Anda di halaman 1dari 1

Hikmah Larangan Berjudi

Semakin hari berlalu, semakin banyak kebutuhan manusia untuk dipenuhi. Oleh karenanya banyak
usaha yang perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Usaha yang dilakukan kun
beragam, bisa dari berdagang maupun menggunakan berbagai keahlian untuk memperoleh
penghasilan.
Akan tetapi usaha yang dilakukan haruslah yang dapat mendatangkan manfaat dan kemaslahatan,
tidak hanya diri sendiri, tetapi juga orang lain.
Berjudi, walaupun dapat mendatangkan keuntungan yang besar, tidak berarti keuntungan tersebut
dapat dipertahankan terus menerus. Hal ini dikarenakan dalam berjudi terdapat unsur gambling.
Suatu keadaan yang dimana sesorang hanya bisa menerka mengenai apa yang bisa didapat dimasa
yang akan datang. Jadi tidak ada unsur kepastian didalamanya.
Dampak buruk dari berjudi tidak hanya mempengaruhi fisik, akan tetapi mental si pelaku juga
terganggu. Selain membuat dia malas, si penjudi juga dipenuhi dengan angan-angan kosong.
Misalnya si penjudi memenangi lotre hari ini dan mendapat uang satu juta, maka dia akan senang
dengan sangat dan akan mencoba memasang satu setengah juta, dengan harapan mendapat lebih.
Ketika dia kehilangan uang tersebut, maka dia menderita kerugian. Mental malas dan penuh harap
akan terus tertanam. Malas yang disertai harapan yang tinggi akan menimbulkan khayalan dan
angan-angan kosong, yang mengakibatkan frustasi.
Itu sebabnya Islam melarang praktek perjudian, seperti yang dikatakan dalam Al-Quran surat Al-
Maidah: 91, yang artinya Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi,
(berkorban) untuk berhala, mengundi nasib dengan panah, termasuk perbuatan syaitan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
(F.H.)

Anda mungkin juga menyukai