Anda di halaman 1dari 25

1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY.R


DENGAN DIAGNOSE MEDIS H-0 POST SECTION CAESARIA ATAS INDIKASI KPD
DIRUANGAN NIFAS ( CEMPAKA ) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ULIN BANJARMASIN
Tanggal masuk : 3 november 2013
Ruang / Kelas : Nifas
Tangggal Pengkajian : 4 November 2013
Jam Masuk : 15.25 WITA

A. Identitas
Nama pasien : Ny.R
Umur : 26 Tahun
Suku/bangsa : banjar/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
Alamat : Jalan HKSN
Status : Menikah

Nama Suami : Tn.F
Umur : 30 Tahun
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jalan HKSN





2

B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. PERSEPSI TERHADAP KEHAMILAN / PERSALINAN / NIFAS
Pasien mengatakan ini adalah kehamilan kedua,tidak ada masalah dalam kehamilan.
Pasien mengatakan kehamilan yang ke dua ini persalinannya dilakukan dengan cara sectio
caesarea. Tempat persalinan dirumah sakit Ulin Banjarmasin, penolong persalinan adalah dokter
dengan masalah ketuban pecah dini > 24 jam. Pasien mengatakan tidak terdapat masalah selama
masa nifas dan pemberian laktasi pada bayi.
2. RIWAYAT OBSTETRIC
a. Riwayat Menstruasi
Pasien mengatakan menarche pada usia 13 tahun, haid teratur dengan siklus 28 hari,lama
haid 7 hari,tidak ada masalah dalam menstruasi dan HPHT tanggal 18 Febuari 2013.
b. Riwayat Kehamilan ,Persalinan, Nifas Yang Lalu.

Anak ke Kehamilan persalinan Kompikasi nifas Anak ket
no tahun Umur
kehamilan
Penya-
kit
jeni
s
Peno-
long
Penya
-kit
Lasa-
rasi
Infek-
si
Pendra
-han
jn
s
BB
(kg
)
PB
(cm
)

1 2007 Post. aterm - sc dokter KPD - - - Lk 3,5 50 Hidu
p
2 2013 Aterm - sc dokter KPD - - - L
K
2,9 49 Hidu
p

c. Kehamilan Sekarang
Pasien mengatakan selama kehamilannya selalu memeriksa kandungannya ketenaga
kesehatan ( bidan ) pertrisemerter dan bidan mengatakan keadaan kandungannya baik-baik saja
pasien mengatakan diimunisasi TT1 dan TT2. Pasien mengatakan selama kehamilan pernah
mengeluh mual dan muntah pada usia kehamilan 10 minggu dan pernah dilakukan USG.






3

d. Persalinan Sekarang
Pasien mengatakan keluar air warna putih, tidak berbau sejak 1 minggu yang
lalu,keluar sedik-sedikit,tidak ada keluar lendir darah,pasien mengatakan tidak ada merasakan
mules-mules dan tidak ada keluhan nyeri kepala maupun mual-muntah, pada tanggal 13
November 2013 pasien langsung membawa ke dokter Sp.OG untuk diperiksa ternyata
setelah diperiksa air ketuban sedikit dan bayi sudah berusia 38 minggu. Setelah itu pada
tanggal 3 November 2013 pasien diruuk ke RS Ulin Banjarmasin untuk dilakukan tindakan
bedah yaitu operasi sectio caesarea . setelah berunding keluarga setuju dengan pendapat
dokter pada jam 15.25 WITA pasien dibawa langsung ke RS Ulin Banjarmasin.untuk segera
mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik. Setelah sampai di IGD pasien langsung
diberikan pelayanan kesehatan. Dokter yang jaga di IGD menyarankan agar pasien
ditempatkan diruangan nifas. Setelah itu pasien dibawa keruang nifas. Saat tanggal 4-11-2013
pasien dibawa ke ruangan bedah pada pukul 10.40 pasien diberi anestesi regional spinal dan
dokter melakukan operasi sectio caesarea elektif.
- Keadaan bayi :
Setelah dilahirkan oleh ibu keadaan banyi langsung menangis. Lahir pada tanggal 4
November 2013 pada jam 11.10. dengan berat badan bayi 2900 gr panjang badan 49 cm,
apgar score 5-7-9.

