Anda di halaman 1dari 54

merpatisepuluh

Smile! Youre at the best WordPress.com site ever


About
Askep Kasus Dispepsia Rumah Sakit
By rafimerpati on April 9, 2013
BAB I
PENDAHULUAN

1. A. Latar Belakang
Kata Dyspepsia berasal dari bahasa -Yunani yang berarti pencernaan yang sulit / jelek, juga
dikenal sebagai sakit perut atau gangguan pencernaan, mengacu pada kondisi gangguan
pencernaan Ini adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan nyeri kronis atau berulang di
atas. perut kepenuhan dan merasa kenyang lebih awal dari yang diharapkan ketika makan. Hal
ini dapat disertai dengan kembung, bersendawa, mual, atau mulas. Dispepsia adalah masalah
umum, dan sering akibat penyakit gastroesophageal reflux (GERD) atau gastritis, tetapi dalam
sebuah minoritas kecil mungkin merupakan gejala pertama dari penyakit ulkus peptikum (tukak
lambung dari lambung atau duodenum) dan kadang-kadang kanker
Banyak sumber, banyak juga angka yang diberikan. Ada yang menyebut 1 dari 10 orang, namun
ada juga yang menyatakan sekitar 25 persen dari populasi. Mengenai jenis kelamin, ternyata baik
lelaki maupun perempuan bisa terkena penyakit itu. Penyakit itu tidak mengenal batas usia,
muda maupun tua, sama saja. Di Indonesia sendiri, survei yang dilakukan dr Ari F Syam dari
FKUI pada tahun 2001 menghasilkan angka mendekati 50 persen dari 93 pasien yang diteliti.
Sayang, tidak hanya di Indonesia , di luar negeri pun, menurut sumber di Internet, banyak orang
yang tidak peduli dengan dispepsia itu. Mereka tahu bahwa ada perasaan tidak nyaman pada
lambung mereka, tetapi hal itu tidak membuat mereka merasa perlu untuk segera memeriksakan
diri ke dokter.
Padahal, menurut penelitian- masih dari luar negeri-ditemukan bahwa dari mereka yang
memeriksakan diri ke dokter, hanya 1/3 yang tidak memiliki ulkus (borok) pada lambungnya
atau dispepsia non-ulkus. Angka di Indonesia sendiri, penyebab dispepsi adalah 86 persen
dispepsia fungsional, 13 persen ulkus dan 1 persen disebabkan oleh kanker lambung. Menurut
Depkes (2003), dispepsia berada pada peringkat ke 10 dengan proporsi 1,5% untuk kategori 10
penyakit terbesar pada pasien rawat jalan diseluruh rumah sakit di Indonesia. Tahun 2004
dispepsia menempati urutan ke 15 dari daftar 50 penyakit dengan pasien rawat inap terbanyak di
Indonesia dengan proporsi 1,3 % dan menempati urutan ke 35 dari 50 penyakit penyebab
kematian. Survei yang dilakukan dr Ari F. Syam dari FKUI pada tahun 2001 dari 93 pasien yang
diteliti, hampir 50% mengalami dispepsia. Berdasarkan data dari Rumah Sakit umum Mokopido
Tolitoli tahun 2011 didapatkan bahwa angka kejadian rawat inap kasus dispepsia diruang teratai
interna berjumlah 204 pasien (22,7%), dan untuk tahun 2012 periode bulan Januari sampai
dengan bulan Juni 2012 adalah 154 pasien, dengan presentase 17,2%.
Masalah kesehatan yang tersebut diatas menarik minat peneliti untuk menulis karya tulis ilmiah
oleh karena masalah tersebut harus ditanggulangi untuk mengurangi dan mencegah komplikasi
komplikasi yang lebih berat. Dan untuk mengatasi masalah masalah yang lazim tersebut,
diperlukan asuhan keperawatan yang komprenhensif ditujukan untuk meningkatkan mencegah,
mengatasi dan memulihkan kesehatan dengan mempergunakan pendekatan proses keperawatan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :Bagaimana pelaksanaan asuhan
keperawatan pada ny. m dengan kasus dispepsia diruang terarai interna rsu mokopido tolitoli.

C. Tujuan Penulisan
1. 1. Tujuan umum
Untuk memperoleh pengalaman tentang penerapan Asuhan Keperawatan Pada Ny. M Dengan
Kasus Dispepsia Di Ruang Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli

1. 2. Tujuan khusus
1. Mampu melakukan tahapan pengkajian Asuhan Keperawatan Pada Ny. M Dengan
Kasus Dispepsia Di Ruang Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli
2. Mampu melaksanakan perencanaan Asuhan Keperawatan Pada Ny. M Dengan
Kasus Dispepsia Di Ruang Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli
3. Mampu melaksanakan implementasi Asuhan Keperawatan Pada Ny. M Dengan
Kasus Dispepsia Di Ruang Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli
4. Mampu melakukan evaluasi Asuhan Keperawatan Pada Ny. M Dengan Kasus
Dispepsia Di Ruang Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli
5. Mampu melakukan catatan perkembangan Asuhan Keperawatan Pada Ny. M
Dengan Kasus Dispepsia Di Ruang Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli

D. Metode Penulisan
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menggunakan metode deskriptif dengan
menggambarkan data secara objektif dimulai dari pengumpulan data, pengolahan sampai
evaluasi dan selanjutnya menyajikan dalam bentuk narasi. Dalam penyusunan Karya tulis ilmiah
ini penulis memperoleh data melalui :
1. Wawancara langsung dengan tanya jawab pada klien, keluarga, pembimbing.


1. Observasi yaitu dengan cara mengamati langsung pada saat melakukan asuhan
keperawatan.
2. Pengkajian fisik sebelum melakukan perencanaan dan tindakan keperawatan.














BAB II
TINJAUAN TEORI

1. A. Konsep Teori Penyakit
2. Pengertian
Dyspepsia merupakan kumpulan gejala/simtom atau sindrom yang terdiri dari keluhan nyeri uluh
hati, kembung, mual, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang, rasa penuh/begah dan rasa panas di
dada/epigastrium (FKUI,Dharmika, 2001).
Dispepsia merupakan sekumpulan gejala seperti rasa panas di ulu hati, perih, mual dan
kembung. (http://mgo 1.Wordpress. Com/ 2011/11/asuhan-keperawatan-klien-dengan
dispepsia.html)
1. Etiologi
Penyebab dispepsia adalah :
1. Menelan udara (aerofagi)
2. Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung
3. Iritasi lambung (gastritis)
4. Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis
5. Kanker lambung
6. Peradangan kandung empedu (kolesistitis)

1. Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya)
2. Kelainan gerakan usus
3. Manifestasi Klinik
Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada mungkin disertai dengan sendawa dan
suara usus yang keras (borborigmi). Pada beberapa penderita, makan dapat memperburuk nyeri;
pada penderita yang lain, makan bisa mengurangi nyerinya. Gejala lain meliputi nafsu makan
yang menurun, mual, sembelit, diare dan flatulensi (perut kembung).
http://koranindonesiasehat.wordpress.com/2012/10/asuhan-keperawatan-dispepsia.html
1. Klasifikasi Dispepsia
2. a. Dispepsia Fungsional
Terdapat bukti bahwa dispepsia fungsional berhubungan dengan ketidaknormalan pergerakan
usus (motilitas) dari saluran pencernaan bagian atas (esofagus, lambung dan usus halus bagian
atas). Selain itu, bisa juga dispepsia jenis itu terjadi akibat gangguan irama listrik dari lambung
atau gangguan pergerakan (motilitas) piloroduodenal.
Beberapa kebiasaan yang bisa menyebabkan dispepsia adalah menelan terlalu banyak udara.
Misalnya, mereka yang mempunyai kebiasaan mengunyah secara salah (dengan mulut terbuka
atau sambil berbicara). Atau mereka yang senang menelan makanan tanpa dikunyah (biasanya
konsistensi makanannya cair).
Keadaan itu bisa membuat lambung merasa penuh atau bersendawa terus. Kebiasaan lain yang
bisa menyebabkan dispesia adalah merokok, konsumsi kafein (kopi), alkohol, atau minuman
yang sudah dikarbonasi.
Mereka yang sensitif atau alergi terhadap bahan makanan tertentu, bila mengonsumsi makanan
jenis tersebut, bisa menyebabkan gangguan pada saluran cerna. Begitu juga dengan jenis obat-
obatan tertentu, seperti Obat Anti-Inflamasi Non Steroid (OAINS), Antibiotik makrolides,
metronidazole), dan kortikosteroid. Obat-obatan itu sering dihubungkan dengan keadaan
dispepsia.
Yang paling sering dilupakan orang adalah faktor stres/tekanan psikologis yang berlebihan.
1. b. Penyakit Refluks Asam/Organik
Cukup sering ditemukan dispepsia akibat asam lambung yang meluap hingga ke esofagus
(saluran antara mulut dan lambung). Karena saluran esofagus tidak cukup kuat menahan asam -
yang semestinya- tidak tumpah, karena pelbagai sebab, pada orang tertentu asam lambung bisa
tumpah ke esofagus dan menyebabkan dispepsia. Dispepsia jenis itu bisa menyebabkan nyeri
pada daerah dada.
1. c. Diagnosis
Mencari tahu sebab (diagnosis) dari dispepsia tidaklah mudah. Dalam dunia kedokteran,
diagnosis harus ditegakkan dulu sebelum memberi pengobatan. Dalam hal itu pengobatan
dispepsia boleh dibilang relatif sukar karena untuk mengetahui dengan pasti penyebab penyakit
itu relatif tidak gampang.
Dokter harus dengan saksama membedakan antara dispepsia yang mempunyai ulkus dan yang
tidak, antara dispepsia fungsional dan dispepsia organik. Beberapa hal yang bisa dijadikan
petunjuk oleh para dokter, yaitu sebagai berikut.
1. Penelitian yang besar menunjukkan bahwa secara
statistisnyeri ulu hati yang terjadi pada malam hari dan berkurang dengan pemberian antasid,
cenderung dihubungkan dengan luka pada lambung (peptic ulcer).
1. Pada dispepsia non-ulkus, tidak terjadi komplikasi dari perdarahan seperti kurang darah,
penurunan berat badan atau muntah-muntah.
2. Nyeri atau ketidaknyamanan akibat Irritable Bowel Syndrome
dapat terjadi pada ulu hati. Untuk membedakannya dengan dispepsia adalah dengan
memperhatikan pola buang air besar.
Dengan pemeriksaan fisik saja, sangat sukar membedakan dispepsia ulkus dan non-ulkus.
Pengobatan
Intervensi dini terhadap sakit maag yaitu dengan mengonsumsi obat yang bisa menetralkan atau
menghambat produksi yang berlebihan dari asam lambung (jenis antasid). Bisa juga diberikan
obat yang memperbaiki motilitas lambung. Apabila setelah dua minggu obat yang diberikan
tidak bermanfaat, biasanya dokter akan memeriksa dengan peralatan khusus.
1. Phatofisiologi
Obat obatan, penyakit sitemik, endotoksin bakteri, makanan yang terkontaminasi, makanan
yang berbumbu seperti lada, cuka atau mustard, kafein, alcohol, dan aspirin, obat obatan lain
seperti, NSAID (indometasin, ibuprofen, naproksen), sulfonamide, steroid dan digitalis keadaan
tersebut dapat menyebabkan kerusakan jaringan, khususnya pembuluh darah, hal ini akan
merangsang pengeluaran histamine, pengeluaran histamine merangsang peningkatan
vasodilatasi, meningkatkan permiabilitas kapiler terhadap protein, plasma bocor ke interstisium,
mukosa menjadi edema, dan sejumlah protein plasma hilang, mukosa kapiler dapat hilang,
mukosa kapiler menjadi rusak
Peningkatan asam akan mengakibatkan perangsangan kolinergik sehingga mengakibatkan
peningkatan motalitas, juga meningkatnya sekresi pepsinogen dan menyebabkan fungsi sawar
menurun dan terjadinya perubahan kualitatif mucus lambung keadaan ini menyebabkan
terjadinya dyspepsia (Brunner & Suddart, 2002)
1. Pemeriksaan Diagnostik
2. Anamnesis akurat untuk menilai apakah keluhan itu local atau berdasarkan gangguan
sistemik
3. Pemeriksaan fisis untuk mengidentifikasi kelainan intralumen yang padat misalnya massa
intra abdomen, tanda peritonitis, organomegali
4. Laboratorium : mengidentifikasi adanya factor infeksi (leukositosis), penkreatitis
(amylase/lipase), keganasan (CEA, CA 19,9,AFP)
5. Ultrasonografi : pemeriksaan ini dapat mengidentifikasi dengan baik kelainan pada hati
(sirosis hati, tumor), pangkreas (pangkreatitis), dan saluran empedu (kolesistitis, batu).
6. Endoskopi : pemeriksaan ini sangat dianjurkan untuk segera dikerjakan bila dyspepsia
tersebut disertai pula oleh adanya anemia, berat badan yang turun, muntah hebat diduga
adanya obstruksi, adanya muntah darah atau keluhan sidah lama dan terjadi pada usia >
45 tahun. Keadaan tersebut kita sebut sebagai alarm symptom karena sangat dicurigai
sebagai suatu keadaan gangguan organic terutama keganasan. Pemeriksaan ini dapat
mengidentifikasi kelainan organic intra lumen seperti tukak, tumor, lesi inflamasi, adanya
obstruksi saluran cerna. (H. Harjono,2001)
1. Penatalaksanaan Pengobatan
2. Farmakologik (Medikamentosa)
1) Antasida
2) Antagonis reseptor H
2

a) Semitidin
b) Ranitidine
c) Famotidin
d) Roksatidin
e) Nizatidin
3) Protein pump inhibatori (Omeprazol)
4) Prokinetik :
a) Metolokpramid
b) Donperidon
c) Cisapride

5) Antikolonergik
6) Psikoterapi (corwin,2003)
1. Non farmakologik
1. Istirahat
2. Diet :
a) Seimbang antara karbo hidrat, protein, lemak dan vitamin
b) Jangan banyak pantangan
( Harrrison,1999)
B. Teori Asuhan Keperawatan (Doengus E. Marilynn,2000)
1. Pengertian Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah Menurut Ali (1997) proses keperawatan adalah metode asuhan
keperawatan yang ilmiah,sistematis,dinamis,dan terus- menerus serta berkesinambungan dalam
rangka pemecahan masalah kesehatan pasien/klien,di mulai dari pengkajian (pengumpulan
data,analisis data,dan penentuan masalah) diagnosis keperawatan, pelaksanaan, dan penilaian
tindakan keperawatan. Asuhan keperawatan di berikan dalam upaya memenuhi kebutuhan klien.
Menurut A Maslow ada lima kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis meliputi
oksigen,cairan,nutrisi,kebutuhan rasa aman dan perlindungan,kebutuhan rasa cinta dan saling
memiliki,kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri. dimana tahapan asuhan
keperawatan terdiri dari :



1. a. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah merupakan tahap awal proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien. Pengkajian keperawatan pada klien dengan dispepsia
adalah sebagai berikut :
1. Identitas klien
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Agama :
Suku Bangsa :
Alamat :
1. Pengkajian Dasar Data Klien
Aktivitas / Istirahat
Gejala Kelemahan, kelelahan
Tanda Takikardi, takipnea/hiperventilasi (respon terhadap aktivitas
Sirkulasi
Gejala Hipotensi (termasuk postural), takikardia, distritmia
(hipovolemia/hipoksemia), kelemahan, nadi perifer, lemah, pngisian kapiler lambat/perlahan
(vasokontriksi), warna kulit : pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah),
kelembaban kulit/membrane mukosa, berkeringat (menunjukkan status syok, nyeri akut, respon
psikologik)
Integritas Ego
Gejala Factor stress akut atau kronik (keuangan, hubungan kerja)
Tanda Tanda ansietas misalnya : gelisah, pucat, berkeringat, perhatian
menyempit, gemetar, suara gemetar
Eliminasi
Gejala Riwayat pengobatan di rumah sakit sebelumnya karena perdarahan Gi atau
masalah yang berhubungan dengan GI,mis : luka, peptic/gaster, gastritis, bedah gaster,iradiasi
are gaster, peubahan pola defekasi/karakteristik feses
Tanda Nyeri tekan abdomen, distensi, bunyi usus : sering hiperaktif selama
perdarahan, hipoaktif setelah perdarahan. Karakter feces : diare, darah warna gelap, kecoklatan,
atau kadang kadang merah cerah, berbusa, bau busuk (steatorhoe). Konstipasi dapat terjadi
(perubahan diet, penggunaan antasida). Haluran urine : menurun, pekat
Makanan/Cairan
Gejala Anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga obstruksi pilorik
bagian aluar sehubungan dengan luka duodenal).
Masalah menelan : cegukan. Nyeru uluh hati, sendawa bau asam, mual, muntah. Tidak toleran
terhadap makanan, cotoh makanan pedas, coklat: diet kusus untuk penyakit ulkus sebelumnya.
Penurunan berat badan.
Tanda Muntah : Warna kopi atau warna cerah, dengan atau tanpa bekuan darah.
Membrane mukosa kering, penurunan produksi mukosa, turgor kulit buruk (perdarahan kronis).
Berat jenis urin menigkat.
Neurosensori
Gejala Rasa berdenytu, pusing/sakit kepala karena sinar, kelemahan.
Status mental :Tingkat kesadaran dapat terganggu, agak cendrung tidur, disorientasi. bingung,
sampai pingsan dan koma (tergantung pada volume sirkulasi/oksigenasi)
Nyeri/Kenyamanan
Gejala Nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih : nyeri hebat
tiba tiba dapat disertai perforasi. Rasa ketidaknyamanan/distress samar samar setelah makan
banyak dan hilang dengan makan (gastritis akut). Nyeri epigastrium kiri sampai tengah/atau
menyebar kepunggung terjadi 1- 2 jam setelah makan dan hilang dengan antasida (ulkus
gaster).Nyeri epigastrium terlokalisir di kanan terjadi kurang lebih 4 jam setelah makan bila
lambung kosong dan hilang dengan makanan atau makan antasida (ulkus duodenali). Tak ada
rasa nyeri (varises esofageal atau gastritis). Factor pencetus : Makanan, rokok, alcohol,
penggunaan obat obat tertentu (salisilat, reserpin, antibiotic, ibuprofen),stress psikologis.
Tanda Wajah berkerut, berhati hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat,
perhatian menyempit
Keamanan
Gejala Alergi terhadap obat/sensitive mis ASA
Tanda Peningkatan suhu. Spider angioma, eritema palmar (menunjukan
sirosis/hipertensi portal)
Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala Adanya penggunaan obat resep/dijual bebas yang mengandung ASA, alcohol,
steroid, NSAID menyebabkan perdarahan Gi. Keluhan saat ini bisa diterima karena (mis,
anemia) atau disgnosa yang tak berhubungan (mis, trauma kepala) : flu usus, atau episode
muntah berat. Masalah kesehatan lama mis, sirosis, alkoholisme, hepatitis, gangguan
makanan
Pertimbangan rencana pemulangan :Dapat memerlukan perubahan program terapi/ pengobatan.
1. b. Diagnose Keperawatan
1. Pengertian diagnose keperawatan
A nursing diagnosis is a clinical judgment about individual, family, or community responses to
actual or potential health problems / life processes. Nursing diagnoses provide the basic for
selection of nursing interventions to achieve outcomes for which the nurse is accountable
(NANDA, 1992 p.5) atau diagnose keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon
individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana
berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi
dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan
merubah status kesehatan klien (Carpenito, 2000; Gordon, 1976 & NANDA) Menurut Inayah
(2004) bahwa diagnosa keperawatan yang lazim timbul pada klien dengan dispepsia.
1. Diangnose keperawatan yang di jumpai pada kasus dispepsia adalah sebagai berikut :
1. Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah
makan, anoreksia.
3. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan adanya mual,
muntah
4. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya

1. c. Rencana Keperawatn Klien Dengan Dispepsia
1. Pengertian rencana keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan secara mendalam, tahap
yang sistematis dari proses keperawatan meliputi kegiatan pembuatan keputusan dan pemecahan
masalah dalam perencanaan keperawatan ,Dalam perawat menetapkannya berdasarkan hasil
pengumpulan data dan rumusan keperawatan yang merupakan petunjuk dalam membuat tujuan
dan asuhan keperawatan untuk mencegah, menurunkan, atau mengeliminasi masalah kesehatan
klien (Potter & Perry, 1997).
1. Rencana keperawatan berdasarkan asuhan keperawatan yang di jumpai pada kasus
dispepsia adalah sebagai berikut:
Rencana keperawatan adalah tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk
menanggulangi masalah keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan.
1. Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.
Tujuan :Terjadinya penurunan atau hilangnya rasa nyeri, dengan kriteria klien melaporkan
terjadinya penurunan atau hilangnya ras nyeri
1) Kaji tingkat nyeri, beratnya (skala 0 10)
Rasional :Berguna dalam pengawasan kefektifan obat, kemajuan penyembuhan
2) Berikan istirahat dengan posisi semifowler
Rasional :Dengan posisi semi-fowler dapat menghilangkan tegangan abdomen yang bertambah
dengan posisi telentang
3) Anjurkan klien untuk menghindari makanan yang dapat meningkatkan kerja asam lambung
Rasional :Dapat menghilangkan nyeri akut/hebat dan menurunkan aktivitas peristaltik
4) Anjurkan klien untuk tetap mengatur waktu makannya
Rasional :Mencegah terjadinya perih pada ulu hati/epigastrium
5) Observasi TTV tiap 24 jam
Rasional :Sebagai indikator untuk melanjutkan intervensi berikutnya
6) Diskusikan dan ajarkan teknik relaksasi
Rasional : Mengurangi rasa nyeri atau dapat terkontrol
7) Kolaborasi dengan pemberian obat analgesik
Rasional :Menghilangkan rasa nyeri dan mempermudah kerjasama dengan intervensi terapi lain
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah makan,
anoreksia
Tujuan :Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai rentang yang diharapkan individu,
dengan kriteria menyatakan pemahaman kebutuhan nutrisi
1) Pantau dan dokumentasikan dan haluaran tiap jam secara adekuat
Rasional :Untuk mengidentifikasi indikasi/perkembangan dari hasil yang diharapkan
2) Timbang BB klien
Rasional :Membantu menentukan keseimbangan cairan yang tepat
3) Berikan makanan sedikit tapi sering
Rasional :Meminimalkan anoreksia, dan mengurangi iritasi gaster
4) Catat status nutrisi paasien: turgor kulit, timbang berat badan, integritas mukosa mulut,
kemampuan menelan, adanya bising usus, riwayat mual/rnuntah atau diare.
Rasional :Berguna dalam mendefinisikan derajat masalah dan intervensi yang tepat Berguna
dalam pengawasan kefektifan obat, kemajuan penyembuhan
5) Kaji pola diet klien yang disukai/tidak disukai.
Rasional : Mengukur keefektifan nutrisi dan cairan
6) Monitor intake dan output secara periodik.
Rasional Dapat menentukan jenis diet dan mengidentifikasi pemecahan masalah untuk
meningkatkan intake nutrisi.
1. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan adanya mual, muntah
Tujuan :Menyatakan pemahaman faktor penyebab dan prilaku yang perlu untuk memperbaiki
defisit cairan, dengan kriteria mempertahankan/menunjukkan perubaan keseimbangan cairan,
dibuktikan stabil, membran mukosa lembab, turgor kulit baik.
1) Awasi tekanan darah dan nadi, pengisian kapiler, status membran mukosa, turgor kulit
Rasional : Indikator keadekuatan volume sirkulasi perifer dan hidrasi seluler
2) Awasi jumlah dan tipe masukan cairan, ukur haluaran urine dengan akurat
Rasional : Klien tidak mengkomsumsi cairan sama sekali mengakibatkan dehidrasi atau
mengganti cairan untuk masukan kalori yang berdampak pada keseimbangan elektrolit
3) Diskusikan strategi untuk menghentikan muntah dan penggunaan laksatif/diuretic
Rasional :Membantu klien menerima perasaan bahwa akibat muntah dan atau penggunaan
laksatif/diuretik mencegah kehilangan cairan lanjut
4) Identifikasi rencana untuk meningkatkan/mempertahankan keseimbangan cairan optimal
misalnya : jadwal masukan cairan
Rasional :Melibatkan klien dalam rencana untuk memperbaiki keseimbangan untuk berhasil
5) Berikan/awasi hiperalimentasi IV
Rasional :Tindakan daruat untuk memperbaiki ketidak seimbangan cairan elektrolit
1. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya
Tujuan :Mendemonstrasikan koping yang positif dan mengungkapkan penurunan kecemasan,
dengan kriteria menyatakan pemahaman tentang penyakitnya.
1) Kaji tingkat kecemasan
Rasional :Mengetahui sejauh mana tingkat kecemasan yang dirasakan oleh klien sehingga
memudahkan dlam tindakan selanjutnya
2) Berikan dorongan dan berikan waktu untuk mengungkapkan pikiran dan dengarkan semua
keluhannya
Rasional :Klien merasa ada yang memperhatikan sehingga klien merasa aman dalam segala hal
tundakan yang diberikan
3) Jelaskan semua prosedur dan pengobatan
Rasional :Klien memahami dan mengerti tentang prosedur sehingga mau bekejasama dalam
perawatannya.
4) Berikan dorongan spiritual
Rasional :Bahwa segala tindakan yang diberikan untuk proses penyembuhan penyakitnya, masih
ada yang berkuasa menyembuhkannya yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
1. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai rencana setelah dilakukan validasi, penguasaan ketrampilan
interpersonal, intelektual dan tehnikal.
1. Evaluasi Keperawatan
Tahap evaluasi dalam proses keperawatan mencakup pencapaian terhadap tujuan apakah masalah
teratasi atau tidak, dan apabila tidak berhasil perlu dikaji, direncanakan dan dilaksanakan dalam
jangka waktu panjang dan pendek tergantung respon dalam keefektifan intervensi



1. Catatan Perkembangan
Pada tahap ini ada dua evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh perawat, yaitu evaluasi formatif
yang bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara bertahap sesuai dengan kegiatan yang
dilakukan secara kontrak. Dan pada tahapan catatan perkembangan dilakukan secara evaluasi
sumatif yang bertujuan menilai secara keseluruhan terhadap pencapaian diagnosis keperawatan
apakah rencana diteruskan, diteruskan sebahagian, diteruskan dengan perubahan intervensi, atau
dihentikan.












