Anda di halaman 1dari 21

1

MODUL III
2




Nahla zaima jainuddin (1102100001)
Ryan charmy pratama (1102100006)
Agustina mustafa (1102100008)
Syahrilla Sau Zen (1102100015)
Mas Bagus Trijaya (1102100085)
Maifa Deapaty Tanratu (1102100090)
Sullfikar (1102100104)
A. Eka kurniawati (1102100106)
Andi Dika Gustri (1102100116)
Hardianti Agri (1102100123)
Nur Fadlianty (1102100134)
Iva Astriva Amad (1102100151)




Kelompok 7B
SKENARIO
Seorang Ibu, 35 tahun datang ke Rumah
Sakit dengan keluhan sakit di daerah
perut kanan dan menjalar sampai ke
bawah 5 jam yang lalu. Sakitnya bersifat
datang-datang. Penderita merasa mual
tapi tidak muntah. Tidak ada demam.
3
4

Ibu 35 tahun
Sakit di daerah perut kanan dan menjalar
saampai ke bawah
Sakitnya bersifat datang-datang
Merasa mual tapi tidak muntah
Tidak ada demam
Kata/kalimat kunci
1. Anatomi regio abdomen!
2. Patomekanisme sakit perut
mendadak dan menjalar ke
bawah!
3. Mengapa nyerinya bersifat hilang-
timbul?
5
Pertanyaan
6
4. Mengapa penderita merasa
mual?
5. Penyakit-penyakit nyeri perut
sebelah kanan dan menjalar ke
bawah?
6. Langkah-langkah diagnosis!
7. Differential diagnosis (DD)!
7
Jawaban
1. Anatomi regio abdomen
Sumbatan
pd ureter
Spasme otot
polos
Nyeri kolik
Nyeri
Hilang
Gangguan
intestinal
Kelelahan
otot
Peristaltic
ureter
1/3 distal
1/3 medial
1/3
proksimal
Nyeri
epigastrium,
testis, ovarium,
medial paha
Nyeri perut
bagian lateral
bawah
Menimbulkan
gejala cystitis
2-3. Patomekanisme nyeri mendadak,menjalar ke bawa dan hilang timbul
10
4. Penderita merasa mual
Mual akibat nyeri hebat yang
berasal dari nyeri sewaktu
batu ginjal melewati saluran
kemih merangsang masukan
aferen ke pusat muntah
11

5. Penyakit-penyakit nyeri perut sebelah kanan dan
menjalar ke bawah

1. Apendisitis
2. Urolithiasis
3. Hepatitis
4. Kolelitiasis
5. Nefropati
6. Tumor colon ascendens
7. Pankreatitis
8. Peritonitis

12
6. Langkah-langkah diagnosis
1. Anamnesis
-onset,durasi,sifat nyeri
-gejala lain,riwayat pengobatan, riwayat
kelurga, riwayat kebiasaan
2. Pemeriksaaan fisik
inspeksi,palpasi,perkusi,auskultasi
3. Pemeriksaan penunjang
-laboratorium : urinalisis (makroskopis dan
mikroskopis urin)
-radiologi : BNO,IVP,USG
13
7. DIFFERENTIAL DIAGNOSE
URETEROLITIASIS
NEFROLITIASIS
APENDISITIS
Ureterolitiasis
Pengertian Kalkulus atau batu di dalam ureter. Batu ureter pada umumnya berasal dari batu ginjal yang turun
ke ureter dan mingkin dapat lewat sampai kandung kemih dan keluar bersama kemih.

Etiologi Masih belum jelas, tetapi ada beberapa teori seperti: teori nukleasi, teori matriks, teori
penghambatan kristalisasi

Insiden Di seluruh dunia rata-rata terdapat 1 12 % penduduk menderita batu saluran kemih.

Patofisiologi Komposisi batu saluran kemih yang dapat ditemukan adalah dari jenis urat, asam urat, oksalat,
fosfat, sistin, dan xantin. Pada kebanyakan penderita batu kemih tidak ditemukan penyebab yang
jelas. Faktor predisposisi berupa stasis, infeksi, dan benda asing.

Gejala Klinik Nyeri kolik menjalar hingga ke perut bagian depan, perut sebelah bawah, daerah inguinal, dan
sampai ke kemaluan.
Nyeri saat berkemih atau sering berkemih.
Hematuria
Gejala gastrointestinal: mual, muntah dan distensi abdomen

Penatalaksaan Medikamentosa: untuk batu <5mm, pemberian diuretikum dan sering minum air
Nonmedikamentosa: ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsi)
Ureteroskopi atau uretero-renoskopi
Bedah Laparaskopi

