Anda di halaman 1dari 1

1 - 1

Manusia memang peniru hebat, tetapi jangan juga meniru buta. Fotokopi saja ada jejaknya, ya
sebaiknya kalau meniru juga harus tinggalkan jejak. Bukankah kita familiar dengan istilah ATM,
Amati Tiru Modifikasi?
Membalas dengan yang sama, belum tentu baik. Melakukan hal yang sama, juga belum tentu buruk.
Tidak ada jaminan baik buruk atau benar salah. Lantas, apakah posisi netral itu baik? Mungkin
mudah tapi tidak menenangkan.
Kalau skor 1 1 terjadi, akan banyak pilihan kemungkinan. Seandainya A merasa lebih baik dari B,
tentu ia akan mengutuk pertandingan itu atau memaksa-maksa agar diberikan perpanjangan waktu
lagi dan lagi. Begitupula sebaliknya. Namun, jika A dan B sebanding, dari awal pertandingan tentu
mereka akan merasakan hal yang sama, lakukan semaksimalnya, urusan hasil harap-harap cemas.
Lain halnya dengan budi, misalkan si Linu berjalan di tengah jalan, nyaris ditabrak mobil, tapi seperti
kebanyakan sinetron, maka si Linu akan menghabiskan waktu beberapa detik untuk reaksi freeze.
Membeku, lalu teriak Aaaaaaa......tanpa diikuti aksi flight atau fight. Untung aja ada Inu, dengan
sigap si Inu menarik Linu ke tepi jalan, terselamatkan. Bila pada suatu hari si Linu ingin membalas
budi baik Inu, ia pasti kebingungan, karena budi takkan pernah terkalkulasi.
Bagaimana kalau duri, sekarang setting kita di dapur umum, seandainya siang terik, tiba-tiba teman
anda meminum habis (tanpa izin) jus jeruk yang anda buat, tidak sedikit manusia yang akan
membalas dengan marah. Manifestasi marahnya saja nanti yang berbeda. Lalu, pada suatu malam,
anda melihat segelas coklat hangat, meski anda sadar itu bukan milik anda, anda tetap saja langsung
meminumnya. Tak ada pikiran si kawan akan marah karena anda berdasar pada, Dia meminum
habis jus jeruk saya, jadi impas kan?
Kalau semua begitu, tentu yang mengakar kuat adalah dendam. Buat apa dendam. Menimbang-
nimbang impas tidaknya suatu hal itu pekerjaan sulit. Buang-buang seperangkat modal (tenaga-
waktu-pikiran), belum tentu yang jadi objek dendam melakukan timbang-timbang impas juga.
Sudddaaahhh.... Lupakan saja. Diam mungkin diartikan mengalah, tapi mengalah bukan berarti
perbuatan salah.

Anda mungkin juga menyukai