BAB III
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
2. Data Umum
No Register : 070145
Tanggal masuk : 27 juli 2012
Tanggal pengkajian : 27 juli 2012
Diagnosa medis : Dispepsia
1. Identitas klien
Nama : Ny. M
Umur : 55 thn
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/bangsa : Buol/Indonesia
Pekerjaan : URT
Pendidikan : SD
Alamat : Kelurahan Baru
1. Identitas penangggung jawab
Nama : Tn.S
Umur : 54 thn
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Kuli Bangunan
Alamat : Kelurahan Baru
Hub.dengan klien : Suami
1. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama : Nyeri uluh hati
2. Riwayar keluhan utama
Klien masuk rumah sakit pada tanggal 27 juli 2012 pukul 11.00 dengan keluhan nyeri uluh hati.
Keadaan ini dirasakan klien sejak kemarin sore, dirasakan seperti pedis dan rasa terbakar di
daerag erigastrium tembus belakang. Nyeri dirasakan hilang timbul dengan skala nyeri 8. Klien
mengatakan nyeri akan bertambah jika kalin makan sesuatu, oleh karena itu klien memilih untuk
tidak makan. Perasaan nyeri disertai dengan mual . Klien belum pernah merasakan nyeri seperti
saat ini.
1. Keluhan saat dikaji :
Klien mengatakan nyeri uluh hati seperti terbakar , klien memegang bagian perut yang sakit,
klien cemas dan tegang, Sekali-kali klien meremas-remas tangannya, klien tidak konsentrasi
pada saat diajak komunikasi,klien juga mengatakan bahwa nafsu makan kurang.
1. Riwayat kesehatan masa lalu
Klien mengatakan belum pernah mengalami penyakit seperti yang diderita saat ini dan belum
pernah di rawat di Rumah Sakit.
1. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan
klien
1. Riwayat alergi
Klien mengatakan bahwa keluarganya tidak ada yang menderita alergi, baik bahan kimia, udara,
makanan dan lain-lain sebagainya.










1. Data Demografi
Gambar 1.Genogram 3 generasi



Ket: = laki-laki
= perempuan
= penderita
=bersaudara
.. = tinggal serumah
x = meninggal





1. Tabel 1 pola kebiasaan sehari-hari
No Kegiatan Di rumah Dirumah sakit
1






2




3




Nutrisi
a. Pola makan
b. frekuensi
c. nafsu makan
d. makanan kesukaan
e. makanan pantangan

Cairan ( minum )
Frekuensi
volume
minuman yang disukai

Eliminasi
1. BAB
Frekuensi
Konsisten
Warna

Nasi,sayur, ikan
3 x 1 sehari
Baik
Nasi putih
Tidak ada


Setiap haus
1000 ml/hari
Air putih



2 x sehari
Lunak
Kuning

Bubur,sayur, ikan
1 kali sehari
Menurun
Bubur
Tidak ada


Setiap haus
800 ml/ hari
Air putih



>10 kali
cair
Coklat




1. Pemer
iksaan fisik
2. Keada
an umum
:
Lemah
3. Tingk
at
kesadaran
:
Composmenti
s
4. Vital
sign
:
TD

: 140 /
80 mmHg
ND
:
90 x/mnt
SB

: 37
o
c
RR : 20 x/mnt
BB sebelum sakit : 60 kg
BB selama sakit : 50 kg
BB ideal : 70 Kg
1. Pemeriksaan head to toe






4





5


bau
1. BAK
Frekuensi
Warna
Bau

Personal hygiene
Mandi
Cuci rambut
Memotong kuku
Penampilan

Pola istrahat tidur
Tidur siang
Tidur malam

Khas makanan

3 4 x sehari
Putih
Pesing


2 x sehari
1 minggu 3x
1 kali seminggu
Cukup bersih


Tidak pernah
20.00 12.00
Kebiasaan
menahan kencing

Khas makanan

3 4 kali/sehari
Putih
Pesing


Hanya dilap
Tidak perna
Tidak perna
Kusut. Tidak rapi


11.00 12.00
21.00 08.00
Sering terbangun pada
saat mau BAK
1) System integument
Inspeksi Keadan kulit kering,kulit tidak bersisik,dan tidak ada lesi
Palpasi Tidak teraba adanya nyeri tekan, tidak teraba adanya massa/benjolan
2) Kepala dan rambut
Inspeksi Bentuk kepala branchiosepalus,warna rambut hitam, kotoran (-), tidak ada
benjolan,penyebaran rambut merata, tidak teraba lesi.
Palpasi Tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada benjolan
3) Wajah
Inspeksi Bentuk wajah oval,simetris kiri dan kanan,tidak ada edema, wajah
meringis pada saat dilakukan palpasi di bagian epigastrium
Palpasi Tidak terba adanya nyeri tekan, tidak teraba adanya massa atau benjolan.
4) Mata
Inspeksi Mata kiri dan kana simetris,gerak bola mata normal, konjungtiva tidak
anemis
Palpasi Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya massa
5) Telinga
Inspeksi Bentuk telinga kira dan kanan simetris,tidak ada serumen, fungsi
pendengaran baik, bersih
Palpasi Tidak teraba adanya nyeri tekan, tidak teraba adanya massa atau benjolan
6) Hidung
Inspeksi Hidung simetris kira dan kanan, tidak ada peradangan, fungsi penciuman
baik, septum deviasi (-), pasase udara kuat
Palpasi Tidak ada nyeri tekan pada sinus

7) Mulut dan tenggorokan
Inspeksi Mukosa bibir kering dan kotor,warna lidah merah, tidak ada peradangan
pada gusi, terdapat banyak karang gigi
Palpasi Tidak teraba adanya massa, tidak teraba nyeri tekan
8) Leher
Inspeksi Tekanan vena jungularis meningkat, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,
Palpasi Tidak teraba nyeri tekan, teraba denyut nadi arteri carotis
9) Dada
Inspeksi Bentuk dada simetri kiri dan kanan, tidak ada pembesaran pada dinding
dada, tidak ada lesi, frekuensi pernapasan teratur 20 x /mnt.
Palpasi Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba adanya benjolan
Auskultasi Tidak ada suara tambahan
Perkusi tidak terdengar adanya suara pekak

10) Jantung
Inspeksi Tidak ada pembesaran pada jantung, tidak ada lesi
Palpasi Tidak teraba adanya nyeri tekan atau benjolan
Perkusi Tidak terdengar suara pekak
Auskultasi BJ 1 terdengar di ICS 5 dan 6,BJ 2 terdengar di ICS 2 dan 3
11) Abdomen
Inspeksi Bentuk permukaan abdomen datar, tidak ada lesi
Palpasi teraba nyeri tekan dengan skala 8, nyeri yang dirasakan terasa pedis dan seperti terbakar
di daerah epigastrium tembus kebagian belakang.
Auskultasi Peristaltic usus terdengar 24 x/mnt
12) Ekstermitas
Superior
Inspeksi Kulit kering, tangan kiri terpasang infuse RL 16 tts/mnt, tidak ada lesi, tangan
kanan memegang abdomen yang sakit
Palpasi Tidak ada nyeri tekan, kekuatan oto skala 5 yaitu dapat melakukan gerakan
kesegala arah
Inferior
Inspeksi Simetris kiri dan kanan, kulit kering, tidak ada lesi
Palpasi Kekuatan tonus otot skala 5, yaitu dapat melakukan gerakan kesegala arah

1. Pemeriksaan Diagnostik :
Table 2 : Pemeriksaan laboratorium Ny. M Di Ruang Teratai Interna tanggal 27 Juli 2012
Jenis pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
WBC 8,3 H 10
3
/ml 5,0 10,0
RBC 4,9 10
6
/ml 4,00 5,50
HGB 12,7 g/dl 12,0 15,0
HCT 37,9 % 40,0 48,0
MCV 90,5 Fl 80,0 95,0
MCH 30,3 p/g 25,0 34,0
MCHC 33,5 g/dl 32,0 36,0
PLT 238 10
3
/ml 150 400
(%) (10
3
/ml) (%)
Ly F2 2,5 11,0 49,0
MO F2 0,6 0,0 9,0
GR F4 10,8 42,0 85,0
RDW 11,9 % 10,0 16,5
PCT

% 0,10 1,00
MPV 4,5 PL 5,0 10,0
PDW H % 12,0 18,0

1. Data pengobatan
Tanggal 27 Juli 2012 :
a. RL 16 tetes/menit
1. PCT 3 x 1
2. Injeksi ranitidine 1 amp/12 jam
3. Sotatik 2 x 1

1. Klasifikasi Data
1. Data Subjektif :
2. Klien mengatakan kurang nafsu makan
3. Klien mengatakan mual
4. Klien mengatakan nyeri uluhati seperti terbakar dan pedis serta tembus belakang
5. Klien mengatakan nyeri hilang timbul
6. Klien menanyakan tentang penyakitnya
7. Klien mengatakan baru pertama kali mengalami penyakit yang saat ini diderita
oleh klien
8. Data Objektif :
1. Mucosa bibir dan hidung kering
2. Klien lemah
3. Rush kulit kering
4. Observasi vital sign : TD = 140 / 80 mmHg, ND = 90 x/mnt, RR =
20 x/mnt, S = 37
o
c
5. Bising usus (+)
6. Peristaltik usus 24 kali/menit
7. Meringis
8. Memegang bagian yang sakit
9. Tidak konsentrasi pada saat diajak komunikasi
10. Klien cemas
11. Klien tegang
12. Klien meremas-remas tangan
13. m. BB. 50 kg














1. Analisa Data
Tabel 3 :Analisa Data Keperawatan Tanggal 27 Juli 2012 Pada Ny.M Di Ruang Teratai Interna
RSU Mokopido Tolitoli
Tgl/Jam Pengelompokan Data Etiologi Problem
1 2 3 4
27/07/2012
09.10
1. Data Subjektif :
a.Klien mengatakan nyeri
uluhati seperti terbakar dan
pedis serta tembus belakang
b. klien mengatakan nyeri
hilang timbul
2. Data Objektif :
1. Meringis
2. Memegang bagian yang
sakit
3. Tegang
4. Pemeriksaan
laboratorium tanggal 27
Juli 2012 : HCT =
38,3%; MPV = 4,2
5. Tidak konsentrasi pada
saat diajak komunikasi
6. Observasi vital sign :
TD = 140 / 80 mmHg
ND = 90 x/mnt
Iritasi pada mukosa
lambung
Anoreksia
Nyeri
epigastrium
Nutrisi kurang
dari kebutuhan