Nefrolitiasis
Etiologi - gangguan aliran urin
- gangguan metebolik
- infeksi saluran kemih
- Dehidrasi
- (idiopatik).
Epidemiologi Faktor Intrinsik :
- Herediter (keturunan) : penyakit ini diturunkan dari orangtuanya.
- Umur : penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30 50 tahun
- Jenis kelamin : jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan
pasien perempuan.
Faktor Ekstrinsik :
- Geografis
- Iklim dan temperature
- Asupan air
- Diet : diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu.
- Pekerjaan :orang yang pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktivitas.
Gejala klinik
Dull pain sakit menetap dipinggang :
Ada obstruksi koliks & uvj maka terjadi distensi parekim dan kapsul ginjal
Kolik :
Hiperperistaltik & spasme otot polos & pelvis
Hematuri, karena iritasi batu pada mukosa dan infeksi
Renointestinal refleks yakni rangsangan peritoneum, sebabkan mual, muntah, dll
Panas & menggigil akibat infeksi
16
Diagnosis 1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisis
3. Pemeriksaan Radiologi
- Foto polos abdomen (BNO)
- Ultrasonografi (USG)
- Intravena pielografi (IVP)
4. Pemeriksaan Laboratorium
Lekositosis, kalau ada infeksi
Anemia, kalau fungsi ginjal terganggu
Sedimen urine ada banyak lekosit, eritrosit dan bakteri
Ureum dan kreatinin darah meningkat
Penatalaksanaan 1. Terapi medis dan asimtomatik :
Terapi medis berusaha untuk mengeluarkan batu atau melarutkan batu. Terapi
simtomatik berusaha untuk menghilkangkan nyeri. Selain itu dapat diberikan minum yang berlebih.
2. Litotripsi :
ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) adalah tindakan memecahkan batu
ginjal dari luar tubuh dengan menggunakan gelombang kejut.
3. Tindakan bedah :
Tindakan bedah dilakukan jika tidak tersedia alat litotripsor, alat gelombang kejut, atau
bila cara non-bedah tidak berhasil.


Cotinue Nefrolitiasis
Apendisitis
Pengertian Appendisitis adalah peradangan akut pada appendiks sehubungan dengan obstruksi lumen dan
infeksi bakteri yang biasanya menimbulkan keluhan nyeri pada abdomen
Etiologi -Obtruksi lumen appendiks
- Kebiasaan makan makanan rendah serat dan pengaruh
konstipasi.
- Erosi mukosa appendiks karena parasit seperti E.Histoileika
- Fekalumas ( tinja yang mengeras)
- Karsinoid
Patogenesis Obstruksi/penyumbatan lumen Produksi mukus meningkat
Aliran limfe tersumbat edema Ulserasi mukosa
Apendisitis
Gejala Klinik -Sakit sekitar epigastrium 4-6 jam kemudian berpindah dan menetap di perut kanan bawah
-Sakit bertambah : berjalan, bernapas dalam, mengedan, batuk
-Nafsu makan hilang, mual dan muntah
-Konstipasi
-Sakit perut seluruh
Diagnosis -Pemfis : Blumberg sign, rovsing sign, psoas sign
-Laboratorium : leukositis, LED meningkat, hematuri mikroskopik, piuris
-Radiologi : foto toraks, foto abdomen, USG, laparoskopi

18
Penatalaksanaan 1. Konservatif
- bedrest total
- diet cair, lunak, serat
- antibiotik yang sesuai/ spektrum luas
- observasi 2-4 kali sehari
2. Pembedahan
- sebaiknya dilakukan 2X24 jam
- laparoskopi
- macam insisi : insisi grid iron, lanz, paramedian
kanan, midline, suprapubik, transversa

Cotinue Apendisitis
19

KELUHAN

NEFROLITIASIS

URETEROLITIASIS

APPENDISITIS
Wanita
+ + +

35 tahun

+


+


+/-
Sakit perut kanan
dan menjalar ke
bawah

-

+


+

Nyeri hilang timbul
+/-

-

-
Mual
+/-

-

-

Tidak demam -

-

-
Tabel DD
Santoso Beatricia I, Fisiologi Manusia. Indonesia: EGC; 2001. h.461-505
Wilson LORRAINE M., Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Kemih.
Dalam: Hartanto Huriawati, Susi Natalia, Wulansari Pita, Mahanani Dewi
A., editor. Patofisiologi. Edisi 6. Jakarta: ECG;2006. h. 867-94
Ahmadyah, Gawat Abdomen. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: ECG;
2005. h. 181-92
Gardjito, Saluran Kemih dan Alat Kelain Lelaki. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi
2. Jakarta: ECG; 2005. h. 733-807
Lineham W. Marston, M.D., Sistem Urogenital. Dalam: Ronardy Devi H.,
editor. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: ECG; 1994. h. 460-97
Purnomo Basuki B. Batu Saluran Kemih. Dasar-Dasar Urologi. Edisi 2.
Malang: CV. Sagung Seto Jakarta. h. 57-68

20
Referensi

Anda mungkin juga menyukai