Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN TETAP KIMIA FISIKA

ISOTERM FREUNLICH
(ISOTERM ADSORBSI FREUNLICH)

Disusun Oleh :
Kelompok I (Satu)
Nama Anggota :
Adi Santoso

0610 3040 1010

Ami Lestari

0610 3040 1011

Asnaria Samosir

0610 3040 1012

Bayu Akbar Hartanto

0610 3040 1013

Dina Angraini

0610 3040 1014

Dwi Putri Rahayu

0610 3040 1015

Etchi Yunti Reni. P

0610 3040 1016

Fitri Romlah Sari

0610 3040 1017

Kelas

: 2 KIB

Instruktur

: Ir. Erlinawati, M.T

NIM

: 196107051988112001
LABORATORIUM TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG
2011

ISOTERM FREUNLICH
(ISOTERM ADSORBSI FREUNLICH)
I.

TUJUAN
-

Dapat mempelajari proses adsorbsi karbon aktif dengan larutan asam


organik.

II.

Dapat menentukan besarnya tetapan Isoterm absorbsi Freunlich.

ALAT DAN BAHAN KIMIA YANG DIGUNAKAN


Alat-alat yang digunakan :
-

Erlenmeyer 250 ml

Corong gelas

Gelas ukur 100 ml

Buret 50 ml

Labu ukur

Kertas saring

Pipet ukur 10 ml, 25 ml

Bola karet

Bahan kimia yang digunakan :

III.

Asam Oksalat 1M, 0,8M, 0,6M, 0,4M, 0,2M

Asam Asetat 1N, 0,5N, 0,25N, 0,125N, 0,0625N.

DASAR TEORI
Adsorbsi adalah gejala mengumpulkan molekul-molekul suatu zat
(gas, zair) pada permukaan zat lain (padatan, cair) akibat adanya
kesetimbangan gaya. Zat yang mengadsorbsi disebut adsorben dan zat
yang teradsorbsi disebut adsorbat.
Adsorben umumnya adalah padatan sedangkan adsorbatnya
umumnya adalah padatan sedangkan adsorbatnya adalah caiaran atau gas.
Proses adsorbsi merupakan proses kesetimbangan baik adsorbsi
gas maupun cairan. Contoh proses adsorbsi yang digunakan sehari-hari

misalnya : penyerapan air oleh zat pengering, penghilangan warna dalam


industri tekstil.
1. Pengeringan

udara

pengambilan

uap

air

dengan

silikgel

di laboratorium.
2. Penghilangan zat warna, bau.
3. Penghilangan zat warna pada pabrik gula.
Proses adsorbsi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Konsentrasi, makin besar konsentrasi adsorbat maka jumlah yang
teradsorbsi makin banyak begitu juga luas permukaan kontak.
Makin halus / makin besar luas permukaan kontak maka jumlah
adsorbsi makin banyak.
2. Temperatur, makin besar temperatur maka adsorbi makin kecil karena
proses adsorbsi merupakan proses yang isotermal.
3. Sifat adsorben dan adsorbat.
Proses adsorbsi dibagi menjadi 2 bagian :
a. Proses adsorbsi kimia, yaitu proses adsorbsi yang disertai dengan
reaksi kimia. Pada adsorbsi ini terjadi pembentukan senyawa kimia
dan umumnya terjadi pada adsorbsi yang multi lapisan.
Contoh :
CO2 (g) + NaOH (p) Na2CO3 + H2O
H2O (l) + CaCl2 (p)

Ca(OH)2 + HCl

b. Proses adsorbsi fisika, yaitu proses adsorbsi yang tidak disertai


reaksi kimia. Ikatan yang terjadi pada proses ini adalah ikatan Van
der waals yang relatif lemah. Pada adsorbsi ini panas yang
dilepaskan relatif kecil dan umumnya terjadi pada stu lapis
(monolayer).
Contoh :
Adsorbsi uap air dengan CaCl2 atau silika gel.
Adsorbsi asam aseat, asam oksalat oleh karbon aktif.

