Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN


A. Latar belakang.

Pemeliharaan lebah madu di Indonesia sudah dilaksanakan sejak zaman dahulu
kala. Meskipun cara pemeliharaanya masih sangat sederhana, tetapi hal itu menunjukan
bahwa perhatian manusia pada waktu itu terhadap lebah madu sangatlah besar. Banyak
bukti yang menunjukan bahwa pemeliharaan lebah madu sudah dilaksanakan berates-
ratus tahun yang lalu. Beberapa cara pengobatan tradisional dengan bahan madu
merupakan bukti bahwa budi daya lebah madu sudah ada sejak zaman dahulu kala.
Bukti lain adalah adanya tulisan dari Dr.D. horst bangsa belanda pada tahun 1861
yang menceritakan cara-cara pengambilan madu dari sarang-sarang lebah di hutan. Pada
tahun 1864 juga ada tulisan tentang cara-cara beternak lebah madu di lampung dan
bandung. Hal ini membuktikan usaha perlebahan di Indonesia sudah cukup lama.
Sejak itu, Perkembangan dalam bidang peternakan madu terus melaju dengan
pesatnya hingga sekarang, terbukti dari zaman dahulu masyarakat hanya bias mengambil
hasil hutan madu dari hutan dengan pendapatan madu yang tidak menentu. Maka dari itu
perkembangan lebih menuju kearah peternakan lebah-lebah penghasil madu yang
produktif, hal itu dapat mengurangi ketergantungan peternak madu pada madu hutan .
Pemeliharaan atau peternakan lebah madu akan dapat di peroleh keuntungan
ganda yaitu dapat menambah pendapatan perkapita masyarakat, bahkan turut andil dalam
menambah devisa Negara melalui eksport madu. Secara ekonomis, pemeliharaan lebah
madu juga sangat menguntukan bagi tanaman, sebab lebah dapat membantu penyerbukan
tanaman di sekitarnya. Dengan demikian, dapat meningkatkan produksi pertanian,
sekaligus dapat mengurangi serangan semut atau lalat yang dapat merusak bunga
tanaman.
Lebah madu mempunyai sifat yang tidak merusak tanaman, tidak seperti kupu-
kupu yang mungkin meletakan telurnya pada bunga tanaman yang akhirnya akan menetas
menjadi ulat-ulat perusak. Demikian juga, semut yang berfungsi sebagai serangga
penyerbuk tetapi mungkin bersarang pada tanaman sehingga dapat mengganggu. Dengan
demikian, jelaslah bahwa pemeliharaan lebah madu mempunyai arti social ekonomis
yang sangat besar bagi masyarakat.

B. Tujuan praktikum.
Adapun tujan dari praktikum penyuluhan sebagai berikut:
1. Mengetahui teknis budidaya berhubungan dengan penyuluh.
2. Mengetahui bagaimana berhasil mengajak masyarakat.
3. Mengetahui fungsi dan peran penyuluh.
4. Mengetahui tehnik pengembangan dan pemasaran madu.
5. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana manfaat untuk masyarakat sekitar.











BAB II
PEMBAHASAN


A. Klasifikasi Lebah Madu
Lebah madu termasuk hewan serangga bersayap dan dimasukan klasifikasi sebagi
berikut:
Divisio: arthproda
Subdivision: mendibulata
Clasis: insect (hecsapoda)
Ordo : nymenopthera
Genus: apidae
Species: Apis trigona, Apis cerena, Apis florae, Apis mellifera, Apis mellifera
Jenis-jenis lebah madu
Jenis-jenis lebah yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan perlebahan untuk menghasilkan madu
dan produk lainnya adalah sebagai berikut:

1. Apis florea
Apis florae memiliki sosok tubuh yang sangat kecil. Lebah ini membangun sarang
dengan cara menggantungnya pada pohon yang kecil. Diemeter sarangnya berkisar 8-10 cm.
Produksi madu dari lebah Apis florae ini sangat sedikit yaitu kurang dari 1 ons per bulan.