1. H.
Diagnosa
Keperawat
an Prioritas
Diagnose
Keperawata
n Prioritas
Tanggal 22
Juli 2012
Pada Ny.M
Di Ruang
Teratai
Interna RSU
Mokopido
Tolitoli

Diagnosa Keperawatan
RR = 20 x/mnt
S = 37
o
c
DS :
- Klien mengatakan kurang
nafsu makan
- Klien mengatakan mual
- Istri klien mengatakan porsi
makan dihabiskan 5 sendok
-
DO :
BB 50 kg
27/07/2012
09.20
1. Data Subjektif :
1. Klien menanyakan
tentang penyakitnya
2. Klien mengatakan baru
pertama kali mengalami
penyakit yang saat ini
diderita oleh klien
2.Data Objektif :
1. Klien cemas
2. Klien tegang
3. Klien meremas-remas
tangannya
4. Pemeriksaan
laboratorium tanggal 22
Juli 2012 : HCT =
38,3%; MPV = 4,2 PL
5. Observasi vital sign :
TD = 140 / 80mmHg
ND = 90 x/m
RR = 16 x/mnt
Perubahan proses
kesehatan


Kecemasan

1

2

3
Nyeri epigastrium berhubungan dengan Iritasi pada mukosa
lambung.
Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia
Kecemasan berhubungan dengan Perubahan proses kesehatan


1. Rencana Tindakan
Rencana Tindakan, pada Ny. M,Tanggal 26 Juli 2012 di Ruang Teratai Interna RSU Mokopido
Tolitoli .
Diagnose keperawatan
1. Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung
Tujuan : setelah dilakukan tindakan 24 jam nyeri dapat berkurang yang ditandai dengan :
1. Rasa nyeri berkurang
2. Pasien tenang
3. Ekspresi wajah cerah
4. Pasien dapatmenyebutkan penyebab dan cara mengatasi nyeri
5. Observasi vital sign
TD = 110 / 90 mmhg
ND = 80 x/mnt
RR = 16 x/mnt
S = 36c
Intervensi : 1. Kaji tingkat nyeri beratnya (skala 0 10)
1. Berikan istirahat dengan posisi semifowler
1. Anjurkan klien untuk menghindari makanan yang dapat meningkatkan keja asam
lambung
2. Anjurkan klien untuk tetap mengatur waktui makanya
3. Observasi TTV tiap 24 jam
4. Diskusikan dan ajarkan teknik relaksasi
5. Kolaborasi dengan pemberian:
Obat analgesic :
Paracetamol 3 x 1
Cemitidine 1 amp
Rasional :1. Berguna dalam pengawasan ke efektifan obat kemajuan penyembuhan
1. Dengan posisi semi fowler dapat menghilangkan tegangan abdomen yang bertambah
dengan posisi terlentang
2. Dapat menghilangkan nyeri akut / hebat dan menurunkan aktivitas peristaltic
3. Mencegah terjadinya perih pada ulu hati / epigastrium
1. Sebagai indikator untuk melanjutkan intervensi berikutnya
2. Mengurangi rasa nyeri atau dapat terkontrol
1. Menghilangkan rasa nyeri dan mempermudah kerjasama dengan
intervensi terapi lain cemitidin penghambat histamine H2 , menurunkan
produksi asam gaster & menurunkan iritasi pada mukosa gaster penting
untuk penyembuhan juga pencegahan pembentukan lesi.

1. kecemasan berhubungan dengan perubahan proses kesehatan
Tujuan :setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kecemasan berkurang dengan
kriteria :
1. klien dapat mendemonstrasikan koping yan positif dan mengungkapkan penurunan
kecemasan
2. menytakan pemahaman tentang penyakitnya.
Intervensi :1. Kaji tingkat kecemasan
2. Berikan dorongan dan berikan waktu untuk mengungkapkan pikiran dan dengarkan semua
keluhanya
3. Jelaskan semua prosedur dan pengobatan
4. Berikan dorongan spiritual
Rasional : 1. mengetahui sejauh mana tingkat kecemasan yang dirasakan oleh klien sehingga
memudahkan dalam tindakan selanjutnya
2. Klien merasa ada yang memperhatikan sehingga klien merasa aman dalam segala hal tindakan
yang diberikan
3. Klien memahami dan mengerti tentang prosedur sehingga mau bekerja sama dalam
perawatanya
4. Bahwa segala tindakan yang diberikan untuk proses penyembuhan penyakitnya, masih ada
yang berkuasa menyembuhkanya yaitu tuhan yang maha esa.
3 . Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.
. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 124
jam diharapkan muntah
1. Menunjukkan nafsu makan yang adekuat.
1. Mengerti dengan kebutuhan nutrisi.
2. Berat badan ideal.
Intervensi
1. Pantau dan dokumentasikan dan haluaran tiap jam secara adekuat, timbang berat badan
klien
1. Berikan makanan sedikit tapi sering.
2. Catat status nutrisi pasien: turgor kulit, integritas mukosa
3. mulut, kemampuan menelan, adanya bising usus, riwayat
1. mual/muntah atau diare.
1. anjurkan klien makan ketika makanan masih hangat
Rasional
1. Untuk mengidentifikasi indikasi/perkembangan dari hasil yang diharapkan
2. Membantu menentukan keseimbangan cairan yang tepat.
3. Meminimalkan anoreksia, dan mengurangi iritasi gaster
4. Berguna dalam mendefinisikan derajat masalah dan intervensi yang tepat Berguna dalam
pengawasan kefektifan obat, kemajuan penyembuhan.
5. membantu menigkatkan nafsu makan Makanan yang hangat







1. Implementasi
Tabel 4 : Implementasi Keperawatan Ny.M tanggal 27 Juli 2012 di Ruang Teratai Interna.
No
Dx
Diagnose
Keperawatan
Tgl/Jam Tindakan
1 2 3 4
1 Nyeri epigastrium
berhubungan
dengan Iritasi
pada mukosa
lambung.

27/07/2012
09.00 09.15wita
09,15 09.17 wita
09,17 10.00 wita


10,00 11.00 wita
12.00 12.15 wita
12.20 12.15 wita
13.00 13,05 wita

1. Mengkaji tingkat nyeri,
beratnya (skala 0 10) :
Skala nyeri yang dirasakan
klien sakala 8
2. Memberikan istirahat
dengan posisi semifowler
3. Mengaanjurkan klien untuk
menghindari makanan
yang dapat meningkatkan
kerja asam lambung :
seperti makanan yang
pedis, asam
4. Menganjurkan klien untuk
tetap mengatur waktu
makannya
5. Observasi TTV tiap 24 jam
: TD = 140 / 80 mmHg,
ND = 90 x/mnt, RR =
20 x/mnt, S = 37
o
c
6. Mendiskusikan dan
Mengaajarkan teknik
relaksasi dengan cara :
Menarik nafas dalam 3
kali, menahannya sesaat &
menghembuskannya secara
spontan.
7. Kolaborasi dengan
pemberian obat analgesic :
obat analgesic :
Paracetamol 3 x 1,
Cemitidine 1 amp

2 Nutrisi kurang
dari kebutuhan
berhubungan
dengan anoreksia
27/07/12
09.00 09.15wita
1. Memantau masukan dan
keluaran dengan hasil
makanan dihabiskan 5
sendok.

09,15 09.17 wita
09,17 10.00 wita

10,00 11.00 wita
2. Menimbang BB dengan
hasil 50 Kg
3. Mengajurkan untuk
memberikan makanan
sedikit tapi sering
4. Mencatat status nutrisi
dengan hasil klien mual
tapi tidak muntah
5. Menganjurkan untuk
makan makanan ketika
masih hangat.


3

Kecemasan
berhubungan
dengan perubahan
proses kesehatan
27/07/2012
09,00.- 09,15 wita
1. Mengkaji tingkat
kecemasan : kecemasan
ringan

1. Memberikan dorongan dan
berikan waktu untuk
mengungkapkan pikiran
dan dengarkan semua
keluhanya.

1. Menjelaskan semua
prosedur dan pengobatan

1. Memberikan dorongan
spiritual.








1. Evaluasi
Tabel 5 : Evaluasi Keperawatan Ny.M Tanggal 28 Juli 2012 di Ruang Rawat Teratai Interna
No
Dx
Diagnose
Keperawatan
Tgl/Jam Evaluasi
1 2 3 4
1 Nyeri epigastrium
berhubungan
dengan Iritasi pada
mukosa lambung.

