Anda di halaman 1dari 61

Disusun oleh :

Kelompok 6
ALIH JENIS 2B

1. Ika Avrianti
101311123030
2. Agus Pratama
101311123032
3. Shylvi Indah
101311123036
4. Amen Desina
101311123038
5. Noor Ardiansyah
101311123058
6. Rafita Estu W.
101311123070






7. Lindawati
101311123080
8. Senjayani
101311123082
9. Retno Lian
101311123102

10.Rizky Prihandari
101311123108
11.Nuri Pina
101311123125
12.Septi Fitrah Ningtyas
101314153026
Stratifikasi berasal dari kata stratification
yang berarti lapisan.
Stratifikasi sosial adalah pembedaan
penduduk atau masyarakat kedalam kelas-
kelas secara bertingkat atau hirarkhi Sorokoin
(Soerjono,2003).
Menurut Sanderson (2000), klasifikasi sosial
berkenaan dengan adanya dua atau lebih
kelompok-kelompok bertingkat (ranked
group)dalam suatu masyarakat tertentu yang
anggota-anggotanya mempunyai kekuasaan,
hak-hak istimewa, dan prestasi yang tidak
sama.
DIMENSI KEKUASAAN
PRIVILESE
PRESTISE
KEPANDAIAN
TINGKAT USIA
SIFAT KEASLIAN KEANGGOTAAN KERABAT
SEORANG KEPALA MASYARAKAT
HARTA DALAM BATAS-BATAS TERTENTU
SISTEM STRATIFIKASI SOSIAL DIANALISIS
DALAM RUANG LINGKUP UNSUR-UNSUR SBB:
PRESTISE DAN PENGHARGAAN
DISTRIBUSI HAK-HAK ISTIMEWA YANG OBJEKTIF
CRITERIA SYSTEM PERTENTANGAN
LAMBANG-LAMBANG KEDUDUKAN
MUDAH TIDAKNYA BERTUKAR KEDUDUKAN
SOLIDARITAS ANTAR INDIVIDU/KELOMPOK
Paul Horton dan Chester L. Hunt, Lembaga
sosial adalah sistem norma-norma dan
hubungan-hubungan penyatuan nilai dan
prosedur-prosedur tertentu untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia.
Koenjaraningrat, Lembaga sosial adalah
sistem tata kelakuan dan hubungan yang
berpusat pada aktivitas memenuhi
komplesitas kebutuhan khusus manusia.
Soerjono Soekanto, Lembaga sosial adalah
himpunan norma berkisar dari segala
tingkatan kebutuhan pokok manusia.

INDIVIDU
LEMBAGA KELUARGA
LEMBAGA SOSIAL
LEMBAGA KEMASYARAKATAN
LEMBAGA NEGARA
suatu pengelompokan masyarakat baik
berdasarkan sumber mata pencaharian
masyarakat (misalnya masyarakat petani,
masyarakat perkebunan, masyarakat nelayan,
masyarakat hutan) maupun berdasarkan
wilayah tempat tinggalnya (masyarakat desa
atau rural community, dan masyarakat kota
atau urban community).

TIPOLOGI EMILE DURKHEIM
MASYARAKAT DENGAN SOLIDARITAS MEKANIS
MASYARAKAT DENGAN SOLIDARITAS ORGANIS
TIPOLOGI MAX WEBER
RASIONAL INSTRUMENTAL (ZWECKRATIONALITAT)
RASIONAL BERORIENTASI NILAI
(WERTRATIONALITAT)
TINDAKAN TRADISIONAL
TINDAKAN AFEKTIF

TIPOLOGI ROBERT K. MERTON
MASYARAKAT LOKALISTIK
MASYARAKAT KOSMOPOLITAN
TIPOLOGI FERDINAND TONNIES
- GEMEINSCHAFT (PAGUYUBAN)
- GESSELSCHAFT (PATEMBAYAN)
3.1.1 STRATIFIKASI SOSIAL DESA PRASI

1.Pekerjaan
Pekerjaan di desa tersebut adalah sebagai
PNS/ TNI, swasta, petani, buruh tani,
wiraswasta, ibu rumah tangga dll. Paling banyak
pada ayah yaitu mencari nafkah dengan menjadi
petani, sedangkan pada ibu yang hampir sama
bekerja sebagai petani, ibu rumah tangga dan
lainnya.
2.Tingkat Pendidikan
Sebagian besar pendidikan terakhir
responden (36%) adalah SMP/MTs, sebanyak
35% tamatan SD/MI/sederajat, 23%
berpendidikan SMA/SMK/MA, 4%
berpendidikan S1, dan sisanya 2% tidak tamat
SD.

