1. Ryan Christian T (2011210221) 2. Siti Raisyah Rani (2011210236) 3. Steven (2011210240) 4. Usha Nandeni (2011210252) 5. Yumita Azizah Putri (2011210266)
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA 2014 OBAT TETES MATA ZINC SULFAT
I. Tinjauan Kepustakaan
1. Farmasetika
Zat Aktif Sifat Fisika Kimia dan Stabilitas Ekiv NaCl Cara Sterilisasi Khasiat dan Dosis Cara Penggunaa n Zink Sulfat (FI III hal 637-638) Pemerian : Hablur transparan atau serbuk hablur, tidak berwarna, tidak berbau, rasa sepat, sedikit merapuh. Kelarutan : Sangat mudah larut dlm air Stabilitas : - PH 5,8 6,2 (Martindale 28 : 946) - Simpan pada wadah tertutup rapat dengan temperatur tidak lebih dari 40C. (DI 2003 : 2631 ) OTT : timbal, kalsium, boraks, basa karbonat dan tanin (Martindale28 : hal 945) 0,15 Otoklaf (Martindale 28: 945) Penyegar untuk mata lembam dan mengobati iritasi ringan mata.
Dosis : 0,25% (Martindale, 28: Hal 945) Tetes Mata Fungsi Zat Aditif Nama Zat Sifat Fisika Kimia Ekiv NaCl Cara Sterilisasi Alasan Pemilihan Konsentrasi Pelarut Aqua Pro Injetion Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau - Otoklaf Sebagai pelarut dalam sediaan tetes mata - Pengawet Phenylmercur ic Nitrate Larut dalam air pada 1:600 -1500 &1 :160 pada suhu 100 0 Sedikit larut dalam gliserin, larut dalam minyak, dan larut Dalam etanol pada 1 :1000
PH : 5 8
Otoklaf (namun dapat menguran gi aktifitas sebagai pengawet)
pH memenuh i syarat, tidak OTT dengan zat aktif, 0,001% - 0,002 % (Handbook of Pharmaceuti cal Excipient sixth edition hal. 496)
2. Teknologi farmasi Obat mata digunakan untuk menghasilkan efek diagnostik dan terapeutik lokal, dan lainnya untuk merealisasikan kerja farmakologis, yang terjadi setelah berlangsungnya penetrasi bahan obat, dalam jaringan yang umumnya terdapat disekitar mata. Obat tetes mata adalah sediaan steril berupa larutan atau suspensi, digunakan untuk mata dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata disekitar kelopak mata dan bola mata. Sediaan ini diteteskan kedalam mata sebagai antibakterial, anastetik, midriatik, miotik, dan antiinflamasi. Persyaratan obat tetes mata antara lain : a. Steril atau bebas kuman Pembuatan tetes mata pada dasarnya dilakukan pada kondisi kerja aseptik dimana penggunaan air yang sempurna serta material wadah dan penutup yang diproses dulu dengan anti bakterial. Sejauh sterilitas sediannya diragukan, sebaiknya dilakukan sterilisasi akhir (sterilisasi uap), atau menyaring larutan dengan filter pembebas bakteri. Beberapa Farmakope memungkinkan proses termokimia sebagai upaya membasmi mikroba. b. Kejernihan (bebas bahan melayang) Persyaratan larutan bebas atau miskin partikel dimaksudkan untuk menghindari rangsangan akibat bahan padat. Melalui filtrasi dengan menggunakan kertas saring atau kain wol tidak dapat dihasilkan larutan bebas bahan melayang. Oleh karena itu sebagai material penyaring digunakan leburan gelas, misalnya Jenaer Fritten dengan ukuran pori G 3 G 5. c. Pengawetan Pada pemilihan bahan pengawet dan penentuan konsentrasinya perlu diperhatikan tersatukannya dengan bahan obat, bahan pembantu, material wadah, tutup dan dengan harga pH sediaan. d. Pendaparan Harga pH mata sama dengan darah, yaitu 7,4. Pada pemakaian tetesan biasa, larutan yang nyaris tanpa rasa nyeri adalah larutan dengan pH 7,3-9,7. Namun, daerah pH 5.5- 11.,4, masih dapat diterima. Pengaturan pH sangat berguna untuk mencapai rasa bebas nyeri, meskipun kita sangat sulit merealisasikannya. Larutan dapar berikut digunakan secara internasional: Dapar natrium asetat asam borat, kapasitas daparnya tinggi dalam daerah asam. Dapar fospat, kapasitas daparnya tinggi dalam daerah alkalis. Jika harga pH yang ditetapkan atas dasar stabilitas berada diluar daerah yang dapat diterima secara fisiologis, diwajibkan untuk menambahkan dapar dan melakukan pengaturan pH melalui penambahan asam atau basa. Larutan yang dibuat seperti itu praktis tidak menunjukan kapasitas dapar sehingga oleh cairan air mata lebih mudah diseimbangkan pada harga fisiologis dari pada larutan yang didapar. Jika satu larutan mendekati kondisi isotonis, meskipun tidak berada pada harga pH yang cocok masih dapat tersatukan tanpa rasa nyeri. e. Wadah dan Penyimpanan Tetes mata dapat diisikan dalam wadah takaran tunggal atau takaran ganda
3. Farmakologi Zink sulfat yang berfungsi sebagai astringen jika digunakan secara topikal pada mata bekerja dengan cara mebersihkan mucus dari permukaan mata. Kemudian Phenylephrine sebagai dekongestan mata.. Obat ini biasanya digunakan untuk mengobati iritasi ringan yang diakibatkan oleh matahari, angin, debu, dan asap, mengurangi gejala mata lelah, alergi, inflamasi konjungtiva dan photopthalmia, serta gangguan penglihatan karena kelebihan lendir mata. Obat ini tidak boleh digunakan pada penderita yang hipersensitif terhadap salah satu atau lebih kandungan obat di dalamnya. Kontraindikasi terhadap pasien dengan penyakit glaukoma karena dapat meningkatkan tekanan intraokuler. Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping janin (teratogenik atau embriosidal) dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita hamil. Aturan pemakaian sebanyak 1-2 tetes selama 3-4 kali sehari apabila diperlukan.
II. Rancangan Formulasi 1. Latar Belakang Penetapan Formula Zink sulfat 0,25 % sebagai astringen, menyegarkan mata lelah, merah dimana volume normal air dalam mata adalah 7 l, dan untuk mata yang tidak berkedip dapat memuat paling banyak 30 l. Pada pemakain obat tetes mata volumenya 1-2 tetes (50-100 l) sehingga dapat dipastikan tetesan obat yang dimasukan kebanyakan akan hilang/tumpah dari mata , hingga dipilih kosentrasi yang diharapkan dapat memberikan efek maksimum untuk mengatasi mata lelah yaitu 0,25% untuk formula berikut. Digunakan phenylmercuric nitrate sebagai pengawet karena Phenylmercuric nitrate merupakan salah satu pengawet yang mempunyai aktivitas antimikroba dengan spectrum luas. Dosis yang umum dipakai pada sedian tetes mata adalah 0,002 % dengan konsentrasi yang diperbolehkan adalah 0,001 0,002%. Dibandingkan pengawet untuk tetes mata jenis lainnya phenylmercuric nitrate juga memiliki konsentrasi yang kecil oleh sebab itu digunakan dalam formulasi sediaan ini. Digunakan aqua pro injeksi karena pada monografi dijelaskan dengan detil bahwa aqua pro injeksi tidak mengandung lebih dari 0,25 USP endotoxin unit (EU) per mL sehingga aman untuk digunakan pada obat tetes mata.
2. Formula Formula rujukan (Martindale 28 hal 946) Bahan Jumlah Zinc sulphate 250 mg Asam borat 1,5 g Klorbutol 500 mg Gliserol 1 mL Aqua p.i Ad 100 mL
Tiap botol ( 10ml ) mengandung : Bahan Jumlah Zink Sulfat 0,25% Phenylmercuric Nitrate 0,002% Aqua p.i ad 10 ml
III. Pembuatan 1. Perhitungan Dibuat 2 botol tetes mata @ 10 ml Volume total = ( n x v ) + 10 30% ( n x v ) = ( 2 x 10 ml ) + 30% ( 2 x 10 ml ) = 20 ml + 6 ml = 26 ml Zink Sulfat = 0,25 % x 26 ml = 0,065 g Phenylmercuric Nitrate = 0,002 % x 26 ml = 0,00052 g = 0,52 mg Aqua p.i = 26 ml (0,065 g + 0,00052 g) = 25,93 ml ~ 26 ml
*Pengenceran phenylmercuric nitrate (0,52 mg) Phenylmercuric nitrate 10 mg (kelarutan 1 : 600) Aqua pi 6 ml Phenylmercuric nitrate yang diambil dalam formula : 0,52 mg / 10 mg x 6 ml = 0,312 ml = 6, 24 tetes ~ 6 tetes
2. Cara pembuatan 1. Dilakukan kalibrasi botol tetes mata 10 ml 2. Dilakukan sterilisasi alat alat, botol tetes mata dan bahan obat 3. Ditimbang bahan bahan yg diperlukan 4. Dilakukan pembuatan aqua pi (didihkan aquadest selama 30 menit), kemudian disaring . 5. Dibuat pengenceran phenylmercuric nitrate, ambil 6 tetes dari pengenceran lalu masukkan ke dalam gelas piala yang sudah dikalibrasi 26 ml 6. Dilarutkan zink sulfat dalam aqua pi sampai larut, masukkan ke dalam gelas piala yg sudah di kalibrasi 26 ml 7. Dicampurkan larutan tersebut ad homogen 8. Ditambahkan aqua pi secukupnya (mendekati tanda batas 26 ml) 9. Dilakukan pengecekan pH 10. Ditambahkan aqua pi sisa ad tanda lalu saring dengan kertas saring 11. Dimasukkan dalam botol tetes mata ad tanda, tutup 12. Dilakukan sterilisasi akhir dengan otoklaf 121C selama15 menit 13. Dilakukan uji evaluasi,kemas, masukan dalam dus, beri etiket.
Cara Sterilisasi alat
No
Alat yang digunakan
Cara Sterilisasi 1 Beaker glass, Erlenmeyer, botol tetes mata, corong glass dan pipet tetes Oven 150C, 1jam (FI II I hal 18) 2 Kertas saring, gelas ukur Autoklaf 115-116C, 30 menit Autoklaf 121C, 15 menit 3 Batang pengaduk, spatula, pinset, kaca arloji, penjepit besi, Direndam dalam etanol selama 30 menit 4 Karet pipet tetes, karet tutup tetes mata Direbus dalam air suling selama 30 menit 5 Sterilisasi Akhir Autoklaf 121C, 15 menit
IV. Evaluasi 1. IPC ( In Process Control ) a. Uji kejernihan ( teori dan praktek farmasi industri hal 1355 ) Pemeriksaan visual terhadap suatu wadah produk biasanya dilakukan oleh seseorang yang memeriksa wadah bersih dari luar di bawah penerangan cahaya yang baik, terhalang terhadap refleksi ke dalam matanya dan berlatar belakang hitam putih, dengan rangkaian isi dijalanan dengan aksi memutar Syarat : USP menyatakan bahwa semua wadah diperiksa secara visual dan bahwa tiap partikel yang terlihat harus dibuang atau harus jernih. b. Uji pH ( FI IV hal 1039 ) Pemeriksaan pH dilakukan menggunakan indikator universal pH. Syarat : pH harus mendekati pH zat aktif dan zat aditifnya yaitu pH 5 6
2. Sediaan akhir (Quality Control) a. Uji sterilitas ( FI IV hal 855 ) ( Tidak dilakukan ) Asas : Larutan uji + media perbenihan inkubasi pada 20 - 25C kekeruhan / pertumbuhan m.o ( tidak steril ). Prosedur uji : Teknik penyaringan dengan filter membran ( dibagi menjadi 2 bagian ), lalu diinkubasi. b. Uji keseragaman volume ( FI IV hal 1044 ) - Pilih satu atau lebih wadah, bila volume 10 ml atau lebih. Tiga wadah atau lebih, bila volume lebih dari 3 ml dan kurang dari 10 ml. - Ambil isi tiap wadah dengan alat suntik hipodemik kering berukuran tidak lebih dari 3 kali volume yang akan diukur dan dilengkapi dengan jarum suntik nomor 21, panjang tidak kurang dari 2,5 cm. - Keluarkan gelembung udara dari dalam jarum dan alat suntik dan pindahkan isi dari alat suntik, tanpa mengosongkan bagian jarum, kedalam gelas ukur kering volume tertentu yang telah dibakukan sehingga volume yang di ukur memenuhi sekurang kurangnya 40% volume dari kapasitas yang tertera ( garis garis petunjuk volume gela ukur menunjukan volume yang ditampung, bukan yang dituang ). c. Uji kejernihan ( Teori dan praktek farmasi industri hal. 1355 ) Pemeriksaan visual terhadap suatu wadah produk biasanya dilakukan oleh seseorang yang memeriksa wadah bersih dari luar di bawah penerangan cahaya yang baik, terhalang terhadap refleksi ke dalam matanya dan berlatar belakang hitam putih, dengan rangkaian isi dijalanan dengan aksi memutar Syarat : USP menyatakan bahwa semua wadah diperiksa secara visual dan bahwa tiap partikel yang terlihat harus dibuang atau harus jernih. d. Penetapan Kadar Zinc Sulfas (menurut FI IV hal 836) Timbang saksama sejumlah zat setara dengan lebih kurang 170 mg ZnSO 4 , larutkan dalam 100ml air. Tambahkan 5ml larutan dapar ammonium hidroksi-amonium klorida LP dan 0,1 ml hitam eriokrom Lp. Titrasi dengan dinatrium edetat 0,05 M LV hingga warna biru tua.
V. Daftar Pustaka 1. Voigt R., Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi V: Gajah Mada University Press; 1994. hal 521-531. 2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia, Edisi IV, Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan; 1995. 3. Turco S., Robert E King, Steril Dosage Forms, Second Edition: Lea & Febiger, Philadelphia; 1979. 4. Anonim Martindale XXVIII, The Pharmaceutical, Press, London. 5. Drug Information, American Society of Healthy System Pharmacists, 2003. 6. Departemen of Pharmaceutical Science London, 1994, Handbook of Pharmaceutical Exicipients, Edisi II ; Depkes RI, Jakarta 1979. 7. Lachman L, dkk. Teori dan Praktek Farmasi Industri, edisi III : UI Press, Jakarta, 1994.
VI. Pembagian Tugas Anggota Kelompok 1. Proposal a. Tinjauan Kepustakaan ( Siti Raisyah Rani ) b. Rancangan Formula ( Steven ) c. Pembuatan ( Ryan Christian T. ) d. Evaluasi ( Usha Nandeni ) e. Pengemasan ( Yumita Azizah P. ) 2. Praktikum a. Cuci Alat ( Siti Raisyah Rani ) b. Kalibrasi botol tetes mata ( Ryan Christian T. ) c. Sterilisasi alat alat, botol tetes mata dan bahan obat ( Steven ) d. Timbang bahan bahan ( Ryan Christian T. ) e. Pembuatan aqua pi ( Usha Nandeni ) f. Pengenceran phenylmercuric nitrate (Yumita Azizah P.) g. Melarutkan zink sulfat ( Siti Raisyah Rani ) h. Pencampuran larutan ( Ryan Christian T. ) i. Pengecekan pH ( Steven ) j. Penambahan aqua pi sisa ad tanda lalu saring dengan kertas saring ( Usha Nandeni ) k. Pengemasan ( Usha Nandeni ) l. Sterilisasi akhir ( Yumita Azizah P. ) m. Uji evaluasi (bersama)