Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
Mioma uteri, dikenal juga dengan sebutan fibromioma, fibroid ataupun leiomioma,
merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
menumpangnya.
1
Sering ditemukan pada wanita usia reproduksi, kejadiannya lebih tinggi pada usia
diatas 35 tahun. Tingginya kejadian mioma uteri antara usia 35-5 tahun, menunjukkan
adanya hubungan mioma uteri dengan estrogen. !i "ndonesia angka kejadian mioma uteri
ditemukan #,3$ % - 11,&' % dari semua penderita ginekologi yang dirawat.
1,#
(alaupun biasanya asimptomatik, mioma dapat menyebabkan banyak problem
termasuk metrorrhagia dan menorrhagia, rasa sakit bahkan infertilitas. Memang, perdarahan
uteri yang sangat banyak merupakan indikasi yang paling banyak untuk dilakukan
histerektomi. )al ini menimbulkan masalah besar dalam kesehatan dan terapi yang paling
efektif belum didapatkan, karena sedikit sekali informasi mengenai etiologi mioma uteri itu
sendiri.
1,#
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi
Se*ara umum uterus mempunyai 3 lapisan jaringan yaitu lapisan terluar perimetrium,
lapisan tengah miometrium dan yang paling dalam adalah endometrium. Miometrium adalah
lapisan yang paling tebal dan merupakan otot polos berlapis tiga+ yang sebelah luar
longitudinal, yang sebelah dalam sirkuler, yang antara kedua lapisan ini beranyaman.
#
Miometrium dalam keseluruhannya dapat berkontraksi dan berelaksasi. Tumor jinak yang
berasal dari sel otot miometrium disebut leiomioma. Tetapi karena tumor ini berbatas tegas
maka sering disebut fibroid. Mioma uteri juga berbentuk bulat, berbatas tegas, warna putih
hingga merah jambu pu*at, bersifat jinak dan terdiri dari otot polos dengan kuantitas jaringan
penghubung fibrosa yang berbeda-beda.
1
Sebanyak $5% mioma uteri berasal dari *orpus uteri
dan lagi 5 % berasal dari ser,iks. -eoplasma ini mempunyai banyak nama sehingga dalam
kepustakaan dikenal juga istilah fibromioma, leiomioma, fibroid, ataupun mioma uteri.
Epidemiologi
Mioma uteri adalah permasalahan yang sering terjadi kepada wanita. Seleksi uteri
dilakukan dari 1 wanita yang menjalankan histerektomi ditemukan ''% mempunyai
mioma uteri termasuk yang berukuran seke*il # mm.
3
Mioma uteri juga sering ditemukan pada wanita yang menjalankan histerektomi untuk
indikasi yang lain walaupun ditemukan ke*il dan tidak banyak. )al ini terjadi karena
kebanyakan tehnik pemeriksaan imaging tidak mempunyai resolusi di bawah 1 *m maka
insidensi kejadian sebenar mioma uteri tidak dapat dipastikan meskipun mioma uteri yang
ke*il tidak memberikan gejala klinis.
Spesimen histerektomi daripada wanita premenopaus dengan mioma uteri adalah rata-
rata ',.. (anita postmenopause adalah /,#. Random sampling daripada wanita berusia 35 -
/$ tahun yang menjalani pemeriksaan rutin, hasil rekam medis dan pemeriksaan sonografi
didapatkan pada usia 35 tahun insidensi terjadinya mioma uteri adalah sebanyak .% untuk
wanita 0frika-0merika+ insidensi ini meningkat sehingga &% pada usia 5 tahun.
#
(anita
*au*asia pula mempunyai insidensi setinggi /% pada usia 35 tahun dan meningkat sehingga
'% pada usia 5 tahun.
!ari penelitian dilakukan di 1usan St. 2enedi*t )ospital 3orea yang dilakukan
terhadap &15 kasus mioma uteri diketahui bahwa kasus mioma uteri tebanyak terjadi pada
kelompok usia /-/$ tahun dengan usia rata- rata /#,$' tahun. 3eluhan utama terbanyak
pada penderita mioma uteri adalah perdarahan per,aginam abnormal 4//,1%5. Mioma uteri
tipe intramural adalah yang terbanyak dari tipe mioma uteri se*ara patologi anatomi 451,3%5.
3adar haemoglobin 4)b5 rata-rata penderita mioma uteri adalah 1,$# gr% dan 3',.%
diantaranya dilakukan transfusi darah. )isterektomi total ditemukan sebagai tindakan
penatalaksanaan terbanyak pada kasus-kasus mioma uteri 4$1,5%5.
/
Definisi
Myoma uteri adalah neoplasma jinak yang tersusun dari otot polos uteri dan jaringan ikat
yang menumpangnya dan sering juga disebut sebagai fibromioma, leiomioma, fibroid.
1


Etiologi
6tiologi yang pasti terjadinya mioma uteri saat ini belum diketahui. Mioma uteri banyak
ditemukan pada usia reproduktif dan angka kejadiannya rendah pada usia menopause, dan
belum pernah dilaporkan terjadi sebelum menar*he. !iduga penyebab timbulnya mioma uteri
paling banyak oleh stimulasi hormon estrogen.
1

0pakah estrogen se*ara langsung memi*u pertumbuhan mioma uteri, atau memakai mediator
masih menimbulkan perdebatan. !i mana telah ditemukan banyak sekali mediator di dalam
mioma uteri, seperti estrogen growth fa*tor, insulin growth fa*tor 7 1 4"89-15.
5
0wal
mulanya pembentukan tumor adalah terjadinya mutasi somatik dari sel-sel miometrium.
Mutasi ini men*akupi rentetan perubahan pada kromosom, baik se*ara parsial maupun se*ara
keseluruhan.
Menurut teori onkogenik maka patogenesa mioma uteri dibagi menjadi # faktor yaitu inisiator
dan promotor. 9aktor-faktor yang menginisiasi pertumbuhan mioma uteri masih belum
diketahui dengan pasti. !ari penelitian menggunakan glu*ose-.-phosphatase dihydrogenase
diketahui bahwa mioma berasal dari jaringan yang uniseluler. Transformasi neoplastik dari
miometrium menjadi mioma melibatkan mutasi somatik dari miometrium normal dan
interaksi kompleks dari hormon steroid seks dan growth faktor lokal. Mutasi somatik ini
merupakan peristiwa awal dalam proses pertumbuhan tumor.
.
Tidak didapat bukti bahwa hormon estrogen berperan sebagai penyebab mioma, namun
diketahui estrogen berpengaruh dalam pertumbuhan mioma. Mioma terdiri dari reseptor
estrogen dengan konsentrasi yang lebih tinggi dibanding dari miometrium sekitarnya namun
konsentrasinya lebih rendah dibanding endometrium. )ormon progesteron meningkatkan
aktifitas mitotik dari mioma pada wanita muda namun mekanisme dan faktor pertumbuhan
yang terlibat tidak diketahui se*ara pasti. 1rogesteron memungkinkan pembesaran tumor
dengan *ara down-regulation apoptosis dari tumor. 6strogen berperan alam subserous adalah
mioma yang terletak di permukaan serosa dari uterus dan mungkin akan menonjol keluar dari
miometrium. Mioma subserous tidak jarang bertangkai dan menjadi mioma geburt. 2ila
mioma subserous tumbuh ke arah lateral dan meluas diantara # lapisan peritoneal dari
ligamentum latum akan menjadi mioma intraligamenter.