3.Tingkat Pendapatan

0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
< Rp 500.000,00 Rp 500.000,00 - Rp
1.000.000,00
Rp 1.000.000,00 - Rp
2.000.000,00
> Rp 2.000.000,00
Berdasarkan grafik di atas maka dapat diketahui bahwa tingkat pendapatan di desa tersebut paling banyak sekitar Rp.
500.000,00 sampai Rp. 1.000.000,00 dan yang paling rendah yaitu < Rp. 500.000,00.
4. Jenis Usaha yang dijalani Masyarakat

5. Pola Konsumsi Masyarakat

Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan
rendah biasanya memiliki tingkat peluang
hidup dan kesehatan yang rendah pula. Hal
tersebut dikarenakan oleh semakin rendah
tingkat pendidikannya, semakin rendah
pengetahuan yang didapat mengenai
kesehatan.
Tingkat ekonomi dan profesi seseorang pun
dapat mempengaruhi peluang hidup dan
kesehatan. Orang yang memiliki tingkat
ekonomi rendah biasanya tidak mampu
mendapatkan perawatan kesehatan yang
baik.
3.1.2 Lembaga Sosial Desa Prasi
1.Keluarga

6
17
25
9
2
1
0
5
10
15
20
25
30
2 orang 3 orang 4 orang 5 orang 6 orang 7 orang
Jumlah keluarga inti
2. Pendidikan

Tidak bersekolah
2%
SD/MI
35%
SMP/MTs
36%
SMA/SMK/MA
23%
S1
4%
3. Agama
Berdasarkan data penduduk tahun 2012, total
populasi atau jumlah penduduk Desa Prasi
Kecamatan Gading Kabupaten Probolinggo
adalah 3.217 jiwa. Seluruh penduduk Desa Prasi
beragama Islam.
4. Ekonomi
Pengeluaran keluarga 43 responden dalam
sebulan sebesar Rp 500.000,00 Rp
1.000.000,00, 29 responden Rp 1.000.000,00
Rp 2.000.000,00, 15 responden lebih dari Rp
2.000.000,00, 11 responden kurang dari Rp
500.000,00, dan 2 responden tidak berkenan
untuk menyatakan berapa besar pengeluaran
keluarganya. Jadi dapat disimpulkan bahwa
mayoritas warga memiliki tingkat pendapatan Rp
500.000,00 Rp 1.000.000,00 dalam sebulan.

Tingkat Ekonomi Berdasarkan Pekerjaan
a.Pertanian
Dari hasil survei kepada responden yang
memiliki lahan pertanian, 81% responden
panen 3 kali dalam setahun, 9% responden
panen sebanyak 2 kali, 5% responden panen
4 kali, dan 5% responden panen 1 kali dalam
setahun.
b.Kepemilikan Hewan Ternak/Peliharaan
Berdasarkan hasil survei, sebanyak 46
responden yang memiliki hewan ternak,
sedangkan 54 responden tidak memiliki
hewan ternak.
c.Industri dan ekonomi lokal
Sebanyak 41 responden memiliki usaha,
57 responden tidak memiliki usaha,
sedangkan 2 responden lainnya tidak
menjawab. Dari usaha yang dimiliki, 49%
usaha responden berupa warung/toko, 5%
pembuat kerajinan, 2% berupa peternakan,
dan 44% usaha lainnya.

5. Pemerintahan/Politik
Dalam laporan PKL tidak disebutkan
mengenai bagaimana sistem pemerintahan
yang ada di desa Prasi. Namun, ada peran
pemerintah dalam bidang kesehatan, antara
lain JAMKESMAS,JAMPERSAL,JAMKESDA
,Posyandu lansia, Desa Siaga, KRR (Kesehatan
Reproduksi Remaja).
Dan di Desa Prasi juga terdapat sistem rujukan.
1. Ketersediaan Santunan Kematian menurut
Responden di Desa Prasi Tahun 2012
No Penyakit Jumlah penderita
1 ISPA 250
2 TB Paru BTA + 4
3 Gastritis 60
4 Penyakit Kulit Infeksi 25
5 Diare 60
6 Varisela 10
7 DBD 3
8 Konjungtivitis 1

a. Penyebaran Penyakit Infeksi
No Penyakit Jumlah penderita
1 Myalgia 140
2 Penyakit Kulit Alergi 25
3 Demam 5
4 Otitis Media 2

b. Penyakit Non-infeksi
1) Unsur Internal
1. Strength
a. Sadarnya para kepala keluarga untuk mencari
nafkah dapat dilihat dari paling banyaknya
jumlah ayah yang menjadi petani.
b. Keluarga inti rata-rata berjumlah 3 hingga 4
orang.
c. 59 dari 100 responden memiliki lahan
pertanian
d. Agama Islam sebanyak 100% responden
dengan jumlah 3.217 jiwa
e. Solidaritas tinggi masyarakat Desa Prasi.
f. Mayoritas masyarakat Desa Prasi adalah
penduduk asli desa tersebut
a. Rendahnya tingkat pendidikan, dapat dilihat dari
tingkat pendidikan sarjana hanya 4%.
b. Rendahnya tingkat pendapatan di desa tersebut,
dapat dilihat dari banyaknya pengeluaran
masyarakat di desa prasi per bulanyaitu antara
Rp 500.000,00 Rp 1.000.000,00
c. Rendahnya konsumsi bahan pokok selain beras,
untuk menanggulangi bila ada masalah dalam
mendapatkan konsumsi beras.
d. 68 dari 100 responden tidak memiliki tabungan
keluarga (mayoritas)
e. 54 dari 100 responden tidak memiliki hewan ternak
f. Tipe masyarakat yang lokalistik dimana interaksi
terbatas hanya dengan masyarakat Desa Prasi.

2) Unsur Eksternal
3. Opportunities
a. Program pemerintah di bidang kesehatan
yang ada di Desa Prasi, antara lain Jamkesmas
(jaminan kesehatan masyarakat), Jampersal
(jaminan persalinan), Jamkesda (jaminan
kesehatan daerah), Posyandu lansia, Desa Siaga,
KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja).
b. Ada sistem rujukan Pelayanan Kesehatan
c. 49% usaha dari 100 responden berupa
warung/toko
d. Tempat pelayanan kesehatan yang
dimanfaatkan masyarakat yaitu antara lain
puskesmas, puskesmas pembantu, polindes dan
poskesdes.

4. Threats
a. menurut 83 dari 100 responden, didesa
prasi tidak ada sarana rekreasi
b. 100 sampel KK Desa Prasi, didapatkan
kondisi jalan terbanyak masih berupa tanah
yakni sebesar 39%
c. Sebagian besar sungai di sekitar rumah
pada Desa Prasi, sebanyak 53% lokasi masih
terdapat sampah organik dan sampah
anorganik.
d. Harga pelayanan yang berkualitas mahal



Strength Oportunity
1 : sedikit kuat 1 : sedikit berpeluang
2 : agak kuat 2 : agak berpeluang
3 : kuat 3 : berpeluang
4 : sangat kuat 4 : sangat berpeluang

Weakness Threat
-1 : sedikit lemah -1 : sedikit terancam
-2 : agak lemah -2 : agak terancam
-3 : lemah -3 : terancam
-4 : sangat lemah -4 : sangat terancam

Faktor Internal (Strength and Weakness)
Yang diukur (SW) RATING BOBOT
(%)
JUMLAH
1. Kesadaran kepala keluarga
2. Keluarga inti rata-rata 3-4 orang
3. 59 dari 100 responden memiliki lahan
pertanian
4. Mayoritas beragama Islam
5. Solidaritas tinggi
6. Mayoritas penduduk asli
4
3
3

4
3
4
9
8
8

8
9
8
0,36
0,24
0,24

0,32
0,27
0,32
Jumlah Strength 1,75
1. Rendahnya tingkat pendidikan
2. Rendahnya tingkat pendapatan
3. Rendahnya konsumsi bahan pokok
selain beras
4. 68 dari 100 responden tidak memiliki
tabungan
5. 54 dari 100 responden tidak memiliki
hewan ternak
6. Interaksi masyarakat terbatas
3
3
4