28/07/2012
09.00 wita

S :
1. Klien mengatakan nyeri uluhati
seperti terbakar dan pedis serta
tembus belakang
2. Klien mengatakan nyerinya terus
menerus
3. Klien mengatakan mua dan
muntah 4 kali
O :
1. Meringis
2. Memegang bagian yang sakit
3. Tegang
4. Tidak konsentrasi pada saat
diajak komunikasi
5. Observasi vital sign : TD =
140 / 80 mmHg, ND = 90
x/mnt, RR = 20 x/mnt
A :
Nyeri epigastrium
P :
1. Kaji tingkat nyeri, beratnya
(skala 0 10)
2. Berikan istirahat dengan posisi
semifowler
3. Anjurkan klien untuk
menghindari makanan yang
dapat meningkatkan kerja asam
lambung
4. Anjurkan klien untuk tetap
mengatur waktu makannya
5. Observasi TTV tiap 24 jam
6. Diskusikan dan ajarkan teknik
relaksasi
7. Kolaborasi dengan pemberian:
obat analgesic : Paracetamol 3 x
1, Cemitidine 1 amp
2 Nutrisi kurang dari
kebutuhan
berhubungan
dengan anoreksia

28/07/12
09.00 wita

S :
- Klien mengatakan nafsu makan
berkurang
- Klien mengatakan mual
- Porsi makan dihabiskan kurang
lebih 5 sendok
O: -
A: Nutrisi kurang dari kebutuhan

P: Intervensi dilanjutkan
- Pantau pemasukan makanan
- Timbang BB
- Beri makanan sedikit tapi sering
Anjurkan untuk makan ketika
masih hangat.
3 Kecemasan
berhubungan
dengan Perubahan
proses kesehatan

28/07/12
09.20
10.00Wita
S :
1. Klien menanyakan tentang
penyakitnya
2. Klien mengatakan baru pertama
kali mengalami penyakit yang
saat ini diderita oleh klien
O :
1. Klien cemas
2. Klien tegang
3. Klien meremas-remas tangannya
4. Observasi vital sign :TD = 130 /
60mmHg, ND = 88 x/mnt,
RR = 20 x/mnt
A :
Kecemasan
P :
1. Kaji tingkat kecemasan
2. Berikan dorongan dan berikan
waktu untuk mengungkapkan
pikiran dan dengarkan semua
keluhannya
3. Jelaskan semua prosedur dan
pengobatan
4. Berikan dorongan spiritual
1. Catatan Perkembangan
Tabel 6 : Catatan Perkembangan Ny.M Tanggal 28 Juli 2012 di Ruang Rawat Teratai Interna
No Dx Diagnose
Keperawatan
Tgl/Jam Evaluasi
1 2 3 4
1 Nyeri epigastrium
berhubungan
dengan iritasi pada
mukosa lambung.
28/07/2012






S :
1. Klien mengatakan nyeri uluhati
seperti terbakar dan pedis serta
tembus belakang.
2. Klien mengatakan nyerinya terus
menerus
3. Klien mengatakan mual

O :
1. Meringis
2. Memegang yang sakit








09.00 09.15
wita
12.00 12.15
wita
12.00 12.15
wita
3. Tegang
4. Tidak konsentrasi saat
diajak komunikasi
1. Observasi TTV :
TD = 140/80 mmhg, ND = 90X/mnt =
90 x/mnt, RR = 20 x/mnt
A :
Nyeri epigastrium
P :
1. Kaji tingkat nyeri, beratnya (0-
10)
2. Observasi TTV tiap 24 jam
3. Kolaborasi pemberian dengan :
obat analgesic : paracetamol 3 x
1, cemitidine 1 amp
I :
1. Mengkaji tingkat nyeri beratnya
(0 10) : skala nyeri yang
dirasakan klien skala 8
2. Observasi TTV tiap 24 jam : TD
= 140/80 mmhg, ND = 90 x/mnt,
S = 37c
3. Kolaborasi dengan pemberian
obat analgesic : Paracetamol 3 x
1, cemitidine 1 amp.
E :
Masalah belum teratasi
R :
1. Kaji tingakat nyeri, beratnya
skala (0-10)
2. Berikan istirahat dengan posisi
semifowler
3. Anjurkan klien untuk
menghindari makanan yang
dapat meningkatkan asam
lambung
4. Anjurkan klien untuk tetap
mengatur waktu makanya
5. Observasi TTV tiap 24 jam
6. Kolaborasi dengan pemberian
obat analgesic : paracetamol 3 x
1 cemitidine
2 Nutrisi kurang
dari kebutuhan
berhubungan
dengan anoreksia
28/07/12
09.00
09.15wita
09,15 09.17
wita
09.20 09.25
wita

S :
1. Klien mengatakan nafsu makan
berkurang
2. Klien mengatakan mual

O :
Porsi makan dihabiskan 7
sendok

A : Masalah belum teratasi

P :
1. Pantau pemasukan makanan
2. Ajurkan untuk makanan sedikit
tapi sering
3. Anjurkan untuk makan ketika
masih hangat.
I :
1. Memantau masukan makanan
dengan hasil porsi makan
dihabiskan hanya 7 sendok
2. Menganjurkan untuk makan
sedikit tapi sering
3. Menganjurkan untuk makan
ketika masih hangat
E :
S :
- Klien mengatakan nafsu makan
berkurang
- Klien mengatakan tidak mual
- Istri klien mengatakan porsi
makan dihabiskan 7 sendok
O : -
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
- Pantau pemasukan makanan
- makan Ajurkan untuk makanan
sedikit tapi sering
- ketika masih hangat.Anjurkan untuk
R :Intervensi dilanjutkan.
3 Kecemasan
berhubungan
dengan Perubahan
proses kesehatan

28/07/12








S :
1. Klien menanyakan tentang
penyakitnya
2. Klien mengatakan baru pertama
kali mengalami penyakit yang
saat ini diderita oleh klien

O :
1. Klien cemas
2. Klien tegang
3. Klien meremas-remas tangannya
4. Observasi vital sign :TD = 130 /
60mmHg, ND = 88 x/mnt,






09.00-09.15wita
10,00 11.00
wita

RR = 20 x/mnt
A :
Kecemasan
P :
1. Kaji tingkat kecemasan
2. Berikan dorongan dan berikan
waktu untuk mengungkapkan
pikiran dan dengarkan semua
keluhannya
I :
1. Mengkaji tingkat kecemasan :
Kecemasan ringan
2. Memberikan dorongan dan
berikan waktu untuk
mengungkapkan pikiran dan
dengarkan semua keluhannya
E :
Masalah belum teratasi
R :
1. Mengkaji tingkat kecemasan
Kecemasan ringan
1. Menjelaskan semua prosedur dan
pengobatan
2. Memberikan dorongan spiritual










Tabel 7 : Catatan Perkembangan Ny.M Tanggal 29 Juli 2012 di Ruang Rawat Teratai Interna
No Dx Diagnose
Keperawatan
Tgl/Jam Evaluasi
1 2 3 4
1 Nyeri epigastrium
berhubungan
dengan Iritasi
pada mukosa
lambung.

29/07/2012
.
09.00 09.15
wita
09.15 09.17
wita
09.17 -10.00
wiat
10.00 11.00
wita
12.00 12.15
wita
12.20 12.30
wita


S :
1. Klien mengatakan nyeri uluhati
seperti terbakar dan pedis serta
tembus belakang
2. Klien mengatakan nyerinya terus
menerus
3. Klien mengatakan mual
O :
1. Meringis
2. Memegang bagian yang sakit
3. Tegang
4. Tidak konsentrasi saat diajak
komunikasi
5. Observasi TTV : TD = 140/90
mmhg, ND = 90 x/mnt, RR = 20
x/mnt .
A :
Nyeri epigastrium
P :
1. Kaji tingkat nyeri, beratnya (0-
10)
2. Berikan istirahat dengan posisi
semifowler
3. Anjurkan klien untuk
menghindari makanan yang
dapat meningkatkan kerja asam
lambung
4. Anjurkan klien untuk mengatur
waktu makanya
5. Observasi TTV tiap 24 jam
6. Diskusikan dan ajarkan tehnik
relaksasi
7. Kolaborasi dengan pemberian
obat analgesic : paracetamol 3 x
1, cemitidine 1 amp

I :
1. Mengkaji tingkat nyeri beratnya
(0 10) : skala nyeri yang
diraskan klien skala 8
2. Memberikan istirahat dengan
posisi semifowler
3. Menganjurkn klien untuk
menghindari makanan yang
dapat meningkatkan kerja asam
lambung seperti makanan yang
pedis, asam
4. Menganjurkan klien untuk tetap
mengatur waktu makanya
5. Observasi TTV tip 24 jam : TD =
140 / 80 mmhg, ND = 90 x/mnt,
RR = 20 x/mnt, S = 37c
6. Mendiskusikan dan mengajarkan
tehnik relaksasi dengan cara :
menarik nafas dalam 3 kali,
menahanya sesaat
&menghembuskanya secara
spontan.
E :
Masalah belum teratasi
R :
1. Kaji tingkat nyeri, beratnya
(skala 0 10 )
2. Berikan istirahat dengan posisi
semifowler
3. Observasi TTV tiap 24 jam
4. Klolaborasi dengan pemberian
obat analgesic : Paracetamol 3 x
1, cemitidine 1 amp
2 Nutrisi kurang
dari kebutuhan
berhubungan
dengan anoreksia
29/07/12
09.00
09.15wita

