Anda di halaman 1dari 25

BAB 7

Sistem Ekskresi
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan
dapat:
Mengidentifikasi struktur , fungsi, dan
proses dalam sistem eksresi manusia.
Mengaitkan struktur, fungsi , dan proses
dalam sistem ekskresi manusia.
Membandingkan struktur, fungsi, dan
proses repirasi pada manusia dan hewan.
Membanding kan struktur , fungsi, dan
proses dalam sistem ekskresi manusia,
ikan, amfibi, reptilia, aves, mamlia, dan
invertebrata.
Memberi contoh teknologi untuk
penanggulangan akibat kelainan yang
terjadi pada sisitem ekskresi.
PENDAHULUAN
Ginjal merupakan salah satu organ ekskresi. Ekskresi adalah
proses pembebasan sisa-sisa metabolisme dari tubuh.
1. Amonia
Jika amonia tertimbun dalam tubuh akan berakibat fatal. Oleh
kerena itu , amonia di dalam tubuh harus segera diubah dengan
cara memakainya dalam aminasi asam keto , aminasi asam
glutmat, serta pembentukan urea.

2. Urea
Urea berasal dari bahan organik tertentu seperti asam amino
dan purin. Pembentukan urea terjadi di hati. Urea sangat mudah
larut dalam air dan sifat racunya 100.000 kali lebih kecil darpada
amonia. Pembentukan urea berasal dari daur ornitin.
LIMBAH HASIL METABOLISME
Beberapa zat sisa metabolisme yang bersifat racun (toksik) bagi
tubuh antara lain adalah limbah yang mengandung nitrogen.
Daur Ornitin
3. Amonia
Asam urat pada manusia berasal dari pemecahan asam
nukleat.
Pada beberapa orang konsentrasi asam urat cukup tinggi
sehingga gas asam urat mengendap.
Jika kristal asam urat terhimpunan di persendian, akan timbul
rasa nyeri. Molekul asam urat berikut.
SISTEM EKSKRESI MANUSIA
Contoh alat tubuh manusia yang dapat mengekskresikan sisa
metobolisme adalah paru-paru, hati, kulit, dan ginjal.
1. Ginjal
Ginjal atau ren
berbentuk seperti biji
buah kacang merah,
terletak dikanan dan
kiri tulang pinggang.
Ginjal berjumlah dua
buah dan berwarna
merah ke unguan .
Ginjal sebelah kiri
terletak labih tinggi
daripada ginjal sebelah
kanan.
Ginjal dan posisinya dalam tubuh
a. Struktur Ginjal Manusia
Lapisan ginjal bagian luar disebut kulit ginjal atau korteks,
sedangkan lapisan dalam disebut sumsum ginjal atau medula.
Lapisan paling dalam berupa rongga ginjal yang disebut pelvis
renalis. Satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil
disebut nefron.
Tiap nefron terdiri atas badan Malpighi yang tersusundari kapsul
Bowman, glomerulus yang terdapat di bagian korteks, serta
tubulus- tubulus.
Tubulus-tubulus tersebut adalah tubulus kontortus proksimal,
tubulus kontortus distal, tubulus pengumpul, dan lengkung
Henle yang terdapat di bagian medula.
Irisan Melintang Struktur dalam Ginjal
b. Proses Pembentukan Urin
Proses pembentukan urin dalam ginjal
Proses pembentukan urin dalam ginjal dapat dibagi tiga tahap:
1. Filtrasi (Penyaringan)
Filtrasi terjadi di kapsul Bowman dan glomerulus.
Proses Filtrasi
Ketika darah masuk ke glomerulus, tekanan darah menjadi tinggi
sehingga mendorong air dan komponen-komponen yang tidak
dapat larut melewati pori-pori endotelium kapiler, glomerulus,
kemudian menuju membran dasar, dan melewati lempeng filtrasi,
lalu masuk ke dalam ruang kapsul Bowman.Hasil filtrasi dari
glomerulus dan kapsul Bowman disebut filtrat glomerulus atau urin
primer.
2. Reabsorpsi (Penyerapan Kembali)
Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle,
dan sebagian tubulus kontortus distal. Zat-zat yang direabsorpsi
antara lain adalah air, glukosa, asam amino, ion-ion Na
+
, K
+
, Ca
2+
,
CI

, HCO
3
, HbO
4
2
, dan sebagian urea.
Tahapan terjadinya reabsorpsi adalah sebagai berikut: Urin primer
masuk dari glomerulus ke tubulus kontortus proksimal.
Kemudian terjadi reabsorpsi glukosa dan 67% ion Na
+
, selain itu juga
terjadi reabsorpsi air dan ion Cl

secara pasif. Bersamaan dengan


itu, filtrat menuju lengkung Henle.
Pada lengkung Henle terjadi sekresi aktif ion Cl

ke jaringan di
sekitarnya. Reabsorpsi dilanjutkan di tubulus kontortus distal.
Hasil reabsorpsi ini berupa urin sekunder yang mengandung air,
garam, urea dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna
dan bau pada urin.
3. Agumentasi (Pengumpalan)
Urin sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun menuju
tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul ini masih terjadi
penyerapan ion Na
+
, CI

, dan urea sehingga terbentuklah urin


sesungguhnya.
Dari tubulus pengumpul, urin dibawa ke pelvis renalis. Dari pelvis
renalis, urin mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria
(kantong kemih) yang merupakan tempat penyimpanan sementara
urin.
c. Hal-hal yang Mempengaruhi Produksi Urin
1. Zat-zat Diuretik
Zat-zat diuretik, misalnya kopi, teh, dan alkohol akan menghambat
reabsorpsi ion Na. sebagai akibatnya terhambat dan volume urin
meningkat. Pengeluaran urin secara berlebihan disebut diuresis.
2. Suhu
Jika suhu internal dan eksternal naik di atas normal, maka kecepatan
respirasi meningkat menyebabkan pembuluh kutaneus melebar
sehingga cairan tubuh berdifusi dari kapiler ke permukaan kulit. Saat
volume air dalam tubuh menurun reabsorpsi air meningkat. Di samping
itu, peningkatan suhu merangsang pembuluh abdominal mengerut
sehingga aliran darah di glomeru- lus dan filtrasi turun. Meningkatnya
reabsorbsi dan berkurangnya aliran darah di glomerulus mengurangi
volume urin.
3. Volume Larutan
Volume larutan dalam darah berpengaruh terhadap produksi urin. Jika
kita tidak minum air seharian, maka kosentrasi air di darah menjadi
rendah.
d. Gangguan pada Ginjal
1. Nefritis
Adalah kerusakan bagian glomerulus ginjal akibat alergi racun kuman,
biasanya disebabkan oleh bakteri Streptococcus. Nefritis
mengakibatkan seseorang menderita uremia dan oedema. Uremia
adalah masuknya kembali asam urin dan urea ke pembuluh darah.
Oedema adalah penimbunan air di kaki karena reabsorpsi air
terganggu.
2. Batu Ginjal
Batu ginjal terbentuk karena pengen- dapan garam kalsium di dalam
rongga ginjal, saluran ginjal, atau kantong kemih. Endapan garam ini
terbentuk jika seseorang terlalu banyak mengonsumsi garam mineral
dan terlalu sedikit mengonsumsi air.
3. Albuminuria
Albuminuria adalah ditemukannya albumin pada urin.
4. Glikosuria
Glikosuria adalah ditemukannya glukosa pada urin.
5. Hematuria
Hematuria adalah ditemukannya sel darah merah dalam urin.
6. Ketosis
Ketosis adalah ditemukannya senyawa keton di dalm darah.
7. Diabetes Melitus
Diabetes melitus adalah penyakit yang muncul karena pangkreas tidak
menghasilkan atau hanya menghasilkan sedikit sekali insulin.
8. Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus adalah suatu penyakit yang menyebakan penderita
mengeluarkan urin terlalu banyak. Penyebab diabetes insipidus adalah
kekurangan hormon ADH. ADH ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis
bagian belakang.
Komposisi urin
Urin normal berwarna jernih transparan. Warna kuning
muda urin berasal dari zat warna empedu ( bilirubin dan
biliverdin ).
Urin normal pada manusia mengandung air, urea, asam
urat, amonia, kreatin, asam laktat, asam fosfat, asam
sulfat, dan klorida. Terdapat pula garam-garam, terutama
garam dapur, zat-zat yang berlebihan di dalam darah
Fungsi ginjal antara lain:
a. Membuang sisa metabolisma dari tubuh
b. Mengatur keseimbangan air dan garam di dalam darah
c. Membuang zat-zat yang berbahaya bagi tubuh, seperti
obat-obatan, bakteri dan zat warna
d. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan
mengeluarkan kelebihan zat-zat asam atau basa. Selain
itu juga untuk membuang kelebihan bahan makanan
tertentu seperti gula dan vitamin.
e. Dialisis Darah
Proses dialisis darah adalah metode untuk memisahkan
molekul berdasatkan ukuranya . Mesin ini bekerja layaknya
sebuah ginjal yang membersihkan darah melalui cara difusi
sederhana.
Hati atau hepar mengekskresikan kurang lebih liter empedu
setiap hari. Empedu berupa cairan kehijauan berasa pahit pH
sekitar 7-7,6; mengandung kolestrol, garam mineral, garam
empedu serta pigmen ( zat warna empedu ) yang disebut bilirubin
dan biliverdin. Empedu di keluarkan ke usus halus untuk membantu
sistem pencernaan.
2. Paru-paru
Ekskret dari paru-paru adalah CO dan HO yang dihasilkan dari
proses pernafasan.
3. Hati
Kulit atau integumen mengekskresikan keringat. Keringat
manusia terdiri dari air, garam-garam, terutama garam dapur
(NaCI ), sisa metabolisme sel, urea, serta asam. Kulit
(integumen ) terdiri dari dua bagian, yaitu epidermis dan
dermis.
4. Kulit
a. Epidermis (Kulit Ari)
Lima lapis epidermis; stratum basal, stratum spinosum, stratum
granulosum, stratum lusidum, dan stratum korneum.

b. Dermis (Kulit Jangat) atau Korium
Dalam dermis terdapat pembuluh darah, akar rambut, dan ujung
syaraf. Kelenjar kringat (glandula sudorifera) serta kelenjar minyak
( glandula sebaaaea ) berfungsi meminyaki rambut.
Kerja kelenjar keringet berada di bawah pengaruh pusat pengaturan
suhu badan dari sistem saraf pusat ( hipotalamus ) dan enzim
brandikinin.
Fungsi hipotalamus adalah memonitor dan mengendalikan suhu
darah.
Pengeluaran keringat yang berlebihan pada pekerja berat
mengakibatkan banyak garam hilang dari darah.
Mengakibatkan kejang dan pingsan.
Merahnya warna kulit akibat pelebaran pembuluh darah di
lapisan dermis.
Penyempitan pembuluh darah menyebabkan kulit menjadi
pucat.
Kulit juga berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh, tempat
penyimpanan cadangan makanan berupa lemak, pelindung
untuk mengurangi hilangnya air dakam tubuh , melindungi
tubuh dari gesekan , penyinaran, panas, zat-zat kima, dan
kuman-kuman.

Anda mungkin juga menyukai