Anda di halaman 1dari 4

Ia tidak merasa Tuan Chang orang yang berpendidikan, tetapi Nyonya Chang------mungkin

karena posturnya yang cantik------ia melihatnya dengan berbeda (spesial). Tuan Chang yang asam
ini tidak disangka memiliki istri yang cantik, dibandingkan istri sendiri cantiknya berpuluh-puluh kali
lipat, ia tidak bisa tidak kesal/menyesal. Sebaliknya ia berpikir, wanita yang secantik ini menikah
dengan orang yang mengajar, atau ia kurang pintar, sehingga ia tidak berencana membenci Nyonya
Chang, tetapi ia tidak bisa tidak membenci. Nyonya Ming juga me,ihat hal ini ------mata suami
seringkali mengarah ke tembok pendek itu. Maka, anak-anak mencuri bunga dan anggur milik
keluarga Chang adalah hal yang benar, hal ini adalah hukuman bagi istri Chang. Ia sudah
memperkirakan, kalau istri itu berani berkata, ia siap membalasnya dengan kejam. (????)


Tuan Chang adalah orang Cina yang paling moderen, dimana-mana selalu sopan,
menunjukkan semua pendidikan yang pernah ia dapatkan. Ia dari awal tidak ingin berkomentar
apapun mengenai anak keluarga Ming yang mencuri bunga. Kelihatannya ia berpikir jika suami istri
keluarga Ming adalah orang yang berpendidikan, pasti mereka secara otomatis akan meminta maaf.
Menyuruh orang untuk meminta maaf akan sangat membuat orang malu. Tetapi permintaan maaf
yang dari awal tidak pernah dilontarkan oleh keluarga Ming, jika Tuan Chang masih juga tidak berani
marah, maka keluarga Ming bisa bertindak tidak sopan. Tuan Chang ingin menjaga kehormatannya.
Sampai anak-anak mencuri anggur, Tuan Chang justru shou bu zhu, ia tidak karena anggur ini lalu
menyayangkan waktu yang telah dihabiskan oleh diri sendiri; menanam selama tiga tahun, dan ini
adalah panen yang pertama; sudah menghasilkan 3-4 kelompok kecil, semua dipetik oleh anak-anak.
Nyonya Chang memutuskan mencari nyonya Ming untuk melapor. Tetapi Tuan Chang, meskipun
memperbolehkan istrinya bertindak seperti ini, tetapi ia malah menghentikannya. Kesopananan dan
status Tuan Chang sebagai guru melebihi amarahnya. Nyonya Chang tidak mengecualikan hal ini,
menurutnya ini adalah hal yang seharusnya dilakukan, dan juga ia pergi dengan sikap sopan dan
tidak ingin bertikai. Tuan Chang khawatir istrinya berpikir bahwa ia terlalu lemah dan tidak nyaman
dengan larangannya yang kuat itu. Maka, Nyonya Ming dan Nyonya Chang pun bertemu.


















Nyonya Chang dengan sopan: Nyonya Ming, ya? Saya Chang.
Nyonya Ming tahu betul apa maksud kedatangan Nyonya Chang, dan membenci ia dari
ujung kepala hingga ujung kaki: Oh, saya sudah tahu.
Semua ajaran yang pernah didapat membuat wajah Nyonya Chang memerah, dan tidak
terpikirkan ingin berkata apalagi. Tetapi ia haruslah berkata sesuatu. Tidak apa-apa, namanya juga
anak-anak, tidak apa-apa mengambil sedikit anggur.
Benarkah? Nada bicara Nyonya Ming naik: Semua anak kecil suka anggur, . Saya
justru melarang mereka makan anggur, .
Anggur kami, Wajah Nyonya Chang lama kelamaan mulai berkurang merahnya, Tidak
mudah dihasilkan, baru berbuah setelah tiga tahun!
Yang saya bicarakan juga adalah anggur kalian, yang rasanya asam; saya hanya
memperbolehkan mereka . Anggur kalian mengecewakan, baru berbuah sedikit sekali!
Dasar anak kecil, Nyonya Chang teringat teori edukasi (??), mereka semua nakal. Tetapi,
Tuan Chang dan saya sangat menyukai bunga,
Tuan Ming dan saya juga suka bunga.
Jika bunga kalian dicuri oleh anak orang lain?
Siapa yang berani?
Jika anak anda mencuri bunga orang lain?
Mencuri bunga kalian, ya kan? Kalian lebih baik pindah rumah saja deh, jangan tinggal disini.
Anak kami suka mengambil anggur.
Nyonya Chang tidak tahu harus berkata apa lagi, bibirnya bergetar selama pulang ke rumah.
Setelah bertemu suaminya, ia seakan ingin menangis.


Tuan Chang menenangkan istrinya setengah hari. Walaupun ia merasa Nyonya Ming salah,
tetapi ia juga tidak ingin memiliki tanggapan apapun, ia merasa Nyonya Ming itu brutal; bertikai
dengan orang yang brutal berarti kehilangan status. Tetapi Nyonya Chang tidak setuju, menurutnya
Tuan Chang harus membalaskan dendamnya. Tuan Chang berpikir setengah hari, ia teringat bahwa
Tuan Ming tidak mungkin sebrutal ini, bernegosiasi dengan Tuan Chang maka masalah akan selesai.
Tetapi lebih baik tidak bertemu dengannya, menulis surat saja, menulis surat dengan sopan, tidak
menyinggung mengenai masalah Nyonya Ming dengan istri, juga tidak menyinggung mengenai
kenakalan anaknya, hanya meminta Tuan Ming untuk memberitahu anak-anak agar tidak lagi
menginjak-injak rumput. Ini seperti orang yang berpendidikan, ia merasa, ia juga terpikirkan,
pertemanan dengan tetangga......sangat bersyukur......sangat beruntung, dan kata-kata indah lainnya.
Ia juga membayangkan Tuan Ming menerima surat, lalu tersentuh dan datang untuk meminta
maaf...... Surat yang ia tulis dengan puas bukanlah surat yang pendek, lalu ia menyuruh
pembantunya untuk mengirimnya.




Ia membayangkan Nyonya Chang pulang ke rumah dan bagaimana ia seharusnya
menjelaskannya kepada suaminya, setelah itu klan keluarga Chang akan teringat terus menerus akan
kesalahan mereka---walaupun anak mereka salah telah mencuri anggur, tetapi juga harus melihat ia
anak keluarga siapa. Anak keluarga Ming mencuri anggur tidak seharusnya dikomplain. Dengan
begini, keluarga Chang sepenuhnya takut kepada keluarga Ming, Nyonya Chang tidak mungkin tidak
senang.


Pembantu keluarga Chang memberikan sepucuk surat. Pikiran Nyonya Ming berkecamuk.
Tanpa pikir panjang, ini adalah surat untuk Tuan Ming dari istri Chang, buang saja dia. Ia benci istri
Chang,ia benci kata-kata/tulisan, dan terlebih lagi benci tulisan istri Chang. Ia memutuskan untuk
tidak menyerahkan surat itu kepada suaminya.



Pembantu keluarga Chang membawa pergi surat itu, Nyonya Ming masih juga belum tenang,
bagaimana jika nanti Tuan datang dan keluarga Chang kembali mengirimkan surat! Walaupun ia
sangat tahu bahwa suaminya mencintai anaknya, tetapi surat itu ditulis oleh istri Ming; suami
mungkin melihat istri Ming, bertikai dengan istri sendiri (??), bahkan mungkin bisa menerima
pukulan (???). Tuan Ming memukul istri agar mendengarkan istri Chang itu sangat menjijikan (???)
untuk hal yang lain-lain tidak apa-apa, tetapi untuk keluarga Chang....dia harus bersiap menerima
pukulan itu, menunggu suami pulang, ------mengatakan bahwa mereka bertikai karena
anggur asam itu, juga mengatakan mereka menulis surat meminta agar keluarga Ming meminta
maaf. Ketika nanti Tuan Ming mendengar ini, pikiran/hati nya mungkin tidak terdapat surat itu,
tetapi kemenangan adalah sepenuhnya miliknya ( nyonya Ming atau Chang???)

Anda mungkin juga menyukai