Definisi Resep Berdasarkan surat Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1332/MENKES/SK/2002 Prescription Error BERDASARKAN ASHP GUIDELINES ON PREVENTING MEDICATION ERRORS IN HOSPITALS KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1197/MENKES/SK/X/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN FARMASI DI RUMAH SAKIT
Pengkajian Resep Kegiatan dalam pelayanan kefarmasian yang dimulai dari seleksi persyaratan administarasi, persyaratan farmasi dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan.
Persyaratan administrasi meliputi : Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien Nama, nomor ijin, alamat dan paraf dokter Tanggal resep Ruangan/unit asal resep
Persyaratan farmasi meliputi : Bentuk dan kekuatan sediaan Dosis dan Jumlah obat Stabilitas dan ketersediaan Aturan, cara dan tehnik penggunaan
Persyaratan klinis meliputi : Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat Duplikasi pengobatan Alergi, interaksi dan efek samping obat Kontra indikasi Efek aditif Examples Syarat Farmasetik Syarat Administrasi Syarat Klinis Mencegah terjadinya Medication Error TUJUAN Meminimalkan terjadinya prescription error untuk mencegah medication error. RUMUSAN MASALAH Dapat meminimalkan terjadinya medication error. MANFAAT Hasil dan pembahasan
DATA ANALISA RESULT SOLUSI PENERAPAN DI DEPO INSTALASI FARMASI RS SANGLAH Legibility (kesulitan dalam menafsirkan isi resep) Tulisan tangan yang tidak jelas dapat berakibat fatal bila terdapat nama- nama obat yang hampir sama, tetapi mempunyai efek yang sangat berbeda, seperti asetazolamid dan astemizol -Menggunakan Sistem Resep Elektronik agar mudah terbaca -Memberikan Pelatihan Bagi karyawan baru maupun melakukan development training routine -Belum Terlaksana Nomenclature (Tatanama Generik atau nongenerik) Mengingat nama yang mirip, label dan paket, (LASA) dan Jumlah obat yang semakin banyak, penggunaan nama generik atau penggunaan nama merek merupakan faktor risiko penting yang dapat menyebabkan serangkaian kesalahan pada tahap berikutnya dari sistem pengobatan Literatur menyebutkan penggunaan kedua nama generik dan merek sebagai pendekatan yang paling dianjurkan dan aman untuk menghindari kesalahan sistem
Belum Terlaksana Kelengkapan Resep (Meliputi persyaratan Administrasi, Identitas pasien, Nama dokter dan paraf, waktu dan ruangan pasien) Kelengkapan resep umumnya sudah terwujud di beberapa rumah sakit - Menggunakan Sistem Komputerisasi dengan data administrasi yang memudahkan dalam penginputan data Belum sepenuhnya terlaksana DATA ANALISA RESULT SOLUSI PENERAPAN DI DEPO INSTALASI FARMASI RS SANGLAH Resep Lengkap (Meliputi keseuaian Farmasetik dan Klinis) (1) Dosing errors, (2) Writing errors, (3) Allergy status (4) Duration of treatment wrong/not specified, (5) Drug interactions, (6) Omission of medication, (7) Excessive/unnecess ary prescribing, (8) Clinical safety errors, (9) Lack of clear directions for administration (10) a new error category (Miscellaneous) was Added - Skrining resep sebaiknya dilakukan oleh apoteker yang memiliki pengetahuan farmasetik dan pengetahuan klinis mengenai obat Belum sepenuhnya terlaksana DATA ANALISA RESULT SOLUSI PENERAPAN DI DEPO INSTALASI FARMASI RS SANGLAH Singkatan - garis miring(/) sering dibaca sebagai angka satu. -Dosis dalam mikrogram harus selalu ditulis lengkap karena singkatan dari (ug) sangat mudah dikelirukan dengan mg yaitu miligram, sehingga terjadi kelebihan dosis seribu kali lipat. - IU sering terbaca IV Menggunakan penulisan yang standart Belum Sepenuhnya Terlaksana DATA ANALISA RESULT SOLUSI PENERAPAN DI DEPO INSTALASI FARMASI RS SANGLAH Alur pelayanan Mulai Petugas Menerima KIO Apoteker melakukan skrining KIO Apoteker melakukan skrining KIO Klarifikasi ke Dokter Petugas Menginput, Print Faktur, Menyiapkan Obat Penyerahan dan melakukan Konseling Tidak Setuju SOP 1. Petugas (Apoteker/AA) Menerima KIO
2. Apoteker melakukan skrining resep, yakni : Persyaratan administrasi meliputi : Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien Nama, nomor ijin, alamat dan paraf dokter Tanggal resep Ruangan/unit asal resep Persyaratan farmasi meliputi : Bentuk dan kekuatan sediaan Dosis dan Jumlah obat Stabilitas dan ketersediaan Aturan, cara dan tehnik penggunaan Persyaratan klinis meliputi : Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat Duplikasi pengobatan Alergi, interaksi dan efek samping obat Kontra indikasi Efek aditif
3. Jika hasil skrining disetujui/permintaan jelas maka dilanjutkan proses pelayanan, jika tidak maka melakukan readback ke dokter hingga permintaan dalam KIO jelas. 4. Permintaan di input dan print fatur beserta paraf faktur. 5. Menyediakan permintaan beserta etiket obat oleh petugas. 6. Melakukan pengecekan akhir oleh apoteker besreta paraf sebelum dikemas dan menulis rekapan resep yang sudah dilayani. 7. Penyerahan resep beserta melakukan konseling oleh apoteker. Kesimpulan Prescription error dapat berpotensi menyebabkan terjadinya medication error, Karena resep merupakan tahap awal dalam alur pelayanan praktek kefarmasian. Peresepan di RSUP Sanglah belum sepenuhnya terlaksana sesuai dengan persyaratan baik meliputi administrasi, farmasetik maupun klinis. Hal ini masih berupa pengamatan dan perlu pengkajian lebih lanjut, namun dapat menjadi suatu bahan evaluasi. DAFTAR PUSTAKA American Society of Hospital Pharmacists. ASHP guidelines on preventing medication errors in hospitals. Am J Hosp Pharm. 1993; 50:30514. Cad. Sade Pblica, Rio de Janeiro, Prescription errors in Brazilian hospitals: a multi-centre exploratory survey 25(2):313-320, fev, 2009 Kay Seden, Jamie J Kirkham, Tom Kennedy, et al. Cross-sectional study of prescribing errors in patients admitted to nine hospitals across North West Englanddoi: 10.1136/bmjopen-2012-002036 BMJ Open 2013 3: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1197/MENKES/SK/X/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN FARMASI DI RUMAH SAKIT Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1332/MENKES/SK/2002