'
Patogenesis
1enyebab utama mioma uteri belum diketahui se*ara pasti sampai saat ini, tetapi
penyelidikan telah dijalankan untuk memahami keterlibatan faktor hormonal, faktor genetik,
growth factor, dan biologi molekular untuk tumor jinak ini. 9aktor yang diduga berperan
untuk inisiasi pada perubahan genetik pada mioma uteri adalah abnormalitas intrinsik pada
miometrium, peningkatan reseptor estrogen se*ara kongenital pada miometrium, perubahan
hormonal, atau respon kepada ke*ederaan iskemik ketika haid. Setelah terjadinya mioma
uteri, perubahan-perubahan genetik ini akan dipengaruhi oleh promoter 4hormon5 dan efektor
(growth factors).
!idapatkan pula teori Cell nest atau teori genitoblast. !ilakukannya per*obaan yang
memberikan estrogen pada kelin*i per*obaan ternyata menimbulkan tumor fibromatosa baik
pada permukaan maupun pada tempat lain dalam abdomen.
3
6fek fibromatosa ini dapat
di*egah dengan pemberian preparat progesteron atau testosteron. 1uukka dan kawan- kawan
pula menyatakan bahwa reseptor estrogen pada mioma lebih banyak didapati daripada
miometrium normal. 0sal mioma adalah sel imatur, bukan dari selaput otot yang matur.
Faktor esiko
1. :sia penderita
(anita kebanyakannya didiagnosa dengan mioma uteri dalam usia /-an+ tetapi, sisanya
masih tidak diketahui pasti apakah mioma uteri yang terjadi adalah disebabkan peningkatan
formasi atau peningkatan pembesaran se*ara sekunder terhadap perubahan hormon pada
waktu usia begini. 9aktor lain yang bisa mengganggu insidensi sebenar kasus mioma uteri
adalah karena dokter merekomendasi dan pasien menerima rekomendasi tersebut untuk
menjalani histerektomi hanya setelah mereka sudah melepas usia melahirkan anak.
2erdasarkan otopsi, -o,ak menemukan #'% wanita berumur #5 tahun mempunyai sarang
mioma. Mioma belum pernah dilaporkan terjadi sebelum menarke dan setelah menopause
hanya 1% mioma yang masih bertumbuh.
#. )ormon endogen 4Endogenous Hormonal5
Mioma uteri sangat sedikit ditemukan pada spesimen yang diambil dari hasil histerektomi
wanita yang telah menopause, diterangkan bahwa hormon esterogen endogen pada wanita-
wanita menopause pada kadar yang rendah atau sedikit. 0wal menarke 4usia di bawah 1
tahun5 dijumpai peningkatan resiko 4;; 1,#/5 dan menarke lewat 4usia setelah 1. tahun5
menurunkan resiko 4;; ,.&5 untuk menderita mioma uteri.
#
3. ;iwayat 3eluarga
(anita dengan garis keturunan tingkat pertama dengan penderita mioma uteri mempunyai
peningkatan #,5 kali kemungkinan risiko untuk menderita mioma uteri dibanding dengan
wanita tanpa garis keturunan penderita mioma uteri.
#
1enderita mioma yang mempunyai
riwayat keluarga penderita mioma uteri mempunyai # kali lipat kekuatan ekspresi dari
<689-= (a myoma-related growth factor) dibandingkan dengan penderita mioma yang tidak
mempunyai riwayat keluarga penderita mioma uteri.
#
/. 6tnik
!ari studi yang dijalankan melibatkan laporan sendiri oleh pasien mengenai mioma uteri,
rekam medis, dan pemeriksaan sonografi menunjukkan golongan etnik 0frika-0merika
mempunyai kemungkinan risiko menderita mioma uteri setinggi #,$ kali berbanding wanita
etnik *au*asia, dan risiko ini tidak mempunyai kaitan dengan faktor risiko yang lain. !idapati
juga wanita golongan 0frika- 0merika menderita mioma uteri dalam usia yang lebih muda
dan mempunyai mioma yang banyak dan lebih besar serta menunjukkan gejala klinis. -amun
ianya masih belum diketahui jelas apakah perbedaan ini adalah kerana masalah genetik atau
perbedaan pada kadar sirkulasi estrogen, metabolisme estrogen, diet, atau peran faktor
lingkungan. (alaubagaimanapun, pada penelitian terbaru menunjukkan yang <al><al
genotype untuk en?im essensial kepada metabolisme estrogen,catechol-O-methyltransferase
4@AMT5 ditemui sebanyak /'% pada wanita 0frika-0merika berbanding hanya 1$% pada
wanita kulit putih.
#
(anita dengan genotype ini lebih rentan untuk menderita mioma uteri. "ni
menjelaskan mengapa pre,alensi yang tinggi untuk menderita mioma uteri dikalangan wanita
0frika-0merika lebih tinggi.
5. 2erat 2adan
Satu studi prospektif dijalankan dan dijumpai kemungkinan risiko menderita mioma uteri
adalah setinggi #1% untuk setiap kenaikan 1 kg berat badan dan dengan peningkatan indeks
massa tubuh. Temuan yang sama juga turut dilaporkan untuk wanita dengan 3% kelebihan
lemak tubuh.
#
"ni terjadi kerana obesitas menyebabkan pemingkatan kon,ersi androgen
adrenal kepada estrone dan menurunkan hormon sex-binding globulin. )asilnya
menyebabkan peningkatan estrogen se*ara biologikal yang bisa menerangkan mengapa
terjadi peningkatan pre,alensi mioma uteri dan pertumbuhannya.
2eberapa penelitian menemukan hubungan antara obesitas dan peningkatan insiden mioma
uteri. Suatu studi di )ar,ard yang dilakukan oleh !r. Bynn Marshall menemukan bahwa
wanita yang mempunyai "ndeks Massa Tubuh 4"MT5 di atas normal, berkemungkinan
3,#3% lebih sering menderita mioma uteri. ;os dkk, 41$&.5 mendapatkan resiko mioma
uteri meningkat hingga #1% untuk setiap 1 3g kenaikan berat badan dan hal ini sejalan
dengan kenaikan "MT.
.. !iet
0da studi yang mengaitkan dengan peningkatan terjadinya mioma uteri dengan pemakanan
seperti daging sapi atau daging merah atau ham bisa meningkatkan insidensi mioma uteri dan
sayuran hijau bisa menurunkannya. Studi ini sangat sukar untuk diintepretasikan kerana studi
ini tidak menghitung nilai kalori dan pengambilan lemak tetapi sekadar informasi sahaja dan
juga tidak diketahui dengan pasti apakah ,itamin, serat atau phytoestrogen berhubung dengan
mioma uter".
'. 3ehamilan dan paritas
1eningkatan paritas menurunkan insidensi terjadinya mioma uteri. Mioma uteri menunjukkan
karakteristik yang sama dengan miometrium yang normal ketika kehamilan termasuk
peningkatan produksi extracellular matrix dan peningkatan ekspresi reseptor untuk peptida
dan hormon steroid. Miometrium postpartum kembali kepada berat asal, aliran darah dan sai?
asal melalui proses apoptosis dan diferensiasi. 1roses remodeling ini berkemungkinan
bertanggungjawab dalam penurunan sai? mioma uteri. Teori yang lain pula mengatakan
pembuluh darah di uterus kembali kepada keadaan atau asal pada postpartum dan ini
menyebabkan mioma uteri kekurangan suplai darah dan kurangnya nutrisi untuk terus
membesar. !idapati juga kehamilan ketika usia midreproductie 4#5-#$ tahun5 memberikan
perlindungan terhadap pembesaran mioma.
&. 3ebiasaan merokok
Merokok dapat mengurangi insidensi mioma uteri. 2anyak faktor yang bisa menurunkan
bioa,alibiltas hormon estrogen pada jaringan sepertiC penurunan kon,ersi androgen kepada
estrone dengan penghambatan en?im aromatase oleh nikotin.
Klasifikasi
Sarang mioma di uterus dapat berasal dari ser,iks uteri 41-3%5 dan selebihnya adalah dari
korpus uteri. Menurut tempatnya di uterus dan menurut arah pertumbuhannya, maka mioma
uteri dibagi / jenis antara lain mioma submukosa, mioma intramural, mioma subserosa, dan
mioma intraligamenter. Denis mioma uteri yang paling sering adalah jenis intramural 45/%5,
subserosa 4/&,#%5, submukosa 4.,1%5 dan jenis intraligamenter 4/,/%5.
3

1. Mioma submukosa
2erada dibawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus. Denis ini di jumpai
.,1% dari seluruh kasus mioma. Denis ini sering memberikan keluhan gangguan perdarahan.
Mioma uteri jenis lain meskipun besar mungkin belum memberikan keluhan perdarahan,
tetapi mioma submukosa, walaupun ke*il sering memberikan keluhan gangguan perdarahan.
Mioma submukosum dapat tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan melaui
saluran ser,iks dan disebut dengan myoma geburt. Mioma submukosa umumnya dapat
diketahui dari tindakan kuretase, dengan adanya benjolan waktu kuret, dikenal sebagai
Currete bump. Tumor jenis ini sering mengalami infeksi, terutama pada mioma submukosa
pedinkulata. Mioma submukosa pedinkulata adalah jenis mioma submukosa yang
mempunyai tangkai. Tumor ini dapat keluar dari rongga rahim ke ,agina, dikenal dengan
nama mioma geburt atau mioma yang di lahirkan, yang mudah mengalami infeksi, ulserasi,
dan infark. 1ada beberapa kasus, penderita akan mengalami anemia dan sepsis karena proses
di atas.
&

#. Mioma intramural
Terdapat di dinding uterus diantara serabut miometrium. 3arena pertumbuhan tumor,
jaringan otot sekitarnya akan terdesak dan terbentuklah sema*am simpai yang mengelilingi
tumor. 2ila didalam dinding rahim dijumpai banyak mioma, maka uterus akan mempunyai
bentuk yang berdungkul dengan konsistensi yang padat. Mioma yang terletak pada dinding
depan uterus, dalam pertumbuhannya akan menekan dan mendorong kandung kemih keatas,
sehingga dapat menimbulkan keluhan miksi.
3. Mioma subserosa
0pabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus diliputi
oleh serosa. Mioma subserosa dapat tumbuh diantara kedua lapisan ligamentum latum
menjadi mioma intraligamenter. Selain itu, dapat pula tumbuh menempel pada jaringan lain
dan kemudian mebebaskan diri dari uterus, sehingga disebut wandering!parasitic fibroid.
/. Mioma intraligamenter
Mioma subserosa yang tumbuh menempel pada jaringan lain, misalnya ke ligamentum
atau omentum dan kemudian membebaskan diri dari uterus. Darang sekali ditemukan satu
ma*am mioma saja dalam satu uterus. Mioma pada ser,iks dapat menonjol ke dalam satu
saluran ser,iks sehingga ostium uteri eksternum berbentuk bulan sabit. 0pabila mioma
dibelah maka tampak bahwa mioma terdiri dari berkas otot polos dan jaringan ikat yang
tersusun seperti kumparan 4whorle li"e pattern5 dengan pseudokapsul yang terdiri dari
jaringan ikat longgar yang terdesak karena pertumbuhan sarang mioma ini.
&

8ambar 1. Denis-jenis mioma uteri
!am"aran #ikroskopik
Mioma uteri umumnya bersifat multiple, berlobus yang tidak teratur maupun berbentuk
sferis. Mioma uteri biasanya berbatas jelas dengan miometrium sekitarnya, sehingga pada
tindakan enukleasi mioma dapat dilepaskan dengan mudah dari jaringan miometrium
disekitarnya.
1ada pemeriksaan makroskopis dari potongan trans,ersal berwarna lebih pu*at dibanding
miometrium disekelilingnya, halus, berbentuk lingkaran dan biasanya lebih keras dibanding
jaringan sekitar, dan terdapat pseudocapsule.
$
1ada pembelahan jaringan mioma tampak lebih putih dari jaringan sekitarnya. 1ada
pemeriksaan se*ara mikroskopik dijumpai sel-sel otot polos panjang, yang membentuk
bangunan yang khas sebagai kumparan. "nti sel juga panjang dan ber*ampur dengan jaringan
ikat. 1ada pemotongan tran,ersal, sel berbentuk polihedral dengan sitoplasma yang banyak
mengelilinginya. 1ada pemotongan longitudinal inti sel memanjang, dan ditemukan adanya
mast *ells diantara serabut miometrium sering diinterprestasi sebagai sel tumor atau sel
raksasa 4giant cells5.
1

Per$"a%an Sek$nder
8ambaran histopatologi mioma uteri adalah seperti berikutC
1ada gambaran makroskopik menunjukkan suatu tumor berbatas jelas, bersimpai, pada
penampang menunjukkan massa putih dengan susunan lingkaran-lingkaran konsentrik di
dalamnya. Tumor ini bisa terjadi se*ara tunggal tetapi kebiasaanya terjadi se*ara multipel dan
bertaburan pada uterus dengan ukuran yang berbeda-beda. 1erubahan-perubahan sekunder
yang terjadi pada mioma uteri adalahC
1. 0trofi.
Sesudah menopause ataupun sesudah kehamilan berakhir mioma uteri menjadi ke*il.
#. !egenerasi hialin.
1erubahan ini sering terjadi terutama pada penderita usia lanjut. Tumor kehilangan
struktur aslinya menjadi homogen. !apat meliputi sebagian besar atau hanya sebagian ke*il
dari padanya seolah-olah memisahkan satu kelompok serabut otot dari kelompok lainnya.
3. !egenerasi kistik.
!apat meliputi daerah ke*il maupun luas, sebagian dari mioma menjadi *air, sehingga
terbentuk ruangan-ruangan yang tidak teratur berisi seperti agar-agar, dapat juga terjadi
pembengkakan yang luas dan bendungan limfe sehingga menyerupai limfangioma. !engan
konsistansi yang lunak tumor ini sukar dibedakan dari kista o,arium atau suatu kehamilan.
/. !egenerasi membatu.
Terutama terjadi pada wanita berusia lanjut oleh karena adanya gangguan dalam
sirkulasi. !engan adanya pengendapan garam kapur pada sarang mioma maka mioma
menjadi keras dan memberikan bayangan pada foto rontgen.
5. !egenerasi merah.
1erubahan ini biasanya terjadi pada kehamilan dan nifas. 1atogenesis diperkirakan
karena suatu nekrosis subakut akibat gangguan ,askularisasi. 1ada pembelahan dapat terlihat
sarang mioma seperti daging mentah berwarna merah disebabkan oleh pigmen hemosiderin
dan hemofusin. !egenerasi merah tampak khas apabila terjadi pada kehamilan muda yang
disertai emesis dan haus, sedikit demam dan kesakitan, tumor dan uterus membesar dan nyeri
pada perabaan. 1enampilan klinik seperti ini menyerupai tumor o,arium terpuntir atau mioma
bertangkai.
.. !egenerasi lemak.
3eadaan ini jarang dijumpai, tetapi dapat terjadi pada degenerasi hialin yang lanjut,
dikenal dengan sebutan fibrolipoma.
&
!am"aran Klinis dan Kel$%an
Tanda dan gejala dari mioma uteri hanya terjadi pada 35 7 5% pasien. 3ebanyakan kasus
ditemui se*ara kebetulan karena tumor ini tidak mengganggu. 8ejala yang dikeluhkan sangat
tergantung pada tempat sarang mioma ini berada, ukuran tumor, perubahan dan komplikasi
yang terjadi. 8ejala yang terjadi dapat digolongkan seperti berikutC
1. 1erdarahan abnormal
8angguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore, menoragia dan dapat juga
terjadi metroragia. Menorrhagia dan atau metrorrhagia sering terjadi pada penderita mioma
uteri. 1erdarahan abnormal ini dapat menyebabkan anemia defisiensi besi.
0ntara penyebab perdarahan ini adalahC
- 1engaruh o,arium sehingga terjadilah hiperplasia endometrium sampai adenokarsinoma
endometrium -permukaan endometrium yang lebih luas dari biasa
- 0trofi endometrium di atas mioma submukosum.
- Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal kerana adanya sarang mioma di antara serabut
miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik.
!isebabkan permukaan endometrium yang menjadi lebih luas akibat pertumbuhan mioma,
maka lebih banyak dinding endometrium yang terkikis ketika menstruasi dan ini
menyebabkan perdarahan abnormal. (alaupun menstruasi berat sering terjadi tetapi
siklusnya masih tetap. 1erdarahan abnormal ini terjadi pada 3% pasien mioma uteri dan
perdarahan abnormal ini dapat menyebabkan anemia defisiensi besi. 1ada suatu penelitian
yang menge,aluasi wanita dengan mioma uteri dengan atau tanpa perdarahan abnormal,
didapat data bahwa wanita dengan perdarahan abnormal se*ara bermakna menderita mioma
intramural 45&% banding 13%5 dan mioma submukosum 4#1% banding 1%5 dibanding
dengan wanita penderita mioma uteri yang asimtomatik.
1atofisiologi perdarahan uterus yang abnormal yang berhubungan dengan mioma uteri masih
belum diketahui dengan pasti. 2eberapa penelitian menerangkan bahwa adanya disregulasi
dari beberapa faktor pertumbuhan dan reseptor-reseptor yang mempunyai efek langsung pada
fungsi ,askuler dan angiogenesis. 1erubahan-perubahan ini menyebabkan kelainan
,askularisasi akibat disregulasi struktur ,askuler didalam uterus.
11
Mekanisme 1erdarahan 0bnormal pada Mioma :teri
1#
1. 1eningkatan ukuran permukaan endometrium
#. 1eningkatan ,askularisasi aliran ,askuler ke uterus
3. 8angguan kontraktilitas uterus
/. :lserasi endometrium pada mioma submukosum
5. 3ompresi pada pleksus ,enosus di dalam miometrium
#. -yeri
;asa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul kerana gangguan sirkulasi darah
pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan. -yeri panggul yang
disebabkan mioma uteri bisa juga disebabkan degenerasi akibat oklusi ,askuler, infeksi, torsi
dari mioma yang bertangkai maupun akibat kontraksi miometrium yang disebabkan mioma
subserosum. Tumor yang besar dapat mengisi rongga pel,ik dan menekan bagian tulang
pel,ik yang dapat menekan saraf sehingga menyebabkan rasa nyeri yang menyebar ke bagian
punggung dan ekstremitas posterior.
3. 8ejala tanda penekanan
8angguan ini tergantung pada tempat dan ukuran mioma uteri. 1enekanan pada kandung
kemih akan menyebabkan poliuri, pada uretra dapat menyebabkan retensio urin, pada ureter
dapat menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada rektum dapat menyebabkan obstipasi
dan tenesmia, pada pembuluh darah dan pembuluh limfe di panggul dapat menyebabkan
edema tungkai dan nyeri panggul.
/. !isfungsi reproduksi
)ubungan antara mioma uteri sebagai penyebab infertilitas masih belum jelas. !ilaporkan
sebesar #' 7 /% wanita dengan mioma uteri mengalami infertilitas. Mioma yang terletak di
daerah kornu dapat menyebabkan sumbatan dan gangguan transportasi gamet dan embrio
akibat terjadinya oklusi tuba bilateral. Mioma uteri dapat menyebabkan gangguan kontraksi
ritmik uterus yang sebenarnya diperlukan untuk motilitas sperma didalam uterus. 1erubahan
bentuk ka,um uteri karena adanya mioma dapat menyebabkan disfungsi reproduksi.
8angguan implantasi embrio dapat terjadi pada keberadaan mioma akibat perubahan
histologi endometrium dimana terjadi atrofi karena kompresi massa tumor.
1#
#ekanisme !angg$an F$ngsi eprod$ksi dengan #ioma Uteri
1#
1. 8angguan transportasi gamet dan embrio
#. 1engurangan kemampuan bagi pertumbuhan uterus
3. 1erubahan aliran darah ,askuler
/. 1erubahan histologi endometrium
Infertilitas dan A"ort$s
"nfertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan pars interstisialis tuba,
sedangakn mioma submukosum juga memudahkan terjadinya abortus oleh kerana distorsi
rongga uterus.
#ioma Uteri dan Ke%amilan
Selain dari potensi mioma untuk menyebabkan infertilitas dan abortus, kehamilan itu sendiri
dapat menimbulkan perubahan pada mioma uteri sepertiC
1. Tumor membesar terutama pada bulan-bulan pertama kerana pengaruh estrogen yang
kadarnya meningkat.
#. !apat terjadi degenerasi merah pada waktu hamil maupun masa nifas. 3. Meskipun jarang
mioma uteri bertangkai tetapi dapat juga mengalami torsi dengan gejala dan tanda sindrom
abdomen akut.
Diagnosis
!iagnosis mima uteri ditegakkan berdasarkanC
1. 0namnesis
- Timbul benjolan di perut bagian bawah dalam waktu yang relatif lama.
- 3adang-kadang disertai gangguan haid, buang air ke*il atau buang air besar.
- -yeri perut bila terinfeksi, terpuntir, pe*ah.
#. 1emeriksaan fisik
- 1alpasi abdomen didapatkan tumor di abdomen bagian bawah.
- 1emeriksaan ginekologik dengan pemeriksaan bimanual didapatkan tumor tersebut
menyatu dengan rahim atau mengisi ka,um !ouglasi.
- 3onsistensi padat, kenyal, mobil, permukaan tumor umumnya rata.
)ampir kebanyakan mioma uteri dapat didiagnosa melalui pemeriksaan bimanual rutin
maupun dari palpasi abdomen bila ukuran mioma yang besar. !iagnosa semakin jelas bila
pada pemeriksaan bimanual diraba permukaan uterus yang berbenjol akibat penonjolan
massa maupun adanya pembesaran uterus. 1emeriksaan sonografi pel,ik dan magneti*
resonan*e imaging 4M;"5 dapat mendeteksi mioma uteri.
1
3. 8ambaran 3linis
1ada umumnya wanita dengan mioma tidak mengalami gejala. 8ejala yang terjadi
berdasarkan ukuran dan lokasi dari mioma yaitu C
a. Menoragia 4menstruasi dalam jumlah banyak5
b. 1erut terasa penuh dan membesar
*. -yeri panggul kronik 4berkepanjangan5
-yeri bisa terjadi saat menstruasi, setelah berhubungan seksual, atau ketika terjadi
penekanan pada panggul. -yeri terjadi karena terpuntirnya mioma yang bertangkai, pelebaran
leher rahim akibat desakan mioma atau degenerasi 4kematian sel5 dari mioma. 8ejala lainnya
adalahC
- 8ejala gangguan berkemih akibat mioma yang besar dan menekan saluran kemih
menyebabkan gejala frekuensi 4sering berkemih5 dan hidronefrosis 4pembesaran ginjal5
- 1enekanan rektosigmoid 4bagian terbawah usus besar5 yang mengakibatkan konstipasi
4sulit 2025 atau sumbatan usus
- 1rolaps atau keluarnya mioma melalui leher rahim dengan gejala nyeri hebat, luka, dan
infeksi
2endungan pembuluh darah ,ena daerah tungkai serta kemungkinan tromboflebitis
sekunder karena penekanan pel,is 4rongga panggul5
/. 1emeriksaan luar
Teraba massa tumor pada abdomen bagian bawah serta pergerakan tumor dapat terbatas
atau bebas.
5. 1emeriksaan dalam
Teraba tumor yang berasal dari rahim dan pergerakan tumor dapat terbatas atau bebas
dan ini biasanya ditemukan se*ara kebetulan.
.. 1emeriksaan penunjang
1emeriksaan laboratorium. 0nemia merupakan akibat paling sering dari mioma. )al ini
disebabkan perdarahan uterus yang banyak dan habisnya *adangan ?at besi. 3adang-kadang
mioma menghasilkan eritropoetin yang pada beberapa kasus menyebabkan polisitemia.
0danya hubungan antara polisitemia dengan penyakit ginjal diduga akibat penekanan mioma
terhadap ureter yang menyebabkan peninggian tekanan balik ureter dan kemudian
menginduksi pembentukan eritropoetin ginjal.
:S8, untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan endometrium dan keadaan
adneEa dalam rongga pel,is. Mioma juga dapat dideteksi dengan @T s*an ataupun M;",
tetapi kedua pemeriksaan itu lebih mahal dan tidak mem,isualisasi uterus sebaik :S8.
:ntungnya, leiomiosarkoma sangat jarang karena :S8 tidak dapat membedakannya dengan
mioma dan konfirmasinya membutuhkan diagnosa jaringan.
!alam sebagian besar kasus, mioma mudah dikenali karena pola gemanya pada beberapa
bidang tidak hanya menyerupai tetapi juga bergabung dengan uterus+ lebih lanjut uterus
membesar dan berbentuk tak teratur.
9oto 2-A>"<1 pemeriksaan ini penting untuk menilai massa di rongga pel,is serta
menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter. )isterografi dan histeroskopi untuk menilai
pasien mioma submukosa disertai dengan infertilitas. Baparaskopi untuk menge,aluasi massa
pada pel,is.

Komplikasi
1. 1erdarahan sampai terjadi anemia.
#. !egenerasi ganas. Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan hanya ,3# 7
,. % dari seluruh mioma serta merupakan 5 7 '5 % dari semua sarkoma uterus.
3eganasan umumnya baru ditemukan pada pemeriksaan histologi uterus yang telah
diangkat. 3e*urigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri *epat membesar dan
apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause.
13

3. Torsi. Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi
akut sehingga mengalami nekrosis. 3eadaan ini dapat terjadi pada semua bentuk mioma
tetapi yang paling sering adalah jenis mioma submukosa pendinkulata.
Diagnosis Banding
1ada mioma subserosa, diagnosa bandingnya adalah tumor o,arium yang solid, atau
kehamilan uterus gra,idus. Sedangkan pada mioma submu*osum yang dilahirkan diagnosa
bandingnya adalah in,ersio uteri. 3emudian, pada mioma intramural, diagnosa bandingnya
adalah adenomiosis, khoriokarsinoma, karsinoma korporis uteri atau sar*oma uteri.
13
Penatalaksanaan
1ilihan pengobatan mioma tergantung umur pasien, paritas, status kehamilan, keinginan
untuk mendapatkan keturunan lagi, keadaan umum dan gejala serta ukuran lokasi serta jenis
mioma uteri itu sendiri.
Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah, 55% dari semua mioma uteri tidak
membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apa pun, terutama apabila mioma itu masih
ke*il dan tidak menimbulakan gangguan. (alaupun demikian mioma uteri memerlukan
pengamatan setiap 3-. bulan.
1enanganan mioma uteri menurut usia,paritas,lokasi dan ukuran tumor terbagi kepadaC
1. 3onser,atif
Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah ataupun medikamentosa
terutama bila mioma itu masih ke*il dan tidak menimbulkan gangguan atau keluhan.
1enanganan konser,atif, bila mioma yang ke*il pada pra dan post menopause tanpa gejala.
@ara penanganan konser,atif sebagai berikut C
- Abser,asi dengan pemeriksaan pel,is se*ara periodik setiap 3-. bulan.
- 2ila anemia, )b F & g% transfusi 1;@.
- 1emberian ?at besi.
- 1enggunaan agonis 8n;) leuprolid asetat 3,'5 mg "M pada hari 1-3 menstruasi setiap
minggu sebanyak tiga kali. Abat ini mengakibatkan pengerutan tumor dan
menghilangkan gejala. Abat ini menekan sekresi gonadotropin dan men*iptakan keadaan
hipoestrogenik yang serupa yang ditemukan pada periode postmenopause. 6fek
maksimum dalam mengurangi ukuran tumor diobser,asi dalam 1# minggu.
- Terapi agonis 8n;) ini dapat pula diberikan sebelum pembedahan, karena memberikan
beberapa keuntunganC mengurangi hilangnya darah selama pembedahan, dan dapat
mengurangi kebutuhan akan transfusi darah.
- 2aru-baru ini, progestin dan antipprogestin dilaporkan mempunyai efek terapeutik.
3ehadiran tumor dapat ditekan atau diperlambat dengan pemberian progestin dan
le,onorgestrol intrauterin.