09,15 09.17
wita
10,00 11.00
wita

S :
1. Klien mengatakan nafsu makan
berkurang
2. Klien mengatakan mual
3. Istri klien mengatakan porsi
makan dihabiskan 9 sendok.
O : -

A :
Masalah belum teratasi

P :
1. Pantau pemasukan makanan
2. Ajurkan untuk makanan sedikit
tapi sering
3. Anjurkan untuk makan ketika
masih hangat.
I :
1. Memantau masukan makanan
dengan hasil porsi makan
dihabiskan hanya sekitar 9
sendok
2. Menganjurkan untuk makan
sedikit tapi sering
3. Menganjurkan untuk makan
ketika masih hangat.
E :
S :
1. Klien mengatakan nafsu makan
berkurang
1. Klien mengatakan tidak
mual
2. Klien mengatakan porsi
makan dihabiskan 9
sendok
O : -
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
1. Pantau pemasukan makanan
2. Ajurkan untuk makanan sedikit
tapi sering
3. Anjurkan untuk makan ketika
masih hangat.
R :
Intervensi dilanjutkan.
3 Kecemasan
berhubungan
dengan Perubahan
proses kesehatan

29/07/12








S :
1. klien menanyakan tentang
penyakitnya
2. klien mengatakan baru pertama
kali mengalami penyakit yang
saat ini diderita oleh klien

O :
1. klien cemas
2. klien tegang
3. klien meremas remas tanganya
4. observasi vital sign : TD =
130/60 mmhg, ND = 88 X/mnt,
RR = 20 x/mnt



















09.15 09.17
wita
09,15 09.17
wita
10,00 11.00

A :
Kecemaan

P :
1. kaji tingkat kecemasan
2. jelaskan semua prosedur dan
pengobatan
3. memberikan dorongan spiritual

I :
1. Mengkaji tingkat kecemasan :
kecemasan ringan
2. Menjelaskan semua prosedur dan
pengobatan
3. Memberikan dorongan spiritual

E :
Masalah belum teratasi

R :
1. Kaji tingkat kecemasan
2. Jelaskan semua prosedur dan
pengobatan
3. Berikan dorongan spiritual
wita













Tabel 8 : Catatan Perkembangan Ny.M Tanggal 30 Juli 2012 di Ruang Rawat Teratai Interna
No Dx Diagnose
Keperawatan
Tgl/Jam Evaluasi
1 2 3 4
1 Nyeri epigastrium
berhubungan
dengan Iritasi
pada mukosa
lambung.

30/07/2012





S :
1. Klien mengatakan nyeri uluhati
seperti terbakar dan pedis serta
tembus belakang
2. Klien mengatakan nyerinya
terus menerus
3. Klien mengatakan mual
O :
1. Meringis
2. Memegang bagian yang sakit




09.00 09.15
wita
09.15 09.17
wita
13.00 13.05
wita

3. Tidak konsentrasi saat diajak
komunikasi
4. Observasi vital sign : TD = 140 /
80 mmhg, ND = 90 x/mnt, RR =
20 x/mnt
A :
Nyeri epigastrium
P :
1. Kaji tingkat tingkat nyeri
beratnya (skala 0 10)
2. Observasi TTV tiap 24 jam
3. Kolaborasi pemberian obat
analgesic : Paracetamol 3 x 1,
cemitidine 1 amp
I :
1. Mengkaji tingkat (skala 0 10)
: skala nyeri yang dirasakan
skala 8
2. Observasi TTV tiap 24 jam : TD
= 140/80 mmhg, ND = 90 x/mnt,
RR = 20 x/mnt, S = 37C
3. Kolaborasi dengan pemberian
obat analgesic : parcetamol 3 x1,
cemitidine 1 amp
E :
Masalah belum teratasi
R :
2 Nutrisi kurang
dari kebutuhan
berhubungan
dengan anoreksia
30/07/12




S :
1. Klien mengatakan mulai ada
nafsu makan
2. Klien mengatakan tidak mual

O :







09,15 09.17
Wita
10.00 11.00
wita
12.00 12.15
wita

Porsi makan dihabiskan kurang lebih 10
sendok

A :
Masalah belum teratasi
P :
1. Pantau pemasukan makanan
2. Ajurkan untuk makanan sedikit
tapi sering
3. Anjurkan untuk makan ketika
masih hangat.
I :
1. Memantau masukan makanan
dengan hasil porsi makan
dihabiskan hanya kurang lebih
10 sendok
2. Menganjurkan untuk makan
sedikit tapi sering
3. Menganjurkan untuk makan
ketika masih hangat.
E :
S :
1. Klien mengatakan nafsu makan
bertambah
2. Klien mengatakan tidak mual
O :
Porsi makan dihabiskan kurang lebih 10
sendok
A :
Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan dirumah
1. Ajurkan untuk makanan sedikit
tapi sering
2. Anjurkan untuk makan ketika
masih hangat.
R :
Intervensi dilanjutkan dirumah

3 Kecemasan
berhubungan
dengan Perubahan
proses kesehatan
30/07/12
















S :
1. Klien mengatakan sudah
mengerti tentang penyakitnya
2. Kilen mengatakan baru pertama
kali mengalami penyakit yang
saat ini diderita oleh klien
O :
1. Cemas (-)
2. Klien lebih rileks
3. Observasi vital sign :TD = 130 /
60mmHg, ND = 88 x/mnt,
RR = 20 x/mnt
4. Observasi vital sign : TD = 130 /
60 mmhg, ND = 88x/mnt, RR =
20x/mnt
A :
Kecemasan
P :
1. Kaji tingkat kecemasan
2. Jelaskan semua prosedur
pengobatan
3. Berikan dorongan spiritual
I :
1. Mengkaji tingkat kecemasan :
Kecemasan ringan




09.15 09.17
wita
10.00 11.00
wita
12.00 12.15
wita
2. Menjelaskan semua prosedur
pengobatan
3. Memberikan dorongan spiritual
E :
Masalah teratasi
R : -
1. Kaji tingkat kecmasan
Berikan dorngan spiritual




BAB IV
PEMBAHASAN
1. A. Pengkajian
Secara teori pengkajian dimulai dengan pengumpulan data, pengelompokan, atau analisa data,
dan perumusan diagnosa, pengkajian juga merupakan tahap pertama dari proses keperawatan
Pada tahap pengkajian, penulis tidak banyak menemukan hambatan dalam mendapatkan
informasi baik dari klien, keluarga, dan perawat.
Data yang dikumpulkan berupa: data dasar yaitu semua informasi tentang klien mencakup :
riwayat kesehatan, riwayat keluhan utama, riwayat kesehatan masa lalu, riwayat kesehatan
keluarga, riwayat psikososial dan riwayat spiritual.
Berdasarkan hasil pengumpulan data pada kasus Ny.M didapatkan data bahwa.
1. Gejala
Klien mengatakan nyeri uluhati seperti terbakar serta tembus belakang ,klien mengatakan mual,
klien memegang bagian perut yang sakit, klien cemas dan tegang, sekali-kali klien meremas
remas tanganya, Klien mengatakan nyerinya terus menerus,Klien menanyakan tentang
penyakitnya,Klien mengatakan baru pertama kali mengalami penyakit yang saat ini diderita oleh
klien.

