Anda di halaman 1dari 16

ABSES PARU

Abses paru adalah suatu kavitas dalam jaringan paru yang berisi material
purulent berisikan sel radang akibat proses nekrotik parenkim paru oleh
proses terinfeksi .
Bila diameter kavitas < 2 cm dan jumlahnya banyak (multiple small
abscesses) dinamakan necrotising pneumonia. Abses besar atau abses kecil
mempunyai manifestasi klinik berbeda namun mempunyai predisposisi yang
sama dan prinsip diferensial diagnose sama pula. Abses timbul karena
aspirasi benda terinfeksi! penurunan mekanisme pertahanan tubuh atau
virulensi kuman yang tinggi. "ada umumnya kasus Abses paru ini
berhubungan dengan karies gigi! epilepsi tak terkontrol! kerusakan paru
sebelumnya dan penyalahgunaan alkohol. "ada negara#negara maju jarang
dijumpai kecuali penderita dengan gangguan respons imun seperti
penyalahgunaan obat! penyakit sistemik atau komplikasi dari paska obstruksi.
"ada beberapa studi didapatkan bah$a kuman aerob maupupn anaerob dari
koloni oropharing yang sering menjadi penyebab abses paru. (%! 2! &! ')
"enelitian pada penderita Abses paru nosokonial ditemukan kuman aerob
seperti golongan enterobacteriaceae yang terbanyak. (edangkan penelitian
dengan teknik biopsi perkutan atau aspirasi transtrakeal ditemukan terbanyak
adalah kuman anaerob. ()! '! *)
"ada umumnya para klinisi menggunakan kombinasi antibiotik sebagai
terapi seperti penisilin! metronida+ole dan golongan aminoglikosida pada
abses paru. ,alaupun masih efektif! terapi kombinasi masih memberikan
beberapa permasalahan sebagai berikut - ())
%. ,aktu pera$atan di .( yang lama
2. "otensi reaksi keracunan obat tinggi
&. /endorong terjadinya resistensi antibiotika.
). Adanya super infeksi bakteri yang mengakibatkan 0osokonial "neumoni.
1erapi ideal harus berdasarkan penemuan kuman penyebabnya secara
kultur dan sensitivitas. "ada makalah ini akan dibahas Abses paru mulai
patogenesis! terapi dan prognosa sebagai penyegaran teori yang sudah ada.
I. EPIDEMIOLOGI
%. 2aktor "redisposisi
Ada bebreapa kondisi yang menyebabkan atau mendorong terjadinya
abses paru. 3anet et al tahun %445 melakukan penelitian di rumah
pera$atan intensive .( di Afrika (elatan! didapatkan beberapa faktor
predisposisi abses paru seperti berikut - (%! 2! &! )! *)
1abel %. 2aktor predisposisi Abses paru
0o Faktor Predisposisi
%
2
&
)
5
'
*
6
4
%7
Alkoholik
Aspirasi benda asing
8aries gigi
1B paru lama
9pilepsi
"enyalahgunaan obat
"enyakit paru obstuktif
(:9
;a Bronkogenik
0ihil
1abel di kutip dari ;hest<%76<)<=kt>45 hal 4&6.
A(?9. @A0 B9AA@.B tahun %442 melaporkan beberapa faktor
predisposisi Abses paru yang terjadi pada anak#anak sebagai berikut -
1abel 2. 2aktor predisposisi abses paru pada anak#anak.
i. Condition Contoh
Cnfeksi berat Bronchopneumonia
/eningitis
=steomyelitis
(epticemia
Cnfected ac+ema
(eptic arthritis
Cmmunodeficiency atau
immunosuppression
disorder
;onditiopn leading to
repeated aspiration
Bang lain
Dmiscellcellaneous jarang)
Abdominal $all abscess
"eritonsillar abscess
9ndocarditis
/easles
Burns
"rematurity
Blood dyscrasias
:eukimia
?epatitis
@ysgammaglobulinemia
0ephrotic syndrome
;hronic granulamatous disease
(teroid therapy
/alnutrition
(eo+ure disorders
/ental deficiency
Altered consciousness
@ysphagia
"riodonitis! ;arries! gingiva desease
.iley#@ay syndrome
;ystic fibrosis
/isplaced central nervouse catheter
Alpha#antitrypsin deficicency
2oreign body in respiration tract
9roded foreign body in the esophagus
1abel 2 dikutip dari (%)
1abel %. "resdeposisi factor dari Abses "aru
0o "resdeposisi factor dari Abses "aru
% Aspirasi dari oropring
2
&
)
5
'
*
=bstruksi bronkial
"neumonia
Blood#borne infection
Cnfark paru yang terinfeksi
.uda paksa (trauma)
"enyebaran transdiapragmatika
1abel 2. @iferensial @iagnosis Abses "aru
0o @iferensial @iagnosis Abses "aru
%
2
&
)
5
'
*
6
4
;avitas 1umor
Bula atau kista bronkial
Bronkiektasa seculea
Aspersiloma
,egener>s gramulomatasi
8ista hydaditosa
"neumekoniosis caplan>s sipidron
;avitas rheumatoid nodule
Eas fluid level in oesopkagus! (tomach or bo$el
Aspirasi dari derah orofaring yang paling sering penyebab terjadinya
abses. 2reton predesposisi yang menyebabkan aspirasi orofaring seperti
tabel CCC! kadang#kadang satu orang lebih dari satu faktor.
1abel &. "resdeposisi Aspirasi =rofaring
"resdeposisi Aspirasi =rofaring
ganguan kesadaran
- Alkohol
- drug abuse
- epilepsi
- atuastesi
ganguan inervasi otot
- faring
- laring
- oesepagos
Cnfeksi nasal
- penyakit sinus
Cnfeksi oral
- dental carries
- ginigival desease
Cnfeksi farigeal
- pouch
Cnfeksi caryugeal
- tumor
Cnfeksi ocsepekageal
- stricture
- hiatus kernea
obstruksi Bronkus disebabkan oleh tanda umumnya keganasan! atau benda
asing
1abel & dikutip dari (%)
2. 9tiologi
8uman atau bakteri penyebab terjadinya Abses paru bervariasi sesuai
dengan peneliti dan teknik penelitian yang digunakan. 2inegolal dan
fisliman mendapatkan bah$a organisme penyebab abses paru lebih dari
64 F adalah kuman anaerob. Asher dan Beandry mendapatkan bah$a
pada anak#anak kuman penyebab abses paru terbanyak adalah
stapillococous aureus (%).
@iba$ah ini ada & tabel kuman penyebab abses dari & penelitian yang
berbeda.
1abel &. (pektrum organisme penyebab Abses paru menurut Asher dan
Beaudry
Type of Abscess Or!nis"s
"rimary %. (taphylococcus aureus
Haemophilus influenzae types B, C, F, and nontypable
Streptococcus viridans, pneumoniae
Alpha-hemolytic streptococci
Neisseria sp.
ycoplasma pneumoniae
(econdary Aerobes
a. All those listed
for primary abscess
Haemophilus aphropilus, parainfluenzae
Streptococcus !roup B, intermedius
"lebsiella penumoniae
#scherichia coli, freundii
$seudomonas pyocyanea, aeru!inosa, denitrificsns
Aerobacter aeru!inosa
Candida
%hizopus sp.
Asper!illus fumi!atus
Nocardia sp
#i&enella corrodens
Serratia marcescens
Anaerobes
b. "eptostreptococcus constellatus! intermedius!
saccharolyticus
c. Geillonella sp.! alkalenscenens
d. Bacteroides melaninogenicus! oralis! fragilis!
corrodens! distasonis! vulgatus! ruminicola!
asaccharolyticus
e. 2usobacterium necrophorum! nucleatum
f. Bifidobacterium sp.
1abel & dikutip dari (%)
1abel ). (pektrum isolasi bakteri Abses paru akut menurut ?ammond et
al.
0o. of Csolates F
Anaerobs
$rovetella sp
$orphyromonas sp
'nspectiated pi!mented anaerobs
i. Bacteroides sp
Fusobacterium sp
Anaerobic cocci
icroaerophilic streptococci
(eilonella sp
Clostridium sp
Nonsporin! )ran-positive anaerobes
*i+ed anaerobes,
total
Aerobs
ii. Giridans streptococci
iii. (taphylococcus sp
iv. ;orynebacterium sp
"lebsiella sp
Haemophilus sp
)ram-ne!ative cocci
1otal
%*
*
)
)
)
)
*
%
%
4
%
54
*
5
&
2
%
2
27
22
4
5
5
5
5
4
%
%
%%
%
*)
4
'
)
&
%
&
2'
1abel ) dikutip dari (')
1abel 5. =rganisme dan kondisi yang berhubungan dengan Abses paru
menurut 2inegold dan 2ishmans
%.
Cnfectious
Noninfectious and
Predisposing Conditions
Bacteria
AnaerobesH Staphylococcus aureus,
#nterbacteriaceae, $seudomanas
aeru!inosa, streptocicci, -e!onella
spp, Nocardia asteroides,
Bur&holdaria pseudomallei
/ycobacteria (often multifocal)
Anatomis
Fluid-filled cysts, bland
infraction
Bronchiectasis
Gasculitis
)oodpasture.s syndrome,
/e!ener.s !ranulomatosis,
. tuberculosis, . avium comple+, .
&ansasii, other mycobacteria
2ungi
Asper!illus spp, ucoraceae,
Histoplasma capsulatum,
$neumocystis carinii, Coccidioides
immitis, Blastocystis hominis
"arasites
#ntamoeba histolytical, $ara!onimus
0estermani, Stron!lyoides
stercoralis (post#obstructive)
9mpyema ($ith air#fluid level)
(eptic embolism (endocarditis)
periateritis
=bstruction (neoplasm! foreign
body)
"ulmonary seIuestration
"ulmonary contusion
;arcinoma
1abel 5 dikutip dari ())
&. Cnsidens
Angka kejadian Abses "aru berdasarkan penelitian Asher et al tahun %462
adalah 7!* dari %77.777 penderita yang masuk rumah sakit hampir sama
dengan angka yang dimiliki oleh 1he Children.s Hospital of eastern
ontario 8anada sebesar 7!'* tiap %77.777 penderita anak#anak yang
/.(. @engan rasio jenis kelamin laki#laki banding $anita adalah %!' - %
(%! 6).
Angka kematian yang disebabkan oleh Abses paru terjadi penurunan dari
&7 J )7 F pada era preantibiotika sampai %5 J 27 F pada era sekarang
(*).
II. PAT#O$ISIOLOGI
%. "A1?=:=EC
Abses paru timbul bila parenkim paru terjadi obstruksi! infeksi kemudian
proses supurasi dan nekrosis.
"erubahan reaksi radang pertama dimulai dari suppurasi dan trombosis
pembuluh darah lokal! yang menimbulkan nekrosis dan likuifikasi.
"embentukan jaringan granulasi terjadi mengelilingi abses! melokalisir
proses abses dengan jaringan fibrotik. (uatu saat abses pecah! lalu jaringan
nekrosis keluar bersama batuk! kadang terjadi aspirasi pada bagian lain
bronkus terbentuk abses baru. (putumnya biasanya berbau busuk! bila
abses pecah ke rongga pleura maka terjadi empyema (2! &! %7).
2. "A1?=2C(C=:=EC
Earry tahun %44& mengemukakan terjadinya abses paru disebutkan
sebagai berikut - (5)
a. /erupakan proses lanjut pneumonia inhalasi bakteria pada penderita
dengan faktor predisposisi. Bakteri mengadakan multiplikasi dan
merusak parenkim paru dengan proses nekrosis. Bila berhubungan
dengan bronkus! maka terbentuklah air fluid level bakteria masuk
kedalam parenkim paru selain inhalasi bisa juga dengan penyebaran
hematogen (septik emboli) atau dengan perluasan langsung dari proses
abses ditempat lain (nesisitatum) misal abses hepar.
b. 8avitas yang mengalami infeksi. "ada beberapa penderita tuberkolosis
dengan kavitas! akibat inhalasi bakteri mengalami proses keradangan
supurasi. "ada penderita emphisema paru atau polikisrik paru yang
mengalami infeksi sekunder.
c. =bstruksi bronkus dapat menyebabkan pneumonia berlajut sampai
proses abses paru.
?al ini sering terjadi pada obstruksi karena kanker bronkogenik.
Eejala yang sama juga terlihat pada aspirasi benda asing yang belum
keluar. 8adang#kadang dijumpai juga pada obstruksi karena
pembesaran kelenjar limphe peribronkial.
d. "embentukan kavitas pada kanker paru.
"ertumbuhan massa kanker bronkogenik yang cepat tidak diimbangi
peningkatan suplai pembuluh darah! sehingga terjadi likuifikasi
nekrosis sentral. Bila terjadi infeksi dapat terbentuk abses.
III. MA%I$ESTASI &LI%IS.
%. Eejala klinis - (%! 2! &! )! 5! ')
Eejala klinis yang ada pada abses paru hampir sama dengan gejala
pneumonia pada umumnya yaitu-
a. "anas badan
@ijumpai berkisar *7F # 67F penderita abses paru. 8adang dijumpai
dengan temperatur K )7
7
;.
b. Batuk! pada stadium a$al non produktif. Bila terjadi hubungan rongga
abses dengan bronkus batuknya menjadi meningkat dengan bau busuk
yang khas (2oetor eL oroe ()7#*5F).
c. "roduksi sputum yang meningkat dan Foetor e+ oero dijumpai
berkisar )7 J *5F penderita abses paru.
d. 0yeri dada ( 57F kasus)
e. Batuk darah ( 25F kasus)
f. Eejala tambahan lain seperti lelah! penurunan nafsu makan dan berat
badan.
"ada pemeriksaan dijumpai tanda#tanda proses konsolidasi seperti redup!
suara nafas yang meningkat! sering dijumpai adanya jari tabuh serta
takikardi.
2. Eambaran .adiologis (%! 2! 4)
"ada foto torak terdapat kavitas dengan dinding tebal dengan tanda#tanda
konsolidasi disekelilingnya. 8avitas ini bisa multipel atau tunggal dengan
ukuran 2 J 27 cm.
Eambaran ini sering dijumpai pada paru kanan lebih dari paru kiri. Bila
terdapat hubungan dengan bronkus maka didalam kavitas terdapat Air
fluid level. 1etapi bila tidak ada hubungan maka hanya dijumpai tanda#
tanda konsolidasi (opasitas).
&. "emeriksaan laboratorium (2! &! 5)
a. "ada pemeriksaan darah rutin. @itentukan leukositosis! meningkat
lebih dari %2.777<mm
&
(47F kasus) bahkan pernah dilaporkan
peningkatan sampai dengan &2.*77<mm
&
. :aju endap darah ditemukan
meningkat K 56 mm < % jam.
"ada hitung jenis sel darah putih didapatkan pergeseran shit to the left
b. "emeriksaan sputum dengan pengecatan gram tahan asam dan 8=?
merupakan pemeriksaan a$al untuk menentukan pemilihan antibiotik
secara tepat.
c. "emeriksaan kultur bakteri dan test kepekaan antibiotikan merupakan
cara terbaik dalam menegakkan diagnosa klinis dan etiologis.
I'. DIAG%OSA
@iagnosa abses paru tidak bisa ditegakkan hanya berdasarkan kumpulan gejala
seperti pneumonia dan pemeriksaan phisik saja.
@iagnosa harus ditegakkan berdasarkan - (%! 2! &! )! 5! ')
%. .i$ayat penyakit sebelumnya.
8eluhan penderita yang khas misalnya malaise! penurunan berat badan!
panas badan yang ringan! dan batuk yang produktif.
Adanya ri$ayat penurunan kesadaran berkaitan dengan sedasi! trauma atau
serangan epilepsi. .i$ayat penyalahgunaan obat yang mungkin teraspirasi
asam lambung $aktu tidak sadar atau adanya emboli kuman diparu akibat
suntikan obat.
2. ?asil pemeriksaan fisik yang mendukung adanya data tentang penyakit dasar
yang mendorong terjadinya abses paru.
&. "emeriksaan laboratorium sputum gram! kultur darah yang dapat mengarah
pada organisme penyebab infeksi.
). Eambaran radiologis yang menunjukkan kavitas dengan proses konsolidasi
disekitarnya! adanya air fluid level yang berubah posisi sesuai dengan
gravitasi.
5. Bronkoskopi
2ungsi Bronkoskopi selain diagnostik juga untuk melakukan therapi
drainase bila kavitas tidak berhubungan dengan bronkus.
@iagnosa Banding (2) -
%. 8arsimoma bronkogenik yang mengalami kavitasi! biasanya dinding kavitas
tebal dan tidak rata. @iagnosis pasti dengan pemeriksaan sitologi<patologi.
2. 1uberkulosis paru atau infeksi jamur
&. Eejala klinisnya hampir sama atau lebih menahun daripada abses paru. "ada
tuberkulosis didapatkan B1A dan pada infeksi jamur ditemukan jamur.
). Bula yang terinfeksi! tampak air fluid level. @i sekitar bula tidak ada atau
hanya sedikit konsolidasi.
5. 8ista paru yang terinfeksi. @indingnya tipis dan tidak ada reaksi di
sekitarnya.
'. ?ematom paru. Ada ri$ayat trauma. Batuk hanya sedikit.
*. "neumokoniosis yang mengalami kavitasi. "ekerjaan penderita jelas di
daerah berdebu dan didapatkan simple pneumoconiosis pada penderita.
6. ?iatus hernia. 1idak ada gejala paru. 0yeri restrosternal dan heart burn
bertambah berat pada $aktu membungkuk. @iagnosis pasti dengan
pemeriksaan barium foto.
4. (ekuester paru. :etak di basal kiri belakang. @iagnosis pasti dengan
bronkografi atau arteriografi retrograd.
'. PE%ATALA&SA%AA%
"enatalaksanaan Abses paru harus berdasarkkan pemeriksaan mikrobiologi
dan data penyakit dasar penderita serta kondisi yang mempengaruhi berat
ringannya infeksi paru. Ada beberapa modalitas terapi yang diberikan pada
abses paru - (2! )! 5! 4! %7)
%. /edika /entosa
"ada era sebelum antibiotika tingkat kematian mencapai &&F pada era
antibiotika maka tingkat kkematian dan prognosa abses paru menjadi lebih
baik.
"ilihan pertama antibiotika adalah golongan "enicillin pada saat ini
dijumpai peningkatan Abses paru yang disebabkan oleh kuman anaerobs
(lebih dari &5F kuman gram negatif anaerob). /aka bisa dipikrkan untuk
memilih kombinasi antibiotika antara golongan penicillin E dengan
clindamycin atau dengan /etronida+ole! atau kombinasi clindamycin dan
;efoLitin.
Alternatif lain adalah kombinasi Cmipenem dengan B :actamase
inhibitase! pada penderita dengan pneumonia nosokomial yang
berkembang menjadi Abses paru.
,aktu pemberian antibiotika tergantung dari gejala klinis dan respon
radiologis penderita. "enderita diberikan terapi 2#& minggu setelah bebas
gejala atau adanya resolusi kavitas! jadi diberikan antibiotika minimal 2#&
minggu.
2. @rainage
@rainase postural dan fisiotherapi dada 2#5 kali seminggu selama %5 menit
diperlukan untuk mempercepat proses resolusi Abses paru.
"ada penderita Abses paru yang tidak berhubungan dengan bronkus maka
perlu dipertimbangkan drainase melalui bronkoskopi.
&. Bedah
.eseksi segmen paru yang nekrosis diperlukan bila-
a. .espon yang rendah terhadap therapi antibiotika.
b. Abses yang besar sehingga mengganggu proses ventilasi perfusi
c. Cnfeksi paru yang berulang
d. Adanya gangguan drainase karena obstruksi.
'I. &OMPLI&ASI DA% PROG%OSA
%. Beberapa komplikasi yang timbul adalah - ()! 5)
a. 9mpyema
b. Abses otak
c. Atelektasis
d. (epsis
2. "rognosa
Abses paru masih marupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang
signifikan. Angka kematian Abses paru berkisar antara %5#27F
merupakan penurunan bila dibandingkan dengan era pre antibiotika yang
berkisar antara &7#)7F (*).
"ada penderita dengan beberapa faktor predisposisi mempunyai
prognosa yang lebih jelek dibandingkan dengan penderita dengan satu
fakktor predisposisi. "erlman et al menemukan bah$a 2F angka
kematian pada penderita dengan satu faktor predisposisi dibandingkan
*5F pada penderita dengan multi predisposisi. /uri et al melaporkan
2!)F angka kematian Abses paru karena ;A" dibanding ''F Abses
paru karena ?A". Beberapa faktor yang memperbesar angka mortalitas
pada Abses paru sebagai berikut - (*)
a. Anemia dan ?ipo Albuminemia
b. Abses yang besar ( K 5#' cm)
c. :esi obstruksi
d. Bakteri aerob
e. Cmmune ;ompromised
f. Asia tua
g. Eangguan intelegensia
h. "era$atan yang terlambat
'II. RI%G&ASA%
Abses paru adalah suatu kavitas dalam jaringan paru yang berisi material
purulent dan sel radang akibat proses nekrotik parenkim paru oleh proses
infeksi. Abses paru timbul karena faktor predisposisi seperti gangguan
fungsi imun karena obat#obatan! gangguan kesadaran (anestesi! epilepsi)!
oral higine yang kurang serta obstruksi dan aspirasi benda asing.
"ada abses paru memberikan gejala klinis panas! batuk! sputum purulen dan
berbau! disertai malaise! naspu makan dan berat badan yang turun. "ada
pemeriksaan fisik didapatkan takikardia! tanda#tanda konsolidasi. "ada
pemeriksaan foto polos dada didapatkan gambaran kavitas dengan air fluid
level atau proses konsolidasi saja bila kavitas tidak berhubungan dengan
bronkus.
@iagnosis pasti bila didapatkan biakan kuman penyebab sehingga dapat
dilakukan terapi etiologis.
"emberian antibiotika merupakan pilihan utama disamping terapi bedah dan
terapi suportif fisio terapi.
DA$TAR PUSTA&A
Asher /C! Beadry "? H :ung Abscess in infections of .espicatory tract H ;anada H
%447 - )24 J &).
Assegaff ?. dkk H Abses "aru dalam @asar#@asar Clmu "enyakit "aru H AA" H
(urabaya H %&' J )%.
Barlett 3E H :ung Abscess in - ;ecil teLt book of /edicine %4
th
ed H "hildelphia H
%442 H )%& J %5.
2inegold (/! 2ishman 3A H 9mpyema and :ung Abscess H in 2ishman>s
pulmonary @iseases and disorders &
rd
ed H "hiladelphia H %446 H 272% J
&2.
Earry et al H :ung Abscess in a :ange ;linical /anual - Cnternal /edicina -
@iagnosis and 1herapy &
rd
H =klahoma H %44& H %%4 J %27.
?ammond 3/3 et al H 1he 9thiology and Anti /icrobial (usceptibility "atterns of
/icroorganism in acute ;ommuity J AcIuired :ung Abscess H ;hest H
%76 H ) H %445 H 4&* J )%.
?irshberg B et al H 2actors predicting mortality of patients $ith lung Abscsess H
;hest H %%5 H & H %444 H *)' J 52.
3ohnson 8/! ?useby 3( H :ung Abscess ;aused by :egionella micdadei H ;hest
%%% H % H %44* H %74 J %&.
8lein 3( et al H Cnterventional .adiology of 1he ;hest - Cmage Euided
"ercutaneons @rainage of "leural 9ffusions! :ung Abscess! and
"neumothoraL H A3. H %445 H %') H 56% J 66.
.icaurte 88 et al H Allergic broucho pulumonary aspergillosis $ith multiple
Streptococceus pneumonie :ung Abscess - an unussual insitial case
presentation H joutnal of allergy and clinical imonoligy H %7) H % %444 H
2&6 J )7.

Anda mungkin juga menyukai