk lokal.
Semen yang tidak boleh digunakan adalah :
Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya
Kantong zaknya telah sobek
Semen yang tertumpah
Semen yang telah dipakai untuk mencampur kering dan sudah bermalam
Semen yang sudah lama dijemur/kena matahari
Keamanan/tempat menyimpan semen harus diusahakan sedemikian rupa
sehingga bebas dari kelembaban lantai atau percikan air.
b. Pasir Beton
Pasir beton terdiri dari butir-butir yang bersih, bebas dari bahan organik,
lumpur dan sebagainya dan memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan
dalam PBI-1971.
c. Kerikil/batu pecah beton
Kerikil/batu pecah beton yang digunakan harus bersih dan bermutu baik,
mempunyai gradasi serta kekerasan yang sesuai dengan syarat yang
tercantum dalam PBI-1971.
Kerikil/batu pecah beton sebelum digunakan harus dicuci dengan air
sampai bersih (bila kotor). Penumpukan bahan kerikil/batu pecah beton
harus dipisahkan dengan material lain.
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih, tidak mengandung minyak,
asam, garam, alkohol atau bahan lain yang dapat merusak beton.
e. Takaran/Material Beton
Takaran/ukuran perbandingan material beton tidak diperbolehkan hanya
menggunakan skop/diperkirakan saja. Takaran yang diperbolehkan adalah
ukuran dan bahan sama, antara lain seperti ember, drum, plastik atau tong
dari kayu dengan standar yang telah ditentukan.
f. Besi Beton
Besi beton digunakan mutu U.24
Besi beton harus bersih dari lapisan, minyak, karat dan bebas dari cacat
seperti retak, bengkok-bengkok, dan lain sebagainya dan harus
berpenampang bulat dan memenuhi syarat yang tercantum dalam PBI-
1971.

2. Pekerjaan Pembesian Beton
a. Pembesian/rakitan besi beton dilaksanakan sesuai gambar kerja dan diukur
dengan milimeter (mm) untuk besaran diameternya.
b. Ikatan besi beton harus menjadi pembesian hingga tidak berubah tempat
selama pengecoran dan selimut beton harus sesuai dengan syarat yang
ditentukan dalam PBI-1971.
c. Besi beton yang dipasang lebih dari satu lapis harus diberi antara dengan
potongan besi minimal sama dengan diameter besi tersebut.
d. Jarak pemasangan besi beton harus dapat dilalui oleh material beton
dengan standar PBI-1971 adalah minimal 2,5 cm antara besi.
f. Ketentuan-ketentuan lain adalah mengikuti syarat yang tercantum dalam
PBI-1971.
g. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan dalam waktu 1 x 24 jam setelah adanya perintah tertulis dari
direksi.

3. Jenis dan Mutu Beton
a. Jenis-jenis pekerjaan beton
- Beton bertulang 1 pc : 2 ps : 3 krk, digunakan untuk semua jenis pekerjaan
bertulang.
b. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan adalah sesuai dipersyaratkan dengan standar
komposisi bahan atau setara/minimal K175 (melalui laboratorium) atau
dilapangan campuran 1 pc : 2 ps : 3 krk.

4. Pengecoran dan Perawatan Beton
a. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan direksi.
b. Pengadukan beton harus merata, menggunakan beton molen atau alat lain
yang disetujui pengawas.
d. Takaran-takaran untuk semen PC, pasir, kerikil/batu pecah dan air harus
mendapatkan persetujuan direksi/pengawas.
d. Pengecoran harus dilaksanakan dengan tata laksana yang baik dengan
mengikuti petunjuk direksi. Penggunaan alat penggetar/vibrator bila
dianggap perlu oleh direksi maka kontraktor harus melaksanakannya.
e. Apabila proses pengecoran beton tidak dierkenkan untuk dibebani selama
proses terus berlangsung, dan beton harus disiram/dibasahi terus menerus
selama 2 (dua) minggu.
f. Pembongkaran mall beton harus dapat dibongkar setelah berumur 3 (tiga)
minggu, kecuali beton sloof, pondasi voetpplaat dan kolom praktis bila
dianggap perlu dapat dibongkar setelah berumur 3 7 hari.


