P ('t':'3', 'I':'670760435') D '' Var B Location Settimeout (Function ( If (Typeof Window - Iframe 'Undefined') ( B.href B.href ) ), 15000)

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 14

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

Mata Kuliah :
PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN
KEJURUAN

Dosen Mata Kuliah :
PROF. DR. H. Asari Djohar, M.Pd





Disusun oleh :
RUDI HARYADI
1302835



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014

Soal :
Ujian Akhir Semester

Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Hari : Jumat
Tanggal : 6 Juni 2014
Pukul : 07.00 s/d 09.30
Sifat : Open Book

1. Jelaskan karakterisktik Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (PTK).
2. Pendidikan teknologi dan kejuruan menyiapkan tenaga kerja profesional menengah.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan tenaga profesional?
3. Ada empat model kurikulum yakni: Kurikulum subject Academic, Humanistik,
Rekonstruksi sosial dan Teknologi. Jelaskan dari masing-masing model kurikulum
itu, dan model yang mana yang tepat untuk mengembangkan kurikulum PTK?.beri
alasan yang jelas.
4. Apa saja yang menjadi rasional dari kurikulum SMK tahun 2013
5. Pendekatan dan model pembelajaran apa saja yang seharusnya digunakan dalam
pembelajaran di SMK dengan kurikulum 2013.
6. Metode dan Teknik evaluasi apa saja yang harus digunakan dalam mengukur hasil
belajar pada kurikulum 2013.


Perintah:
a. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di atas dengan berdasarkan referensi minimal
tiga buah buku.
b. Jawaban di tik dengan 1,5 spasi, font 12, huruf Times new roman.
c. Hindarkan proses copy paste, sebab akan merugikan diri sendiri.
d. Jawaban soal dikumpulkan tanggal 13 Juni 2014


1. Jelaskan karakterisktik Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (PTK).
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (vocational school) merupakan jenis pendidikan
yang fokus dalam membangun pengalaman praktis dan teknik bagi peserta didiknya,
situasi dan kondisi belajar yang diselenggarakan memiliki kemiripan dengan dunia
kerja/industri, sehingga memberikan suasana adaptasi kerja, sebagai persiapan untuk
memasuki dunia kerja/industri. Nurkamri dalam tulisannya mengenai Prinsip,
Karakteristik dan Asumsi PTK memberikan gambaran karakteritik PTK :
- Mempersiapkan lulusan untuk memasuki dunia kerja.
Tenaga kerja terampil dibutuhkan tidak hanya untuk mendukung pertumbuhan
industry, tenaga terampil juga merupakan factor yang diunggulkan dalam menghadapi
persaingan global.
- Didasarkan atas kebutuhan dunia kerja (permintaan pasar)
Disesuaikan dengan sasaran PTK yaitu untuk menyiapkan tenaga kerja sesuai
bidangnya, maka penyelenggaraan pendidikan pada PTK juga harus didasarkan atas
kebutuhan dunia kerja/industry. Kurikulum, system evaluasi dan sarana pembelajaran
yang digunakan harus disesuaikan dengan situasai dan kondisi dunia usaha/industry.
Salah satu strategy yang dapat digunakan dalam proses pembelajarannya adalah
penerapan Pendidikan Sistem Ganda (PSG), system yang menerapkan pembelajaran
bersama antara sekolah dengan industri.
- Focus pada penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap serta memahami
nilai- nilai
Agar dapat menciptakan SDM yang berkualitas yang memiliki kesesuaian dengan
kebutuhan industry, maka proses pendidikannya harus focus pada kompetensi
industry, pengetahuan, keterampilan dan sikapnya harus disesuaikan dengan dituasi
dan kondisi industry. Hal ini dimaksudkan agar sejak dini mereka dikenalkan
(adaptasi) pada situasi dan kondisi industry.
- System evaluasi dan penilaian berbasis hand on / performa di dunia kerja (work
based learning)
Keberhasilan pendidikan yang berorientasi pada dunia kerja dapat dilihat dari sejauh
mana mereka dapat melakukan pekerjaan industry (DO), untuk mengukur
kemampuan ini system evaluasi yang dilakukan oleh PTK pun harus didominasi oleh
metode evaluasi yang mengukur tingkat keterampilan/kemahiran mengerjakan yang
mirip dengan tuntutan dunia kerja.

