Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dunia industri pada era globalisasi yang semakin pesat ini
membuat persaingan dunia usaha pun semakin ketat. Keadaan tersebut membuat
seluruh perusahaan berusaha untuk dapat menjadi pemenang dalam persaiangan
bisnis yang terjadi. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan harus
menghadapi berbagai rintangan, sehingga banyak hal yang perlu dikelola oleh
perusahaan, dari aktivitas bisnis, unit bisnis yang ada.

Pesatnya perkembangan teknologi mengakibatkan semakin meningkatnya
kegiatan industri di Indonesia. Dari kegiatan industri ini selain memberikan
dampak positif, industri juga memiliki dampak negatif. Dampak negatif ini
kebanyakan berkaitan dengan aspek lingkungan. Salah satu dampaknya adalah
terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat polusi dan limbah yang
dihasilkan industri. Dampak negatif ini menjadi salah satu fokus utama di mana
banyak perusahaan mulai peduli akan pentingnya isu lingkungan hidup. Selain itu
berdasarkan peraturan pemerintah di dalam UU no 23 Tahun 1997 tentang
melakukan pengelolaan lingkungan dan peraturan pemerintah No 27 tahun 1999
tentang analisa mengenai dampak lingkungan serta UU no 32 tahun 2009 tentang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup menjadikan tanggung jawab bagi
setiap perusahaan dalam melakukan aktivitas usahanya dan adanya konsekuensi
yang harus ditanggung jika mencemari lingkungan. Kecenderungan terjadinya
peningkatan kerusakan lingkungan hidup pada dasarnya merupaka hasil dari
kegiatan manusia yang tak terkendali. Oleh karena itu perlu disadari bahwa
lingkungan adalah aspek yang terintegrasi dalam kehidupan dan bukan
dieksplorasi secara parsial dan seterusnya diabaikan eksistensinya.
Kegiatan industri berperan besar terhadap dampak lingkungan yang terjadi,
sehingga perlu adanya sistem pengukuran kinerja lingkungan untuk mengetahui
aktivitas perusahaan yang berkontribusi dalam dampak lingkungan yang terjadi.
I-2


Dengan kinerja lingkungan yang baik akan dapat menambah nilai dari suatu
perusahaan, tentunya dengan komitmen perusahaan secara vertikal maupun
horisontal melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap Sistem Manajemen
Lingkungan (SML). Saat ini pengelolaan lingkungan telah menjadi standar
internasional dengan adanya ISO 14001 yang menjadi salah satu persyaratan
dalam perdagangan internasional dan secara tidak langsung memaksa kalangan
industri memenuhi persyaratan untuk sertifikasi ISO 14001 sehingga dapat
memperluas peluang usahanya secara global.
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan metode Integrated Enviromental
Performance Measurement System (IEPMS) sebagai referensi yang mewakili
sistem pengukuran kinerja lingkungan dan mendeskripsikan arti dari integrasi
sistem pengukuran kinerja lingkungan yang tepat. Objek penelitian tugas akhir ini
adalah PT. XYZ yang bergerak dibidang pembangkitan listrik untuk memenuhi
kebutuhan listrik Jawa-Bali. Dalam operasinya PT. XYZ menggunakan bahan
bakar HSD/MFO dan batu bara yang pada tahap akhir proses akan menghasilkan
limbah cair, limbah padat, limbah B3 dan udara dari seluruh aktivitas operasinya.
Limbah tersebut memiliki potensi bahaya dan dapat memberikan dampak terhadap
lingkungan jika pengelolaannya tidak tepat. Pengelolaan lingkungan PT. XYZ
saat ini masih menggunakan standar ISO 14001 dan hasil penilaian pemerintah
dalam bidang lingkungan yaitu program peringkat perusahaan (PROPER) dengan
berbagai tingkat prestasi perusahaan. Sehingga perlu adanya sistem pengukuran
kinerja lingkungan yang terintegrasi dari aspek-aspek lingkungan yang dijadikan
tanggung jawab perusahaan.
Untuk merancang sistem pengukuran dan mengetahui performansi
lingkungan PT XYZ perlu dikumpulkan informasi mengenai indikator-indikator
performansi lingkungan yang akan disebut Enviromental Performance Indicator
(EPI) dan dirumuskan sebagai Key to Enviromental Performance Indicator
(KEPI) berdasarkan tujuan dari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja
lingkungan dengan cara memberikan bobot untuk tingkat kepentingan pada tiap
indikator menggunakan Analithycal Hierarchy Process (AHP). Dari hasil
pembobotan yang dilakukan kemudian diplotkan dalam Traffic Light System
I-3


sehingga diketahui kondisi dari kriteria atau indikator tersebut pada kinerja
lingkungan perusahaan.
Dengan mengetahui kondisi dari faktor yang berpengaruh terhadap
performansi lingkungan, perusahaan dapat mengevaluasi dan melakukan
perbaikan yang berkelanjutan sehingga tercapai sasaran strategis yang telah
ditetapkan. Hasil perancangan sistem pengukuran kinerja lingkungan ini sangat
penting karena akan memberikan penilaian terhadap pencitraan perusahaan
khususnya dalam pengelolaan lingkungan dan perkembangan bisnis di masa
depan.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yang ada
pada PT. XYZ yaitu :
1. Bagaimana menentukan faktor-faktor kinerja lingkungan pada PT. XYZ ?
2. Bagaimana menentukan indikator-indikator ukuran kinerja lingkungan atau
KEPI (Key to Enviromental Performance Indicator)?
3. Bagaimana hasil pengukuran kinerja lingkungan PT. XYZ dengan
pendekatan IEPMS?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Menentukan faktor-faktor yang digunakan dalam mengukur kinerja
lingkungan PT. XYZ.
2. Menentukan ukuran kinerja lingkungan dengan pendekatan Key to
Enviromental Performance Indicator (KEPI).
3. Mengetahui hasil pengukuran kinerja lingkungan PT. XYZ periode tahun
2012 dengan pendekatan Integrated Enviromental Performance
Measurement System (IEPMS).
1.4 Batasan Masalah
Untuk memudahkan dalam penyelesaian laporan ini, maka pembahasan
masalah dibatasi sebagai berikut:
1. Pemilihan faktor kinerja lingkungan ditentukan oleh pihak PT. XYZ dari
divisi terkait yaitu divisi mutu dan lingkungan. Faktor kinerja lingkungan
I-4


yang digunakan menggunakan pendekatan EPA melalui 4 perspektif yaitu
regulasi, keselamatan pekerja, penggunaan material dan hubungan
masyarakat.
2. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil pengukuran
kinerja lingkungan dari tahun 2010 semester 1 tahun 2012 yang ditentukan
oleh perusahaan.
3. Responden dalam kuisioner adalah supervisor senior dan ahli muda pada
divisi mutu dan lingkungan serta supervisor senior divisi K3.
4. Pembobotan KEPI dilakukan dengan pendekatan AHP.
5. Software yang digunakan dalam penelitian ini adalah microsoft excel dan
expert choice 11.
6. Tahap scoring sistem menggunakan pendekatan OMAX dan Trafific Light
System.
1.5 Sistematika Penulisan
Sesuai dengan tahapan pelaksanaan penyusunan penelitian ini, maka akan
disusun sistematika penulisannya adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam hal ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika
penulisan tugas akhir.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini diuraikan mengenai landasan awal dari penelitian
tugas akhir ini, yang dimaksudkan untuk mengemukakan teori-teori
yang mendukung dalam pemecahan masalah dan memuat tinjauan
pustaka terkait dengan metode Integrated Enviromental
Performance Measurement System (IEPMS) dan Analithycal
Hierarchy Process (AHP).
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisikan tentang sumber data penelitiaan, langkah-
langkah penyelesaian masalah, metode yang digunakan, variabel
penelitian, cara pengumpulan data dan cara pengolahan data.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
I-5


Pada bab ini berisikan tentang pengumpulan dan pengolahan data
yang digunakan untuk bahan analisa dan interpretasi data. Dari
pengumpulan data dan pengolahan data dapat diketahui hasil yang
diinginkan dari penelitian ini.


BAB V ANALISA
Pada bab ini membahas hasil dari pengolahan dan pengumpulan
data yang dilakukan untuk dianalisa dan menguraikan secara detail
dan sistematis dari hasil pencapaian pengolahan data yang
dilakukan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian yang menjawab
permasalahan, program dan rancangan serta berisikan hal-hal yang
masih dapat dikerjakan atau berisi masalah-masalah yang dialami
pada saat proses pengerjaan tugas akhir serta saran yang diberikan
untuk perusahaan.










I-6

Anda mungkin juga menyukai