Anda di halaman 1dari 3

A.

SKENARIO
Seorang anak laki-laki 5 tahun di bawa oleh bapanya ke apotek dengan keluhan
perutnya sakit, kembung, muntah, susah BAB sejak 4 hari yg lalu. Pasien tampak gelisah dan
rewel. Selain itu pasien juga dikeluhkan anoreksia, lemas, pucat, berat badan menurun.
Pasien dikeluhkan akhir-akhir ini sering panas, batuk dan sesak napas. Batuk dengan dahak
kental kadang disertai darah dan cacing. Seminggu yg lalu bapanya mengaku menemukan
cacing dari pantat anaknya saat bangun tidur.
Pasien adalah anak ketiga dari 6 bersaudara, tinggal serumah bersama orang tua dan
saudaranya, dirumah beralaskan tanah dengan sebagian lantai semen, pasien terbiasa BAB di
kebun sekitarnya atau di sungai bersama warga lainnya yang tidak memiliki jamban.
Menggunakan sumber air dari sumur dengan jarak 2 meter dari jamban. Pasien termasuk anak
yang aktif dan senang main ke sawah dan lapangan, jarang membiasakan mencuci tangan
sebelum makan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tepi mulut pecah-pecah dan konjungtiva pucat, auskultasi
di dapatkan takikardi, bising sistolik, dan ronkhi basah basal paru. Sementara pemeriksaan
abdomen tampak perut membesar, nyeri tekan epigastrium (+), borborygmi (+), metallic
sound (+), nyeri tekan dan lepas (+), bunyi usus meningkat, pemeriksaan rectal toucher :
tonus sphincter melemah dan ampula recti kosong

B. PERCAKAPAN
Apoteker : selamat pagi pa, ada yang bisa saya bantu ?
Pasien : selamat pagi bu, ini saya mau nanya anak saya perutnya sakit,
kembung, muntah, susah BAB sejak 4 hari yg lalu.
Apoteker : lalu apalagi pa keluhan nya? apa sudah bapa bawa ke dokter?
Pasien : anak saya selalu terlihat lemas, pucat, berat badannya pun menurun.
akhir-akhir ini sering panas, batuk dan sesak
napas. Batuk dengan dahak kental kadang disertai darah dan cacing.
Seminggu yg lalu saya menemukan cacing dari pantat
anaknya saat bangun tidur. Belum saya periksakan ke dokter karna
anak saya selalu rewel bu.
Apoteker : oh gitu.. tepi mulut anak bapa juga terlihat pecah-pecah yah terus
juga memang terlihat pucat.
Jadi adanya sumbatan pada lamen usus anak bapa sehingga udara
yang masuk sekalipun tidak dapat menembus bagian yang tersumbat
sehingga udara tersebut terkumpul pada lumennya sehingga perut
anak bapa kembung.
Pasien : oh gitu, lalu mengapa anak saya batuk darah dan disertai cacing bu?
Apoteker : jadi gini pa, Pada siklus hidup cacing, ada beberapa spesies cacing
yang memiliki siklus melewati paru-paru. Migrasi cacing dari saluran
cerna atau yang berasal dari kapiler pembuluh darah alveoli saat
sampai di dalam alveoli akan mengakibatkan pembuluh darah kapiler
sehingga dapat mengakibatkan darah dalam kapiler merembes ke
dalam rongga alveoli yang dapat mengakibatkan edema dan
merangsang terjadinya batuk. Nah itu yang menyebabkan anak bapa
batuk darah disertai cacing.
Pasien : iya bu. Anak saya adalah anak ketiga dari 6 bersaudara,
Rumah kami beralaskan tanah dengan sebagian lantai semen, kami
terbiasa BAB di kebun sekitar atau di sungai bersama warga
lainnya yang tidak memiliki jamban.
Menggunakan sumber air dari sumur dengan jarak 2 meter dari
jamban. anak termasuk anak yang aktif dan senang main ke sawah
dan lapangan, dan jarang membiasakan mencuci tangan sebelum
makan.
Apoteker : waah sepertinya anak bapa terjangkit cacingan yang dapat
menyebabkan perut anak bapa sakit.
Pasien : lalu apa obat yang cocok untuk anak saya bu ?
Apoteker : ini saya kasih Tiabendazol, diminum sehari 2x1. Diminum rutin
selama 3hari ya pa. Lalu faktor lingkungan juga harus dijaga, karna
memang itu penyebab utamanya. Biasakan cuci tangan yah de
sebelum makan ataupun setelah memegang sesuatu.
Pasien : iyah bu, makasih ya bu
Apoteker : iyah pa sama-sama. Lekas sembuh ya de

Anda mungkin juga menyukai