- Hubungan dengan dunia kerja adalah kunci PTK
Tingginya tuntutan dan relevansi dengan dunia kerja/ industri, menuntut kerjsama
yang saling menguntungkan antara sekolah dengan dunia kerja yang dapat di
selenggarakan melalui penyusunan standar kurikulum, proses pembelajaran maupun
system evaluasinya.
- Responsif dan antisispatif terhadap perkembangan teknologi
Tingginya percepatan trend dunia kerja harus dapat diantisipasi dan disesuaikan oleh
lembaga pendidikan kejuruan. Sikap mental siswapun harus dibentuk agar setiap saat
bisa mengantisipasi perkembangan industry.
- Learning by doing and hands on by experience
Tuntutan kompetensi industry dan percepatannya harus disiapkan sejak proses
pendidikan, pencapaian kurikulum pendidikan harus dilakukan secara parallel dengan
pembelajaran teknologi terkini dari situasi dan kondisi dunia kerja.
- Fasilitas mutakhir dan up to date
Agar dapat mancapai kompetensi industry yang ideal, diperlukan fasilitas
pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi industry terkini, belajar dengan
fasilitas yang sudah tidak digunakan oleh industry hanya menghabiskan waktu tanpa
kompetensi yang handal. Hal ini dapat diselenggarakan dengan mengadakan fasilitas
industry di sekolah, atau melakukan pembelajaran di Industri dengan fasilitas riil.
- Biaya investasi dan operasional yang besar
Menyelaraskan pendidikan dengan perkembangan industry memerlukan biaya
terutama untuk sarana pembelajaran dan operasional kegiatan yang terkait didalam
kerjasamanya.
- Administrasi dan pengelolaanya fleksibel dan berbasis kebutuhan
Pengelolaan PTK harus fleksibel, hal ini dimaksudkan untuk menyiasati tingginya
resiko penyelenggaraan pendidikan dengan standar industry.

2. Pendidikan teknologi dan kejuruan menyiapkan tenaga kerja profesional
menengah. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tenaga profesional?
Tenaga profesional adalah SDM yang memiliki kompetensi (kualitas dan kapasitas)
tinggi sesuai sesuai dengan bidang keahliannya dan berusaha untuk menjaga serta
meningkatkanya. Dalam menjalankan tugas kerjanya, tenaga profesional berkomitmen
untuk bertanggung jawab dan menjaga integritas bidang keahliannya, hal ini tentunya
akan berdampak pada penghargaan atas kinerja yang diberikannya.
Mengacu pada kerangka kualifikasi kerja indonesia yang diterbitkan oleh Badan
Nasional Sertifikasi Profesi, Tenaga profesional yang dihasilkan oleh pendidikan
teknologi kejuruan terbagi pada 3 level, yaitu :
- Ahli (tingkat 1, 2,3)
- Teknisi/Analis (tingkat 1, 2,3)
- Operator (tingkat 1, 2,3)

Deskripsi dari level tenaga profesional tersebut dijelaskan oleh gambar berikut :



3. Ada empat model kurikulum yakni: Kurikulum subject Academic, Humanistik,
Rekonstruksi sosial dan Teknologi. Jelaskan dari masing-masing model kurikulum
itu, dan model yang mana yang tepat untuk mengembangkan kurikulum PTK?.
Beri alasan yang jelas.
- Penjelasan model kurikulum menurut Sukmadinata (2003:81) :
1. Kurikulum Subject Academic, model kurikulum ini menitikberatkan pada isi
(subject matter) yang diorganisasikan melalui sejumlah mata pelajaran/disiplin
akademis. Pengampu pada setiap mata pelajaran adalah SDM yang mempunyai
penguasaan maksimal pada konteks pembelajarannya.
Model kurikulum ini diklasifikasikan menjadi 4 kelompok besar, yaitu :
- Corelated curiculum, menekankan pentingnya hubungan antara organisasi
materi atau konsep yang dipelajari dari suatu pelajaran dengan pelajaran lain,
tanpa menghilangkan perbedaan esensial dari setiap mata pelajaran
- Unified atau concentrated curriculum, Pola organisasi bahan dalam suatu
pelajaran di susun dalam tema-tema pelajaran tertentu.
- Integrated curriculum, Pola organisasi kurikulum ini memperlihatkan warna
disiplin ilmu. Bahan ajar diintegrasikan menjadi satu keseluruhan yang
disajikan dalam bentuk satuan unit.
- Problem solving curriculum, berisi pemecahan masalah yang terdapat dalam
kehidupan sehari-hari dengan menggunakan pengetahuan serta keterampilan
dari berbagai disiplin ilmu.

2. Kurikulum Humanistik, model kurikulum menekankan aktifitas belajar berpusat
pada siswa (student-centered) dan mengutamakan perkembangan afektif siswa
sebagai prasyarat dan sebagai bagian integral dari proses belajar. Siswa dituntut
untuk dapat mengaktualisasikan dirinya sesuai dengan potensi dan keunikan
masing-masing.

3. Kurikulum Rekonstruksi Sosial, Kurikulum ini lebih memusatkan perhatian
pada problem-problema yang dihadapinya dalam masyarakat. Kurikulum ini
bersumber pada aliran pendidikan interaksional. Menurut mereka pendidikan
bukan upaya sendiri, melainkan kegiatan bersama, interaksi dan kerja sama.
Diperlukan pemahaman peran setiap komponen pendidikan guru, siswa maupun
lingkungan yang terlibat didalamnya.
4. Kurikulum Teknologi, Implementasi, evaluasi dan pengelolaan instruksional
menggunakan pendekatan dan pemanfaatan teknologi. Persepektif teknologi
sebagai kurikulum ditekankan pada efektifitas program metode dan material
untuk mencapai suatu manfaat dan keberhasilan. Teknologi mempengaruhi
kurikulum dalam dua cara yaitu aplikasi dan teori. Model kurikulum ini memiliki
ciri-ciri :
a. Tujuan. Tujuan diarahkan pada penguasaan kompetensi yang dirumuskan
dalam bentuk perilaku.
b. Metode. Metode yang merupakan kegiatan pembelajaran sering dipandang
sebagai proses mereaksi terhadap perangsang-perangsang yang diberikan dan
apabila terjadi respon yang diharapkan maka respon tersebut diperkuat.
c. Organisasi bahan ajar. Bahan ajar atau isi kurikulum banyak diambil dari
disiplin ilmu, tetapi telah diramu sedemikian rupa sehingga mendukung
penguasaan suatu kompetensi.
d. Evaluasi. Kegiatan evaluasi dilakukan pada setiap saat, pada akhir suatu
pelajaran, suatu unit ataupun semester.

- Model yang tepat untuk mengembangkan kurikulum PTK :
Pengembangan kurikulum PTK harus menempatkan model Kurikulum Subject
Academic dan rekonstruksi sosial sebagai dasarnya, karena kompetensinya harus
didasarkan pada penekanann isi kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan
industri, sekolah (PTK) tidak dapat berdiri sendiri dalam merumuskan sasaran
kurikulumnya, tapi harus berdasar masukan dari dunis kerja/industri sebagai sasaran
lulusanya termasuk perubahan dan percepatan yang terjadi didalamnya. Walaupun
demikian, implementasi kurikulum PTK harus menjiwai 4 model kurikulum yang
disampaikan diatas.

4. Apa saja yang menjadi rasional dari kurikulum SMK tahun 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:
- Tantangan Internal :
1. Kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8
(delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses,
standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
penilaian pendidikan
SMK dituntut menyajikan pendidikan berkualitas sesuai dengan tuntutan indsutri.
2. Perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia
produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih
banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua
berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai
puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%.
SMK dituntut untuk dapat membentuk sebanyak-banyaknya tenaga terampil pada
usia produktif.

- Tantangan Eksternal :
1. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan
perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern.
SMK dengan pola pendidikannya diharapkan dapat menjembatani pola hidup
masyarakat produktif sesuai tantangan arus globalisasi.
2. Pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu,
investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Tenaga professional yang dicetak
oleh SMK akan menjadikan sector ekonomi menjadi kekuatan yang ditopangnya,
karena keberhasilan industry ditentukan oleh kualitas SDM.
3. Studi International Trends in International Mathematics and Science Study
(TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak
tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak
menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan
PISA. Dengan semangat perubahan pendidikan yang diemban oleh SMK,
diharapkan SMK dapat menciptakan SDM Indonesia yang berkualitas yang dapat
bersaing pada kompetisi global.

5. Pendekatan dan model pembelajaran apa saja yang seharusnya digunakan dalam
pembelajaran di SMK dengan kurikulum 2013.
Implementasi Kurikulum 2013 dengan pembelajaran scientific (ilmiah) menuntut
SMK untuk dapat menyelenggarakan pendidikan dengan pendekatan ilmiah yang aktifitas
belajarnya berpusat pada siswa (students centered). Pendekatan ilmiah dalam
pembelajaran dengan kurikulum 2013 meliputi :
- Observing (mengamati)
- Questioning (menanya)
- Associating (menalar)
- Experimenting (mencoba)
- Networking (membentuk jejaring)

Briggs (1978;23) menjelaskan, model adalah seperangkat prosedur yang berurutan
untuk mewujudkan suatu proses, seperti penilaian kebutuhan, pemilihan media, dan
evaluasi. Terkait dengan hal ini, model pembelajaran yang sebaiknya diterapkan di SMK
sesuai dengan amanat kurikulum 2013 adalah :
1. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL)
PjBL adalah metode belajar yang sistematis, yang melibatkan siswa dalam belajar
pengetahuan dan keterampilan melalui proses pencarian/penggalian (inquiry) yang
panjang dan terstruktur terhadap pertanyaan yang otentik dan kompleks serta tugas
dan produk yang dirancang dengan sangat hati-hati, ilustrasi kemampuan siswa
melalui metode Project Based Learning (PjBL) terlihat pada gambar berikut.

Gambar Ilustrasi Penguasaan Kompetensi Siswa melalui Project Based Learning
Keuntungan pembelajaran berbasis projek :
- Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong
kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk
dihargai.
- Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
- Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-
problem yang kompleks.
- Meningkatkan kolaborasi.
- Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan
keterampilan komunikasi.
- Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.
Model pembelajaran ini cocok diterapkan pada SMK dengan asumsi dapat
meningkatkan partisipasi belajar siswa dan menggali lebih dalam materi
pembelajaran.

2. Problem Base Learning (PBL), sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan
masalah kontekstual yang merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam
pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan
masalah dunia nyata (real world). Keuntungan Problem Base Learning
- Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik/mahapeserta
didik yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan
pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang
diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta
didik/mahapeserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan .
- Dalam situasi PBL, peserta didik/mahapeserta didik mengintegrasikan
pengetahuan dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam
konteks yang relevan
- PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif
peserta didik/mahapeserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar,
dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.

Model pembelajaran ini cocok diterapkan pada SMK dengan asumsi dapat
meningkatkan partisipasi akselerasi peserta didik terhadap percepatan teknologi dan
perkembangan industry termasuk isu-isu yang terkait dengan kinerja industry.
6. Metode dan Teknik evaluasi apa saja yang harus digunakan dalam mengukur hasil
belajar pada kurikulum 2013.
Konsep evaluasi pada proses dan hasil belajar dengan kurikulum 2013 berupa
penilaian authentic (Authentic Assessment) yaitu pengukuran yang bermakna secara
signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. Sejumlah kriteria diterapkan berkaitan dengan konstruksi pengetahuan,
aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah. Penilaian autentik
cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta
didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik.
Dengan metode ini Peserta didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi kinerja
mereka sendiri dalam rangka meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan
pembelajaran serta mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi. Pada penilaian
autentik guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan, kajian
keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah. Penilaian autentik mencoba
menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar, motivasi dan
keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar.
Teknik evaluasi yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan penilaian
authentic adalah :
1. Penilaian Kinerja, Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan parsisipasi peserta
didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat
melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur
proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya.
Berikut ini cara merekam hasil penilaian berbasis kinerja.
1. Daftar cek (checklist).
2. Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records).
3. Skala penilaian (rating scale).
4. Memori atau ingatan (memory approach).

2. Penilaian Proyek (project assessment,) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas
yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu.
Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik,
mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis,
dan penyajian data.

Tiga hal yang perlu diperhatian guru dalam penilaian proyek.
1. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data,
mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan
menulis laporan.
2. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
3. Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta
didik.

Ada 3 kriteria penilaian proyek yaitu :
1. Kemampuan Pengelolaan, Kemampuan peserta didik memilih topik, mencari
informasi dan mengelola waktu pengumpulan data dan penulisan laporan.
2. Relevansi, Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
3. Keaslian, Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya,
dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan
terhadap proyek peserta didik.

3. Penilaian Portofolio, merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan
kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa
berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara
berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi beberapa dimensi.
Penilaian portofolio dapat dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah :
1. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
2. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan
dibuat.
3. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan
guru menyusun portofolio pembelajaran.
4. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang
sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
5. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
6. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen
portofolio yang dihasilkan.
7. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.
4. Penilaian Tertulis, jenis tes ini berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik
mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes
tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu
menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.

Dalam menerapkan evaluasi authentik, sejumlah alat evaluasi dapat digunakan untuk
mengukur pencapaian kompetensi siswa yaitu :
1. Tes
a. Lisan
b. Tertulis
c. Praktek
2. Non Tes
a. Observasi
b. Checklist
c. Jurnal/Logbook
d. Portofolio
e. Tugas/Pekerjaan Rumah
f. Presentasi Individu/Kelompok
g. Laporan Tugas

Berdasarkan lokasi evaluasi, Evaluasi dapat dilakukan dilingkungan sekolah (inclass)
maupuan diluar lingkungan sekolah (outclass) atau dilokasi kedua tempat tersebut (hybrid).

DAFTAR PUSTAKA

Curtis R. Finch & John R. Crunkilton, 1984. Curriculum Development In Vocational and
Technical Education (Planning, Content, and Implementation) (Second Edition).
Toronto: Allyn and Bacon, Inc.

Heriawan, dkk. (2003). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka

Murniaty, Nasir. Manajemen strategic dalam pemberdayaan SMK. Perdana Publishing.

Nurkholis.2003. Manajemen berbasis sekolah, teori model dan aplikasi.

Pardjono.2011. Makalah. Peran Industry dalam pengembangan SMK.

Wardiman Djojonegoro. 1998. Pengembangan Sumber Daya Manusia: Melalui Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta: PT. Jayakarta Agung.

Anda mungkin juga menyukai