Efektifitas adsorbsi makin tinggi jika kedua zat adsorbat dan adsorben
mempunyai polaritas yang sama. Beberapa persamaan isotherm adsorbsi :
1. Isoterm adsorbsi Freunlich
2. Isoterm adsorbsi langmulir
3. Isoterm BET (Brunauer, Emmett, Teller)
Add 1. Isoterm Freunlich
1
X
=K C n
m

(cair padat).

(1)

= jumlah zat (gr, mol) yang teradsorbsi oleh m gr. Adsorben.

= konsentrasi zat terlarut yang bebas.

k dan n= tetapan isoterm Freunlich.


Persamaan ini berlaku untuk gas dan cair
V

= K P1/n

= jumlah gas teradsorbsi persatuan massa adsorben pada tekanan P

k dan n= tetapan tekanan P


Add 2. Isoterm Langmuir
P
P
1
=
+
v Vm a Vm

Vm

= volume gas yang dibutuhkan

= volume gas yang sebenarnya menutupi satu satuan massa


adsorbsi pada tekanan P.

Add 3. Isoterm BET

( C 1) . P
P
1
=
=
V (Po P) Vm + C
Vm C Po
Dimana :
Po

= tekanan uap jenuh.

Vm

= kapasitas volume monolayer

= tetapan isoterm langmuir

IV.

GAMBAR ALAT
(terlampir)

V.

KESELAMATAN KERJA
-

Dalam percobaan ini yang harus diperhatikan adalah pengenceran


asam oksalat atau asetat dari konsentrasi pekat ke konsentrasi yang
diinginkan.

Juga pembuatan larutan NaOH 0,1 N harus menggunakan kaca mata


dan sarung tangan karena bahaya terhadap mata dan kulit.

VI.

LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan 5 buah Erlermeyer 50 ml.
2. Memasukkan masing-masing 0,5 gram karbon aktif. Sebelumnya
dipanaskan selama 15 menit.
3. Pada tiap Erlermeyer memasukkan 50 ml asam oksalat atau asam
asetat.
4. Mengocok campuran tersebut selama 10 menit kemudian diamkan
selama 1 jam.
5. Mengocok lagi selama 1 menit tiap 10 menit.
6. Menaring larutan tersebut dengan kertas saring.
7. Mentitrasi filtrate dengan larutan NaOH 0,1 N dan indicator
fenolphtalin sampai terjadi perubahan warna (jumlah fitrat yang
dititrasi sebaiknya tidak sama antara konsentrasi asam tertinggi dan
yang terendah).
Catatan :
-

Jangan tinggalkan laboratorim sebelum bersih.

Kembalikan semua alat yang dipinjam ke gudang atau laborat.

VII.

DATA PENGAMATAN
No

Konsentrasi

m (gr)

0,5

Awal
1M

0,5

0,8 M

0,5

4
5

Akhir
0,78 M

Log

(X/m)

(X/m)

(gr)

Log C

1,48

2,96

0,47

-0,107

0,58 M

1,45

2,9

0,46

-0,236

0,6 M

0,52 M

0,63

1,26

0,1

-0,283

0,5

0,4 M

0,325 M

0,55

1,1

0,04

-0,488

0,5

0,2 M

0,195 M

0,09

0,18

-0,74

-0,709

VIII. PERHITUNGAN

Pembuatan Larutan
Asam oksalat (C2H2O4) 1m, 250 ml, Bm = 126,03 g/mol
gr = m x v x Bm
= 1m x 0,25 ml x 126,03 g/mol
= 31,5 gr