Pasal 10. PEKERJAAN LANTAI

a. Semua bahan lantai pada ruang menggunakan acian semen.
b. Pemukaan lantai cor beton tidak bertulang (rabat beton) harus rata
c. Cara Pelaksanaan :
- Sebelum dilaksanakan cor rabat beton terlebih dahulu kontraktor
diwajibkan menyempurnakan pemadatan dengan persetujuan yang
diijinkan oleh pengawas/direksi, baik kontrol rencana peil lantai yang di
inginkan maupun leveling.
- Selain pemadatan tersebut di atas bidang yang di kerjakan sebelumnya
harus di siram sesuai kebutuhan
- Setelah direksi menyetujui dapat melaksanakan pekerjaan pengecoran
beton rabat tersebut.
- Pekerjaan rabat beton harus memperhatikan leveling setiap saat


Pasal 11. PEKERJAAN KAYU

1. Pekerjaan kayu klas II (Kayu Cempaka) dilaksanakan untuk
a. Daun pintu panil.
b. Bingkai Jendela Kaca.
2. Pekerjaan kayu klas I (Kayu Lasi) dilaksanakan untuk kosen Pintu, Jendela dan
Ventilasi.
3. Pekerjaan kayu klas II dilaksanakan untuk
a. Kosen Ventilasi Atap
b. Rangka pintu
c. Rangka plafond
d. Listplank
e. Konstruksi / Kap (kuda-kuda)
f. Jalusi / ventilasi.
4. Pekerjaan kayu klas III dilaksanakan untuk Cetakan beton/ bekisting (mail)
5. Semua jenis kayu yang dipergunakan harus kering benar serta tidak
mengandung cacat yang merugikan.
4. Kayu-kayu yang didatangkan ditempat pekerjaan harus di timbun dengan
cara yang tepat (Diskunding) dalam los-los yang terlindung baik. Sebelum
kayu kayu mendapatkan persetujuan direksi tidak diperbolehkon diulas
dengan menie.
7. Pekerjaan Hubungan Kayu :
a. Semua hubungan kayu dilaksanakan dengan syarat - syarat pekerjaan
yang baik (PUBB). Hubungan - hubungan kayu baik yang tampak maupun
yang tidak tampak harus dikerjakan dengan rapi.
b. Sebelum di pasang bagian-bagian yang dihubungkan harus dimeni terlebih
dahulu.
a. Semua pekerjaan kayu yang tampak harus diserut rata dan licin hingga
Dapat dicat/politur
b. Kosen pintu dan jendela harus dipasang dengan 3 (tiga) angker besi
diameter 8 mm tiap tiangnya pada tembok atau kolom penguat kosen-
kosen, dipasang pada kolom-kolom utama (beton yang dicor) lebih
dahulu dipasang dengan sekrup fisher 2" jarak 40CM.
8. Ukuran kayu yang tertera pada gambar ialah ukuran jadi setelah digergaji dan
diserut, apabila ada ukuran ukuran yang tidak tertera pada gambar atau sukar
diperoleh dipasaran pemborong di wajibkan membicarakan dengan Direksi/
Pejabat Pembuat Komitmen.


Pasal 12. PEKERJAAN PENUTUP ATAP DAN BUBUNGAN


1. Penutup atap dipasang setelah selesai pekerjaan rangka atap.
Pemasangannya dilaksanakan dengan menggunakan paku seng.
2. Bubungan ditutup rapat pada bagian atas atap.
3. Bahan penutup atap menggunakan :
a. Penutup atap yang dipergunakan adalah Seng Gelombang BJLS.
b. Bubungan ditutup dari bahan seng dengan yang berkualitas.


Pasal 13. PEKERJAAN PLAFOND

Bahan plafond (langit langit) terdiri atas rangka langit langit dan penutup :
1. Bahan kerangka langit langit menggunakan bahan yang memenuhi standar
teknis, untuk penutup langit langit menggunakan tripleks 3 mm dengan ukuran
sesuai dengan gambar pelaksanaan.
2. List plafond dengan profil sp. 3 pada bagian pertemuan plafond dengan
dinding (sesuai gambar).
3. Langit-langit dipasang tepat waterpas dan siar-siar membentuk garis lurus, dan
tegak lurus satu sama lain.
4. Untuk keperluan pemeriksaan digunakan lubang orang untuk tiap- tiap sayap
bangunan


Pasal 14. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

b. Pemasangan instalasi listrik harus diperhitungkan dan aman sesuai dengan
peraturan umum instalasi listrik yang berlaku
b. Penggunaan pembangkit tenaga listrik harus memenuhi syarat keamanan
terhadap gangguan dan tidak boleh menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan


Pasal 15. PEKERJAAN CAT DAN POLITUR

1. Untuk cat tembok, cat kayu, cat besi, cat menie dipergunakan cat dengan
kualitas baik.
2. Teknik pengecatan harus mengikuti ketentuan dari pabrik.
a. Cat tembok don plafond sekualitas Metrolite.
b. Cat kayu don cat besi sekualitas Glote
3. Daun pintu rangka kayu dan daun pintu pelitur vernis kulitas baik.
a. Menie kayu dan menie besi sekualitas Glotex.
b. Cat residu untuk konstruksi kap (kuda-kuda)
4. a. Cat tembok dan plafond, dilaksanakan untuk semua permukaan dinding
tembok, plesteran beton dan langit-langit tripleks. Beberapa tempat dalam
ruangan akan di berikan warna lain sebagai eksen akan ditentukan
kemudian atau di konsultasikan terlebih dahulu dengan Direksi lapangan.
b. Cat kayu dan besi
Pada umumnya dipergunakan cat mengkilap yaitu bagian-bagian:
Kosen pintu dan jendela
Listplank kayu, jalusi dan List plafon Sp. 4
Pipa saluran
Harus dikerjakan 2 (dua) kali menie / dasar, dua kali cat penutup.
Cara pekerjaan: Permukaan kayu / multipleks / teakwood didempul dengan
dempul kayu dan pori-pori ditutup dengan water base/bedak, kemudian
digosok kertas pasir halus, baru kemudian di pelitur vernis. Setelah politur
vernis kering, digosok kertas pasir halus 1 (satu) kali baru kemudian dipelitur


vernis lagi.
c. Pekerjaan residu dilakukan ebelum konstruksi kap (kuda-kuda) dipasang/
dinaikkan
d. Rangka plafond dan penggantung dicat menie pada keempat sisi kayu.


Pasal 16. PEKERJAAN KACA

a. Kaca bening minimal 5 mm digunakan pada pemasangan kaca mati
dengan luas bidang > 90 cm2.
b. Kaca bening minimal 3 mm digunakan pada pemasangan kaca mati
dengan luas bidang < 90 cm2.
c. Kaca dipasang didalam spaning dengan dempul dan list kaca.
d. Bahan kaca dipakai dalam Negeri kualitas baik tidak cacat seperti rengat,
retak, putus pinggirannya, berlubang, berbintik - bintik dan sebagainya.


Pasal 17. SALURAN PEMBUANGAN

1. Kemiringan
a. Kemiringan saluran pembuangan kotoran manusia (disposal) dibawah tanah
harus sekurang-kurangnya 1: 125 don sebanyak-banyaknya 1:25.
b. Saluran air hujan sekurang-kurangnya 1: 100
2. Bak kontrol / Periksa.
a. Harus dibuat pada sambungan-sambungan cabang saluran dan belokan-
belokon saluran sehingga ditempat saluran dapat diperiksa dan
dibersihkan.
b. Dibuat dari pasangan batu dengan adukan 1 pc : 2 Ps dan diplester camp.
1 pc : 2 Psr
3. Air hujan : Air hujan langsung disalurkan kesaluran terbuka sekeliling bangunan,
yang selanjutnya akan dibuang kearah selokan dipinggiran jalan raya.
4. Septictank dan bak rembesan. (Jika ada)
a. Septictank dibuat dari pasangan batu bata adukan kuat 1 Pc: 2 Psr dan
diplester 1Oc 2 Psr. Pipa pelepns udara dari galvanis 0 1,5" tinggi minimal
2m atau sesuai gambar don diakhiri dgn T - Stuk galvanis.
b. Apabila keadaan tanah kurang baik untuk rembesan, sistem bak
rembesan harus disesuaikan menurut gambar khusus, agar air kotor/disposal
tidak macet.
c. Septictank dan Rembesan di buat seperti dalam gambor (kecuali untuk
keadaan tanah kurang baik, dibuat gambar khusus).


Pasal 18. INSTALASI LISTRIK DALAM DAN LUAR GEDUNG

1. Penjelasan pada gambar terlampir dijelaskan letak titik lampu dalam dan luar
gedung, stop kontak, saklar panel utama dan panel distribusi serta bagian
kelompok titik penerangan.
2. Sumber daya listrik.
a. Sumber daya listrik dipergunakan distribusi yang ada kecuali apabila ada
penambahan daya maka direncanakan memperoleh distribusi dari PLN
sesuai kebutuhan.
b. Panel utama ditempatkan di ruang khusus pada daerah selasar.
3. Syarat-syarat yang harus dipenuhi instalatir.
a. Harus memiliki izin PLN setempat untuk pemasangan instalasi listrik serta
surat-surat lain yang menurut peraturan pemerintah harus ada.
b. Harus membuat rencana kerja (jadwal) yang disesuaikan pada rencana
kerja tahap demi tahap pekerjaan pembangunan gedung dari kontraktor
sebelum pekerjaan dimulai.
c. Harus menghubungi PLN setempat sehubungan adanya pekerjaan ini.
d. Tidak menyimpang / merubah rencana pemasangan dan penggunaan
bahan instalasi yang telah ditentukan
e. Harus melengkapi semua peralatan instalasi dimana dalam syarat syarat
teknis pada umumnya harus ada walaupun dalam bestek tidak disebutkan.
f. Gambar sesuai dengan Instalasi terpasang (As Instalated Drawing) & Surat
Keer dari PLN harus diserahkan pada waktu Penyerahan Pertama Pekerjaan
kepada Pejabat Pembuat Komitmen.

