Anda di halaman 1dari 20

1

Hemoroid

PENDAHULUAN
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah
sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi
zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.Dimana dalam
proses ini, sistem pencernaan melaksanakan 4 proses dasar, yaitu motilitas, digesti (pencernaan),
absorpsi (penyerapan) dan sekresi.Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan dan
kelenjar-kelenjar yang berhubungan. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring),
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga
meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung
empedu.
Jika sistem pencernaan mengalami gangguan maka akan memberikan efek negatif bagi
kesehatan diri seseorang, oleh karena itu membutuhkahkan diagnosis dan penatalaksanaan yang
tepat dalam menanganinya. Salah satu penyakit saluran pencernaan bagian bawah yang
menggangu jika memberikan keluhan adalah hemoroid, sehingga jika pasien mengeluh maka
harus dilakukan penatalaksanaan yang tepat.



Pembahasan
Hemoroid merupakan penyakit daerah anus yang cukup banyak ditemukan pada praktek
dokter sehari-hari. Hemoroid memiliki sinonim piles, ambeien, wasir, atau southern pole disease
dalam istilah dimasyarakat umum. Keluhan penyakit ini antara lain buang air besar sakit dan
sulit, dubur terasa panas, serta adanya benjolan di dubur, perdarahan melalui dubur dan lain-
lain.
1
2


Gambar 1. Hemoroin internal & Hemoroid External

Pemeriksaan Fisik
Menilai keadaan umum pasien: baik/buruk, yang perlu diperiksa dan dicatat adalah tanda-tanda
vital, yaitu:

Inspeksi.
2,3
Pasien tampak terlihat pucat

Melihat daerah sakrokoksigeal untuk melihat kista atau sinus


Melihat daerah perianal untuk melihat hemoroid, kutil atau massa yang lain.

Melihat anus sementara pasien diminta mengejan. Apabila hemoroid mengalami


prolaps, lapisan epitel penutup bagian, yang menonjol ke luar ini mengeluarkan
mucus yang dapat dilihat .

Nail bed, terlihat pengisian lebih lama dari 3 detik, berarti ada
perdarahan/vasokontriksi.

Palpasi.
2,3

Palpasi sfingter anus


Palpasi dinding rectum untuk memeriksa adanya massa


Palpasi kelenjar prostat untuk memeriksa adanya massa pembesaran


Tangan dingin/keringat dingin


Biasanya nadi diatas 100X/ menit



Pemeriksaan Rectal Toucher/colok dubur.


4
Prosedur Rectal Toucher:
1.
Kandung kemih harus kosong

3

2.
Tanyakan apakah pasien memakai pessarium

3.
Posisi pasien : Knee elbow position, miring, telentang

4. Inspeksi regiouh jari telunjuk n analii, apakah ada : eksim, efek gesekan, ulkus,
pembengkakan, fistel
5. Bentangkan anus
6. Pasien jangan mengedan
7. Tenangkan pasien, nafas dalam
8. Pakai sarung tangan
9. Jari telunjuk diberi pelican
10. Taruh jari telunjuk pada perineum dengan ujung jari pada anus
11. Jari didorong kedalam anus

Penilaian
Tonus sfingter ani
Raba selaput lender :
- Harus licin dan lunak
- Adakah striktur
- Adakah tumor
- Prostat(normal 3-4 cm)
Palpasi kavum douglasi:
- Peritonistis
- Infiltrat
- Tumor

Setelah Rectal Toucher
Lihat sarung tangan terhadap :
- Warna feses
- Adanya darah,lender atau tidak ada
- Adanya pus.
4

Pada pemeriksaan colok dubur hemoroid interna tidak dapat diraba sebab tekanan vena
didalamnya tidak cukup tinggi, kecuali bila sangat besar, dan biasanya tidak nyeri. Colok dubur
diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rectum.
Perkusi
- Jika ada penyakit penyerta lain atau komplikasi pada daerah abdomen
Auskultasi
- Jika ada penyakit penyerta lain atau komplikasi pada daerah abdomen
Dalam menentukan kecepatan dan derajat beratnya perdarahan dapat dilakukan dengan 3
cara yaitu :