Pengenceran

1) v1.m1 = v2.m2

2) v1.m1 = v2.m2

v1.1m = 50 ml. 0,8 m


v1 =

v1.1m = 50 ml. 0,6 m

50 ml . 0,8 m
1m

v1 =

50 ml . 0,6 m
1m

v1 = 40 ml

v1 = 30 ml

3) v1.m1 = v2.m2

4) v1.m1 = v2.m2

v1.1m = 50 ml. 0,4 m


v1 =

v1.1m = 50 ml. 0,2 m

50 ml . 0,4 m
1m

v1 =

v1 = 20 ml

Konsentrasi
1M

50 ml . 0,2 m
1m

v1 = 10 ml

V NaOH
80 ml

Fitrat
49 ml

Perubahan Warna
Merah Muda

0,8 M

58 ml

49 ml

Merah Muda

0,6 M

52 ml

48 ml

Merah Muda

0,4 M

32,5 ml

48 ml

Merah Muda

0,2 M

19,5 ml

48 ml

Merah Muda

Konsentrasi Akhir C
N = n.m
0,1 = 1.m
m = 0,1
-

1 m oksalat 50 ml, V NaOH = 78 ml


V. m titran

= v . m analit

78 ml. 0,1 m = 10 ml . m
m
-

= 0,78 m

0,8 m oksalat 50 ml, V NaOH = 58 ml


v . m titran

= v . m analit

58 ml . 0,1 m = 10 ml . m
m
-

= 0,58 ml

0,6 m oksalat 50 ml, V NaOH = 52 ml


v . m titran

= v . m analit

52 ml . 0,1 m = 10 ml . m
m
-

= 0,52 m

0,4 m oksalat 50 ml, V NaOH = 32,5 ml


v . m titran

= v . m analit

32,5 ml.0,1 m = 10 ml . m
m
-

= 0,325 m

0,2 m oksalat 50 ml, V NaOH = 19,5 ml


v . m titran

= v . m analit

19,5 ml.0,1 m = 10 ml . m
m

Harga

= 0,195 m

1) - Awal = 50 ml x 1 mol/ x 100 ml x 126,03 g / mol


= 6,30 gr
1

- Akhir = 49 ml x 0,78 mol/ x 100 ml x 126,03 g / mol


= 4,81 gr
x

= Awal Akhir
= 6,30 gr 4,81 gr
= 1,48 gr
1

2) - Awal = 50 ml x 0,8 mol/ x 100 ml x 126,03 g / mol


= 5,04 gr
1

- Akhir = 49 ml x 0,58 mol/ x 100 ml x 126,03 g / mol


= 3,58 gr
x

= Awal Akhir
= 5,04 gr 3,58 gr
= 1,45 gr
1

3) - Awal = 50 ml x 0,6 mol/ x 100 ml x 126,03 g / mol


= 3,78 gr
1

- Akhir = 48 ml x 0,325 mol/ x 100 ml x 126,03 g / mol


= 3,41 gr
x

= Awal Akhir
= 3,78 gr 3,14 gr
= 0,63 gr
1

4) - Awal = 50 ml x 0,4 mol/ x 100 ml x 126,03 g / mol


= 2,52 gr
1

- Akhir = 48 ml x 0,325 mol/ x 100 ml x 126,03 g / mol


= 1,96 gr

= Awal Akhir
= 2,52 gr 1,96 gr
= 0,55 gr
1

5) - Awal = 50 ml x 0,2 mol/ x 100 ml x 126,03 g / mol


= 1,26 gr
1

- Akhir = 48 ml x 0,195 mol/ x 100 ml x 126,03 g / mol


= 1,17 gr
x

= Awal Akhir
= 1,26 gr 1,17 gr
= 0,09 gr
X2

Log x/m
0,47

Log C
-0,1

XY
-0,047

0,46

-0,236

-0,10856

0,2116

0,1

-0,283

-0,0282

0,01

0,04

-0,488

-0,01952

0,016

-0,74

-0,709

-0,52466

0,5476

x=0,4

y= xy=0,321

-1,812

Slope (m) =

28

( n. xy ). x. y
( n. x 2 ) ( x ) 2
(5.0,32128) ( 0,42.( 1,812 ) )
( 5.0,9917 ) ( 0,42 ) 2

= 0,4950

(x . y ).( xy ) x
=
( n. x ) ( x )
2

Intersep

0,2209

x =0,9917
2

( 0,9917 )( 1,812) ( 0,32128.0,42)


( 5.0,9917 ) ( 0,42) 2

= 0,4039
y = mx + x = 0,4960x 0,4039
log k

= intersep

log k

= -0,4039

log k

= 0,3945

1
n

= slope

1
n

= 0,4950
1

= 0,4950

= 2,0202

(gr)

Awal

Akhir

0,5

IN

5,7 N

17,1

34,2

1,534

57

V.
Penya
ngga
(ml)
48

0,5

0,5 N

1,5 N

4,5

0,954

30

47

0,17

0,5

0,25 N

0,46 N

1,38

2,76

0,440

18,5

48

-0,33

0,5

0,125 N

0,14 N

0,42

0,84

-0,075

11,5

48

-0,85

0,5

0,0625 N

0,05 N

0,5

8,5

48

-1,30

Konsentrasi

x
(gr)

(x/m)

Log
(x/m)

V Titrasi
NaOH (ml)

1. Pembuatan NaOH 0,1 N


gr NaOH = V x N x BE
40mg / mmol

= 250 ml.0,1 mek/ml. 1 mek / mmol


= 1000 mg
= 1 gr
2. Pembuatan CH3COOH 1 N
M =
=

% x P x 1000
BM
99,7% x 1,05 gr / ml x 1000 ml / l
60,05 gr / ml

= 17,43 M
N = n.M
= 1.17,43
= 17,43 N
V1N1

= V2N2

V1.17,43N = 250 ml.1 N


V1

= 14,34 ml

3. Pengenceran CH3COOH

Log C
0,75

0,5 N ; 50 ml
V1N1

= V2.N2

V1.1 N

= 50 ml x 0,5 N

V1

= 25 ml

0,5 N ; 50 ml
V1.N1

= V2.N2

V1.1 N

= 50 ml x 0,25 N

V1

= 12,5 ml

0,125 N ; 50 ml
V1.N1

= V2.N2

V1.N1

= 50 ml.0,125 N

V1

= 6,25 ml

0,0625 N ; 50 ml
V1.N1

= V2.N2

V1.1 N

= 50 ml.0,0625 N

V1

= 3,125 ml

4. Konsentrasi akhir C
N = n.M
0,1 = 1.M
M = 0,1
a. 1 N ; 50 ml ; V NaOH = 57 ml
V.Ntitran = V.Nanalit
57 ml.0,1 N

= 10 ml.N

= 0,57 N

b. 0,5 N ; 50 ml ; V NaOH = 30 ml

V.Ntitran

= V.Nanalit

30 ml.0,1 N

= 10 ml.N

= 0,3 N

c. 0,25 N ; 50 ml ; V NaOH = 18,5 ml


V.Ntitran

= V.Nanalit

18,5 ml.0,1 N = 10 ml.N


N

= 0,185 N

d. 0,125 N ; 50 ml ; V NaOH = 11,5 ml


V.Ntitran

= V.Nanalit

11,5 ml.0,1 N = 10 ml.N


N

= 0,115 N

e. 0,0625 N ; 50 ml ; V NaOH = 8,5 ml


V.Ntitran

= V.Nanalit

8,5 ml.0,1 N = 10 ml.N


N

= 0,085 N

5. a) Harga x
-

Awal

= 50 ml x 1 mol/l x 1000 ml x 60,05 gr/mol


= 3,0025 gr

Akhir

= 48 ml x 0,57 mol/l x 1000 ml x 60,05 gr/mol


= 1,6429 gr

= awal akhir
= (3,0025 1,6429) gr
= 1,3596 gr

b) -

Awal

= 50 ml x 0,5 mol/l x 1000 ml x 60,05 gr/mol

= 1,5012 gr
-

Akhir

= 47 ml x 0,3 mol/l x 1000 ml x 60,05 gr/mol


= 0,8476 gr

= awal akhir
= (1,5012 0,8467) gr
= 0,6545 gr

c) -

Awal

= 50 ml x 0,25 mol/l x 1000 ml x 60,05 gr/mol


= 0,7506 gr

Akhir

= 48 ml x 0,185 mol/l x 1000 ml x 60,05 gr/mol


= 0,5332 gr

= awal akhir
= (0,7506 0,5332) gr
= 0,2174 gr

d) -

Awal

= 50 ml x 0,125 mol/l x 1000 ml x 60,05 gr/mol


= 0,3758 gr

Akhir

= 48 ml x 0,115 mol/l x 1000 ml x 60,05 gr/mol


= 0,3314 gr

= awal akhir
= (0,3753 0,3314) gr
= 0,0439 gr

e) -

Awal

= 50 ml x 0,0625 mol/l x 1000 ml x 60,05 gr/mol


= 0,1876 gr

Akhir

= 48 ml x 0,085 mol/l x 1000 ml x 60,05 gr/mol

= 0,2450 gr
x

= awal akhir
= (0,1876 0,2450) gr
= 0,2450 gr

Log (x/m)

Log C

xy

x2

1,534

0,75

1,1505

2,3531

0,954

0,17

0,1621

0,9101

0,440

-0,33

-0,1452

0,1936

-0,440

-0,85

0,0637

0,0056

-1,30

x = 2,853

y = -1,56

y = 1,2311

x = 3,4624

Slope (m) =

( n.xy (x y)
( n.x 2 (x ) 2

5 (1,2311) ( 2,853).(1,56)
5 (3,4624) ( 2,853) 2

6,1555 ( 4,4506)
17,312 8,1396
10,6061

= 9,1724
= 1,1563

Intersept (c)

(x 2 .y) (xy.x )
=
( n.x 2 ) (x ) 2

(3,4624) (1,56) (1,2311)(2,853)


5(3,4624) (2,853) 2
5,4013 3,5123

= 17,312 8,1396

8,9136

= 9,1724
= -0,9717
y

= mx + c
= 1,1563 x 0,9717

log k = Intersep
log k = -0,9717
k

= 0,1067

1
= slope
n
1
= 1,1563
n
1

= 1,1563

= 0,8648

x(logx/m y(log
)
c)
0.47
-0.1
0.46 -0.236
0.1 -0.283
0.04 -0.488
-0.74 -0.709

x (log
y (log
x/m)
c)
1.534
0.75
0.954
0.17
0.44
-0.33
-0.075
-0.85
0
-1.3

IX.

ANALISIS PERCOBAAN
Dari data pengamatan hasil percobaan kami, dapat dianalisis bahwa
terjadi proses adsorber pada percobaan dengan menggunakan bahan
padatan dari asam oksalat sebagai adsorbat. Konsentrasi yang didapat, 1 M
= 0.78 M, 0.8 M = 0.58 M, 0.6 M = 0.52 M, 0.4 M = 0.325 M, 0.2 M =
0.195 M. Ini menyatakan bahwa makin besar konsentrasi adsorbat maka
jumlah yang teradsorbsi makin banyak. Pada saat mentitrasi fitrat dengan
larutan NaOH dan indicator fenolphtalin terjadi perubahan warna menjadi
merah muda. Hasil intersepet dari persamaan garis sebesar 0,393
sedangkan slope sebesar 0,454, dimana R 2 dari persamaan garis adalah
0,883. Ketidakakuratan data dikarenakan beberapa faktor antara lain
karena barang ketelitian dalam membuat larutan maupun dalam titrasi
fitrat.

X.

KESIMPULAN
Berdasarkan data pengamatan dapat ditarik kesimpulan bahwa
proses adsorben adalah karbon aktif yang digunakan dalam percobaan ini
sedangkan asam oksalat sebagai adsorbat. Dengan hasil konsentrasi diatas
maka dinyatakan bahwa makin besar konsentrasi adsorbat maka jumlah
yang teradsorbsi makin banyak.

XI.

DAFTAR PUSTAKA
Tony Bird Kimia Fisika untuk Universitas P.T. Gramedia, edisi I,
halaman 90 92.
N. Glinka General Chemistry Peace Publisher Moscow, hal. 400-407.

KERTAS SARING

ERLENMEYER

CORONG GELAS

PIPET UKUR

BOLA KARET

LABU UKUR

BURET

Anda mungkin juga menyukai