Anda di halaman 1dari 7

Tujuan

Melakukan reaksi sintesis pembuatan iodoform


Mengetahui mekanisme reaksi pembuatan iodoform
Menghitung persen rendemen iodoform yang diperoleh
Mengetahui sifat-sifat fisik dan kegunaan iodoform
Melakukan analisa sifat-sifat fisik iodoform

Dasar Teori
Iodoform merupakan salah satu senyawa alkil halide berbentuk Kristal warna
kuning, dapat berfungsi sebagai antiseptik atau desinfektan dan bersifat bakterisid yang
dalam penggunaannya sebagai antiseptic untuk luka.
Prinsip percobaan pembuatan senyawa iodoform yang didasarkan pada reaksi
halogenasi Antara iodium dengan aseton dengan penambahan NaOH sedikit demi sedikit
sehingga terbentuk Kristal kuning, kemudian dilakukan pencucian Kristal kuning, hingga
tidak terjadi alkalis dan direkristalisasi dengan penambahan alcohol dan dikeringkan lalu
dihitung persen rendemennya.
Kecepatan halogenasi suatu keton berbanding lurus dengan konsentrasi keton
tetapi tidak tergantung pada konsentrasi atau jenis dari halogen yang digunakan. Reaksi
halogenasi dapat dipercepat dengan penambahan basa atau asam sebagai katalis. Di dalam
halogenasi terkatalis basa terhadap keton ditemukan juga bahwa kecepatan reaksi sama
sekali tidak tergantung pada konsentrasi dan identitas halogen tersebut.
Persamaan reaksi:
CH
3
-CO-CH
3
+ 3 I
2
CH
3
-CO-CI
3
+ H
2

Aseton iodium
CH
3
-CO-CI
3
+ NaOH CHI
3
+ CH
3
COONa
Iodoform


Mekanisme sintesis Iodoform

Alat dan Bahan

Alat Bahan
Labu alas datar Aseton
Magnetic stirer Iod
Corong Buchner NaOH
Erlenmeyer 250 mL Aquadest
Spatula
Batang pengaduk
Gelas kimia 100 mL
Botol Semprot
Labu Hisap






Cara Kerja






















Timbang 2,5 gram iodium
Tambahkan NaOH 8 N tetes demi tetes
Masukkan ke dalam labu datar, kemudian tambahkan 15 mL
aseton, setelah larut semua, tambahkan 75 mL Aquadest
Tunggu hingga terbentuk Kristal kuning
Keringkan dalam oven kemudian uji titik lelehnya
Saring dengan larutan corong buchner
Data Pengamatan

Berat
Iodium
Volume Aseton Berat Ketas
timbang
Berat kertas
timbang + Hasil
Berat Iodiform
yang di peroleh
2,5 gram 13 mL 0,5 gram 12,3 gram 0,73 gram

Reaksi Pengamatan
Iodin + Aseton Larut, bergantung pada jumlah aseton
yang di tambahkan untuk melarutkannya,
larutan warna coklat
Iodin + Aseton + Aqudes Iodin tidak larut kembali
Ditambahkan NaOH Larut, larutan berubah menjadi warna
bening dan terbentuk endapan kuning
Endapan iodoform Berwarna kuning, berbentuk koloid
Titik leleh iodoform : 120,1
o
C

Pengolahan Data
Perhitungan massa iodoform secara teoritis
Massa jenis Aseton 0,79 gram/mL
Berat Molekul Aseton 58 gram/mol
Berat Molekul I
2
253,808 gram/mol
Berat Molekul Iodoform 393,7 gram/mol
Massa Aseton = Massa jenis x Volume
Massa Aseton = 0,79 gr/mL x 13 mL
Massa Aseton = 10,27 gram
Mol Aseton = Massa/Berat Molekul
Mol Aseton = 10,27 gram/ 58 gram/mol
Mol Aseton = 0,177 mol

Mol Iodium = Massa iodium/Berat Molekul
Mol Iodium = 2,5 gram/ 253,808 gram/mol
Mol Iodium = 9,85 x 10
-3
mol
2CH
3
-CO-CH
3
+ 3 I
2
2CH
3
-CO-CI
3
+ 3H
2