- Menilai keadaan klinis pasien
Pasien dengan riwayat perdarahan yang baru terjadi dengan gambaran klinis syok
berat menunjukkan telah terjadi perdarahan masif. Riwayat perdarahan yang
sudah lama tanpa ditemukan gangguan sirkulasi yang berarti, perdarahan yang
terjadi berlangsung lambat. Bila keadaan klinis tampak normal mungkin
perdarahan hanya sedikit dan sudah berhenti

- Mengukur banyaknya darah yang keluar
Perdarahan berlansung cepat bila jumlah darah yang keluar baik melalui mulut
maupun anus berjumlah besar dan kesannya darah segar. Harus diingat bahwa apa
yang keluar belum mencerminkan jumlah sebenarnya, harus diperhitungkan darah
yang masih berada didalam saluran cerna

- Menilai jumlah cairan atau darah yang harus diberikan
Pasien yang telah teratasi syoknya dengan pemberian cairan kemudian timbul
syok kembali waktu stabilisasi menunjukkan perdarahan aktif kembali.
Ketidakberhasilan mengatasi gangguan sirkulasi dapat diartikan bahwa kecepatan
berdarah tidak terkejar dengan pemberian cairan perinfus. Dalam hal
pemberian/transfusi darah , penilaian serial Hb dan Ht dapat dipakai untuk
menilai kecepatan perdarahan. Bila Hb dan Ht naik berarti perdarahan yang
5

terjadi lambat atau telah berhenti dan bila meurun berarti kecepatan berdarah
tidak terkejar dengan transfusi darah.
2,5


Pemeriksaan Penunjang
Endoskopi.
Anoskopi
Diperlukan untuk melihat hemoroid internal yang tidak menonjol keluar.
Anaskop dimasukkan dan diputar untuk mengamati keempat kuadaran.
Hemoroid intena terlihat sebagai struktur vascular yang menonjol kedalam
lumen. Apabila penderita diminta mengedan sedikit maka ukuran hemoroid akan
membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata.
Sigmoidoskopi
Akan terlihat benjolan kebiru-biruan. Lokasi dapat diatas linea dentate atau
dibawahnya. Pasien dapat datang dengan keadaan inkaserata/prolaps hemoroid
atau trombosit hemoroid
Proktosigmoidoskopi
Perlu dikerjakan untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan oleh
proses radang atau proses keganasan di tingkat yang lebih tinggi, karena
hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai.
2,4


Pencitraan :
Ultrasonografi (USG):
Membantu untuk melihat adanya kemungkinan tumor disekitar abdomen Tanda-
tanda sirosis hati (Penyakit hati menyebabkan kenaikan tekanan darah pada vena
portal dan kadang - kadang menyebabkan terbentuknya Hemoroid) Keganasan
perlu Ba-enema /USG.
2

Laboratorium:
Beberapa laboratorium tertentu mutlak dilakukan antara lain Hb/Ht untuk
kemungkinan adanya perdarahan atau dehidrasi
6

Hitung leukosit menunjukkan adanya proses peradangan
Hitung trombosit dan factor-faktor koagulasi biasanya diperlukan untuk
persiapan pembedahan.
Feses harus diperiksa adanya darah samar.
CEA/IDT untuk keganasan atau inflamasi
LFT/darah perifer untuk hemoroid.
2-4


Diagnosa Banding.
Hemoroid eksterna
Etiologi dan factor resikonya sama seperti hemoroid derajat tipe I. Letaknya distal dari
linea dentata dan diliputi oleh kulit biasa, yang merupakan benjolan karena dilatasi vena
hemoroidalis inferior. Biasanya benjolan keluar dari anus kalau penderita disuruh mengedan,
tetapi dapat dimasukkan kembali dengan cara menekan benjolan dengan jari. Rasa nyeri pada
perabaan menandakan adanya thrombosis, yang biasanya disertai penyulit seperti infeksi, abses
perianal, atau koreng. Ini harus dibedakan dengan hemorod eksternus yang prolaps atau terjepit,
terutama kalau ada edema besar yang menutupinya. Sedangkan penderita dengan skinn tags tidak
mempunyai keluhan, kecuali kalau ada infeksi.
2,4

Prolaps rectum
Keluarnya mukosa maupun seluruh tebal dinding rektum melewati anus. Perbedaannya
dengan hemoroid interna adalah penyebab pada orang dewasa akibat kurangnya daya tahan
jaringan penunjang rectum yang biasanya disertai dengan peninggian tekanan intraabdomen.
Bagia puborektum dari m.levator melipatkan rektum sehingga rektum dan anus membentuk
sudut tajam. Prolaps rektum pada anak ditemukan sebagai kelainan bawaan atau karena
kebiasaan menahan fesesnya. Pada orang dewasa, prolaps kadang disebabkan oleh cedera
m.puborektalis atau paralisis otot panggul.
1

Etiologi
A. Faktor Resiko
7

Faktor resiko hemoroid antara lain:

- Kurang imobilisasi/kurang olahraga, lebih banyak tidur
- Konstipasi/obstipasi
- Cara buang air yang tidak benar (lebih banyak memakai jamban duduk, terlalu lama
duduk di jamban sambil membaca, dan merokok)
- Kurang minum air dan kurang makanan berserat (sayur dan buah)
- Factor genetika atau keturunan : dimana dinding pembuluh darah lemah dan tipis
- Anatomik : vena daerah anorektal tidak mempunyai katup dan pleksus hemoroidalis
kurang mendapat sokongan otot dan fasi disekitarnya.
- Penyakit yang meningkatkan tekanan intraabdomen (tumor abdomen, tumor usus)
- Sirosis hati (Penyakit hati menyebabkan kenaikan tekanan darah pada vena portal
dan kadang - kadang menyebabkan terbentuknya Hemoroid)
- Hubungan seks peranal
- Pekerjaan : orang yang harus berdiri atau duduk lama, atau harus mengangkat barang
berat, mempunyai predisposisi untuk hemoroid
- Endokrin : misalnya pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstremitas dan anus
(sekresi hormone relaksin).
- Umur : pada umur tua timbul degenerasi dari seluruh jaringan tubuh , juga otot
sfingter menjadi tipis dan atonis. Namun pada umur tua biasanya mengalami
keganasan.
- Fisiologis : bendungan pada peredaran darah portal, misalnya pada penderita
dekompensasio kordis atau sirosis hepatis
- Radang adalah factor penting, yang menyebabkan vitalitas jaringan didaerah tersebut
berkurang.
- Mekanis : semua keadaan yang mengakibatkan timbulnya tekanan yang meninggi
dalam rongga perut, misalnya penderita hipertrofi prostat.
1,2


Epidemiologi
Prevalensi penyakit hemoroid di Amerika Serikat adalah 4,4%. Hemoroid bisa
terjadi pada semua umur tetapi paling banyak terjadi pada umur 45-65 tahun. Penyakit
8

hemoroid jarang terjadi pada usia di bawah 20 tahun. Prevalensi meningkat pada ras
kulit putih dan individu dengan status ekonomi tinggi.
6,7
Hemoroid sering terjadi pada Negara barat/Eropa. Setiap tahun tgaraerdapat 1 juta orang
menderita penyakit hemoroid. Prevalensi penyakit ini tidak spesifik terjadi pada jenis kelamin
tertentu atau usia tertentu, jadi setiap orang memiliki peluang yang sama, tetapi anak kecil lebih
jarang menderita penyakit hemoroid dibanding orang dewasa. Penyakit hemoroid ditemukan
kurang/rendah pada negara yang masih belum berkembang / negara yang masih terbelakang.
Biasanya ditemukan pada orang Eropa yang makanannya rendah serat, tinggi lemak yang
menyebabkan konstipasi dan tekanan yang dapat menimbulkan hemoroid.
8

Patofisologis.
Hemoroid adalah pelebaran/dilatasi vena didalam pleksus hemoroidalis akibat mengedan
pada saat defekasi , pada saat melahirkan atau akibat factor resiko lainnya, yang bukan
merupakan keadaan patologik jika tidak menimbulkan keluhan. Dikatakan bahwa Hemmoroid
adalah bantalan yang terdiri dari pembuluh darah dan jaringan ikat, dilapisi seaput lendir dan
terdapat pada bagian distal rectum dalam saluran anus, diatas linea dentata. Berfungsi membantu
menutup anus agar angin dan cairan tidak keluar.
Hemoroid dapat menjadi masalah apabila menyebabkan keluhan atau penyulit yang mana
diperlukan tindakan. Hemoroid interna adalah pleksus hemoroid superior yang berdilatasi diatas
garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa.Hemoroid interna ini merupakan bantalan vaskuler
didalam jaringan submukosa pada rectum disebelah bawah. Sering hemoroid terdapat pada tiga
posisi primer yaitu kanan depan, kanan belakang, dan kiri lateral. Hemoroid yang lebih kecil
terdapat diantara ketiga letak primer tersebut. Hemoroid eksterna yang merupakan dilatasi dan
penonjolan pleksus hemoroid inferior terdapat disebelah distal garis mukokutan didalam jaringan
dibawah epitel anus.
Kedua pleksus hemoroid, internus dan eksternus, saling berhubungan secara longgar dan
merupakan awal dari aliran vena yang kembali bermula dari rectum sebelah bawah dan anus.
Pleksus hemoroid interna mengalirkan darah ke vena hemoroidalis superior dan selanjutnya ke
vena porta. Pleksus hemoroid eksternus mengalirkan darah ke peredaran sistemik melalui daerah
perineum dan lipat paha ke vena iliaka.
9

Dilatasi vena tersebut terjadi karena banyak factor. Faktor yang memegang peranan kausal
ialah mengedan pada waktu defekasi dan kehamilan. Dan masih banyak factor pencetus lainnya
yang telah dijelaskan pada bagian etiologi dan factor resiko.
2,5,6,7


Manifestasi klinis.
Tanda dan gejala klinis dari pasien yang menderita penyakit hemoroid adalah sebagai
berikut :
1. Pasien dengan hemoroid interna biasanya datang dengan perdarahan rektum tanpa
nyeri yang biasanya terdiri dari tinja berbecak darah yang terjadi saat atau setelah
defekasi akibat feses yang keras. Jika terdapat nyeri yang hebat dan terus-menerus
adalah gejala radang. Perdarahan yang terjadi biasanya dengan ciri-ciri :
- Warna darah merah terang karena kaya akan zat asam
- Tak tercampur dengan feses, hanya menempel di luar fese, seperti bercak-bercak
darah
- Terlihat menetes atau mewarnai air toilet menjadi merah.
- Muncrat
Pada hemoroid interna terdapat klasifikasi derajat hemoroid, berikut tabel
pembagiannya :




Tabel 1. Derajat Hemoroid Interna
Hemoroid Interna
Derajat Berdarah Menonjol/Prolaps Reposisi
I + - (tapi terlihat permulaan dari
benjolan dengan anuskopi)
-
II + + Spontan
III + + Manual
10


.

2. Pasien merasa penuh di anus, sehingga defecation tak puas. Pasien merasa penuh
karena adanya penonjolan plexus hemoroidalis.
3. Keluhan lainnya buang air besar sakit dan sulit, dubur terasa panas.
4. Nyeri ini berhubungan dengan spasme kompleks dari sfingter atau karena
tejadinya proses peradangan.
5. Iritasi kulit perianal dapat menimbulkan rasa gatal yang dikenaal sebagai pruritus anus
dan ini disebabkan oleh kelembaban yang terus-menerus dan ransangan mucus/lendir
yang dikeluarkan.
6. Hemoroid yang membesar secara perlahan-lahan akhirnya dapat menonjol ke luar
menyebabkan prolaps.
7. Pasien dengan hemoroid eksterna dapat datang dengan:
- Tanda peradangan atau thrombosis (nyeri tumpul, nyeri sekali dengan pruritus dan
pembengkakan),
- Biasanya tanpa perdarahan.
- Dilapisi kulit
- Kulit diatanya terlihat jelek, atau keras (skin tag)
- Nyeri bisa berlangsung selama 7- 14 hari dan sembuh dengan resolusi dari
trombosis tersebut. Nyeri hanya timbul apabila terdapat trombosis yang luas
dengan udem dan radang.
2,5,6,7

Berikut adalah gambaran dari hemoroid interna dan hemoroid eksterna:


IV + Tetap Tidak dapat reposisi spontan
& manual
11

Gambar 2. Hemoroid interna derajat I


Gambar 3. Hemoroid interna derajat II


Gambar 4. Hemoroid interna derajat III & IV


Gambar 5. Hemoroid eksterna
Penatalaksanaan
a. Non Medika Mentosa.
1

1. Penjelasan dan pendidikan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien
tentang penyakit yang sedang diderita, dan tidakan yang harus dilakukan dalam
mengatasi penyakit pasien, dan memberikan saran kepada pasien tentang hal-hal
apa yang harus dihindari yang dapat memperburuk penyakit dan kondisi pasien.
12

2. Penatalaksanaan ini berupa perbaikan pola makan dan minum, perbaiki pola cara
defekasi.
- Memperbaiki defekasi merupakan pengobatan yang selalu harus ada dalam
setiap bentuk dan derajat hemoroid. Perbaikan defekasi disebut bowel
management program (BMP) yang terdiri dari diet, cairan, serat tambahan,
pelican feses, dan perubahan perilaku buang air.
- Untuk memperbaiki defekasi dianjurkan menggunakan posisi jongkok
(squatting) sewaktu defekasi. Pada posisi jongkok ternyata sudut anorektal
pada orang menjadi luruskebawah sehingga hanya diperlukan usaha yang lebih
ringan untuk mendorong tinja ke bawah atau ke luar rectum. Mengedan dan
konstipasi akan meningkatkan tekanan vena hemoroid, dan akan memperparah
timbulnya hemoroid, dengan posisi jongkok ini tidak diperlukan mengedan
lebih banyak.
- Bersamaan dengan program BMP diatas, biasanya juga dilakukan tindakan
kebersihan local dengan cara merendam anus dalam air hangat/biasa selama
10-15 menit, 2-4 kali sehari. Dengan perendaman ini maka eksudat yang
lengket atau sisa tinja yang lengket dapat dibersihkan.Karena eksudat atau sisa
tinja yang lengket dapat menimbulkan iritasi dan gatal bila dibiarkan.
- Pasien diusahakan tidak banyak duduk atau tidur, banyak bergerak, dan banyak
jalan. Dengan banyak bergerak pola defekasi menjadi membaik.
- Pasien diharuskan banyak minum 30-40ml/kgBB/hari untuk melembekkan
tinja
- Pasien harus banyak makan serat antaralain buah-buahan, sayur-sayuran,
cereal, dan suplemetasi serat komersial bila kurang serat dalam makanannya,
dan mengurangi makan daging.
b. Medika Mentosa.
Penatalaksanaan medis dengan obat-obat farmakologis hemoroid dapat dibagi atas
empat, yaitu, yang pertama : memperbaiki defekasi, kedua : meredakan keluhan
subyektif, ketiga: menghentikan perdarahan, dan keempat : menekan atau mencegah
timbulnya keluhan dan gejala.
1
1. Obat yang memperbaiki defekasi :
13

Ada dua obat yang diikutkan dalam BMP yaitu supplement serat dan pelincir atau
pelican tinja. Suplemen serat komersial yang banyak dipakai antara lain psyllium
atau isphagula Husk yang berasal dari kulit biji Plantago ovate yang dikeringkan
dan digiling menjadi bubuk. Dalam saluran cerna bubuk ini agak menyerap air
dan bersifat sebagai bulk laxative, yang bekerja membesarkan volume tinja dan
meningkatkan peristalsis. Efek samping antara lain kentut,kembung,dan
konstipasi,alergi,sakit perut,dan lain-lain. Untuk mencegah konstipasi atau
obstruksi dianjurkan minum air yang banyak.
1
2. Obat Simtomatik :
Bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa gatal, nyeri atau
karena kerusakan kulit didaerah anus. Obat pengurang keluhan sering kali
dicampur pelumas (lubricant), vasokonstriktor, dan antiseptic lemah. Untuk
menghilangkan nyeri, tersedia sediaan yang mengandung anastesi local. Bukti
yang menyakinkan anastesi local tersebut belum ada. Pemberian anastesi local
tersebut dilakukan sesingkat mungkin untuk menghindarkan sensitasi dan irititasi
kulit anus. Sedian penenang keluhan yang ada dipasaran dalam bentuk ointment
atau supositoria. Bila perlu dapat menggunakan sediaan yang mengandung bahan
kortikosteroid untuk mengurangi radang daerah hemoroid atau anus. Sediaan
bentuk supositoria digunakan untuk hemoroid interna, sedangkan sediaan
ointment/cream digunakan untuk hemoroid eksterna.
1
3. Obat menghentikan perdarahan :
Pemberian serat komersial misal psyllium pada penelitian setelah 2 minggu
pemberian ternyata dapat mengurangi perdarahan hemoroid yang terjadi.
Pemberian citrus bioflavonoids yang berasal dari jeruk lemondan paprika pada
pasien hemoroid berdarah, dapat memperbaiki permeabilitas dinding pembuluh
darah, bioflavonoids yang berasal dari jeruk lemon antara lain diosmin, heperidin,
rutin, naringin, tangretin, diosmetin, neohesperidin, quercetin. Yang digunakan
untuk pengobatan hemoroid yaitu campuran diosmin (90%) dan hesperidin (10%),
dalam bentuk micronized.
1
4. Obat penyembuh dan pencegah serangan hemoroid :
14

Diosminthesperidin memberi perbaikan yang nyata terhadap gejala inflamasi,
kongesti, edema, dan prolaps.
1

Penatalaksanaan hemoroid berdasarkan derajatnya/tingkatannya sebagai :
2,5,6,7,8
Tingkat I :
- Dicoba dengan menghilangkan factor penyebab, misalnya obstipasi diberi
nasihat diet. Pasien diharuskan banyak minum 30-40ml/kgBB/hari untuk
melembekkan tinja. Pasien harus banyak makan serat antara lain buah-
buahan, sayur-sayuran, cereal, dan suplementasi serat komersial bila kurang
serat dalam makanannya, dan mengurangi makan daging. Semua makanan
yang mengadung cabe dilarang.
- Antibiotika peroral diberikan bila ada peradangan
- Suplemen serat komersial yang banyak dipakai antara lain psyllium atau
isphagula Husk
- Bila nyeri diberi suppositoria kortikosteroid
- Untuk melancarkan defekasi diberikan Parrafin liqudium atau laxadin
- Bila pengobatan diatas tidak memberi perbaikan, dicoba dengan sclerosing
therapy yaitu menyuntikan Sodium Morrhuate 5%, Phenol atau
aetoksisklerol 1-3% antara selaput lender dan varises, dengan harapan akan
terjadi fibrosis dan mengempisnya hemoroid internus didaerah itu.

Tingkat II :
- Suplemen serat komersial yang banyak dipakai antara lain psyllium atau
isphagula Husk
- Bila nyeri diberi suppositoria kortikosteroid
- Sclerosing terapy dan kalau tidak menolong maka operasi
Tingkat III :
- Suplemen serat komersial yang banyak dipakai antara lain psyllium atau
isphagula Husk
- Bila nyeri diberi suppositoria kortikosteroid
- Generator galvanis
15

Jaringan hemoroid dirusak dengan arus listrik searah yang berasal dari
baterai kimia. Cara ini paling efektif digunakan pada hemoroid interna.
- Laser haemorrhoidectomy.
Metode ini mirip dengan infrared. Hanya saja mempunyai kelebihan dalam
kemampuan memotong. Namun, biayanya mahal. Prosedur ini bisa dilakukan
hanya dengan rawat jalan,tidak banyak mengeluarkan darah, tidak banyak
luka dan dengan nyeri yang minimal.
- Doppler ultrasound guided haemorrhoid artery ligation.
Metode ini menjadi pilihan utama saat terjadi perdarahan karena dapat
mengetahui secara tepat lokasi arteri hemoroidalis yang hendak dijahit.
- Hemoroidektomi
Prinsip yang harus diperhatikan adalah eksisi yang hanya dilakukan pada
jaringan yang benar-benar berlebihan. Eksisi sehemat mungkin dilakukan
pada anoderm dan kulit yang normal dengan tidak mengganggu sfingter
anus.
- Stapled Hemorrhoidopexy
Teknik ini digunakan untuk hemoroid yang mengalami
prolaps.Circular stapling gun digunakan untuk mengeksisi mukosa
anal kanal atas sekitar 2-3cm di atas linea dentata. Teknik ini
digunakan untuk hemoroid internl yang tidak berespon terhadap terapi
non bedah. Penggunaan obat anti nyeri lebih sedikit dan
penyembuhannya lebih cepat dibandingkan dengan Hemoroidektomi
- Teknik Milligan Morgan
Teknik ini digunakan untuk tonjolan hemoroid di 3 tempat utama. Teknik ini
dikembangkan di Inggris oleh Milligan dan Morgan pada tahun 1973. Basis
massa hemoroid tepat diatas linea mukokutan dicekap dengan hemostat dan
diretraksi dari rektum. Kemudian dipasang jahitan transfiksi catgut proksimal
terhadap pleksus hemoroidalis. Penting untuk mencegah pemasangan jahitan
melalui otot sfingter internus. Hemostat kedua ditempatkan distal terhadap
hemoroid eksterna. Suatu incisi elips dibuat dengan skalpel melalui kulit dan
tunika mukosa sekitar pleksus hemoroidalis internus dan eksternus, yang
16

dibebaskan dari jaringan yang mendasarinya. Hemoroid dieksisi secara
keseluruhan. Bila diseksi mencapai jahitan transfiksi cat gut maka hemoroid
ekstena dibawah kulit dieksisi. Setelah mengamankan hemostasis, maka
mukosa dan kulit anus ditutup secara longitudinal dengan jahitan jelujur
sederhana. Biasanya tidak lebih dari tiga kelompok hemoroid yang dibuang
pada satu waktu. Striktura rektum dapat merupakan komplikasi dari eksisi
tunika mukosa rektum yang terlalu banyak. Sehingga lebih baik mengambil
terlalu sedikit daripada mengambil terlalu banyak jaringan.
- Teknik Whitehead
Teknik operasi yang digunakan untuk hemoroid yang sirkuler ini yaitu
dengan mengupas seluruh hemoroid dengan membebaskan mukosa dari
submukosa dan mengadakan reseksi sirkuler terhadap mukosa daerah itu.
Lalu mengusahakan kontinuitas mukosa kembali.
- Teknik Langenbeck
Pada teknik Langenbeck, hemoroid internus dijepit radier dengan klem.
Lakukan jahitan jelujur di bawah klem dengan cat gut chromic no 2/0.
Kemudian eksisi jaringan diatas klem. Sesudah itu klem dilepas dan jepitan
jelujur di bawah klem diikat. Teknik ini lebih sering digunakan karena
caranya mudah dan tidak mengandung resiko pembentukan jaringan parut
sekunder yang biasa menimbulkan stenosis.

Tingkat IV :
- Suplemen serat komersial yang banyak dipakai antara lain psyllium atau
isphagula Husk
- Bila nyeri diberi suppositoria kortikosteroid
- Biasanya sudah ada radang dan jepitan, yang biasanya ditenangkan dahulu
dengan antibiotika dan zitbaden, baru diambil tindakan operatif.
- Tentang hemoroid eksternus pengobatan selalu operatif, apakah eksisi atau
insisi dari thrombus tidak terlihat perbedaan tentang hasilnya.
Keluhan dapat dikurangi dengan rendam duduk menggunakan larutan hangat,
salep yang mengandung analgesik untuk mengurangi nyeri atau gesekan pada
17

waktu berjalan, dan sedasi. Istirahat di tempat tidur dapat membantu
mempercepat berkurangnya pembengkakan.Pasien yang datang sebelum 48
jam dapat ditolong dan berhasil baik dengan cara segera mengeluarkan
trombus atau melakukan eksisi lengkap secara hemoroidektomi dengan
anestesi lokal. Bila trombus sudah dikeluarkan, kulit dieksisi berbentuk elips
untuk mencegah bertautnya tepi kulit dan pembentukan kembali trombus
dibawahnya. Nyeri segera hilang pada saat tindakan dan luka akan sembuh
dalam waktu singkat sebab luka berada di daerah yang kaya akan darah.
- Hemoroidektomi
- Stapled Hemorrhoidopexy
- Teknik Milligan Morgan
- Teknik Whitehead
- Teknik Langenbeck
- Pasca bedah diusahakan supaya pasien defekasi pada hari berikutnya untuk
mencegah terjadinya penyempitan liang anus. Bila terjadi penyempitan, maka
dilakukan dilatasi lagi.
- Suplemen serat komersial yang banyak dipakai antara lain psyllium atau
isphagula Husk

Pencegahan
Yang paling baik dalam mencegah hemoroid yaitu mempertahankan tinja tetap lunak
sehingga muda keluar, dimana hal ini menurunkan tekanan dan pengendanan dan mengosongkan
usus sesegera mungkin setelah perasaan mau kebelakang timbul. Latihan olahraga seperti
berjalan, dan peningkatan konsumsi serat diet, minum air putih yang banyak (minimal 8 gelas
sehari) juga membantu mengurangi konstipasi dan mengendan.
1