1. Tanda :
Mucosa bibir dan hidung kering, Klien lemah,Rush kulit kering,Pemeriksaan laboratorium
tanggal 27 Juli 2012 : HCT = 37,9%; MPV = 2,6 L, Observasi vital sign : TD = 140 / 80
mmHg, ND = 90 x/mnt, RR = 20 x/mnt, S = 37
o
c, Bising usus (+), Peristaltik usus 24
kali/menit, Meringis,Memegang bagian yang sakit, Tidak konsentrasi pada saat diajak
komunikasi, Klien cemas,Klien tegang, Klien meremas-remas tangannya.
Tidak ada kesenjangan yang didapatkan oleh peneliti antara data yang didapatkan oleh peneliti
melalui hasil pengkajian dengan teori tentang gejala dan tanda pada klien dengan dispepsia,
hanya saja format pengkajian yang peneliti gunakan tidak mencakup seluruh aspek yang akan
dinilai. Misalnya saja untuk mengkaji integritas ego, neurosensori, dan nyeri/kenyamanan.
Sebab dari data hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan data data yang termasuk dalam
lingkup aspek integritas ego, neurosensori, dan nyeri/kenyamanan, yang menunjang terhadap
masaalah keperawatan yaitu nyeri dan kecemasan.
B. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan analisa data yang penulis lakukan dengan kasus dispesia pada Ny.M didapatkan
diagnosa keperawatan :
1. Nyeri berhubungan dengan Iritasi mukosa lambung akibat
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia
3. Kecemasanberhubungan dengan Perubahan proses kesehatan
Secara teori diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada kasus dispepsia adalah adalah :
1. Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan rasa tidak enak setelah makan,
anoreksia.
3. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan adanya mual, muntah
4. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatannya
Dari ketiga diagnosis keperawatan yang didapatkan peneliti setelah peneliti melakukan analisa
terhadap data objektif dan data subjektif diagnose yang didapatkan oleh peneliti dari hasil
pengkajian, ada satu diagnose keperawatan yang seharusnya actual tetapi dalam penulisan karya
tulis ini peneliti menempatakan diagnose perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit
berhubungan dengan mual, muntah kedalam diagnose resiko oleh karena data yang didapatkan
oleh penulis tidak mendukung masalah tersebut untuk ditempatkan sebagai diagnose actual.
Sebagaiman kita ketahui bahwa Obat obatan, penyakit sitemik, endotoksin bakteri, makanan
yang terkontaminasi, makanan yang berbumbu seperti lada, cuka atau mustard, kafein, alcohol,
dan aspirin, obat obatan lain seperti, NSAID (indometasin, ibuprofen, naproksen),
sulfonamide, steroid dan digitalis keadaan tersebut dapat menyebabkan kerusakan jaringan,
khususnya pembuluh darah, hal ini akan merangsang pengeluaran histamine, pengeluaran
histamine merangsang peningkatan vasodilatasi, meningkatkan permiabilitas kapiler terhadap
protein, plasma bocor ke interstisium, mukosa menjadi edema, dan sejumlah protein plasma
hilang, mukosa kapiler dapat hilang, mukosa kapiler menjadi rusak
Peningkatan asam akan mengakibatkan perangsangan kolinergik sehingga mengakibatkan
peningkatan motalitas, juga meningkatnya sekresi pepsinogen dan menyebabkan fungsi sawar
menurun dan terjadinya perubahan kualitatif mucus lambung keadaan ini menyebabkan
terjadinya dyspepsia (Brunner & Suddart, 2002) (Corwin, 2003) sehingga menyebabkan masalah
masalah keperawatan sebagaimana yanag telah disebutkan di atas.
Sedangkan dalam kasus Ny.M terdapat diagnosa yang tidak ditemukan dalam teori (E.
Doengoes, 1999) yaitu :
1. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan adanya mual dan
muntah.
Disinilah terdapat kesenjangan, bahwa tidak semua diagnosa keperawatan yang terdapat diteori ,
dapat diangkat pada kasus dispepsia pada Ny.M karena berdasarkan data penulis peroleh, hanya
menemukan sebagian data dari tanda dan gejala pada kasus dispepsia dilahan praktek. Dan
juga kasus yang sama tidak selalu memiliki diagnosa yang sama.
C. Intervensi
Dalam intervensi tidak didapatkan adanya kesenjangan antara intervesi yang ada dalam teori dan
intervensi yang penulis terapkan dalam praktek. Alasannya karena semua intervensi yang ada
dalam teori telah diterapkan dalam praktek klinik dilapangan.

D. Implementasi
Pelaksanaan rencana keperawatan mengacu pada rencana yang telah ditetapkan dalam teori.
Namun penulis tidak dapat melaksanakan semua rencana yang ada dalam teori tapi dapat
melaksanakan semua rencana sesuai dengan diagnosa keperawatan pada Ny.M dengan kasus
dipepsia diruang Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli.
Pada tahap pelaksanaan ini dalam memberikan asuhan keperawatan penulis tidak sepenuhnya
berada diruangan selama 24 jam. Maka selama penulis tidak berada diruangan perawatan
dilanjutkan oleh perawat yang ada diruangan.
Adapun yang menjadi faktor penghambat dalam memberikan asuhan keperawatan pada Ny.M
dengan kasus dispepsia diruang Teratai Interna RSU Mokopido Tolitoli adalah tidak
terpantaunya perawatan secara kontinue yang penulis rawat, karena tidak sebandingnya jumlah
perawat diruangan dengan klien yang dirawat.

1. E. Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada
klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada respon klien terhadap tindakan keperawatan yang
telah dilaksanakan. Dalam melaksanakan evaluasi, penulis menggunakan evaluasi proses dan
evaluasi hasil.
Evaluasi proses dilakukan setiap selesai melaksanakan tindakan. Sedangkan evaluasi hasil
dilakukan dengan membandingkan respon klien pada tujuan yang telah ditentukan.
Evaluasi yang penulis lakukan pada asuhan keperawatan Ny.M dengan kasus dispepsia
dilakukan dengan pendekatan SOAP dan didokumentasikan pada catatan perkembangan dengan
menggunakan pendekatan SOAPIER.
Dari hasil pelaksanaan tindakan keperawatan yang diamati melalui catatan perkembangan selama
tiga hari, maka hasil yang diperoleh adalah pada tanggal 29 Juli 2012 untuk diagnose kedua
masalah teratasi yaitu cemas , sedangkan diagnose ketiga, yaitu : nutrisi kurang dari kebutuhan.
Tidak terjadi sampai hari ketiga dilakukan catatan perkembangan. Sedangkan yang tidak teratasi
adalah diagnose pertama yaitu nyeri sejak dilakukannya catatan perkembangan dari tanggal 28
Juli sampai tanggal 30 dan terus diimplementasi berdasarkan catatan perkembangan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Di dalam pengkajian dan penegakkan diagnosa keperawatan tidak ditemukan adanya
kesenjangan dan yang ditemukan oleh peneliti antara data yang didapatkan oleh peneliti
melalui hasil pengkajian dengan teori tentang gejala dan tanda pada klien dengan
dispepsia, hanya saja format pengkajian peneliti gunakan tidak mencangkup seluruh
aspek yang akan dinilai. Misalnya saja untuk mengkaji integritas ego,dan neurosensori.
Sebab data dari hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan data-data yang termasuk dalam
lingkup aspek integritas ego, neurosensori, dan nyeri/kenyamanan, yang menunjang terhadap
masalah keperawatan yaitu nyeri dan kecemasan.
1. Data yang diperoleh pada klien merupakan langkah awal yang ditempuh oleh penulis
untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan agar asuhan keperawatan dapat ditegakkan.
Dan hasil dari data pengkajian keperawatan yang timbul pada klien kasus dispepsia
dalam teori tidak selamanya sama dengan yang ditemukan pada Ny.M dengan kasus
dispepsia diruang Melati RSU Mokopido Tolitoli.
2. Dari 4 diagnosa yang ada diteori, ketiga diagnosa yang didapatkan penulis pada Ny.M
kasus dispepsia yaitu, nyeri, nutrisi kurang dari kebutuhan dan cemas. . berdasarkan teori
(E Doenges, 1999) , nanda dan carpenito. Dimana diagnosa tersebut penulis tidak
mencantumkannya diteori. Dan tidak selamanya kasus yang sama mempunyai diagnosa
yang sama.
3. Perencanaan keperawatan kasus pada Ny.M dengan kasus dispepsia dibuat berdasarkan
teori yang ada. Namun penulis hanya menyesuaikan perencanaan yang ada dikasus
berdasarkan masalah keperawatan yang timbul
4. Pada tahap pelaksanaan, penulis dapat melaksanakan rencana yang telah disusun dengan
adanya dukungan dan bantuan klien serta keluarga.
5. Tahap evaluasi berdasarkan tujuan yang ditetapkan maka penulis menganalisa bahwa
tidak semua masalah dapat segera diatasi karena memerlukan waktu untuk perawatan dan
pengobataan teratur.






B. Saran
1. Bagi Institusi Rumah Sakit Khususnya Ruang Teratai Interna
Sebagai bahan acuan dalam penerapan proses keperawatan khususnya pasien dengan dispepsia
ruang melati, sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
1. Instisusi Pendidikan
Sebaiknya membuat acuan pengkajian asuhanan keperawatan sistim pencernaan yang baku
sehingga menjadikan panduan dalam penyusunan asuhan keperawatan di klinik baik bagi
mahasiswa maupun dosen. juga dapat mencegah timbulnya persepsi yang berbeda antara dosen
yang satu dengan dosen yang lainnya
1. Bagi Peneliti
Merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi peneliti, dan dapat dijadikan bekal pada saat
peneliti melakukan implementasi asuhan keperawatan kepad individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat
1. Bagi Pasien dan Keluarga
Sebagai sumber informasi bagi pasien dan keluarga, sehingga dapat dijadikan pedoman dalam
pencegahan dan penatalaksanaan jika pasien menderita dyspepsia atau dapat memberikan
informasi tersebut kepada orang lain baik yang membutuhkan.


RIWAYAT HIDUP PENULIS



1. Riwayat Hidup
Nama : MOH. RIZAL M. SAMAH
Tempat Tanggal Lahir : Kwala Besar, 26 Juni 1991
Umur : 20 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Jln.Garuda Trans Sulawesi

1. Riwayat Pendidikan
2. Tamat SDN 08 Palele Tahun 2003
3. Tamat SMP Negeri 1 Palele Tahun 2006
4. Tamat SMA Negeri 1 Palele Tahun 2009
5. Mengikuti Pendidikan Akper Pemda Tolitoli tahun 2009-2012


Share this:
Twitter
Facebook1

Dituliskan dalam: Uncategorized
Navigasi tulisan
Older
Newer
Tinggalkan Balasan

Cari
Tulisan Terakhir
37
Tanda-tanda Radang
Situs-situs hipnosys baru gratis otodidak
CARA BUAT WEBSITE Gratis baru
Askep Apendisitis
Komentar Terakhir
Merpati10
April 2013
Kategori
Uncategorized
Meta
Mendaftar
Masuk log
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.com
Blog pada WordPress.com. The Retro-Fitted Theme.
Ikuti
Follow merpatisepuluh
Get every new post delivered to your Inbox.
Powered by WordPress.com

Anda mungkin juga menyukai