Anda di halaman 1dari 16

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Limbah
2.1.1 Pengertian Limbah
Limbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran yang dihasilkan karena
pembuengan sampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik.Limbah atau sampah juga
merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan tidak berarga,tetapi malah bisa
mengakibatkan pencemaran lingkungan.Limbah ini dapat menyebabkan
penyakit,cacat janin,kematian,bahkan pemutusan mata rantai kehidupan suatu
organisme.
Limbah B3 dari industri terbuang dilingkungan akhirnya akan berdampak pada
kesehatan manusia.Dampak ini dapat langsung dari sumber ke manusia,misalnya
meminum air yang terkontaminasi atau melalui mata rantai makanan,seperti
memakan ikan yang telah menggandakan {biologocal magnification) pencemaran
karena memakan makanan yang tercemar.
Contoh,kasus penyakit Minamata ;
Di pinggir teluk Minamata , Jepang bermukim rakyat nelayan.Beberapa
industri membuang limbahnya ke teluk Minamata.Para ahli kimia pabrik mengatakan
bahwa limbah pabrik yang mengandung methylmercury {MeHg) tidak berbahaya
karena kenyataannya fitoplanton,zooplakton,dan ikan tetap hidup diteluk
itu.Rupanya kebiasaan penduduk nelayan Minamata yang suka makan ikan,telah
menyebabkan terakumulasinya kadar methylmercury yang berlipat ganda di dalam
tubuh nelayan teluk tersebut.Suatu saat setelah mengakumulasi methylmercury
Universitas Sumatera Utara
sekitar 10 tahun,tanpa disadari kadar mercury didalam tubuh nelayan telah berlipat
ganda ribuan kali dibanding dengan kadar mercury di dalam air limbah dan
fitiplakton.Karena methylmercury termasuk B3 ,maka menimbulkan dampak
kesehatan yaitu keturunan dari nelayan yang telah mengkomsumsi ikan dari teluk
Minamata mengalami cacat jasmani dan mental.Cacat ini disebut sebagai penyakit
Minamata.Jadi penyakit sejenis penyakit Minamata tersebut terjadi dimana saja
melalui proses akumulasi dan penggandaan biologik

2.1.2 Jenis Limbah
1. Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga {lebih umum disebut samaph) adalah limbah yang
dihasilkan oleh kegiatan rumah tangga.Limbah ini berupa sisa
makanan,kantong plastik bekas,kaleng susu,botol minuman ,dan lain-lain.
Limbah rumah tangga berdaya racun tinggi dapat berupa sisa obat
kedaularsa, sisa cat dan lainnya
2. Limbah Pabrik
Limbah ini bisa dikatagorikan sebagai limbah yang umumnya dibuang
disungai-sungai disekitar tempat tinggal masyarakat dantidak jarang
warga masyarakat mempergunakan songai untuk kegiatan sehari-
hari,misalnya MCK {mandi,cuci,kakus) Misalnya,pabrik pengolahan
pakan ternak,pabrik tempe dan lainnya.
3. Limbah Industri
Limbah ini mengandung zat yang berbahaya diantara asam anorganik dan
senyawaorgaik,zat-zattersebut jika masuk ke perairan maka akan
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan pencemaran yang dapat membahayakan makluk hidup
penggunaair tersebut misalnya,ikan dan manusia.Limbah ini di hasilkan
oleh industri obat,minyak bumi kertas dan lain-lain.