Komplikasi.
Komplikasi dari hemoroid meliputi:
18

- Trombsosis, ini akan mengakibatkan iskemi pada daerah tersebut dan nekrosis.
Trombosis dapat terjadi karena tekanan tinggi divena tersebut misalnya ketika
mengangkat barang berta, batuk, bersin, mengedan, atau partus. Vena lebar yang
menonjol itu dapat terjepit sehingga kemudian terjadi thrombosis.
- Ulserasi, infeksi, abses,
- Anemia, dapat terjadi karena perdarahan yang massif, atau perdarahan ringan yang
lama.
- Emboli septic dapat terjadi melalui system portal dan dapat menyebabkan abses hati.
- Inkontinesia dapat terjadi karena sfingter ani tidak berfungsi dengan baik lagi.
Biasanya akibat eksisi atau memotong otot sfingter interna di sisi lateral secara
terbuka atau tertutup.
- Fisura ani adalah koreng di saluran anus, berbentuk lonjong mulai dari linea dentate
sampai pinggir anus. Biasanya disebabkan oleh robekan lapisan mukosa sewaktu
defekasi atau pada pasien pasca bedah hemoroid.
- Peradangan : proktitis yang dapat berkembang menjadi abses yang harus segera
diinsisi, karena pasien sangat kesakitan dengan obstipasi karena takut buang air besar.
Sering kali menjadi fistel ani karena insisi yang kurang adekuat.
- Komplikasi pembedahan hemoroid meliputi nyeri pasca operasi, perdarahan
pasca operasi, retensi urin, stenosis anorektal, cedera sfingter ani,
inkontinensia, sepsis pelvis, perforasi rectal, obstruksi rectal akut,
pembentukan fistula, luka yang tidak sembuh, infeksi, dan kekambuhan.
2,8,9



Prognosis.
Prognosis Hemoroid tanpa komplikasi biasanya baik, dengan angka rekurensinya adalah
10-50%. Dengan terapi yang sesuai, semua hemoroid simptomatis dapat dibuat menjadi
asimptomatis. Pendekatan konservatif hendaknya diusahakan terlebih dahulu pada
semua kasus. Kematian akibat perdarahan hemoroid merupakan kejadian yang jarang
terjadi.
4, 5
19


Kesimpulan
Hemoroid terdiri dari 2 jenis yaitu: hemoroid interna dan hemoroid eksterna. Hemeroid
interna terdiri dari :Derajat 1, 2, 3 ,4. Sedangkan untuk hemoroid eksternal, gejalanya tidak
separah hemoroid internal terutama masalah nyeri dan perdarahan.
Jadi pasien tersebut menderita penyakit hemoroid interna derajat 3 yang ditandai dengan
benjolan yang sering mengeluarkan darah, nyeri, dan dapat dimasukan kembali kedalam anus
dengan jarinya. Oleh karena itu anamesa,pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang
tepat dan benar dapat membantu mendiagnosa penyakit dengan tepat sehingga penatalaksanaan
pada pasien tersebut juga tepat yaitu hanya terapi diet dan medikamentosa.

Daftar Pustaka
1. Sudoyo WA. Setiyohadi B, Alwi I,dkk. Buku ajar ilmu penyakit dalam.Jilid Ke-I. Jakarta:
Interna Publishing; 2009. Hal 25-7, 587-90
2. Staff Pengajar Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Kumpulan
kuliah ilmu bedah. Jakarta: Binaputra Aksara Publisher; 2002.Hal 81-82,254-58
3. Santoso Mardi. Pemeriksaan fisik diagnosis. Jakarta: Bidang penerbit yayasan diabetes
Indonesia ; 2004. Hal 80
4. Alonso-Coello P, Castillejo MM. Office evaluation and treatment of hemorrhoids. Nort Am:
J Fam Pract; 2003. Page 366-47.
5. Syamsuhidajat & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi ke-2. Jakarta: EGC;
2005. hal 672-75.
6. Nivatvongs Santhat. Hemorrhoids. Principle and Practice of Surgery
for the colon, rectum, and anus-Third edition. New York: Informa Health
Care; 2007. Page 144-164.
7. Cintron Jose R, Herand Abcarian. Benign Anorectal: hemorrhoids the ASCRS
textbook of colon and rectal surgery. Springer: New York; 2007. Page 156-172.
20

8. Harrisons. Principles of internal medicine-Seventeenth edition. Amerika: The
McGraw-Hill Companies; 2008. Page 1907.
9. Lippincott William, Wilkins. Greenberg teks atlas kedokteran kedaruratan. Jakarta :
Erlangga; 2008. Hal 311-21

Anda mungkin juga menyukai