2. Apis trigona
Lebah trigona memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dari Apis florae. Lebah ini
bersarang pada lubang-lubang bamboo atau kayu. Lebah ini menghasilkan banyak lilin sehingg
kadang juga disebut lebah lilin. Lebah ini menghasilkan madu kurang dari 2 ons per bulan.



3. Apis cerana
Lebah ini disebut juga lebah lalat karena ukurannya menyerupai lalat. Di jawa disebut
tawon undhuhan. Lebah ini jinak sehingga banyak dibudidayakan secara tradisional di Indonesia.
Kegiatan budidaya lebah ini sering disebut dengan perlebahan lokal.

4. Apis mellifera
Lebah Apis mellifera sangat beragam dan terdiri atas beberapa ras yaitu ras Asia, Afrika
dan Eropa sehingga banyak yang mengelompokkan lebah ini ke dalam tiga kelompok besar
berdasarkan rasnya:

5. Apis dorsata
Lebah Apis dorsata memiliki ukuran tubuh yang besar dibandingkan lebah madu lainnya.
Lebah ini membuat sarang di pepohonan, gua, gua atau balok-balok kayu yang sengaja dipasang
oleh pemburu lebah. Bentuk dan ukuran sarangnya bervariasi. Lebar sarangnya dapat mencapai
dua meter. Jumlah lebah dalam satu koloni dapat mencapai ratusan ribu ekor. Lebah ini sangat
ganas dan liar sehingga kadang juga disebut lebah liar. Satu sarang lebah ini dapat dihasilkan
sekitar
20 kg.
Lebah tersebut di atas banyak di budidayakan di Indonesia, oleh masyarakat biasa di
desa-desa, oleh pemerintah (perum perhutani dan dinas peternakan) maupun oleh perusahaan
swasta yang dikelola secara modern dan komersial.

B. Siklus Hidup Lebah Madu
Setiap koloni atau keluarga lebah biasanya dihuni oleh tiga macam lebah yang mempunyai
tugas sendiri-sendiri. Pembagian tugas tersebut berjalan sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Ketiga macam lebah tersebut adalah lebah ratu, lebah jantan, dan lebah pekerja.
Bila koloni lebah tersebut di ganggu maka lebah-lebah pekerja akan mempertahankan
koloninya dengan cara memburu dan menyengat (warisno,1996).


a. Lebah Ratu
Perkembangan evolusi lebah ratu mengalami spesialisasi yakni hanya sebagaipenghasil
telur. Ukuran tubuh ratu adalah 2 kali lebih panjang dari lebah pekerja dan 2.8 kali bobot berat
badan dari lebah pekerja. Ovarium lebah ratu berkembang dengan sempurna, sehingga mampu
bertelur sebanyak 2.000 telur per hari setelah melakukan perkawinan. Lebah ratu melakukan
perkawinan dengan cara terbang setinggi mungkin dan akan diikuti oleh beberapa lebah jantan
dan lebah jantan yang dapat menyaingi terbangnya lebah ratu yang akan kawin dengan lebah
ratu, karena dianggap lebah jantan unggulan oleh lebah ratu. Lebah ratu hanya sekali melakukan
perkawinan setelah itu tugasnya hanya bertelur. Untuk menampung ovarium yang berkembang
dengan subur, perutnya mengalami pembesaran. Namun demikian ratu kehilangan kemampuan
dalam beberapa hal penting seperti mengasuh turunannya (telur, larva, pupa), menghasilkan
malam (lilin lebah / wax, membuat sarang dan mencari makanan. Hasil pengamatan bahwa
seekor lebah ratu dewasa semata-mata mengantungkan hidupnya pada lebah pekerja. Di dalam
sarang, lebah ratu menghabiskan waktunya ondarmandir mencari sel sarang yang kosong untuk
menaruh telurnya.