3

3

3

9
9
8

8

8

8

0,27
0,27
0,32

0,24

0,24

0,24

JumlahWeakness 1,58

Yang diukur (OT) RATING BOBOT
(%)
JUMLAH
1. Banyak program pemerintah di
bidang kesehatan
2. Ada sistem rujukan pelayanan
kesehatan
3. 49 % responden memiliki
warung/toko
4. Pelayanan kesehatan strata 1 lengkap
4

3

2
4
13

12

12
13
0,52

0,36

0,24
0,52
Jumlah Opportunity 1,64
1. Sarana rekreasi kurang
2. Kondisi jalan terbanyak berupa tanah
3. Banyak sampah di sungai
4. Harga pelayanan yang berkualitas
mahal
4
2
3
4
13
13
12
12
0,52
0,36
0,36
0,48
Jumlah Threat 1,72

Faktor Eksternal (Opportunity and Threat)
Analisis
Hasil STRENGTH WEAKNESS : 1,75-1,58 : 0,17
Hasil OPPORTUNITIES THREAT : 164-172 : -0,08


O (Opportunity)
y
Kuadran III Kuadran I

x
W(Weakness) S (Strength)
Kuadran IV Kuadran II

T (Threat)
Gambar 9. Matriks SWOT
Pada kurva SWOT, komponen-komponen dalam
masyarakat menempati kuadran II. Hal ini menunjukkan
bahwa desa Prasi memiliki berbagai kekuatan internal
dalam emnghadapi situasi yang tidak menguntungkan,
sehingga strategi yang paling tepat adalah strategi
diversifikasi yaitu strategi memanfaatkan kekuatan yang
dimiliki sekarang untuk membuka peluang jangka
panjang. Hal ini berarti memanfaatkan kekuatan yang
dimiliki desa Prasi agar pemberdayaan masyarakat dapat
tercapai efektif dan efisien. Serta adanya kemampuan di
dalam masyarakat untuk dapat dilakukan empowerment
atau pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan
kualitas hidupnya. Namun, masih harus berusaha
mengurangi ancaman yang dapat mengganggu kelancaran
pemberdayaan.
Masyarakat sudah mampu menerima pemberdayaan
karena didukung oleh faktor internal masyarakat itu
sendiri, seperti kesadaran kepala keluarga akan bekerja
sehingga dapat memperoleh penghasilan. Didukung oleh
mayoritas masyarakat yang mempunyai lahan pertanian
Jumlah keluarga diantara 3 hingga 4 orang anggota
keluarga yang dirasa cukup untuk ukuran satu keluarga.
Seperti dukungan untuk program KB di mana satu keluarga
terdiri dara Ayah, Ibu, dan 2 orang anak. Seluruh penduduk
beragama Islam dan mayoritas penduduk asli. Hal ini
sangat mendukung terjalinnya silaturahmi antara 1
penduduk dengan penduduk lain sehingga rasa solidaritas
yang timbul semakin tinggi. Seluruh faktor di atas
menunjukkan bahwa tiap penduduk merasa menjadi bagian
daripada penduduk lain. Oleh karena itu, pemberian
pemberdayaan masyarakat akan lebih mudah dilaksanakan.
Ditinjau dari faktor eksternal, ancaman yang terdapat di
masyarakat lebih besar daripada peluang yang ada di
masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan sarana rekreasi
yang kurang, sehingga masyarakat cenderung tidak
pernah merasakan rekreasi yang lain. Kecenderungan
mobilitas yang rendah sehingga cakupan
komunikasinyapun lebih sempit cenderung hanya
berkomunikasi pada penduduk daerah setempat.
Kondisi jalan yang mayoritas berupa tanah serta
banyaknya sampah yang menumpuk di sungai
menunjukkan lingkungan yang tidak mendukung bagi
kesehatan penduduk setempat. Hal tersebut
menunjukkan sanitasi yang buruk dan menyebabkan
higienitas berkurang sehingga dapat memicu ancaman
penyakit yang diitmbulkan dari roden, vektor, serta
binatang lainnya. Harga pelayanan kesehatan yang
mahal menjadi salah satu permasalahan bagi penduduk
dikarenakan akses untuk masyarakat menjangkau dari
segi ekonomi belum merata sehingga pelayanan yang
ada masih sulit dinikmati oleh seluruh penduduk
3.4.1 Analisis Masalah
3.4.2 Analisis prioritas masalah
No Masalah Data penunjang Kemungkinan penyebab
1. Kesejahteraan
masyarakat
yang masih
rendah
Hasil Observasi dan
wawancarawarga
Pendidikan masyarakat yang
masih rendah, pekerjaan
masyarakat hanya petani,
kondisi ekonomi masyarakat
yang kurang.
2. Kunjungan ke
fasilitas
kesehatan
yang masih
rendah
Hasil Observasi Kondisi jalan yang masih
jelek yaitu tanah sehingga
berdebu dan membuat warga
enggan memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan,
Sebagian besar masyarakat
berobat ke dukun pijat/bayi
dikala sakit,
masyarakat cenderung untuk
mengkonsumsi jamu sebagai
penyembuh dikala sakit
3. Tingginya
angka
penyakit
ISPA
Hasil data sekunder Kunjungan ke fasilitas
pelayan kesehatan yang
masih rendah,
Kondisi tanah yang berdebu,
Perilaku merokok,
Pengobatan yang dilakukan
masyarakat saat sakit yaitu
dengan pergi ke dukun atau
hanya minum jamu