Terapi medisinal 4hormonal5 Saat ini pemakaian #onadotropin-releasing hormon (#nRH)
agonis memberikan hasil untuk memperbaiki gejala-gejala klinis yang ditimbulkan oleh
mioma uteri. 1emberian 8n;) agonis bertujuan untuk mengurangi ukuran mioma dengan
jalan mengurangi produksi estrogen dari o,arium. !ari suatu penelitian multisenter didapati
data pada pemberian 8n;) agonis selama . bulan pada pasien dengan mioma uteri didapati
adanya pengurangan ,olume mioma sebesar //%.
13
6fek maksimal pemberian 8n;) agonis
baru terlihat setelah 3 bulan. 1ada 3 bulan berikutnya tidak terjadi pengurangan ,olume
mioma se*ara bermakna.
1/
1emberian 8n;) agonis sebelum dilakukan tindakan pembedahan
akan mengurangi ,askularisasi pada tumor sehingga akan memudahkan tindakan
pembedahan. Terapi hormonal lainnya seperti kontrasepsi oral dan preparat progesteron akan
mengurangi gejala perdarahan uterus yang abnormal namun tidak dapat mengurangi ukuran
dari mioma.
#. 1engobatan Aperatif
Terapi pembedahan pada mioma uteri dilakukan terhadap mioma yang menimbulkan gejala.
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) dan American
Society for Reproductive Medicine (ASRM) indikasi pembedahan pada pasien dengan
mioma uteri adalahC
15
1. 1erdarahan uterus yang tidak respon terhadap terapi konser,atif
#. !i*urigai adanya keganasan
3. 1ertumbuhan mioma pada masa menopause
/. "nfertilitas karena gangguan pada *a,um uteri maupun karena oklusi tuba
5. -yeri dan penekanan yang sangat menganggu
.. 8angguan berkemih maupun obstruksi traktus urinarius.
'. 0nemia akibat perdarahan.
Denis operasi yang dilakukan dapat berupa C
a. 6nukleasi Mioma>Miomektomi
!ilakukan pada penderita infertil atau yang masih menginginkan anak atau
mempertahankan uterus demi kelangsungan fertilitas. !ewasa ini ada beberapa pilihan
tindakan untuk melakukan miomektomi, berdasarkan ukuran dan lokasi dari mioma. Sejauh
ini tampaknya aman, efektif, dan masih menjadi pilihan terbaik. 6nukleasi sebaiknya tidak
dilakukan bila ada kemungkinan terjadinya karsinoma endometrium atau sarkoma uterus,
juga dihindari pada masa kehamilan. Tindakan ini seharusnya dibatasi pada tumor dengan
tangkai dan jelas yang dengan mudah dapat dijepit dan diikat. 2ila miomektomi
menyebabkan *a*at yang menembus atau sangat berdekatan dengan endometrium, kehamilan
berikutnya harus dilahirkan dengan seksio sesarea.
Tindakan miomektomi dapat dilakukan dengan laparotomi, histeroskopi maupun dengan
laparoskopi.
1.,1'
1ada laparotomi, dilakukan insisi pada dinding abdomen untuk mengangkat mioma dari
uterus. 3eunggulan melakukan miomektomi adalah lapangan pandang operasi yang lebih
luas sehingga penanganan terhadap perdarahan yang mungkin timbul pada pembedahan
miomektomi dapat ditangani dengan segera. -amun pada miomektomi se*ara laparotomi
resiko terjadi perlengketan lebih besar, sehingga akan mempengaruhi faktor fertilitas pada
pasien. !isamping itu masa penyembuhan paska operasi juga lebih lama, sekitar / 7 .
minggu.
1&
1ada miomektomi se*ara histeroskopi dilakukan terhadap mioma submukosum yang
terletak pada ka,um uteri. 1ada prosedur pembedahan ini ahli beda memasukkan alat
histeroskop melalui ser,iks dan mengisi ka,um uteri dengan *airan untuk memperluas
dinding uterus. 0lat bedah dimasukkan melalui lubang yang terdapat pada histeroskop untuk
mengangkat mioma submukosum yang terdapat pada ka,um uteri. 3eunggulan tehnik ini
adalah masa penyembuhan paska operasi 4# hari5. 3omplikasi operasi yang serius jarang
terjadi namun dapat timbul perlukaan pada dinding uterus, ketidakseimbangan elektrolit dan
perdarahan.
1$
Miomektomi juga dapat dilakukan dengan menggunakan laparoskopi. Mioma yang
bertangkai di luar ka,um uteri dapat diangkat dengan mudah se*ara laparoskopi. Mioma
subserosum yang terletak didaerah permukaan uterus juga dapat diangkat se*ara laparoskopi.
Tindakan laparoskopi dilakukan dengan ahli bedah memasukkan alat laparoskop kedalam
abdomen melalui insisi yang ke*il pada dinding abdomen. 3eunggulan laparoskopi adalah
masa penyembuhan paska operasi yang lebih *epat antara # 7 ' hari.
;esiko yang terjadi pada pembedahan laparoskopi termasuk perlengketan, trauma
terhadap organ sekitar seperti usus, o,arium, rektum serta perdarahan. Sampai saat ini
miomektomi dengan laparoskopi merupakan prosedur standar bagi wanita dengan mioma
uteri yang masih ingin mempertahankan fungsi reproduksinya.
1$
"& Histerektomi
!ilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi, dan pada penderita yang memiliki
leiomioma yang simptomatik atau yang sudah bergejala. 3riteria 0@A8 untuk histerektomi
adalah sebagai berikutC
Terdapatnya 1 sampai 3 leiomioma asimptomatik atau yang dapat teraba dari luar dan
dikeluhkan olah pasien.
1erdarahan uterus berlebihan C
1erdarahan yang banyak bergumpal-gumpal atau berulang-ulang selama lebih dari & hari.
0nemia akibat kehilangan darah akut atau kronis.
;asa tidak nyaman di pel,is akibat mioma meliputi C
-yeri hebat dan akut.
;asa tertekan punggung bawah atau perut bagian bawah yang kronis.
1enekanan buli-buli dan frekuensi urine yang berulang-ulang dan tidak disebabkan
infeksi saluran kemih.
b. 1enanganan ;adioterapi
- )anya dilakukan pada pasien yang tidak dapat dioperasi 4bad risk patient5.
- :terus harus lebih ke*il dari usia kehamilan 1# minggu.
- 2ukan jenis submukosa.
- Tidak disertai radang pel,is atau penekanan pada rektum.
- Tidak dilakukan pada wanita muda, sebab dapat menyebabkan menopause.
- Maksud dari radioterapi adalah untuk menghentikan perdarahan.
Tindakan pembedahan untuk mengangkat uterus dapat dilakukan dengan 3 *ara yaitu
dengan pendekatan abdominal 4laparotomi5, ,aginal, dan pada beberapa kasus se*ara
laparoskopi. Tindakan histerektomi pada mioma uteri sebesar 3% dari seluruh kasus.
Tindakan histerektomi pada pasien dengan mioma uteri merupakan indikasi bila didapati
keluhan menorrhagia, metrorrhagia, keluhan obstruksi pada traktus urinarius dan ukuran
uterus sebesar usia kehamilan 1# 7 1/ minggu.
#
)isterektomi perabdominal dapat dilakukan dengan # *ara yaitu total abdominal
histerektomi 4T0)5 dan subtotal abdominal histerektomi 4ST0)5. 1emilihan jenis
pembedahan ini memerlukan keahlian seorang ahli bedah yang bertujuan untuk kepentingan
pasien. Masing-masing prosedur histerektomi ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Subtotal abdominal histerektomi dilakukan untuk menghindari resiko operasi yang lebih
besar seperti perdarahan yang banyak, trauma operasi pada ureter, kandung kemih, rektum.
-amun dengan melakukan ST0), kita meninggalkan ser,iks, dimana kemungkinan
timbulnya karsinoma ser,iks dapat terjadi. !engan meninggalkan ser,iks, menurut penelitian
Kilkku !"#$ didapat data bahwa terjadinya dyspareunia akan lebih rendah dibanding yang
menjalani T0), sehingga tetap mempertahankan fungsi seksual.
1ada T0), jaringan granulasi yang timbul pada tungkul ,agina dapat menjadi sumber
timbulnya sekret ,agina dan perdarahan paska operasi dimana keadaan ini tidak terjadi pada
pasien yang menjalani ST0).
#
)isterektomi juga dapat dilakukan melalui pendekatan dari
,agina, dimana tindakan operasi tidak melalui insisi pada abdomen.
Se*ara umum histerektomi ,aginal hampir seluruhnya merupakan prosedur operasi
ekstraperitoneal, dimana peritoneum yang dibuka sangat minimal sehingga trauma yang
mungkin timbul pada usus dapat diminimalisasi. Aleh karena pendekatan operasi tidak
melalui dinding abdomen, maka pada histerektomi ,aginal tidak terlihat parut bekas operasi
sehingga memuaskan pasien dari segi kosmetik.
#
Selain itu kemungkinan terjadinya
perlengketan paska operasi juga lebih minimal. Masa penyembuhan pada pasien yang
menjalani histerektomi ,aginal lebih *epat dibanding yang menjalani histerektomi abdominal.
!engan berkembangnya tehnik dan alat-alat kedokteran, maka tindakan histerektomi kini
dapat dilakukan dengan menggunakan laparoskopi. 1rosedur operasi dengan laparoskopi
dapat berupa miolisis. Miolisis adalah prosedur operasi in,asif yang minimal dengan jalan
menghantarkan sumber energi yang berasal dari laser $he neodyniumyttrium aluminium
garnet (%d&'(#) ke jaringan mioma, dimana akan menyebabkan denaturasi protein sehingga
menimbulkan proses koagulasi dan nekrosis didalam jaringan yang diterapi. Miolisis
perlaparoskopi efektif untuk mengurangi ukuran mioma dan menimbulkan de,askularisasi
mioma akan mengurangi gejala yang terjadi. Miolisis merupakan alternatif terapi prosedur
miomektomi.
1&
1engangkatan seluruh uterus dengan mioma juga dapat dilakukan dengan
laparoskopi. Salah satu tujuan melakukan histerektomi laparoskopi adalah untuk mengalihkan
prosedur histerektomi abdominal kepada histerektomi ,aginal atau histerektomi laparoskopi
se*ara keseluruhan. 0da beberapa tehnik histerektomi laparoskopi. 1ertama adalah
histerektomi ,aginal dengan bantuan laparoskopi 4)aparoscopically assisted aginal
histerectomy!)(*H5.
1ada prosedur ini tindakan laparoskopi dilakukan untuk memisahkan adneksa dari dinding
pel,ik dan memotong mesosalfing kearah ligamentum kardinale dibagian bawah. 1emisahan
pembuluh darah uterina dilakukan dari ,agina. 3edua, pada tahun 1$$1 Semm
memperkenalkan tehnik classic intrafascial serrated edged macromorcellated hysterectomy
(C+,H) tanpa *olpotomy. 1rosedur ini merupakan modifikasi dari ST0), dimana lapisan
dalam dari ser,iks dan uterus direseksi menggunakan morselator. !engan prosedur ini
diharapkan dapat mempertahankan integritas lantai pel,ik dan mempertahankan aliran darah
pada pel,ik untuk men*egah terjadinya prolapsus.
3eunggulan dari @"S) adalah mengurangi resiko trauma pada ureter dan kandung kemih,
perdarahan yang lebih minimal, waktu operasi yang lebih *epat, resiko infeksi yang lebih
minimal dan masa penyembuhan yang *epat.
1$
!ari tulisan ini dapat disimpulkan bahwa terapi yang terbaik untuk mioma uteri adalah
melakukan histerektomi. !ari berbagai pendekatan, prosedur histerektomi laparoskopi
memiliki kelebihan dimana resiko perdarahan yang lebih minimal, masa penyembuhan yang
lebih *epat dan angka morbiditas yang lebih rendah dibanding prosedur histerektomi
abdominal.
#ioma Uteri dan Ke%amilan
1engaruh mioma uteri pada kehamilan adalah C
- 3emungkinan abortus lebih besar karena distorsi ka,um uteri khususnya pada mioma
submukosum.
- !apat menyebabkan kelainan letak janin
- !apat menyebabkan plasenta pre,ia dan plasenta akreta
- !apat menyebabkan )11 akibat inersia maupun atonia uteri akibat gangguan mekanik
dalam fungsi miometrium
- !apat menganggu proses in,olusi uterus dalam masa nifas
- Dika letaknya dekat pada ser,iks, dapat menghalangi kemajuan persalinan dan
menghalangi jalan lahir.
1engaruh kehamilan pada mioma uteri adalah C
- Mioma membesar terutama pada bulan-bulan pertama karena pengaruh estrogen yang
meningkat
- !apat terjadi degenerasi merah pada waktu hamil maupun masa nifas seperti telah
diutarakan sebelumnya, yang kadang-kadang memerlukan pembedahan segera guna
mengangkat sarang mioma. -amun, pengangkatan sarang mioma demikian itu jarang
menyebabkan perdarahan.
- Meskipun jarang, mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi dengan gejala dan tanda
sindrom akut abdomen.
Terapi mioma dengan kehamilan adalah konser,atif karena miomektomi pada kehamilan
sangat berbahaya disebabkan kemungkinan perdarahan hebat dan dapat juga menimbulkan
abortus. Aperasi terpaksa jika lakukan kalau ada penyulit-penyulit yang menimbulkan gejala
akut atau karena mioma sangat besar. Dika mioma menghalangi jalan lahir, dilakukan S@
4Se*tio @aesarea5 disusul histerektomi tapi kalau akan dilakukan miomektomi lebih baik
ditunda sampai sesudah masa nifas.
Prognosis
)isterektomi dengan mengangkat seluruh mioma adalah kuratif. Miomektomi yang ekstensif
dan se*ara signifikan melibatkan miometrium atau menembus endometrium, maka
diharuskan S@ pada persalinan berikutnya. Mioma yang kambuh kembali setelah
miomektomi terjadi pada 15-/% pasien dan #>3-nya memerlukan tindakan lebih lanjut.