b. Lebah Pekerja
Lebah-lebah pekerja ialah lebah betina yang organ reproduksinya tidak sempurna
berfungsi. Namun demikian, lebah pekerja mempunyai organ-organ yang memampukannya
melakukan tugas-tugas dalam koloni.
1. lidahnya relatif panjang sehingga mampu menghisap nektar dari bunga
2. setiap lebah pekerja mempunyai sebuah kantong khusus untuk tempat membawa air dan
nektar
3. masing-masing pasangan kaki belakang terdapat sebuah keranjang khusus (pollen-basket)
untuk membawa polen (tepung sari bunga).
4. sengatnya berkembang baik untuk mempertahankan koloni dari serangan musuh.
5. di dalam kepalanya terdapat kelenjar-kelenjar penghasil royal jelly untuk makanan ratu dan
larva.
6. kelenjar-kelenjar ludah di bagian dadanya menghasilkan enzim-enzim untuk mematangkan
madu
7. empat pasang kelenjar di perut menghasilkan malam (lilin lebah).
Tugas lebah pekerja antara lain:
(1). Tugas dalam sarang yaitu menyediakan royal jelly (susu ratu) bagi calon atau bakal ratu.
mengurus ratu, telur, larva dan pupa, membersihkan sarang;
(2). Tugas diluar sarang / dilapangan yaitu mencari nektar dan tepung sari.

c. Lebah Jantan
Tugas lebah jantan satu-satunya selama hidup adalah mengawini lebah ratu dara. Mata
dan sayapnya lebih besar dari lebah ratu dan lebah pekerja. Lebah jantan tidak memiliki
keranjang pollen pada kaki belakang. Pada musim paceklik biasanya sebagian bahkan seluruhnya
dibinasakan dan dikeluarkan oleh para lebah pekerja dari sarang karena lebah jantan ialah lebah
pemalas, bahkan untuk makan sendiripun harus disuapi oleh lebah pekerja. Lebah jantan tidak
mau kawin dengan lebah pekerja (joice j rompas,2009).

d. Reproduksi.
Untuk melanjutkan kelangsungan hidup dari lebah madu, maka setelah lebah ratu
mengadakan perkawinan, lebah ratu kembali bertempat di sarangnya dan bertelur secara terus
menerus sampai lebah ratu mati. Telur-telur yang telah di buahi oleh kantong sperma ini akan
menjadi lebah betina sempurna atu menjadi lebah ratu, lebah betina tidak sempurna atau lebah
pekerja. Sedangkan telur-telur yang tidak terbuahi akan menetas menjadi larva yang kelak
menjadi lebah jantan.
Para calon ratu atau lebah betina sempurna biasanya di tempatkan di tempat yang lebih
besar dengan demikian, pertumbuhanya akan lebih besar dengan yang lainya. Penentuan jenis
kelamin dari lebah madu tersebut sangat di pengaruhi oleh sikap dan sifat ratu, iklim, perubahan
sperma, dan pemberian makanan yang di berikan.
Setelah menetas , baik calon ratu, lebah pekerja maupun lebah jantan, akan menjadi
tempayak pada hari ketiga. Selama 2 setengah hari kemudian tempayak menerima langsung sari
madu sehingga ia seperti terapung didalam sel hari-hari berikutnya tempayak bekerja hanya di
beri ransung secukupnya yang terdiri dari madu dan tepung sari selama dua hari. Hari-hari
selanjutnya makananya di batasi dan pada hari ke 9 makanan di hentikan sama sekali dan sel di
tutup. Pada hari ke 12 tempayak menjadi kepongpong pada hari 21 munculah lebah muda dari
sel.( warisno, 1996).