4. Diskripsi pekerjaan.
Jenis pekerjaan secara garis besar dibagi dalam beberapa bagian
a. Pemasangan dan penyerahan armatur lampu sesuai yang telah di
tentukan dari pengawatan sampai titik - titik cahaya lampu, saklar,
stop kontak, termasuk perlengkapan dalam dan luar gedung.
b. Pemasangan dan penyerahan panel - panel listrik termasuk
perlengkapannya. Pemasangan dan penyerahan instalasi faeder dari
panel utama ke panel distributor didalam dan diluar gedung. pembuatan
rencana kerja, jadwal kerja, gambar pelaksana gambar revisi serta
pengetesan seluruh instalasi dan mendapat sura tketerangan pemeriksaan
dari PLN. Instalasi harus dibuat untuk tegangan (Voltage) sesuai kondisi
setempat dengan daya dan penempatan Instalasi Listrik dalam / titik lampu
sesuai gambar.

Pasal 19. INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR

1. Sistem Instalasi.
a. Sumber air pada bangunan yang ada adalah distribusi dari PAM
(Perusahaan Air Minum) setempat. Serta semua Instalasi Air / Plumping harus
melalui Shaft pada setiap Sudut WC/KM yang telah ditentukan dalam
gambar.
b. Sistim pembuangan air kotor ditentukan dengan jalan :
air cucian dari westafel dan floor drain disalurkan seluran pembuangan
air hujan dalam tanah halaman melalui bak kontrol tertutup.
kotoran dari WC/urinoir /toilet disalurkan dengan pipa-pipa khusus menuju
septictank.
kelancaran pembuangan / pengairan kotoran dan air bekas / cucian
dalam pipa instalansi dijamin dengan adanya pemasangan pipa udara.
penutupan gas-gas busuk dari pipa pembuangan air bekas dan kotoran
menggunakan sistem penutup air.
pipa besi diameter 1.5 untuk lubang hawa.
pipa kotoran PVC diameter minimal 3 , atau sesuai gambar.
c. Instalasi dalam :
westafel lengkap dengan kran, aksesoris dan cermin (sesuai gambar)
kloset duduk dan jongkok KIA urinoir sesuai gambar, mata kran, pipa
inlet/outlet.

Pasal 20. PEKERJAAN PEMBERSIHAN

a. Setelah pelaksanaan pembangunan selesai dikerjakan, kontraktor harus
membersihkan semua kotoran sisa-sisa material akibat pelaksanaan tersebut.
b. Memperbaiki kembali semua kerusakan-kerusakan pada bangunan lain akibat
pekerjaan baru.
c. Dalam masa pemeliharaan, pembersihan tersebut harus tetap dilaksanakan
sampai serah terima kedua.



Pasal 21. PEKERJAAN TAMBAHAN

a. Selain Rencana kerja dan syarat-syarat, ini semua ketentuan administrasi,
pemeriksaan bahan/mutu pekerjaan serta ketentuan lain dari pemeriksaan
yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan ini, termasuk pula sebagai syarat-
syarat yang harus dipenuhi/ditaati.
b. Semua bahan-bahan yang akan digunakan harus melalui persetujuan direksi
dengan menggunakan surat keterangan persetujuan terutama bahan-bahan
produksi industri yang mempunyai banyak jenis merk.
c. Semua akibat yang timbul dari pelaksanaan yang keliru, menjadi tanggung
jawab kontraktor.

Pasal 22. PENUTUP

a. Apabila dalam RKS ini tidak disebutkan hal-hal yang dipasang, dibuat,
dilaksanakan dan disediakan tetapi dalam pelaksanaan pekerjaan harus
dilaksanakan dan disesuaikan, hal ini menjadi bagian nyata dilaksanakan dan
disesuaikan dengan kontraktor, maka harus dianggap bagian yang telah ada
di dalam spesifikasi teknis ini, jika tidak terhitung sebagai tambahan

b. Sebelum pekerjaan diserahkan, kontraktor harus merawat bangunan tersebut
sehingga bangunan dapat digunakan tanpa adanya pembersihan dan lainnya
siap diserah terimakan menurut pertimbangan direksi/konsultan pengawas







Marisa, 2014
Konsultan Perencana,

CV. SKETSA KREASINDO

Anda mungkin juga menyukai