1&
KESI#PULAN
Mioma uteri merupakan suatu tumor jinak otot polos yang terdiri dari sel-sel jaringan otot
polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen. Tumor ini merupakan tumor pel,is yang
terbanyak pada organ reproduksi wanita. 1enyebab tumor ini menurut teori onkogenik dibagi
menjadi # faktor yaitu inisiator dan promotor. 9aktor yang menginisiasi pertumbuhan mioma
uteri masih belum diketahui dengan pasti. -amun hormon estrogen diketahui berpengaruh
dalam pertumbuhan tumor ini. 8ejala klinis jarang dijumpai pada mioma uteri, jika ada,
berupa menorrhagia dan dismenorea. !iagnosa ditegakkan berdasarkan pemeriksaan
bimanual, jika ukuran mioma yang besar, dapat diraba berupa permukaan uterus yang
berbenjol. !ibantu dengan pemeriksaan sonografi pel,ik dan Magneti* ;esonan*e "maging
4M;"5. 1enatalaksanaan mioma uteri dapat dilakukan dengan pemberian terapi hormonal
maupun se*ara operatif. 1emberian 8onadotropin releasing hormon 48n;)5 agonis
merupakan terapi hormonal untuk mengurangi gejala perdarahan G ukuran mioma. Tindakan
operatif dapat dilakukan berupa mimektomi maupun histerektomi.
DAFTA PUSTAKA
1. Memar?adeh S, 2roder MS, (eEler 0S, 1ernoll MB. Beiomyoma of the uterus. "nC
@urrent obstetri* G 8yne*ologi* diagnosti* G treatment, !e*herney 0), -athan B,
editors. -inth edition. Bange Medi*al 2ooks, -ew Hork, #3.pC .$3 7 '1.
2. S*hwart? MS. 6pidemiology of uterine leiomiomata. "n C @hesmy M, )eather, (hary
eds. @lini*al Abstetri* and 8ine*ology. 1hiladelphia C Bippin*ott (illiams and (illkins,
#1 + 31. 7 31&. !iakses ## 0pril #1/. httpC>>digilib.unsri.a*.id>jurnal>health-
s*ien*es>mioma-uteri>mrdetail>$.>
3. Thomas 6D. The aetiology and phatogenesis of fibroids. "n C Shaw ;(. eds. 0d,en*es in
reprodu*ti,e endo*rinology uterine fibroids. 6ngland 7 -ew Dersey C The 1hartenon
1ublishing 8roup, 1$$# + 1 7 &. !iakses ## 0pril #1/.
httpC>>digilib.unsri.a*.id>jurnal>health-s*ien*es>mioma-uteri>mrdetail>$.>
/. 6pidemiologi histerektomi total
5. 9riedman 0D, ;ein MS, Murugan ;, 1andian, 2arbieri ;B. 9asting serum growth
hormone and insulinIlike growth fa*tor 7 " and 7"" *on*entrations in women with
leiomiomata uteri treated with leuprolide a*etate or pla*ebo. 9ertility and Sterility, 1$$ +
53 C #5 7 #53. !iakses #3 0pril #1/. httpC>>digilib.unsri.a*.id>jurnal>health-s*ien*es>mioma-
uteri>mrdetail>$.>
.. 2enda D0. 1athology of smooth mus*le tumor of the uterine *orpus. @lin Abstet and
8yne*ol #1+//C35 7 .3.
'. (attie? 0, @ohen S2, Sel,aggi B. Baparos*opy hystere*tomy. @urr Apin Abstet
8yne*ol ##+1/C/1' 7 ##.
&. Doedosaputro MS. Tumor jinak alat genital. !alamC Sarwono 1rawiroharjo, edisi kedua.
"lmu 3andungan. Hayasan 2ina 1ustaka. DakartaC 1$$/+ 33&-3/5
$. Thompson D!, ;o*k D0. Beiomyomata uteri and myome*tomy. "nC Te BindeJs Aperati,e
8yne*ology, ;o*k D0, Thompson D!, editors. Bippin*ott-;a,en 1ublishers,
1hiladelphia, 1$$'. pC '31 7 '.
1. 2radley D, <oorhis <. Management options for uterine fibroids, "n C Marie @hesmy,
)eather (hary eds. @lini*al obstetri* and 8yne*ology. 1hiladelphia C Bippin*ott
(illiams and (ilkins, #1 + 31/ 7 315. !iakses ## 0pril #1/.
httpC>>digilib.unsri.a*.id>jurnal>health-s*ien*es>mioma-uteri>mrdetail>$.>
11. 8uara**ia MM, ;ein MS. Traditional surgi*al approa*hes to uterine fibroidsC abdominal
myome*tomy and hystere*tomy. @lin Abstet and 8yne*ol #1+//C3&5 7 /.
1#. Sto,al !(. @lini*al symptomatology of uterine leiomyoma. @lin Abstet 8yne*ol
#1+//C3./ 7 '1
13. 2a?iad 0. 1engobatan medikamentosa mioma uteri dengan analog 8n;). !alam C
6ndokrinologi ginekologi edisi kedua. Dakarta C Media 0es*ulapius 93:", #3+ 151 7
15.. !iakses ## 0pril #1/. httpC>>digilib.unsri.a*.id>jurnal>health-s*ien*es>mioma-
uteri>mrdetail>$.>
1/. Bumsden M0. The role of oestrogen and growth fa*tors in the *ontrol of the growth of
uterine leiomiomata. "n C ;.(. Shaw, eds. 0d,an*es in reprodu*ti,e endo*rinology
uterine fibroids. 6ngland--ew DerseyC The 1arthenon 1ublishing 8roup, 1$$#+ $ 7 #.
!iakses $ Aktober #1. httpC>>digilib.unsri.a*.id>jurnal>health-s*ien*es>mioma-
uteri>mrdetail>$.>
15. 0meri*an So*iety for ;eprodu*ti,e Medi*ine. :terine fibroidsC 0 guide for patients.
0,ailable atC httpC>>www.asrm. Arg
1.. )urst 2S, Matthews MB, Marshburn 12. Baparos*opi* myome*tomy for symptomati*
uterine myomas. 9ertil Steril #5+&3415C 1 7 ##.
1'. -amnoum 02, Murphy 00. !iagnosti* and operati,e laparos*opy. "nC Te BindeJs
Aperati,e 8yne*ology, ;o*k D0, Thompson D!, editors. Bippin*ott-;a,en 1ublishers,
1hiladelphia, 1$$'. pC 3&$ 7 /13.
1&. 9al*one T. 2edaiwy M0. Minimally in,asi,e management of uterine fibroids. @urr Apin
Abstet 8yne*ol ##+1/C/1 7 '.
1$. Tulandi T. Modern surgi*al approa*hes to female reprodu*ti,e tra*t. )um ;eprod
:pdate 1$$.+#455C/1$ 7 /#'.
#. Si,e*ney 8.M*, Shaw ;(. 0ttempts at medi*al treatment of uterine fibroids. "n C ;.(.
Shaw, eds. 0d,en*es in reprodu*ti,e endo*rinology uterine fibroids. 6ngland 7 -ew
Dersey C The 1hartenon 1ublishing 8roup, 1$$# + $5 7 11. !iakses $ Aktober #1.
httpC>>digilib.unsri.a*.id>jurnal>health-s*ien*es>mioma-uteri>mrdetail>$.>

Anda mungkin juga menyukai