3. Riwayat keluarga berencana
Pasien mengatakan mengunakan jenis kontrasepsi suntik KB selama 5 tahun, kemudian
1 tahun pasien berhenti, menstruasi menjadi tidak teratur, sehingga pada tanggal 18 febuari
2013 pasien mengatakan hamil.
4. Riwayat kesehatan
Selama kehamilan , ibu tidak pernah mengalami penyakit yang berat , dan pasien sudah 2
kali masuk rumah sakit karena melahirkan secara SC . Pengobatan yang didapat selama hamil
adalah ibu mendapatkan suplemen tambah darah dari bidan . Ibu juga tidak pernah
mengalami penyakit kandungan yang berat seperti kista ovarium , Ca servik , prolaputeri ,
dan myoma uteri.




4

Riwayat kesehatan kelurga
Pasien mengatakan dalam kelurganya tidak ada yang melahirkan secara SC , dan kelurganya juga
tidak ada mengidap / menderita seperti penyakit Diabetes melitus , Hipertensi , Tb paru dan hepatitis
seperti penyakit jantung.
5. Kebutuhan Dasar Khusus
a. Nutrisi
Pasien mengatakan nafsu makan baik , dapat menghabiskan makanan yang di
sediakan RS frekuensi makan 3 kali, diet pasien NB (Nasi Biasa)
b. Pola eliminasi
BAK : pasien mengatakan setelah melahirkan sudah ada BAK, pasien terpasang kateter
dengan haluaran 220 cc
BAB : pasien mengatakan setelah melahirkan belum ada BAB
c. Pola pesonal hygiene
Mandi : pasien mengatakan belum ada mandi ataupun diseka setelah post op SC
dan keluarga mengatakan tidak berani menyeka pasien karna ada bekas luka SC.
Oral hygiene : pasien menyatakan belum ada mengosok gigi setelah post SC
Cuci rambut : pasien mengatakan mencuci rambut/ keramas hanya dilakukan sebelum
masuk rumah sakit
d. pola aktivitas dan latihan
Pasien mengatakan dalam beraktivitas masih di bantu oleh kelurga seperti pergi
ke kamar mandi . Skala aktivitas 2 (membutuhkan orang lain)
6. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum pasien baik , setelah satu jam post SC kesadaran pasien compos
mentis ( sadar penuh ) dengan GCS 4, 5 ,6
Ket : 4 : Membuka mata spontan
5 : Orientasi baik
6 : mengikuti perintah
Hasil TTV:
TD :130/90mmhg N: 90x/m R:24x/m T:36,5
o
C
5

a. Mata dan Penglihatan
Kebersihan mata pasien bersih, sclera tidak ikterik, tidak terdapat lesi pada mata, fungsi
penglihatan baik , pasien mampu membaca papan nama perawat dari dari jarak 1 m , pasien
menyatakan tidak menggunakan alat bantu penglihatan.
b. Pernafasan
Pasien tidak mengalami sesak , RR : 24x/m , pasien tidak menggunakan alat bantu nafas , bunyi
nafas vesikuler .
c. Sirkulasi jantung
Tidak tampak ictus cordis , bunyi jantung s1 s2 tunggal , tampak tidak terdapat retraksi iga , CRT
kembali kurang dari 2 detik
d. Pencernaan
Mukosa bibir pasien tampak lembab, gigi pasien lengkap, pasien mengatakan tidak ada kesulitan
dalam mengunyah dan menelan, struktur abdomen simetris antara kiri dan kanan, tidak ada
benjolan pada kulit.
e. Sistem Urogenital
Tidak terdapat lesi benjolan dan hemoroid serta tampak pasien tampak terpasang kateter dengan
pengeluaran urin 220cc
f. Genitalia
Pasien mengatakan ada sedikit nyeri dengan skala nyeri
P : angen cidera fisik ( insisi bedah )
Q : seperti di tusuk-tusuk
R : abdomen
S: skala 2 ( sedang )
T : saat di gerakkan
saat BAK bercak pendarahan positif tapi tidak terlalu banyak pasien mengatakan bercak
pendarahan berwarna merah kehitaman (lochea rubra ) , pasien mengatakan keluarga membantu
mengganti pembalut 2 kali sehari
g. Sistem integumen
Keadaan kulit agak lengket dan berminyak , tidak ada kotoran yang menempel , turgor kulit
kembali dalam 2 detik , akral teraba hangat dan tidak tampak terjadi edema pada ekstremitas atas
dan bawah . skala aktivitas pasien 2 ( membutuhkan bantuan )
Skala otot :
4444 44444
4444 44444
6