Di dalam Peraturan Pemerintah R.I.Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengolahan
LimbahBahan Berbahaya dan Beracun,yang dimaksud dengan B3 dapat diartikan;
Semua bahan senyawa baik padat,cair atau pun gas yang mempunyai potensi
merusak terhadap kesehatan manusia serta lingkungan akibat sifat-sifat yang dimiliki
zat tersebut.
Limbah B3didentifikasikankan sebagai bahan kimia karena sifat
{toxicity,flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasinya dapat
mencemarkan lingkungan yang mengakibatkan membahayakan kesehatanmanusia
{majarimagazine.com).
Bahan berbahaya dan beracun yang lebih akrab dengan singkatan
B3,keberadaannya di Indonesia makin hari makin mengkhawatirkan.Lebih dari 75%
bahan berbahaya dan beracun {B3) merupakan sumbangan dari sektor industri
melalui limbahnya,sedangkan sisanya berasal dari sektor lain termasuk rumah
tangga yang menyumbang 5-10% dari limbah B3 yang ada.Peningkatan jumlah
limbahbahan berbahaya dan beracun di Indonesia antara kurun waktu 1990 1998
saja mencapai 100% { tahun 1990 sekitar 4.322.862 ton dan pada tahun 1998
mencapai 8.722.696 ton).
Jumlah ini akan naik drastis seiring dengan perkembangan industrialisasi yang
cukup pesat di negara berkembang seperti Indonesia {Limbah B3w,http;// tengku-
fery.web.ugm.ac.id).

Universitas Sumatera Utara
2.2. Pengertian Genteng
Menurut SNI 0447 81 (Dwiyono 2000) genteng beton atau genteng semen adalah
unsure bangunan yang digunakan untuk menutup atap yang terbuat dari beton dan
dibentuk sedemikian rupaserta berukuran tertentuGenteng dibuat dengan cara
mencampurkan semen,pasir dan air ,kemudian diaduk dengan homogeny dan
selanjutnya dicetak.Selain semen,pasir dan air sebagai bahan susunan genteng dapat
juga ditambahkan bahan lain .Seperti penggunaan fyl ash sebagai bahan perekat dan
serat baggas sebagai agregat dengan komposisi bahan yang ditentukan dengan
seimbang terhadap bahan utama. Penambahan fyl ash dan serat bagas pada
pembuatan genteng bertujuan untuk memperbaiki sifat fisis dan sifat kimia dari
beton.
Menurut PUBI -1982 genteng beton ialah unsure bahan bangunan yang dibuat
daricampuran semen pordlan,agregat halus,air dan bahanpembantu lainnya,yang
dibuat sedemikian rupasehingga dapat digunakan untuk atap.
Standar kuat tekan dan kuat patah genteng dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Standar kuat tekan dan kuat patah genteng
Tingkat Mutu
Kuat Tekan *
)
( l bf/in
2
)

Kuat patah *
)

( bf/in
2
) l
1
11
111
2133,45
1137,84
568,92
1564,63
853,38
426,69
*) Kuat tekan dan kuat patah rata-rata dari minimum 6 buah genteng yang diuji.
Sumber Departemen Pekerjaan Umum 1978


2.3. Fly Ash.
Universitas Sumatera Utara

Abu terbang batu bara umumnya dibuang di landfill atau ditumpuk begitu saja
di dalam area industri. Penumpukan abu terbang batu bara ini menimbulkan masalah
bagi lingkungan. Berbagai penelitian mengenai pemanfaatan abu terbang batubara
sedang dilakukan untuk meningkatkan nilai ekonomisnya serta mengurangi dampak
buruknya terhadap lingkungan. Saat ini umumnya abu terbang batubara digunakan
dalam pabrik semen sebagai salah satu bahan campuran pembuat genteng. Selain itu,
sebenarnya abu terbang batubara memiliki berbagai kegunaan yang amat beragam:
1) Penyusun beton untuk jalan dan bendungan.
2) Penimbun lahan bekas pertambangan.
3) Recovery magnetik, cenosphere, dan karbon.
4) Bahan baku keramik, gelas, batu bata, dan refraktori.
5) Bahan penggosok (polisher)
6) Filler aspal, plastik, dan kertas.
7) Pengganti dan bahan baku semen
8) Aditif dalam pengolahan limbah (waste stabilization)
9) Konversi menjadi zeolit dan adsorben
Konversi abu terbang batubara menjadi zeolit dan adsorben merupakan contoh
pemanfaatan efektif dari abu terbang batubara. Keuntungan adsorben berbahan baku
abu terbang batubara adalah biayanya murah. Selain itu, adsorben ini dapat
digunakan baik untuk pengolahan limbah gas maupun limbah cair. Adsorben ini
dapat digunakan dalam penyisihan logam berat dan senyawa organik pada
pengolahan limbah. Abu terbang batubara dapat dipakai secara langsung sebagai
adsorben atau dapat juga melalui perlakuan kimia dan fisik tertentu sebelum menjadi
Universitas Sumatera Utara
adsorben. Zeolit yang disintesis dari abu terbang batubara dapat digunakan untuk
keperluan pertanian. Zeolit banyak dikonsumsi dalam pemurnian air, pengolahan
tanah, dll. Zeolit dibuat dengan cara mengkonversi aluminosilikat yang terdapat pada
abu terbang batubara menjadi kristal zeolit melalui reaksi hidrotermal.
2.3.1. Sifat Fisika dan Kimia Abu Terbang (Fly Ash)
Komponen utama dari abu terbang batubara yang berasal dari pembangkit
listrik adalah silika (SiO
2
), aluminia (Al
2
O
3
), dan besi oksida (Fe
2
O
3
), sisanya adalah
karbon, kalsium, magnesium, dan belerang. Rumus empiris abu terbang batubara
adalah : Si
1
.oAlo
.45
Ca
o.51
Na
0.047
Fe
0.039
Mg
0.020
K
0.013
Ti
0.011
.
Tabel 2. Komposisi Kimia Abu Terbang Batubara
Komponen Bituminous Sub bituminous Lignite
SiO
2
20-60% 40-60% 15-45%
Al
2
O
3
5-35% 20-30% 10-25%
Fe
2
O
3
10-40% 4-10% 4-15%
CaO 1-12% 5-30% 15-40%
MgO 0-5% 1-6% 3-10%
SO
3
0-4% 0-2% 0-10%
Na
2
O 0-4% 0-2% 0-6%
K
2
O 0-3% 0-4% 0-4%
LOI 0-15% 0-3% 0-5%

Sifat kimia dari abu terbang batubara dipengaruhi oleh jenis batubara yang
dibakar dan teknik penyimpanan serta penanganannya. Pembakaran batubara lignit
dan sub-bituminous menghasilkan abu terbang adengan kalsium dan magnesium
Universitas Sumatera Utara
oksida lebih banyak daripada bituminus. Namun, memiliki kandungan silika,
alumina, dan karbon yang lebih sedikit daripada bituminos. Kandungan karbon
dalam abu terbang diukur dengan menggunakan Loss On Ignition Method (LOI)
Abu terbang batubara terdiri dari butiran halus yang umumnya berbentuk
bola padat atau berongga. Ukuran partikel abu terbang hasil pembakaran batubara
bituminous lebih kecil dari 0,075mm (Yoga P.dkk,2007). Kerapatan abu terbang
berkisar antara 2100 sampai 3000 kg/m
3
dan luas area spesifiknya (diukur
berdasarkan metode permeabilitas udara Blaine) antara 170 sampai 1000 m
2
/kg
(Yoga P.dkk,2007)
2.3.3 Sifaf Fisika Abu Terbang Batu Bara (fly ash)
Abu terbang memiliki karakteristik yang hampir mirip dengan semen.
Sifat fisika dari abu b terbang batu bara menurut ACI Manual of Concrete
Practive 1993 yaitu : specific gravity 2,2 - 2,8 dan ukuran butiran 1 m - 1
mm (lolos ayakan 200 mesh -75 m ). Sedangkan insur abu terbang yang berb
eda terhadap semen adalah komposisi CaO. Pada semen koversional kadar
CaO sekitar 50% atau lebih , sedangkan pada abu terbang hanya sekitar 1 -
2%.Daya rekat semen sangat dipengaruhi oleh kadar CaO, hal ini menyebabkan
semen dapat cepat mengeras jika dicampur air ( pengaruh angka hidrolitas ).
Tahun 1989 abu terbang yang dihasilkan dari pembakaran batu bara di
seluruh dunia mencapai 440 milliar ton. Sementara tingkat pemamfaatan
Masih tergolong rendah. Dan abu terbang ini sendiri kalau tidak dimamfaatkan
akan menyebabkan pengrusakan pada lingkungan. Karenanya itu pemamfaatan
abu terbang batu bara dapat mendatangkan efek ganda pada tindak
penyelamatan lingkungan. Penggunaan abu terbang batu bara dapat memangkas
Universitas Sumatera Utara
dampak negative yang pengrusakan lingkungan dan sekaligus mengurangi
penggunaan semen portlad dalam pembuatan beton khususnya dalam hal ini
pembuatan genteng

2.4. Ampas tebu
2.4.1. Pengertian Ampas tebu
Ampas tebu yang dipergunakan adalah ampas tebu yang telah mengalami
proses ;penggilingan kelima kali. Ampas tebu sendiri merupakan hasil limbah
buangan yang berlimbah dari proses pembuatan gula (+30% dari kapasitas giling).
Secara garis besar, proses produksi dari tebu menjadi ampas tebu dapat dilihat pada
gambar berikut :







Gambar Proses Penggilingan Tebu
Ampas tebu yang berlimpah tersebut telah dimanfaatkan sebagai bahan bakar
pada ketel uap (pesawat untuk memproduksi uap pada suatu jumlah tertentu pada
setiap jamnya dengan suatu tekanan dan suhu tertentu pula besarnya) dimana energi
yang dihasilkan dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga uap.
2.4.2. Pemanfaatan Serat Ampas Tebu
Universitas Sumatera Utara
Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi, ampas tebu yang
dahulunya hanya digunakan sebagai abu gosok, sudah mulai dimanfaatkan dalam
industri bahan bangunan seperti:
1. Di Mesir telah diadakan penelitian bahwa ampas tebu dapat dimanfaatkan
sebagai komponen penyusunan dalam pembuatan keramik ..
2. Telah dicobakan pemanfaatan ampas tebu sebagai campuran semen dengan
perbandingan 1 semen : 12 ampas tebu, dan ternyata memberi hasil yang
lebih kuat, ringan dan tahan terhadap kondisi agresif, dan tentu saja
membutuhkan biaya yang lebih ekonomis. Telah dicoba dalam pembuatan
panil gypsum, dimana ampas tebu dipakai sebagai bahan tambah mampu
menghasilkan panil gypsum yang memiliki kuat lentur yang baik .
2.4.3. Komponen Penyusun Serat Ampas Tebu
Tanaman tebu yang sering kita lihat tidak hanya berisi air yang digunakan
sebagai bahan pembuat gula tetapi memiliki komposisi yang lebih kompleks yakni:
sacharose, zat sabut/fiber, gula reduksi dan beberapa bahan lainnya
Sabut yang terkandung dalam ampas tebu, tersusun dari beberapa komponen
penyusun yakni: cellulosa, pentosan, lignin dan beberapa komponen lain , seperti
dalam tabel berikut:
Tabel 3. Komponen Penyusun Sabut Ampas Tebu
No. Nama Bahan Jumlah (%)
1. Cellulose 45
2. Pentosan 32
3. Lignin 18
4. Lain-lain 5
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Materials Handbook Thirteenth Edition, 1991
Sementara itu berdasarkan hasil penelitian dari beberapa orang ahli, diperoleh
komposisi unsur kimia dari ampas tebu sebagai berikut:
Tabel 4. Komposisi Unsur Kimia Ampas Tebu
N.Deer Tromp Kelly M.R Daries Gregory
Karbon 46,5 44 48,2 47,5 47,9 48,1
Hidrogen 6,5 6 6 6,1 6,7 6,1
Oksigen 46 48 43,1 44,4 45,5 43,3
Ash
(debu)
1 2 2,7 2 2,5
100 100 100 100 100 100
Sumber Hand OokofCaneSugar Engineering
Setelah diadakan penelitian, senyawa kimia yang terkandung dalam ampas
tebu adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Senyawa Kimia Dalam Ampas tebu
Senyawa Jumlah (%)
SiO
2
70,97
Al
2
O
3
0,33
Fe
2
O
3
0,36
K
2
O 4,82
Na
2
O 0,43
MgO 0,82
C
5
H
10
O
5
22,27
Universitas Sumatera Utara
C
7
H
10
O
3

C
5
H
8
O
4

Sumber : Hasil analisa No 4246/LT AKI/XI/99 Oleh Team
Afiliansi dan Konsultasi Industri ITS Surabaya



Dari data di atas, jelas sekali terlihat bahwa senyawa kimia yang dominan
adalah SiO
2
(Silika) sebesar 70,97%. Komposisi tersebut menguntungkan ampas tebu
bila bahan ini akan digunakan sebagai bahan pengisi pada campuran aspal, serpti
yang diselidiki oleh OECD (Organization for Economic and Cooperation
Development). OECD menggunakan Fly Ash, dimana kandungan silika + 60%
(catatan: Silika yang terkandung dalam fly ash yang diproduksi bukit asam + 59,4%).
Penyelidikan tersebut membuktikan bahwa penggunaan fly ash sebagai bahan
pengisi yang notabene memiliki kandungan silika yang tinggi, bila dicampur secara
hotmix (campuran panas) dalam campuran Aspal Beton (Asphalt Concrete) akan
menghasilkan campuran dengan nilai stabilitas Marshall lebih dari 1500 Ibs (OECD,
1977)

2.5. Pasir
Pasir merupakan agregat halus yang terdiri dari butiran sebesar 0,14-5 mm, di
dapat dari batuan alam (natural sand) atau dapat juga dengan memecahnya (artificial
sand), tergantung dari kondisi pembentukan tempat terjadinya. Pasir alam dapat
dibedakan atas: pasir galian, pasir sungai, dan pasir laut.
Pasir merupakan bahan pengisi yang digunakan dengan semen untuk membuat
adukan. Selain itu pasir juga berpengaruh terhadap sifat tahan susut, keretakan dan
Universitas Sumatera Utara
kekerasan pada produk bahan bangunan campuran semen
(www.b4tbgo.id//id/index.php).

2.6. Air
Air merupakan bahan dasar yang sangat penting dalam pembuatan beton
(genteng ). Air diperlukan untuk bereaksi dengan semen serta menjadikan
bahan pelumas antara butiran - butiran agregat agar dapat mudah dikerjakan
dan dipadatkan. Tetapi perlu dicatat bahwa tambahan air untuk pelumas ini
tidak boleh terlalu banyak karena
2.7. Semen.
Semen portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara
menghaluskan klinker, terutama terdiri dari silikat - silikat kalsium yang
bersifat hidrolis dengan gips sebagai bahan tambahan (SK SNIS 04- 1989
F ). Semen portland merupakan bahan ikat untuk merekatkan butiran butiran
agregat untuk terjadi suatu massa padat

2.8. Karakteristik Benda Uji.
2.8.1 Sifat Fisis
A. Porositas (Daya Serap)
Besar kecilnya penyerapan air oleh mortar dipengaruhi pori atau rongga yang
terdapat pada mortar. Semakin banyak pori yang terkandung dalam mortar maka
semakin besar pula penyerapan sehingga ketahanan akan berkurang. Rongga (pori)
yang terdapat pada mortar terjadi karena kurang tepatnya kualitas dan komposisi
material penyusunannya. Pengaruh rasio yang terlalu besar dapat menyebabkan
Universitas Sumatera Utara
rongga, karena terdapat air yang tidak bereksi dan kemudian menguap dan
menimbulkan rongga.
Daya serap air dirumuskan sebagai berikut ;
Penyerapan air =
kering sampel Berat
100% X kering sampel Berat jenuh sampel Berat



B. Densiti
Densitas adalah pengukuran massa setiap satuan volum benda. Semakin
tinggi densitas (massa jenis) suatu benda maka semakin besar pula massa setiap
volum.
Densitas rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total
volumnya. Sebuah benda yang memiliki densitas lebih tinggi akan memiliki volum
yang lebih rendah dari pada benda bermassa sama yang memiliki densitas lebih
rendah.
Densitas (massa jenis) berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki
massa jenis yang berbeda. Dan satu zat yang sama berapapun massanya dan
berapapun volumnya akan memiliki densitas yang sama pula. Oleh sebab itu
dikatakan bahwa massa jenis atau densitas merupakan ciri khas (sidik jari) suatu zat.
Untuk menghitung besarnya densitas dipergunakan persamaan matematis
berikut ;
V
m
= ..........................................................................( 2.1).
Dimana ; = densitas (gr/cm
3
)
m = massa (gr)
Universitas Sumatera Utara
V = Volum (cm
3
)

2.8.2. Pengujian Fisik
1. Kekuatan Tekan (Compressive Strength)
Pemerikasaan kuat tekan mortar dilakukan untuk mengetahui secara pasti
akan kekuatan tekan mortar dari mortar yang sebenarnya apakah sesuai dengan kuat
tekan yang direncanakan atau tidak.
Standar yang digunakan pada pengujian ini adalah ASTM C 270-04 dan
ASTM C 780. Alat yang digunakan pada tes uji tekan mortar adalah Hydraulic
Compressive Strength Machine tipe MAC-200.
Pembebanan diberikan sampai benda uji runtuh, yaitu pada saat beban
maksimum bekerja. Beban maksimum dicatat sebagai P
max
.
Besarnya kekuatan tekan suatu bahan merupakan perbandingan besarnya
beban maksimum yang dapat ditahan bahan dengan luas penampang bahan yang
mengalami gaya tersebut.
Secara matematis besarnya kekuatan tekan suatu bahan :
A
P
maks
=
C
: Tekan Kekuatan .............................................................(2.2)
P
maks
adalah beban tekan maksimum ( N ) yang menyebabkan beban hancur
A = luas penampang ( m
2
)

2. Kekuatan Patah
Kekuatan patah sering disebut Modulus of Rapture ( MOR ) yang
menyatakan ukuran ketahanan bahan terhadap tekanan mekanis dan tekanan panas
(thermal sterss)
Universitas Sumatera Utara
Persamaan kekuatan patah ( Banding Strength ) suatu bahan dinyatakan sebagai
berikut :
2
bd 2
PL 3
Patah Kekuatan = ( 2.3 )




Dimana P = gaya penekan ( N )
L = jarak 2 penumpuan ( m )
b dan d = dimensi sampel ( m )




3. Densitas dan Penyerapan Air
Untuk pengukuran densitas dan penyerapan air digunakan metoda
Archimedes dan dihitung dengan persamaan :
Densitas = Pair
W W W
W
k g b
s
) (
( 2.4 )
Dimana W
s
= berat sampel kering ( g )
W
b
= berat sampel setelah direndam air ( g )
W
g
= berat sampel digantung di dalam air ( g )
% 100
kering sampel berat
kering sampel berat - jenuh sampel berat
air Penyerapan x = ( 2.5 )

P
L
b
d
Dimensi Sampel
Universitas Sumatera Utara
22
2.9. Pemikiran Dasar.
Genteng beton merupakan bahan bangunan yang terbuat dari campuran
semen ,agregat,air dan dengan atau tanpa bahan tambah genteng dibuat
sedemikian rupa sehingga dapat digunakan sebagai bahan penutup atap.
Salah satu kelemahan genteng beton mempunyai sifat getas,dan kurang mampu
menahan tegangan tarik.(Dwiyono 2000)Genteng beton merupakan bentuk aplikasi
sebagai bahan bangunan non structural secara otomatis memiliki kelemahan yang
sama.Upaya dalam memperbaiki sifat beton salah satunya dengan penambahan
bahan kedalam adukan mortar.Dalam hal ini peneliti menambahkan fly ash dan serat
tebu.
Penambahan serat tebu sebagai bahan pengisi dan fly ash sebagai subsitusi
semen bertujuan agar menghasilkan genteng yang ringan dan baenilai
ekonomis.Serat baggase yang dipergunakan jangan terlalu pendsek dan jangan terlalu
panjang karena akan menghasilkan genteng beton yang tidak standart.Serat baggase
yang terlalu pendek tidak akan mengikat bahan pengikat dan terlalu panjang juga
kurang efektif karena akan terjadi penggumpalan serat dan penyebaran serat tidak
merata (Sudarmoko. 1993)
Pemikiran ini sangat beralasankarena secara mekanik penambahan bahan
limbah akan mengisi ruang kosong (rongga) diantara butiran butiran semen dan
secara kimiawi akan membirikan sifat hidrolik bebas.


Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai