Penentuan nama mineral dapat dilakukan dengan membandingkan sifat-sifat fisik
mineral antara mineral yang satu dengan mineral yang lainnya. Sifat-sifat fisik mineral tersebut meliputi: warna, kilap (luster), kekerasan (hardness), gores (streak), belahan (cleavage), peahan (fracture), struktur!bentuk kristal, berat "enis, sifat dalam (tenacity), dan kemagnetan. #.$.%. &entuk 'ristal Pada wu"udnya sebuah kristal itu seluruhnya telah dapat ditentukan seara ilmu ukur, dengan mengetahui susut-sudut bidangnya. (ingga saat ini baru terdapat ) maam sistem kristal. *asar penggolongan sistem kristal tersebut ada tiga hal, yaitu: "umlah sumbu kristal, letak sumbu kristal yang satu dengan yang lain parameter yang digunakan untuk masing-masing sumbu kristal +dapun ke tu"uh sistem kristal tersebut adalah: Sistem isometrik, Sistem ini "uga disebut sistem reguler, bahkan sering dikenal sebagai sistem kubus!kubik. -umlah sumbu kristalnya # dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Masing-masing sumbu sama pan"angnya. Sistem tetragonal, Sama dengan sistem isometrik, sistem ini mempunyai # sumbu kristal yang masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a dan b mempunyai satuan pan"ang yang sama. Sedangkan sumbu berlainan, dapat lebih pan"ang atau lebih pendek (umumnya lebih pan"ang). Sistem rombis, Sistem ini disebut "uga orthorombis dan mempunyai # sumbu kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang lain. 'etiga sumbu kristal tersebut mempunyai pan"ang yang berbeda. Sistem heksagonal, Sistem ini mempunyai empat sumbu kristal, dimana sumbu tegak lurus terhadap ketiga sumbu yang lain. Sumbu a, b, dan d masing-masing saling membentuk sudut %$.o satu terhadap yang lain. Sumbu a, b, dan d mempunyai pan"ang Bahan Galian Industri Nurhakim, Draft Modul BGI Teknik Kimia, Hal. 3 ~ 3 yang sama. Sedangkan pan"ang berbeda, dapat lebih pan"ang atau lebih pendek (umumnya lebih pan"ang). Sistem trigonal, &eberapa ahli memasukkan sistem ini ke dalam sistem heksagonal. *emikian pula ara penggambarannya "uga sama. Perbedaannya bila pada trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang berbentuk segienam kemudian dibuat segitiga degnan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya. Sistem monoklin, Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu b, b tegak lurus terhadap , tetapi sumbu tidak tegak lurus terhadap sumbu a. 'etiga sumbu tersebut mempunyai pan"ang yang tidak sama, umumnya sumbu yangpaling pan"ang dan sumbu b yang paling pendek. #.$.$. /arna +dalah kesan mineral "ika terkena ahaya. /arna mineral dap at dibedakan men"adi dua, yaitu idiokromatik, bila warna mineral selalu tetap, umumnya di"umpai pada mineral-mineral yang tidak tembus ahaya (opak), seperti galena, magnetit, pirit, dan alokromatik, bila warna mineral tidak tetap, tergantung dari material pengotornya. 0mumnya terdapat pada mineral-mineral yang tembus ahaya, seperti kuarsa, kalsit. #.$.#. 'ilap +dalah kesan mineral akibat pantulan ahaya yang dikenakan padanya. 'ilap dibedakan men"adi dua, yaitu kilap logam dan kilap bukanlogam. 'ilap logam memberikan kesan seperti logam bila terkena ahaya. 'ilap ini biasanya di"umpai pada mineral-mineral yang mengandung logam atau mineral bi"ih, seperti emas, galena, pirit, kalkopirit. 'ilap bukan-logam tidak memberikan kesan seperti logam "ika terkena ahaya. 'ilap "enis ini dapat dibedakan men"adi : 'ilap kaa (vitreous luster) memberikan kesan seperti kaa bila terkena ahaya, misalnya: kalsit, kuarsa, halit. 'ilap intan (adamantine luster) memberikan kesan emerlang seperti intan, ontohnya intan Bahan Galian Industri Nurhakim, Draft Modul BGI Teknik Kimia, Hal. 3 ~ 4 'ilap sutera (silky luster) memberikan kesan seperti sutera, umumnya terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat, seperti asbes, aktinolit, gipsum 'ilap damar (resinous luster) memberikan kesan seperti damar, ontohnya: sfalerit dan resin 'ilap mutiara (pearly luster) memberikan kesan seperti mutiara atau seperti bagian dalam dari kulit kerang, misalnya talk, dolomit, musko1it, dan tremolit. 'ilap lemak (greasy luster) menyerupai lemak atau sabun, ontonya talk, serpentin 'ilap tanah (earthy) atau kirap guram (dull) kenampakannya buram seperti tanah, misalnya: kaolin, limonit, bentonit. #.#.2. 'ekerasan +dalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Seara relatif sifat fisik ini ditentukan dengan menggunakan skala Mohs (%))# 3 %4#5), yang dimulai dari skala % yang paling lunak hingga skala %. untuk mineral yang paling keras. Skala Mohs tersebut meliputi (%) talk, ($) gipsum, (#) kalsit, (2) fluorit, (6) apatit, (7) feldspar, ()) kuarsa, (4) topa8, (5) korundum, dan (%.) intan. Masing-masing mineral tersebut diatas dapat menggores mineral lain yang bernomor lebih keil dan dapat digores oleh mineral lain yang bernonor lebih besar. *engan lain perkataan S'+9+ M:(S adalah Skala relati1e. *ari segi kekerasan mutlak skala ini masih dapat dipakai sampai yang ke 5, artinya no. 5 kira-kira 5 kali sekeras no. %, tetapi bagi no. %. adalah 2$ kali sekeras no. % 0ntuk pengukuran kekerasan ini, dapat digunakan alat sederhana seperti kku tangan, pisau ba"a dan lain-lain, seperti terlihat pada tabel berikut : Bahan Galian Industri Nurhakim, Draft Modul BGI Teknik Kimia, Hal. 3 ~ 5 ;abel #.%. +lat Pengu"i 'ekerasan +lat pengu"i *era"at 'ekerasan Mohs 'uku manusia $,6 'awat tembaga # Peahan kaa 6,6 3 7 Pisau ba"a 6,6 3 7 'ikir ba"a 7,6 - ) #.#.6. <ores +dalah warna mineral dalam bentuk bubuk. <ores ! =erat dapat sama atau berbeda dengan warna mineral. 0mumnya warna gores tetap. #.#.7. &elahan +dalah kenampakan mineral berdasarkan kemampuannya membelah melalui bidang-bidang belahan yang rata dan liin. &idang belahan umumnya se"a"ar dengan bidang tertentu dari mineral tersebut. &elahan dibagi berdasarkan bagus tidaknya permukaan bidang belahan, yaitu : Sempurna (perfect), bila bidang belahan sangat rata, bila peah tidak melalui bidang belahan agak sukar &aik (good), bidang belahan rata, tetapi tidak sebaik yang sempurna, masih dapat peah pada arah lain -elas (distinct), bidang belahan "elas, tetapi tidak begitu rata, dapat dipeah pada arah lain dengan mudah ;idak "elas (indistinct), dimana kemungkinanuntuk membentuk belahan dan peahan akibat adanya tekanan adalah sama besar ;idak sempurna (imperfect), dimana bidang belahan sangat tidak rata, sehingga kemungkinan untuk membentuk belahan sangat keil daripada untuk membentuk peahan. Bahan Galian Industri Nurhakim, Draft Modul BGI Teknik Kimia, Hal. 3 ~ 6 #.#.). Peahan +dalah kemampuan mineral untuk peah melalui bidang yang tidak rata dan tidak teratur. Peahan dapat dibedakan men"adi: peahan konkoidal, bila memperlihatkan gelombang yang melengkung di permukaan, peahan berserat!fibrus, bila menun"ukkan kenampakan seperti serat, ontohnya asbes, augit, peahan tidak rata, bila memperlihatkan permukaan yang tidak teratur dan kasar, misalnya pada garnet, peahan rata, bila permukaannya rata dan ukup halus, ontohnya: mineral lempung, peahan runing, bila permukaannya tidak teratur, kasar, dan u"ungnya runingruning, ontohnya mineral kelompok logam murni, tanah, bila kenampakannya seperti tanah, ontohnya mineral lempung. &entuk mineral dapat dikatakan kristalin, bila mineral tersebut mempunyai bidang kristal yang "elas dan disebut amorf, bila tidak mempunyai batasbatas kristal yang "elas. Mineral-mineral di alam "arang di"umpai dalam bentuk kristalin atau amorf yang ideal, karena kondisi pertumbuhannya yang biasanya terganggu oleh proses-proses yang lain. Srtruktur mineral dapat dibagi men"adi beberapa, yaitu: <ranular atau butiran: terdiri atas butiran-butiran mineral yang mempunyai dimensi sama, isometrik. Struktur kolom, biasanya terdiri dari prisma yang pan"ang dan bentuknya ramping. &ila prisma tersebut meman"ang dan halus, dikatakan mempunyai struktur >brus atau berserat. Struktur lembaran atau lamelar, mempunyai kenampakan seperti lembaran. Struktur ini dibedakan men"adi: tabular, konsentris, dan foliasi. Struktur imitasi, bila mineral menyerupai bentuk benda lain, seperti asikular, >liformis, membilah, dll. Sifat dalam merupakan reaksi mineral terhadap gaya yang mengenainya, seperti penekanan, pemotongan, pembengkokan, pematahan, pemukulan atau penghanuran. Bahan Galian Industri Nurhakim, Draft Modul BGI Teknik Kimia, Hal. 3 ~ 7 Sifat dalam dapat dibagi men"adi: rapuh (brittle), dapat diiris (setile), dapat dipintal (dutile), dapat ditempa (malleable), kenyal!lentur (elasti), dan fleksibel (fle?ible). Sifat Fisik Mineral Penentuan nama mineral dapat dilakukan dengan membandingkan sifat-sifat fisik mineral antara mineral yang satu dengan mineral yang lainnya. Sifat-sifat fisik mineral tersebut meliputi: warna, kilap (luster), kekerasan (hardness), gores (streak), belahan (cleavage), peahan (fracture), struktur!bentuk kristal, berat "enis, sifat dalam (tenacity), dan kemagnetan. #.$.%. &entuk 'ristal Pada wu"udnya sebuah kristal itu seluruhnya telah dapat ditentukan seara ilmu ukur, dengan mengetahui susut-sudut bidangnya. (ingga saat ini baru terdapat ) maam sistem kristal. *asar penggolongan sistem kristal tersebut ada tiga hal, yaitu: "umlah sumbu kristal, letak sumbu kristal yang satu dengan yang lain parameter yang digunakan untuk masing-masing sumbu kristal +dapun ke tu"uh sistem kristal tersebut adalah: Sistem isometrik, Sistem ini "uga disebut sistem reguler, bahkan sering dikenal sebagai sistem kubus!kubik. -umlah sumbu kristalnya # dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Masing-masing sumbu sama pan"angnya. Sistem tetragonal, Sama dengan sistem isometrik, sistem ini mempunyai # sumbu kristal yang masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a dan b mempunyai satuan pan"ang yang sama. Sedangkan sumbu berlainan, dapat lebih pan"ang atau lebih pendek (umumnya lebih pan"ang). Sistem rombis, Sistem ini disebut "uga orthorombis dan mempunyai # sumbu kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang lain. 'etiga sumbu kristal tersebut mempunyai pan"ang yang berbeda. Sistem heksagonal, Sistem ini mempunyai empat sumbu kristal, dimana sumbu tegak lurus terhadap ketiga sumbu yang lain. Sumbu a, b, dan d masing-masing saling membentuk sudut %$.o satu terhadap yang lain. Sumbu a, b, dan d mempunyai pan"ang Bahan Galian Industri Nurhakim, Draft Modul BGI Teknik Kimia, Hal. 3 ~ 3 yang sama. Sedangkan pan"ang berbeda, dapat lebih pan"ang atau lebih pendek (umumnya lebih pan"ang). Sistem trigonal, &eberapa ahli memasukkan sistem ini ke dalam sistem heksagonal. *emikian pula ara penggambarannya "uga sama. Perbedaannya bila pada trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang berbentuk segienam kemudian dibuat segitiga degnan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya. Sistem monoklin, Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu b, b tegak lurus terhadap , tetapi sumbu tidak tegak lurus terhadap sumbu a. 'etiga sumbu tersebut mempunyai pan"ang yang tidak sama, umumnya sumbu yangpaling pan"ang dan sumbu b yang paling pendek. #.$.$. /arna +dalah kesan mineral "ika terkena ahaya. /arna mineral dap at dibedakan men"adi dua, yaitu idiokromatik, bila warna mineral selalu tetap, umumnya di"umpai pada mineral-mineral yang tidak tembus ahaya (opak), seperti galena, magnetit, pirit, dan alokromatik, bila warna mineral tidak tetap, tergantung dari material pengotornya. 0mumnya terdapat pada mineral-mineral yang tembus ahaya, seperti kuarsa, kalsit. #.$.#. 'ilap +dalah kesan mineral akibat pantulan ahaya yang dikenakan padanya. 'ilap dibedakan men"adi dua, yaitu kilap logam dan kilap bukanlogam. 'ilap logam memberikan kesan seperti logam bila terkena ahaya. 'ilap ini biasanya di"umpai pada mineral-mineral yang mengandung logam atau mineral bi"ih, seperti emas, galena, pirit, kalkopirit. 'ilap bukan-logam tidak memberikan kesan seperti logam "ika terkena ahaya. 'ilap "enis ini dapat dibedakan men"adi : 'ilap kaa (vitreous luster) memberikan kesan seperti kaa bila terkena ahaya, misalnya: kalsit, kuarsa, halit. 'ilap intan (adamantine luster) memberikan kesan emerlang seperti intan, ontohnya intan Bahan Galian Industri Nurhakim, Draft Modul BGI Teknik Kimia, Hal. 3 ~ 4 'ilap sutera (silky luster) memberikan kesan seperti sutera, umumnya terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat, seperti asbes, aktinolit, gipsum 'ilap damar (resinous luster) memberikan kesan seperti damar, ontohnya: sfalerit dan resin 'ilap mutiara (pearly luster) memberikan kesan seperti mutiara atau seperti bagian dalam dari kulit kerang, misalnya talk, dolomit, musko1it, dan tremolit. 'ilap lemak (greasy luster) menyerupai lemak atau sabun, ontonya talk, serpentin 'ilap tanah (earthy) atau kirap guram (dull) kenampakannya buram seperti tanah, misalnya: kaolin, limonit, bentonit. #.#.2. 'ekerasan +dalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Seara relatif sifat fisik ini ditentukan dengan menggunakan skala Mohs (%))# 3 %4#5), yang dimulai dari skala % yang paling lunak hingga skala %. untuk mineral yang paling keras. Skala Mohs tersebut meliputi (%) talk, ($) gipsum, (#) kalsit, (2) fluorit, (6) apatit, (7) feldspar, ()) kuarsa, (4) topa8, (5) korundum, dan (%.) intan. Masing-masing mineral tersebut diatas dapat menggores mineral lain yang bernomor lebih keil dan dapat digores oleh mineral lain yang bernonor lebih besar. *engan lain perkataan S'+9+ M:(S adalah Skala relati1e. *ari segi kekerasan mutlak skala ini masih dapat dipakai sampai yang ke 5, artinya no. 5 kira-kira 5 kali sekeras no. %, tetapi bagi no. %. adalah 2$ kali sekeras no. % 0ntuk pengukuran kekerasan ini, dapat digunakan alat sederhana seperti kku tangan, pisau ba"a dan lain-lain, seperti terlihat pada tabel berikut : Bahan Galian Industri Nurhakim, Draft Modul BGI Teknik Kimia, Hal. 3 ~ 5 ;abel #.%. +lat Pengu"i 'ekerasan +lat pengu"i *era"at 'ekerasan Mohs 'uku manusia $,6 'awat tembaga # Peahan kaa 6,6 3 7 Pisau ba"a 6,6 3 7 'ikir ba"a 7,6 - ) #.#.6. <ores +dalah warna mineral dalam bentuk bubuk. <ores ! =erat dapat sama atau berbeda dengan warna mineral. 0mumnya warna gores tetap. #.#.7. &elahan +dalah kenampakan mineral berdasarkan kemampuannya membelah melalui bidang-bidang belahan yang rata dan liin. &idang belahan umumnya se"a"ar dengan bidang tertentu dari mineral tersebut. &elahan dibagi berdasarkan bagus tidaknya permukaan bidang belahan, yaitu : Sempurna (perfect), bila bidang belahan sangat rata, bila peah tidak melalui bidang belahan agak sukar &aik (good), bidang belahan rata, tetapi tidak sebaik yang sempurna, masih dapat peah pada arah lain -elas (distinct), bidang belahan "elas, tetapi tidak begitu rata, dapat dipeah pada arah lain dengan mudah ;idak "elas (indistinct), dimana kemungkinanuntuk membentuk belahan dan peahan akibat adanya tekanan adalah sama besar ;idak sempurna (imperfect), dimana bidang belahan sangat tidak rata, sehingga kemungkinan untuk membentuk belahan sangat keil daripada untuk membentuk peahan. Bahan Galian Industri Nurhakim, Draft Modul BGI Teknik Kimia, Hal. 3 ~ 6 #.#.). Peahan +dalah kemampuan mineral untuk peah melalui bidang yang tidak rata dan tidak teratur. Peahan dapat dibedakan men"adi: peahan konkoidal, bila memperlihatkan gelombang yang melengkung di permukaan, peahan berserat!fibrus, bila menun"ukkan kenampakan seperti serat, ontohnya asbes, augit, peahan tidak rata, bila memperlihatkan permukaan yang tidak teratur dan kasar, misalnya pada garnet, peahan rata, bila permukaannya rata dan ukup halus, ontohnya: mineral lempung, peahan runing, bila permukaannya tidak teratur, kasar, dan u"ungnya runingruning, ontohnya mineral kelompok logam murni, tanah, bila kenampakannya seperti tanah, ontohnya mineral lempung. &entuk mineral dapat dikatakan kristalin, bila mineral tersebut mempunyai bidang kristal yang "elas dan disebut amorf, bila tidak mempunyai batasbatas kristal yang "elas. Mineral-mineral di alam "arang di"umpai dalam bentuk kristalin atau amorf yang ideal, karena kondisi pertumbuhannya yang biasanya terganggu oleh proses-proses yang lain. Srtruktur mineral dapat dibagi men"adi beberapa, yaitu: <ranular atau butiran: terdiri atas butiran-butiran mineral yang mempunyai dimensi sama, isometrik. Struktur kolom, biasanya terdiri dari prisma yang pan"ang dan bentuknya ramping. &ila prisma tersebut meman"ang dan halus, dikatakan mempunyai struktur >brus atau berserat. Struktur lembaran atau lamelar, mempunyai kenampakan seperti lembaran. Struktur ini dibedakan men"adi: tabular, konsentris, dan foliasi. Struktur imitasi, bila mineral menyerupai bentuk benda lain, seperti asikular, >liformis, membilah, dll. Sifat dalam merupakan reaksi mineral terhadap gaya yang mengenainya, seperti penekanan, pemotongan, pembengkokan, pematahan, pemukulan atau penghanuran. Bahan Galian Industri Nurhakim, Draft Modul BGI Teknik Kimia, Hal. 3 ~ 7 Sifat dalam dapat dibagi men"adi: rapuh (brittle), dapat diiris (setile), dapat dipintal (dutile), dapat ditempa (malleable), kenyal!lentur (elasti), dan fleksibel (fle?ible).