C. Teknik Budidaya Lebah
Jenis lebah yang umum dibudidayakan saat ini adalah lebah lokal (Apis ceran dan Apis
trigona) dan lebah eropa (Apis mellifera). Jenis lebah ini biasanya dikembangkan dalam kotak
lebah. Teknik budidaya ini sangatlah sederhana yang penting lokasi perlebahannya mendukung
perkembangan lebah tersebut peternak tahu biologi lebah.

1. Persyaratan lokasi
Beberapa persyaratan lokasi bagi kegiatan budidaya lebah adalah:
a. Di sekitar tempat pemeliharaan lebah harus cukup tersedia tanaman pakan lebah. Pakan
lebah adalah nectar yaitu cairan manis yang dihasilkan oleh tanaman, umumnya
dikeluarkan dari bunga atau kuncup daun muda, kemudian oleh lebah diproses untuk
menghasilkan madu. Pakan lebah lain di samping nectar adalah tepung sari yang
dihasilkan oleh bunga tanaman. Jenis-jenis tanaman pakan lebah adalah kelapa,
kaliandra, akasia, kapuk randu, aren, durian, rambutan, lengkeng, jambu mete, magga,
alpukat, asam jawa, jagung, mentimun, bunga matahari, jambu air, karet, kopi, lamtoro,
eucalyptus dan lain-lain.
b. Suhu udara yang baik sekitar 20-32 oC dengan kelembaban 70-80 %.
c. Tersedia cukup air bersih
d. Jauh dari sumber kebisingan, polusi udara, asap dan bau-bauan yang menyengat

2. Peralatan Budidaya Lebah
Dalam kegiatan budidaya lebah diperlukan peralatan sebagai berikut:
a. Kotak lebah yang di dalamnya terdapat bingkai sarang, tutup kotak dan alas kotak serta
tiang penyangga kotak.
b. Pengasap untuk mengasapi lebah agar lebih jinak pada saat pemeriksaan koloni dan
pemanenan.
c. Pisau untuk mengiris sisiran sarang yang menempel satu dengan yang lain.
d. Sikat lebah
e. Alat pemanen madu: ekstraktor, penyaring madu dan drum plastic. Selain itu juga
diperlukan pakaian kerja denga lengan yang panjang dilengkapi dengan masker dan
sarung tangan untuk mencegah serangan sengatan lebah mengenai bagian tubuh.

3. Pengadaan koloni lebah
Untuk budidaya lebah Apis cerana, pada umumnya koloni lebah diperleh dari
penangkaran lebah yang hidup secara alami atau mendapatkan dari hasil penangkaran
para peternaka baik yang dipelihara dalam gelodok maupun kotak lebah. Pada budi daya
lebah Apis mellifera bibit/koloni lebah diperoleh dari lebah paket atau dari
peternak/penjual koloni lebah. Pemindahan lebah yang berasal dari alam (lubang, pohon,
wuwungan rumah, gelodok) dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Persiapkanlah terlebih dahulu peralatan budidaya yaitu kotak lebah kosong, kotak
pemindah lebah, kurungan ratu, pengasap, pisau, tali rafiah, dan pakaian pemelihara
lebah.
b. Asapilah keluarga lebah yang akan dipindahkan
c. Carilah dengan teliti ratu lebah, setelah diperoleh masukkan ke dalam kurungan ratu
kemudian tempatkan ke dalam kotak lebah yang telah disiapkan.
d. Pilihlah tiga atau lebih sisiran sarang yang banyak mengandung telur, larva, pupa,
tepung sari dan madu.
e. Mengiris sisiran-sisiran sarang tersebut dengan pisau pada pangkal di mana sisiran
sarang menempel pada tempat sebelumnya.
f. Satu-persatu sisiran sarang kemudian diikat dengan tali rafiah pada bingkai sisiran dan
ditempatkan ke dalam kotak lebah yang sebelumnya telah terdapat ratunya.
g. Memasukkan seluruh lebah ke dalam kotak lebah, bila terdapat lebah yang masih tersisa
akan masuk ke dalam kotak lebah denga sendirinya. Biarkan beberapa saat, setelah
seluruhnya masuk maka tutuplah kotak lebah.
h. Angkut kotak lebah dan tempatkan di atas tiang penyangga pada lokasi yang
direncanakan.
i. Kurungan ratu dibuka setelah koloni lebah dalam keadaan tertib dan tenang. Koloni
lebah jangan diusik setelah lebah kerasan betul.

4. Pemeriksaan Pengadaan koloni lebah
Pemeriksaan koloni lebah dilakukan untuk mengetahui perkembangan koloni lebah.
Pemeriksaan koloni lebah dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Setelah berpakaian kerja lengkap posisi peternak berdiri di samping atau di belakang
kotak lebah untuk menghindari terhalangnya lalu lintas lebah yang keluar masuk kotak
b. Membuka kotak lebah perlahan-lahan dan hembuskan sedikit asap ke dalam kotak ke
dalam kotak lebah sehingga lebahnya tenang.
c. Memeriksa satu-persatu sisiran sarang dimulai dari bagian pinggir dengan cepat dan
teliti. Pemeriksaan sisiran tepat di atas kotak lebah. Hal ini dimaksudkan agar ketika
lebah ratu terjatuh akan tetap ke dalam kotak. Halhal yang perlu diperiksa adalah
keberadaan ratu, terdapatnya makanan lebah (madu dan tepung sari), telur larva dan
pupa.
d. Memeriksa jumlah telur, apabila dalam sarang banyak terdapat telur dapat dipastikan
bahwa ratunya masih terdapat dalam koloni tersebut dan dalam keadaan produktif.
e. Apabila pada sarang bagian bawah banyak terdapat tabung calon ratu (sel calon ratu),
maka kondisi ratu sudah tidak baik/tua atau mungkin juga ratu sudah tidak terdapat
dalam koloni tersebut. Namun apabila ratu masih ada dan keberadaanya masih
diinginkan, maka sebaiknya seluruh tabung calon ratu dibuang, tetapi bila ratu
keberadaannya sudah tidak kita kehendaki atau di dalam koloni sudah tidak terdapat
ratu maka pilihlah satu tabung calon ratu yang terbaik dan biarkan sampai menetas
menjadi ratu baru.

5. Menggabungkan koloni lebah
Apabila terdapat satu koloni lebah yang lemah atau tidak mempunyai ratu atau
sedangkan terdapat koloni lebah yang lebih kuat. Maka kedua koloni ini dapat digabung.
Cara adalah dengan menempatkan koloni lebah yang lebih lemah di atas koloni lebah
yang lebih kuat, di antara koloni tersebut dilapisi dengan kertas Koran yang diberi
beberapa lubang, dengan masing-masing diameter lubang sekitar 0,6 cm atau sebesar
pensil. Koran tersebut diolesi dengan sirup gula sehingga menarik lebah untuk
berkerumun pada koran dan akhirnya terjadi kontak antara lebah-lebah yang berasal dari
dua koloni yang berbeda. Pada akhirnya lebah-lebah tersebut akan bergabung menjadi
satu koloni.

6. Pemecahan Koloni Lebah
Jika kita ingin memperbanyak jumlah koloni lebah, maka kita dapat membagi
koloni lebah menjadi dua koloni. Caranya adalah dengan membagi koloni kuat menjadi
dua koloni. Koloni kuat adalah koloni yang mempunyai sisiran sekurang-kurangnya 8
sisiran yang dikerumuni secara padat oleh lebah pekerja. Di dalam sel-sel sarang penuh
dengan telur-telur, larva dan pupa sertaserta sel-sel kosong lainnya berisi madu dan dan
tepung sari pekerja. Setelah kedua koloni pecah maka salah satu ratu ini memiliki lebah
ratu sedangkan koloni yang lain tidak memiliki ratu. Untuk menjamin kelangsungan
hidup koloni ini maka koloni yang tidak mempunyai ratu ini harus diberikan ratu baru
yang berasal dari penangkaran ratu (beternak ratu0 atau membeli dari penangkar ratu
lebah.

7. Beternak Lebah Ratu
Koloni lebah yang digunakan sebagai koloni induk harus kuat, sehat, produktif
dan jinak. Pelaksanaan beternak ratu dilaksanakan pada musim berbunga tanaman agar
koloni lebah cukup tersedia makanan baik berupa madu maupun tepung sari guna
mendukung pertumbuhan sel-sel ratu baru.
8. Perawatan koloni Lebah
Perawatan koloni lemah adalah suatu kegiatan memberikan perlakuan tertentu
pada koloni lebah agar terhindar gangguan akibat serangan hama dan penyakit, selain itu
juga menyangkut pemberian makanan tambahan pada koloni lebah jika dalam koloni
kekurangan makanan pada musim paceklik. Koloni lebah seringkali diserang oleh hama
penyakit dan hewan pemangsa (predator). Beberapa hama dan predator yang sering
menyerang koloni lebah adalah: kutu lebah, semut, katak, cicak, kecoak, dan burung
pemangsa lebah. Untuk memberantas kutu lebah dapat dilakukan dengan menggunakan
campuran kapur barus dan belerang. Pada musim paceklik, di mana sumber makanan
lebah berupa nectar dan tepung sari sangat kurang maka koloni perlu ditambahkan makan
tambahan untuk menjamin kelangsungan hidup koloni lebah tersebut. Makanan tambahan
yang dapat diberikan pada koloni lebah adalah sirup gula. Apabila tidak terdapat cukup
persediaan tepung sari di dalam sarang maka perlu diberikan tepung sari segar atau
tepung sari tiruan. Keadaan paceklik ini dapat diatasi pula dengan memindahkan pada
tempat lain yang memiliki pakan lebah yang cukup.

D. Pemanenan Koloni Lebah Budidaya
Hasil produksi yang dapat dipanen pada koloni terdiri atas beberapa jenis antara lain:
pemanenan lebah madu, tepung sari, royal jelly, lilin, dan propolis.

1. Pemanenan Madu
Sisiran madu yang siap panen umumnya pada permukaannya telah dilapisi lilin
oleh lebah-lebah pekerja. Cara pemanenan lebah madu ini adalah sebagai berikut:
a. Mengambil sisiran madu mulai dari bagian pinggir kemudian dikumpulkan menjadi satu
denga sisiran-sisiran yang lain yang telah siap panen.
b. Kupas lapisan lilin yang menutupinya dengan pisau dan masukkan ke dalam ekstraktor
untuk diputar.
c. Cairan madu disimpan dalam bejana plastic (drum) selanjutnya disaring untuk siap
dikemas dalam botol atau bentuk kemasan lain.

2. Pemanenan Tepung sari
Pemanenan tepung sari (bee pollen) dilakukan dengan cara memasang perangkap
tepung sari (pollen trap) pada pintu masuk kotak lebah. Perangkap tepung sari berlubang-
lubang dengan diameter setiap lubang sekitar 5 mm yang hanya pas untuk seekor lebah
pekerja. Lebah pekerja yang baru kembali dari lapangan dan membawa tepung sari akan
melewati lubang tersebut. Oleh karena kakai belakangnya penuh dengan tepung sari
maka lebah pekerja akan merontokkan tepung sari. Ronntokan tepung sari tersebut akan
tertampung dalam kotak kecil pada pollen trap.