No Masalah
Prioritas masalah
Skor
Urgensi Seriousness Growth
1.


Kesejahteraan
masyarakat
yang masih
rendah
2


2


3


12


2.



Kunjungan ke
fasilitas
kesehatan
yang masih
rendah
3



3



2



18



3.

Tingginya
angka
penyakit
ISPA
3 3 3 27
Keterangan
Skor : 1 : tidak terlalu penting
2 : cukup penting
3 : sangat penting
Berdasarkan hasil perhitungan prioritas masalah
dengan metode USG didapatkan skor tertinggi adalah
pada masalah tingginya angka penyakit ISPA di Desa
Prasi menunjukkan bahwa tingkat kegawatan,
keseriusan, dan besarnya masalah merupakan sangat
tinggi, karena hal tersebut berdampak kepada derajat
kesehatan dan produktivitas masyarakat desa Prasi.
Sehingga prioritas masalah yang terjadi di desa Prasi
yakni tingginya angka penyakit ISPA yang harus
diselesaikan melalui program pemberdayaan
masyarakat melalui beberapa program program
yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat guna
menciptakan kualitas hidup dan derajat kesehatan
yang lebih baik.


Program pemberdayaan yang akan dilakukan di lingkungan desa Prasi,
yaitu :

1. Program Pelatihan Partisipatif

a. Latar belakang program :
Upaya ini lebih ditujukan kepada pembuat program yaitu bidan desa, tenaga
kesehatan puskesmas, tokoh agama, tokoh masyarakat, kader kesehatan, ibu
ibu PKK agar lebih terampil dalam melaksanakan program pemberdayaan
masyarakat.

b. Kegiatan Program : Pelatihan partisipatif bagi bidan desa, tenaga kesehatan
puskesmas, tokoh agama, tokoh masyarakat, kader kesehatan, ibu ibu PKK

c. sasaran :
Pelatihan partisipatif bagi bidan desa, tenaga kesehatan puskesmas, tokoh
agama, tokoh masyarakat, kader kesehatan, ibu ibu PKK
d.Pihak terkait / penanggung jawab :
Dinas Kesehatan kota Probolinggo
Puskesmas
Akademisi (Universitas)
e.Lokasi Kegiatan
desa Prasi kecamatan gading
f.waktu : awal Juli 2014 akhir Januari 2015
g. Sumber dana :
Anggaran desa
h. tujuan : meningkatkan ketrampilan pelaksana
program dalam melaksanakan pemberdayaan
masyarakat.

2. Program pendidikan kesehatan terpadu

a. Latar belakang program : meningkatkan kemampuan
individu dan masyarakat supaya dapat menolong dirinya
sendiri sesuai dengan social budaya setempat serta
menurunnya angka penyakit ISPA.Pendidikan kesehatan
merupakan bentuk kegiatan untuk menciptakan perilaku
individu dan masyarakat yang kondusif untuk kesehatan.
Oleh karena itu individu sebagai subyek sehingga dalam
proses pembelajaran tersebut peran pendidikan kesehatan
sangat penting sebagai upaya agar individu atau masyarakat
dapat merubah perilaku dan mengetahui bagaimana cara
untuk melakukan memelihara kesehatan mereka, bagaimana
menghindari atau mencegah hal hal yang merugikan
kesehatannya.
Rencana kegiatan program pendidikan kesehatan
terpadu antara lain :
1). Penyuluhan PHBS bagi masyarakat
Sasaran : masyarakat desa Prasi , Ibu ibu PKK , dan
kader
Bentuk kegiatan: bentuk utama kegiatan adalah
seminar di kela dilanjutkan dengan focus group
discussion kemudian mempraktekan langsung cara
mencuci tangan yang benar
Tempat : balai desa Prasi
Tujuan : memberikan pengetahuan tentang
pentingnya penerapan PHBS di lingkungan rumah
sehingga masyarakat menyadari bahwa perilaku bersih
itu penting dan bermanfaat bagi mereka.
Waktu : 2 kali pertemuan, masing-masing 3 sampai
4 jam

Rencana teknis : Penyuluhan dilakukan sebanyak 2 kali
pertemuan ,dengan rincian sebagai berikut.
Pertemuan pertama
Pada pertemuan pertama penyuluhan dilakukan dalam
bentuk pemberian materi (direct education) PHBS untuk
meningkatkan pengetahuan atau knowledge masyarakat.
Kemudian dilanjutkan dengan menonton video tentang
PHBS bersama-sama, untuk memberikan contoh secara
langsung penerapan PHBS di lingkungan rumah.
Pertemuan kedua
Pada pertemuan terakhir, dilakukan kegiatan mencuci
tangan bersama. Kegiatan ini berfokus untuk meningkatkan
kemampuan (practice) masyarakat tentang penerapan
perilaku bersih dan sehat, sebab salah satu indikator PHBS
di lingkungan rumah adalah penerapan cuci tangan yang
baik dan benar. Kegiatan dimulai dengan demo cuci tangan
yang dilakukan oleh mahamasyarakat, yang kemudian
diikuti olehmasyarakat.

Estimate Resources :
Dari rencana kegiatan yang telah disusun di atas,
sumber daya yang dibutuhkan adalah sebagai berikut.
1) Petugas penyuluhan
Petugas penyuluhan yang dibutuhkan kurang lebih
sebanyak 5 orang yang berasal dari mahamasyarakat
FKM UNAIR. Nantinya petugas ini bertugas
menyampaikan materi PHBS kepada masyarakat di desa
Prasi.
2) Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan berupa tayangan (video)
tentang PHBS, dan peralatan cuci tangan, LCD, speaker
kecil dan laptop sebagai alat untuk melakukan
pemutaran video tentang PHBS.
3) Biaya
Biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan ini akan dibahas
pada bagian selanjutnya.

Perte
muan
ke-
Jenis
Kegiatan
Deskripsi
Kegiatan
Tempat Tools Budget Sasaran
1. Penyampaian
materi PHBS
Kegiatan ini
berupa
penyampaian
informasi tentang
PHBS
dilingkungan
rumah,
urgensinya,
bentuk, dan
beberapa hal yang
terkait melaui
media
audiovisual.
Balai desa
desa Prasi
- LCD
- Projector
- Poster
- Leaflet
-konsumsi
Rp
250.000,00
Masyarakat
didampingi
tim
fasilitator,te
naga
kesehatan,
bidan desa,
tomas,
Toga
2. Praktik
PHBS
Kegiatan ini
berupa
demonstrasi cuci
tangan yang benar
yang didesain
menggunakan
lagu yang
didesain khusus
supaya mudah
diingat ingat .
Halaman
Balai Desa
Prasi
- Kran air
- Selang
- Sabun
- Lap
- Pengeras
Suara
Rp
150.000,00
Masyarakat
didampingi
tim
fasilitator

Modifikasi Program :
1) Program pemberian materi
Pemberian materi ini akan disampaikan oleh salah
satu mahamasyarakat sebagai perwakilan dengan
menjelaskan pentingnya cuci tangan dan kapan saja
harus melakukan cuci tangan
2) Program pemutaran video
Program ini dilakukan di dalam kelasdan video
yang akan diputar adalah video kartun dengan durasi
yang tidak terlalu panjang sehingga tidak
membosankan bagi masyarakat
3) Program cuci tangan bersama
Kegiatan ini akan dilaksanakan serentak di
sekolah untuk mengajarkan dan membiasakan
mereka untuk mencuci tangannya setiap kali akan
makan, sesudah makan, sehabis dari kamar mandi
dan setelah bermain dengan tanah.


2). Program CURHAT (Cuci Tangan yang Rame -rame
bersih Sehat) di untuk usia pra sekolah
Latar belakang :
Sekolah selain berfungsi sebagai tempat
pembelajaran juga dapat menjadi ancaman penularan
penyakit jika tidak dikelola dengan baik. Lebih dari
itu, usia sekolah bagi anak juga merupakan masa
rawan terserang berbagai penyakit. Oleh sebab itu
perilaku hidup bersih dan sehat sangat penting
diterapkan untuk menunjang kesehatan anak di
sekolah.
Tujuan :
1) Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat
sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan
sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan
ancaman penyakit.
2) Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
mewujudkan perubahan perilaku kesehatan siswa
sejak dini sehingga siswa menyadari bahwa perilaku
bersih itu penting dan bermanfaat bagi mereka

Sasaran : seluruh siswa usia pra sekolah (TK)
desa Prasi
Bentuk kegiatan: bentuk utama kegiatan adalah
seminar di kela dilanjutkan dengan focus group
discussion kemudian mempraktekan langsung
cara mencuci tangan yang benar
Tempat : halaman sekolah TK
Tujuan : memberikan pengetahuan tentang
pentingnya PHBS di sekolah sehingga siswa
menyadari bahwa perilaku bersih itu penting dan
bermanfaat bagi mereka.
Waktu : 3 kali pertemuan, masing-masing 2
sampai 3 jam



Stake holder :
1) Kepala sekolah
2) Guru
3) Orang Tua


Rencana teknis (3 kali pertemuan) :
Pertemuan pertama
Dalam bentuk cerita dongeng tentang PHBS untuk meningkatkan
pengetahuan atau knowledge siswa. Kemudian dilanjutkan
dengan menonton video tentang PHBS bersama-sama, sebab
anak pada usia ini dapat menyerap materi lebih baik bila
menggunakan visualisasi dengan gambar atau tayangan.
Pertemuan kedua
Dilakukan games yang bertujuan meningkatkan attitude atau
sikap siswa terkait PHBS. Game berupa permainan dalam kelas
(indoor) yang akan dipandu oleh pemateri. Bentuk game yang
dilakukan berupa mencari gambar yang paling berhubungan
dengan PHBS di antara sekian gambar yang disediakan. Game ini
dilakukan untuk mengetahui respon atau sikap siswa terhadap
masalah kesehatan, yang diketahui dari gambar yang dipilih oleh
mereka.
Pertemuan ketiga
Dilakukan kegiatan mencuci tangan bersama. Kegiatan ini
berfokus untuk meningkatkan kemampuan (practice) siswa
tentang penerapan perilaku bersih dan sehat, sebab salah satu
indikator PHBS di sekolah adalah penerapan cuci tangan yang
baik dan benar. Kegiatan dimulai dengan demo cuci tangan yang
dilakukan oleh mahasiswa, yang kemudian diikuti oleh seluruh
siswa. Guru juga dilibatkan dalam kegiatan ini, sebab guru adalah
pendidik dan role model anak di sekolah.
Estimate Resources :

Dari rencana kegiatan yang telah disusun di atas, sumber
daya yang dibutuhkan adalah sebagai berikut.
4) Petugas penyuluhan
Petugas penyuluhan yang dibutuhkan kurang lebih sebanyak
5 orang yang berasal dari mahasiswa FKM UNAIR. Nantinya
petugas ini bertugas menyampaikan materi PHBS kepada
siswa-siswi usia Prasekolah TK di desa Prasi.
5) Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan berupa tayangan (video) tentang
PHBS, gambar-gambar yang akan digunakan untuk
permainan, dan peralatan cuci tangan, LCD, speaker kecil
dan laptop sebagai alat untuk melakukan pemutaran video
tentang PHBS.
6) Biaya
Biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan ini akan dibahas pada
bagian selanjutnya.

Modifikasi Program :
1) Program pemberian materi
Pemberian materi ini akan disampaikan oleh salah satu
mahasiswa sebagai perwakilan dengan menjelaskan
pentingnya cuci tangan dan kapan saja harus melakukan cuci
tangan
2) Program pemutaran video
Program ini dilakukan di dalam kelasdan video yang akan
diputar adalah video kartun dengan durasi yang tidak terlalu
panjang sehingga tidak membosankan bagi siswa
3) Program games
Games yang akan dilaksanakan adalah gems puzzle yang
dapat menuntun mereka untuk dapat memilih dan mengerti
bagaimana menjaga kebersihan diri agar terjauh dari segala
penyakit terutama penyakit menular pada saluran pencernaan.
4) Program cuci tangan bersama
Kegiatan ini akan dilaksanakan serentak di sekolah untuk
mengajarkan dan membiasakan mereka untuk mencuci
tangannya setiap kali akan makan, sesudah makan, sehabis
dari kamar mandi dan setelah bermain dengan tanah.
Perte
muan
ke-
Jenis
Kegiatan
Deskripsi
Kegiatan
Tempat Tools Budget Sasaran
1. Penyampaian
materi PHBS
dengan
metode cerita
dongeng
panggung
boneka
Kegiatan ini
berupa
penyampaian
informasi tentang
PHBS sekolah,
urgensinya,
bentuk, dan
beberapa hal yang
terkait melaui
media
audiovisual.
Ruang
Kelas TK
di Desa
Prasi
- LCD
- Projector
- Poster
- Leaflet
Rp
150.000,00
Siswa,
Guru
didampingi
tim
fasilitator
2. Permainan
Ular Tangga
PHBS
Kegiatan ini
berupa mengajak
siswa target
intervensi untuk
bermain ular
tangga PHBS
yang sudah
disiapkan oleh
fasilitator.
Permaianan
dilakukan
bergiliran.
Halaman
TK di Desa
Prasi
Mat ular
tangga
PHBS
beserta
perangkat
pendukung
dan
pengeras
suara
Rp
100.000,00
Siswa
didampingi
tim
fasilitator
3. Praktik
PHBS
Kegiatan ini
berupa
demonstrasi cuci
tangan yang benar
yang didesain
menggunakan
lagu yang
didesain khusus
supaya mudah
Halaman
TK di Desa
Prasi
- Kran air
- Selang
- Sabun
- Lap
- Pengeras
Suara
Rp
100.000,00
Siswa
didampingi
tim
fasilitator
b. Pihak terkait / penanggung jawab :
dinas kabupaten kota probolinggo
penyuluh lapangan
tomas dan toga
kader kesehatan / ibu PKK
bidan desa dan tenaga kesehatan lainnya
Kepala sekolah
Guru
orangtua siswa
c. Lokasi dan Kegiatan : balai desa prasi
d.waktu : awal Juli 2014 akhir Januari 2015
e. Sumber dana : Anggaran desa dan sponsor


KESIMPULAN


Manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang saling
bergantung kehidupannya satu sama lain. Dalam kehidupan
bermasyakarat, manusia mengenal stratifikasi sosial, lembaga
sosial, dan tipologi sosial. Stratifikasi merupakan karakteristik
universal masyarakat manusia. Dalam kehidupan sosial
masyarakat terdapat diferensiasi sosial dalam arti, bahwa dalam
masyarakat terdapat pembagian dan pembedaan atas pelbagai
peranan-peranan dan fungsi-fungsi berdasarkan pembedaan-
pembedaan perorangan karena dasar biologis ataupun adat.
SWOT pada kuadran 2 yakni dengan strategi diversifikasi,
kekuatan internal begitu kuat dan lingkungan memiliki pengaruh
yang besar. Prioritas masalah yakni banyanya persalinan dengan
dukun bayi. Rencana pemberdayaan adalah dengan
memberdayakan masyarakat dan dukun bayi dalam rangka
mewujudkan desa sehat dan siaga.
SARAN
Potensi masyarakat sudah ada, tinggal pihak
pemerintah sebagai stakeholder untuk
memfasilitasinya dengan menambah program
pendidikan, menambah akses ke dalam desa seperti
jalan raya, sarana komunikasi, dan lain sebagainya.
sehingga dengan adanya kesadaran masyarakat dan
solidaritas masyarakat yang tinggi, dipadukan
dengan fasilitas dari pemerintah, empowerment pun
tidak mustahil dilakukan untuk menjadikan
masyarakat (mana lupa) sebagai masyarakat yang
mandiri, dan memiliki kualitas hidup yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai