Anda di halaman 1dari 6

1

PRAKTIKUM V
PENETAPAN KADAR SULFUR DIOKSIDA (SO
2
) DALAM MINUMAN RINGAN
TITRASI REDOKS (YODIMETRI)

Hari/Tanggal : Senin, 19 Mei 2014
Nama : Nurul Hidayati
NIM : P07134012 034

I. TUJUAN
Mahasiswa dan Mahasiswi mampu melakukan penetapan kadar sulfur dioksida (SO
2
)
dalam minuman ringan (ale-ale) dengan titrasi redoks metode yodimetri.

II. LANDASAN TEORI


III. PRINSIP KERJA DAN REAKSI
a. Prinsip Kerja
Larutan asam ascorbat dititrasi dengan larutan iodium yang telah distandarisasi
dengan larutan dengan penambahan indikator amilum titik akhir titrasi ditandai
dengan perubahan warna menjadi biru.


b. Reaksi
Standarisasi Iodium terhadap Arsen Trioksida (As
2
O
3
)
As
2
O
3
+ 2 I
2
+ 3H
2
O As
2
O
5
+ 4 H
+
+ 4 I
-


Penetapan Kadar Asam Askorbat
C
6
H
8
O
6
+ I
2
C
6
H
5
O
6
+ 2 HI
-






IV. ALAT DAN REAGENSIA
a. Alat
Buret
Gelas beaker
Neraca analitik
2

Labu Erlenmeyer
Labu ukur
Gelas ukur
Pipet volume
Batang pengaduk
Cawan petri
Corong
Pipet Ukur
Tissue

b. Reagensia
Yodium (I
2
) 0,01 N
Arsen Trioksida (As
2
O
3
) 0,01 N
NaOH 1 N
Natrium Bikarbonat (NaHCO
3
)
Asam Sulfat (H
2
SO
4
) 15%
Hidrogen Peroksida (H
2
O
2
) 3%
Indikator Amilum 1%
Sampel minuman ringan ale-ale
Aquades

V. CARA KERJA
a. Standarisasi Larutan Yodium 0,1 N terhadap Arsen Trioksida
Ditimbang 10,0 ml As
2
O
3
0,01 N ke dalam erlenmeyer 250 ml
Ditambahkan 2 gram NaHCO
3
dicampur hingga larut
Ditambahkan aquades 25 ml
Ditambahkan 1 ml indikator amilum 1%
Dititrasi dengan larutan yodium 0,01 N sampai warna biru.
Dihitung normalitas larutan yodium sebenarnya.

b. Penetapan Kadar SO
2

Dipipet 50,0 ml sampel minuman ringan ke dalam labu ukur 100,0 ml
Ditambahkan aquades sampai garis kemudian di campur
Disiapkan 2 buah erlenmeyer 250 ml (erlenmeyer A dan B)
Dari sampel dalam labu dipipet 25,0 mL masing-masing ke dalam erlenmeyer A
dan erlenmeyer B
3

Ditambahkan masing-masing 10 ml NaOH 1 N tutup erlenmeyer dengan
aluminium foil kemudian inkubasi 10 menit
Setelah inkubasi ditambahkan masing-masing 15 ml H
2
SO
4
6 N
Sementara hanya pada erlenmeyer B ditambahkan juga H
2
O
2
3%
Kemudian masing-masing erlenmeyer ditambahkan 1 ml indikator amilum 1 %
Titrasis dengan Iodium sampai terbenyuk warna biru.

VI. RUMUS PERHITUNGAN
Standarisasi
N
2
(yodium) =



Keterangan :
N
1
: Normalitas larutan Baku Primer (As
2
O
3
)
V
1
: Volume larutan Baku Primer
N
2
: Normalitas larutan Baku

Sekunder (Yodium)
V
t
: Volume Titrasi Larutan Baku Sekunder
Penetapan Kadar
% SO
2





Keterangan :
A = Volume Titrasi dari erlenmeyer A
B = Volume Titrasi dari erlenmeyer B
N
s
= Konsentrasi Yodium
BE = 8
W = Berat Penimbangan sampel
V
1
= Volume Pengenceran sampel pada labu ukur
V
2
= Volume Sampel yang dipipet

VII. DATA PERCOBAAN
a. Data Titrasi
Standarisasi
No. Volume As
2
O
3
(mL) Pembacaan Buret (mL) Volume titrasi (mL)
1 10,0 0,00 10,20 10,20
2 10,0 10,20 22,00 11,80
4


Penetapan Kadar SO
2

No. Volume Sampel (mL) Perubahan Buret (mL) Volume titrasi (mL)
1 (A) 25,0 0,00 1,10 1,10
2 (B) 25,0 1,10 2,00 0,90

VIII. PERHITUNGAN
a. Standarisasi
I)


=
b. Penetapan Kadar
I) %b/v A. ascorbat =



=



=

IX. PERSYARATAN
Kadar

X. HASIL DAN KESIMPULAN
a. Hasil
Dari praktikum pada proses standarisasi diperoleh normalitas baku sekunder
yodium yang sebenarnya adalah 0,0090 N. Sementara pada proses penetapan
kadar diperoleh kadar sulfur dioksida sebesar 0,12%.

b. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa

XI. PEMBAHASAN

5

XII. CATATAN DAN DOKUMENTASI
a. Catatan
Pembuatan indikator amilum 1%
Timbang 1 gram amilum.
Dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 ml
Ditambahkan air 50 ml, homogenkan
Ditambahkan kembali aquades yang mendidih sampai batas volume.
Dipanaskan hingga mendidih
Didinginkn dan masukkan ke dalam botol, beri etiket.

b. Dokumentasi
Standarisasi
Sebelum dititrasi Setelah dititrasi













Penetapan Kadar
Sebelum dititrasi Setelah dititrasi
6

Anda mungkin juga menyukai