3. Pemanenan Royal Jelly
Pemanenan royal jelly biasa dilakukan pada koloni lebah. Cara pemanenan royal jelly
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Mempersiapkan bingkai sisiran kosong pada bingkai yang memiliki tiga bagian batang
bingkai membujur. Pada batang bingkai tersebut diletakkan tabung-tabung calon ratu yang
terbuka dari plastic sebanyak 50 buah.
b. Ke dalam masing-masing mangkuk (tabung calon ratu) diisi dengan larva berumur kurang
dari tiga hari. Pemindahan larva harud dilakukan secara hatihati agar larva tetap dalam
keadaan hidup.
c. Tempatkan bingkai sarang tersebut ke dalam koloni yang kuat. Pada umumnya 2-3 hari
kemudian tabung-tabung calon ratu telah diisi makanan oleh lebah pekerja berupa royal
jelly.
d. Royal jelly diambil dari tabung-tabung calon ratu dengan terlebih dahulu membuang
larvanya dan royal jelly ditampung dalam gelas. Selanjutnya calon ratu yang kosong diisi
lagi dengan larva untuk memproduksi royal jelly lebih lanjut.
e. Setelah royal jelly disaring dengan kain khusus maka segera disimpan ke dalam freezer agar
tidak membusuk.

4. Pemanenan Lilin
Lilin lebah yang dapat dipanen berasal dari kupasan penutup sel-sel madu. Untuk
mendapatkan lilin yang lebih banyak dapat pula dipasang bingkai sisiran kosong pada
saat dibangun sarangnya oleh lebah pekerja maka lilin dapat dikerok atau diiris. Lilin
yang dihasilkan dengan cara seperti ini memiliki kualitas yang baik. Sisiran sarang tua
dapat pula diambil lilinnya namun kualitas hasilnya kurang baik.
5. Propolis
Apis trigona khsus lebah madu jenis trigona adalah penghasil propolis lebih
banyak di banding jenis lainya dan memiliki kualitas lebih tinggi. flavonoid di propolis
yang paling tinggi adalah di bagian penutup madu. Flavonoid adalah zat antioksidan yang
mempunyai fungsi memperlancar peredaran darah, menyembuhkan penyakit, dan
menambah daya tahan tubuh. Sedangkan saat ini, setelah madu diperas, maka ampasnya
langsung dibuang, tidak tahu bahwa propolis yang terkandung sangat bermaanfaat jika
diolah kembali.

E. Pengaruh ternak madu terhadap ekonomi social masyarakat sekitar.
Perkembangan pesat terhadap ternak madu di daerah gangga tersebut
mempengaruhi pendapatan masyarakat sekitar sehingga karena secara tidak langsung
peternak tersebut melibatkan masyarakat dalam pengelolaan peternakan madunya,
masyarakat dilibatkan secara langsung dalam prose perburuan lebah di alam, dimana
masyarakat mengumpulkan indukan-indukan lebah di alam guna di ternakan bukan hanya
itu masyarakat juga di libatkan dalam sector pemasaran.
Dalam tehnik yang digunakan peternak untuk menghimbau atau mengajak
masyarakat salah satunya adalah melibatkan langsung masyarakat dalam proses
peternakan dan pemasaran.
Tehnik pemasaran tersendiri dari peternakan itu masih kurang efektif saya rasa
dimana peternak hanya menunggu pesanan madu tanpa menawarkan atau menjajakannya,
hal itu kurang menarikminat pembeli yang belum mengetahui peternakan itu jadi
hendaknya peternakan itu mempunyai gerai untuk menjual produknya atupun mempunyai
relasi untuk menjajakan produk-produk peternakanya, bukan tidak mungkin peternakan
akan lebih maju pesat.












DAFTAR PUSTAKA


Baharuddin,2009. Buku ajar hasil hutan bukan kayu.fakultas kehutanan universitas hasanudin:
makasar.
Rompas,j jl. 2009. Koleksi dan penangkaran lebah apis cerana di kabupaten
Minahasa selatan.fakultas peternakan universitas sam ratulangi:Sulawesi utara.
Sarwono,b.2002. kiat mengatasi permasalahan praktislebah madu.agromedia pustaka:Jakarta.
Warisno, 1996. Budidaya lebah madu. Kanisius: yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai