LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII
44
C. PROFIL KINERJA BIDANG FASILITAS OPERASI 1. LATAR BELAKANG Transportasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan kehidupan dan kegiatan manusia, transportasi mempunyai peranan yang signifikan dalam aspek sosial, ekonomi, lingkungan, politik, pertahanan dan keamanan. Sehingga terciptalah suatu sistem yang dinamakan sistem transportasi. Sistem Transportasi merupakan sistem yang bertujuan untuk memindahkan orang atau barang dari satu tempat ke tempat lain secara efisien, aman, nyaman dan selamat. Seiring dengan pertumbuhan manusia yang cepat di era modern saat ini dibutuhkan suatu transportasi masal yang handal yang dapat mengangkut orang ataupun barang dalam jumlah besar. Oleh karena itu diciptakanlah suatu angkutan masal menggunakan kereta api. Kereta api tidak bisa beroperasi sendiri namun harus dibuat menjadi suatu sistem yang dinamakan perkeretaapian. Kereta api merupakan kendaraan yang spesifik, mempunyai karakteristik tersendiri, melekat pada jalurnya, jarak pengereman relatif jauh dibandingkan dengan jenis kendaraan lainnya terutama dengan jenis kendaraan jalan raya, sehingga setiap gerakan perjalanan kereta api harus memiliki jarak minimal antara dua kereta api beriringan. Fasilitas Operasi terdiri dari persinyalan, telekomunikasi dan listrik. Untuk mengatur perjalanan kereta api dan menjamin keamanannya digunakan sistem hubungan blok dimana tiap tiap blok dibatasi oleh sinyal sehingga perjalanannya terencana dengan baik, memiliki jadwal perjalanan yang pasti di tiap tiap stasiun yang akan dilewatinya melalui diagram waktu ruang atau GAPEKA (Grafik Perjalanan Kereta Api). III - 45
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII 45
2. KONDISI PRASARANA FASILITAS OPERASI A. PETA PERSINYALAN, TELEKOMUNIKASI, DAN LISTRIK
B. PERLINTASAN C. KEHANDALAN No Jenis Aset Durasi Operasi aset Gangguan
Rata - rata
Hari menit g t off lokasi R A Daop 4 Smc
2,156
99.19% 99.49% 1 PERALATAN DALAM SINYAL ELEKTRIK 28 40320
145 - - - 100.00% 100.00% 2 PERALATAN LUAR SINYAL ELEKTRIK 28 40320 1,268 9
2,186 6 99.64% 100.00% 3 PERALATAN DALAM SINYAL MEKANIK 28 40320
68 - - - 100.00% 100.00% 4 PERALATAN LUAR SINYAL MEKANIK 28 40320
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII 48
Wilayah Fasilitas Operasi di Daop 4 Semarang Lintas Semarang - Tegal dibagi menjadi 2 wilayah Junior Manager Inspector dan 4 Resor Fasilitas Operasi.
Tabel III. :Pembagian wilayah Fasilitas Operasi DAOP 4 Semarang lintas Semarang Tegal. JMI RESOR STASIUN
4.1 TEGAL TEGAL SURODADI 4. A PEKALONGAN LARANGAN PEMALANG
4.2 PEKALONGAN PETARUKAN SRAGI
COMAL PEKALONGAN
4.3 KALIWUNGU KRENGSENG WELERI
KALIBODRI KALIWUNGU
MANGKANG JERAKAH 4. B SEMARANG TAWANG 4.4 SEMARANG TAWANG SEMARANG PONCOL SEMARANG TAWANG b. Persinyalan 1) Peralatan persinyalan Peralatan persinyalan adalah seperangkat fasilitas yang berfungsi untuk memberikan isyarat berupa, bentuk, warna atau cahaya yang ditempatkan pada suatu tempat tertentu, memberi isyarat dengan arti tertentu untuk mengatur dan mengontrol pengoperasian kereta api. Adapun beberapa persyaratan umum sistem persinyalan, antara lain: a) Syarat utama sistem persinyalan yang harus dipenuhi adalah azas keselamatan (fail-safe), artinya jika terjadi suatu kerusakan pada sistem persinyalan, kerusakan tersebut tidak boleh menimbulkan bahaya bagi perjalanan kereta api.
b) Sistem persinyalan harus mempunyai tingkat kehandalan yang tinggi dan memberikan aspek yang tidak meragukan. Dalam hal ini aspek sinyal harus tampak dengan jelas dan tegas dari jarak III - 49
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII 49
yang ditentukan, memberikan arti atau aspek yang baku, mudah dimengerti dan mudah diingat.
c) Susunan penempatan sinyal-sinyal di sepanjang jalan rel harus sedemikian rupa sehingga aspek menurut jalan rel memberikan aspek sesuai urutan yang baku, agar masinis dapat memahami kondisi operasional bagian petak yang akan dilalui.
Persinyalan yang ada di wilayah DAOP 4 SEMARANG lintas Semarang - Tegal ada 2 yaitu : a) Persinyalan listrik MIS 801 terdapat di stasiun Semarang Poncol dan Semarang Tawang b) Persinyalan listrik VPI terdapat di stasiun Tegal, Larangan, Surodadi, Pemalang, Petarukan, Comal, Sragi, Pekalongan, Batang, Ujungnegoro, Kuripan, Plabuan, Krengseng, Weleri, Kalibodri, Kaliwungu, Mangkang, dan Jerakah.
2) Alat Pendeteksi bakal Pelanting Alat pendeteksi merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui keberadaan kereta api, di Daop 4 Semarang lintas Semarang Tegal alat pendeteksi digunakan untuk mendeteksi kereta api di emplasemen. Adapun alat yang digunakan adalah axle counter, track circuit, dan kontak rel. 3) Wesel Wesel yang ada di Daop 4 Semarang lintas Semarang - Tegal menggunakan wesel dengan pelayanan terpusat dan pelayanan setempat.
4) Pintu Perlintasan III - 50
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII 50
Pintu perlintasan menggunakan pintu perlintasan Manual, HandGenerator, dan Elektrikdengan pelayanan dari gardu penjaga pintu perlintasan.
c. Telekomunikasi Peralatan Telekomunikasi adalah seperangkat fasilitas yang digunakan untuk menyampaikan informasi dan komunikasi guna menjamin keamanan, keselamatan dan kelancaran pengoperasian Kereta Api
3. METODOLOGI a. Bagan Alir Penulisan
MULAI PENGUMPULAN DATA DATA SEKUNDER 1. KONDISI PERSINYALAN 2. KONDISI TELEKOMUNIKASI DATA PRIMER
1. PENGAMATAN LANGSUNG KE LAPANGAN (PENGAMBILAN GAMBAR) 2. WAWANCARA DENGAN TEKNISI SINTELIS III - 51
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII 51
Gambar III.: Bagan Alir Penulisan Lapum Bidang Prasarana Fasilitas Operasi
b.Metode Pengumpulan Data 1) Data Sekunder Data sekunder adalah data pendukung penyusunan laporan umum yang menjadi arsip di Daop 4 Semarang, berikut adalah data sekunder yang didapatkan dari kantor manager sintel Daop 4 Semarang: a) Struktur Manager Sintel b) Jumlah Pegawai Sintel c) Peta wilayah peralatan persinyalan d) Peta wilayah peralatan telekomunikasi di lintas e) Peta wilayah resor sintelis f) Peta pintu perlintasan g) Data pintu perlintasan h) Gambar emplasemen stasiun i) Rekap data aset sintelis j) Data aset jaringan radio LAPORAN TENTANG TEMUAN UTAMA LAPORAN PENDAHULUAN ANALISA DATA III - 52
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII 52
k) Data aset peralatan telekomunikasi l) Data aset pintu perlintasan m) Data aset traindispatching n) Data gangguan sintelis
2) Data Primer Data primer adalah data hasil pemantauan langsung ke lapangan, foto foto peralatan sintel dan informasi dari tanya jawab dengan pihak yang berkaitan dengan tujuan mengetahui peralatan prasarana secara nyata bukan hanya dengan melihat data sekunder. Berikut adalah rincian survai dan peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan survai sintel.
c. Teknik Analisis Teknik analisis untuk penyusunan lapum khususnya bidang prasarana fasilitas operasi menggunakan analisa deskriptif yaitu menyajikan data dengan cara mendeskripsikan objek yang ada agar labih mudah dipahami oleh pembaca.
4. Pelaksanaan Survei a. Pendahuluan Data inventarisasi peralatan sintelis dimaksudkan untuk mengetahui dan memahami jenis dan sistem persinyalan, lokasi persinyalan, dan kondisinya. b. Maksud dan tujuan Survei ini dilakukan untuk membandingkan data sekunder dengan keadaan sebenarnya di lapangan. c. Target data III - 53
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII 53
Target data yang akan didapatkan dari survai ini adalah foto dan data-data mengenai peralatan sintelis di Daop 4 Semarang lintas Semarang - Tegal. d. Persiapan survei 1) Peralatan dan perlengkapan Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk survei ini adalah: a) Alat tulis b) Clip board c) Buku catatan d) Kendaraan survei
2) Lokasi survei Dalam penyusunan laporan umum dibatasi dengan waktu, tenaga dan biaya maka kami mengambil sampel untuk masing-masing sistem persinyalan. a) Persinyalan listrik MIS 801 di stasiun b) Persinyalan listrik VPI di Stasiun
Untuk survei telekomunikasi diambil di stasiun dan perlintasan sebidang resmi dan dijaga.
3) Pelaksanaan survei Survei ini dilaksanakan dengan cara mengamati, mengambil foto, dan mencatat keterangan-keterangan yang di dapat dari tanya jawab yang dilakukan saat pengamatan.
III - 54
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII 54
5. Analisa dan Pembahasan
a. Persinyalan Sistem persinyalan harus mempunyai prinsip failsafe yaitu jika terjadi kerusakan pada sistem persinyalan tidak boleh menimbulkan bahaya bagi perjalanan kereta api, dengan kehandalan tinggi dan harus berfungsi sesuai dengan standar kelayakan karena sistem persinyalan adalah alat yang digunakan untuk mendukung operasi kereta api. Di wilayah DAOP 4 Semarang Lintas Semarang- Tegal menggunakan S&H (Siemens & Helske), MIS 801 (Modular Interlocking Sistem), SIL-02 (Sistem Interloking Len).
a) Peralatan dalam ruangan 1) MIS 801 (Modular Interlocking System) MIS merupakan persinyalan buatan Jerman dengan merek dagang siemens. Elemen dasar interloking persinyalan ini adalah reley. Kontrol pelayanan dari meja pelayanan dengan menggunakan sinyal cahaya untuk peralatan luarnya, wesel digerakkan oleh motor wesel dengan motor wesel yang bisa dilanggar dan pendeteksi bakal pelanting menggunakan axle counter untuk hubungan antar stasiun dan track circuit untuk di dalam stasiun. Sistem persinyalan ini dapat digunakan di emplasemen besar dan dapat dikembangkan untuk melayani 2 sampai 3 stasiun.
III - 55
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII 55
Keseluruhan kegiatan dicatat oleh data logger yaitu sebuah komputer yang mencatat pergerakan sinyal, wesel, maupun saat terjadi hubungan blok.
Unit rele pada MIS 801 menurut fungsinya dibagi menjadi 3 jenis unit rele: a) Unit rele bersama (Common relay unit) untuk perintisan terpusat dan juga berfungsi sebagai pengecek (Unit perintis, unit pembentuk jalan otomatis) b) Beberapa unit yang dihubungkan oleh kabel lintasan (Spoor Cable) untuk menyetelan, pengontrolan dan pembebasan jalan (sirkit geografis) c) Beberapa unit untuk pengontrolan dan berfungsi sebagai pengecek sinyal-sinyal dan wesel-wesel
Gambar III.17 :Data Logger
III - 56
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII 56
Gambar III.18 : Sinyal Keluar 2) SIL Sistem persinyalan menggunakan PLC (Programmable Logic Controller) buatan PT. LEN Industri Indonesia yang disebut juga sebagai sistem persinyalan Sistem Interlocking LEN (SIL). Berbeda dengan sinyal cahaya di persinyalan elektrik lainnya Sinyal cahaya menggunakan lampu LED (Light Emiting Dioda).
Gambar III.19 :Local Control Panel
III - 57
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII 57
(a) (b) Gambar III.20 : (a) Sinyal Keluar, (b) Sinyal Langsir
c. Sistem Telekomunikasi Sistem telekomunikasi perkeretaapian digunakan untuk mengamankan perjalanan kereta api dan sebagai komunikasi antara masinis, pengendali, PPKA, penjaga pintu perlintasan, juga digunakan untuk komunikasi seluruh Daop dan DIVRE. 1) Traindispatching System Traindispatching system digunakan untuk mengamankan perjalanan kereta api. Traindispatching dapat disebut mini PABX (Private Automatic Branch Exchange). Disebut mini PABX karena dalam sentral telepon dan penomorannya dilakukan oleh Daop bukan oleh kantor pusat. III - 58
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII 58
PABX merupakan suatu perangkat yang berfungsi sebagai sentral telepon, dalam suatu lokasi tertentu.Perangkat ini akan mengatur panggilan yang masuk serta meneruskan panggilan ke nomor tujuannya, sehingga pengguna dapat dengan mudah melakukan penggilan ke nomor tujuan, cukup dengan menekan nomor tujuan.
Ada dua jenis traindispatching sistem yaitu: a) Nirkabel Komunikasi menggunakan gelombang microwave sebagai media penyampaian informasinya (tidak menggunakan kabel). Frekuensi yang digunakan adalah 8 GHz. Untuk melakukan komunikasi nirkabel ini membutuhkan Sentral telepon, Base station, pusat kendali, radio WS dan radio lok. Sentral Telepon berfungsi untuk mengelola nomor telepon dan sebagai server.
b) Kabel Komunikasi dengan traindispatching sistem dengan kabel sebagai media pengiriman informasinya. Komunikasi yang dapat dilakukan adalah dari PK ke stasiun atau sebaliknya dan antar stasiun.Untuk komunikasi antar stasiun tidak perlu mengubungi PK terlebih dahulu tetapi dapat menghubungi stasiun yang bersangkutan, hal ini karena pada console terdapat nomor yang melakukan komunikasi.
2) Jaringan Radio Jaringan radio adalah sistem jaringan yang dapat digunakan untuk semua komunikasi data dan audio. III - 59
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII 59
3) Peralatan Telekomunikasi Peralatan telekomunikasi adalah peralatan yang digunakan untuk mendukung kegiatan komunikasi untuk operasi kereta api, pelayanan pengguna jasa dan untuk momunikasi manajemen.
Peralatan telekomunikasi di Daop 4 Semarang meliputi:
a) Sentral TOKA Sentral telepon hanya ada di Semarang Tawang sebagai sentral penomoran.
b) TOKA Telepon TOKA (Telepon Kereta Api) ini digunakan untuk komunikasi seluruh Daop di Jawa.Telepon Toka dapat disebut sebagai PABX (Private Automatic Brance Exchange), sistem penomorannya dikelola dari pusat di Bandung.Telepon Toka ini menggunakan gelombang radio sebagai media penyampaian informasinya jumlahnya 510 unit.
Gambar III.21 : TOKA
c) Waystation III - 60
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII 60
Telepon yang digunakan PPKA untuk komunikasi dengan Pusat Kendali,jumlahnya 47 unit.
Gambar III.22 :Waystation
d) Base Station dan Repeater Base station digunakan untuk memancarkan frekuensi radio, terdapat 10 unit, Sedangkan Repeater untuk penguat frekuensi radio terdapat 2 unit
Gambar III.23 : Base station e) Faximile Untuk mengirim surat elektronik III - 61
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII 61
Gambar III.24 :Faximile f) Genta Penjaga Sistem genta penjaga dipergunakan untuk menyampaikan informasi oleh PPKA kepada petugas PJL tentang perjalanan kereta api yang melewati jalan perlintasan dan arah hulu maupun hilir sesuai dengan jadwal kereta.
Gambar III.25 :Genta Penjaga
g) Genta Peron Sistem genta peron dipergunakan untuk mengecek apakah induktor genta berfungsi apa tidak dan juga menerima III - 62
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII 62
informasi berupa suara genta dari stasiun sebelah setelah memberangkatkan kereta.
Gambar III.26 : Genta Peron
h) Induktor Genta Penjaga Induktor genta adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan arus listrik untuk membunyikan genta.
Gambar III.27 :Induktor Genta Penjaga
i) Sound System di Stasiun Sound system di stasiun berfungsi untuk memberi informasi yang jelas kepada pengguna jasa perihal jadwal keberangkatan, kedatangan dan kelambatan kereta api. III - 63
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII 63
Gambar III.28 :Sound System
j) Audio Keselamatan Terdapat pada sebagian pintu perlintasan berguna untuk menyiarkan sosialisasi UU 23 tahun 2007.
Gambar III.29 : Audio pintu perlintasan
k) Radio Lokomotif Radio lokomotif digunakan masinis untuk berkomunikasi dengan pusat kendali. III - 64
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII 64
Gambar III.30 : Radio Lokomotif
d. Gangguan Fasilitas Operasi Berdasarkan data gangguan bulan Februari maret 2014 yang kami dapat dari Sintelis DAOP 4 Semarang adalah sebagai berikut :
Faktor penyebab gangguan diatas dibagi menjadi 2 yaitu 1) Gangguan teknis sering disebabkan oleh: a) Kabel Track sircuit kemasukan air b) Kedudukan stang wesel tidak sejajar c) Tutup terminal wesel hilang mengakibatkan short sirkit karena terkena air hujan d) Saluran Toka jelek e) Kabel dropwire rusak f) Telepon LB suaranya lemah g) Radio Lok Rusak h) Rele 12 V Sinyal MIS 801putus akibat tegangan PLN tidak stabil
2) Sedangkan gangguan di sistem persinyalan yang bersifat non teknis mempunyai beberapa penyebab, antara lain : a) Karena gangguan alam yaitu petir menyambar pintu perlintasan b) IRJ rusak III - 65
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII 65
c) Pintu perlintasan ditabrak oleh kendaraan d) Lidah wesel kering e) Wesel terganjal batu
Dari gangguan-gangguan diatas memberikan dampak terhadap pengoperasian kereta api. Akibat yang timbulkan dari gangguan tersebut antara lain: 1) Waktu perjalanan Kereta Api jadi lebih lama 2) Miss communication antara PPKA dengan PK ataU PK dengan Masinis. 3) Contoh data pekerjaan Resor Sintelis 4.2 Pekalongan a) PLABUAN Genset radio 12 plabuan belum bisa otomatis dan karet peredam mesin genset utama. Kabel FO di peron jalur 1 tidak rapih. Ceck wesel-wesel yang menggantung.
b) KURIPAN Ruang atap ER dan kondisi ER pembongkaran alat yang lama. Perawatan modal inbox di UPS yang kotor akibat debu. Indikator contraflow di J328 di LLP belum terinstalasi c) UJUNGNEGORO Angkatan Wesel 14IIA dan Wesel 14IIB. TC 14at 14bt sering merah tanpa sebab, indikasi WDF VCDBA jalan. d) BATANG Instalasi kabel-kabel terminasi telekomunikasin di ruang PPKA belum dirapikan. Indikator LED untuk petak blok Btg-Ujn redup, mati. As build drawing belum ada. III - 66
LAPUM TIM PKL DAOP 4 SEMARANG/STTD-PERKERETAAPIAN/ANGKATAN XXXIII 66
e) PEKALONGAN W1217B, penggantian lidah kiri arah lurus / jalur lurus. Counting healt Panjang spoor efefktif. f) SRAGI Overhould Genset 1 unit. 1/0 lasplat isol belum di lepas terkait SC Axle Counter. g) COMAL INDIKATOR Inverter nyala merah di LCP JPL 138 saklar S1 rusak. Penambahan Marka sinyal jalur kiri untuk J910 belum dilakukan.