Keterangan :
0 : paralisis total
1 : Kontraksi yang sangat lemah
2 : Gerakan sejumlah sendi tetapi tidak dapat melawan gravitasi
3 : Gerakan sendi penuh dan dapat melawan gravitasi
4 : Kurang sedikit dari kekurangan normal tetapi dapat melawan tahanan
5 : kekuatan otot penuh
h. Dada dan Payudara
Bentuk dada simetris antara kiri dan kanan, bentuk payudara kiri dan kanan tampak simetris
tampak puting susu menonjol , ASI keluar sedikit , aerola menghitam , tidak terdapat lesi dan
nyeri tekan pada payudara.
i. Pemeriksaan khusus Abdomen
Bentuk abdomen simetris , tidak terdapat benjolan , tampak ada luka akibat post op SC yang
tertutup kasa , kondisi kasa bersih dan tidak berbau , TFU 2 jari di bawah pusat , bising usus
positif , terdapat nyeri tekan pada abdomern , pasien menyatakan nyeri pada luka bekas post op
dengan karakteristik nyeri
P : angen cidera fisik ( insisi bedah )
Q : seperti di tusuk-tusuk
R : abdomen
S: skala 2 ( sedang )
T : saat di gerakkan
Tampak jahitan post op SC tertutup kasa dan panjang luka 14cm , tidak terdapat tanda-tanda
infeksi atau peradangan , kontraksi uterus sejajar 2 cm di bawah pusat.







7

DATA PENUNJANG
Hasil Laboratorium Tanggal 3 November 2013
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Hematologi
Hemoglobin 11,2 12,00-16,00 g/dl
Leukosit 8,0 4,0-10,5 Ribu/ul
Eritrosit 3,90 3,90-5,50 Juta/ul
Hematokrit 33,6 37,00-47,00 Vol%
Trombosit 270 150-450 Ribu/ul
Rdw-cv 13,5 11,5-14,7 %
Mcv,mch,mchc
Mcv 86,3 80,0-97,0 Fl
Mch 28,7 27,0-32,0 Pg
Mchc 33,3 32,0-38,0 %
Hitung jenis
Gran% 62,6 50,0-70,0 %
Limfosit% 28,9 25,0-40,0 %
Mid% 8,5 4,0-11,0 %
Gran# 5,00 2,50-7,00 Ribu/ul
Limfost# 2,3 1,25-4,0 Ribu/ul
Mid# 0,7 Ribu/ul
Protrombine time
Hasil PT 10,3 9,9-13,5 Detik
Inr 0,90 - -
Control normal pt 11,4 - -
Hasil APTT 22,4 22,2-37,0 Detik
Control normal APTT 26,1 -
Kimia
8

Gula darah sewaktu 108 <200 Mg/dl
Faal hati
Sgot 11 0-46 u/l
Sgpt 6 0-45 u/l

Faal ginjal
Ureum 14 10-50 Mg/dl
Creatinine 0,6 0,6-1,2 Mg/dl
Elektrolit
Natrium 140,9 Mmol/l
Kalium 3,7 3,4-5,4 Mmol/l
Chlorida 103,8 95-100 Mmol/l

TERAPI FARMAKOLOGI
1. Injeksi ceftriaxone 2 x 1gr
2. Injeksi ketorolac 3 x 1 Amp (20 mg)
3. Injeksi vit C 3 x 1 Amp (20 mg)
4. Injeksi Alinamin F 2 x 1 gr
Per oral yang diberikan
1) Asam mefenamat 3 x 500 gr
2) Ampicilin 3 x 500 gr
Cairan infus yang diberikan Rl : D5% 2:1= 15 tpm
Indikasi dan kontraindikasi pengobatan yang diberikan
a) Ceftriaxone
Indikasi: infeksi yang disebabkan oleh patogen yang sensitif terhadap ceftriaxone seperti
infeksi saluran nafas, infeksi THT, infeksi saluran kemih, sepsis, meningitis, infeksi
tulang, sendi dan jaringan lunak, infeksi intra abdominal, dan infeksi genital.
9

Kontraindikasi: hipersensitif terhadap cephalosporindan penicilin sebagai reaksi alergi
silang.
b) Ketorolak
Indikasi: penatalaksanaan jangka pendek terhadap nyeri akut sedang sampai berat setelah
prosedur bedah.
Kontraindikasi: pasien yang sebelumnya pernah mengalami alergi pada obat ini karena
ada kemungkinan sensitifitas hilang.
c) Alinamin
Indikasi: pencegahan dan pengobatan defisiensi vit B1.
d) Asam Mefenamat
Indikasi :Meredakan nyeri ringan sampai sedang sehubungan dengan sakit kepala, sakit
gigi, dismenore primer, termasuk nyeri karena trauma, nyeri otot dan nyeri sesudah
oprasi.
Kontraindikasi : Pasien yang hipersensitif terhadap Asam Mefenamat. Pasien yang
dengan aspirin mengalami bronkospasme, alergi rhinitis dan urtikaria. Penderita dengan
tukak lambung dan usus. Penderita dengan ganguan ginjal yang berat.
e) Ampicilin
Indikasi : Infeksi Gram positif & Gram negatif pada saluran pernafasan, saluran empedu,
saluran pencernaan, dan meninges. Infeksi saluran kemih.
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap Penisilin. Mononukleosis infeksiosa.
f) Vitamin C
Indikasi : pencegahan dan terapi defisiensi vitamin B2 yang sering menyertai pellagra
atau defisiensi Vitamin B kompleks lainnya, sehingga Riboflavin sering diberikan
bersama vitamin lain.
Kontraindikasi : Hipersensitivitas terhadap komponen dalam sediaan




10

ANALISA DATA
No. Data penunjang Masalah Etiologi
1. DS :
a. Pasien mengatakan nyeri pada luka
operasi dan saat Bak, karakteristik
seperti ditusuk-tusuk nyerinya
timbul saat digerakkan.
DO :
a. Pasien tampak hanya berbaring
ditempat tidur.
b. Tampak pasien meringis menahan
sakit saat bergerak.
c. Skala nyeri
P: post OP SC
Q:seperti ditusuk tusuk
R:abdomen kuadran kanan
S:skala 2 (sedang)
T:saat digerakkan

Dengan hasil TTV
TD: 130/90 Mmhg
N: 90*/mnt
R 24*/mnt
T: 35,5 C

Nyeri Akut
(sumber: NANDA
2012. Hal: 181)


Tindakan Invasif (luka
insisi bedah)
2. DS :
a. Pasien mengatakan dalam
beraktivitas masih dibantu keluarga
seperti kekamar mandi.

Hambatan Mobilitas
Fisik (sumber NANDA
2012 nic noc: 472)
nyeri
11

DO :
a. Tampak pasien dibantu oleh
keluarga untuk pergi
kekamar mandi
b. Skala aktivitas 2 (memerlukan
bantuan orang lain
untuk pertolongan,
pengawasan, atau
pengajaran.
c. Skala otot:





3.
Ds : pasien mengatakan belum ada
mandi ataupun diseka setelah post op SC
dan keluarga mengatakan tidak berani
menyeka pasien karna bekas luka SC.
Do : Ku tampak lemah, tampak
terbaring ditempat tidur, kulit pasien
tampak lengket dan berminyak .Skala
aktivitas 2 (memerlukan bantuan
orang lain untuk pertolongan,
pengawasan, atau pengajaran.



Defisit Perawatan Diri
(Sumber : NANDA
Diagnosis Keperawatan
2009 2011 : 179)
Kelemahan (Efek efek
anastesi)
4444
4444 4444
4444
12


Prioritas Masalah
1. Nyeri Akut b.d. tindakan invasif.
2. Hambatan mobilitas fisik b.d. gangguan rasa nyaman nyeri
3. Kurang perawatan diri b.d Efek efek anastesi
4. Resiko tinggi infeksi

INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Diagnosa Medis Tujuan Intervensi Rasional
1.












Nyeri Akut b.d. tindakan
invasif.
DS :
- Klien mengatakan nyeri
pada luka post SC,
karakteristik nyeri seperti di
iris-iris, nyeri hilang timbul,
dengan durasi 5 menit.
DO :
P : Nyeri luka post op
Q : Nyeri seperti di iris-iris
R : Abdomen
S : Skala 2 (sedang)
Setelah di lakukan
tindakan
keperawatan,
masalah Nyeri luka
post op dapat
berkurang atau
teratasi dalam 1 x 24
jam perawatan
dengan kriteria hasil :
- Mampu
mengontrol nyeri.
- Klien melaporkan
nyeri berkurang
Manajemen nyeri :
1. Kaji skala nyeri
dengan PQRST.

2. Observasi TTV.

3. Ajarkan teknik
menajemen nyeri
seperti mengatur
posisi, teknik relaksasi,
nafas dalam, masase.



1. Membantu
mengetahui intervensi
selanjutnya.
2. Mengetahui keadaan
umum klien.
3. Tindakan tersebut
mengurangi ketegangan
otot dan membantu
pasien memfokuskan
pada subjek nyeri.

4. Tindakan ini dapat

4.
Faktor resiko
Tampak jahitan post op SC tertutup kasa
dan panjang luka 14cm , tidak terdapat
tanda-tanda infeksi atau peradangan.
Resiko tinggi infeksi
(Sumber : NANDA
Diagnosis Keperawatan
2009 2011 : 355)

13

















T : Hilang timbul, dengan
intensitas nyeri 5 menit.
- Klien tampak lemas dan
berbaring di tempat tidur
- Klien tampak meringis
menahan nyeri.




- Hasil TTV
TD : 110/80
N : 84 x/m
R : 20 x/m
T : 36,2
0
C
dengan manajemen
nyeri.
- Klien mampu
mengenali nyeri
(skala,frekuensi,tanda
nyeri).
- Klien mengatakan
rasa nyaman setelah
nyeri berkurang.
- Tanda Vital dalam
rentang normal.


4. Berikan informasi
tentang cara relaksasi
yang efektif kepada
pasien.




5. Kolaborasi :
Pemberian analgetik.
mendidik pasien dan
dapat mendorong dan
dapat mendorongnya
mencoba tindakan
pengurangan rasa nyeri.




5. Analgetik dapat
mengurangi nyeri.





2. Hambatan mobilitas fisik b.d.
gangguan rasa nyaman nyeri.
DS :
- Keluarga mengatakan
aktivitas klien dibantu.
DO :
- Aktivitas klien dibantu
keluarga.
- Skala aktivitas : 2
(Memerlukan bantuan orang
lain untuk pertolongan,
pengawasan atau
pengajaran).


Setelah di lakukan
tindakan
keperawatan,
masalah Hambatan
mobilitas fisik klien
dapat teratasi dalam
2 x 24 perawatan
dengan kriteria hasil :
- Melakukan
aktivitas kehidupan
sehari-hari secara
mandiri.
- Klien dapat berjalan
dengan langkah-
langkah yang normal
Aktivitas keperawatan
tingkat 2.
1. Kaji skala aktivitas
dan skala kekuatan
otot.



2. Observasi
kemampuan pasien
dalam melakukan
mobilisasi
3. Ajarkan latihan Rom
aktif dan pasif untuk
sendi jika tidak


1. Mengetahui perubahan
aktivitas dan
memudahkan intervensi
dan mengetahui derajat
kekuatan otot.
2. Mencegah resiko jatuh
pada pasien.


3. Untuk mencegah
kontraktur sendi dan
atrofi otot.

14

Skala otot :



4 : Dapat melawan gravitasi


sejauh 2 meter.
- Klien mampu
berpindah ke kursi
atau kursi roda.

merupakan kontra
indikasi.
4. Miringkan dan atur
posisi pasien per 6 jam
pasca operasi, pada 6
jam pertama dilakukan
miring kanan dan kiri,
6 jam berikutnya
pasien diharapkan
mampu duduk diatas
tempat tidur, dan
berdiri. Pada 6 jam
berikutnya diharapkan
pasien mampu berjalan
secara mandiri.

4. Tindakan ini
mencegah kerusakan
kulit, serta kemampuan
penyembuhan yang lebih
cepat dibandingkan
hanya berbaring agar ibu
dapat merawat bayinya
lebih cepat.
3. Kurang perawatan diri b.d
efek efek anastesi

Ds : pasien mengatakan belum
ada mandi ataupun diseka
setelah post op SC dan keluarga
mengatakan tidak berani
menyeka pasien karna bekas
luka SC.
Do : Tampak kulit pasien
lengket dan berminyak .Skala
aktivitas 2 (memerlukan
bantuan orang lain untuk
pertolongan, pengawasan,
atau pengajaran)

Setelah diberikan
asuhan keperawatan
selama 1 x 24 jam
perawatan
diharapkan ibu dapat
memenuhi ADL
(Activity daily)
dengan mandiri.
1. Bimbing dan
demonstrasikan
pada ibu /
Keluarga
tentang
bagaimana cara
melakukan
perawatan diri




2. Beri bantuan
sesuai dengan
kebutuhan
(misalnya :
1. Bimbingan dan
demonstrasi yang
benar dapat
memberi contoh
bagi ibu untuk
dapat
melakukannya
dengan baik bila
telah pulang dari
rumah sakit


2. Bantuan tindakan
dapat membantu
ibu dalam
memenuhi
4444
4444 4444
4444
15

perawatan
mulut, mandi
dan vulva
hygiene)
perawatan dirinya
yang tidak
mampu dilakukan
secara mandiri
4. Faktor resiko
Tampak jahitan post op SC
tertutup kasa dan panjang luka
14cm , tidak terdapat tanda-
tanda infeksi atau peradangan.
Resiko infeksi dapat
teratasi dalam 3 x 24
jam perawatan
dengan kriteria
evaluasi
-klien bebas dari
tanda dan gejala
infeksi
-klien menunjukkan
kemampuan untuk
mencegah timbulnya
infeksi
-jumlah leuksit dalam
batas normal
-perilaku hidup sehat
1. Bersihkan
lingkungan
setelah dipakai
pasien lain

2. Jaga personal
hygiene pasien







3. Gunakan sabun
anti mikrobia
untuk cuci
tangan
4. Cuci tangan
setiap sebelum
dan sesudah
tindakan
keperawatan

5. Pertahankan
lingkungan
aseptik
1. Menghinndari
kontaminasi dari
lingkungan


2. Untuk mencegah
perkembang
biakan yang
menempel dan
mengurangi
resiko infeksi



3. Mempertahankan
teknik septik dan
aseptik

4. Mencuci tangan
cara terbaik
mencegah
penularan patogen


5. Menghindari
kontaminasi dari
lingkungan
16



6. Dressing sesuai
petunjuk umum



7. Berikan terapi
antibiotik
Proteksi
terhadap infeksi

8. Monitor tanda
dan gejala
infeksi sistemik
dan lokal


9. Monitor WBC




10. Inspeksi kulit
dan membran
mukosa
terhadap
kemerahan,pan
as dan drainase




6. Perawatan luka
yang bersih dapat
membantu proses
penyembuhan

7. Menjalankan
fungsi dependen
perawat


8. mengetahui tanda
awal dari infeksi




9. Peningkatan hasil
WBC dapat
menunjukan
adanya infeksi

10. Mengetahui tanda
tanda awal dari
infeksi





17

11. Instruksikan
klien untuk
minum
antibiotik
sesuai resep
11. Menjalankan
fungsi dependen
perawat

Implementasi
No Hari / Tanggal Jam Dx Implementasi Evaluasi Paraf
1 Senin
4 November
2013
12.55






13.00




13.05



13.07





I 1. Mengkaji skala nyeri
dengan PQRST





2. Mengobservasi TTV




3. Mengajarkan teknik
menajemen nyeri seperti
mengatur posisi dan
teknik relaksasi.
4. Memberikan informasi
tentang cara relaksasi
yang efektif kepada
pasien seperti nafas
dalam, menarik nafas
melalui hidung,
1. Skala nyeri :
P : Agen cidera fisik
(insisi bedah)
Q : Seperti di iris iris
R : Abdomen
S : Skala 2 (sedang)
T : saat digerakan
2. Hasil TTV :
TD : 130/90 mmHg
N : 90x/menit
RR : 24x/menit
T :36,5
0
C
3. Fokus pasien terhadap
nyeri belum
teralihkan.

4. Pasien tampak
mengerti dan
memahami tentang
apa yang disampaikan
oleh perawat.


18


17.00
mengeluarkan perlahan
melalui mulut.

5. Berkolaborasi pemberian
analgetik.
Inj Ketorolac 3 x 30 mg



5. Injeksi Ketorolac telah
diberikan melalui
infus pada jam 17.00
WITA

14.00








14.05




14.08


14.15


II 1. Mengkaji skala aktifitas
dan skala otot.







2. Mengobservasi
kemampuan pasien
dalam melakukan
mobilisasi

3. Mengajarkan ROM aktif
dan Pasif.

4. Memiringkan dan
mengatur posisi pasien
setiap 3 jam pasca
operasi
1. Skala aktifitas 2
(membutuhkan bantuan
orang lain) skala otot


Ket : 4 : krang dari normal,
namun mampu melawan
tahanan.

2. Pasien tampak hanya
berbaring ditempat tidur.



3. Pasien tampak kooperatif
dengan ajaran yang
diberikan oleh perawat.
4. Pasien tampak hanya
mampu miring kiri dan
kanan.





1. Membimbing dan
demonstrasikan pada
1. Pasien mengatakan
mengerti tentang apa

19

16.30







17.00
III ibu tentang
bagaimana cara
melakukan
perawatan diri
,seperti memandikan
dan vulva hygiene
2. Memberi bantuan
sesuai dengan
kebutuhan
perawatan mulut,
mandi dan vulva
hygiene
yang telah
didemonstrasikan.
(menyeka dan vulva
hygiene)


1. Pasien merasa
terbantu dengan apa
yang telah dilakukan
oleh perawat.
15.00





15.05


16.30



17.00




IV 1. Memonitor tanda
gejala infeksi
sistemik maupun
local


2. Mendressing luka
sesuai program

3. Menjaga personal
hygiene pasien :
menyeka pasien

4. Berkolaborasi
pemberian antibiotic
: injeksi ceftriaxone
3 x 1 gr.

1. Tampak adanya
luka insisi bedah
post op dengan
panjang luka 14cm
serta jumlah
jahitan 7.
2. Luka tampak
bersih dan tertutup
kasa steril.
3. Pasien bersedia
dan koperatif
terhadap tindakan
yang dilakukan
4. Injeksi telah
diberikan melalui
infus pada jam
17.00 WITA.


20

Evaluasi
No Hari / Tanggal Jam Dx Evaluasi
1 Senin
4 November 2013
S : Pasien mengatakan masih nyeri pada perut akibat luka operasi
Pasien mengatakan mengerti dan memahami tentang cara relaksasi yang
efektif seperti nafas dalam.
O : Pasien tampak meringis menahan sakit, dengan hasil TTV
TD : 110/80 mmHg
N : 84x/menit
RR : 20x/menit
T : 36,2
o
C
Dengan skala nyeri :
P : Agen cidera fisik (insisi bedah)
Q : seperti di iris - iris
R : abdomen
S : skala 2 (sedang)
T : saat digerakan
Pasien tampak mampu mencoba tentang cara relaksasi yang efektif
,seperti nafas dalam,
A : Nyeri akut dapat teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1) Kaji ulang TTV dan skala nyeri
2) Anjurkan kembali tehnik manajemen nyeri ( Nafas dalam dan
mengatur posisi)
3) Kolaborasi pemberian analgetik
II S : Pasien mengatakan hanya mampu berbaring ditempat tidur
O : Tampak pasien berbaring ditempat tidur, dengan skala aktifitas 2 (
membutuhkan bantuan orang lain) dengan skala otot :

Ket : 4 : kurang dari normal. Namun mampu
melawan tahanan.
A : hambatan mobilitas fisik belum teratasi
4444
4444 4444
4444
21

P : Lanjutkan intervensi
1) Kaji ulang skala aktifitas dan skala otot
2) Anjurkan miring kanan dan kiri setiap 3 jam.

III S : Pasien mengatakan merasa nyaman setelah diseka dan vulva hygiene
O : Pasien tampak lebih segar setelah diseka dan vulva hygiene, Tampak
pasien mengerti tentang apa yang telah didemonstrasikan oleh perawat
A : Kurang perawatan diri dapat teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
1) Anjurkan pasien melakukan demonstrasi yang telah
diajarkan
2) Bantu kembali sesuai kebutuhan Pasien (perawatan mulut,
mandi dan vulva hygiene)
IV S : -
O : Tampak ada luka insisi bedah post op SC pada abdomen dengan panjang
luka 14 cm, tampak tertutup kasa dan tidak ada tanda tanda infeksi pada luka
A : Resiko infeksi tidak terjadi
Kriteria : tidak ada tanda tanda inflamasi sistemik dan local
P : Lanjutkan intervensi
1) Observasi kembali adanya tanda tanda infeksi
2) Dressing luka
3) Anjurkan pasien untuk minum antibiotic sesuai program






22

Catatan Perkembangan
No Hari/Tgl Jam Dx Implementasi dan Evaluasi Paraf
1























Selasa
5 November
2013
10.00

















I 1. Mengkaji ulang TTV dan skala nyeri
2. Berkolaborasi pemberian analgetik
- Inj Ketorolac 3 x 30 mg pada jam 10.00 WITA
S : Pasien mengatakan nyeri mulai berkurang.
O: - dengan skala nyeri :
P:Nyeri luka post op
Q:Nyeri seperti diiris-iris
R:Abdomen
S:Skala 1 (ringan)
T:Hilang muncul, saat digerakkan
- Pasien tampak berbaring ditempat tidur
- Pasien tampak memposisikan diri menhindari nyeri
Hasil tanda-tanda vital:
TD :150/100 mmHg
N : 94x/menit
R : 22x/menit
T :36,9C
A : Nyeri akut dapat teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan :
1. Kaji ulang TTV dan skala nyeri
2. Kolaborasi pemberian analgetik

2 10.10 II 1. Mengkaji ulang skala aktifitas dan skala otot
S : Pasien mengatakan sudah bisa duduk ditempat tidur
walaupun masih sedikit dibantu keluarga
O: Pasien tampak membaik
Skala aktifitas 2(memerlukan bantuan orang lain untuk

23

pertolongan, pengajaran)
Skala kekuatan otot :



4 : kemampuan kurang dari normal, namun dapat melawan
gravitasi
A: hambatan mobilitas fisik belum teratasi

P: intervensi di lanjutkan
1. Kaji ulang skala aktifitas dan skala otot
2. Pantau kemampuan mobilisasi pasien
3 09.00 III 1. Anjurkan pasien melakukan demonstrasi yang telah
diajarkan
S : pasien mengatakan sudah mampu menjaga
kebersihan dirinya sendiri.
O : Pasien tampak lebih segar, pasien tampak
mandiri menggosok gigi ( oral hyegine )
A : Kurang perawatan diri dapat teratasi
P : intervensi dilanjutkan
1) Anjurkan pasien melakukan demonstrasi
yang telah diajarkan


IV 1. Mendressing luka sesuai program

S : -
O : Tampak ada luka insisi bedah post op SC pada abdomen
dengan panjang luka 14 cm, tampak tertutup kasa dan tidak ada
tanda tanda infeksi pada luka



4444
4444 4444
4444
24


A : Resiko infeksi tidak terjadi
Kriteria : tidak ada tanda tanda inflamasi sistemik dan
local
P : Lanjutkan intervensi
1) Observasi kembali adanya tanda tanda infeksi
2) Dressing luka
4 Rabu
6 November
2013
I 1. mengkaji skala nyeri dan TTV
S :Klien mengatakan nyeri pada luka sudah bekurang
O : -Keadaan Umum pasien membaik
- dengan skala nyeri :
P:Nyeri luka post op
Q:Nyeri seperti diiris-iris
R:Abdomen
S:Skala 1 (ringan)
T:Hilang timbul, saat digerakkan
- Hasil tanda-tanda vital:
TD:130/80 mmHg
N :88x/menit
R :24x/menit
T:37,1C
A: Nyeri akut dapat teratasi sebagian
P: Intervensi dihentikan ( Pasien pulang atas persetujuan dari
dokter)

5 14.00 II 1. Mengkaji ulang skala aktifitas dan skala otot
S: Pasien mengatakan sudah mampu berjalan meski masih
dibantu oleh keluarga
O: Tampak pasien mampu berdiri dan berjalan meski masih
dibantu oleh keluarga dengan Skala aktivitas 1 ( dalam
pengawasan/ memerlukan bantuan)


25

A: hambatan mobilitas fisik dapat teratasi sebagian
P: intervensi dihentikan ( Pasien pulang atas persetujuan dari
dokter )
6 21.00 III 1. Anjurkan pasien melakukan demonstrasi yang telah
diajarkan
S: pasien mengatakan sudah mampu menjaga kebersihan
dirinya sendiri.

O: pasien tampak memakai deodoran setelah menyeka dirinya.
A : Kurang perawatan diri dapat teratasi
P : intervensi dihentikan ( pasien pulang dengan persetujuan
dokter )


1. Mendressing luka sesuai program
S : -
O : Tampak ada luka insisi bedah post op SC pada abdomen
dengan panjang luka 14 cm, tampak tertutup kasa dan tidak ada
tanda tanda infeksi pada luka
A : Resiko infeksi tidak terjadi
Kriteria : tidak ada tanda tanda inflamasi sistemik dan
local
P : Intervensi dihentikan (Pasien pulang atas persetujuan dari
dokter)

Anda mungkin juga menyukai