Mula-mula 0,177 mol 9,85 x 10
-3
mol - -
Terurai 6,57 x 10
-3

mol
9,85 x 10
-3
mol 6,57 x 10
-3

mol
9,85 x 10
-3
mol
Setimbang 0,17043 mol - 6,57 x 10
-3

mol
9,85 x 10
-3
mol

CH
3
-CO-CI
3
+ NaOH CHI
3
+ CH
3
COONa
Mol CH
3
-CO-CI
3
= Mol CHI
3

Mol CHI
3
= 6,57 x 10
-3
mol
Massa CHI
3
= Mol CHI
3
x Berat Molekul CHI
3
Massa CHI
3
= 6,57 x 10
-3
mol x 393,7 gram/mol
Massa CHI
3
= 2,59 gram

Yield % CHI
3
= Massa Hasil/Massa Teoritis x 100%
Yield % CHI
3
= 0,73 gram/2,57 gram x 100%
Yield % CHI
3
= 28,40 %












Pembahasan
Novka Kelvianto
Sadurrifki
Percobaan kali ini dilakukan sintesis iodoform dengan mereaksikan antara iod
dengan aseton. Iodoform dalam bidang kedokteran biasanya digunakan sebagai
antiseptikum dan juga sebagai desinfektan.
Pada dasarnya, percobaan ini dilakukan dengan menggunakan reaksi antara iod
dengan aseton yang selanjutnya dilakukan penambahan NaOH sedikit demi sedikit
hingga terbentuk kristal kuning yang mengendap.
Percobaan ini sebaiknya dilakukan pada lingkungan yang dingin, karena
dimaksudkan agar iodium yang larut dapat mengendap kembali karena pada suhu yang
rendah dapat membuat kelarutan dari suatu zat berkurang sehingga akan terjadi
pengendapan pada keadaan dingin
Adapun penggunaan aseton dalam percobaan ini adalah untuk melarutkan iodium
supaya mudah larut di dalamnya agar ketika di tambahkan NaOH, mekanisme sintesis
iodoform dapat berjalan sempurna dan merupakan bahan baku pembuatan iodoform
.Penambahan aquadest sebelum penambahan NaOH berfungsi agar ketika menambahkan
NaOH pekat, iodoform yang terbentuk tidak mudah terhidrolis dan ketika terbentuk
iodoform, endapan iodoform ketika di saring tidak bersifat basa. Sedangkan penambahan
NaOH berfungsi sebagai katalis, dimana NaOH di sini berfungsi untuk memulai
mekanisme sintesis iodoform sampai akhir terbentuk iodoform, endapan iodoform yang
terbentuk berwana kuning.
Berat kristal yang ditimbang harus benar-benar kering, hal ini bertujuan untuk
menghilangkan kadar air dalam iodoform. Hasil penimbangan dari berat kristal iodoform
yang terbentuk adalah 0,73 gram. Setelah kristal iodoform di timbang, di lakukan tes titik
leleh, hal ini di lakukan untuk mengetes iodoform yang terbentuk. Titik leleh yang di
peroleh dari hasil uji titik leleh adalah 120,1
o
C. Hasil ini tidak terlalu jauh dari titik leleh
iodoform menurut literatur yaitu 119-120
o
C.
Dari hasil percobaan, diperoleh hasil rendamen sebesar 28,40 %. Adapun yang
menyebabkan atau mempengaruhi hasil rendemen yang sangat kecil tersebut yaitu ketika
percobaan, sebelum iodium larut sempurna dalam aseton langsung ditambahkan
aquadest, sehingga iodium susah larut, sehingga harus di saring untuk mendapatkan
padatan iodium yang akan di gunakan untuk mengulangi percobaan, kemungkinan
banyak iodium yang terbuang dari hasil penyaringan tersebut.

Sayyidah Irfani H

Kesimpulan
Sintesis iodoform dapat di lakukan dengan mereaksikan aseton dan iodin dengan
katalis NaOH, padatan iodoform yang terbentuk berwarna kuning dan memiliki titik
leleh 120,1
o
C.
Daftar Pustaka
Brian, et all. 1989. TextBook of Practical Organic Chemistry. Vol 5. Fifth Edition,
Longman Scientific & Technical, New York.
Staf Pengajar Politeknik. 1996, Petunjuk Praktikum Kimia Organik, P4D.
Suja, Wasilah Abu. (1978). Penuntun Percobaan Kimia Organik. Karya Nusantara.
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai